BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Qalam Manna Bengkulu Selatan di dirikan tahun 2006, sekolah swasta yang dikelola oleh yayasan Al-Khair, beralamat di jalan Pemangku Basri kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Pasar Manna kabupaten Bengkulu Selatan dengan
visi “Terwujudnya
generasi islami , cerdas dan mandiri“ disertai dengan misi; 1) Membentuk pribadi sisiwa yang memiliki salimul Aqidah, shahihul ibadah dan akhlaqul karimah. 2) Membentuk pribadi siswa yang berprestasi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Membentuk pribadi siswa yang memiliki ketrampilan hidup dan kepedulian social.SDIT Al-Qalam menjadi anggota resmi
Jaringan
Sekolah
Islam
Terpadu
dengan
nomor
anggota
2.17.03.02.002, tahun 2011. Dipimpin oleh kepala sekolah H. Zauti Erlan, S.Pd, pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah guru 28 orang, 1orang Tata usaha dan jumlah siswa 316 orang,waktu belajar dimulai dari pukul 07 15 s/d 16 00 WIB untuk kelas tiga sampai kelas enam dan 07 15 s/d 14 00 WIB bagi kelas satu dan dua. Pendidikan karakter di sekolah ini sudah dimulai sejak sekolah ini di dirikan tahun 2006, sesuai dengan visi dan misi yang diembannya,
namun masih pada tataran umum yaitu membangun syahsiyah islamiyah (kepribadian islami), belum ada rincian nilai-nilai yang dibangun, lebih kepada mengamalam nilai-nilai islam yang praktis dalam keseharian anak. Sejak bergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) pada tahun 2010,
maka
SDIT
Al-Qalam
megembangkan
pendidikan
karakter
sebagaimana yang diamanahkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu sebagai salah satu standar kelulusan yaitu sepuluh muwasshafat (sepuluh sifat-sifat/karakter),pada akhir tahun 2011 dikembangkan lagi menjadi Pendidikan karakter dengan 18 nilai-nilai karakter.Sebagai mana hasil wawancara dengan Kepala Sekolah H. Zauti Erlan,S.Pd ketika wawancara ( senin, 6, mei 2013) menyatakan bahwa: “ pendidikan karakter mulai dicanangkan di SDIT Al-Qalam pada tahun 2006 yaitu sejak SDIT Al-Qalam didirikan dengan istilah syahsiyah islamiyah (kepribadian Islam) dengan segala keterbatasan tidak terdokumentasikan, kemudian pada tahun 2010 berkembang dengan istilah 10 muwashafat ( 10 sifat-sifat/ karakter) pada tahap ini sudah ada indikator namun lebih fokus pada nilai-nilai keislaman, pada akhir tahun 2011 berkembang dengan istilah pendidikan karakter disertai dengan pengembangan nilai dan indikator keberhasilan yang lebih dapat diukur seperti sekarang ini.” Sebagai sebuah Sekolah Dasar yang berada di daerah bearti SDIT Al-Qalam sudah selangkah lebih maju dibandingkan dengan Sekolah Dasar lainnya, dalam pendidikan karakter, ditengah-tengah sekolah lain sedang mencari bentuk nilai dan cara mengaplikasikan pendidikan karakter SDIT Al-Qalam sudah lebih dulu memulainya. Hal ini disebabkan adanya dorongan yang kuat dari pengurus dan keinginan dari para guru dalam mewujudkan visi dan misi sekolah ditambah lagi dengan adanya stndar dari
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) agar semua sekolah yang bergabung dalam JSIT harus menjadikan sepuluh muwasshafat sebagai salah satu standar kelulusan siswa.
1. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Sumber nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam Manna Bengkulu Selatandiambil dari: 1)Nilai-nilai agama islam, sebagai agama yang dianut oleh seluruh guru dan siswa SDIT Al-Qalam, dengan demikian tentu tidak ada kendala dari sisi kepercayaan atau keyakinan, ini sesuai dengan nama sekolah yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu yang memadukan antara kemajuan ilmu pengetahuan dengan kekuatan keimanan dan ketaqwaan. Nilai-nilai islam yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat diamalkan oleh anak didik sehingga tidak menyulitkan dan memberatkan. 2) Nilai-nilai pancasila, Di samping agama SDIT Al-Qalam juga menjadikan Pancasila sebagai salah satu sumber nilai dalam pendidikan karakter, yang dengan sila-silanya merupakan sumber nilai yang tidak bertentangan nilai-nilai agama, bahkan nilai-nilai panca sila merupakan manipestasi dari nilai-nilai agama yang menjadi landasan bagi warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu SDIT Al-Qalam mengambil pancasila sebagai sumber nilai untuk membangun
kesadaran sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab pada anak didiknya. 3) Budaya, Budaya atau kebudayaan adalah seperangkat nilai yang anut oleh suatu masyarakat, sebagai warga masyarakat anak anak perlu ditanamkan kepada mereka nilai budaya yang dianut oleh masyarakat dimana mereka tinggal. SDIT Al-Qalam mengambil langkah ini agar anak didik tidak tercabut dari budaya mereka dan merekalah natinya yang akan menjaga dan mempertahankan nilai-nilai budaya tersebut. 4) Tujuan pendidikan nasional, sebagai generasi penerus bangsa anak didik perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang perkembangannya sangat pesat, untuk itu semua pemerintah menetapkan tujuan dari pendidikan yang harus dicapai oleh peserta didik agar dunia pendidikan memiliki arah dan tujuan yang jelas. SDIT Al-Qalam menjadikan tujuan pendidikan nasional sebagai salah satu sumber nilai yang terapkan dalam membangun karakter anak didik yang cerdas, trampil dan berdaya saing tinggi. Sebagaimana dinyatakan oleh Kepala Sekolah H. Zauti Erlan,S.Pd ketika wawancara ( senin,6, mei 2013). “Nilai-nilai pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam digali dari nilai-nilai ajaran agama Islam, Pancasila, Budaya daerah dan Tujuan pendidikan nasional namun agama islam menjadi sumber yang lebih dominan”. Dengan
berpedoman
kepada
empat
sumber
nilai
yang
dikemukakan di atas, melalui musyawarah dewan guru bersama dengan pengurus yayasan disepakati 18 nilai karakter yang akan ditanamkan kepada anak didik di SDIT Al-Qalam antara lain; Relegius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebaangsaan,
cinta
bersahabat/komunikatif,
tanah cinta
air, damai,
menghargai gemar
prestasi,
membaca,
peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah H. Zauti Erlan,S.Pd ( senin,6, mei 2013) menyatakan bahwa Nilai karakter yang dikembangkan di SDIT Al Qalam terdiri dari: “ Relegius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebaangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab”.
Nilai-nilai karakter yang sudah disepakati itu dilengkapi dengan indikator- indikator yang harus dicapai oleh setiap anak didik sehingga mudah diukur tingkat keberhasilannya. Indikator ketercapain yang diharapkan muncul pada sikap dan perilaku peserta didik. sebagai berikut: a. Religius; didefinisikan sebagai Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. Toleran terhadap pelaksanaan agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain kemudian dijabarkan dalam
indikator yang diharapkan ; Mampu
meng-imani rukun iman dan mengamalkan rukun islam dengan menghapal dan memahaminya,meningkatkan keimanan kepada Allah dengan menghapal asmaul husna dan meng-imaninya, meningkatnya iman kepada Allah dengan mensyukuri nikmatnya, berlatih ikhlas dalam
beramal,menunjukkan
sikap
tidak
takut
syaitan
dan
menjadikan syaitan sebagai musuh, menunjukkan kebiasan banyak
berdo’a kepada Allah, menunjukkan kemampuan berwudhuk dengan benar, melakukan shalat dengan tertib dan tuma’ninah, bersemangat dalam shalat berjamaah, menunjukkan kemampuan azan dan iqomad,bersemangat dalam membaca dan memperbaiki bacaan alquran, bersemangat dalam menghapal dan menjaga hapalan juz amma, menunjukkan kebiasaan berinfaq, menujukkan kebiasaan menyebar dan menjawab salam, menunjukkan kebiasaan mengawali kegiatan dengan membaca basmallah, melakukan puasa wajib dan sunnah, membisakan shalat sunnah, berbakti kepada orang tua dan keluarga.
b. Jujur; didefinisikan sebagai perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan;menujukkan sikap berani jujur dalam kebenaran dan kebaikan, membuat dan mengerjakan tugas secara benar,tidak mencontek ketika mengerjakan soal ulangan/ujian, tidak memberi contekan kepada teman, mau mengakui kesalahan ketika berbuat salah, meminta maaf ketika terlanjur berbuat salah,tidak mengambil barang yang bukan miliknya. 3. Toleransi; didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, kemudian dijabarkan dalam indikator yang
diharapkan; menghargai perbedaan agama,menghargai perbedaan suku, menghargai perbedaan pendapat, tidak melecehkan orang lain karena pendapatnya, tidak suka memotong pembicaraan orang lain. 4. Disiplin; didefisikan sebagai tindakan yang menunujukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan peraturan, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; datang kesekolah tepat waktu, menjauhi minuman dan makanan yang haram,tidak berlebihan dalam makan dan minum, menghindari diri dari permainan yang berunsur judi, menjaga diri dari tontonan dan hiburan yang tidak bermanfaat, menerapkan adab makan, minum, kekamar mandi dan adab lainnya, menujukkan kebiasaan menutup aurat, rapi dalam penampilan dan berpakaian, rapi dan cermat terhadap barang milik sendiri, rapi dalam menulis dan bekerja, rapi dalam menata tempat atau ruangan, rapi dan tertib dalam belajar. 5. Kerja keras; didefinisikan sebagai perilaku yangmenunjukkan upayasungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan baik, kemudian dijabarkan dalam
indikator yang diharapkan; menunjukkan sikap optimis,
percaya diri dan tidak mudah menyerah, memanfaatkan waktu dalam belajar dengan maksimal, memanfaatkan waktu istirahat dengan baik, bangun diwaktu subuh, kebisaan shalat wajib tepat waktu.
