47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sekolah Sebelum pembahasan hasil penelitian, penulis akan membahas deskripsi sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Binabudi terletak di Jalan Pasir Kampung Desa Cipanas Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Dengan kondisi geografis sekolah yang berada di pedesaan, sekolah ini memiliki cukup banyak siswa yaitu 350 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 182 dan siswa perempuan 168. Di sekolah ini hanya ada 4 orang guru PNS yang berkompetensi dan telah mendapatkan sertifikat pendidik, sementara 12 guru atau staf pengajar lainnya masih berstatus Guru Tidak Tetap (GTT). Dari 16 guru yang ada di SDN Binabudi, hanya ada 11 orang guru yang sudah memenuhi syarat kualifikasi akademik (S1), sementara 5 orang lainnya sedang mengikuti pendidikan pada jenjang S1. Sekolah ini mempunyai fasilitas 9 ruangan kelas, 1 ruangan guru, dan 1 kantin. Setiap kelas mempunyai 20 meja dan 40 bangku untuk siswa. Selain itu setiap kelas memiliki 1 lemari, 1 meja dan kursi untuk guru. Di ruangan guru terdapat 1 paket computer. Untuk lebih lengkapnya data profil sekolah dan tenaga pendidik di SDN Binabudi dapat dilihat pada lampiran 1. Dengan kondisi siswa di sekolah yang cukup banyak tetapi tidak seimbang dengan fasilitas dan daya dukung yang ada, akan membuat siswa merasa jenuh dan tidak kondusif untuk belajar, maka guru di SDN Binabudi ini dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih metode dan mengembangkan sumber dan alat pembelajaran di kelas agar siswa lebih fokus dalam pembelajarannya. Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti menyusun terlebih dahulu proses tindakan siklus I yang dimulai dengan urutan sebagai berikut: 1. Perencanaan Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, Gambaran umum rencana tindakan pembelajaran Siklus I dideskripsikan pada tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus I No
A
B
C
Pendekatan Konstruktivisme Kegiatan Awal Prinsip pengetahuan awal
Jenis Tindakan Menggali pengetahuan awal siswa dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.
Kegiatan Inti Prinsip pemberian pengalaman langsung
Menerapkan metode percobaan dengan cara menyediakan alat dan bahan yang sama kepada masing-masing kelompok, masing-masing kelompok dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan.
Prinsip mengaktifkan interaksi sosial
Memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat melakukan percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.
Kegiatan Akhir Prinsip pencapaian kepahaman
Membimbing dan mengarahkan kegiatan menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelas dalam mengkonstruksi pemahaman Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa dan pembahasan hasil unjuk kerja dimaksudkan untuk membantu siswa dalam merealisasikan prinsip pemberian pengalaman langsung serta sarana untuk diskusi siswa dalam melaksanakan prinsip mengaktifkan interaksi sosial pada pendekatan konstruktivisme. Dalam rangka pengumpulan data maka disusun intrumen tes tertulis pembelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya yang terdiri dari tiga indikator dan 15 soal uraian. Selain itu, dalam penelitian ini disusun lembar observasi terbuka guru dan siswa untuk mengamati aktivitas belajar guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, juga angket siswa terbuka untuk melihat sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebagai refleksi pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Di bawah ini adalah hasil observer pada perencanaan tindakan siklus I: Tabel. 4.2. Deskripsi Hasil Pengamatan Observer Perencanaan Tindakan Siklus I No 1.
Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I
Deskripsi Hasil Observasi Indikator yang dibuat, terlalu banyak Cakupan materi terlalu luas, membuat siswa kesulitan untuk memahami lebih dalam tentang materi tersebut. Alokasi waktu yang direncanakan tidak sesuai dengan pelaksanaan. RPP dengan menerapkan prinsip pendekatan pembelajaran konstruktivisme belum sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, dikarenakan siswa belum terbiasa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tersebut. RPP pada siklus I belum mampu memberikan konstribusi yang cukup pada pelaksanaan tindakan siklus I.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
2.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siswa kesulitan dan belum terbiasa dalam membaca petunjuk dalam LKS untuk melakukan kegiatan percobaan Kegiatan yang dirancang dalam LKS masih abstrak dan kurang dekat dengan kehidupan siswa. Kegiatan yang dirancang dalam LKS belum mampu memberikan konstribusi yang cukup pada pelaksanaan tindakan siklus I.
3.
