BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui
pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and picture sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Peneliti bertindak sebagai guru kelas II dan yang menjadi mitra kerja sekaligus pengamat adalah wali kelas II. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada prosedur penelitian yang meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, tahap analisis dan refleksi. 4.1.1 Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui model picture and picture di kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dilakukan dalam tiga kegiatan yaitu, observasi awal, siklus I dan siklus II. Sebelum kegiatan penelitian ini peneliti bersama guru mitra mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan selama proses penelitian ini, kemudian disepakati bahwa kegiatan observasi dilaksanakan pada hari senin, tanggal 11-02-2013 jam 07.15-09.00. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu pada hari jum’at, tanggal 17-5-2013 jam 07.15-09.30, dan siklus II dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 21 Mei 2013 jam 07.15-09.30. 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Observasi Awal
Pelaksanaan observasi awal dalam pembelajaran dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas II SDN 6 Bulango Selatan secara individual pada hari senin, tanggal 11-02-2013 jam 07.15-09.00 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 19 orang dan siswa perempuan berjumlah 11 orang. Pada pelaksanaan observasi awal telah ditemukan beberapa permasalahan pada siswa kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, yaitu sebagian siswa belum lancar berbicara, siswa tidak berani memberikan pendapat atau bercerita, siswa sulit untuk merangkai kata menjadi sebuah cerita karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti sebagai observer yang dibantu oleh seorang guru pengamat dalam penelitian bertujuan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Langkah awal yang dilakukan peneliti yaitu dengan membuka pelajaran kemudian meminta siswa menyanyikan lagu sayang semuanya sebagai apersepsi dalam kegiatan awal pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian siswa agar aktif mengikuti KBM. Setelah bernyanyi guru dan siswa bertanya jawab mengenai isi dari lagu, kemudian guru menyampaikan tema pembelajaran yaitu tema keluarga dan guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menceritakan secara lisan cerita yang didengar. Selanjutnya guru membacakan sebuah cerita yang berjudul Cut Laila, siswa menyimak cerita tersebut, setelah itu guru meminta siswa satu persatu ke depan kelas untuk menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya. Namun dalam hal ini hanya terdapat beberapa siswa yang berani tampil dan menceritakan kembali cerita berdasarkan kata-katanya sendiri, bahkan sebagian besar siswa tidak berani tampil karena takut salah dan ditertawakan oleh temantemannya. Dari hasil observasi awal peneliti menemukan hasil yang sangat rendah, yakni dari jumlah siswa sebanyak 30 orang, hanya 7 orang siswa (23%) yang memiliki kemampuan
berbicara di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Sedangkan yang belum mampu sebanyak 23 orang siswa (77%). Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango sebagian besar belum mampu berbicara. Berdasarkan temuan dalam kegiatan observasi awal tersebut maka dipandang perlu dilakukan tindakan melalui siklus I untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan berbicara melalui model picture and picture dengan aspek-aspek yang diteliti yakni keberanian, kelancaran dan kesesuaian kalimat dengan gambar. 4.1.3 Pelaksanaan pada Tindakan Siklus I Pelaksanaan penelitian mengacu pada prosedur penelitian yang ditetapkan sebelumnya yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, analisis dan refleksi. a.
Perencanaan Pembelajaran Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan peneliti adalah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan tema Budi Pekerti, standar kompetensi mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita serta kompetensi dasar menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Selain RPP peneliti juga menyiapkan media pembelajaran berupa gambar dari cerita Gagak Yang Sombong untuk menarik perhatian siswa dan membantu guru saat proses pembelajaran sehingga siswa berani berbicara di depan kelas, peneliti juga menyusun instrument penilaian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa. b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 1x pertemuan dengan waktu 4x35 menit yaitu pada hari jum’at, tanggal 17-5-2013 jam 07.15-09.30 yang diikuti oleh seluruh siswa kelas II yang berjumlah 30 orang. Pada tahap pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya menggunakan model picture and picture dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan tema budi pekerti dan kompetensi dasar yaitu siswa dapat menceritakan kembali cerita yang didengarnya.. b. Guru membacakan cerita gagak yang sombong; c. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai tokoh, karakter, dan peristiwa yang terjadi pada cerita tersebut d. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan cerita; e. Siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; f. Siswa memberikan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; g. Siswa menceritakan kembali cerita yang didengarnya berdasarkan urutan gambar; h. Guru dan siswa memberikan kesimpulan materi c.
