37
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1. Tujuan Setelah tahap perancangan hingga terciptanya sebuah alat maka tahap selanjutnya adalah pengukuran dan pengujian. Langkah ini ditempuh agar dapat diketahui karakteristik tiap – tiap blok rangkaian dan fungsi alat secara keseluruhan. Dari pengujian ini akan didapatkan data-data maupun bukti - bukti bahwa sistem yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik. Berdasarkan data-data dan bukti-bukti tersebut akan dapat dilakukan analisa terhadap proses kerja yang nantinya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah disajikan dalam tugas akhir ini. 4.2. Pengujian Alat
Setelah merancang alat dan mempelajari cara kerjanya, maka dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran yang merupakan bagian dari suatu proses perancangan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kerja dari alat yang telah dirancang. Pengujian dilakukan berdasarkan blok diagram dari alat tersebut agar dapat diketahui kerja dari setiap bagian.
Pengujian alat meliputi : 1. Pengujian Power Supply 2. Pengujian Sistem Minimum Mikrokontroler Atmega 16 3. Pengujian Driver Motor DC 4. Pengujian LCD 16x2 5. Pengujian Sensor 4.2.1. Pengujian Power Supply 37
38
Rangkaian catu daya atau power supply adalah hal pertama yang harus mendapat perhatian mengingat catu daya merupakan sumber daya alat sehingga jika catu daya tidak bekerja maka alatpun tidak akan bekerja. Pengukuran catu daya dapat diperlihatkan dengan menggunakan blok diagram sebagai berikut:
Gambar 4.1 Pangujian rangkaian catu daya Pengukuran dilakukan berulang – ulang dengan tujuan untuk meyakinkan apakah data yang diukur telah memenuhi standar rangkaian atau tidak. Catu daya sesuai perancangan adalah mempunyai tegangan keluaran 12 VDC untuk bagian relay dan 5 VDC untuk rangkaian digital. Berdasarkan pengukuran diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil pengujian rangkaian catu daya
39
Tegangan keluaran dari rangkaian catu daya nampak sudah sesuai dengan perancangan yaitu sekitar 12 VDC dan 5 VDC, meskipun ada sedikit perubahan namun rata-rata Vout catu daya sudah memadai untuk digunakan. 4.2.2. Pengujian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega 16 Pengujian sitem minimum mikrokontroller ini dilakukan untuk mengetahui apakah modul sistem minimum yang telah dibuat sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan mendownload sistem minimun mikrokontroler melalui PC dengan menggunakan kompiler Code Vision AVR. Untuk mendownload program hex dari PC kedalam sistem minimum mikrokontroler diperlukan Chip Programmer atau Downloader metoda ini dilakukan dengan cara ISP (In System Programing).
Modul Atmega 16
ISP Programing
Gambar 4.2 Blok diagram pengujian sistem minimum
40
Interface atau antar muka antara mikrokontroler dengan
ISP
menggunakan LPT PORT (DB25) atau kabel printer. Chip Programmer ini sudah kompatibel dengan Chip Programmer buatan Kanda Systems STK 200+/300 yang sudah disediakan oleh kompiler tersebut.
Gambar 4.3 Setting Programmer pada Code Vision AVR Compiler Dari hasil pengujian yang didapatkan dari pengujian sistem minimum mikrokontroler Atmega 16, diketahui bahwa sistem minimum dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Pengujian pertama dilakukan dengan pembacaan device / tipe dari mikrokontroler kemudian dengan membaca Flash, Verify dan Signature serta kalibrasi pada mikrokontroler dari Mikrokontroler tersebut yaitu Atmega 16. Pengujian terakhir juga dilakukan write flash/ download file hex kedalam mikrokontroler.
41
Gambar 4.4 Kompiler membaca chip dari sistem minimun
Gambar 4.5 kompiler saat Flash dan Read signature chip
42
4.2.3. Pengujian Driver Motor DC Driver motor digunakan untuk menggerakan motor DC. Karena motor yang digunakan pada tugas akhir ini meggunakan motor DC yang memerlukan daya 12 Volt
maka dibutuhkan Driver motor untuk
menggerakan motor DC sebagai penggerak pintu. Pengujian driver motor menggunakan sistem minimun dengan kompiler Code Vision AVR untuk menulis program pada mikrokontroler. Berikut adalah Code untuk menguji Driver Motor DC :
Modul Atmega 16
ISP
Gambar 4.6 blok diagram pengujian drive motor L298
#include
#include <delay.h>
void main (void ){ DDRC=0xff; while(1){ // test motor DC arah jarum jam PORTC.7=1; // direct A PORTC.6=0; // direct B
43
PORTC.5=1; // enable L298 PORTC.4=1; // direct A PORTC.3=0; // direct B PORTC.2=1; // enable L298
delay_ms(5000); // tunda 5000 milidetik // test motor DC berlawanan arah jarum jam PORTC.7=1; // direct A PORTC.6=0; // direct B PORTC.5=1; // enable L298 PORTC.4=0; // direct A PORTC.3=1; // direct B PORTC.2=1; // enable L298
delay_ms(5000); // tunda 5000 milidetik }; } Hasil analisa menunjukan bahwa pengujian didapatkan data dari hasil pengujian arah putar motor seperti yang tertera pada tabel. Tabel 4.2 Arah Putaran Motor Direction A Direction B Arah Putaran 1
0
Searah jarum jam
0
1
Berlawanan arah jarum jam
0
0
Rem
44
Pengujian dilakukan pada motor DC pintu depan dan motor DC pintu belakang . Dengan mengggunakan code diatas diketahui bahwa putaran motor berputar searah dengan putaran jarum jam selama 5000 milidetik atau sekitar 5 detik. Kemudian motor berputar berlawanan dengan arah jarum jam selama 5000 milidetik atau 5 detik.
Ganbar 4.7 Arah putaran motor DC 4.2.4. Pengujian LCD 16x2 Pengujian LCD 16x2 dilakukan dengan menuliskan program penampil yang di tulis melalui PC kedalam mikrokontroler. Sehingga dapat diketahui apakah LCD dapat bekerja atau tidak.
45
PC
Modul Atmega 61
ISP
LCD
Power Suplay
Gambar 4.8 blok diagram pengujian LCD
#include #include #include <stdio.h> #asm .equ__lcd_port=0x15; lcd dipasang PORTB #endasm void main (void){ lcd_init(16); while(1){ lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf(“ LCD tes”); }; }
46
Gambar 4.9 Pengujian LCD Satu Hasil analisa dari pengujian diatas didapatkan bahwa LCD 16x2 dapat menampilkan
string
sesuia
dengan
yang
ditulis
pada
perintah
lcd_gotoxy(0,0) lcd_putsf(“LCD tes”) yaitu tulisan “LCD tes ” pada kolom 0 dan baris 0. Pengujian selanjutnya menggunakan code sebagai berikut :
#include #include #include <stdio.h> #include <delay.h> #asm .equ__lcd_port=0x15; PORTB #endasm unsigned char buffer_LCD[16],x; void main (void){ lcd_init(16); while(1){ sprintf(buffer_LCD,” nilai x=%d”,x); for(x<0;x<=15;x++){
47
lcd_gotoxy(0,0) lcd_puts(buffer_LCD); delay_ms(1000); } }; } Dari hasil Analisa
diatas diketahui bahwa LCD 16x2 dapat
menampilkan data x yang terus bertambah sampai dengan nilai x =15. Setiap nilai x bertambah ditulis fungsi tunda delay_ms(times); selama 1 detik agar dapat dilihat oleh mata saat x bertambah sampai nilai x =15;
Gambar 4.10 pengujian LCD dua 4.2.5. Pengujian Sensor Pengujian sensor dilakukan dengan menggunakan LCD sebagai penampil dari hasil pembacaan sensor. Sehingga demikian diketahui bagaimana
sensor dapat mendeteksi sebuah objek yang melintasinya.
Perngujian dilakukan sebanyak dua tahapan, tahap pertama
pengujian
48
dilakukan dengan simulasi menggunakan sofware Proteus. Tahap kedua pengujian dilakukan langsung terhadap alat yaitu untuk membuka dan menutup pintu dan menampilkan hasil penjumlahan . Pada pengujian tahap pertama sensor masuk dan keluar gedung dilakukan dengan pengujian menggunakan Proteus karena simulasi untuk sensor tidak tersedia maka switch direpresentasikan dengan sensor masuk dan keluar gedung .
#include <stdio.h> #include #include <delay.h> #include bit state; char x; #asm .equ__lcd_port=0x15; lcd PORTA #endasm void main (void) { if(PORD.0) state = 1; if(state2 && ~PORTD.0) { state2= 0; i++;
49
delay_ms(50); sprintf(buffer,"IN=%2d OUT=%2d____STAY %3d",x,i,z=(x-i)); sprintf(buff2,"OUT:%3d",i); lcd_gotoxy(7,0); lcd_puts(buff2); delay_ms(100) ; }; }
Gambar 4.11 simulasi LCD Hasil analisa dari pengujian menunjukan bahwa nilai i akan terus bertambah saat objek melintasi sensor. Nilai i terus bertambah jika mendetekasi objek dan akan terus hingga melimpah ke angka 255 dan kembali ke 0, hal ini terjadi karena tipe data yang digunakan i adalah unsingned char (8 bit atau 0-255 desimal). Pengujian selanjutnya yaitu pengujian langsung terhadap sensor yang terpasang dalam gedung. Pengujian dilakukan dengan menggunakan blog diagram sebagai berikut:
50
Modul Atmega 16
PC
ISP
LCD
Sensor
Power Suplay
Gambar 4.12 Blok diagram pengujian sensor
Hasil analisa dari pengujian diatas menujnukan bahwa sensor dapat mendeteksi objek. Setiap objek yang terdetksi oleh sensor depan dapat dihitung dan dapat dijumlahkan demikian pula dengan sensor keluar dapat pula mendeteksi dan mengurangi dan menjumlah hasil objek yang masuk dan objek yang keluar dalam gedung.
Gambar 4.13 Tampilan hasil penghitungan sensor
Dari pengujian tersebut diketahui bahwa respon sensor sangat sensitif saat sensor mendeteksi objek pada keadaan ruangan redup karena tidak terjadi interfensi oleh cahaya terang. Sensor dapat mendeteksi objek masuk
51
dalam gedung dan objek yang keluar gedung sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya yaitu jumlah orang dalam gedung adalah jumlah orang masuk diambil jumlah orang keluar. Untuk mencegah Bouncing dalam program, saat sensor mendeteksi objek maka dipanggil Fungsi delay_ms(times); atau fungsi tunda selama 50 milidetik sehingga mikrokontroler tidak terus menerus membaca input dari sensor. 4.3. Hasil Pengujian Alat Untuk mengetahui kemampuan atau kinerja alat dalam mendeteksi orang yang masuk kedalam dan keluar gedung maka dilakukan pengujian alat secara bertahap. Berikut ini adalah hasil pengujian alat : •
Masuk 1, keluar 0, didalam 1.
•
Masuk 2, keluar 1, didalam 1
•
Masuk 3, keluar 02, didalam 1
52
•
Masuk 4, keluar 2, didalam 1
•
Masuk 14, keluar 0,didalam 14
•
Masuk 25, keluar 25, didalam 0
53
•
Masuk 6, keluar 2, didalam 4
•
Masuk 30, keluar 25, didalam 5
•
Masuk 30, keluar 11, didalam 19
•
Masuk 41,, keluar 16, didalam 25
54
•
Peringatan bahwa ruangan sudah penuh
Gambar 4.14 hasil pengujann alat secara keseluruhan Dari hasil pengujian dan analisa alat secara keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung ini dapat bekerja dengan baik dan maksimal.