Instrumen tes (tes uraian)
Bahasa yang digunakan terlalu abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa. Banyak soal tes yang diberikan terlalu banyak. Alokasi waktu yang diberikan tidak cukup.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan tindakan pada siklus I, belum mampu memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Binabudi pada mata pelajaran IPA tentang materi wujud benda dan sifatnya.
2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dilakukan melaui tiga pertemuan yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes siklus. Pembelajaran siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 6, 7 dan 8 November 2012. Tindakan pembelajaran pada siklus I berisi kegiatan pembelajaran subpokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari empat prinsip yaitu prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial, dan pencapaian kepahaman. Kegiatan pembelajaran tersebut meliputi:
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
a. Pendahuluan Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menerapkan
pendekatan
konstruktivisme ini diawali dengan mengkondisikan siswa, kemudian guru mulai mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa dan membuka pelajaran dengan berdoa bersama serta mengecek kehadiran siswa melalui lembar absensi siswa. Selanjutnya guru menyiapkan siswa dengan cara mengatur tempat duduk dan memeriksa kelengkapan belajar siswa. Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi Wujud Benda dan Sifatnya sebagai prinsip pengetahuan awal yang dilanjutkan dengan memberikan informasi tentang pelajaran yang terdiri dari Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru menunjukkan beberapa contoh benda padat, cair, dan gas yang ada di dalam kelas, kemudian guru mensimulasikan salah satu contoh percobaan tentang Wujud Benda dan Sifatnya untuk mengarahkan siswa dalam kegiatan percobaan sebagai pelaksanaan prinsip pemberian pengalaman langsung dalam pendekatan konstruktivisme. Kemudian guru menerapkan metode diskusi dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 siswa secara heterogen sebagai pelaksanaan prinsip mengaktifkan interaksi sosial. Tahap eksplorasi diakhiri dengan penerapan metode penugasan dan percobaan dengan melibatkan siswa melalui percobaan menggunakan berbagai bahan dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Wujud Benda dan Sifatnya pada pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
Tahap elaborasi pada kegiatan inti diawali guru dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan konsep Wujud Benda dan Sifatnya yang merupakan pelaksanaan dari prinsip mengaktifkan interaksi sosial, kemudian guru memfasilitasi siswa dalam kelompok untuk menuliskan laporan hasil unjuk kerja melalui percobaan pada LKS secara kelompok yang kemudian diakhiri dengan memfasilitasi kelompok untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami berkaitan dengan konsep Wujud Benda dan Sifatnya selama percobaan berlangsung. Tahap konfirmasi pada kegiatan inti dilakukan oleh guru dengan memfasilitasi siswa secara kelompok untuk menyajikan laporan hasil unjuk kerja pada percobaan yang telah dilakukan, kemudian guru menegaskan laporan hasil unjuk kerja siswa melalui tanya jawab. Tahap konfirmasi diakhiri dengan mengajak seluruh siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya meminta saran dan masukan siswa berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan pada instrumen angket siswa. c. Penutup Pembelajaran ditutup oleh guru bersama siswa dengan membuat kesimpulan tentang konsep Wujud Benda dan Sifatnya sebagai prinsip pencapaian kepahaman. Kemudian diakhiri dengan doa bersama.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
d. Tindak lanjut Sebagai tindak lanjut, guru meminta siswa untuk mempelajari kembali tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnyadan meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan berikutnya. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru pun memberikan tes siklus untuk mengungkap pemahaman dan hasil belajar siswa. Bersamaan dengan pelaksanaan aktivitas pembelajaran siklus I, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran guru dan siswa oleh seorang observer melalui lembar observasi terbuka guru dan siswa.
3. Hasil Observasi Observer
mengamati
keterlaksanaan
keempat
prinsip
pendekatan
konstruktivisme, yang selanjutnya memberikan deskripsi pada kolom yang telah disediakan pada lembar observasi guru dan siswa. Dari hasil pengamatan itu akan diketahui jenis tindakan prinsip pendekatan konstruktivisme dan hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pada Konsep Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Untuk lebih jelasnya gambaran diskripsi observer disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan I No
A
Aspek yang Diamati Kegiatan Awal Menggali pengetahuan awal siswa dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya (prinsip pengetahuan awal)
Deskripsi Guru
Mengawali pembelajaran dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep wujud benda dan sifatnya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Deskripsi Siswa
Sebagian besar siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru walaupun jawaban siswa tersebut kurang tepat, sementara sebagian siswa lain hanya diam tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
Kegiatan Inti Menerapkan metode Guru menyediakan alat percobaan dengan cara dan bahan yang menyediakan alat dan diperlukan dalam bahan yang sama kepada pembelajaran kepada masing-masing kelompok, masing-masing kelompok masing-masing kelompok yang sudah terbentuk dan dan seluruh anggota membagikan LKS kepada kelompok melakukan setiap kelompok. kegiatan aktif melakukan percobaan (prinsip pengalaman langsung)
B
Siswa terlihat kesulitan dalam membaca petunjuk kegiatan/percobaan tersebut, terlihat kaku dan kurang percaya diri dalam melakukan kegiatan/percobaan.
Memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat melakukan percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan konsep Sifat Benda Padat, Gas dan Penerapannya. (prinsip mengaktifkan interaksi sosial)
Guru berkeliling mengkondisikan dan memastikan seluruh siswa dalam kelompok berdiskusi tentang peristiwa-peristiwa yang teramati dalam percobaan yang sedang dilakukan
Sebagian siswa dalam kelompok aktif berdiskusi tentang peristiwa yang teramati dalam percobaan yang sedang dilakukan, sementara siswa lain masih ada yang bermain memainkan alat dan bahan percobaan.
Membimbing dan mengarahkan kegiatan menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelas dalam mengkonstruksi pemahaman konsep IPA endiri.(pencapaian kepahaman)
Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelompok, memberikan kesempatan pada wakil setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya kemudian bersama guru dan siswa lain dalam kelas menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya.
Guru menulis hasil kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan
Siswa mencatat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Kegiatan Akhir C
Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
Dari hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran siklus I pertemuan I di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa terlihat kaku, dan kurang aktif. Dengan kata lain, penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran siklus I pertemuan I belum mampu direalisasikan dengan baik. Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus I Pertemuan II No
A
B
Aspek yang Diamati Kegiatan Awal Menggali pengetahuan awal siswa dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya (prinsip pengetahuan awal)
Kegiatan Inti Menerapkan metode percobaan dengan cara menyediakan alat dan bahan yang sama kepada masing-masing kelompok, masingmasing kelompok dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan (prinsip pengalaman langsung)
Deskripsi Guru
Deskripsi Siswa
Mengawali pembelajaran dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang konsep wujud benda dan sifatnya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Sebagian besar siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru walaupun jawaban siswa tersebut kurang tepat, sementara sebagian siswa lain hanya diam tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Guru menyediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran kepada masing-masing kelompok yang sudah terbentuk dan membagikan LKS kepada setiap kelompok.
Siswa terlihat masih kesulitan dalam membaca petunjuk kegiatan/percobaan tersebut, terlihat kaku dan kurang percaya diri dalam melakukan kegiatan/percobaan.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
Memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat melakukan percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan konsep Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas. (prinsip mengaktifkan interaksi sosial)
Guru berkeliling mengkondisikan dan memastikan seluruh siswa dalam kelompok berdiskusi tentang peristiwa-peristiwa yang teramati dalam percobaan yang sedang dilakukan
Sebagian siswa dalam kelompok aktif berdiskusi tentang peristiwa yang teramati dalam percobaan yang sedang dilakukan, sementara siswa lain masih ada yang bermain memainkan alat dan bahan percobaan.
Membimbing dan mengarahkan kegiatan menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelas dalam mengkonstruksi pemahaman konsep IPA endiri.(pencapaian kepahaman)
Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelompok, memberikan kesempatan pada wakil setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
Wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya kemudian bersama guru dan siswa lain dalam kelas menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya.
