BAB IV PAPARAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian 4.1.1 Pofil Madrsah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang Profil Madrasah Aliyah Negeri (Man) Gondanglegi Malang 1. Nama Sekolah/Madrasah
:Madrasah Aliyah Negeri Gondanglegi Kabupaten Malang
2. Nomor Statistik Sekolah/Madrasah : 131135070001 3. Alamat Sekolah/Madrasah
: Jl. Raya Putat Lor
4. Kecamatan
: Gondanglegi
5. Kab/Kota (coret salah satu)
: Kab. Malang.
6. Provinsi
: Jawa Timur
7. Kode Pos
: 65174
8. Telepon dan Faksimil
: 0341-875117, 0341-879741
9. Website
: www.mandagi.sch.id
10. E-mail
:
[email protected]
11. Jarak ke Pusat Kecamatan
: 3 Km.
12. Jarak ke Pusat Otoda
: 9 Km.
13. Status Sekolah/Madrasah
: Negeri
14. Nama Yayasan
: -----
15. No Akte Pendirian/Kelembagaan
:
46
47
16. Tahun Berdiri Sekolah/Madrasah
: 1995
17. SK Pendirian
: Menteri Agama, No. 515 A Tahun
1995. 18. Status Akreditasi/Tahun
:
Visi Sekolah/Madrasah
A / 2010-2015
:
Terwujudnya MAN dambaan masyarakat, yang
mampu mendidik siswa
menjadi insan yang bertaqwa, berprestasi, dan trampil, dengan pendekatan kasih sayang, kekeluargaan, dan keteladanan, serta dengan lingkungan yang bersih, indah dan asri. Misi Sekolah/Madrasah 1) Meningkatkan
: penghayatan
dan
pengamalan
ajaran
Islam,
dengan
membiasakan shalat berjama’ah dan ibadah lainnya. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara disiplin dan efektif guna mencapai prestasi akademik. 3) Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang berorientasi pada peningkatan prestasi dan pelatihan ketrampilan. 4) Memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau berwirausaha. 5) Mengirimkan siswa untuk mengikuti setiap lomba dan pertandingan sebagai ajarang prestasi. 6) Memotivasi siswa untuk rajin membaca buku dan internet guna menambah wawasan keilmuan dan informasi.
48
7) Mengusahakan sarana / prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pembelajaran. 4.1.2 Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi ini terletak di Desa Putat lor Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Dengan Alamat Jalan raya Putat lor Gondanglegi Malang. Dilokasi yang berdekatan dengan STAI Al-Qolam, MTs. Al-Hamidiyah dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftakhul Ulum I Putat lor Gondanglegi Malang. Pada jalur yang sama ada beberapa SD Negeri/ MI Swasta, SLTP Negeri/ SLTP Swasta, MTs. Negeri/ MTs. Swasta, SMU Negeri, SMK dan Madrasah Aliyah Swasta, beberapa Masjid dan Musholla serta Asrama juga Pesantren. Dalam lingkungan dengan latar belakang kehidupan beragama dan kehidupan ekonomi yang demikianlah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi ini berada yang dari lingkungan ini pula sebagian besar siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi ini berasal, artinya lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Madrasah. Madrasah ini didirikan pada tanggal 12 Maret 1985 sebagai Madrasah Aliyah Filiyal MAN Malang II Batu yang pada awalnya berada di Desa Banjarejo Kecamatan Gondanglegi (sekarang Kecamatan Pagelaran) dengan SK dari Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: Kep/E/PP.03/2/69/85, yang dipersiapkan untuk menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN).
49
Adapun tokoh-tokoh pendiri Madrasah ini diantaranya adalah: 1. K.H. DARWIS SAID (Alm.) yang pada saat sebagai pengasuh Pondok Pesantren Babus Salam di Desa Banjarejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. 2. Drs. SULHANI yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang II Batu. 3. K.H. MURSYID ALIFI (Alm.) yang pada saat itu menjabat sebagai Plh. Kepala Madrasah Aliyah Filiyal MAN Malang Batu di Banjarejo tersebut. 4. Drs. IBNU JAZARI 5. H. ABDUL AZIZ 6. H. SIRAJ 7. SULHAN SHOLEH Dan beberapa tokoh lain termasuk guru-guru pada periode awal. Pada tahun 1991 Madarasah Aliyah Filiyal MAN Malang II Batu ini pindah ke Desa Putat lor Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang dengan beberapa alasan, diantaranya adalah: 1. Pertumbuhan dan perolehan siswa kurang berkembang, karena lokasinya yang jauh dari keramaian dan jauh dari jalur Propinsi. 2. Pada saat yang bersamaan di Pondok Pesantren Babus Salam ini mendirikan Sekolah Lanjutan Umum yaitu SMA, sehingga perolehan siswa semakin merosot, karena siswa baru sebagian masuk ke SMA dan sebagian lagi masuk di Madrasah ini.