Tahap Pemantauan dan Evaluasi Keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam siklus I diketahui dengan melihat
kemampuan siswa dalam berbicara yang ditekankan pada aspek : a) keberanian, b) kelancaran mengemukakan gagasan dan ide, c) kesesuaian kalimat dengan gambar. Untuk melihat hasil belajar siswa pada kemampuan berbicara di kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango yaitu dengan melakukan penilaian proses yakni siswa menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya berdasarkan gambar dengan kata-kata sendiri di depan kelas.
Dari pelaksanaan siklus I diperoleh beberapa hasil pengamatan yakni : (1) siswa sudah berani untuk tampil di depan kelas, meskipun masih tampak malu-malu yang ditunjukkan dengan sikap mereka yang masih suka mengisap jari, menggaruk-garuk kepala, dan menundukkan kepala ketika berada di depan kelas, (2) siswa sudah bisa menceritakan kembali cerita dengan melihat gambar meskipun masih belum terlalu lancar karena takut ditertawakan oleh teman-temannya jika salah mengeluarkan kata atau kalimat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian kegiatan siswa dan kegiatan guru sebagai berikut : 1. Hasil pengamatan Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I Tabel 4.1.3a: Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Siswa melalui Model Picture and Picture Siklus I Perolehan Nilai NO
ASPEK
Kurang Mampu
%
Ket
Tidak %
Mampu
% Mampu
1
Keberanian
16
53
8
27
6
20
2
Kelancaran
17
57
7
23
6
20
20
67
4
13
6
20
mengemukakan gagasan dan ide 3
Kesesuaian kalimat dengan gambar
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan uraian hasil sebagai berikut : a. Aspek keberanian, yang termasuk dalam kategori mampu 16 orang atau 53%, kategori penilaian kurang mampu 8 orang atau 27%, dan pada kategori tidak mampu 6 orang
atau 20%. Hal ini terlihat pada pengamatan terhadap ke 30 siswa, hanya 16 orang yang benarbenar berani untuk maju ke depan, bahkan guru tidak perlu menunjuk mereka satu persatu, siswa sendiri yang antusias ingin tampil berbicara, bahkan mereka berebutan agar terlebih dahulu mengangkat tangan. Dan 8 orang anak yang kurang mampu itu bisa dilihat ketika siswa lain antusias maju ke depan mereka hanya diam, tampak malu-malu, mereka tetap tampil tetapi dengan bujukan dari guru dan juga semangat dari teman-temannya. Sedangkan 6 orang siswa yang tidak berani tampil bisa terlihat dari sikap mereka yang hanya diam dan ketika guru membujuk agar mereka maju ke depan hanya gelengan kepala dan kata “tidak mau” yang diucapkan. b. Aspek kelancaran mengemukakan gagasan dan ide, yang termasuk dalam kategori mampu 17 orang atau 57%, kategori penilaian kurang mampu 7 orang atau 23%, dan pada kategori tidak mampu 6 orang atau 20%. Hal ini dapat terlihat pada pengamatan 17 orang siswa lancar mengemukakan gagasannya dengan fasih dan tidak terbata-bata. 7 orang siswa yang kurang lancar mengemukakan gagasan dan ide terlihat ketika mereka berbicara masih sedikit terbata-bata, hal ini dipengaruhi siswa yang masih memikirkan kalimat yang harus diucapkannya, juga dipengaruhi ketidak fokusan siswa dalam berbicara karena perasaan malu jika ditertawakan teman-temannya apabila mengeluarkan kata yang salah atau keliru sehingga membuat siswa lambat dalam berbicara. Sedangkan 6 orang siswa yang tidak lancar termasuk pada 6 orang yang tidak berani tampil berbicara. c. Aspek kesesuaian kalimat dengan gambar, yang termasuk dalam kategori mampu 20 orang atau 67%, kategori penilaian kurang mampu 4 orang atau 13%, dan pada kategori tidak mampu 6 orang atau 20%. Hal ini berdasarkan pengamatan pada 20 orang siswa yang bercerita sesuai gambar,
