BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1 Pengamatan awal a.
Tahap perencanaan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pohuwato Kecamatan Marisa
Kabupaten Pohuwato, pada siswa kelas IV dengan jumlah siswa 26 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang sebelumnya dilakukan observasi awal terhadap subjek penelitian yang merupakan dasar penelitian ini. Dalam hal ini guru selaku peneliti hanya melihat gejala rendahnya kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, namun di sisi lain tidak memiliki data kuantitatif yang dapat dijadikan acuan. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan. Dengan senang hati, para pengajar di sekolah dasar tersebut menerima kehadiran peneliti. Bersamaan dengan itu, peneliti menjelaskan bahwa tujuan kedatangan peneliti untuk menerapkan sebuah metode. Metode tersebut adalah simulasi. Spontan guru bahasa Indonesia merespons, “Apakah metode simulasi itu?” Peneliti menjawab bahwa metode permainan simulasi adalah semacam metode bermain peran dengan menggunakan media bantu berupa beberan yang berisi pertanyaan. Sementara dalam metode simulasi terdapat pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa sesuai dengan instruksi yang ada pada beberan. Simulasi adalah sebuah metode yang fleksibel, dapat digunakan untuk semua tema, dan dapat dimulai pada tingkat kemampuan siswa yang sudah memiliki kemampuan komunikasi dasar. Penentuan materi pada permainan simulasi bersifat longgar, tanpa harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Namun, peneliti mencoba menyatukannya dengan kurikulum dan 37
menyesuaikannya dengan kemampuan siswa kelas IV SDN. Metode ini akan diterapkan di kelas IV untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Guru mengangguk dan menawarkan kepada peneliti tentang kapan penelitian akan dimulai. b.
Tahap Pelaksanaan Pengamatan awal ini dilakukan di kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa
Kabupaten Pohuwato pada bulan Oktober 2012. Peneliti sebagai observer dalam penelitian ini, yang dibantu oleh seorang guru. c.
Tahap pemantauan dan evaluasi Hasil pengamatan pada mata pelajaran bahasa Indonesia menunjukkan bahwa secara
umum hasil belajar siswa kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia terutama pada materi Meningkatkan Kemampuan Berbicara sangat rendah. Pada tahap pengamatan awal ini penelti sebagai observer dibantu oleh seorang guru pengamat. Pengamatan ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang mencakup aspek atau indikator yang dinilai. Hasil pengamatan kemampuan siswa melalui metode simulasi pada observasi awal diperoleh data sesuai terlampir berikut ini. Tabel 3. Hasil Observasi Awal Kemampuan Siswa Melalui Metode Simulasi
No.
1. 2. 3. 4.
Nama siswa
Moh. Krisna Y. Unjila Moh. Riski Rahman Misran Lasiama Rian Daiponta
Aspek yang dinilai Kemampuan Kemampuan menyampaikan bermain simulasi lafal dan intonasi M KM TM M KM TM
Kemampuan mengurutkan topik M KM TM
3
3
2
1
√
3
2
1
√
2
1
√
√
√
√
√
√
√
Hasil Yang Diper oleh
√ √ √
100 0 0 0
T D T K U N T T U A N S T A S √ √ √ √
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Rein Daiponta Reyzaldi Lahay Renaldi Kei Rivaldo Rambing Riksaldi Rauf Samsul Pasandre Riyanto Idji Zesinta Ismail Meriana Arabaa Mitasari Nikita Pakaya Putri Nur A. Pakaya Rosmila Anunte Safitri Rasyid Sindi Idris Silvina Taiki Susmita Lawatu Sri Miranti Hipi Vivi A. Hanapi Yolanda Oka Zohra Lasaka Yeyen Poduengo Jumlah yang diperoleh Prosentase
√
√ √
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√ √ √
√
√
√
√ √ √ √
√ √
√
√
√ √
√ √ √
√ √ √
√
8
31 %
31 %
√ √ √
√ √ √ 8
√ √
√
10
√ √ 7
6
13
38 %
27 %
23 %
50 %
√ √ √ 7 2 7 %
9
10
35 %
38 %
0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 100 0 100 100
23%
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 7 3 7 % %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 26 jumlah siswa kelas IV SDN Pohuwato dalam hal berbicara hanya 6 orang siswa yang mampu dan sebahagian besar siswa belum mampu. Hal ini dapat dilihat pada hasil yang diperoleh, dengan aspek yang dinilai yaitu kemampuan bermain simulasi, kemampuan menggunakan lafal dan intonasi serta kemampuan mengurutkan topik. Untuk itu peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia yang dicapai siswa kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dalam materi meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode simulasi. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan tindakan yang terdiri dari 2 siklus yaitu : siklus I dan siklus II. d.