6. Kreatif; didefinisikan sebagai berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki, kemudian dijabarkan dalamindikator yang diharapkan;menghargai setiap hasil karya yang unik, berani menyampaikan ide dan gagasan, mau berkontribusi untuk kemajuan, berani melakukan hal-hal baru yang positif. 7. Mandiri; didefinisikan sebagai sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan;kemampuan dalam melayani diri sendiri, mengerjakan tugas individu dengan baik,tidak suka membebani orang lain, tidak mudah mengeluh, hemat dalam penggunaan uang, semangat dalam menabung, mau berlatih jual beli, berlatih dengan menghasilkan uang jajan dari hasil sendiri, menghindari diri dari penipuan dan kecurangan. 8. Demokratis; didefinisikan sebagai cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; bertanggung jawab pada tugas bersama, menghargai keberagaman, biasa bermusyawarah, menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak.” 9. Rasa ingin tahu; didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan luas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; bersungguh-sungguh dalam belajar, berani bertanya dan berpendapat, membaca al-qur’an dengan memperhatikan tajwid dan makhrijul huruf, meningkatakan hafalan qur’an dan terjemahannya, meningkatkan hafalan hadis pilihan, meningkatkan pemahaman terhadap shirah 10 sahabat Rasul, memahami fiqih thaharah, shalat dan puasa, biasa mengunjungi perpustakan, biasa mengakses Pengintegrasian masa baik cetak maupun elektronik. 10. Semangat kebangsaan; didefinisikan sebagai cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompok, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; memperingati hari-hari besar nasional, melaksanakan upacara rutin di sekolah, mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan, memajang gambar tokoh-tokoh bangsa, mengenal para pahlawan nasional, meneladani para pahlawan nasional, berkunjung ke tempat-tempat bersejarah. 11. Cinta tanah air; didefinisikan sebagai cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; memahami pentingnya nasionalisme , rasa persatuan dan kesatuan bangsa, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, melaksanakan upacara
bendera, mampu
menyanyikan lagu
Indonesia raya, hafal sila-sila dari Pancasila,
memasang lambang Negara, gambar Presiden dan wakil presiden di dalam kelas, bangga dengan karya anak bangsa, elestarikan seni dan budaya bangsa. 12. Menghargai prestasi; didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; menghormati guru, menghormati orang tua, menghormati para pahlawan, menghargai prestasi teman, mengucapkan selamat kepada teman yang berprestasi, memajang/mengabadikan hasil karya-karya terbaik. 13. Bersahabat atau Komunikatif; didefinisikan sebagai tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bargaul, dan bekerja sama dengan orang lain, kemudian dijabarkan dalam
indikator yang
diharapkan; menunjukkan kemampuan menjaga diri dari akhlak yang tercela, menunjukkan akhlak yang baik dalam pergaulan, menjaga diri dari amarah, kebisaan membantu orang tua, perhatian kepada teman, suka membantu teman, tidak melecehkan orang karena kekurangan pisiknya. 14. Cinta damai; didefinisikan sebagai sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadirannya,
kemudian
dijabarkan
dalam
indikator
yang
diharapkan; suasana kelas yang tenang dan damai ketika belajar, menghindari diri dari permusuhan, tidak melakukan tindakan kekerasan, tidak melakukan keributan ketika Shalat, tidak suka menganggu teman, tidak meninggikan suara melebihi suara guru, suka memaafkan kesalahan orang lain. 15. Gemar membaca; didefinisikan sebagai kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; senang membaca, gemar menulis dan bercerita, memiliki sumber bacaan untuk setiap mata pelajaran, tersedianya Koran disekolah lebih dari satu, gemar mengunjungi perpustakaan, menggunakan internet untuk tambahan sumber belajar. 16. Peduli lingkungan; didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; kesadaran untuk menjaga fasilitas umum, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah, memelihara tumbuh- tumbuhan dengan baik tanpa menginjak/ merusaknya, menjaga kebersihan kamar mandi, menjaga kebersihan tempat wudhu’, menjaga kebersihan musalla.
17. Peduli social; didefinisikan sebagai sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Kemudian dijabarkan dalam
indikator yang
diharapkan;saling membantu dalam fasilitas belajar, memberikan bantuan kepada siswa yang ditimpa musibah, melakukan kegiatan bakti social, memberikan bantuan bagi warga yang kena bencana, berinfaq setiap jumat. 18. Tanggung jawab; didefinisikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan tuhan yang maha esa, kemudian dijabarkan dalam indikator yang diharapkan; biasa menjaga kebersihan diri, pakaian dan tempat, bersemangat dan senang berolah raga, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, komitmen dalam adab makan dan minum., istirahat dengan seimbang, mandi secara teratur, membaca dengan carayang baik dan sehat, menghindari diri dari lingkungan yang tidak sehat, tidak tidur larut malam, mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik, bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan, melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan karakter di SDIT AlQalam akan lebih mudah dilakukan karena apa yang diinginkan sudah jelas
dan terukur sehingga tidak menimbukan keraguan bagi guru-guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Keberhasilan SDIT Al-Qalam dalam mengembangkan nilai-nilai karakter yang disertai dengan indikator keberhasilan tersebut disebabkan pada tahun 2010 Jaringan sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia sudah mewajibkan seluruh anggotanya untuk menerapkan salah satu standar kelulusan dengan sepuluh muwasshafat (sepuluh sifat/karakter) yang harus dimiliki oleh peserta didik yang tamat SDIT. Sehingga ketika pendidikan karakter dianjurkan oleh kemendiknas, SDIT Al-Qalam langsung menyesuaikan dengan apa yang dinginkan oleh kemendiknas tersebut. Adapun sepuluh muwasshafat itu tergambar dari hasil observasi dokumen Standar mutu Sekolah Islam terpadu (senin 6 mei 2013) sebagai berikut: ”Salimul aqidah (Aqidah yang bersih), Shahihul ibadah (Ibadah yang benar), Matinul khuluk (Kepribadian yang matang), Mujahidul linafsihi (Bersungguh-sungguh dan disiplin) , Munazaman fisu’ulihi (Tertib, cermat dan rapi), Harisun a’la waqtihi (Optimal memanfaatkan waktu), Nafiun lighairihi (Bermanfaat bagi orang lain), Musaqhaful fikri (Berwawasan luas), Qawiyul jismi (jasad yang sehat dan kuat), Fanny (Terampil)” Sepuluh muwasshafat diatas sudah dilengkapi dengan indikatorindikator yang harus dimiliki oleh peserta didik. 2. Pengintegrasian Pendidikan Karakter Setelah menentukan nilai-nilai karakter bersama dengan indikator keberhasilan yang diharapkan selesai dirumuskan, maka langkah berikutnya adalah menetukan bagaimana mengintegrasiakan nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sekolah. Melalui musyawarah yang panjang dan dengan mempertimbangkan bahwa pendidikan karakter
bukanlah sebuah mata pelajaran baru yang berdiri sendiri, disepakati
bahwa
pendidikan
karakter
dilakukan
akhirnya dengan
mengintegrasikan kedalam semua mata pelajaran, budaya sekolah dan peng-integrasi dalam kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah H. Zauti Erlan S.Pd, (senin,29, April 2013) menyatakan bahwa: “ Pengintegrasian pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam dilakukan dengan menggunakan Pengintegrasian peng-integrasian kedalam semua mata pelajaran, budaya sekolah dan integrasi dalam kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler.” Panjang/lamanya
musyawarah
pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam,
penentuan
Pengintegrasian
karena di SDIT al-Qalam
terdapat beberapa mata pelajaran muatan lokal yang juga bermuara kepada pembentukan kepribadian atau karakter seperti mata pelajaran Terampil ibadah, Aqidah Akhlaq, Al-quran Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada akhirnya dipahami bahwa semua mata pelajaran muatan lokal itu justru semakin mempermudah dan mempercepat terwujudnya pendidikan karakter yang diinginkan. a. Kegiatan Belajar Mengajar. Penanaman
nilai-nilai
karakter
yang
sudah
dipilih
memerlukan Pengintegrasian yang tepat, dan dapat digunakan oleh pendidik dalam menjalankan tugasnya. Pengintegrasian dalam prosesbelajajr mengajar pada semua mata pelajaran merupakan salah satu
pilihan
yang
disepakati
di
SDIT
Al-Qalam.
Melalui
Pengintegrasian ini semua guru memanfaatkan proses belajar
mengajar untuk membangun karakter anak didik, dimulai dengan membuat perencanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi. Hasil wawancara dengan kepala sekolah H. Zauti Erlan S.Pd, (senin,29, April 2013) menyatakan bahwa: “Guru-guru telah memasukkan nilai-nilai karakter dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran”. Dalam memasukkan nilai-nilai karakter dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru-guru SDIT Al-Qalam menyesuaikan dengan mata pelajaran dan pokok bahasan yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan, agar proses pembelajaran nantinya tidak didominasi oleh pembelajaran karakter. Adapun nilainilai karakter yang yang dipilih untuk diintegrasikan dalam proses belajar mengajar adalah niai-nilai kedisiplinan, kerja keras, gemar membaca, menghargai prestasi dan lain-lain.
Pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter melalui media pengintegrasian dalam proses belajar mengajar, diawali dengan Siswa berbaris di depan kelas lalu menghafal beberapa surat pendek yang terdapat pada juz a’mma dan beberapa hadits dengan didampingi atau tidak didampingi guru, lalu berdoa dan masuk kelas. Guru-guru memberi salam ketika masuk kelas dan semua siswa menjawab salam, kemudian guru memberi motivasi kepada siswa agar belajar dengan serius dan penuh perhatian terhadap bahan ajar yang akan dipelajari pada saat itu. Kepada siswa juga diberikan
kesempatan untuk bertanya seluas-luasnya terhadap bahan ajar yang belum dipahami dan memberi kesempatan kepada siswa yang lain memjawab, kemudian disempurnakan oleh guru. Prose belajar mengajar berlangsung dalam suasana menyenangkan. Ketika jam pelajaran berganti dan setelah guru memberikan kesimpulan semua siswa dan guru mengucapkan hamdallah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah swt atas kelancaran proses belajar mengajar pada saat itu, begitu juga ketika mengawali jam pelajaran berikutnya semua siswa dan guru mengucapkan basmallah lalu guru memberikan motivasi sebagaimana
pada
jam
pelajaran
sebelumnya
dan
menyudahi dengan hamdallah. Kondisi ini terus berlangsung hingga semua jam pelajaran berakhir dan Semua siswa mengucapkan hamdallah dan berdoa agar apa yang telah dipelajari pada hari ini akan bermanfaat dikemudian hari dan diberi keselamatan ketika menuju rumah.
b. Budaya Sekolah SDIT Al-Qalam mencoba membangun budaya islami dalam lingkungan sekolah hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang berhasil penulis ikuti. Dalam hal berpakaian semua guru dan siswa wajib menutup aurat sebagai mana disyariat oleh islam. Guru piket menyambut kedatangan siswa dan siswi di depan pintu gerbang dengan menyalami dan bertanya keadaan siswa siswi pada hari itu. Siswa-siswi saling memberi salam ketika baru bertemu dengan guru
dan sesama mereka, Begitu juga Guru-guru dan kariawan saling memberi salam ketika baru bertemu dengan sesama mereka. Semua siswa dan guru setelah tiba di sekolah melaksanakan shalat dhuha dua rakaat secara perseorangan dan berdoa agar Allah memberikan kemudahan dalam melakukan aktivitas pada hari itu, sebelum kegiatan lain di mulai. Sebagai mana hasil wawancara dengan kepala sekolah H. Zauti Erlan S.Pd, (senin,29,
April 2013) menyatakan
bahwa: “ Semua warga sekolah terlibat dalam menciptakan budaya sekolah yang memungkinkan aplikasi nilai-nilai karakter terwujud dengan pendekatan pembiasaan. ” SDIT Al-Qalam juga membiasakan siswanya memungut sampah yang terlihat di depan mata dan membuangnya ketempat yang telah disediakan. Ketika waktu shalat zuhur tiba semua guru laki-laki dan siswa laki-laki kelas tiga sampai kelas enam shalat zuhur bejamaah di mushala, sedang yang perempuan shalat bersama guru perempuan di kelas masing-masing. Siswa kelas satu dan dua shalat di kelas dengan diawasi oleh guru perempuan, begitu juga ketika waktu shalat asar tiba.
c. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
SDIT Al-Qalam memiliki kegiatan kokurikuler yang menjadi media pengintegrasian penanaman nilai-nilai karakter adalah upacara bendera, shalat zuhur berjamaah, shalat asar berjamaah, shalat jumat dan senam pagi. Semua siswa mengikuti upacara bendera pada setiap hari senin dengan baik, berbaris rapi di lapangan sekolah dan diawasi oleh guru-guru, sedangkan pembina upacara menyampaikan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, kedisiplinan, dan semangat belajar dan nilai-nilai lainya yang harus dimiliki siswa. Ketika waktu istirahat dan shalat zuhur tiba, Semua siswa antri di tempat wudhu’, yang laki-laki sesama laki-laki dan yang perempuan sesama perempuan dan tidak ada siswa yang rebutan untuk wudhu’, bahkan sebagian dari mereka ada yang sikat gigi karena baru saja sudah makan siang. Semua siswa laki-laki kelas tiga sampai kelas enam shalat berjamaah di mushala bersama guru yang laki-laki, salah seorang siswa mengumandangkan azan dan semua siswa mengikuti macaan muazzin lalu berdoa sesudah azan dan dilanjutkan dengan shalat sunnah rawatib dua rakaat. Kemudian salah seorang siswa maju kedepan membacakan beberapa ayat Al-quran beserta terjemanhannya dan memberikan pesan-pesan seperlunya, lalu iqamat dan shalat berjamaah dipimpin oleh salah seorang guru. Setelah shalat zuhur salah seorang siswa
memimpin berdoa yang diamini oleh teman-
temannya kemudian shalat sunat rawatib dua rakaat
dilanjutlkan
dengan Tilawatil quran yang disimak oleh guru.Semua siswa perempuan kelas tiga sampai kelas enam shalat berjamaah di kelas masing-masing bersama guru yang perempuan, sedangkan kelas satu dan dua shalat di kelas dengan diawasi guru kelas. Begitu jaga ketika waktu shalat asar tiba, Semua siswa antri di tempat wudhu’, yang laki-laki sesama laki-laki dan yang perempuan sesama perempuan dan tidak ada siswa yang rebutan untuk wudhu’, Semua siswa laki-laki kelas tiga sampai kelas enam shalat berjamaah di mushala bersama guru yang laki-laki, Semua siswa perempuan kelas tiga sampai kelas enam shalat berjamaah di kelas masing-masing bersama guru yang perempuan, sedangkan kelas satu dan dua tidak shalat karena sudah pulang duluan. Shalat asar dipimpin oleh salah seorang guru dan setelah shalat asar, seorang siswa
memimpin berdoa yang diamini oleh teman-temannya
kemudian bersalaman dengan seluruh jamaah shalat, lalu kembali ke kelas dan pulang. Pada hari jumat Semua siswa laki-laki kelas tiga sampai kelas enam shalat jumat berjamaah di masjid terdekat bersama guru yang laki-laki, sedangkan kelas satu dan dua shalat zuhur di kelas dengan diawasi guru perempuan . Pada hari sabtu Kegiatan senam pagi di mulai dengan berdoa terlebih dahulu dan diakhiri dengan berdoa, Semua siswa dan siswi mengikuti senam pagi didampingi semua guru hingga selesai. Kegiatan senam pagi menanamkan nilai-
nilai karakter hidup sehat dan bugar, kebersaman, percaya diri dan menghargai orang lain. Kegiatan pramuka di mulai dengan berdoa terlebih dahulu dan diakhiri dengan berdoa, Pada kegiatan pramuka di tanamkan nilainilai kebersamaan, saling menolong, budaya antri, saling percaya, rela berkorban dan mengharagai prestasi. Begitru juga Kegiatan bela diritekwondo di mulai dengan berdoa terlebih dahulu dan diakhiri dengan berdoa, Pada kegiatan bela diri tekwondo di tanamkan nilainilai kebersamaan, budaya antri, saling percaya, rela berkorban dan mengharagai prestasi. Dari hasil wawancara dengan responden dan observasi kegiatan bela diri tekwondo dapat disimpulkan bahwa SDIT Al-Qalam telah menjadikan beladiri tekwondo sebagai medi penanaman nilainilai karakter. Sedangkan Kegiatan OSN di mulai dengan berdoa terlebih dahulu dan diakhiri dengan berdoa, Pada kegiatan OSN di tanamkan nilai-nilai gemar membaca, rasa ingin tahu, saling percaya, rela berkorban dan menghargai prestasi. 3. Metode Pendidikan Karakter Metode pendidikan karakter yang dilakukan di SDIT Al-Qalam adalah dengan keteladanan dan pembiasaan, Setiap guru harus dapatmemberikan keteladanan yang baik bagi anak didik dalam setiap kegiatan baik di dalam lingkungan sekolah maupun diluarlingkungan sekolah. Oleh karena itu setiap kegiatan yang diselenggarakan disekolah
maka semua guru wajib berpartisipasi di dalamnya dan mampu memberikan contoh yang baik, seperti pola komunikasi dengan orang lain, kepedulian kepada sesama, kepedulian pada lingkungan, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan siswa seperti upacara bendera, shalat zuhur berjamaah, shalat asar berjamaah, shalat jumat, senam pagi dan kegiatan lainnya. Untuk menunjang terwujudnya keteladanan dari guru-guru dan staf TU maka mereka diberi pemahaman yang benar tentang pentingnya penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik dengan melihat contoh dari perilaku guru dan TU. Dalam menumbuhkan pemahaman yang baik tentang keteladanan guru kepada anak didik maka,Semua guru-guru dan TUSDIT Al-Qalam wajib mengikuti pengajian pekanan baik yang dibina langsung oleh kepala sekolah atau yang dibina oleh pengurus yayasan AlKhair, tergantung waktu luwang yangdimiliki oleh guru dan TU tersebut. Adapun agenda dalam pengajian adalah Guru-guru membaca Al-Quran secara bergiliran dan diperbaiki oleh kepala sekolah jika ada yang salah, kemudian membaca terjemahan ayat yang tadi dibaca, kemudian diberikan pendalaman tentang beberapa nilai-nilai islam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan dapat diamalkan. Pembiasaan atau habituasi merupakan metode yang jitu dalam mendidik anak, melalui pembiasan anak tidak terasa telah menganut atau menghayati sebuah nilai yang diinginkan, Kebiasaan yang dilakukan oleh anak sejak kecil akan menjadi karakternya dimasa yang akan datang, oleh
karena itu SDIT Al-Qalam menjadikan pembiasaan sebagai metode dalam penanaman nilai-nilai karakter. Seperti kebiasaan memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, hadir tepat waktu, menghargai guru, berdoa dalan setiap kegiatan, melaksanakan shalat berjamaah, tilawah quran dengan tartil dan berbagai kebiasaan lainnya yang sangat banyak yang harus di biasakan kepada anak didik.
4. Penilaian Pendidikan Karakter Penilaian karakter SDIT Al-Qalam dilakukan dengan cara pengamatan terhadap perkembangan sifat dan sikap anak yang diharapkan. Sebagai mana hasil wawancara dengan kepala sekolah H. Zauti Erlan S.Pd, (senin,29, April 2013) menyatakan bahwa: “ penilaian karakter masuk dalam ranah afektif dan dilakukan dengan cara pengamatan terhadap perkembangan dari sikap anak yang diharapkan” Pelaksanaan
penilaian
karakter
dari
hasil
pengamatan
perkembangan sifat dan sikap anak telah disediakan format yang dapat di isi oleh guru kelas dengan mudah. Pertama pengamatan dilakukan secara rutin dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa, seperti kegiatan shalat zuhur, shalat asar, upacara bendera, senam pagi serta kegiatan belajar mengajar. Kedua pengamatan yang bersifat insidentil yaitu pada kegiatan - kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, bela diri tekwondo dan OSN. Ketiga Pengamatan terhadap catatan buku piket yang mencatat setiap pelanggaran yang dilakukan siswa, seperti terlambat, tidak seragam, dan lain lain.