kosakata yang digunakan runtut dan sistematis berdasarkan gambar, dan 4 orang yang kurang mampu karena kosakata yang digunakannya tidak runtut bahkan ada cerita yang harus diungkapkan tetapi terlewati. Sedangkan 6 orang yang tidak mampu termasuk pada 6 orang yang tidak berani tampil ke depan kelas dan otomatis mereka tidak berbicara. Apabila dianalisis maka presentase siswa yang mampu dalam berbicara sudah meningkat dengan baik sebanyak 17 orang atau 57%, dan untuk kriteria kemampuan berbicaranya belum meningkat dengan baik sebanyak 13 orang siswa atau 43%. Dari hasil uraian pada siklus I, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa belum dapat dikatakan berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus II. 2.
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I Format pengamatan kegiatan belajar mencakup 24 aspek baik dari pra pembelajaran
sampai dengan menutup pembelajaran. Adapun hasil yang dicapai pada observasi aktivitas guru untuk siklus I disajikan pada tabel 4.1.3b berikut ini :
Tabel 4.1.3b: Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
NO
Indikator / Aspek Yang Diamati
I
Pra Pembelajaran
1 2 II A 3 4
Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan
Kualifikasi P1
P2
5 6 B 7 8 9 10 11 12 C 13 14 15 D 16 17 18 E 19 20 F 21 22 III 23 24
Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Memanfaatkan Sumber Belajar Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran Memicu dan Memelihara Ketertiban Kelas Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi ( tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secar jelas,baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan dan tugas sebagai bahan remedi/pengayaan
Total Presentasi
17 70,83
18 75
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra terhadap peneliti dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus I sebagaimana yang telah dicantumkkan pada tabel di atas, telah menunjukkan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh guru/peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan antara guru mitra dan peneliti yaitu, guru mitra (P1) dapat melaksanakan 17 aspek atau 70,83% dalam pembelajaran dan 7 aspek atau 29,17% yang belum dapat dilaksanakan yaitu guru tidak mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan tidak mengaitkan materi dengan realitas kehidupan karena guru lebih memfokuskan pelajaran pada materi yang dibahas, guru tidak melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual karena KBM yang dilaksanakan menggunakan media gambar dan materinya juga tidak mendukung untuk
dilakukan pembelajaran kontekstual, guru tidak melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif karena kurangnya nasihat ataupun arahan untuk membiasakan siswa bersikap baik karena guru lebih banyak memberikan reinforcement ataupun pujian kepada anak yang berani tampil di depan kelas, guru tidak menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa karena besarnya semangat guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga kadang guru kurang peka terhadap respon siswa yang sebenarnya ingin bertanya dan menjawab dan guru juga tidak menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai karena penampilan guru yang kaku dan tidak fokus dalam menyampaikan pesan tersebut. Sedangkan peneliti (P2) hanya mencapai 18 aspek atau 75% dan 6 aspek atau 25% yang belum dapat dilaksanakan yaitu guru tidak mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan karena guru lebih memfokuskan pembelajaran pada materi yang sedang dibahas, guru tidak melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan karena proses pembelajaran berakhir sebelum waktu yang ditentukan, guru tidak melaksanakan pembelajaran
yang bersifat kontekstual karena pembelajaran
menggunakan media gambar dan materinya tidak mendukung untuk dilaksanakan pembelajaran kontekstual, guru tidak melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif karena kurangnya nasihat ataupun arahan untuk membiasakan siswa bersikap baik karena guru lebih banyak memberikan reinforcement ataupun pujian kepada anak yang berani tampil di depan kelas dan guru tidak menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai karena penampilan guru yang kaku dan tidak fokus dalam menyampaikan pesan tersebut sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya (Siklus II). d.