Tahap Refleksi Refleksi dilakukan dari hasil pengamatan awal terhadap tindakan siswa dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia pada materi tentang Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Simulasi.
Format pengamatan kegiatan belajar mengajar mencakup 24 aspek penilaian yang dilakukan baik dari pra pembelajaran sampai dengan penutup. Format pengamatan kegiatan belajar mengajar ini dibuat untuk mengukur kegagalan maupun keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung terhadap siswa yang menjadi subjek penelitian. Seringkali guru kurang menggunakan format kegiatan belajar mengajar, padahal format kegiatan belajar mengajar ini sangat membantu guru demi sukses tidaknya suatu pembelajaran. Formatnya disusun secara sistematis agar peneliti yang sekaligus sebagai guru mudah mempersiapkan hal-hal yang bersangkutan dengan proses pembelajaran. Adapun format kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada observasi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4: Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Guru observasi awal No I
II
III a.
b.
c.
d.
Aspek yang diamati Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang 2. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pelajaran 1. Kesesuaian apersepsi dengan materi ajar 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran 1. Menunjukan penguasaan materi pelajaran 2. Menyampaikan materi ajar sesuai hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas Pemanfaatan media/sumber belajar 1. Menggunakan media/sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran 2. Menghasilkan pesan yang menarik Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok
Ya/ tdk
Kategori penilaian B C K √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
2. 3.
e.
f.
IV
Membimbing kelompok Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 4. Merespon positif partisipasi siswa 5. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan belajar selama proses 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Pengguanaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar 2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 2. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan atau tugas Jumlah Persentase (%)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 75%
6 25%
Berdasarkan data diatas, pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati hanya 18 aspek dengan persentase 75 % yang mencapai kriteria baik sedang 6 aspek dengan persentase 25 % merupakan kriteria cukup, sehingga proses kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan ke siklus I. Peneliti mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan temuan analisis hasil observasi dan tes, maka tindakan siklus I didaur ulang dan dimodifikasi karena tujuan penelitian ini belum tercapai. Tindakan yang dipandang positif pada siklus I dipertahankan, sementara tindakan yang perlu pemodifikasian dilakukan penyempurnaan. Pemodifikasian tindakan yang dilakukan pada siklus II difokuskan pada implementasi tindakan. Refleksi ini dilakukan agar hasil maupun aktivitas belajar siswa meningkat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah berikut ini. a) Guru harus memastikan bahwa kelas dalam keadaan aman dari gangguan kelas lain. Langkah yang diambil adalah segera menyuruh siswa kelas lain membubarkan diri jika sudah mulai
berkerumunan di depan dan di belakang kelas untuk menghindari pecahnya konsentrasi siswa yang sedang belajar. b) Membangkitkan semangat siswa untuk mengajukan pertanyaan lebih dari sekali dengan memberikan motivasi dan penguatan terhadap jawaban yang diberikan siswa. c) Secara umum, respons siswa terhadap pertanyaan dari anggota kalompok sendiri maupun terhadap kelompok lain masih rendah. Guru mengadakan pendekatan yang lebih baik kepada siswa, dan menegaskan agar melayani jika ada teman yang bertanya tentang sesuatu yang belum dipahami. Alternatif lain, guru menyuruh siswa segara bertanya jika menemui kendala atau masalah dalam belajar. d) Merangsang siswa agar berani berbicara dalam konteks apapun, baik dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pertanyaan, mengajukan pendapat, maupun menyimpulkan. Di samping itu, guru menegaskan bahwa penilaian tidak hanya berdasarkan tes satu-per satu di depan kelas, tetapi juga aktivitas belajar siswa selama terjadinya proses belajar-mengajar. e) Berkaitan dengan permasalahan dalam kelompok, guru mengingatkan kepada siswa supaya duduk dalam kelompoknya masing-masing menjelang proses pembelajaran atau ketika pelaksanaan metode simulasi. Ketika guru memasuki ruangan kelas langsung mengarahkan simulasi, tidak lagi mengurusi siswa di dalam kelompok. f) Meningkatkan frekuensi monitoring terhadap kelompok simulasi. Pemantauan yang intensif memungkinkan guru segera mengetahui dan segera memerbaiki jika terdapat kesalahan atau ketidakpahaman siswa terhadap materi atau pun permainan simulasi. Guru dan peneliti mengunjungi kelompok demi kelompok untuk memastikan bahwa permainan berjalan sesuai prosedur atau tidak.