Guru menulis hasil kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan
Siswa mencatat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Kegiatan Akhir C
Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Dari hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran siklus I pertemuan II di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa masih terlihat kaku, dan kurang aktif. Dengan kata lain, penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran siklus I pertemuan II masih belum mampu direalisasikan dengan baik.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
4. Hasil Tes Siklus I Pada akhir siklus I dilakukan tes siklus berbentuk uraian sebanyak 15 soal. Instrumen tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa tentang subpokok bahasan Wujud Benda dan Sifatnya dalam Pembelajaran IPA. Untuk melaksanakan prinsip pencapaian kemahaman pada pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I ini adalah sebagai berikut:
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I 90 80 70 NILAI
60 50 40 30 20 10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nilai Siklus I 8 5 8 5 6 7 5 6 5 6 5 5 5 6 5 7 5 5 6 6 5 5 7 5 5
Gambar 4.1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Dari data yang tersaji pada Grafik 4.1. di atas dapat dilihat bahwa hanya terdapat lima siswa (20%) dengan nilai pada batas/di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sementara 20 siswa (80%) lain mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
5. Refleksi Pada akhir pembelajaran setiap siklus, siswa ditugaskan untuk mengisi angket siswa untuk mengetahui sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut rekapitulasi angket siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sebagai refleksi dari siswa:
Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus I JUMLAH SISWA
30 25 20 15 10 5 0
No 1
No 2
No 3
No 4
No 5
No 6
No 7
No 8
A
7
25
25
25
25
24
17
14
B
18
0
0
0
0
1
7
8
Gambar 4.2. Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus I Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa “secara umum siswa merespon positif terhadap pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, siswa menganggap bahwa terdapat perbedaan cara mengajar guru pada pertemuan sekarang dengan pertemuan sebelumnya, siswa menganggap pada pertemuan kali ini belajar dilakukan secara berkelompok melalui percobaan dan berdiskusi secara kelompok. Siswa merasa senang belajar pada pembelajaran pertemuan sekarang dan lebih memehami pembelajaran pada pertemuan sekarang, untuk selanjutnya siswa menginginkan pembelajaran dengan lebih serius”.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
Sedangkan refleksi
yang dilakukan oleh guru/peneliti sendiri pada
penelitian tindakan siklus I adalah sebagai berikut: a.
Guru kurang optimal membimbing siswa dalam diskusi dan dalam melakukan percobaan.
b.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih abstrak dan kurang dekat dengan siswa.
c.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa, tidak dapat mengefektifkan waktu yang disediakan.
d.
Siswa terlihat kurang bisa menjalin kerjasama dengan kelompoknya dalam melakukan percobaan yang disajikan guru sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal.
e.
Siswa belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran konstruktivisme
f.
Siswa mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
g.
Indikator yang harus dicapai siswa terlalu banyak
h.
Bahasa yang digunakan dalam soal tes siklus terlalu abstrak, sehingga siswa kesulitan dalam menjawab soal, dan waktu yang disediakan tidak mencukupi.
6. Rekomendasi Rekomendasi dari hasil refleksi siklus I akan dituangkan dalam rencana pelaksanaan pada siklus II, sebagai berikut: a. Guru hendaknya membimbing siswa dalam diskusi kelompok dan memberikan arahan yang jelas mengenai penggunaan alat yang digunakan dalam percobaan. Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
b. Guru hendaknya merancang kegiatan pembelajaran yang lebih sederhana dan dekat dengan kehidupan siswa. c. Guru hendaknya merancang kegiatan pembelajaran siswa, yang dapat mengefektifkan waktu yang disediakan. d. Guru hendaknya memberikan penjelasan bahwa sebetulnya ada penilaian khusus mengenai kerjasama antar kelompok sehingga memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam kelompoknya dan tidak ada yang bermain-main lagi. e. Guru hendaknya memilih metode demonstrasi dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme. f. Guru hendaknya lebih kreatif merangsang kreativitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri. g. Guru hendaknya membuat indikator pencapaian yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak. h. Guru hendaknya menyusun alat tes dengan tepat yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan alokasi waktu yang ada. Siklus II 1. Perencanaan Rencana tindakan pembelajaran pada siklus II adalah hasil refleksi dari siklus I yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disesuaikan
dengan
rekomendasi
dalam
menerapkan
pendekatan
konstruktivisme. Gambaran umum rencana tindakan pembelajaran Siklus II dideskripsikan pada tabel 4.5. berikut ini:
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
Tabel 4.5. Rencana Tindakan Pembelajaran Siklus II No
A
Pendekatan Konstruktivisme Kegiatan Awal Prinsip pengetahuan awal
Kegiatan Inti Prinsip pemberian pengalaman langsung
B
C
Prinsip mengaktifkan interaksi sosial
Kegiatan Akhir Prinsip pencapaian kepahaman
Jenis Tindakan Menggali pengetahuan awal siswa dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya
Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. Memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat guru melakukan demonstrasi tentang peristiwaperistiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya.
Membimbing dan mengarahkan kegiatan menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelas dalam mengkonstruksi pemahaman Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya.
Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbentuk kegiatan unjuk kerja siswa dan pembahasan hasil unjuk kerja dimaksudkan untuk membantu siswa dalam merealisasikan prinsip pemberian pengalaman langsung serta sarana untuk diskusi siswa dalam melaksanakan prinsip mengaktifkan interaksi sosial pada pendekatan konstruktivisme. Dalam rangka pengumpulan data maka disusun intrumen tes tertulis pembelajaran IPA tentang Sifat Wujud Benda dan penerapannya yang terdiri dari tiga indikator dan 5 soal uraian. Selain itu, dalam Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
penelitian ini disusun lembar observasi terbuka guru dan siswa untuk mengamati aktivitas belajar guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, juga angket siswa terbuka untuk melihat sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebagai refleksi pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Di bawah ini adalah hasil observer pada perencanaan tindakan siklus II:
Tabel. 4.6. Deskripsi Hasil Pengamatan Observer Perencanaan Tindakan Siklus II No
Perencanaan
Deskripsi Hasil Observasi
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II
RPP dengan menerapkan prinsip pendekatan pembelajaran konstruktivisme sudah sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran dan alokasi waktu yang ditentukan. RPP pada siklus II sudah dapat mengefektifkan waktu dan kegiatan yang dilaksanakan pada tindakan siklus II.
2.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kegiatan yang dirancang dalam LKS sangat dekat dengan kehidupan siswa. Kegiatan yang dirancang dalam LKS sudah dapat dilaksanakan sesuai rencana tindakan siklus II.
3
Instrumen tes (tes uraian)
Bahasa yang digunakan sudah disesuaikan dengan karakteristik siswa dan lebih konkret. Alokasi waktu yang diberikan sesuai dengan banyak soal yang diberikan.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan tindakan pada siklus II, dapat mengefektifkan waktu pelaksanaan pembelajaran dan dapat memberikan perbaikan pada hasil pembelajaran IPA tentang materi sifat wujud benda dan penerapannya.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II dilakukan melaui tiga pertemuan yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Pembelajaran siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 6, 7 dan 8 Desember 2012. Tindakan pembelajaran pada siklus II berisi kegiatan pembelajaran subpokok bahasan Sifat Wujud Benda dan Penerapannya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari empat prinsip yaitu prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, interaksi sosial, dan pencapaian kepahaman. Kegiatan pembelajaran tersebut meliputi:
a. Pendahuluan Pelaksanaan konstruktivisme
ini
pembelajaran diawali
dengan
dengan
menerapkan
mengkondisikan
pendekatan siswa,
guru
mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa dalam membuka pelajaran kemudian berdoa bersama serta mengecek kehadiran siswa melalui lembar absensi siswa. Selanjutnya guru menyiapkan siswa dengan cara mengatur tempat duduk dan memeriksa kelengkapan belajar siswa. Kemudian guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi Sifat Wujud Benda dan Penerapannya sebagai prinsip pengetahuan awal yang dilanjutkan dengan memberikan informasi tentang pelajaran yang terdiri dari Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dipelajari.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru menunjukkan beberapa contoh benda padat, cair, dan gas yang ada di dalam kelas, kemudian guru mensimulasikan salah satu demonstrasi tentang Sifat Wujud Benda dan Penerapannya untuk mengarahkan siswa dalam kegiatan demonstrasi sebagai pelaksanaan prinsip pemberian pengalaman langsung pada pendekatan konstruktivisme. Kemudian guru menerapkan metode diskusi dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 siswa secara heterogen sebagai pelaksanaan prinsip mengaktifkan interaksi sosial. Tahap eksplorasi diakhiri dengan penerapan metode penugasan dan demonstrasi dengan melibatkan siswa untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Sifat Wujud Benda dan Penerapannya pada pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Tahap elaborasi pada kegiatan inti diawali guru dengan memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat percobaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan konsep Sifat Wujud Benda dan Penerapannya yang merupakan pelaksanaan dari prinsip mengaktifkan interaksi sosial, kemudian guru memfasilitasi siswa dalam kelompok untuk menuliskan laporan hasil unjuk kerja melalui metode demonstrasi pada LKS secara kelompok yang kemudian diakhiri dengan memfasilitasi kelompok untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami berkaitan dengan konsep Sifat Wujud Benda dan Penerapannya selama percobaan berlangsung.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
Tahap konfirmasi pada kegiatan inti dilakukan oleh guru dengan memfasilitasi siswa secara kelompok untuk menyajikan laporan hasil unjuk kerja pada percobaan yang telah dilakukan, kemudian guru menegaskan laporan hasil unjuk kerja siswa dan mengembangkan Konsep Sifat Wujud Benda dan Penerapannya melalui tanya jawab. Tahap konfirmasi diakhiri dengan mengajak seluruh siswa untuk merenungkan kembali, bertanya, selanjutnya
meminta
saran
dan
masukan
siswa
berkaitan
dengan
pembelajaran yang telah dilakukan pada instrumen angket siswa.