Tahap Analisis Data dan Refleksi Analisis Hasil Pengamatan Kemampuan Siswa
Adapun kemampuan siswa yang harus dicapai berupa kemampuan berbicara yang ditekankan pada hal-hal sebagai berikut : (a) Keberanian siswa, (b) Kelancaran mengemukakan gagasan dan ide dan (c) kesesuaian kalimat dengan gambar. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, refleksi dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dari kegiatan tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I apakah telah sesuai dengan rencana program pembelajaran dan apakah kegiatan tindakan kelas dapat memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui model picture and picture pada siswa kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Dari hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus I belum dapat mencapai indikator kinerja yang
telah ditetapkan sebelumnya, karena dari 24 aspek yang telah
ditetapkan pada table 4.1.3b pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pelaksanannya. Hal ini berarti bahwa tindakan kelas siklus I belum mencapai indikator kinerja sehingga harus dilanjutkan ke tindakan siklus II. 4.1.4 Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I, dalam hal ini kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II serta diupayakan untuk dapat memecahkan masalah yang telah ditemukan oleh peneliti maupun guru pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan tindakan siklus II pada hari selasa, tanggal 21-5-2013. Adapun prosedur pelaksanaannya sama seperti pada siklus I dengan tahapan-tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun rencana kegiatan perbaikan untuk mengatasi kendalakendala yang ditemui pada siklus I dengan lebih menekankan pada aktivitas pembelajaran berdasarkan tema budi pekerti, standar kompetensi mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita serta kompetensi dasar menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri, selain RPP guru juga kembali menyediakan media pembelajaran berupa gambar dari cerita Lili dan Lala dan peneliti juga menyusun instrument penilaian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa. b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 21-05-2013 dari jam 07.00 – 10.00 yang diikuti oleh seluruh siswa yang dikenai tindakan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti pada siklus I yaitu menceritakan kembali cerita yang telah didengar berdasarkan gambar dengan memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaan kegiatan terutama pada aspek yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I yang telah dikonsultasikan dengan guru mitra. Adapun langkah-langkah yang dilakukan : a. Guru menyampaikan tema pembelajaran yaitu budi pekerti dan kompetensi dasar yaitu siswa dapat menceritakan kembali cerita yang didengarnya b. Guru membacakan cerita Lili dan Lala di depan kelas; c. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai tokoh, karakter, dan peristiwa yang terjadi pada cerita tersebut d. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan
dengan cerita; e. Siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; f. Siswa memberikan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; g. Siswa menceritakan kembali cerita yang didengarnya berdasarkan urutan gambar; h. Guru dan siswa memberikan kesimpulan materi c.
Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan berbicara siswa sama seperti penilaian pada siklus I yakni menggunakan format pengamatan kegiatan siswa dan guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian kegiatan siswa dan guru berikut ini. Tabel 4.1.4a: Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Siswa melalui Model Picture and Picture Siklus II Perolehan Nilai
NO
ASPEK
1
Keberanian
24
80
Kurang Mampu 4
2
Kelancaran mengemukakan gagasan dan ide Kesesuaian kalimat dengan gambar
25
83
27
90
3
Mampu
%
Ket
13
Tidak Mampu 2
3
10
2
7
1
3
2
7
%
% 7
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II, maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan uraian hasil sebagai berikut : a. Aspek keberanian, yang termasuk dalam kategori mampu 24 orang atau 80%, kategori penilaian kurang mampu 4 orang atau 13%, dan pada kategori tidak mampu 2 orang atau 7%. Hal ini terlihat pada pengamatan terhadap ke 30 siswa, hanya 24 orang yang benarbenar berani untuk maju ke depan, bahkan guru tidak perlu menunjuk mereka satu persatu, siswa sendiri yang antusias ingin tampil berbicara, bahkan mereka berebutan maju ke depan untuk berbicara. Dan 4 orang anak yang kurang mampu itu bisa dilihat ketika siswa lain antusias maju ke depan mereka hanya diam, tampak malu-malu, bahkan ada yang mengisap jarinya dan menundukkan kepalanya ketika di depan
kelas. Mereka tetap tampil tetapi dengan bujukan dari guru dan juga semangat dari teman-temannya. Sedangkan 2 orang siswa yang tidak berani tampil bisa terlihat ketika guru meminta mereka maju ke depan mereka tidak mau, hanya menggelengkan kepala. Bahkan ketika guru mendekati mereka dan membujuk agar tampil salah satu anak malah berlari ke luar ruangan kelas. Berdasarkan informasi dari guru wali kelas anak tersebut memang tergolong anak nakal, dia tidak bisa membaca dan menulis dengan baik, banyak cara yang sudah diusahakan oleh guru-guru salah satunya cara yang dilakukan oleh wali kelas II yaitu mengangkat anak tersebut menjadi anak asuh untuk dididik dan diberi perhatian lebih karena anak tersebut juga merupakan anak “broken home”, jadi anak ini mungkin sangat membutuhkan perhatian. b. Aspek kelancaran mengemukakan gagasan dan ide, yang termasuk dalam kategori mampu 25 orang atau 83%, kategori penilaian kurang mampu 3 orang atau 10%, dan pada kategori tidak mampu 2 orang atau 7%. Hal ini dapat terlihat pada pengamatan 25 orang siswa lancar berbicara dengan fasih dan tidak terbata-bata. 3 orang siswa yang kurang lancar berbicara terlihat ketika mereka berbicara masih sedikit terbata-bata, hal ini dipengaruhi siswa yang masih memikirkan kalimat yang harus diucapkannya, juga dipengaruhi ketidak fokusan siswa dalam berbicara karena perasaan malu jika mengeluarkan kata yang salah atau keliru sehingga membuat siswa lambat dalam berbicara. Sedangkan 2 orang siswa yang tidak lancar termasuk pada 2 orang yang tidak berani tampil berbicara. c. Aspek kesesuaian kalimat dengan gambar, yang termasuk dalam kategori mampu 27 orang atau 90%, kategori penilaian kurang mampu 1 orang atau 3%, dan pada kategori tidak mampu 2 orang atau 7%. Hal ini berdasarkan pengamatan pada 27 orang siswa yang bercerita sesuai gambar, kosakata yang digunakan runtut dan sistematis berdasarkan gambar, dan 1 orang yang
kurang mampu karena kosakata yang digunakannya tidak runtut bahkan ada cerita yang harus diungkapkan tetapi terlewati. Sedangkan 2 orang yang tidak mampu termasuk pada 2 orang yang tidak berani tampil ke depan kelas dan otomatis mereka tidak berbicara. Apabila dianalisis maka presentase siswa yang mampu dalam berbicara sudah meningkat dengan baik sebanyak 25 orang atau 83% dan untuk kriteria kemampu an berbicaranya belum meningkat dengan baik sebanyak 5 orang siswa atau 17%. Dari hasil uraian pada siklus II, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui model picture and picture sebagian besar siswa sudah berani tampil di depan kelas, sudah bisa merangkai kata hanya dengan melihat gambar dan juga siswa sudah lancar dalam berbicara. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran pada Siklus II Format pengamatan kegiatan belajar mencakup 24 aspek baik dari pra pembelajaran sampai dengan menutup pembelajaran Tabel 4.1.4b: Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II NO
Indikator / Aspek Yang Diamati
I
Pra Pembelajaran
1 2 II A 3 4 5 6 B 7
Mempersiapkan siswa untuk belajar Melakukan kegiatan apersepsi Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Memanfaatkan Sumber Belajar Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran Memicu dan Memelihara Ketertiban Kelas Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
8 9 10 11 12 C 13 14 15 D 16
Kualifikasi P1
P2
17 18 E 19 20 F 21 22 III 23 24
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian Proses dan Hasil Belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi ( tujuan) Penggunaan Bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secar jelas,baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Penutup Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan dan tugas sebagai bahan remedi/pengayaan
Total Presentasi
22 91,66
23 95,83
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra terhadap peneliti dengan memperhatikan data hasil kegiatan belajar pada siklus II sebagaimana yang telah dicantumkan pada tabel diatas, telah menunjukkan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh guru/peneliti sudah memenuhi target yang diharapkan. Guru mitra dapat melaksanakan 23 aspek atau 91,66% dan 2 aspek yang tidak dapat dilaksanakan yaitu mengaitkan materi dengan pengetahuan yang lain yang relevan dan melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sedangkan peneliti dapat melaksanakan 23 atau 95,83% dan hanya 1 aspek atau 4,17% belum dapat dilaksanakan yaitu aspek melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual karena pembelajaran sudah menggunakan media gambar dan materi pembelajaran tidak mendukung untuk dilaksanakan pembelajaran kontekstual. Sehingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui model picture and picture pada siswa kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango pada siklus II dapat dikatakan sudah berhasil atau tuntas. Tabel 4.1.4c Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
Pengamatan Observasi Awal Siklus I Siklus II
Hasil Pengamatan Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu 7 23 17 7 6 25 3 2
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu apabila hasil capaian peserta didik di dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan model picture and picture di kelas II SDN 6 Bulango Selatan mencapai 75% atau 22 orang siswa dari 30 siswa. Berdasarkan standar tersebut, penelitian tindakan kelas ini menunjukkan hasil yaitu pada observasi awal hasil penelitian diperoleh dari 30 siswa hanya 7 orang siswa atau 23% siswa yang mampu berbicara, dan selanjutnya dilaksanakan proses pembelajaran siklus I sebagai berikut : a. Guru menyampaikan tema budi pekerti dan kompetensi dasar yaitu siswa dapat menceritakan kembali cerita yang didengarnya.. b. Guru membacakan cerita gagak yang sombong; c. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai tokoh, karakter, dan peristiwa yang terjadi pada cerita tersebut d. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan cerita; e. Siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; f. Siswa memberikan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; g. Siswa menceritakan kembali cerita yang didengarnya berdasarkan urutan gambar; h. Guru dan siswa memberikan kesimpulan materi Dari pelaksanaan tindakan siklus I terjadi peningkatan menjadi 17 orang siswa atau 57% siswa yang mampu berbicara, dan 13 orang atau 43% yang belum mampu berbicara, namun hasil capaian tersebut belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 75%, oleh karena itu diperlukan perbaikan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu
pelaksanaan tindakan siklus II. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II, sebagai berikut : a. Guru menyampaikan tema pembelajaran yaitu budi pekerti dan kompetensi dasar yaitu siswa dapat menceritakan kembali cerita yang didengarnya b. Guru membacakan cerita Lili dan Lala di depan kelas; c. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai tokoh, karakter, dan peristiwa yang terjadi pada cerita tersebut d. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan cerita; e. Siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; f. Siswa memberikan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; g. Siswa menceritakan kembali cerita yang didengarnya berdasarkan urutan gambar; h. Guru dan siswa memberikan kesimpulan materi Pada pelaksanaan tindakan siklus II sudah mencapai 25 orang siswa atau 83% siswa yang sudah memiliki kemampuan berbicara yang diharapkan, dan hanya 5 orang siswa atau 17% siswa yang belum memiliki kemampuan berbicara. Dari hasil penelitian tindkan siklus II yang dilaksanakan pada pada hari selasa, tanggal 21-5-2013 maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan yang berbunyi “jika guru menggunakan model picture and picture kemampuan berbicara siswa di kelas II SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat dan diterima.