Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
BAB IV ILMU MANAJEMEN KONSTRUKSI
4.1
Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen konstruksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek. Dengan adanya manajemen konstrksi maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping).
4.2
Tujuan Manajemen Konstruksi Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (Spesification) untuk keperluan pencapaian
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 1
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut : 1.
Manajemen Konstruksi
dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.
Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek. 2.
Tim MK sudah berperan sejak awal desain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.
3.
Tim
MK akan memberikan masukan dan
atau keputusan dalam
penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain. 4.
MK
berfungsi
sebagai
koordinator
pengelolaan
pelaksanaan
dan
melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 2
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor. Hal-hal yang mungkin terjadi bila dalam suatu proyek tidak adanya manajemen konstruksi : 1.
Target waktu / deadline tidak tercapai.
2.
Pekerjaan yang harus diulang atau terjadi duplikasi.
3.
Budget / anggaran yang dilampaui.
4.
Kemajuan proyek yang tidak jelas.
5.
Konflik di anatara staf selama penugasan diproyek.
6.
Kompetensi yang kurang dari anggota tim proyek.
7.
Perubahan lingkup proyek yang terus menerus.
8.
Staf proyek menerapkan metode pengelolaan proyek sesuai pengalaman dan selera sendiri dan tidak ada standarisasi.
4.3
Peranan Manajemen Konstruksi
Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi : a.
Agency Construction Manajement (ACM) Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 3
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan. b.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM) Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
c.
Owner Construction Management (OCM) Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
d.
Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM) Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 4
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
4.4
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Area Ilmu Manajemen Konstruksi Penggunaan jasa konsultan manajemen konstruksi biasanya hanya pada proyek berskala besar, dimana konsultan manajemen konstruksi berperan untuk mengelola manajemen proyek. Meskipun demikian, penggunaan jasa konsultasi ini tidak menjamin suatu proyek pembangunan bisa berjalan lancar. Berbagai permasalahan pada tahap pelaksanaan pembangunan sering terjadi. Macam-macam masalah konstruksi dilihat dari segi pandang ilmu konstruksi antara lain :
4.4.1 Basic Principle of Manajement, Project Manajemen dan Project Leadership
a.
Basic Principle of Management Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 5
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen sering didefinisikan sebagai pencapaian tujuan melalui kerja sama dengan orang lain. Kedengarannya memang terlalu sederhana, akan tetapi memberi kita gambaran tentang beberapa hal mendasar. Yang pertama berkaitan dengan pencapaian tujuan. Manajemen selalu berkaitan dengan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan. Banyak orang memiliki jabatan manajer, akan tetapi dalam kenyataannya mereka hanya menjalankan kedudukan dan bukan mengarahkan sesuatu ke arah pencapaian tujuan yang tertentu. Pokok yang kedua adalah berkaitan dengan aspek melalui orang lain. Sebagai sebuah aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut. Meskipun setiap manajer memang memiliki tugas-tugas khusus yang hanya bisa dilakukan olehnya, peran seorang manajer lebih
didasarkan
pada
kenyataan
bagaimana
dia
mengkoordinasi
dan
mengarahkan aktivitas-aktivitas bawahannya. Dalam arti ini, seorang manajer seharusnya lebih mementingkan pencapaian hasil dari para bawahannya daripada prestasinya sendiri. Sebab pencapaian hasil bersama itulah yang menentukan keberhasilan dari organisasi secara keseluruhan.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 6
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
b.
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Project Manajement Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek. Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping). Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu: 1.
Tepat Waktu
2.
Tepat Kuantitas
3.
Tepat Kualitas
4.
Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana
5.
Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6.
Tercapainya K3 dengan baik
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 7
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek dapat selesai sesuai dengan schedule yang telah direncanakan. Pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’, terdiri dari beberapa unsur organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Adapun pihakpihak tersebut antara lain: 1.
Pemilik proyek (owner
2.
Konsultan perencana.
3.
Manajemen Konstruksi
4.
Kontraktor pelaksana utama yang membawahi Sub kontraktor pada setiap pekerjaan.
c.
Project Leadership
Beberapa Definisi Pemimpin adalah : 1.
Proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok [ Koontz & O’donnel]
2.
Kemampuan
untuk
mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah
ditentukan dengan penuh semangat [Davis, 1977] 3.
Mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka [Wexley & Yuki, 1977]
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 8
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
4.
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan [Fiedler, 1967]. Dari definisi di atas dapat disimpulkan ciri-ciri utama dari kepemimpinan
yaitu kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan atau memotivasi, dan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Konsekuensi atas kemampuan tersebut adalah memiliki pengikut. Hal ini juga disampaikan oleh Bachtiar Simamora Ph.D yaitu ”Satu hal terpenting untuk menjadi pemimpin yang efektif yaitu; bahwa para pemimpin tersebut harus memiliki pengikut (follower)! Jika anda tidak dapat menciptakan suasana dimana orang memilih mengikuti anda, itu berarti anda bukanlah seorang pemimpin yang efektif.” Pemimpin tanpa pasukan jelas tidak diinginkan karena sama saja berarti krisis kepemimpinan. Manajer proyek merupakan pemimpin tim proyek kontraktor dalam melaksanakan pembangunan. Untuk menghasilkan proyek yang sesuai dengan mutu, waktu, biaya, sejumlah kemampuan manajerial diperlukan oleh seorang manajer proyek, diantaranya manajemen waktu, biaya, lingkup pekerjaan,kualitas, resiko, biaya, pengadaan, sumber daya manusia, komunikasi dan integrasi. Dari semua kemampuan tersebut, PMI menyebutkan kemampuan mengatur sumber daya manusia sangat diperlukan, sumber daya manusia ini sangat penting juga mengingat proyek konstruksi merupakan proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja. Manajemen sumber daya manusia itu sendiri terdiri dari aktivitas mengatur, mengkoordinasikan dan memimpin.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 9
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pentingnya manajer proyek untuk memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang seimbang. Kepemimpinan yang efektif sangat diperlukan, karena kepemiminan berkaitan dengan kesuksesan proyek. Pemimpin proyek yang efektif akan meningkatkan kekohesifan tim dan kerjasama tim proyek.
4.4.2 Project Contract Manjement Contract Manajement adalah suatu ikatan perjanjian atau negosiasi antara pemilik proyek dengan agen-agen untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek dengan tujuan untuk meminimalkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek. Dalam kontrak konstruksi ada dua jenis kontrak yaitu kontrak dengan harga tetap dan kontrak dengan harga tidak tetap. a.
Kontrak harga tetap, yakni pihak kontraktor setuju dalam melaksanakan semua pekerjaan proyek yang dicanangkan di dalam kontrak dengan imbalan uang muka (harga) dengan jumlahnya tetap. Variasi jenis kontrak ini terdiri dari : 1.
Harga tetap dari ekskalasi yaitu harga kontrak yang dapat disesuaikan, naik atau harga yang didasarkan atas suatu indeks eskalasi yang disetujui bersama.
2.
Harga tetap dengan perangsang. Dalam hal ini kontraktor tambahan harga yang telah disetujui sebagai perangsang misalnya bila kontraktor dapat menyelesaikan lebih dari rencana.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 10
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
3.
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Kontaktor dengan satuan harga tetap. Kontrak ini bila mana jenis pekerjaan dan spesifikasinya dapat secara jelas ditentukan sedangkan jumlah pekerjaan belum dapat diketahui secara tepat.
b.
Kontrak dengan harga yang tidak tetap, yakni pihak pemilik membayar biayabiaya (jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek diatur dalam kontrak ditambah dengan sejumlah uang yang ada dalam bentuk upah. Variasi jenis kontrak ini terdiri dari : 1.
Harga tidak tetap dengan upah tetap. Pemilik membayar kembali semua biaya proyek yang dikeluarkan oleh kontraktor, ditambah fee yang jumlahnya tetap.
2.
Harga tidak tetap dengan suatu batas maksimum. Pemilik membayar semua biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk merampungkan proyek, ditambah upah sampai pada suatu batas maksimum.
3.
Harga tidak tetap dengan resiko ditanggung bersama. Disini jumlah upah akan naik sesuai dengan penghematan yang dihasilkan, tetapi akan mendapat hukuman sesuai dengan jumlah keseimbangan yang terjadi di atas sasaran.
4.
Harga tidak tetap dengan upah berubah-ubah jumlah upah bila pada akhir ternyata biaya proyek sesungguhnya berada di bawah sasaran maka jumlah upah akan naik demikian sebaliknya.
Bentuk-bentuk Kotrak Konstruksi Dalam Negeri dari segi Aspek Perhitungan Biaya : a.
Fixed Lump Sum Price
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 11
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Fixed Lump Sum Price adalah volume kontrak tidak boleh diukur ulang, harga penawaran tidak bleh diubah kecuali pada salah satu volume dan harga satuan. Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Penyedia jasa menanggung semua resiko. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti. Pemenang tender harus menyelesaikan kontrak pengadaan barang dan jasa sampai pekerjaan tersebut selesai sesuai dengan jangka waktu penyelesaian yang sudah ditentukan. Apabila ada resiko dalam penyelesaian pekerjaan tersebu menjadi tanggung jawab pemenang tender. Dalam kontrak lump sum, pemilik dasarnya telah di tetapkan seluruh risiko kepada kontraktor, yang ada gilirannya dapat diharapkan untuk memita markup yang lebih tnggi dalam rangka untuk mengurus kontinjensi yang tidak terduga. Selainharga lum sm tetap, komitmen lainnya adlah sering dibuat oleh kontraktor dalam bentuk submittals seperti jadwal tertentu, siste manajemen pelaporan atau program kendali mutu. Jika biaya aktual dari proyek ini adalah rendah, mengecilkan biaya akan mengurangi keuntungan kontraktor dengan jumlah tersebut. Melebih-lebihkan suatu memiliki efek sebaliknya, tetapi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penawar rendah untuk proyek tersebut. Penjelasan Pasal 21 Ayat (1) PP NO. 29/2000 tentang Penyelenggaran Jasa Konstruksi, tertulis : ”Pada pekerjaan dengan bentuk lump sum, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 12
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
penyedia jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak / harga pekerjaan”
b.
Unit Price Volume kontrak diukur ulang, harga penawaran dpat berubah tetapi harga
satuan tidak dapat berubah. Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan pengguna jasa sama-sama memikul semua resiko. Adanya opname menimbulkan peluang kolusi. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti, berdsarkan harga satuan pekerjaan dengan spesifkasi tertentu. Sehigga pembayarannya dilakukan atas dasar pengukuran bersama atau volume pekerjaan. Dalam kontrak harga satuan, resiko estimasi tidak akurat dalam jumlah yang tidak pasti untuk beberapa tugas utama yang telah dihapus dari kontraktor. Namun, beberapa kontraktor dapat mengajukan ”tawaran seimbang” ketika menemukan perbedaan yang besar antara estimasi dan perkiraan pemilik dan kuantitas. Tergantung pada kepercayaan kontraktor pada perkiraan sendiri dan kecendrungan pada resiko, seorang kontraktor bisa sedikit menaikan harga unit pada tugas diremehkan sambil meurunkan harga untuk pada tugas-tugas lainnya. Jika kontraktor benar di dalam pengkajian, maka dapat meningkatkat keuntungan secara substansial sejak pembayaran dilakukan pada jumlah yang sebenarnya tugas dan jika sebaliknya adala benar, maka bisa kehilangan atas dasar ini. Selanjutnya, pemilik mungkin mendiskualifikasi kontraktor jika tawaran tersebut tampak sangat tidak seimbang. Sejauh bahwa meremehkan atau melenih-lebihkan
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 13
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
disebabkan oleh perubahan dalam jumlah kerja, kesalahan tidak akan mempngaruhi laba kontraktor luar me-markp harga unit. Penjelasan Pasal 21 ayt (2) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis : ”Pada pekerjan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal ini terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan tidak boleh diubah. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan. Semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kokntrak / harga pekerjaan. Harga satuan juga menganut prinsip lump sum”. c.
Kontrak gabungan Lump Sum dan Unit Price Jenis kontrak ini, merupakan gabungan antara lump sum dengan harga
satuan. d.
Kontrak terima jadi Jenis kontrak ini, seluruh pekerjaan diselesaikan dengan waktu tertentu
sampai konstruksi dan peralatan penunjan lainnya dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Pengadaan barang / jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan / konstruksi peralatan dan jaringan utama maupun
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 14
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. e.
Kontrak persentase Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran untuk
satu tahun masa anggaran negara. f.
Kontrak tahun tunggal Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran untuk
satu tahun masa anggaran negara. g.
Kontrak tahun jamak Jenis kontrak ini, pelaksanaan pekerjaan mengikat dana anggaran untuk satu
tahun lebih masa anggaran negara dengan persetujuan pejabat pemerintah. h.