c. Penutup Pembelajaran ditutup oleh guru bersama siswa dengan membuat kesimpulan tentang konsep Sifat Wujud Benda dan Penerapannya sebagai prinsip pencapaian kepahaman. Kemudian diakhiri dengan doa bersama.
d. Tindak lanjut Sebagai tindak lanjut, guru meminta siswa untuk mempelajari kembali tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan Penerapannya. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru pun memberikan tes siklus untuk mengungkap pemahaman dan hasil belajar siswa. Bersamaan dengan pelaksanaan aktivitas pembelajaran siklus II, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas pembelajaran guru dan siswa oleh seorang observer melalui lembar observasi terbuka guru dan siswa. Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
3. Hasil Observasi Observer
mengamati
keterlaksanaan
keempat
prinsip
pendekatan
konstruktivisme, yang selanjutnya memberikan deskripsi pada kolom yang telah disediakan pada lembar observasi guru dan siswa. Dari hasil pengamatan itu akan diketahui
keterlaksanaan
penerapan
pendekatan
konstruktivisme
dalam
pembelajaran IPA pada Konsep Wujud Benda dan Sifatnya di kelas IV SDN Binabudi Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Untuk lebih jelasnya gambaran diskripsi observer disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan I No
Deskripsi Guru
Deskripsi Siswa
Mengawali pembelajaran dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang materi Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya.
Siswa antusias mengamati demonstrasi yang dilakukan guru di depan kelas.
Aspek yang Diamati Kegiatan Awal
A
- Menggali pengetahuan awal siswa dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung (prinsip pengetahuan awal) Kegiatan Inti
B
Menerapkan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. (prinsip pengalaman langsung)
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
Melibatkan siswa secara mandiri untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas, dan berbagai sumber belajar dengan cara merenungkan pengalaman sehari-hari siswa berkaitan dengan Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. (prinsip pengalaman langsung)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentaang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas dan sumber belajar (buku paket).
Sebagian siswa terlihat antusias membaca buku sumber, sementara sebagian siswa lainnya terlihat asyik ngobrol dengan temannya .
Memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat guru melakukan demonstrasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. (prinsip mengaktifkan interaksi sosial)
Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya.
Sebagian siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru, sementara siswa lain masih terlihat asyik bermain.
Membimbing dan mengarahkan kegiatan menyimpulkan hasilhasil diskusi kelas dalam mengkonstruksi pemahaman Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya (prinsip pencapaian kepahaman)
Guru membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelompok, memberikan kesempatan pada wakil setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
Wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya kemudian bersama guru dan siswa lain dalam kelas menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
Kegiatan Akhir Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
C
Guru menyimpulkan hasil kegiatan yang dilakukan
Siswa bersama guru menyimpulkan dan merefleksi kegiatan yang telah dilakukan.
Dari hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran siklus II pertemuan I di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum mampu melaksanakan prinsip pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dengan baik. Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembelajaran Siklus II Pertemuan II No
Deskripsi Guru
Deskripsi Siswa
Mengawali pembelajaran dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang materi Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya.
Siswa antusias mengamati demonstrasi yang dilakukan guru di depan kelas.
Aspek yang Diamati Kegiatan Awal
A
- Menggali pengetahuan awal siswa dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung (prinsip pengetahuan awal) Kegiatan Inti
B
Menerapkan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. (prinsip pengalaman langsung)
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
Melibatkan siswa secara mandiri untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas, dan berbagai sumber belajar dengan cara merenungkan pengalaman sehari-hari siswa berkaitan dengan Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. (prinsip pengalaman langsung)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentaang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas dan sumber belajar (buku paket).
Sebagian besar siswa terlihat antusias membaca buku sumber, sementara sebagian kecil siswa masih ada yang terlihat asyik ngobrol dengan temannya .
Memfasilitasi siswa melalui diskusi kelompok untuk mendiskusikan hasil pengamatan pada saat guru melakukan demonstrasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya. (prinsip mengaktifkan interaksi sosial)
Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya.
Semua siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru.
Membimbing dan mengarahkan kegiatan menyimpulkan hasilhasil diskusi kelas dalam mengkonstruksi pemahaman Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya (prinsip pencapaian kepahaman)
Guru membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat menyimpulkan hasil-hasil diskusi kelompok, memberikan kesempatan pada wakil setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya
Wakil dari setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya kemudian bersama guru dan siswa lain dalam kelas menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
Kegiatan Akhir Guru menyimpulkan hasil kegiatan yang dilakukan
Siswa bersama guru menyimpulkan dan merefleksi kegiatan yang telah dilakukan.