5. Kendala Pendidikan Karakter Setiap rencana kegiatan pasti ada kendala yang menghambat lancarnya kegiatan tersebut, demikaian juga dengan pendidikan karakter di SDIT Al-qalam terdapat kendala dalam pelasanaannya, sebagai mana hasil wawancara dengan kepala sekolah H. Zauti Erlan S.Pd, (senin,29, April 2013) menyatakan bahwa: “kendala/hambatan penanaman nilai-nilai karakter di SDIT AlQalam diantaranya pemahaman para guru terhadapa pentinya pendidikan karakter tidak sama dan perbedaan pemahaman para orang tua murid terhadap nilai-nilai karakter yang ditanamkan.” Dalam mengatasi kendala pertama pemahaman guru terhadap pentingnya pendidikan karakter yang tidak sama maka SDIT Al-Qalam melakukan penyamaan persepsi dalam rapat bulanan dan pengajian rutin pekanan yangwajib diikuti oleh semua guru. Sedangkan Untuk mengatasi kendala perbedaaan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai karakter yang ditanamkan maka dilakukan pertemuan orang tua murid dengan wali kelas setiap bulan yang membahas perkembangan karakter anak dan kemajuan akademik. Membangun komunikasi yang lebih intensif dengan orang tua dalam pendidikan karakter dilakukan dengan menggunakan buku penghubung yang mengkomunikasikan setiap perkembangan anak baik ketika di rumah bersama orang tua maupun ketikadi sekolah bersama guru. B. Pembahasan
Data-data dan keterangan yang diperoleh dari deskripsi hasil penelitian di atas dapat dimaknai melalui penjelasan yang menggarah pada perumusan masalah penelitian ini. Sehingga dapat diarahkan pada pencapaian tujuan penelitian yang telah penulis rumuskan pada bab awal tesis ini yang berkenaan dengan deskripsi tentang Pengelolaan Pendidikan Karakter di SDIT Al-Qalam Manna Bengkulu Selatan. Yang penulis rinci dalam tujuan khususnya adalah untuk mendeskripsikan: Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam Pendidikan Manna,Pengintegrasian Manna,Metode
pendidikan
penanaman
niai
karakter di SDIT Al-Qalam
karakter
di
SDIT
Al-Qalam
karakter
di
SDIT
Al-Qalam
Manna,Penilaian Pendidikan Karakter di SDIT Al-Qalam Manna dan Kendala Pendidikan Karakter di SDIT Al-Qalam Manna. Hasil penelitian menunjukan bahwa SDIT Al-Qalam memiliki visi; “Terwujudnya generasi islami, cerdas dan mandiri“, disertai dengan misi; 1) Membentuk pribadi sisiwa yang memiliki salimul Aqidah, shahihul ibadah dan akhlaqul karimah. 2) Membentuk pribadi siswa yang berprestasi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Membentuk pribadi siswa yang memiliki ketrampilan hidup dan kepedulian social. Hal ini menggambarkan bahwa SDIT Al-Qalam mempunyai orientasi yang jelas terhadap apa yang akan dicapai dalam pengelolaan pendidikan, pada sisi lain visi dan misi SDIT Al-Qalam merupakan implementasi dari tujuan pendidikan nasional dengan pendidikan karkternya. 1.
Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber nilai pendidikan karakter yang dikembangkan di SDIT Al-Qalam Manna Bengkulu Selatan adalah dari: Agama Islam,Panca sila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional. Agama; Sebagai masyarakat yang beragama, kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercaaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang bersumber dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai pendidikian karakter harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang bersumber dari agama. Pada sisi lain agama meliputi keseluruhan tingkah laku manusiadalam hidupini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan manusia berbudi luhur atas dasar iman kepada Allah dan tanggung jawab pribadi di hari kemudian. Sementara Amin (2011: 75-76) menyatakan Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berorientasi pada kesucian jiwa, dan badan, seimbang antara membangun mental spiritual dengan membangun kecerdasan badan dan raga. Maka membutuhkan figur teladan yang memiliki akhlaq sejati yang ciri-cirinya dapat dipelajari, dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Muhammad saw adalah orangnya yang memilki akhlaq mulia yaitu shiddiq, amanah, fatanah dan tabligh. Diambilnya ajaran Agama Islam sebagai sumber yang dominan karena sekolah ini adalah sekolah dengan lebel Islam disisi lain guru dan muridnya semua beragama islam.
Pancasila; sebagai dasar negara yang juga sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia, memiliki nili-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni, yang terkristalisasi dalam sila-silanya.
Pendidikan karakter bertujuan
mempersiapakan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapakan nilai-nilai Pancasila dalam kenidupannya sebagai warga negara. Budaya adalah keseluruhan cara hidup, warisan sosial, cara berfikir, kepercayaan, cara kelompok bertingkah laku, gudang pelajaran yang dikumpulkan, tindakan baku untuk mengatasi masalah, peraturan bertingkah laku dalam acara tertentu. Purnomo (2012:6) menyatkan nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat itu. Posisi budaya demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan karakter bangsa. Tujuan pendidikan Nasional; Tujuan pendidikan nasioanal memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu tujuan pendidikan nasioanal adalah sumber nilai yang paling operasinal dalam pendidikan karakter bangsa. Dengan demikian sumber nilai pendidikan karakter di SDIT AL-Qalam sudah sesuai dengan apa yang di inginkan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Sementara nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam adalah: Relegius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar menbaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab yang disertai dengan indikator keberhasilannya merupakan sebuah terobosan yang baik. a. Religius; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai religius telah dijabarkan dalam indikator berikut; a) Mampu meng-imani rukun iman dan mengamalkan rukun islam dengan menghapal dan memahaminya. b) Meningkatkan keimanan kepada Allah dengan menghapal asmaul husna dan meng-imaninya. c) Meningkatnya iman kepada Allah dengan mensyukuri nikmatnya. d) Berlatih ikhlas dalam beramal. e) Menunjukkan sikap tidak takut syaitan dan menjadikan syaitan sebagai musuh. f) Menunjukkan kebiasan banyak berdo’a kepada Allah. g) menunjukkan kemampuan berwudhuk dengan benar. h) Melakukan shalat dengan tertib dan tuma’ninah. i) Bersemangat dalam shalat berjamaah. j) menunjukkan kemampuan azan dan iqomad. k) Bersemangat dalam membaca dan memperbaiki bacaan al-quran. l) Bersemangat dalam menghapal dan menjaga hapalan juz amma. m) Menunjukkan kebiasaan berinfaq. n) Menujukkan kebiasaan menyebar
dan menjawab salam. o)
Menunjukkan kebiasaan mengawali kegiatan dengan membaca
basmallah. p) Melakukan puasa wajib dan sunnah. r) Membisakan shalat sunnah. s) Berbakti kepada orang tua dan keluarga. Relegius
merupakankeberagamaan,
penghayatan
dan
implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kontek character building religius atau keberagamaan sesungguhnya merupakan manifestasi lebih mendalam atas ajaran agama. Nilainilai religius merupakan nilai pembentuk karakter yang sangat penting, asfek ini perlu ditanamkan secara maksimal dan menjadi tanggung jawab orang tua beserta sekolah. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai religius dengan sangat tepat. b. Jujur; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai jujur dijabarkan dalam indikator berikut: a) Menujukkan sikap berani jujur dalam kebenaran dan kebaikan. b) Membuat dan mengerjakan tugas secara benar. c) Tidak mencontek ketika mengerjakan soal ulangan/ujian. d) Tidak memberi contekan kepada teman. e) Mau mengakui kesalahan ketika berbuat salah. f) Meminta maaf ketika terlanjur berbuat salah. g) Tidak mengambil barang yang bukan miliknya. Secara harfiah jujur bearti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Pepatah kuno mengatakan, “Kejujuran adalah mata uang yang laku di mana-mana, bawalah sekeping kejujuran dalam saku anda, maka itu telah melebihi mahkota raja diraja sekalipun”. Mengajarkan sifat jujur tidak hanya dengan penjelasan lisan semata,
dibutuhkan pemahaman, metode yang tepat dan keteladanan uyang baik. Jujur merupakan nilai yang sangat penting dimiliki oleh anak didik dan masyarakat, karena dari karakter jujur akan tumbuh karakter yang lainnya. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai jujur dengan sangat tepat. c. Toleransi; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai toleransi dijabarkan dalam indikator berikut: a) Menghargai perbedaan agama. b) Menghargai perbedaan suku. c) Menghargai perbedaan pendapat. d) Tidak melecehkan orang lain karena pendapatnya. e) Tidak suka memotong pembicaraan orang lain. . Toleransi bearti sikap membiarkan ketidak sepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup orang lain yang berbeda dengan pendapat, sikap, dan gaya hidup sendiri. Sikap toleransi tidak hanya dilakukan dalam hal-hal yang berkaitan dengan asfek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi juga harus dilakukan terhadap asfek yang lebih luas, termasuk asfek idiologi dan politik yang berbeda Wacana
toleransi
biasanya
ditemukan
dalam
etika
perbedaan pendapat dan dalam perbandingan agama, salah satu etika berbeda pendapat menyebutkan bahwa tidak memaksakan kehendak dalam bentuk-bentuk dan cara-cara yang merugikan pihak lain. Dalam perbandingan agama, misalnya ditemukan prisip-prinsip
“bagimu agamamu dan bagiku agamaku”, dan “tidak ada paksaan dalam agama”. Toleransi tidak tumbuh dengan sendirinya, dibutuhkan usaha secara serius dan sistematis agar toleransi bisa menjadi kesadaran. Sikap ini seharusnya dipupuk sejak usia dini. Sekali lagi peran orang tua dan guru sangat menetukan bagi terbentuknya nilainilai toleransi dalam diri anak didik. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai toleransi dengan sangat tepat d. Disiplin;
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai disipli
dijabarkan dalam indikator berikut: a) Datang kesekolah tepat waktu. b) Menjauhi minuman dan makanan yang haram. c) Tidak berlebihan dalam makan dan minum. d) Menghindari diri dari permainan yang berunsur judi. e) Menjaga diri dari tontonan dan hiburan yang tidak bermanfaat. f) Menerapkan adab makan, minum, kekamar mandi dan adab lainnya. g) Menujukkan kebiasaan menutup aurat. h) Rapi dalam penampilan dan berpakaian. i) Rapi dan cermat terhadap barang milik sendiri. j) Rapi dalam menulis dan bekerja. k) Rapi dalam menata tempat atau ruangan. l) Rapi dan tertib dalam belajar. m) tidak melanggar tata tertib sekolah. Ditinjau dari asal katanya, disiplin berasal dari bahasa latin discere Yang bearti belajar, kemudian muncul kata disciplina yang bearti pengajaran atau pelatihan, seiring perkembangan waktu