50
3. Dalam proses belajar dan mengajar Madrasah Aliyah Filial MAN Malang II Batu ini setatusnya masih numpang di Pondok Pesantren Babus Salam, padahal diantara syarat untuk menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) harus sudah memiliki tanah dan gedung sendiri. Pada awal kepindahan di Desa Putat lor Madrasah ini mangalami banyak kendala dan hambatan, karena dalam peroses belajar mengajar siswanya masih numpang di STAI Al-Qolam (pada saat itu bernama UNISMA Fakultas Syari’ah yang merupakan cabang dari UNISMA pusat di Dinoyo), sedangkan peroses administrasi, kantornya numpang di MTs. Al-Hamidiyah, dan ini berjalan selama beberapa tahun. Berangkat dari sinilah Madrasah ini mulai merintis dari awal lagi, dan berkat jasa dan usaha yang dilakukan oleh K.H. MURSYID ALIFI akhirnya memperoleh waqof sebidang tanah dari keluarga H. ABDUL HAMID untuk didirikan Madrasah. Dari sini pula Madrasah ini mulai berjalan dan berkembang, sehingga pada tahun 1995 Madrasah Aliyah ini naik setatusnya menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi dengan SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 515.A/1995 tanggal 25 Nopember 1995 Selama Madrasah ini berdiri yang pernah menduduki sebagai Kepala Madrasah adalah: 1. Drs. K.H. MURSYID ALIFI
Tahun 1985 - 1990
2. Drs. H. SAYID ABDUR ROHMAN (Pjs.)
Tahun 1990-1991
3. Drs. K.H. MAJID RIDWAN
Tahun 1992-1996
4. Drs. H. AHMAD NUR HADI
Tahun 1996-2001
51
5. Drs. K.H. MISNO FADHOL
Tahun 2001-2006
6. Drs. H. SUBAKRI, M.Ag.
Tahun 2006- 2009
7. Drs. H. AHMAD NURHADI
Tahun 2009- sekarang
Dengan status sebagai Madrasah Negeri, tentunya disatu segi Madrasah ini dan semua yang ada di dalamnya adalah milik Negara dan diatur oleh Negara sebagaimana Madrasah Negeri pada umumnya, sedang di segi yang lain dukungan dan partisipasi dari masyarakat adalah mutlak dan sangat dibutuhkan bila Madrasah ini diharapkan berkembang dengan baik dan minimal bisa mengejar ketinggalanketinggalanya dari Madrasah Aliyah dan SLTA yang lain. Mengenai tujuan berdirinya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) ini adalah untuk membina dan mempersiapkan kader-kader yang cerdas, berilmu, trampil dan berbudi luhur serta mempersiapkan siswa-siswanya menuju ke tingkat yang lebih tinggi. 4.1.3 Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang Untuk mengetahui perkembangan MAN Gondanglegi ini,
maka untuk lebih
jelasnya penulis membagi dalam 4 (empat) periode, yaitu periode awal antara tahun 1985 sampai dengan tahun 1991, periode kedua antara tahun 1991 sampai dengan tahun 1995, periode pertengahan antara tahun 1995 sampai dengan tahun 2001, dan periode terakhir yaitu antara tahun 2001 sampai sekarang. 1. Periode Awal (antara tahun 1985 – 1991) Pada dekade delapan puluhan, jumlah Madrasah Negeri pada umumnya dan Madrasah Aliyah Negeri pada khususnya masih sangat terbatas,. Sebagai contoh misalnya di Kabupaten Malang yang wilayahnya sangat luas hanya ada satu
52
Madrasah Aliyah Negeri yaitu Madrasah Aliyah Negeri Malang II yang ada di Batu. Kondisi terbatasnya jumlah MAN juga dirasakan di daerah-daerah lain di luar Kabupaten Malang. Meskipun demikian untuk mendirikan MAN baru rupanya masih cukup sulit. Rekomendasi dari BAPPENAS
dan Menpan saat itu tidak pernah
diperoleh. Mungkin pada saat itu pendirian MAN baru belum masuk dalam program pembangunan nasional. Padahal disisi lain animo masyarakat yang ingin menyekolahkan putra putrinya di MAN sangat besar. Untuk merespon pertimbangan di atas, maka Departemen Agama dalam hal ini Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, khususnya Direktorat Jendral Pembinaan Perguruan Agama Islam mengambil kebijakan yaitu setiap MAN dan MTs.N agar membuaka filial (cabang). Untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut maka Kepala MAN Malang II Batu yang pada saat itu
adalah Drs.
SULHANI dan Pimpinan Pondok Pesantren Babus Salam Banjarejo Kecamatan Gondanglegi (sekarang Kecamatan Pagelaran) yaitu K.H. DARWIS SAID bersepakat bahwa MAN Malang II Batu membuka Filial yang akan ditempatkan di Lembaga Pendidikan Babus Salam tersebut. Kesepakatan ini akhirnya diusulkan di Departemen Agama Pusat untuk mendapat pengesahan. Akhirnya turunlah SK dari Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Nomor : Kep/E/PP.03/2/69/85 tanggal 12 Maret 1985. Maka resmilah dibuka MAN Malang II Filial Banjarejo Gondanglegi. Inilah asala usul berdirinya MAN Gondanglegi.
53
Adapaun Kepala MAN Filial itu istilahnya adalah Plh (Pelaksana Harian) Kepala MAN, karena MAN Filial statusnya adalah kelas jauh saja, maka kepalanya adalah MAN induk. Sedangkan di MAN Filial ditunjuk Plh. Kepala MAN. Adapun yang pertama kali menjabat sebagai Plh Kepala MAN Malang II Filial Batu di Banjarejo adalah Drs. K.H. MURSYID ALIFI. Begitu MAN Filial di Banjarejo Gondanglegi ini dibuka pendaftaran siswa baru, animo masyarakat begitu besar dan mendapat siswa yang cukup banyak, yaitu dua kelas besar. Sebagian besar adalah para santri pondok pesantern Babus Salam dan sebagian lagi adalah siswa murni. Keadaan ini berjalan selama 4 (empat) tahun pelajaran. Setelah mengalami kemerosotan, hal ini disebabkan atas keinginan pihak Lembaga/ Yayasan Babus Salam adanya jenjang pendidikan yang lengkap, maksudnya juga mendirikan lembaga pendidikan umum disampaing madrasah, maka berdirilah SMA Babus Salam. Ternyata animo calon siswa baru untuk SLTA di lembaga pendidikan ini tetap, tidak ada peningkatan. Maka dengan berdirinya SMA Babus Salam, calon siswa baru sebagian masuk ke SMA Babus Salam dan sebagian masuk ke MAN, maka animo yang masuk ke MAN berkurang hanya tinggal satu kelas. Kebijaksanaan pembukaan MAN Filial bukan dimaksud untuk menjadi MAN Filial selamanya, akan tetapi untuk sementara saja, suatu saat direncanakan akan dinegSrikan dengan penuh sebagai madrasah yang berdiri sendiri. Untuk menegrikan MAN itu ada persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah apabila MAN Filial ada dukungan dari masyarakat dan berdiri di atas gedung dan tanah milik sendiri.
54
Gedung milik Yayasan Pendidikan Babus Salam yang ditempati MAN waktu itu hanya sebatas hak pakai bukan hak milik. Maka K.H. MURSYID ALIFI mencari dukungan masyarakat yang berkenan untuk mewaqafkan tanah untuk pendirian gedung MAN. Dengan harapan MAN Filial dapat segera di Negerikan secara penuh sebagai MAN yang berdiri sendiri. Keinginan dan usaha K.H. MURSYID ALIFI terjawab oleh keluarga H. ABDUL HAMID Putat lor Gondanglegi yang berkenan mewaqafkan tanahnya seluas 3000 M2 yang berlokasi di Desa Putat lor Kecamatan Gondanglegi untuk dijadikan lokasi pembangunan gedung MAN tersebut. Pada bulan Juli 1991, MAN
Filial II
pindah dari Banjarejo ke Putat lor
Gondanglegi. Sebelum gedung MAN dibangun maka untuk sementara menempati gedung milik Fakultas Syari’ah UNISMA Gondanglegi (Sekarang STAI Al Qolam) sebagai ruang belajar dan geduing MTs. Al-Hamidiyah sebagai ruang kantor dengan pertimbangan
tanah waqof calon lokasi gedung MAN Gondanglegi
terletak
bersebalahan dengan kedua gedung tersebut, disamping secara kebetulan K.H. MURSYID ALIFI juga sebagai Dekan Senat Fakultas Syari’ah
UNISMA yang
masuk sore. 2. Periode Kedua (antara tahun 1991 – 1995) Pada awal-awal di Putat lor ini merupakan masa-masa tersulit bagi MAN Filial ini, karena terjadi krisis: krisis kepemimpinan, krisis keuangan, krisis kepercayaan, sehingga animo masyarakat untuk memasukkan anaknya ke MAN begitu kecil, dimana pernah pada Tahun Ajaran Baru 1992/1993 hanya mendapatkan siswa baru satu kelas sebanyak 27 siswa dan sampai kelas III tinggal 21 siswa,
55
itupun masih terbagi atas dua jurusan, yaitu jurusan Agama 8 orang dan jurusan Sosial 13 orang. Pada saat Drs. K.H. MURSYID ALIFI mengalami jatuh sakit tahun 1990 dan wafat pada tahun 1991, sementara beliau sakit kedudukan Plh Kepala MAN Filial dipegang oleh Pejabat Sementara (Pjs.) Yaitu Drs. H. SAYID ABDUR RAHMAN, dan pada tahun 1991 kedudukan Plh. Kepala MAN ini diserahkan kepada Drs. K.H. ABDUL MAJID RIDWAN dari Malang. Setelah melewati masa-masa krisis, berkat kerja keras dan usaha yang maksimal yang dilakukan oleh beberapa guru dan pengurus, maka MAN Filial ini mengalami kebangkitan. Terbukti pada tahun pelajaran 1993/1994 mendapat siswa baru sebanyak dua kelas dan pada tahun-tahun berikutnya semakin meningkat. Pada tahun 1995, siswa MAN Filial seluruhnya telah menempati gedung sendiri yang semuanya sebanyak dua unit yang terdiri dari enam lokal kelas, setelah memiliki sarana dan prasarana, tanah dan gedung, maka usaha untuk penegerian MAN Filial Gondanglegi diurus oleh Kepala MAN induk, yaitu Kepala MAN Malang II Batu, waktu itu Drs. TORAS GULTOM dan diteruskan oleh Drs. UNTUNG SALEH. dan berhasilah MAN Filial Malang II yang berada di Gondanglegi ini dinegerikan dengan nama MAN Gondanglegi berdasarkan SK dari Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 515.A/1995, tanggal 25 Nopember 1995. 3. Periode Pertengahan (antara tahun 1995 - 2001) Setelah MAN Gondanglegi ini dinegerikan pada tahun 1995, Pada bulan Juli 1996 MAN Gondanglegi ini diresmikan, pada bulan dan tahun ini pula ditetapkan