g) Memotivasi siswa untuk berbicara dengan memperhatikan tepat tidaknya penggunaan kosakata, kelancaran, kewajaran urutan wacana, maupun gaya pengucapan. Caranya, ketika siwa berbicara, guru berdiri di sebelah siswa untuk memberikan pengutan, mengarahkan, dan memberikan semacam tanda atau ucapan-ucapan yang membantu siswa untuk menghubungkan dan menggali informasi yang disampaikan, serta mengomentari atau mengoreksi jika terdapat kesalahan. Pengoreksian diberikan secara langsung supaya siswa mengetahui letak kelamahannya dalam berbicara. Berdasarkan langkah-langkah tersebut diharapkan dalam siklus I dan siklus II, aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. 4.1.2 Siklus I a.
Tahap Perencanaan Pelaksanaan siklus I mengacu pada kegiatan pembelajaran dengan persiapan
pembelajaran terlampir. b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I ini dilaksanakan masih tetap pada
bulan yang sama yaitu pada bulan Oktober 2012 di kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa dengan jumlah siswa 26 orang. c.
Tahap Pemantauan dan Evaluasi Aspek yang diamati dari kegiatan siswa pada siklus I sama dengan aspek yang diamati
pada observasi awal yaitu menjelaskan cara meningkatkan kemampuan berbicara dengan metode simulasi pada SDN Pohuwato. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Hasil Kemampuan Siswa Melalui Metode Simulasi Siklus I Aspek yang dinilai
Kemampuan bermain simulasi No.
Nama siswa
1. Moh. Krisna Y. Unjila 2. Moh. Riski Rahman 3. Misran Lasiama 4. Rian Daiponta 5. Rein Daiponta 6. Reyzaldi Lahay 7. Renaldi Kei 8. Rivaldo Rambing 9. Riksaldi Rauf 10. Samsul Pasandre 11. Riyanto Idji 12. Zesinta Ismail 13. Meriana Arabaa 14. Mitasari 15. Nikita Pakaya 16. Putri Nur A. Pakaya 17. Rosmila Anunte 18. Safitri Rasyid 19. Sindi Idris 20. Silvina Taiki 21. Susmita Lawatu 22. Sri Miranti Hipi 23. Vivi A. Hanapi 24. Yolanda Oka 25. Zohra Lasaka 26. Yeyen Poduengo Jumlah yang diperoleh Prosentase
Kemampuan menyampaikan lafal dan intonasi
Kemampuan mengurutkan topik
M
KM
TM
M
KM
TM
M
KM
TM
3 √
2
1
3 √
2
1
3 √
2
1
√ √
√ √
√
√ √
√
√ √
√ √ √
√
√
√
√ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√
√
√ √
√ √ √
√ √ √
√
6 23 %
9 35 %
√ √ √ √ √
√ √ √ 11 42 %
√
√ √ √ 10 38 %
5 19 %
11 42 %
√ √ √ 10 38 %
7 26 %
9 35 %
Hasil Yang Diper oleh
100 0 100 0 0 0 100 100 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 100 0 100 100 35%
T U N T A S
T D K T U N T A S
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35 %
65 %
Berdasarkan data pada tabel 6 diatas dapat diketahui pada siklus I ini menunjukan bahwa dari 26 orang siswa kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa yang tuntas mengalami peningkatan, dimana dari hasil kegiatan yang telah dilakukan sudah terdapat 9 orang siswa (35%) dengan aspek yang dinilai meliputi kemampuan bermain simulasi, keterampilan menyampaikan lafal dan intonasi serta keterampilan mengurutkan topik. Siswa yang aspek penilaiannya belum tuntas dengan indikator penilaian yang diterapkan hanya sebanyak 17 orang (65%). d.
Analisis Data dan Tahap Refleksi Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan perencanaan pembelajaran berdasarkan
hasil analisis dan refleksi pada observasi awal, maka hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar telah menunjukan hasil yang baik. Hasil pengamatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6: Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I No I
II
III a.
b.
c.
d.
e.
f.