disciplina juga berubah makna. Kata disiplin sekarang dimaknai secara beragam, ada yang mengartikan disiplin sebgai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Ada juga yang mengartikan disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Disiplin
adalah
kepatuhan
untuk
menghormati
dan
melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku. Disamping bearti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pimpinan, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamahkan. Disiplin tidak bisa terbangun secara instan, dibutuhkan proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri anak. Penananman nilai disiplin sejak dini dilandsi oleh kenyataan bahwa disiplin mempunyai peranan yang sangat kuat dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk mencapai cita-citanya. Tanpa ada disiplin maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan yang buruk dalam tingkah lakunya. Akan tetapi disiplin semata-mata tidak cukup untuk menjamin tercapainya citacita untuk dapat hidup dengan baik. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai disiplin dengan sangat tepat
e. Kerja keras; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kerja keras dijabarkan dalam indikator berikut: a) Menunjukkan sikap optimis, percaya diri dan tidak mudah menyerah. b) Memanfaatkan waktu dalam belajar dengan maksimal. c) Memanfaatkan waktu istirahat dengan baik. d) Bangun diwaktu subuh. e) Kebisaan shalat wajib tepat waktu. Tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai tanpa kerja keras, kerja keras melambangkan kegigihan dan keseriusan mewujudkan cita-cita. Sebab hidup yang dijalani dengan kerja keras akan memberikan nikmat yang semakin besar manakala mencapai kesuksesan. Sementara makna kerja keras adalah kita harus bekerja lebih banyak dari orang lain, lebih produktif dan menghasilkan lebih banyak dan lebih baik dari orang lain. Pelajar yang sukses adalah pelajar yang menjalani proses pembelajaran secara serius dan penuh kerja keras. Sangat jarang ada siswa yang bisa sukses tanpa belajar. Hampir dapat dipastikan bahwa pelajar yang sukses adalah pelajar yang memilki tradisi kerja keras. Lord Chesterfield dalam Naim (2012:149) menyatakan berusahalah meraih yang terbaik dalam segala hal, meskipun dalam kebanyakan hal itu sulit dicapai. Namun, mereka yang ingin melakukannya dan tetap gigih mempertahankannya, akan lebih mendekati apa yang mereka inginkan, ketimbang mereka yang malas dan patah semangat, hingga hanya akan menjadikan mereka gagal
dalam meraih apa yang menjadi keinginan mereka dan akhirnya menjadi putus asa. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai kerja keras dengan sangat tepat f. Kreatif; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kreatif dijabarkan dalam indikator berikut: a) Menghargai setiap hasil karya yang unik. b) Berani menyampaikan ide dan gagasan. c) Mau berkontribusi untuk kemajuan. d) Berani melakukan hal-hal baru yang positif. Kreatif sebagai salah satu nilai karakter akan menjadikan seseorang tidak pasif, jiwanya selalu gelisah (dalam makna positif), pikirannya terus berkembang,dan selalu melakukan kegiatankegiatan dalam rangka pencarian hal-hal baruyang bermanfaat. Bakat sebagai sebuah potensi yang dimiliki seseorang akan memberi hasil sebagaimana diharapkan jika memperoleh ladang persemaian yang kondusif. Sebaliknya orang yang tidak berbakat pun dapat menjadi kreatif jika mengusahakan agar dirinya kreatif, terus berusaha, mengembangkan
diri
dan
menemukan
komunitas
bagi
pengembangan kreativitas dirinya. Asfek yang lebih penting adalah bagaimana setiap anak didik mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengembangkan kreativitas dirinya. Alan J. Rowe dalam Naim (2012: 153) menyatakan Orang kreatif bersedia untuk menghadapi kesengsaraan dan dengan berani melangkah lebih jauh dari pada apa yang diharapkan. Pikiran-pikiran
kreatif memilki imajinasi yang memungkinkan mereka untuk melihat dengan pikiran, gambaran-gambaran, orang-orang dan pikiran lainya yang tidak benar-benar ada, tidak terjadi pada saat itu, atau bahkan tidak nyata. Imajinasi jauh melampaui ingatan sederhana akan gambaran dari kenyataan dan bisa mencakup kemungkinankemungkinan hipotesis, unik, atau khayalan yang diciptakan oleh pikiran. Ciri-ciri individu kreatif antara lain: 1) Berhasrat ingin mengetahui. 2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3) Panjang akal dan penalaran. 4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti. 5) Cenderung lebih suka melakukan tugas berat dan sulit. 6) Mencari jawaban yang memuaskan dan komprehensif. 7) Bergairah, aktif dan berdedikasi tinggi dalam mengerjakan tugas.8) Berpikir fleksibel dan mempunyai banyak alternatif. 9) Menanggapi pertanyaan dan kebiasaan serta memberi jawaban lebih banyak. 10) Mempunyai
kemampuan
membuatanalisis
dan
sintesis.
11)mempunyai kemampuan membentuk abstraksi-abstraksi. 12) Memiliki semangat menyelidiki masalah. 13) Memilki keluasan dalam kemampuan membaca. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai kreatif namun perlu dikembangkan lagi. g. Mandiri;Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
mandiri
dijabarkan dalam indikator berikut: a) Kemampuan dalam melayani
diri sendiri. b) Mengerjakan tugas individu dengan baik. c) Tidak suka membebani orang lain. d) Tidak mudah mengeluh. e) Hemat dalam penggunaan uang. f ) Semangat dalam menabung. g) Mau berlatih jual beli. i) Berlatih dengan menghasilkan uang jajan dari hasil sendiri. j) Menghindari diri dari penipuan dan kecurangan. Kemandirian tidakotomatis tumbuh dalam diri seorang anak. Mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia, bisa saja seorang anak sudah memiliki sifat mandiri karena proses latihan atau karena faktor kehidupan yang memaksanya untuk menjadi mandiri. Tetapi tidak jarang seorang yang sudah dewasa tapi tidak juga bisa mandiri dan selalu tergantung pada orang lain. Manusi modern adalah manusia yang mandiri dan sekaligus tergantung dengan orang lain. Mandiri dalam konteks ini bukan bearti tidak memiliki kepedulian dan tidak berhubungan dengan orang lain. Sikap mandiri jutru akan lebih baik lagi jika dikembangkan dengan landasan kepedulian yang tinggi terhadap orang lain. Salah satu kelemahan yang penting direfleksikan berkaitan dengan identitasmanusia modern adalah sifatnya yang individual. Memang orang mandiri biasanya memilki kecendrungan untuk lebih individualis, tetapi bukan bearti mandiri tidak bisa dikembangkan dalam iklim kebersamaan.
Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai mandiri dengan tepat. h. Demokratis; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai demokrasi dijabarkan dalam indikator berikut: a) Bertanggung jawab pada tugas bersama. b) Menghargai keberagaman. c) Biasa bermusyawarah. d) Menghargai pendapat orang lain. e) Tidak memaksakan kehendak. Demokrasi merupakan gabungandua kata demos yang bearti rakyat dan krotos yang bearti kekuasaan atau undang-undang. Pengertianyang dimaksud dengan demokrasi adalah kekuasaan atau undang-undang yang beakar kepada rakyat. Pendidikan demokrasi sebagai upaya sadar untuk membentuk kemampuan warga negara berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal yang sangat penting. Dalam konteks pendidikan karakter Menurut Naim (2012 168) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip yang dapat dikembangkan untuk menumbuhkan spirit demokrasi antara lain: 1) Menghormati pendapat orang lain. 2) Berbaik sangka terhadap pendapat orang lain. 3) Sikap fair terhadap pendapat orang lain. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai demokrasi dengan tepat i. Rasa ingin tahu; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rasa ingin tahu dijabarkan dalam indikator berikut: a) Bersungguh-sungguh dalam belajar. b) Berani bertanya dan berpendapat. c) Membaca al-
qur’an dengan memperhatikan tajwid dan makhrijul huruf. d) Meningkatakan hafalan qur’an dan terjemahannya. e) Meningkatkan hafalan hadis pilihan. f) Meningkatkan pemahaman terhadap shirah 10 sahabat Rasul. g) Memahami fiqih thaharah shalat dan puasa. h) Biasa mengunjungi perpustakan. i) Biasa mengakses Pengintegrasian masa baik cetak maupun elektronik. Akal sebagai nilai lebih manusia dibandingkan dengan makhluk lainya, mendorong rasa ingin tahu. Manusia sejak usia dini cendrung untuk terus mempertanyakan berbagai hal yang memang belum diketahui dan dipahami, baik yang diamati ataupun yang dipikirkan. Dorongan ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan merasa puas terhadap fenomena yang tampak dipermukaan. Selalu ada keinginan untuk memahami secara lebih mendalam dan mendetil. Rasa ingin tahu dapat diperoleh dengan belajar, sementara belajar terkait erat dengan perubahan. Perubahan itu terdiri dari: 1) Perubahan asfek pengetahuan manusia. 2) Perubahan pada asfek sikap dan kemauan manusia. 3) Perubahan pada asfekperilaku, praktik, dan ketrampilan manusia. 4) Perubahan pada asfek kinerja, unjuk kerja atau performance. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai rasa ingin tahu dengan tepat
j. Semangat Kebangsaan; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai semangat kebangsaan
dijabarkan dalam indikator berikut: a)
Memperingati hari-hari besar nasional. b) Melaksanakan upacara rutin di sekolah. c) Mengikuti kegiatan-kegiatan kenegaraan dan kebangsaan. d) Memajang gambar tokoh-tokoh bangsa. e) Mengenal para pahlawan nasional. f) Meneladani para pahlawan nasional. g) Berkunjung ke tempat-tempat bersejarah Semangat kebangsaaan penting menjadi nilai pembentukan karakter karena meneguhkan arti dan makna pentingsebagai warga negara. Menurut Djohar dalam Naim (2012: 173), Kebangsaan adalah adanya rasa satu dalam suka, duka, dan dalam kehendak mencapaikebahagiaan hidup lahir dan batin bagi seluruh bangsa. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam meningkatkan semangat kebangsaan antara lain: 1) Mempertinggi tingkat pendidikan.