Dari hasil pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran siklus II pertemuan II di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
yang
dilakukan
sudah
melaksanakan
prinsip
pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran dengan lebih baik. 4. Hasil Tes Siklus II Pada akhir siklus II dilakukan tes siklus berbentuk uraian sebanyak 5 soal. Instrumen tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa tentang subpokok bahasan Sifat Wujud Benda dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA. Untuk melaksanakan prinsip pencapaian kemahaman pada pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
NILAI
C
Membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nilai Siklus I 8 5 8 5 6 7 5 6 5 6 5 5 5 6 5 7 5 5 6 6 5 5 7 5 5
Gambar 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
Dari data pada Grafik 4.3. di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 siswa (76%) dengan nilai pada batas/di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sementara 6 siswa (24%) lain mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. 5. Refleksi Pada akhir pembelajaran setiap siklus, siswa ditugaskan untuk mengisi angket siswa untuk mengetahui sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut rekapitulasi angket siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II sebagai refleksi dari siswa:
Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus II
JUMLAH SISWA
30 25 20 15 10 5 0 A
No 1
No 2
No 3
No 4
No 5
25
25
25
25
25
Gambar 4.4. Rekapitulasi Angket Siswa pada Siklus II
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa merespon positif terhadap pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, siswa menganggap bahwa terdapat perbedaan cara mengajar Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
72
guru pada pertemuan sekarang dengan pertemuan sebelumnya, siswa menganggap pada pertemuan kali ini belajar dilakukan secara berkelompok melalui demonstrasi dan berdiskusi. Siswa merasa senang belajar pada pembelajaran pada pertemuan sekarang dan lebih memehami pembelajaran pada pertemuan sekarang.” Sedangkan refleksi yang dilakukan oleh guru/peneliti sendiri pada penelitian tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a.
Demonstrasi yang disajikan oleh guru kurang menarik perhatian siswa.
b.
Masih ada siswa yang berman-main dan tidak terlalu fokus pada pembelajaran.
6. Rekomendasi Rekomendasi dari hasil refleksi siklus II a.
Guru hendaknya menyajikan demonstrasi yang lebih menarik.
b.
Dalam pemilihan alat peraga untuk demonstrasi hendaknya guru memlih alat yang sederhana dan tidak terlalu rumit agar siswa tidak kebingungan.
C. Pembahasan Dari hasil penelitian di atas dapat dibahas tentang perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar pada siklus I dan II sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Rencana tindakan pembelajaran pada siklus I yang dituangkan pada Tabel 4.1. dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
telah dirancang sesuai dengan empat prinsip pendekatan konstruktivisme yang meliputi prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial, dan pencapaian kepahaman. Rencana tindakan yang dianggap berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I, yaitu: a.
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya.
2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Dari hasil pengamatan pada lembar observasi guru dan siswa pada tabel 4.4. observer mengamati bahwa guru telah melaksanakan keempat prinsip pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Selain itu juga, observer mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, tetapi hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran siswa pada siklus I yang dianggap berhasil dan dapat meningkatkan
hasil
belajar
siswa
hanya
dua
prinsip
pendekatan
konstruktivisme, yaitu: 1. prinsip pengetahuan awal; dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya. Hasilnya sebagian besar siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini senada dengan pendapat para ahli tentang pentingnya pengetahuan awal siswa. Salah satunya yaitu menurut Ausubel (Darmojo & Kaligis, 1993 dalam Ari Widodo; Sri Wuryastuti; Margaretha, 2010) faktor yang mempengaruhi Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
belajar siswa adalah „apa yang telah diketahui siswa atau konsep awal siswa‟. Hal ini mengandung pengertian agar terjadi pembelajaran yang bermakna konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsepkonsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.
3. Hasil Belajar Siswa Pada pelaksanaan siklus I masih banyak siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
dan
masih
bingung
dengan
diterapkannya
pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan baru pertama kalinya siswa melakukan percobaan sehingga mereka masih kesulitan dalam membaca petunjuk pada LKS, kurang bisa bekerjasama dengan teman sekelompoknya supaya percobaan berjalan dengan baik. Namun demikian, siswa terlihat senang dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I ini meliputi hasil belajar pada aspek kognitif pada tes siklus yang dapat dilihat pada Grafik 4.1. Berdasarkan perhitungan prosentase jumlah siswa di atas KKM menunjukkan bahwa 20% siswa memiliki nilai hasil belajar rata-rata di atas dan pada batas KKM, sedangkan sisanya 80% di bawah KKM.