Kontrak pengadaan tunggal Jenis kontrak ini, dilaksanakan oleh satu kontraktor untuk menyelesaikan
proyek dalam waktu tertentu. i.
Kotrak pengadaan bersama Jenis
kontrak
ini,
dilaksanakan
oleh
beberapa
kontraktor
untuk
menyelesaikan proyek dan waktu tertentu secara bersama berdasarkan kesepakatan.
4.4.3 Project Time Manajement Project time management dapat diartikan secara sederhana, melibatkan proses yang dibutuhkan untuk memastikan waktu penyelesaian dari proyek.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 15
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Bagaimanapun, mencapai waktu penyelesaian suatu proyek tidak mudah. Ada enam proses utama yang dilibatkan dalam project time management yaitu : 1.
Activity Definition (Pendefinisian Aktifitas) Activity Definition melibatkan pengidentifikasikan aktivitas secara lebih rinci yang mana harus dilakukan oleh anggota tim proyek dan stakeholder untuk membuat suatu proyek. Tujuan utama dari proses activity definition adalah untuk memastikan bahwa tim proyek sudah benar – benar mengerti semua tugas yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari project scope sehingga mereka dapat memulai penjadwalan kerja. Suatu aktivitas atau tugas adalah suatu elemen yang biasanya dapat diliat pada WBS yang disertai dengan durasi waktu, biaya dan resource yang digunakan.
2.
Activity Sequencing (Urutan Aktivitas) Setelah membuat aktivitas proyek, langkah selanjutnya dalan project time managemen adalah activity sequencing. Activity sequencing melibatkan pengematan kembali pada daftar aktivitas dan atribut, project scope management, daftar milestone, dan perubahan yang disetujui untuk menetukan hubungan antara aktivitas. Activity sequencing juga melibatkan evaluasi untuk dependensi dan perbedaan tipe dependensi.
3.
Activity Duration Estimating (Perkiraan Durasi Aktivitas) Proses mengestimasi banyaknya waktu yang dapat diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas individual. Asil dari proses ini adalah perkiraan durasi dan pembaharuan atribut aktifitas.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 16
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
4.
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pengembangan Jadwal Melibatkan analisis urutan ativitas, perkiraan durasi dan kebutuhan sumber daya untuk menciptakan jadwal proyek.
4.4.4 Project Cost Manajement Project Cost Management terdiri dariaktifitas persiapan dan pengaturan anggaran untuk proyek. Manajemen biaya proyek melibatkan proses yang dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa proyek terselesaikan dengan anggaran yang dianjurkan. Seorang manajer proyek harus dapat meyakinkan bahwa proyek sudah didefinisikan dengan baik, mempunyai perkiraan waktu dan hargayang akurat, dan mempunyai anggaran yang realistis dimana tim proyek terlibat dalam hal penganjuran tersebut. Merupakan tugas manajer proyek untuk memuaskan stakeholders proyek sekaligus memberikan tekanan yang berkelanjutan untuk mengurangi dan mengontrol biaya. Proses yang terlibat dalam manajemen biaya proyek adalah : 1.
Perkiraan biaya (cost estimating) Melibatkan pengembangan sebuah pendekatan atau perkiraan dari biaya semberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Hasil utama dari proses ini merupakan perkiraan biaya, mendukung rincian, dan sebuah perencanaan manajemen biaya.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 17
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
2.
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Penganggaran biaya (Cost budgeting) Melibatkan pengalokasian erkiraan biaya eseluruhan terhadap peralatan kerja individu untuk membangun sebuah dasar untuk pengukuran kinerja. Hasil utama dari proses ini adalah landasan biaya (cost baseline).
3.
Pengendalian biaya (Cost Control) Melibatkan pengendalian perubahan terhadap anggaran proyek. Hasil utamanya adalah revisi perkiraan biaya, pembaharuan anggaran, landasan biaya dan pengukuran kinerja.
4.4.5 Project Quality Manajement Manajemen kualiti proyek adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan / organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonois, seorang manager menyangkut kualitas yang dimaksud di atas adalah :
Produk / pelayanan / proses pelaksanaan
Proses manajemen prouek itu sendiri Tujuan dari kualiti manajemen proyek adalah untuk memastikan bahwa
proyek dapat memenuhi kebutuhan seperti sesuai dengan yang dikerjakan. Banyak teknikal proyek yang gagal karea tim proyek hanya berfokus pada kebutuhan produk utama yang tertulis yang akan dihasilkan dan mengacuhkan kebutuhan stakeholder yang sebenernya dan harapan atas proyek itu sendiri.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 18
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Proses utama pada manajemen kualitas terdiri tiga proses yaitu : 1.
Quality Planning Proses mengidentifikasi standar kualitas yang relavan dengan proyek dan
bagaimana cara untuk memenuhi standar tersebut. Untuk proyek teknologi informasi,
standar
yang harus
dipenuhi
meliputi
pertumbuhan
sistem,
merencanakan waktu respon yang reasonable pada suatu sistem atau memastikan sistem akan menghasilkan informasi yang akurat dan konsisten. Quality Plan dikembangkan untuk memastikan mutu dari hasil pelaksanaan poyek dan mengatur bagamana pengawalan mutu (QA) dan pengontrolan mutu (QC) selama pelaksanaan proyek. Secara garis besar Quality Plan bertujuan mengidentifikasi dan menetapkan standar mutu yang relevan bagi proyek dan merumuskan strategi pencapaiannya untuk memastikan proyek dan pekerjaan yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu yang dapat diterima. Secara garis besar Quality Plan meliputi 4 elemen utama : a.
Penentuan kebijakan mutu (Quality Policy)
b.
Penentuan penanggung jawab kebijakan mutu
c.
Penentuan arah pencapaian mutu
d.
Penentuan strategi pencapaian mutu
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 19
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Quality Plan diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut : a.
Sebagai proses mengidentifikasi standar kualitas yang relavan dengan proyek yang sedang dikerjakan :
Memahami kebutuhan owner / pemberi tugas
Memahami peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan
Mengumpulkan data teknis yang di perlakukan untuk desain dan pelaksanaan konstruksi
b.
Sebagai proses merencanakan strategi pencapaian kualitas :
Penyusuna dan penetapan RKS / spesifikasi umum teknis
Penetapan peraturan-peraturan yang dipakai dan harus ditaati dalam pelaksanaan pekerjaan
c.
Sebagai proses merencanakan strategi pencapaian kualitas :
Pemilihan jenis / tipe / merk material (spesifikasi material)
Perencanaan metode pelaksanaan : urutan kerja dan strategi kerja
Analisa kebutuhan material, alat dan sumber daya manusia yang diperlukan, baik dari sisi jumlah / volume, penjadwalan waktu, jenis, kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan
Antisipasi
permasalahan
yang
mungkin
timbul
dan
strategi
penanganannya
Sinkronisasi, evaluasi dan validasi keselarasan antar standar kualitas (metode, volume, kemampuan) dengan biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 20
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Dalam proses pembuatan Project Quality Plan, harus selalu selaras dan seimbang secara optimal dengan aspek Cost (budget) dan Time (Scedule), suatu quality plan yang baik selalu selaras dalam perencanaannya dan memenuhi batasan biaya dan waktu yang dditetapkan pada suatu proyek. 2.
Quality Assurance Proses
mengevaluasi
(secara
periodik)
keseluruhan
proyek
untuk
memastikan proyek akan memenuhi standar kuallitas yang relavan. Pada proses ini meliputi pengambilan tanggung jawab selama proyek berlangsung sampai akhir proyek berjalan. Quality Assurance merupakan suatu proses :
Menjalankan apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan
Mengawali strategi pencapaian kualitas supaya berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan
Mengevalasi pelaksanaan apakah sesuai dengan rencana strategi pencapaian kualitas dalam batas toleransi yang dapat diterima
Quality Assurancce diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :
Sebagai proses menjalankan apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan
Sebagai proses mengawal strategi pencapaian kualitas supaya berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, supaya memenuhi persyaratanpengujian dan evaluasinya serta memenuhi metode pelaksanaan yang baik, dengan
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 21
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
urutan kerja yang benar dan kelengkapan material, alat dan sumber daya manusia yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Sebagai proses mengevaluasi elaksanaan apakah sesuai dengan rencana strategi pencapaian kualitas dalam batas toleransi yang dapat diterima
Sebagai proses identifikasi dan pencegahan / antisipasi masalah yang mungkin timbul dari kondisi lokas kerja, material, alat dan sumber daya manusia yang ada serta melakukan evauasi dan antisipasi problem dengan mengacu pada strategi yang telah direncanakan sebelumnya.
Sebagai fungsi memberikan verifikasi keselarasan elaksanaan pekerjaan dari pemenuhan kualitas, biaya dan waktu terhadap rencana.
3.
Quality Control Quality Control merupakan aktifitas yang mengacu pada penilaian mutu dari
hasil pekerjaan atau produk yang dihasilka oleh proyek, apakah pekerjaan memenuhi standar mutu, lengkap dan benar, dengan menggunakan sarana pemeriksaan dan pengujian. Tugas Quality Control Engineer di Proyek :
Melaksanakan inspeksi (material, alat, pekerjaan)
Memeriksa dokumen sertifikasi (material, alat, tenaga kerja)
Menyaksikan pelaksanaan dan menganalisa hasil pengujian (material, pekerjaan)
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 22
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.6 Project Labor Manajement Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen labor atau manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan : 1.
Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja
2.
Recruitment dan pembagian tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan
3.
Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan
4.
Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung
5.
Perencanaan, penjadwalan, engarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja. Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam
pelaksanaan suatu proyek, baik dari yang ahli / rofesional sampai tenaga kerja pemborong / buruh. Penempatan tenaga kerja harus di sesuaikan antara keahlian tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan menjadi efesien dan efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut. 1.
Tenaga kerja ahli, adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek yang sedang berlangsung jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 23
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
pekerjaan. Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana, sarjana muda dan memiliki pengalaman dibidang masing-masing. 2.
Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan, menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
3.
Tenaga tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek ’tempat penulis kerja praktek’ dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukang batu (mason), tukang kayu (carpenter), tukang las, dan tukang listrik (ME). Tukang besi mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan degan pembesian/pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran dan pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu baik bekesting hingga servis lainnya.
4.
Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan bahan, alat, dan lain – lain.
5.
Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan bahan, alat, dan lain – lain.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 24
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.7 Project Material Manajement Untuk memperkecil resiko dan ketidak pastian suatu proyek konstruksi dapat dilakukan dengan suatu manajemen yang mampu mengendalikan serta mereduksi biaya (cost) dan waktu (time) serta menjaminkualitas (quality) suatu pekerjaan konstruksi agar dapat mencapai sasaran secara efektif dan eflsien. Mekanisme manajemen konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor ditopang oleh banyak pihak, melibatkan pengorganisasian dan koordinasi dari semua sumber daya untuk proyek konstruksi yang dilakukan. Dalam rangka pelaksanaan proyek agar sesuai dengan standar kualitas dan pelaksanaan/kinerja yang telah dispesifikasikan perancang, maka sumber daya tenaga kerja, peralatan konstruksi, material-material tetap dan sementara, dana, teknologi dan metoda serta periode pelaksanaan perlu diperhatikan agar penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan tepat pada jadwal waktunya dan dalam batas-batas anggarannya. Material konstruksi merupakan salah satu sumber daya yang terbatas dalam suatu proyek konstruksi, menjadikan procurement sebagai salah satu fungsi utama dari kegiatan konstruksi yang nilainya antara 2540% bahkan dapat mencapai 60% dari anggaran proyek Sehingga penambahan waktu dari pemesanan, pengiriman serta penanganan material konstruksi sebagai kegiatan pengadaan material seringkali berdampak dapat menimbulkan kegiatan kritis baru dari suatu kegiatan pelaksanaan proyek dalam menentukan keberhasilan projek. Manajemen material proyek membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang kegiatan proyek agar keterkaitan penyediaan dan penggunaan material terhadap suatu pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan keterlambatan jadwal
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 25
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
pemesanan yang dapat menyebabkan bertambahnya biaya pada proyek sebisa mungkin tidak terjadi. Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan material adalah sebagai berikut:
Kualitas material yang dibutuhkan: menggunakan tipe tertentu dengan mutu harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek.
Spesifikasi teknis material: merupakan dokumentasi persyaratan teknis material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan material.
Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok: dengan memilih harga yang paling murah dengan kualitas material terbaik.
Waktu pengiriman (delivery): menyesuaikan dengan schedule pemakaian material, biasanya beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai.
Pajak penjualan material: menjadi beban bagi pemilik proyek yang telah dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek secara keseluruhan.
Kondisi pembayaran kepada logistik material yang dilakukan: harus disesuaikan dengan cashflow proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.
Pemasok material adalah rekanan terpilih yang telah bekerja sama dengan baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek-proyek sebelumnya.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 26
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung material yang siap dipakai, karena itu kapasitas dan lalu lintasnya harus diperhitungkan.
Harga material saat penawaran lelang dapat naik sewaktu-waktu pada tahap pelaksanaan proyek, karena itu perhitungan eskalasi harga harus dimasukkan dalam komponen harga satuan.
Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan proyek dengan waktu pengiriman material dari pemasok.
Pembelian Material
Pemilihan Pemasok
Pengiriman dan Penerimaan Material
UMPAN BALIK
Penyimpanan dan Pengeluaran Material
Pemeriksaan Material
Gambar 4.Prosedur Manajemen Pengadaan Material Bangunan Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan material bangunan adalah: 1.
Perkiraan kebutuhan material bangunan
2.
Daya tahan atau keawetan
3.
Ongkos simpan
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 27
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
4.
Resiko penyimpanan
5.
Harga material
6.
Kebijaksanaan pembelanjaan
7.
Sulit atau mudah memperoleh material
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.8 Project Equipment Manajement Banyak alat yang diciptakan dan dikembangkan untuk membantu dan mempermudah aktivitas dalam pengerjaan proyek konstruksi. Alat tidak lagi sepenuhnya menggunakan tenaga manusia tetapi manusia hanya menjadi bagian untuk proses pengoperasian alat tersebut. Oleh sebab itu dalam pelaksanaanya pemilihan alat sangat perlu direncanakan dengan tepat dan cermat sesuai dengan keadaan proyek, kondisi lingkungan sekitar proyek dan kemampuan pekerja. Pengoperasian / penggunaan alat yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap kinerja dari proyek tersebut. Demikian pula dengan ketersediaan tenaga kerja yang ahli dalam mengoperasikan alat tersebut. Semua faktor ini akan saling mempengaruhi dan mendukung tetapi apabila hanya satu faktor saja yang diprioritaskan, maka akan saling merugikan yang berakibat pada keterlambatan proyek tersebut. Apabila alat beroperasi dengan baik dan dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas maka dianggap proyek berjalan lancar.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 28
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.9 Project Safety & Health Manajement Semakin
besar
proyek
konstruksi,
tentunya
akan
menimbulkan
permasalahan yang semakin kompleks pula, termasuk di dalamnya permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pengelolaan proyek yang baik, akan memperhatikan masalah K3 ini, sehingga akan meminimalisir setiap potensi timbulnya kecelakaan kerja yang melibatkan tenaga kerja. Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang harus selalu diperhatikan. Berdasarkan data dari Jamsostek, kasus kecelakaan kerja di Indonesia, walaupun fluktuatif ternyata pada periode 2011 mengalami pelonjakan hampir dua kali lipat dibandingkan data tahun 2010 yakni dari 47.919 kasus menjadi 86.000 kasus. Hal ini juga yang menyebabkan Indonesia dimenduduki peringkat terbawah dalam hal standar keselematan kerja dibandingkan negara-negara ASEAN. Suatu sistim kerja terpadu, disiplin kerja, fasilitas dan adanya komitmen dan tanggung jawab yang jelas sangat diperlukan untuk mengatasi dan mengurangi resiko kecelakaan kerja dan permasalahan yang terjadi. Manajemen yang efektif dan efisien perlu untuk memberikan prioritas utama terhadap resiko-resiko penting sebelum memulai proyek konstruksi. Selain itu, penting untuk menentukan alokasi resiko kecelakaan kerja yang tepat agar dapat mengurangi kerugian biaya, waktu dan kualitas akibat resiko tersebut. Efek kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi dapat menyebabkan rusaknya peralatan yang digunakan, rusaknya lingkungan sekitar proyek, serta hilangnya nyawa pekerja (fatality). Efek-efek tersebut akan Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 29
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
mempengaruhi schedule penyelesaian proyek (project delay) dan pembengkakan biaya konstruksi secara keseluruhan. Kecelakaan yang terjadi pada suatu pekerjaan konstruksi kebanyakan disebabkan oleh tenaga kerja yang tidak berpengalaman terhadap apa yang dia kerjakan, peralatan yang sudah tidak layak untuk dipakai, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, perilaku karyawan yang kurang peduli tehadap safety, serta manajemen perusahaan yang kurang peduli sepenuhnya terhadap safety, serta metode kerja yang tidak aman. Kecelakaan kerja dapat terjadi bila bahaya yang timbul tidak dapat diantisipasi karena kegagalan Sistem Pertahanan Keselamatan Kerja (SPKK). Dengan demikian, hal utama untuk mencegah kecelakaan kerja di konstruksi harus dimulai dengan membentuk SPKK yang baik, salah satunya dengan menerapkan sitem manajemen K3 (SMK3). Penerapan SMK3 meliputi metode kerja dan fasilitas yang mendukung pekerjaan tersebut. Sistem manajemen K3 pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan mengungkapkan sebab suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian keselamatan kerja secara cermat dilaksanakan atau tidak. Tiga faktor dalam penerpan SMK3 di proyek konstruksi yaitu peran manajemen, kondisi dan lingkungan kerja, serta kesadaran dan kualitas pekerja. Penerapan SMK3 yang baik akan memberikan efek yang signifikan terhadap manfaat proyek, yang dapat diukur dalam parameter efisiensi, nilai efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja dan juga peningkatan aktivitas pekerjaan.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 30
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Pemerintah pun sejak tahun 1980 telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam bidang konstruksi. Tahun 1986 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan
Umum
dan
Menteri
Tenaga
Kerja
No.Kep.174/MEN/1986-
104/KPTS/1986: Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi”
4.4.10 Project Value Manajement Project Value Manajement adalah suatu susunan atau metode untuk meminimalisir biaya pengeluaran pada konstruksi dengan atau tanpa mengurangi serta mempertahankan nilai, tujuan dan fungsi konstruksi yang ada. Perencanaan Sumber Daya, menentukan sumber daya apa (orang, peralatan, bahan) dan berapa jumlah masing-masing yang harus digunakan untuk melakukan kegiatan proyek. Ada 7 hal yang mendasar kenapa kita memerlukan Value Engineering pada sebuah proyek yaitu : 1. Meningkatnya biaya konstruksi Biaya konstruksi yang dimaksud kan disini adalah uang yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan untuk melakukan kegiatan membangun sebuah proyek. Perhitungan-perhitungan yang meleset saat mengestimasi
harga harus di
perhitungkan sedetail mungkin (diperlukan tenaga ahli propesional yang teliti dan mempunyai wawasan prediksi). Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 31
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
2. Kekurangan dana pembangunan Dana Pembangunan yang dimaksud adalah uang yang disediakan oleh seseorang atau badan untuk sejumlah proyek pembangunan. Dana tersebut bisa berasal dari berbagai pihak. Banyak contoh yang kita lihat saat ini untuk membangun sebuah proyek dana-dana yang dikerahkan untuk membangun proyek tersebut kurang memadai dan banyak terjadi kekurangan. Kekurangankekurangan dana pembangunan ini harus melalui birokrasi yang sangat sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Bisa-bisa proyek tersebut tercancel atau dibatalkan setelah pogress 60%-80%. dan akibatnya proyek tersebut dapat kita katakan "Gagal Maning" jika perjuangan mendapatkan dana tambahan guna menutupi kekurangan. Untuk itu Jasa dari Value Engineering sangat dibutuhkan disaat-saat seperti ini. Agar tidak terlambat Jasa Value Engineering bisa dilakukan sebelum dilaksanakannya tender proyek guna mengetahui proyek itu dapat berjalan atau tidak. 3. Suku bunga cukup tinggi Bunga yang dimaksudkan disini adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok. Suku bunga ini bisa berubah dalam setiap tahun, bulan, hari, jam, menit dan tidak ketinggalan detik. Suku bunga ini sangat erat ketergantungannya dengan perekonomian Indonesia sendiri. dan faktor-faktor yang mengakibatkan suku bunga naik juga banyak faktor yang harus di lihat. Disini kita tidak membahas ekonomi tetapi membahas Cost Control dari Engineering itu sendiri.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 32
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Dikarenakan suku bunga dari pihak peminjaman dana atau modal persentasenya sangat tinggi, untuk itu sebaiknya dilakukan Value Engineering yang sangat mendalam pada saat proyek itu akan dilaksanakan dan juga Suku bunga ini sangat berpengaruh kepada kontraktor yang akan melaksanakan pembangunan tersebut. Atau bisa dilakukan pembicaraan Value Engineering pada saat akan dibukanya lelang dan aanwizing. 4. Inflasi meningkat setiap tahun Inflasi adalah kemerosotan nilai uang dikarenakan banyaknya dan cepatnya uang beredar menyebabkan naiknya harga barang- barang. 5. Kemajuan teknologi yang sangat pesat Teknologi yang dimaksudkan disini adalah metode ilmiah atau sistem engineering yang didasari oleh ilmu pengetahuan terapan untuk mencapai tujuan yang praktis. 6. Perencanaan yang terlalu mewah Value Engineering disini pada perencanaan yang sangat mewah ini kita sebagai Value Engineering harus bisa menganalisa dan mempresentasikan apa yang akan kita rubah pada fisik bangunan tersebut. 7. Adanya pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah Kenaikan produk nasional bruto di suatu negara. Bruto disini adah Berat, Gaji, Hasil keuntungan, Pendapatan. Dewasa ini sudah tidak asing lagi bagi kita banyak melihat perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan diatas kewajaran dan juga banyak pekerja-pekerja di bayar juga diatas kewajaran. Sistem keadilan dan sistem keakuratan tidak dapat lagi di nilai dalam suatu perbuatan. Pihak Value Engineering juga mengambil Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 33
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
tindakan akan adanya pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan baik atas dasar sengaja baik tidak disengaja oleh seseorang atau badan.
4.4.11 Project Risk Manajement a.
Latar belakang Istilah “risiko” (risk) memiliki banyak definisi. Tetapi pengertian secara
ilmiah sampai saat ini ini masih tetap beragam. Menurut kamus bahasa Indonesia versi online dalam buku Manajemen Risiko Bisnis (Tony Pramana, 2011), risiko adalah “akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuat atau tindakan”. Dengan kala lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu. (Pramana, 2011). Secara ilmiah risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi. Risiko = f (frekuensi kejadian, probabilitas, konsekuensi) Frekuensi risiko dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebagai fungsi dari probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam probabilitas. Nilai probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan pengalaman–pengalaman yang sudah ada, berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak memiliki cukup pengalaman dalam menentukan
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 34
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus dilakukan dengan hati–hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang. Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentuk kompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat berupa tindakan penanggulangan dangan cara lain dengan biaya yang lebih rendah. Sedangkan pengertian Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengukuran dan tindak lanjut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Jadi, pengertian manajemen risiko adalah suatu upaya penerapan kebijakan peraturan dan upaya-upaya praktis manajemen secara sistematis dalam menganalisa pemakaian dan pengontrolan risiko untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan. (Hermawan, 2010)
b.
Identifikasi Resiko Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana kita melakukan
identifikasi risiko yang terdapat dalam suatu kegiatan atau proses. Identifikasi risiko adalah usaha untuk mengetahui, mengenal dan memperkirakan adanya risiko pada suatu system operasi, peralatan, prosedur, unit kerja. Identifikasi risiko merupakan langkah penting dalam proses pengendalian risiko. Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal dari : 1.
Bahan/material
2.
Alat/mesin
3.
Proses
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 35
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
4.
Lingkungan Kerja
5.
Metode Kerja
6.
Cara Kerja
7.
Produk
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Target yang mungkin terkena/terpengaruh sumber bahaya : 1.
Manusia
2.
Produk
3.
Peralatan/fasilitas
4.
Lingkungan
5.
Proses
6.
Reputasi
7.
dll.
Kegunaan identifikasi risiko: 1.
Mengetahui potensi bahaya
2.
Mengetahui lokasi bahaya
3.
Menunjukan suatu bahaya pada pengendali
4.
Menunjukan suatu bahaya tidak akan menimbulkan akibat
5.
Sebagai bahan analisa lebih lanjut
c.
Analisa dan Penilaian Risiko (Peluang Probability) Yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian ketika terpapar
dengan suatu bahaya. Contohnya:
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 36
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
1.
Peluang orang jatuh karena melewati jalan licin
2.
Peluang untuk tertusuk jarum
3.
Peluang tersengat listrik
4.
Peluang supir menabrak
d.
Akibat (Consequences)
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan manusia, properti, lingkungan, dll. Contohmya: 1.
Fatality atau kematian
2.
Cacat
3.
Perawatan medis
4.
P3K
e.
Penanganan Risiko Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan apakah risiko tersebut
masih bisa diterima (acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk) oleh suatu organisasi. Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka organisasi harus menetapkan bagai-mana risiko tersebut ditangani hingga tingkat dimana risikonya paling minimum/ sekecil mungkin. Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka organisasi perlumemastikan bahwa monitoring terus dilakukan terhadap risiko itu. Menentukan
suatu
risiko
dapat
diterima
akan
tergantung
kepada
penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan : Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 37
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
1.
Tindakan pengendalian yang telah ada
2.
Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
3.
Regulasi/standard yang berlaku
4.
Rencana keadaan darurat
5.
Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.12 Project Information System a.
Konsep Manajemen Proyek Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu :
manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajement manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim. b.
Dasar-Dasar Organisasional Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja
sama antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem maka terdiri dari beberapa elemen yaitu : Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 38
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
1.
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salah satunya ada yang memimpin organisasi tersebut.
2.
tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi atau kedudukannya masing-masing.
4.
pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan (job) masing-masing sesuai dengan posisinya.
5.
teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untuk membantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi.
6.
struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
7.
lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang organisasi. Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai
landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi : 1.
tujuan organisasi yang jelas
2.
tugas yang dilakukan harus jelas
3.
pembagian tugas yang adil
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 39
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
4.
penempatan posisi yang tepat
5.
adanya koordinasi dan integrasi
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas (strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran. 1.
Manajemen tingkat bawah (operasional)
Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila diterapkan dengan benar.
Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelas sehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrol inventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi.
Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangat tergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakan pengguna on-line terbesar, sumberdaya-sumberdaya informasi real-time.
2.
Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)
Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan mengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa dialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, dan meramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 40
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
untukmeminimalkan
problem-problem
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
pegawai
yang
dapat
membahayakan produktivitas.
Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal dan membutuhkan sangat besar informasi real- time agar dapat melakukan pengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuai standar.
3.
Manajemen tingkat atas (strategik)
Manajer
strategik
membuat
keputusan-keputusan
yang
akan
membimbing manajer operasional dan manajer tingkat menengah.
Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidak pasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannya adalah pengarahan dan perencanaan.
Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi menjalankan tugas dan tujuan organisasi.
Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahui peraturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategi perusahaan-perusahaan pesaing).
c.
Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan
perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 41
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.
Kebijakan Sistem Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh
manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatankesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah) Perencanaan
sistem
menyangkut
estimasi
sumberdaya
(kebutuhan-
kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari : perencanaan jangka pendek (periode 1–2 tahun) dan jangka panjang (periode sampai 5 tahun). Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data.
Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses utama, yaitu : 1.
Merencanakan proyek-proyek sistem Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :
Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan
Mengidentifikasi proyek-proyek sistem
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 42
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku)
2.
Menetukan prioritas proyek-proyek sistem
Membuat laporan perencanaan sistem
Meminta persetujuan manajemen
Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan, persiapan ini meliputi :
Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan)
3.
Mengumumkan proyek pengembangan sistem
Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
4.
Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek sistem
Melakukan studi kelayakan
Menilai kelayakan proyek sistem
Membuat usulan proyek sistem
Meminta persetujuan manajemen
Perkiraan Proyek Sistem Informasi Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam
pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 43
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut :
Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek
Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama
Menggunakan teknik dekomposis
Menggunakan satu atau lebih model empiris Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan
bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan : 1.
Grafik Gantt Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili
setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan. 2.
Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques) Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah
yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 44
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas
Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis
Mudah menentukan waktu kendur
3.
Penjadwalan proyek berbasis komputer Menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan
menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantec’s Timeline dan Computer Associates’ CA-Super Project. Proses pengembangan sistem informasi (PL) dikembangkan oleh pelakupelaku yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok : 1.
Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada proyek tersebut.
2.
Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi).
3.
Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi).
4.
Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut.
5.
Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan produk.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 45
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.13 Project Close – Out a.
Latar Belakang Proyek adalah bagian dari pekerjaan yang diatur dan di desain dengan hati-
hati untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu. Penutupan adalah mempersiapkan langganan untuk menerima dan penyerahan untuk memastikan proyek telah diselesaikan sesuai persetujuan, semua aktivitas selanjutnya diidentifikasikan dan diberikan dan proses evaluasi proyek selesai. Closeout juga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau proses untuk menutup sesuatu. Proyek adalah sesuatu yang spesial sesuai dengan sifat dasarnya dilihat sebagai sebuah aktivitas di luar operasi normalnya. Sesuai dengan definisinya, proyek adalah aktivitas dengan waktu yang terbatas, di mana semua proyek akan berakhir. Sasaran utama dari team konstruksi adalah menyelesaikan proyek sesuai dengan spesifikasinya dalam waktu dam biaya yang tidak berlebih. Proyek biasanya ditutup karena 2 alasan, yaitu proyek tersebut sukses atau gagal. Proyek yang sukses berarti bahwa proyek tersebut telah sesuai dengan biaya, jadwal, pelaksanaan secara teknis dan telah diberikan kepada pemilik bangunan. Proyek yang gagal berarti bahwa proyek tersebut tidak mencapai biaya, jadwal, pelaksanaan secara teknis. Semua proyek mempunyai siklus hidup yang sama. Yang dimulai dari tahap konseptual, tahap perencanaan, tahap pemeriksaan, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap penutupan. Penutupan proyek merupakan sebuah tahap yang sangat penting di dalam siklus hidup proyek. Seperti aktifitas lain dalam proyek, bagian penutupan ini merupakan tahap yang kritis. Artinya, sukses tidaknya proyek sangat bergantung pada aktivitas ini. Seperti aktivitas lainnya dalam proyek, Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 46
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
sebaiknya project closeout sudah dibuatrencananya terlebih dahulu dengan prosedur yang sistematis. Sebaiknya project closeout tidak dilakukan karena ketidaksiapan untuk melanjutkan pekerjaan proyek atau dilakukan secara mendadak. Awal dari project closeout dimulai mendekati akhir sebuah proyek, ketika kontraktor mengajukan inspeksi terakhir atas pekerjaan yang diselesaikan. Penyelesaian proyek dimulai ketika proyek telah mencapai titik atas penyelesaian mekanikal dan penyelesaian penting, yang mana merupakan waktu bahwa pemilik akan mengambil fasilitas dan mulai memakainya. Project closeout memang tidak semenarik dibandingkan dengan semua hal yang telah terjadi sebelumnya, meskipun demikian hal ini merupakan aspek penting yang harus dilakukan di dalam manajemen proyek. Periode project closeout
biasanya
dimulai 1 bulan sebelum
kontraktor menyelesaikan
pekerjaannya pada proyek tersebut dan sering kali diperpanjang 1 bulan setelah penyelesaian pekerjaan. Kegiatan proyek belum tentu berhenti dengan selesainya pekerjaan fisik proyek yang bersangkutan. Masih terdapat berbagai hal yang harus dirapikan sebelum keseluruhan proyek dapat dikatakan benar-benar selesai. Evaluasievaluasi yang dilakukan antara lain adalah: evaluasi fisik, dan evaluasi administrasi dan keuangan.
b.
Evaluasi-Evaluasi Yang Dilakukan Sebelum Menutup Proyek Pemilik proyek adalah penguasa yang sah secara hukum atas tanah dan
bangunan.
Pemilik proyek juga dapat diartikan sebagai orang atau sebuah
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 47
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
organisasi yang menjadi pemilik dari sebuah bangunan yang mendesain dan melakukan pemilihan kontraktor untuk mengerjakan desainnya. Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah:
Mengambil keputusan untuk menunjuk pelaksana arsitektur maupun pelaksana sipil.Mengambil keputusan untuk menunjuk pelaksana arsitektur maupun pelaksana sipil.
Menyetujui isi dokumen kontrak yang diajukan oleh pelaksana arsitektur maupun pelaksana sipil, dan mengesahkan semua surat perjanjian.
Menetapkan jenis tender dan peserta tender.
Menyediakan dana atau biaya proyek.
Menolak pekerjaan yang tidak sesuai gambar bestek.
Menetapkan denda jika terjadi keterlambatan proyek.
Membentuk tim pengawas lapangan sebagai wakil dari pemilik bangunan.
Menyetujui prosedur pembayaran kepada kontraktor.
Memutuskan persetujuan pekerjaan tambah atau kurang yang berhubungan dengan proyek.
Mengambil keputusan akhir yang mengikat mengenai pelaksanaan proyek dan pembayaran sesuai dengan kesepakatan bersama.
Melakukan check list atas pekerjaan kontraktor. Kontraktor adalah orang yang terlibat di dalam sebuah kontrak dengan
pemilik proyek untuk membangun sebuah proyek. Tugas dan wewenang kontraktor adalah :
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 48
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja dan syarat- syaratnya (RKS).
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Memberikan laporan perkembangan pekerjaan kepada pemilik proyek secara berkala.
Memberikan usulan perubahan pekerjaan di lapangan kepada pihak pengawas sesuai jalur instruksi.
Melakukan perbaikan atas intalasi yang telah diselesaikan. Berdasarkan definisi harafiahnya, nominated sub contractor adalah
pengangkatan/penunjukan kontraktor cadangan. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengungkapkan di mana telah terjadi permasalahan dan untuk membuka potensi masalah yang ada. Evaluasijuga akan menhasilkan pemahaman bagi semua pihak mengenai status proyek. Dengan demikian bisa dipahami sebelum diadakan evaluasi perlu adanya tindakan pelaporan, karena dari data, bahan-bahan dan informasi yang dilaporkan akan bisa dievaluasi. Evaluasi juga berguna untuk melakukan pengelolaan yang lebih baik terhadap proyek di masa yang akan datang. Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan evaluasi adalah menemukan kekurangan atau kesalahan yang ada, dan kemudian segera dilakukan perbaikan sebelum instalasi tersebut mulai beroperasi. Harus diingat bahwa dalam mengevaluasi pekerjaan dari kontraktor, standar pembanding tidak didasarkan pada pengalaman inspector di proyek sebelumnya,
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 49
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
tetapi lebih didasarkan pada kondisi kontrak secara khusus. Orang-orang pada tim inspeksi akhir harus sama dengan orang-orang pada tim inspeksi awal. Semua item yang harus diperbaiki pada awal check list harus di tinjau ulang dan semua hasil pengetesan yang tidak memuaskan harus di tes ulang. Pengetesan tidak hanya dilakukan pada pengoperasian mesin, pompa, sistem air conditioning, sistem perlindungan kebakaran dan sistem komunikasi, tetapi harus dilakukan juga pengetesan terhadap tombol-tombol, pengontrol dan peralatan darurat lainnya. Sebagai tambahan, semua pintu, kunci, dan bagian-bagian bergerak lainnya harus dioperasikan untuk memastikan semua bagian tersebut dapat berfungsi dengan baik. Evaluasi-evaluasi yang dilakukan oleh pemilik proyek dan kontraktor sebelum menutup proyek meliputi: evaluasi fisik, dan evaluasi administrasi dan keuangan. Evaluasi sendiri berarti membandingkan antara sesuatu kenyataan dengan suatu standard atau baku tertentu.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 50
Pembangunan Gedung Kantor MahkamahAgung RI
Bab IV Ilmu Manajemen Konstruksi
4.4.14 Cade of Professional Ethics Professional manajemen proyek demi kepentingan profesi, mempengaruhi kualitas kehidupan untuk semua orang di lingkungan kita. Oleh sebab itu, sangat penting bagi professional manajemen proyek untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara etis agar selalu memperoleh kepercayaan tinggi dari anggota team, kolega, karyawan, pemilik,klien, dan masyarakat. Profesional manajemen proyek seharusnya menjaga standar tinggi tingkah laku personal dan professional : 1.
Bertanggung-jawab terhadap tindakan yang dilakukan
2.
Hanya akan menerima tanggung-jawab jika memiliki pengalaman dan telahdilatih secara memadai, atau setelah menunjukkan kesesuaian dengan kualifikasiyang dipersyaratkan oleh pemilik atau klien.
3.
Menjaga keahlian professional agar selalu mengikuti perkembangan jaman danmemahami pentingnya pengembangan dan pendidikan personal
4.
Meningkatkan integritas dan prestis dari profesi dengan bertindak secarabermartabat.
5.
Mendukung kode etik profesi dan mendorong kolega dan rekan kerja untukbertindak sesuai dengan kode etik ini
6.
Mendukung masyarakat profesional dengan secara aktif berpartisipasi danmendorong kolega dan rekan kerja untuk berpartisipasi
7.
Patuh pada hukum yang berlaku di mana pekerjaan dilakukan.
Mohamad Yusuf Arifin (41108010049)
IV - 51