2)
Mengusahakan
agar
generasi
muda
dapat
mengumpulkan informasi yang benar sebanyak mungkin. 3) Mempertebal keimanan dan pengalaman agama. Dengan cara semacam ini diharapkan rasa kebangsaan dapat meningkat dan menjadi karakter anak didik. Dengan demikian SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilainilai kebangsaan dengan tepat k. Cinta Tanah air; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai cinta tanah air dijabarkan dalam indikator berikut: a) Memahami
pentingnya nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa. b) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. c) Melaksanakan upacara bendera. d) Mampu menyanyikan lagu Indonesia raya. e) Hafal sila-sila dari Pancasila. f) Memasang lambang Negara, gambar Presiden dan wakil presiden di dalam kelas. g) Bangga dengan karya anak bangsa. h) Melestarikan seni dan budaya bangsa. Kebutuhan terhadap semangat cinta tanah air seharusnya semakin ditumbuh kembangkan ditengah gempuran globalisasi yang semakin tidak terkendali. Cinta tanah air tidak hanya merefleksikan kepemilikan, tetapi juga bagaimana mengangkat harkat dan matabat bangsa ini dalam kompetisi global. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai cinta tanah air menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai cinta tanah air dalam indikator yang tepat. l. Menghargai prestasi;
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
menghargai prestasi
dijabarkan dalam indikator berikut: a)
Menghormati guru. b) Menghormati orang tua. c) Menghormati para pahlawan. d) Menghargai prestasi teman. e) Mengucapkan selamat kepada teman yang berprestasi. f) Memajang/mengabadikan hasil karya-karya terbaik. Prestasi merupakan hasil capaian yang diperoleh melalui kompetisi, sebagai hasi usaha, kegigihan dan kerja keras dengan
semangat menjadi yang terbaik. Oleh karena itu tidak semua orang bisa meraihnya.Hanya orang tertentu yang terseleksi saja yang menjadi juara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan prestasi anak: 1) Memberikan pujian kepadaanak yang melakukan sesuatu yang baik. 2) Kurangi kecaman atau kritik yang dapat mematikan motivasi anak. 3) Ciptakan persaingan yang sehat antara siswa. 4) Ciptakan kerjasama antar siswa. 5) Berikan umpan balik kepada siswa atas hasil pekerjaannya. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai menghargai prestasi menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai menghargai prestasi dalam indikator yang tepat. m. Bersahabat; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai bersahabat dijabarkan dalam indikator berikut: a) Menunjukkan kemampuan menjaga diri dari akhlak yang tercela. b) Menunjukkan akhlak yang baik dalam pergaulan. c) Menjaga diri dari amarah. d) Kebisaan membantu orang tua. e) Perhatian kepada teman. f) Suka membantu teman. g) Tidak melecehkan orang karena kekurangan pisiknya. Persahabatan adalah hubungan yang terbangun karena tanpa ada tujuan kecuali tujuan kemanusiaan, biasanya lebih awet, karena tujuanya hanya perjumpaan secara pribadi antara keduanya, disertai rasa bahagia.Kalaupun ada tujuan yang bersfat praktis-pragmatis itu ada diurutan yang kesekian.
Dalam membangun persahabatan sangat dipengaruhi oleh pola komunikasi, ada beberapa pola komunikasi interpersonal dalam membangun persahabatan: 1) Komunikasi verbal dan non verbal. 2) Komunikasi perilaku. 3) Komunikasi yang berproses pengembangan. 4) Komunikasi umpan balik. 5) Komunikasi menurut aturan tertentu. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai persahabatan menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai persahabatan dengan indikator yang tepat. n.Cinta Damai; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai cinta damai dijabarkan dalam indikator berikut: a) Suasana kelas yang damai ketika belajar. b) Menghindari diri dari permusuhan. c) Tidak melakukan tindakan kekerasan. d) Tidak melakukan keributan ketika Shalat. e) Tidak suka menganggu teman. f) Tidak meninggikan suara melebihi suara guru. g) Mudah memaafkan kesalahan orang lain. Tawuran antar pelajar bukan lagi menjadi fenomena aneh. Apa yang dilakukan kaum pelajar sekarang, bahkan tidak hanya sebatas
kenakalan
tetapi
banyak
yang
berbentuk
kriminal.
Dibutuhkan usaha secara komprehensif sehingga dapat dicegah sampai pada akar persoalannya. Hal ini penting untuk dipikirkan sebab tawuran itu tidak hanya terkait dengan dendam antar pelajar atausekolah tetapi juga terkait dengan kesempatan, lingkungan sosial, dorongan emosi dan sebagainya. Budaya damai harus terus menerus ditumbuh kembangkan dalam berbagai asfek kehidupan. Kekerasan
dalam berbagai bentuknya semakin banyak ditemukan, harus ada kemauan dari berbagai pihak untuk membangun secara sistematis karakter cinta damai menjadi budaya yang mengakar dalam kehidupan. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai cinta damai menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai cinta damai dengan indikator yang tepat. o. Gemar membaca; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai gemar membaca dijabarkan dalam indikator berikut: a) Senang membaca . b) Gemar menulis dan bercerita. c) Memiliki sumber bacaan untuk setiap mata pelajaran. d) .Tersedianya Koran disekolah lebih dari satu. e) Gemar mengunjungi perpustakaan. f) Menggunakan internet untuk tambahan sumber belajar. Orang yang berkarakter adalah orang terus menerus dengan gigih mencari pengetahuan. Ada banyak cara mendapatkan pengetahuan, salah satunya dengan kegiatan membaca. Lewat membaca, karakter seseorang akan semakin arif karena merasa bahwa pengetahuannyaselalu kurang. Selalu ada banyak hal yang belum diketahui sehingga tidak menjadikan dirinya seorang yang sombong. Menurut Hernowo (2008) membaca akan membuat kita berpikir dalam bentuk yang terbaik, membaca akan melatih kita bertafakur, berhati-hati, bertanggung jawab dan mampu memecahkan masalah.
Tradisi membaca seyogianya dibangun sejak dini, yang akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar terhadap kehidupan seseorang dibandingkan kesadaran itu datang setelah orang itu dewasa. Oleh karena itu membangun tradisi membaca setiap ada kesempatan hendanya dilakukan secara rutin. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai gemar membaca menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai gemar membaca dengan indikator yang tepat. p. Peduli lingkungan; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Peduli lingkungan dijabarkan dalam indikator berikut: a) Kesadaran untuk menjaga fasilitas umum. b Membuang sampah pada tempatnya. c) Menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah. d) Memelihara tumbuh- tumbuhan dengan baik tanpa menginjak/ merusaknya. e) Menjaga kebersihan kamar mandi. f) Menjaga kebersihan tempat wudhu’. g) Menjaga kebersihan musalla. Dalam konteks pendidikan karakter, peduli lingkungan menjadi nilai yang penting untuk ditumbuh kembangkan, karena manusia
berkarakter
adalah
manusia
yang
peduli
terhadap
lingkungan, baik lingkungan sosial, maupun lingkungan fisik. Manusia senacam ini memilki kesadaran bahwa dirinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sekaligus berusaha untuk berbuat sebaik mungkin bagi lingkungannya.
Sekolah menjadi Pengintegrasian yang palin efektif dalam membangun
kesadarandan
kepedulian
lingkungan.
