BAB V KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Dalam bab ini akan dikemukakan paparan tentang hasil diskusi khusus antara realitas yang ada di TK Aisyiyah dan PAUD Alam dengan teori yang berkaitan dengan pelaksanaan, materi dan metode pendidikan karakter melalui PAUD. Berdasarkan hasil dari analisis lanjut yang mempertegas komparasi antara TK Aisyiyah dan PAUD Alam, maka selanjutnya akan diuraikan teori yang berkenaan dengan masalah tersebut untuk menemukan model pelaksanaan, materi dan metode yang sesuai dengan pendidikan karakter di PAUD.
A. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Anak Usia Dini Kegiatan atau pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini menurut Yuliani pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkrit berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki anak. 1 Dalam pelaksanaan atau proses pendidikan karakter dapat menggunakan strategi pengembangan secara keseluruhan. Artinya keseluruhan konteks ____________ 1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Cet.7 (Jakarta: Indeks, 2013) h.138
perencanaan dan implimentasi pengembangan nilai/karakter melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan nasional. Zubaedi mengemukakan bahwa strategi pengembangan karakter tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap, yakni: a) Perencanaan, pada tahap ini dikembangkan perangkat karakter yang akan digali, dikristalisasikan dan dirumuskan dari berbagai sumber, b) Pelaksanaan, pada tahap ini adalah proses pembelajaran yang bertujuan pada pembentukan karakter dalam diri individu peserta didik, dan c) Evaluasi hasil, dalam tahapan ini akan dilakukan pengukuran (assessment) untuk perbaikan berkelanjutan.2 Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah dan PAUD Alam sudah menggunakan strategi pengembangan yang dibagi dalam tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Di TK Aisyiyah perencanaan dilakukan beberapa hari sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran guru sudah siap untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dari senin sampai sabtu, baik melalui pendekatan di kelompok maupun di sentra. Sedangkan evaluasi dilakukan dengan cara mengobservasi anak tiap hari dan akan disimpulkan pada akhir semester. Sama halnya dengan TK Aisyiyah di PAUD Alam juga merencanakan kegiatan
pembelajaran
sebelum
hari
pelaksanaan
proses
pembelajaran
berlangsung. Pelaksaan proses pembelajaran sedikit berbeda, yaitu pada hari senin _____________ 2
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2011), h.198-199
sampai jumat, juga melalui pendekatan kelompok dan pendekatan sentra. Sedangkan evaluasi anak dilakukan setiap hari pada saat di sentra mupun di kelompok lalu direkap dan disimpulkan pada akhir semester. Kegiatan pembelajaran harus diperhatikan faktor seperti: tahap usia perkembangan anak, APE yang akan dipakai, waktu yang digunakan, tempat, dan guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut Montessori yang telah dikutip Yuliani telah merumuskan sejumlah teori mengenai belajar pada anak usia dini, bahwa anak usia dini tidak seperti orang dewasa, mereka terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan, dimana pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Orang dewasa khususnya guru tidak boleh memaksakan anak untuk belajar, dan tidak boleh mengganggu apa yang sedang dipelajari anak. Menurutnya anak harus belajar sesuai dengan taraf kematangannya, tanpa paksaan untuk menyesuaikan atau menjadi sama dengan orang lain. Anak mengembangkan kepercayaan pada dirinya bila ia berhasil melaksanakan tugas-tugas sederhana. Bila anak diberi kesempatan untuk belajar pada saat sudah siap ‘matang’ untuk belajar, dia tidak saja akan dapat meningkatkan kecerdasannya tetapi juga akan merasakan kepuasan, menambah kepercayaan diri dan keinginan untuk belajar lebih banyak.3 Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan ____________ 3
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan,… h.107-108
mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Diantaranya standar tingkat pencapaian perkembangan dimana tingkat pencapaian perkembangan ini menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak: 0–<2 tahun, 2–<4 tahun, dan 4–≤6 tahun.4 Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah dan PAUD Alam sudah mengelompokkan anak berdasarkan pada usia perkembangan anak. Di TK Aisyiyah membagi dalam dua kelompok umur yaitu umur 4-5 tahun untuk kelomok A dan umur 5-6 tahun untuk kelomok B. Sedangkan di PAUD Alam dibagi menjadi 3 kelompok yaitu umur 2-3 tahun untuk kelomok bermain atau play group, umur 4-5 tahun untuk kelompok A, dan umur 5-6 tahun untuk kelompok B. Standar Pembagian kelompok yang sudah ditetapkan ini berdasarkan usia biologis anak, namun di lapangan ada ditemukan anak yang usia biologisnya tidak berkembang sesuai dengan usia kronologisnya. Hal ini perlu diperhatikan karena walaupun anak ini satu kelompok dengan anak yang usia biologisnya sama namun dalam penyajian dan pelayanan berbeda dengan anak normal lainnya. Menurut Yuliani proses pembelajaran di PAUD di bagi menjadi beberapa tahapan: 1) dimulai dari penyambutan anak, 2) main pembukaan (kegiatan fisik otorik kasar), 3) kegiatan di sentra yang dibagi lagi menjadi : pijakan pengalaman ____________ 4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
sebelum main, pijakan pengalaman selama anak main, pijakan pengalama setelah main, 4) makan bekal bersama, dan 5) kegiatan penutup.5 Proses pembelajaran di TK Aisyiyah dibagi menjadi 6 tahapan kegiatan yaitu: 1) kegiatan penyambutan anak, 2) kegiatan dalam lingkaran/fisik motorik, 3) kegiatan di kelompok dan sentra, 4) kegiatan makan bersama, 5) kegiatan TPQ (taman pendidikan Qur’an) atau mengaji Iqra, dan 6) kegiatan penutup. Hampir sama dengan kegiatan di TK Aisyiyah di PAUD Alam juga membagi dalam 5 kegiatan yaitu: 1) kegiatan penyambutan anak, 2) kegiatan morning sircle, 3) kegiatan di sentra, 4) kegiatan makan bersama, dan 5) penutup. Pembagian kegiatan dalam proses pembelajaran sifatnya fleksibel saja, tergantung pada kondisi dan situasi masing-masing lembaga PAUD. Dalam hal ini yang penting adalah dalam setiap proses pembelajaran ada kegiatan pembuka, inti dan penutup. Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran diatur sesuai dengan kebutuhan anak. Anak yang usia lebih muda seperti kelompok bermain waktu yang digunakan lebih sedikit dibanding dengan usia anak yang lebih tua. Dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 58 disebutkan bahwa alokasi waktu untuk kelompok usia 4-6 tahun satu kali pertemuan sebanyak 150180 menit, dengan 5 atau 6 hari dalam satu minggu, sedangkan usia 2-4 tahun dengan dua kali pertemuan.6 ____________ 5 6
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan…, h. 113-114.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan realitas di TK Aisyiyah alokasi waktu yang digunakan mulai dari jam 08.00 sampai jam 11.45 sebanyak 225 menit untuk satu hari pertemuan. Di PAUD Alam alokasi waktu yang digunakan mulai dari jam 08.00 sampai jam 11.00 untuk kelomok A dan B, sedangkan kelompok bermain sampai jam 10.30. Jadi banyaknya waktu yang digunakan untuk satu hari pertemuan 180 menit untuk kelompok A dan B dan 130 menit untuk kelompok bermain. Realitas tersebut di atas sudah sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh pemerintah dalam menggunakan alokasi waktu pembelajaran. Untuk kelebihan waktu yang digunakan disesuaikan dengan program masingmasing PAUD yang ingin mempunyai pelayanan yang lebih dari yang sudah ditentukan, seperti adanya kegiatan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), ada kegiatan makan siang bersama, sholat dzuhur berjamaah dan yang lainnya. Mengenai tenaga pendidik di PAUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, tenaga pendidik PAUD dipersyaratkan memiliki kualifikasi pendidikan akademik minimum S-1 dalam bidang yang sesuai yaitu S-1 Pendidikan Guru PAUD.7 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 (sederajat) dan guru PAUD jalur pendidikan nonformal (TPA, KB dan yang sederajat) yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi guru ____________ 7
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan,… h.37
disebut sebagai guru pendamping dan pengasuh. Standar kualifikasi untuk guru pendamping adalah D-II PGTK dari perguruan tinggi terakreditasi, atau minimal SMA atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi. Sedangkan standar kualifikasi untuk guru pengasuh adalah minimal SMA atau sederajat.8 Realitas yang ada di TK Aisyiyah tenaga pendidik berjumlah 9 orang yang memiliki kualifikasi S-1 PAI sebanyak 3 orang dan yang memiliki izajah SMA atau yang sederajat sebanyak 6 orang namun beberapa orang diantaranya sedang dalam tahap perkuliahan di PG PAUD. Sedangkan pada PAUD Alam tenaga pendidik berjumlah 7 orang yang memiliki kualifikasi S-1 PAUD sebanyak 3 orang, D II PGTK sebanyak 3 orang dan SMA sebanyak 1 orang. Melihat dari realitas di atas dibandingkan dengan peraturan yang ada dapat dsimpulkan bahwa tenaga pendidik di TK Aisyiyah dan PAUD Alam sudah sesuai dan memenuhi persyaratan untuk menjadi tenaga pendidik di PAUD. Meskipun ada beberapa pendidik yang belum memiliki kualifikasi S-1 PAUD, namun sudah ada usaha untuk menuju ke arah sana. Terbukti dengan adanya guru yang sedang melaksanakan pendidikan di PG PAUD. Program pendidikan SI-PAUD sendiri sudah ada dukungan dari pemerintah setempat dengan adanya bantuan beasiswa bagi guru yang sedang melaksanakan pendidikan di PG PAUD.
____________ 8
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
B. Materi Pendidikan Karakter PAUD Berbicara tentang materi pendidikan karakter PAUD sama halnya dengan berbicara tentang kurikulum PAUD, karena di dalam kurikulum PAUD mencakup segala hal yang ingin diberikan kepada anak termasuk juga tentang karakter. Hal ini sejalan dengan pernyataan wakil Mentri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal yang ditulis oleh Zubaedi bahwa hal-hal yang terkandung dalam pendidikan karakter sebenarnya sudah ada dalam kurikulum, namun selama ini tidak dikedepankan dan diajarkan secara tersurat. Jadi pendidikan karakter tidak diajarkan dalam mata pelajaran khusus. Namun dilaksanakan melalui keseharian pembelajaran yang sudah berjalan di sekolah. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.9 Menurut Yuliani ada banyak istilah lain selain kurikulum yang maksudnya hampir sama, seperti program kegiatan belajar bagi anak TK, menu pembelajaran anak usia dini, menu generik anak usia dini, dan stimulasi perkembangan bagi anak usia dini. Semua istilah tersebut pada dasarnya mengandung makna yang sama, yaitu berisi seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat
____________ 9
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter,… h.269-270.
memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka pengembangan seluruh potensi perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak.10 Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, program pembelajaran TK, RA, dan yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain yang dikelompokkan menjadi 5 program pembelajaran, antara lain: Agama dan Akhlak Mulia, Sosial dan Kepribadian, Pengetahuan dan Tekhnologi, Estetika, Jasmani Olahraga dan Kesehatan.11 Sedangkan dalam Permen Diknas No 58 Tahun 2009 disebutkan di dalam standar isi bahwa struktur program kegiatan PAUD mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan. Lingkup pengembangan meliputi: (1) nilai-nilai agama dan moral, (2) fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial emosional. Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain, menggunakan pendekatan tematik.12 Dalam realitasnya di TK Aisyiyah dan PAUD Alam keduanya hampir tidak ada perbedaan, sama-sama mengacu pada program kegiatan yang dirancang Diknas yang mencakup lima lingkup pengembangan kemampuan dasar, dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema yang digunakan juga hampir sama yaitu
_____________ 10
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan,… h.198
11
Republik Indonesia, kurikulum Taman kanak-kanak, pedoman Pengembangan Program Pembelajaran Di Taman Kanak-kanak, h. 9-10 12
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
tema yang paling dekat dengan lingkungan anak, seperti diri sendiri, tubuhku, kesukaanku, rumah, sekolah dan lain-lain. Perbedaanya PAUD Alam pada program kegiatan pembelajarannya memasukkan pilar karakter di setiap tema dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Hal ini sesuai dengan nama lembaganya yaitu PAUD Alam Sayang Ibu Berbasis Karakter, sedangkan TK Aisyiyah tidak memasukkan dalam program pembelajaran, meskipun dalam pelaksanaannya pendidikan karakter sudah terlaksana melalui kegiatan setiap hari. Hal yang tidak dimiliki PAUD Alam tapi ada di TK Aisyiyah adalah adanya kegiatan TPQ (taman pendidikan Qur’an) setiap hari dari senin sampai kamis. Kegiatan ini adalah salah satu program unggulan di TK ini mengingat mereka adalah salah satu TK yang berlandaskan ajaran Islam. Selain TPQ di TK Aisyiyah juga mengajarkan kepada peserta didiknya tentang tata cara sholat dan bacaannya secara sederhana, kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari jum’at. Materi yang di buat masing-masing lembaga PAUD boleh memiliki karakteristik masing-masing lembaga PAUD tersebut sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai. Namun yang harus diperhatikan adalah materi pembelajaran tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini, di antaranya harus memperhatikan tingkat perkembangan, kebutuhan, minat dan karakteristik anak, pembelajaran dilaksanakan melalui bermain, kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap, berkesinambungan, dan bersifat pembiasaan, proses pembelajaran bersifat aktif, kreatif, interaktif, efektif, dan menyenangkan, proses pembelajaran berpusat pada anak. Sehingga anak tidak
merasa tertekan dan apa yang diprogramkan atau diharapkan oleh pendidik terhadap anak didiknya akan mudah tercapai dan mencapai hasil yang diinginkan.
C. Metode Pendidikan Karakter PAUD Metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapi tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan perlu diperhatikan hal-hal seperti: karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak. Yang dimaksud dengan karakteristik
tujuan adalah pengembangan kreativitas anak, pengembangan
bahasa, pengembangan emosi, pengembangan motorik, dan pengembangan sikap serta nilai. Dalam mengembangkan kreativitas anak metode yang dipilih adalah metode yang dapat menggerakkan anak untuk meningkatkan motivasi rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi. Pengembangan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan
metode
yang dapat
meningkatkan perkembangan
kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis. Mengembangkan kemampuan
emosi
anak
dengan
menggunakan
metode-metode
yang
menggerakkan anak untuk mengekspresikan perasaan yang menyenangkan secara verbal dan tepat. Sedangkan pengembangan kemampuan motorik anak dapat dipergunakan metode
yang
menjamin
anak
tidak
mengalami
cedera.
Dan
untuk
mengembangkan nilai dan sikap anak yang dapat digunakan metode-metode yang
memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama dan moral pancasila agar anak dapat menjalani hidup sesuai denaga norma yang dianut masyarakat. Selain dari tujuan kegiatan, karakteristik anak juga ikut menentukan pemilihan metode. Perlu diingat bahwa anak TK pada umunya adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksprimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi, dan senang berbicara.13 Menurut Imam Al-Ghazali dikutip oleh Abidin ibnu rusn bahwa dalam menghadapi permasalahan akhlak dan pelaksanaan pendidikan anak secara umum tidak hanya menggunakan satu metode saja, melainkan dengan bermacam metode. Guru harus memilih metode pendidikan yang sesuai dengan usia dan tabiat anak, daya tangkap dan daya tolaknya, sejalan dengan situasi kepribadian.14 Metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK antara lain: bermain, karyawisata, bercakap-cakap, bercerita, demonstrasi, proyek, pemberian tugas. Menurut M.Furqan Hidayatullah pendidikan karakter juga bisa dilakukan melalui keteladanan, penanaman disiplin, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif, mengintegrasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter ke dalam seluruh kegiatan di lembaga pendidikan. 15 ____________ 13
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta; Rineka Cipta, 1999) h.9-10 14
Abidin ibnu rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h.100 15 M. Furqan Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa, (Surakarta : Yuma Pustaka, 2010), h. 39
Proses pembelajaran di TK Aisyiyah terbagi dua yaitu menggunakan pendekatan kelompok dan sentra. Di kelompok metode yang digunakan adalah metode bercerita, bercakap-cakap, pemberian tugas, dan tanya jawab. Selain itu metode keteladanan, pembiasaan dan disiplin juga diterapkan oleh pendidik di TK Aisyiyah saat anak berada di kelompok. Pemilihan metode yang digunakan disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas,
materi yang diberikan guru
kepada anak, dan jenis kegiatan yang sedang berlangsung. Waktu kegiatan membaca ikrar, surah-surah pendek dan doa harian guru menggunakan metode keteladanan, pembiasaan dan disiplin, guru ikut membaca dan membiasakan anak agar mengikuti bacaan guru dengan tertib. Pada kegiatan diskusi tentang tema guru menggunakan metode bercerita, bercakap-cakap dan tanya jawab. Dan saat kegiatan TPQ/mengaji guru menggunakan metode pemberian tugas, keteladanan, pembiasaan dan disiplin.
Pada saat kegiatan
praktek wudlu dan sholat metode yang digunakan metode demonstrasi. Sedangkan di sentra metode yang digunakan adalah metode bermain, demonstrasi, eksprimen, pemberian tugas, juga metode keteladanan, pembiasaan dan disiplin selalu dilakukan guru saat anak berada di sentra. Metode yang digunakan saat di sentra disesuaikan dengan karakteristik sentra masing-masing, materi yang akan diberikan dan jenis kegiatan. Ada 4 sentra yang ada di TK Aisyiyah yaitu: sentra bahan alam, sentra balok, sentra imtaq, dan sentra persiapan. Di PAUD Alam proses pembelajaran juga menggunakan pendekatan kelompok dan sentra. Di kelompok saat kegiatan bermain pagi, memberi makan
ikan, dan makan bersama
metode yang digunakan adalah keteladanan,
pembiasaan dan disiplin, demonstrasi dan unjuk kerja. Sedangkan di sentra metode yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik sentra masing-masing. Ada 4 sentra di PAUD Alam yaitu: sentra balok, sentra bahan alam, sentra main peran besar dan sentra persiapan. Disentra balok kebanyakan metode yang digunakan metode bermain, demonstrasi dan unjuk kerja. Di sentra bahan alam menggunakan metode bermain, eksprimen, demonstrasi, dan unjuk kerja. Di sentra main peran metode yang digunakan adalah bermain peran/sosio drama, demonstrasi, bercakap-cakap dan tanya jawab. Sedangkan di sentra persiapan menggunakan metode bermain, unjuk kerja dan pemberian tugas. Selain itu metode keteladanan, pembiasaan dan disiplin, bercerita, bercakap-cakap dan tanya jawab juga selalu digunakan di semua sentra karena sebelum kegiatan bermain anak lebih dulu diajak duduk untuk membaca ikrar, surah-surah pendek dan doa-doa harian, lalu mendiskusikan pilar karakter dan mendiskusikan tema serta apa saja yang mau dilakukan saat bermain di sentra. Pemaparan di atas nampak dari TK Aisyiyah dan PAUD Alam kebanyakan menggunakan metode yang sama. Pada saat kegiatan yang sifatnya klasikal metode yang digunakan metode bercerita, demonstrasi, bercakap-cakap dan tanya jawab. Kegiatan yang bersifat individual/interpersonal metode yang digunakan bermain, unjuk kerja dan eksprimen. Perbedaannya di TK Aisyiyah ada sentra Imtaq, kegiatan TPQ/mengaji, serta praktek wudlu dan sholat. Melalui beberapa kegiatan ini TK Aisyiyah lebih memunculkan materi keislaman dengan menggunakan metode keteladanan,
pembiasaan dan disiplin mempunyai tujuan agar anak didiknya menjadi anak yang sholeh yang bisa mengerti kewajibannya sebagai seorang umat muslim yaitu sholat, membaca kitab suci Al-Qur’an dan bisa berbuat baik dengan orang lain. Meskipun di kegiatan lain tetap terintegrasi, namaun pada kegiatan ini lebih dikhususkan. Sedangkan di PAUD Alam penanaman karakter melalui program pilar karakter yang sudah aplikasikan melalui kegiatan pengenalan 9 pilar karakter yang dibagi-bagi setiap harinya. Guru mengenalkan karakter-karakter baik kepada anak didiknya dengan metode bercakap-cakap, tanya jawab, dan bercerita menggunakan buku cerita atau memperlihatkan gambar yang ada hubungannya dengan pilar karakter yang sedang dikenalkan kepada anak. Selain itu dalam berinteraksi antara guru dengan anak maupun anak dengan anak dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan dan disiplin guru secara langsung mengaplikasiakan karakter-karakter baik yang sudah dikenalkan kepada anak, seperti sayang teman, berbicara sopan, mau antri, mau berbagi makanan dan lainlain. Metode yag digunakan guru saat pembelajaran tidak hanya satu atau dua metode saja, tapi bisa bermacam-macam. Yang harus diperhatikan memilih metode harus sesuai dengan karakteristik atau tahap perkembangan anak, kebutuhan anak itu sendiri atau materi, juga cara dan prinsif-prinsif dalam penggunaan
metode
tersebut.
Kemampuan
guru
memilih
metode
saat
pembelajaran sangat membantu agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Bila Metode yang digunakan guru sesuai akan membuat anak
merasa senang, nyaman dan tidak tertekan, sehingga apapun materi yang disampaikan guru akan mudah diserap oleh anak.
D. Efektifitas Pendidikan Karakkter di PAUD Sekolah adalah tempat yang sangat strategis untuk pendidikan karakter, karena anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-anak menghabiskan sebagain besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkan di sekolah akan mempengaruhi karakternya. Sebuah pendidikan yang berhasil menurut Ratna Megawangi adalah yang dapat membentuk manusia-manusia berkarakter yang sangat diperlukan dalam mewujudkan sebuah negara kebangsaan yang terhormat. Seperti halnya yang diinginkan oleh Socrates 2400 tahun yang lalu tentang hakekat tujuan pendidikan, yaitu untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Manusia yang terdidik seharusnya menjadi orang yang cerdas dan bijak, yaitu yang dapat menggunakan ilmunya untuk berbuat kebajikan, dan dapat hidup selaras dengan lingkungan.16 Dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, ___________________ 16
Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa, (Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2004) h.74-75
kreatif,
mandiri,
dan
menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab.17 Tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan tingakat bawah hingga pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan di bawahnya seharusnya melandasi jejang pendidikan di atasnya dan seterusnya. Oleh karena itu tujuan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan merupakan suatu rangkaian, kesatuan sistem, dan berkesinambungan. M. Furqan Hidayatullah memaparkan tujuan pendidikan TK/RA setelah lulus siswa memiliki: (a) kemampuan mengenal hal-hal yang benar dan yang salah, baik dan buruk, (b) kemampuan menghargai teman, (c) kemampuan menjalin kerjasama dalam kelompok, (d) suka menanyakan sesuatu (rasa ingin tahu) terhadap hal-hal yang mengitarinya, (e) kemampuan mengenali ide dan berimajinasi, (f) kemampuan mengenali rasa percaya dan bangga terhadap hasil karyanya, (g) suka menonjolkan kegiatannya sendiri, (h) kemampuan mengenali kebiasaan hidup sehat, (i) mengenal Indonesia.18 Berdasarkan realitas yang ada di TK Aisyiyah hasil dari pendidikan karakter dapat dilihat dari sikap-sikap yang ditunjukkan peserta didiknya saat mereka melakukan kegiatan di TK dan saat mereka berinteraksi dengan teman dan gurunya, seperti mengucapkan salam dan berjabat tangan, berbaris dengan rapi dan tertib saat kegiatan upacara bendera, masuk kelas dengan tertib, meletakkan ____________ 17
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Penddikan Nasional Beserta Penjelasannya, h. 5 18
M. Furqan Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun…, h.6
sepatu dan tas pada tempatnya, membaca asmaul husna, mendengarkan dengan tenang ketika guru bercerita ataupun bebicara, bisa antri saat kegiatan cuci tangan, makan dengan tenang dan tertib, mau melakukan kegiatan mengaji/TPQ dan peragaan sholat, dan lain-lain. Demikian pula dengan realitas yang ada di PAUD Alam hasil dari pendidikan karakter juga bisa dilihat dari sikap peserta didik dalam melakukan kegiatan dan interaksi mereka di PAUD, seperti mengucapkan salam dan berjabat tangan, melatakkan sepatu dan tas di tempatnya, memberi makan ikan, menyayangi tanaman dengan cara menyiraminya, fokus berada di kelompok meskipun bermain di tempat terbuka dan banyak godaannya seperti disekitanya ada mainan prosotan, ayunan, dan yang lainnya, mau berbagi makanan, berbicara sopan dan baik, dan sikap-sikap lainnya. Keberhasilan pendidikan karakter yang dilaksanakan di kedua lembaga PAUD ini sudah mencapai hasil yang seuai dengan yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan untuk jenjang TK/RA yang intinya menginginkan peserta didik menjadi manusia yang berakhlak baik dan kelak bisa bermanfaat bagi lingkungannya. Keberhasilan kedua Lembaga PAUD tersebut si atas tentunya disebabkan karena usaha para pendidik yang selalu memberikan dukungan berupa menjadikan diri pendidik sebagai model kepada anak didik mereka. Sikap/karekter yang ingin diterapkan kepada peserta didik terlebih dulu dimiliki oleh guru/pendidik. Semua yang dilakukan guru saat berinteraksi dengan anak didiknya akan menjadi panutan dan contok oleh anak-anak didiknya seperti sikap mau mendengarkan saat orang
lain bicara, guru memiliki sikap ini terhadap anak didiknya, demikian pula dengan sikap berbicara sopan/baik, mengucapkan salam, berdoa ketika mau memulai kegiatan, melakukan kegiatan berwulu dan sholat dan lain-lainnya. Selain itu metode yang digunakan guru juga menentukan keberhasilan pendidikan karakter ini. Dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan dan disiplin sehingga anak didik dapat meniru apa yang dilakukan oleh guru mereka, karena memang karakteristik dan tahapan perkembangan anak usia dini yang selalu menirukan apa saja yang ada di lingkungannya. Dengan metode bercerita, apalagi cerita tentang keteladanan akan menjadi contoh teladan buat anak didik.