56
Kepala MAN Gondanglegi yang pertama yaitu Drs. AHMAD NURHADI dan MOHAMMAD ALI
ditetapkan sebagai Kepala Tata Usaha
yang
sebelumnya
sebagai Staf Tata Usaha di MAN Malang I. Untuk pengembangan MAN Gondanglegi, pada bulan Oktober 1996 keluarga almarhum H. ABDUL HAMID, Putat lor Gondanglegi memberi tanah waqaf lagi kepada MAN ini yang luasnya sekitar + 7000 M2 jadi jumlah seluruh tanah waqaf milik MAN sekitar + 10.000 M2. Sehingga pada tahun 1998 telah memiliki ruang belajar sebanyak 9 ruang, dan sesuai dengan rombongan belajar dari kelas I sebanyak 3 ruang, kelas II memiliki 3 ruang dan kelas III juga memiliki 3 ruang belajar. Selaku Madrasah Negeri pada tahun 1998/1999 MAN Gondanglegi pertama kali ditunjuk sebagai
Sub Rayon Ebtanas, yang didikuti oleh 4 Madrasah Aliyah
penyelenggara dan 11 Madrasah Aliyah penggabung. Semenjak dinegerikan secara resmi, MAN Gondanglegi pada periode ini telah menamatkan/meluluskan siswanya beberapa angkatan. Kalau ditinjau dari prestasi dan rangking MAN se Jawa Timur berdasarkan rata-rata NEM (Nilai Ebta Murni), MAN Gondanglegi ini mengalami peningkatan yang cukup berarti, yaitu: a. Pada Ebtanas tahun 1997 MAN Gondanglegi menempati urutan (rangking) ke 61 dari 64 MAN. b. Tahun 1998, menempati urutan (rangking) ke 61 dari 82 MAN. c. Tahun 1999, menempati urutan (rangking) ke 39 dari 82 MAN
4. Periode Akhir (antara tahun 2001 sampai sekarang)
57
Pada periode ini merupakan periode kelanjutan dari periode sebelumnya dimana semua sarana dan prasaranya sudah lebih memadai, yang ditandai dengan adanya beberapa bangunan dan fasilitas laboratorium Bahasa,
dan IPA serta
Perpustakaan sebagai penunjang dalam proses belajar dan mengajar. 4.1.4 Keadaan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang memiliki beberapa program jurusan yaitu Bahasa, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), akan tetapi sesuai dengan kemajuan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang maka pada awal tahun pelajaran 2011-2012 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang membuka jurusan Agama dengan tujuan supaya para siswa bias lebih memahami tentang ilmu alat dan fiqih ubudiyah. Tabel 4.1 KEADAAN SISWA TAHUN PELAJARAN No
Tahun Pelajaran
1
2012-2013
2012-2013 Kelas dan Jurusan
Jumlah siswa
X
243
XI Agama
34
XI Bahasa
27
XI IPA 1
28
XI IPA 2
31
XI IPA 3
28
XI IPS 1
31
XI IPS 2
29
XI IPS 3
26
58
XII Agama
17
XII Bahasa
26
XII IPA 1
35
XII IPA 2
34
XII IPA 3
31
XII IPS 1
37
XII IPS 2
36
Jumlah Siswa
693
Sumber :Bidang Akademik MAN 2013 4.1.5 Prestasi Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi Malang Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi aktif dalam kegiatan intra sekolah seperti mengikuti olimpiade yang diadakan oleh provinsi atau kabupaten, maka dari itu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gondanglegi sejumlah prestasi yang diraih dari beberapa perlombaan sains maupun non sains. Tabel 4.2 Prestasi yang diraih oleh siswa MAN Gondanglegi No
Nama kegiatan
Jenis
Tingkat
Tahun
Hasil
1
kempo
Individual
Propinsi
2011
Juara I
2
Olimpiade mapel
Individual
Kab/kota
2010
Juara I
3
Accounting competition
Individual
Propinsi
2010
Juara II
4
Lari
Individual
Kab/kota
2011
Juara I
5
Lomba mapel fisika
Individual
Kab/kota
2012
Juara I
6
Lomba mapel geografi
Individual
Kab/kota
2012
Juara I
7
Lomba mapel kimia
Individual
Kab/kota
2012
Juara II
8
Lomba mapel biologi
Individual
Kab /kita
2012
Juara II
9
Lomba mapel bahasa
Individual
Kab /kota
2012
Juara II
59
arab 10
Lomba mapel bahasa
Individual
Kab /kota
2011
Juara II
Kelompok
Malang
2011
Juara 1
indonesia 11
The best overall M-tens madding 3D
raya
competition 2011 Sumber :Bidang Akademik MAN 2013 4.1.6 Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, jumlah responden adalah sebanyak 82 responden, yaitu sebagian siswa-siswi MAN Gondanglegi yang diambil secara acak sederhana perhitungan jumlah responden didasarkan pada rumus slovin dari poplasi yang ada. Hasil perhitungan dari jumlah populasi sebanyak 473 populasi, maka jumlah respondennya yaitu 82,54 dibulatkan menjadi 82 responden. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas instrument adalah sebuah uji yang diguanakan untuk mengukur apakah item pertanyaan yang digunakan pada kuesioner telah mampu untuk menggambarkan keinginan yang berkaitan dengan variabel yang digunakan pada penelitian. Uji reliabilitas instrument adalah sebuah uji yang diguankan untuk menunjukkan sejauh mana item pertanyaan yang diguankan dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
60
Pengujian instrument yang baik dimana jika nilai probabilitasnya untuk korelasi lebih kecil dari 0,05 dan alphanya lebih besar dari 0,05 untuk lebih jelasnya ada pada tabel berikut. Tabel 4.3 Tabel Analisa Variabel Produk Variabel
Item pertanyaan
Korelasi
Signifikansi
X1.1
0,873
0,000
Alpha
Keterangan Valid dan reliabel
XI
X1.2
X1.3
0,891
0,000
0,714
0,758
0,000
Valid dan reliabel Valid dan reliabel
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.3 uji validitas dan reliabilitas variabel produk menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel X1 memliki nilai probababilitas lebih kecil dari 0.05 dan memiliki koefisien alpha sebesar 0,758. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara ketiga variabel itu signifikan. Tabel 4.4 Tabel Analisa Variabel Pelayanan Variabel
Item pertanyaan
Korelasi
Signifikansi
X2.1
0,854
0,000
Alpha
Keterangan Valid dan reliabel
X2
X2.2
0,831
0,000
0,852
Valid dan reliabel
X2.3
0,853
0,000
Valid dan
61
reliabel X2.4
0,800
0,000
Valid dan reliabel
Berdasarkan tabel 4.4 uji validitas dan reliabilitas variabel produk menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel X2 memliki nilai probababilitas lebih kecil dari 0.05 dan memiliki koefisien alpha sebesar 0,852 Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara ketiga variabel itu signifikan. Tabel 4.5 Tabel Analisa Variabel people Variabel
Item pertanyaan
Korelasi
Signifikansi
X3.1
0,808
0,000
Alpha
Keterangan Valid dan reliabel
X3
X3.2
X3.3
0,760
0,848
0,000
0,722
0,000
Valid dan reliabel Valid dan reliabel
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 uji validitas dan reliabilitas variabel produk menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel X3 memliki nilai probababilitas lebih kecil dari 0.05 dan memiliki koefisien alpha sebesar 0,722 Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara ketiga variabel itu signifikan.
62
Tabel 4.6 Tabel Analisa Variabel Citra Variabel
Item pertanyaan
Korelasi
Signifikansi
X4.1
0,875
0,000
Alpha
Keterangan Valid dan reliabel
X4
X4.2
X4.3
0,782
0,000
0,787
0,744
0,000
Valid dan reliabel Valid dan reliabel
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.6 uji validitas dan reliabilitas variabel produk menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel X4 memliki nilai probababilitas lebih kecil dari 0.05 dan memiliki koefisien alpha sebesar 0,744 Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara ketiga variabel itu signifikan Tabel 4.7 Tabel Analisa Kepuasan Pelanggan Variabel
Item pertanyaan
Korelasi
Signifikansi
Y1
0,729
0,000
Alpha
Keterangan Valid dan reliabel
Y2 Y
Y3
0,840
0,809
0,000
0,000
Valid dan 0,801
reliabel Valid dan reliabel
Y4
0,831
0,000
Valid dan reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
63
Berdasarkan tabel 4.7 uji validitas dan reliabilitas variabel produk menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel Y memliki nilai probababilitas lebih kecil dari 0.05 dan memiliki koefisien alpha sebesar 0,801 Maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara ketiga variabel itu signifikan 4.1.7 Analisis Data dan Interpretasi A. Statistik Distribusi Frekuensi Jawaban Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Produk (X1) Indikator
STS
TS
N
S
SS
Rata-
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
rata
X1.1
4
5%
28
34%
21
26%
21
26%
8
10%
3.012
X1.2
2
2%
18
22%
30
37%
26
32%
6
7%
3.195
X1.3
11
13%
34
41%
23
28%
13
16%
1
1%
2.500
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.8 merupakan tabel distribusi frekuensi untuk variabel Produk (X1) pada masing-masing indikator. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Tidak Setuju (TS) yaitu pada indikator X1.1 dan X1.3 dan mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Netral (N) yaitu pada indikator X1.2. Dari nilai rata-rata indikator tertinggi sebesar 3,195 pada indikator X1.2 di mana berarti bahwa indikator tersebut dinilai paling utama oleh siswa MAN Gondanglegi dibandingkan indikator yang lain pada variabel Produk (X1).
64
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Pelayanan (X2) Indikator
STS
TS
N
S
SS
Rata-
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
rata
X2.1
2
2%
26
32%
30
37%
18
22%
6
7%
3.000
X2.2
3
4%
34
41%
23
28%
20
24%
2
2%
2.805
X2.3
3
4%
39
48%
31
38%
7
9%
1
1%
2.556
X2.4
11
13%
43
52%
19
23%
8
10%
1
1%
2.329
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.9 merupakan tabel distribusi frekuensi untuk variabel Pelayanan (X2) pada masing-masing indikator. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Tidak Setuju (TS) yaitu pada indikator X2.2, X2.3, dan X2.4 dan mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Netral (N) yaitu pada indikator X2.1. Dari nilai rata-rata indikator tertinggi sebesar 3,000 pada indikator X2.1 di mana berarti bahwa indikator tersebut dinilai paling utama oleh siswa MAN Gondanglegi dibandingkan indikator yang lain pada variabel Pelayanan (X2). Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban People (X3) Indikator
STS
TS
N
S
SS
Rata-
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
rata
X3.1
16
20%
42
51%
19
23%
3
4%
2
2%
2.183
X3.2
4
5%
28
34%
26
32%
21
26%
3
4%
2.890
X3.3
8
10%
42
51%
16
20%
14
17%
2
2%
2.512
Sumber : Data primer yang diolah
65
Tabel 4.10 merupakan tabel distribusi frekuensi untuk variabel People (X3) pada masing-masing indikator. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Tidak Setuju (TS) yaitu pada indikator X3.1, X3.2, dan X3.3. Dari nilai rata-rata indikator tertinggi sebesar 2,890 pada indikator X3.2 di mana berarti bahwa indikator tersebut dinilai paling utama oleh siswa MAN Gondanglegi dibandingkan indikator yang lain pada variabel People (X3). Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Citra (X4) Indikator
STS
TS
N
S
SS
Rata-
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
Freq
%
rata
X4.1
18
22%
35
43%
21
26%
8
10%
0
0%
2.232
X4.2
13
16%
50
61%
16
20%
2
2%
1
1%
2.122
X4.3
7
9%
36
44%
29
35%
7
9%
3
4%
2.549
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.11 merupakan tabel distribusi frekuensi untuk variabel Citra (X4) pada masing-masing indikator. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Tidak Setuju (TS) yaitu pada indikator X4.1, X4.2, dan X4.3. Dari nilai rata-rata indikator tertinggi sebesar 2,549 pada indikator X4.3 di mana berarti bahwa indikator tersebut dinilai paling utama oleh siswa MAN Gondanglegi dibandingkan indikator yang lain pada variabel Citra (X4). Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Kepuasan (Y) Indikator
STS Freq
TS %
Freq
N %
Freq
S %
Freq
SS %
Freq
Rata%
rata
66
Y.1
6
7%
21
26%
23
28%
28
34%
4
5%
3.037
Y.2
3
4%
30
37%
28
34%
18
22%
3
4%
2.854
Y.3
4
5%
40
49%
25
30%
11
13%
2
2%
2.598
Y.4
20
24%
39
48%
17
21%
5
6%
1
1%
2.122
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.12 merupakan tabel distribusi frekuensi untuk variabel Kepuasan (Y) pada masing-masing indikator. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Setuju (S) yaitu pada indikator Y.2, Y.3 dan Y.4 dan mayoritas siswa MAN Gondanglegi menjawab Netral (N) yaitu pada indikator Y.1. Dari nilai rata-rata indikator tertinggi sebesar 3,037 pada indikator Y.2 di mana berarti bahwa indikator tersebut dinilai paling utama oleh responden dibandingkan indikator yang lain pada variabel Kepuasan (Y). B. Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda adalah metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari beberapa variabel bebas dan variabel terikat serta mengetahui besar pengaruhnya. Selain itu regresi dapat pula digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat berdasarkan model yang sudah terbentuk. a. Asumsi Linieritas Asumsi ini menyatakan bahwa setiap variabel eksogen mempunyai bentuk hubungan yang linier terhadap variabel endogen. Hipotesis yang berlaku untuk uji ini yaitu H0: Variabel eksogen tidak mempunyai pengaruh linier pada variabel endogen
67
H1: Variabel eksogen mempunyai pengaruh linier pada variabel endogen Pada regresi linier berganda, hipotesis yang diharapkan adalah menolak hipotesis H0 atau menerima hipotesis H1 yaitu mengikuti variabel eksogen berpengaruh secara linier terhadap variabel endogen. Hipotesis H1 diterima nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%. Tabel 4.13 Hasil Pengujian Asumsi Linieritas Variabel Bebas
Variabel Terikat
Signifikansi
Keterangan
Produk (X1)
Kepuasan (Y)
0,000
Linier
Pelayanan (X2)
Kepuasan (Y)
0,000
Linier
People (X3)
Kepuasan (Y)
0,000
Linier
Citra (X4)
Kepuasan (Y)
0,000
Linier
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.13 merupakan hasil pengujian linieritas variabel Produk (X1), Pelayanan (X2), People (X3), Citra (X4) terhadap variabel Kepuasan (Y). Nilai signifikansi antara variabel Produk (X1) terhadap variabel Kepuasan (Y) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,050), maka hipotesis hipotesis H0 ditolak yaitu terdapat hubungan linier antara variabel Produk (X1) terhadap variabel Kepuasan (Y). Nilai signifikansi antara variabel Pelayanan (X2) terhadap variabel Kepuasan (Y) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,050), maka hipotesis hipotesis H0 ditolak yaitu terdapat hubungan linier antara variabel Pelayanan (X2) terhadap variabel Kepuasan (Y).
68
Nilai signifikansi antara variabel People (X3) terhadap variabel Kepuasan (Y) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,050), maka hipotesis hipotesis H0 ditolak yaitu terdapat hubungan linier antara variabel People (X3) terhadap variabel Kepuasan (Y). Nilai signifikansi antara variabel Citra (X4) terhadap variabel Kepuasan (Y) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,050), maka hipotesis hipotesis H0 ditolak yaitu terdapat hubungan linier antara variabel Citra (X4) terhadap variabel Kepuasan (Y). C. Asumsi Normalitas a. Plot Uji Normalitas Uji normalitas adalah sebuah uji untuk melihat apakah variabel yang diteliti dan galat model dari persamaan regresi yang terbentuk mengikuti sebaran normal atau tidak. Hipotesis yang berlaku untuk uji ini yaitu H0: Variabel yang diamati tidak mengikuti sebaran normal H1: Variabel yang diamati mengikuti sebaran normal Pada regresi linier berganda, hipotesis yang diharapkan adalah menolak hipotesis H0 yaitu mengikuti sebaran normal. Hipotesis H0 ditolak apabila titik-titik
69
pada scatter plot standardized residual berada dan menyebar di sekitar garis diagonal.
Gambar 4.1 Plot Uji Normalitas Dari ketiga gambar di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal, maka hipotesis H0 ditolak dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Metode Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah sebuah uji untuk melihat apakah variabel yang diteliti mengikuti sebaran normal atau tidak. Pada dasarnya, uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebuah pengujian untuk mengetahui apakah variabel yang diteliti tidak mengikuti sebaran apapun atau nonparametrik. Hipotesis yang berlaku untuk uji ini yaitu H0: Variabel yang diamati mengikuti sebaran normal H1: Variabel yang diamati tidak
70
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas K-S Variabel Residual Model (e)
Signifikansi 0,619
Keterangan Normal
mengikuti sebaran normal Hipotesis yang diharapkan adalah menerima hipotesis H0 yaitu variabel yang diamati mengikuti sebaran normal. Hipotesis H0 diterima apabila nilai signifikansi untuk setiap variabel lebih besar dari alpha 5%. Tabel di atas adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Residual Model (e). Karena nilai signifikansi (0,619) lebih besar dari alpha 5% (0,050), maka hipotesis H0 diterima dan dapat dikatakan bahwa Residual Model (e) mengikuti sebaran normal dengan batas tingkat kesalahan sebesar 5%. D. Asumsi Non multikolinieritas Pengertian dari asumsi ini adalah bahwa setiap variabel bebas (prediktor) hanya berpengaruh pada variabel respon, dan bukan pada variabel bebas lainnya. Pengujian multikolinieritas menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Hipotesis pada asumsi ini yaitu : H0 : Terdapat multikolinieritas pada variabel bebas H1 : Tidak terdapat multikolinieritas pada variabel bebas Pada regresi linier berganda, yang diharapkan adalah menolak hipotesis H0 yaitu tidak terdapat hubungan linier antar variabel bebas. Hipotesis H0 ditolak apabila nilai
71
VIF lebih kecil dari 10, begitu pula sebaliknya, apabila nilai VIF lebih besar dari 10, maka hipotesis H0 diterima. Tabel 4.15 Hasil Pengujian Non multikolinieritas Variabel bebas
Toleransi
VIF
Keterangan
Produk (X1)
0,471
2,123
Bebas multikol
Pelayanan (X2)
0,416
2,402
Bebas multikol
People (X3)
0,338
2,963
Bebas multikol
Citra (X4)
0,285
3,510
Bebas multikol
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.15 merupakan hasil pengujian non multikolinieritas dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel Produk (X1), Pelayanan (X2), People (X3), Citra (X4). Nilai VIF pada Produk (2,123), Pelayanan (2,402), People (2,963), Citra (3,510) lebih kecil dari 10, maka hipotesis H0 ditolak yaitu tidak terdapat hubungan linier variabel antar variabel bebas. E. Asumsi Non heterokedastisitas Pengertian dari asumsi ini adalah bahwa ragam (variance) dari variabel pengganggu adalah sama. Pengujian heterokedastisitas menggunakan nilai plot antara ZPRED dengan SRESID. Hipotesis pada asumsi ini yaitu : H0 : Terdapat heterokedastisitas pada variabel bebas H1 : Tidak terdapat heterokedastisitas pada variabel bebas Pada regresi linier berganda, yang diharapkan adalah menolak hipotesis H0 yaitu tidak terdapat heterokedastisitas pada variabel bebas. Hipotesis H0 ditolak apabila
72
titik-titik yang terdapat dalam scatter plot menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu.
Gambar 4.2. Plot Uji Non heterokedastisitas Dari gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, maka hipotesis H1 ditolak dan model regresi memenuhi asumsi non heterokedastis dan layak dipakai pada model. F. Pengujian Hipotesis Simultan Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis pada uji F yaitu : H0 : Seluruh variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat secara simultan H1 : Seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara simultan Ketentuan pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis di atas adalah dengan membandingan nilai F hitung dengan nilai F tabel, atau dapat pula dengan
73
membandingkan nilai signifikansi (probabilitas) dengan batas tingkat kesalahan pengambilan keputusan (alpha) yang ditetapkan. Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka keputusan yang diambil adalah menolak hipotesis H0, yaitu terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian secara simultan disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Simultan Variabel bebas
Variabel terikat
F hitung
Sig. F
Keterangan
Produk (X1),
Kepuasan (Y)
49,320
0,000
Berpengaruh
Pelayanan (X2), People (X3), Citra (X4) R-square = 0,719 F tabel = F(4,77,5%) = 2,490 Sumber : Data primer yang diolah Pada tabel 4.16 didapatkan nilai F hitung sebesar 49,320 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (49,320>2,490) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,050), maka hipotesis H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang nyata dari variabel Produk (X1), Pelayanan (X2), People (X3), Citra (X4) terhadap variabel Kepuasan (Y) dengan tingkat batas kesalahan 5%.
74
Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan adalah sebesar 0,719, maka besarnya pengaruh total variabel Produk (X1), Pelayanan (X2), People (X3), Citra (X4) terhadap variabel Kepuasan (Y) adalah sebesar 0,719 atau sekitar 71,9%, dan sisanya sebesar 28,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. G. Pengujian Hipotesis Parsial Uji t adalah pengujian secara parsial untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari setiap variabel bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (respon). Hipotesis pada uji t yaitu : H0 : Setiap variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat H1 : Setiap variabel bebas mempengaruhi variabel terikat Ketentuan pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis di atas adalah dengan membandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel, atau dapat pula dengan membandingkan nilai signifikansi (probabilitas) dengan batas tingkat kesalahan pengambilan keputusan (alpha) yang ditetapkan. Apabila nilai t hitung (absolut) lebih besar dari nilai t tabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka keputusan yang diambil adalah menolak hipotesis H0, yaitu terdapat pengaruh secara parsial dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian secara parsial disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Parsial Variabel bebas
Variabel terikat
Koefisien
t hitung
Sig. t
Keterangan
Konstanta
Kepuasan (Y)
1,761
2,297
0,024
Berpengaruh
75
Produk (X1)
0,264
2,214
0,030
Berpengaruh
Pelayanan
0,187
2,323
0,023
Berpengaruh
People (X3)
0,296
2,458
0,016
Berpengaruh
Citra (X4)
0,344
2,633
0,010
Berpengaruh
(X2)
H. t tabel = t(160,5%) = 1,990 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.17 merupakan hasil pengujian parsial pada variabel Produk (X1), Pelayanan (X2), People (X3), Citra (X4), terhadap variabel Kepuasan (Y). Dari tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Persamaan Regresi yang terbentuk: Y = 1,761 + 0,264 X1 + 0,187 X2 + 0,296 X3 + 0,344 X4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi positif terhadap kepuasan pelanggan, artinya dari semua variabel mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan siswa MAN Gondanglegi. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, dengan dibuktikan nilai F statistik lebih besar dari F tabel, yaitu F hitung 49,320 dan F tabel 2,490 Dan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel citra yang secara parsial mempengaruhi kepuasan siswa MAN Gondanglegi. dalam menggunakan produk yang ditawarkan. Hal ini dibuktikan dengan t hitung > t tabel yaitu t hitung = 2,214 dan t tabel= 1,990. Unsur yang masuk didalamnya adalah lingkungan fisik(bangunan fisik), peralatan, perlengkapan, desain bangunan sekolah yang disatukan dengan service yang diberikan.
76
Variabel pelayanan bisa dikatakan elemen yang selalu ada pada bidang usaha apapun, sehingga secara parsial juga memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai t hitung yaitu 2,323 dan t tabel yaitu 1,990. Adapun variabel people yaitu secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelangan, hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung yaitu 2,458 dan t tabel yaitu 1,990. sehingga dalam hal ini kepuasan sangat erat kaitannya dengan kinerja orang-orang yang melayani pelanggan. Penggunaan gaya bahasa yang baik dan lemah lembut juga mempengaruhi pelanggan. Variabel citra, secara parsial paling dominan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dengan hasil analisa t hitung 2,633 dan t tabel 1,990, hal ini citra lebih menekankan pada kesan yang jelas sehingga mudah untuk dinilai kinerjanya. Citra merupakan pandangan seseorang terhadap suatu perusahaan atau organisasi. Sehingga dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan siswa MAN Gondanglegi adalah pada variabel citra