Sekolah
seharusnya menyusun metode yang efektif, kera kepedulian terhadap lingkungan merupakan salah satu karakter penting yang harus dimiliki secara luas oleh setiap orang, khususnya para siswa yang sedang menempuh jenjang pendidikan. Jika kesadaran ini terbangun secara luas, besar kemungkinan berbagai persoalan lingkungan akan semakin berkurang. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai peduli lingkungan menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai peduli lingkungan dengan indikator yang tepat. q.Peduli Sosial; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Peduli sosial dijabarkan dalam indikator berikut: a) Saling membantu dalam fasilitas belajar. b) Memberikan bantuan kepada siswa yang ditimpa musibah. c) Melakukan kegiatan bakti social. d) Memberikan bantuan bagi warga yang kena bencana. e) Berinfaq setiap jumat. Menurut
Hanna
Djumhana
dalam
Naim
(2012:211)
menyatakan bahwa manusia pada awalnya berada dalam suatu kebersamaan. Ia senantiasa berhubungan dengan manusia lainya dalam wadah keluarga, persahabatan, lingkungan kerja,
rukun
tetangga, rukun warga dan bentuk-bentuk sosial lainnya. Sebagai partisipan kebersamaan, sudah pasti ia pun mendapat pengaruh dari lingkungan, tetapi sebaliknya ia pun dapat mempengaruhi dan
memberi corak kepada lingkungan sekitarnya. Manusia dilengkapi dengan cipta, rasa, karsa, norma , cita-cita dan nurani sebagai karakteristk kemanusiannya . Kepadanya juga diturunkan agama agar selain relasi dengan sesama manusia juga ada relasi dengan sang pencipta Perbedaan merupakan bagian dari hukum tuhan yang tidak mungkin untuk dihindari. Oleh karena itu perbedaan harus dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya kehidupan. Ada ungkapan yang menyatakan “Kalau kamu melayani sesama, kamu mendapatkan balasan yang lebih banyak. Kalau kamu memberikan hal yang baik, hal yang baik akan mengalir kepadamu”.Peduli sesama harus dilakukan tanpa pamrih, saat melakukan aktivitas sebagai bentuk kepedulian semuanya dilakukan dengan cuma-cuma, hati terbuka, tanpa menghitung-hitung. Karena kepedulian sejati itu tidak bersyarat. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai peduli sosial menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai peduli sosial dengan indikator yang tepat. r. Tanggung jawab; Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Peduli lingkungan dijabarkan dalam indikator berikut:a) Biasa menjaga kebersihan diri, pakaian dan tempat. b) Bersemangat dan senang berolah raga. c) Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman sehat. d) Komitmen dalam adab makan dan minum. e) Istirahat
dengan seimbang. f) Mandi secara teratur. g) Membaca dengan carayang baik dan sehat. h) Menghindari diri dari lingkungan yang tidak sehat. i) Tidak tidur larut malam . j) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik. k) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan. l) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. m) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama. Kemajuan
sebuah
bangsa
dapat
diperoleh
jika
masyarakatnya bertanggung jawab atas segela apa yang ia lakukan, apakah perbuatanya berkonsekwensi baik atau buruk , sipelaku harus bertanggung jawab. Membangun mental bertanggung jawab tidak bisa hanya dengan kata-kata semata, harus ada keteladanan dari para elit pemimpin, birokrasi pendidikan, guru dan semua pihak yang berkaitan dengan pendidkan. Kesamaan visi tentang pentingnya implementasi mental tanggung jawab akan memberikan langkah yang lebih mudah untuk mewuwjudkan perubahan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dari indikator yang dikembangkan dalam nilai peduli sosial menjelaskan bahwa, SDIT Al-Qalam telah menjabarkan nilai tanggung jawab dengan indikator yang tepat. 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDIT Al-Qalam sudah
memulai pendidikan karakter pada tahun 2010 dengan istilah sepuluh muwasshafat atau sepuluh sifat/karakter; Salimul aqidah (Aqidah yang bersih), shahihul ibadah (Ibadah yang benar), Matinul khuluk
(Kepribadian yang matang), Mujahidul linafsihi (Bersungguh-sungguh dan disiplin), Munazaman fisu’ulihi (Tertib, cermat dan rapi), Harisun a’la
waqtihi
(Optimal
memanfaatkan
waktu,
Nafiun
lighairihi
(Bermanfaat bagi orang lain), Musaqhaful fikri (Berwawasan luas), Qawiyul jismi (jasad yang sehat dan kuat), Fanny (Terampil);dengan segala
indikatornya,
menjadi
modal
yang
sangat
baik
ketika
mengembangkanpendidikan karakter sebagaimana sekarang ini. 2.
Pengintegrasian Pendidikan Karakter Hasik penelitian menunjukkan
bahwa pengintegrasian
pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam dilakukan dalam proses belajar mengajar,
menciptakan
budaya
sekolah
yang
kondusif
dan
meingintegrasikan dalam kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler. Menurut Handoyo (2012:2)Pengintegtrasian pendidikan karakter dapat dilakukan
melalui:(1)
Kegiatan Pembelajaran/Belajar Mengajar
(KBM). Untuk menumbuhkan nilai karakter rasa ingin tahu melalui kegiatan observasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi yang efektif dengan kegiatan diskusi dan presentasi, mengem-bangkan berfikir
kritis
sebagainya.(2)
dengan
kegiatan
penelitian
sederhana,
dan
Budaya Sekolah. Untuk menumbuhkan karakter
keimanan melalaui doa awal dan akhir pelajaran, dan/atau sholat berjamaah, meningkatkan sikap dan perilaku rasa hormat/respek dengan membiasakan santun,
berjabatan
tangan
dan
mengucap
salam
secara
untuk karakter peduli lingkungan dengan membiasakan
menjaga kebersihan kelas dan membuang sampah di tempatnya, dsb. (3) Kegaiatan Ekstra Kurikuler: Pramuka, Olah raga, Karya Ilmiah, Seni, PMR, dsb. Untuk mengembangkan kecakapan kerjasama dan jiwa sportif melalui bermain olah raga, mengembangkan rasa percaya diri melalui PENSI, peduli kemanusiaan dengan PMR donor darah, peduli sosial dengan bahti sosial-bantuan bencana, dsb.
Mengamati waktu belajar siswa di sekolah (setidaknya dari kelas 3s/d 6 SD) yang cukup panjang ditambah aktivitas lain yang masih berkaitan dengan sekolah, maka dapat dikatakan anak-anak menghabiskan waktu hampir sehari penuh bersama guru dan temanteman sekolah. Sekolah “fullday” ini akan membentuk tata pergaulan dalam suasana interaksi dan sosialisasi, dimana guru–siswa dan antar siswa saling mempengaruhi. Interaksi guru-siswa di kelas maupun diluar kelas memudahkan terjadinya penanaman nilai-nilai. Hal ini semakin besar pengaruhnya, apabila guru menyadari perannya dan menempatkan siswa sebagai pribadi yang setara. Guru yang tidak memandang rendah siswa akan dapat menciptakan interaksi antar pribadi, sehingga anak dapat mengembangkan dan membangun kemandirian dalam interdepedensi yang wajar pada guru dan lingkungan. Dengan demikian anak mampu menemukan identitas diri lengkap dengan pengenalan kelebihan dan kekurangan, seraya menghargai serta menghormati orang lain dalam segala kapasitas yang dimiliki.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam sudah tepat, hanya saja perlu dikembangkan pendekatan dengan orang tua untuk kebiasaan dirumah.
3.
Metode Pendidikan Karakter Hasil penelitianmenunjukkan bahwa metode penanaman nilai-nilai karakter di SDIT Al-Qalam adalah dengan keteladanan dan pembiasan. Implementasi metode pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui model pendidikan holistik dan pendidikan integratif. Model pendidikan holistik (holistic education) mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.Knowing the good berupa transfer pengetahuan (kognitif) yang baik. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling and loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi penggerak yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan, sehingga tumbuh kesadaran mau melakukan perilaku kebajikan, karena kecintaannya pada perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good yang berupa tindakan-tindakan nyata untuk dibiasakan dalam aktivitas sehari-hari. Sedangkan menurut Sumarlik (2013:1) MetodePendidikan karakter yang tepat antara lain adalah melalui peniruan terhadap tokoh. Peniruan terhadap tingkahlaku tokoh panutan merupakan cara yang efektif untuk belajar karakter, peniruan merupakan cara yang terbaik bagi seseorang untuk belajar. Lalu timbul pertanyaan, karakter tokoh
yang bagaimana harus dijadikan panutan untuk ditiru oleh anak, mengutamakan bahasa perbuatan lebih baik dari perkataan. Aisyah,ra menyebut Rasulullah SAW sebagai Al-Qur’an yang berjalan. Sebutan itu tidak salah, mencermati Sirah Nabawiyah menjadikan kita menuai kesadaran rekonstruksi pemikiran dan tindakan Rasulullah SAW. Beliau berbuat dulu, baru menyerukan kepada kaumnya untuk mengikutinya. Kesalehan individu berhasil membentuk kesalehan kolektif di masyarakat Makkah dan Madinah. “Sesungguhnya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah” (QS 33 : 21)
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berorientasi pada kesucian jiwa, dan badan, seimbang antara membangun mental spiritual dengan membangun kecerdasan badan dan raga. Maka membutuhkan figur teladan yang memiliki akhlaq sejati yang ciri-cirinya dapat dipelajari, dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan seharihari
baik
dalam
keluarga,
masyarakat,
berbangsa
dan
bernegara,keteladan yang dimaksud adalah keteladanan yang diberikan oleh pendidik dan tenaga kependidkan yang ada di sekolah. Seorang guru boleh saja mengetahui berbagai teori tentang moral,tetapi untuk membentuk karakter siswa sesuai nilai moral yang akan ditumbuh kembangkan tidak cukup hanya mengajarkan nilai moral.Dibutuhkan faktor
keteladanan
yang
diwujudkan
olah
guru
bersangkutan,kemampuan guru bersangkutan dalam membawakan diri
maupun bagaimana ia berhubungan dengan sesama rekan guru terutama bagaimana berhubungan dengan siswa. Kalau ia bersikap terlalu sok atau terlalu over acting,maka apapun ajaran moral dengan berbagai metode pembelajaran tidak akan pernah berhasil. Pembiasaanatau habituasi merupakan metode yang ampuh menanamkan nilai karakter yang berlangsung secara terus menerus dan menyenangkan,
membiasakan
siswa
untuk
selalu
melakukan
keterampilan-keterampilan berperilaku baik, merupakan salah satu metode dalam pendidikan karakter. Sementara Naim (2012: 125-129) ada banyak metode yang dapat dilakukan sekolah untuk menanamkan nilai religius diantaranya; pengembangan kebudayaan religius secara rutin dalam hari hari belajar biasa, menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung bagi penyampaian nilai-nilai pendidikan agama. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam merupakan metode yang tepat dalam implementasi pendidikan karakter. 4.
Penilaian Pendidikan Karakter Penilaian karakter SDIT Al-Qalam dilakukan dengan cara pengamatan terhadap perkembangan yang diharapkan, dan
telah
disediakan format isi penilaian. Pengamatan dilakukan: Pertama pengamatan dilakukan secara rutin dalam kegiatan belajar mengajar, shalat zuhur, shalat asar, upacara bendera, senam pagi dan catatan buku
piket . Kedua pengamatan yang bersifat insidentil dilakukan pada kegiatan pramuka, bela diri tekwondo dan OSN. Menurut Handoyo (2012:3) Nilai-nilai Pendidikan Karakter merupakan bagian dari kompetensi yang ingin dicapai dalam kegiatan pembe-lajaran. Karena itu, penilaiannya terintegrasi dengan dengan penilaian pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dimaksud. Hal penting yang perlu disadari adalah kepastian untuk menilai aspek karakter yang telah diintegrasikan tersebut. Agar tidak memberatkan tugas guru, sebaiknya dipilih karakter yang esensial saja yang dinilai. Misalnya menilai kemampuan berkomunikasi dengan penilaian kinerja, menilai nilai keuletan dengan penilaian sikap, dsb. Hasil
penilaian
pendidikan
karakter,
hendaknya
diformulasikan untuk di masukkan ke dalam buku rapor siswa. Misalnya nilai ini untuk mengisi hasil belajar aspek ahklak dan kepribadian.