IV
Aspek yang diamati Pra Pembelajaran 3. Kesiapan ruang 4. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pelajaran 3. Kesesuaian apersepsi dengan materi ajar 4. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran 3. Menunjukan penguasaan materi pelajaran 4. Menyampaikan materi ajar sesuai hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran 5. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang dicapai 6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 8. Menguasai kelas Pemanfaatan media/sumber belajar 3. Menggunakan media/sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran 4. Menghasilkan pesan yang menarik Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 7. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok 8. Membimbing kelompok 9. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 10. Merespon positif partisipasi siswa 11. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 12. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar 3. Memantau kemajuan belajar selama proses 4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Pengguanaan bahasa 3. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar 4. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup 3. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 4. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan atau tugas
Ya/ tdk
Kategori penilaian B C K √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah Persentase (%)
22 90,5%
2 9,5%
Aspek penilaian lebih ditingkatkan pada bagaimana keterampilan menyampaikan kafal dan intonasi serta keterampilan mengurutkan topik. Karena hal ini menjadi salah satu perhatian pada siklus sebelumnya setelah melalui refleksi dimana masih terdapat beberapa orang siswa yang belum menguasai kedua aspek tersebut. 4.1.3 Siklus II a.
Tahap Perencanaan Pelaksanaan siklus II mengacu pada kegiatan pembelajaran dengan persiapan
pembelajaran terlampir. b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II ini dilaksanakan masih tetap pada
bulan November 2012 di kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa dengan jumlah siswa 26 orang. c.
Tahap Pemantauan dan Evaluasi Aspek yang diamati dari kegiatan siswa pada siklus II sama dengan aspek yang diamati
pada siklus I yaitu menjelaskan cara meningkatkan kemampuan berbicara dengan metode simulasi pada SDN Pohuwato. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Hasil Kemampuan Siswa Melalui Metode Simulasi Siklus II Aspek yang dinilai
No.
Nama siswa
1. Moh. Krisna Y. Unjila 2. Moh. Riski Rahman 3. Misran Lasiama 4. Rian Daiponta 5. Rein Daiponta 6. Reyzaldi Lahay 7. Renaldi Kei 8. Rivaldo Rambing 9. Riksaldi Rauf 10. Samsul Pasandre 11. Riyanto Idji 12. Zesinta Ismail 13. Meriana Arabaa 14. Mitasari 15. Nikita Pakaya 16. Putri Nur A. Pakaya 17. Rosmila Anunte 18. Safitri Rasyid 19. Sindi Idris 20. Silvina Taiki 21. Susmita Lawatu 22. Sri Miranti Hipi 23. Vivi A. Hanapi 24. Yolanda Oka 25. Zohra Lasaka 26. Yeyen Poduengo Jumlah yang diperoleh Prosentase
Kemampuan bermain simulasi M
KM
TM
3
2
1
√ √ √
Kemampuan menyampaikan lafal dan intonasi M KM TM
M
KM
TM
3
3
2
1
2
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √
√
3%
√ √ √ √
√ √ √ √
1
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ 21 81 %
1
Kemampuan mengurutkan topik
√
4 35 %
√ √ √ √ 21 38 %
2 19 %
3 42 %
√ √ √ √ √ 21 38 %
3 26 %
2 35 %
Hasil Yang Diper oleh
100 100 100 0 100 100 100 100 100 0 100 100 0 100 100 100 0 100 100 100 100 0 100 100 100 100 81%
T U N T A S
T D K T U N T A S
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 81 %
19 %
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui pada siklus II ini menunjukan bahwa dari 26 orang siswa kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa yang tuntas mengalami peningkatan, dimana dari hasil kegiatan yang telah dilakukan sudah terdapat 21 orang siswa (81%) dengan aspek yang dinilai meliputi kemampuan bermain simulasi, keterampilan menyampaikan lafal dan intonasi serta keterampilan mengurutkan topik. Siswa yang aspek
penilaiannya belum tuntas dengan indikator penilaian yang diterapkan hanya sebanyak 5 orang (19%). d.
Analisis Data dan Tahap Refleksi Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan perencanaan pembelajaran berdasarkan
hasil analisis dan refleksi pada observasi awal, maka hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar telah menunjukan hasil yang baik. Hasil pengamatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 8: Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II No I
Aspek yang diamati Pra Pembelajaran
Ya/ tdk
Kategori penilaian B C K
II
III a.
b.
c.
d.
e.
f.
IV
5. Kesiapan ruang 6. Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pelajaran 5. Kesesuaian apersepsi dengan materi ajar 6. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan materi pembelajaran 5. Menunjukan penguasaan materi pelajaran 6. Menyampaikan materi ajar sesuai hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran 9. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang dicapai 10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 11. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 12. Menguasai kelas Pemanfaatan media/sumber belajar 5. Menggunakan media/sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran 6. Menghasilkan pesan yang menarik Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 13. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok 14. Membimbing kelompok 15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 16. Merespon positif partisipasi siswa 17. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar 5. Memantau kemajuan belajar selama proses 6. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Pengguanaan bahasa 5. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar 6. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup 5. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 6. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan, kegiatan atau tugas Jumlah Persentase (%)
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 22 90,5 %
2 9,5 %
Aspek penilaian lebih ditingkatkan pada bagaimana berbicara dengan menggunakan cara kerja penggunaan metode simulasi. Karena hal ini menjadi salah satu perhatian pada siklus
sebelumnya setelah melalui refleksi dimana masih terdapat beberapa orang siswa yang belum menguasai kedua aspek tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran metode simulasi, guru terlihat sangat senang dalam melaksanakannya. Secara tidak langsung, penerapan model pembelajaran metode simulasi memberikan masukan terhadap model pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru sebelumnya, sehingga dapat dijadikan pilihan dalam melaksanakan pembelajaran pada materi lain yang relevan. Penerapan model pembelajaran metode simulasi ternyata menghasilkan beberapa keuntungan, di antaranya dideskripsikan berikut ini : 1) Metode simulasi dapat digunakan untuk semua tema, dan dapat dimulai dari tingkat kemampuan siswa yang sudah memiliki kemampuan komunikasi dasar, karena metode ini bersifat fleksibel. 2) Meningkatkan rasa keakraban di antara siswa sehingga tumbuh rasa persatuan di antara mereka. 3) Membuat suasana kelas terlihat lebih hidup, dan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. 4) Mengurangi dominasi guru dalam proses pembelajaran. Dalam permainan ini, guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah. Siswa berperan dan berekspresi sendiri. 5) Siswa bebas berbicara apa adanya dan berekspresi sesuai keinginannya. 6) Tumbuhnya motivasi siswa dalam belajar, karena model pembelajaran permainan simulasi memungkinkan mereka seolah-olah sedang bermain. Walaupun penelitian ini dikatakan berhasil dan banyak keuntungannya, yaitu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, namun selama berlangsungnya penelitian
ini juga dirasakan adanya kelemahan. Kelemahan metode ini antara lain: (1) Membuat kelas menjadi ramai, sehingga kadang-kadang sulit membedakan apakah keramaian itu memberikan suatu proses pembelajaran atau tidak; (2) Memerlukan pengawasan yang lebih daripada proses pembelajaran biasa; dan (3) Metode ini menyita waktu dan membutuhkan adaptasi siswa. Tersitanya waktu disebabkan oleh proses menjelaskan alur permainan, sementara adaptasi siswa dibutuhkan karena metode ini tergolong asing bagi siswa maupun guru. Hal tersebut menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Namun, seiring dengan pelaksanaan metode dari siklus ke siklus, kendala tersebut dapat diatasi. 4.2
Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam
kemampuan berbicara di kelas IV SDN Pohuwato Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato melalui penggunaan metode simulasi telah menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada tabel persentase rata-rata kamampuan berbicara siswa dengan menggunakan metode simulasi.
Tabel 9. Persentase rata-rata peningkatan kemampuan berbicara siswa menggunakan metode simulasi. No.
Tahap/Siklus
1.
Rata-rata kemampuan berbicara Mampu (%)
Tidak Mampu (%)
Observasi awal
23
77
2.
Siklus I
35
65
3
Siklus II
81
19
Berdasarkan tabel 8 diatas, pada observasi awal terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 23%, selanjutnya diatasi dengan melakukan tindakan melalui siklus I dan siklus II dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa telah meningkat sebesar 35% dan 81%. Peningkatan pada setiap siklus terjadi berdasarkan upaya-upaya yang dilakukan guru sebagai peneliti dengan guru mitra. Untuk mengatasi hal tersebut penulis telah menempuh langkah-langkah berikut ini : 1. Peneliti lebih memfokuskan pada jenis kesalahan yang dibuat oleh siswa untuk diperbaiki. 2. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 3. Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan komponen-komponen kegiatan belajar mengajar yang masih dalam kategori cukup. 4. Mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran yang baik dan tepat agar siswa mampu memahami penggunaan metode simulasi tentang kemampuan berbicara. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar dapat mengatasi kendala atau kekurangan pada siklus berikutnya.