Siklus I di atas KKM
di bawah KKM 20%
80%
Gambar 4.5. Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus I Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Rencana tindakan pembelajaran pada siklus II yaitu hasil refleksi yang dituangkan pada Tabel 4.5. dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah dirancang sesuai dengan empat prinsip pendekatan konstruktivisme yang meliputi prinsip pengetahuan awal, pemberian pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial, dan pencapaian kepahaman. Rencana tindakan yang dianggap berhasil dan dapat memberikan konstribusi dalam pembelajaran pada siklus II, yaitu: 1) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya. 2) Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Konsep Sifat Wujud Benda dan penerapannya sebagai pelaksanaan dari prinsip pemberian pengalaman langsung.
2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Dari hasil pengamatan pada lembar observasi guru dan siswa pada tabel 4.7. observer mengamati bahwa guru telah melaksanakan keempat prinsip pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Selain itu juga, observer mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, tetapi hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran siswa pada siklus II yang dianggap berhasil dan dapat meningkatkan
hasil
belajar
siswa
hanya
tiga
prinsip
pendekatan
konstruktivisme, yaitu:
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
a. prinsip pengetahuan awal; dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi tentang Konsep Wujud Benda dan Sifatnya. Hasilnya sebagian besar siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. b. Prinsip pemberian pengalaman langsung; Guru menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan materi tentang Sifat Benda Padat, Cair dan Gas serta penerapannya. Hasilnya siswa antusias mengamati demonstrasi yang dilakukan guru di depan kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli, salah satunya menurut Piaget dalam Suparno, (1997:32), „mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual yang dengannya pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui oleh seseorang yang sedang belajar untuk membentuk struktur pengertian yang baru‟ (Shymansky, 1992; von Glaserfeld, 1988)
3. Hasil Belajar Siswa Pada pelaksanaan siklus II, siswa mulai terbiasa dengan diskusi kelompok dan terbiasa dengan pembelajaran konstruktivisme. Pada siklus II, guru juga mengubah
metode
percobaan
dengan
metode
diskusi.
Hal
ini
dapat
mengefektifkan waktu pembelajaran dan membuat siswa lebih mudah memahami konsep Sifat Wujud Benda dan Penerapannya. Berdasarkan angket siswa, siswa terlihat senang dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II meliputi hasil belajar pada aspek kognitif tes akhir siklus pada Grafik 4.3.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
Berdasarkan perhitungan prosentase jumlah siswa di atas KKM menunjukkan bahwa 76% siswa memiliki nilai hasil belajar rata-rata di atas dan pada batas KKM, sedangkan sisanya 24% di bawah KKM.
Siklus II di atas KKM
di bawah KKM
24% 76%
Gambar 4.6. Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus II
Hasil belajar rata-rata siswa setelah tindakan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dan siklus II. Terbukti pada saat tindakan pembelajaran siklus I data menunjukan bahwa hasil belajar siswa termasuk kriteria sedang dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 60,4. Pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup besar, sebesar 16,8 poin, data perolehan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 77,4 dengan kriteria hasil belajar siswa tinggi. Prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM juga meningkat dari siklus I dan siklus II. Pada Siklus I prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM sebesar 20%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 56%, data prosentase jumlah siswa pada batas dan di atas KKM pada siklus II sebesar 76%. Data hasil belajar siswa dan prosentase jumlah siswa berdasarkan KKM setelah tindakan pembelajaran dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut: Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78
Tabel 4.9. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran Hasil Belajar
Siklus I
Siklus II
Nilai rata-rata
60,4
77,2
Kriteria
Sedang
Tinggi
Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran 80 60 40 20 0 (0-30) Sangat (31-54) ((55-74) (75-89) Tinggi (90-100) Rendah Rendah Sangat Tinggi Siklus I SedangSiklus II
Gambar 4.7. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran Tabel 4.10. Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM Hasil Belajar Prosentase Siswa pada Batas dan/ di atas KKM Prosentase Siswa di bawah KKM
Siklus I
Siklus II
20%
76%
80%
24%
Tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam menguasai bahan pelajaran dari awal sampai akhir tindakan pembelajaran terus meningkat. Selain itu juga prosentase jumlah siswa yang dianggap menguasai materi bahan pelajaran dari awal sampai akhir tindakan pembelajaran terus meningkat.
Dea Savitri Adiningsih,2013
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Tentang Materi Wujud Benda Dan Sifatnya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu