Fuzzy Logic
Pengendali Logika Fuzzy
BAB IV SISTEM KENDALI DENGAN FUZZY LOGIC
Salah satu penerapan logika fuzzy adalah sebagai pengendali pada sistem pengendali umpan balik negatif (Negative Feedback Control System). Secara blok diagram, sistem pengendalian dapat digambarkan seperti pada gambar 4.1 di bawah ini.
SP
+
Err
FLC
MV
PROSES
PV
-
Gambar 4.1. Blok Diagram Sistem Kendali Dengan Logika Fuzzy Dimana : FLC : Fuzzy Logic Controller SP : Setpoint PV : Proses Variabel = Output Aktual Err : Error = SP – PV MV : Manipulated Variable = Sinyal Kendali
Input : ERR
FUZZY LOGIC CONTROLLER
Output : MV
RULE
Gambar 4.2. Pengendali Logika Fuzzy
Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik – Universitas Budi Luhur
67
Fuzzy Logic
Pengendali Logika Fuzzy
Secara lebih detail, pengendali logika fuzzy (FLC = Fuzzy Logic Controller) digambarkan seperti pada gambar 4.2, dimana sebagai variabel masukan adalah Err (Error = selisih antara setpont dengan output proses yang sedang terjadi). Sedangkan sebagai keluaran dari FLC adalah sinyal kendali (MV = Manipulated Variable) yang harus diberikan ke proses sehingga pada akhirnya proses akan menghasilkan keluaran (PV = Process Variable) sesuai dengan yang diinginkan (SP = Set Point). Baik masukan maupun keluaran dari FLC harus dinyatakan kedalam Fuzzy Set yang diwakili atau diwujudkan dalam fungsi keanggotaan (lihat gambar 4.2). Database rule disusun dengan mengacu fungsi keanggotaan dari input dan output fuzzy logic yang ada. 4.1. Pengendali Logika Fuzzy Dengan 2 Input Untuk meningkatkan kinerja pengendali fuzzy (FLC) maka masukan bagi FLC dikembangkan dengan menjadi dua. Kedua masukan tersebut adalah : Error dan Change of Error. Secara Blok Diagram :
Error Change of Error
FUZZY LOGIC CONTROLLER
Output
Gambar 4.3. FLC Dengan 2 Masukan Semua masukan dan keluaran fuzzy logic harus diinyatakan ke dalam fuzzy set yang berupa fungsi keanggotaan. Jumlah fungsi keanggotaan untuk tiaptiap variabel masukan dan keluaran jangan terlalu sedikit, karena akan menggurangi ketelitian hasil pemrosesan perhitungan oleh fuzzy logic. Akan tetapi jumlah fungsi keanggotaan yang terlalu banyak juga akan memperlambat Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik – Universitas Budi Luhur
68
Fuzzy Logic
Pengendali Logika Fuzzy
proses perhitungan oleh fuzzy logic. Sehingga akan lebih baik jika dipergunakan 5 atau 7 fungsi keanggotaan untuk tiap-tiap variabel masukan dan keluaran yang ada. Sebagai contoh jika tiap-tiap variabel masukan dan keluaran yang ada diklasifikasikan ke dalam 7 fungsi keanggotaan. Gambar berikut ini akan memperjelas hal tersebut.
DOM NB
NM
NS
ZE
PS
PM
PB
Error Gambar 4.4. Fuzzy Set untuk variabel masukan Error
DOM NB
NM
NS
ZE
PS
PM
PB
Change of Error Gambar 4.5. Fuzzy Set untuk variabel masukan Change of Error
Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik – Universitas Budi Luhur
69
Fuzzy Logic
Pengendali Logika Fuzzy
DOM NB
NM
NS
ZE
PS
PM
PB
MV Gambar 4.6. Fuzzy Set untuk variabel masukan Manipulated Variable (MV) Database rule disusun dengan mengacu pada jumlah fungsi keanggotaan dari masukan yang ada. Pada kasus ini ada dua masukan dan masig – masing masukan diklasifikasikan menjadi 7 fungsi keanggotaan. Dengan demikian jumlah rule yang mungkin disusun adalah sebanyak 7 x 7 = 49 buah rule. Namun demikian tidak semua rule tersebut harus dipergunakan. Sedikitnya terdapat 19 rule yang cukup penting dalam aplikasi fuzzy logic pada sistem kendali. c
b
SP
d
g
f
j
h
k
l
i
e
PV
Err
a
Err
+
-
-
+
+
-
-
+ + - -
CE
-
-
+
+
-
-
+
+ - - +
Gambar 4.7. Respon Sistem
Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik – Universitas Budi Luhur
70
Fuzzy Logic
Pengendali Logika Fuzzy
Berdasarkan gambar 4.7 tersebut dapat ditentukan rule-rule yang penting dan dapat disusun dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1. Daftar Rule Yang Penting No
ER
CE
MV
Referensi
Fungsi
1
PB
ZE
PB
Titik a
Memperpendek rise time
2
PM
ZE
PM
Titik e
Memperpendek rise time
3
PS
ZE
PS
Titik i
Memperpendek rise time
4
ZE
NB
NB
Titik b
Mengurangi Overshoot
5
ZE
NM
NM
Titik f
Mengurangi Overshoot
6
ZE
NS
NS
Titik j
Mengurangi Overshoot
7
NB
ZE
NB
Titik c
Mengurangi Overshoot
8
NM
ZE
NM
Titik g
Mengurangi Overshoot
9
NS
ZE
NS
Titik k
Mengurangi Overshoot
10
ZE
PB
PB
Titik d
Mengurangi Osilasi
11
ZE
PM
PM
Titik h
Mengurangi Osilasi
12
ZE
PS
PS
Titik l
Mengurangi Osilasi
13
ZE
ZE
ZE
Setpoint
14
PB
NS
PM
a-b
Memperpendek rise time
15
PS
NB
NM
a-b
Mengurangi Overshoot
16
NB
PS
NM
c-d
Mengurangi Overshoot
17
NS
PB
PM
c–d
Mengurangi Osilasi
18
PS
NS
ZE
j–k
Braking Sistem
19
NS
PS
ZE
j–k
Braking Sistem
Braking Sistem
Program Studi Teknik Elektro – Fakultas Teknik – Universitas Budi Luhur
71