Bentuk
nilai
sebaiknya
tidak
berupa
angka,
tetapi kualifikasi dengan kata-kata: Sangat baik, Baik, Sedang, dan Kurang. Jika ingin lebih baik lagi dengan deskripsi kalimat pernyataan. Misalnya keimanan, rasa hormat, cinta tanah air baik, tetapi kepeduliaan lingkungan kurang. Karakter merupakan bagian dari ranah afektif, ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari
perilaku atau perbuatan yang ditampilkan, reaksi psikologis, atau keduanya. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang paling mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam menyingkap karakteristik afektif diri sendiri. Marzuki (2012:14)
menyebutkan
mementingkan
pencapain
Penilaian afektif
pendidikan
dan
psikomotor
karakter
lebih
peserta
didik
dibandingkan pencapaian kognitifnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam sudah tepat, namun dapat dikembangkan dengan metoda penilaian diri sendiri atau penilaian teman sebaya. 5. Kendala/Hambatan Pendidikan Karakter Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala atau hambatan pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam adalah pemahaman para guru terhadapa pentinya pendidikan karakter tidak sama dan perbedaan pemahaman para orang tua murid terhadap nilai-nilai karakter yang ditanamkan.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah seringkali menemukan kendala baik yang datang dari lingkungan internal dan eksternal,yang bersifat internal adalah ketidak beranian guru dan kepala sekolah segera melakukan perubahan menuju gerakan moral yang ingin dikembangkan menyangkut pemikiran dan perilaku, sedang yang bersifat eksternal adalah
tidak adanya keteladan kongrkit dari para
pemimpin bangsa tentang akhlak mulia mereka, disisi lain orang tua juga sudah mulai kurang memperhatikan penanaman nilai-nilai karakter kepada anaknya dengan alasan kesibukan mencari nafkah dan alasan lainnya
Menurut
Handoyo
(2012:4)
Kendala-kendala
tersebut
adalah:1) Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang representatif. Indikator yang tidak representatif dan baik tersebut menyebabkan kesulitan dalam mengukur ketercapaiannya.2) Sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visinya. Jumlah nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumber-sumber lain. Umumnya sekolah menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang suai dengan visi sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dan penilaiannya.3) pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh. Jumlah guru di Indonesia yang lebih 2 juta orang, merupakan sasaran program yang sangat besar. Program pendidikan karakter belum dapat disosialisaikan pada
semua
guru
dengan
baik
sehingga
mereka
belum
memahaminya.4) guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata pelajaran juga terdapat nilai-nilai karakter
yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai-nilai karakter mata pelajaran tersebut belum dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran.5) Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Program sudah dijalankan, sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru, menyebabkan keterbatasan mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang diampunya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kendala pendidikan karkter di SDIT Al-qalam adalah kendala yang wajar terjadi, dan yang paling penting bagaimana kendala itu dapat diatasi dengan efektif.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tentu memiliki keterbatasan maupun kelemahan disana-sini.Disisi lain, keterbatasan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi sumber bagi peneliti yang akan datang. Adapun keterbatasan- keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini bersifat studi deskriftif kualitatif di SDIT Al-Qalam Manna Bengkulu Selatan. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada keseluruhan SDyang ada di Bengkulu Selatan,
2.Responden dalam penelitian ini dibatasi hanya Kepala sekolahwakil kepala dan guru SDIT Al-Qalam. 3. Waktu untuk penelitian ini masih sangat terbatas karena banyak kegiatan yang tidak dapat diobservasi oleh penulis 4. Dari asfek yang diteliti dalam penelitian ini hanya ada lima yaitu : Nilainilai
pendidikan
Karakter,
Pengintegrasian
pendidikan
karakter,
Metodependidikan karakter, penilain pendidikan karakter dan Kendala pendidikan karakter. 5. Sedikit banyaknya masih ada kekurangan dan subjektifitas penulis dalam menafsirkan
data,
meskipun
demikian
penulis
akan
berusaha
meminimumkannya dengan selalu melakukan triangulasi dan melakukan diskusi dengan pembimbing.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Simpulan umum penelitian ini yaitu bahwaPengelolaan Pendidikan Karakter di SDIT Al-Qalam Manna Bengkulu Selatan telah berjalan sejak tahun 2010. Kepala sekolah, Guru dan Tata Usaha telah berusaha mengelola Pendidikan
Karakter
dengan
berbagai
cara,baik
saatpembelajaran
berlangsung di dalam kelas maupun pada saat diluar kelas. Sedangkan simpulan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan di SDIT Al-Qalam Manna Bengkulu Selatan terdiri dari :Relegius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar menbaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Yang bersumberdari ajaran agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan
Nasioanal, dan telah dijabarkan dengan indikator-indikator keberhasilan yang ingin dicapai. 2. Pengintegrasian Pendidkan
karakter dilakukan melalui proses belajar
mengajar,kebiasaan budaya sekolah, dan melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. 3. Metode penanaman nilai-nilai karakter dilakukan dengan pendekatan keteladanan dan pembiasaan. 4. Penilaian pendidikan karakter masuk dalam
ranah afektif dan
penilaiannya dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus terhadap sifat atau sikap yang diharapkan. 5. Kendala/hambatan pendidikan karakter terdiri dari; pemahaman guru terhadap pentingnya pendidikan karakter yang tidak sama dan kesenjangan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan. B. Implikasi Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, maka implikasi yang dapat dikemukakan dari penelitian ini adalah : 1. Nilai-nilai karakter perlu dijabarkan lebih rinci dalam indikator-indikator keberhasilan yang diharapkan. 2. Pengintegrasian pendidikan karakter perlu dipilih dengan tepat, yang bisa digunakan dengan efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter.
3. Metode penanaman nilai-nilai pendidikan karakter hendaknya dilakukan dengan memperhatikan psikologis anak didik,
yang tidak mudah
dilakukan dengan hanya menyuruh saja. 4. Penilaian pendidikan karakter dengan observasi secara terus menerus, dan memotivasi anak didik agar melakukan sifat dan sikap yang diharapka tersebut. 5. Kendala pendidikan karakter sudah pasti ada, yang terpenting bagaimana sekolah dapat mengatasi kendala tersebut sehingga tujuan pendidikan karakter tercapai. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan maka saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah : 1. Kepada kepala sekolah agar terus mengevaluasi dan mengembangkan pengelolaan pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam, sehingga dapat menjadi contoh bagaimana pengelolaan pendidikan karakter bagi sekolah sekolah lainnya. 2. Kepada guru-guru agar terus melakukan pendekatan dengan murid /siswa dalam menanamkan nilai-nilai karakter sehingga mereka menjadi pribadipribadi yang memilki pengalaman sikap dan perilaku berkarakter yang baik. 3. Kepada kepala sekolah dan guru agar terus melakukan komunikasi dengan orang tua murid agar mereka memilki pemahaman yang sama dengan sekolah dalam penanaman nilai-nilai karakter.
4. Kepada orang tua murid agar tetap bekerja sama dengan sekolah dan membantu sekolah dalam penidikan anak-anaknya terutama dalam penanaman nilai-nilai karakter.
DAFTAR PUSTAKA Admin. 2012. Pengertian Penelitian Deskriptif (online) Tersedi: Ridwan Az.com. html yang direkam 20 februari 2012. (31 maret 2013). Amin, Maswardi M. 2011 Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose Pengintegrasian Aries, Erna F. 2012. Design Action Research. (online) Tersedi: Ardhna12’s Weblog. Html yang direkam 12 februari 2008. (31 maret 2013)
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rinieka Cipta. Aqib. Zainal. 2011. Pendidikan Karakter membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya. Asmani. Jamal Ma’mur. 2011. Buku panduan Internalisasi Pendidikan karakter di sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan menerapkan Pendidikan karakter diSekolah. Yogyakarta: Laksana. Depdiknas, Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Elfindri.dkk. 2012. Pendidikan karakter. Kerangka, Metode, dan Aplikasi untuk Pendidik dan Profesional. Jakarta: Baduose. Fattah N, Ali M. 2005. ManajemenBerbasisSekolah. Jakarta. Modul Universitas Terbuka Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Handoko, Budi. 2012. Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan
Karakter Di Sekolah. (online). Tersedia . html direkam 15 maret 2012. (31 maret 2013) Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: Faklutas Ekonomi UGM. Hasibuan,SP.Melayu,2001.Manajemen Dasar, Pengertian dan Makalah.Edisi Revisi.Jakarta:Bumi Aksara. Hernowo. 2008. Membacalah Agar Dirimu Mulia, Pesan dari Langit. Bandung MLC JSIT. 2010. Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu. Jakarta: Jaringan Sekolah Islam Terpadu Kemendiknas.2010. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan karakter.Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Kemendiknas, 2010. Kebijakan Nasional Pendidikan Karkter Bangsa. Jakarta: Puskur Litbang Kemendiknas Kemdiknas.2011. Pendidikan Karakter Menuju Bangsa Unggul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Kesoemo. Doni. A. 2010. Pendidikan Karakter Metode Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Kompas graPengintegrasian. Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan karakterPanduan lengkap Mendidik siswa menjadi pintar dan baik. Bandung. Nusa Pengintegrasian Mardapi, Djemari. .Penilaian Pendidikan Jogyakarta:UniversitasNegeri Jogyakarta
Karakter.
Margono.S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rhineka cipta
Marzuki.2012. Pengintegrasian pendidikan karakter Jogyakarta: Universitas Negeri Jogyakarta
di
sekolah.
Moleong. Lexi J. 2000. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Akasara Naim,
Ngainun. 2012.Character Pengintegrasian
Building.
Jogyakarta: Ar-Ruzz
Nasution, S. 2002. Metode Research(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, M. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Gahalia Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno dan Manullang. B. 2011. Pendidikan karakter dalam pembangunan Bangsa. Jakarta: GraPengintegrasian Widiarana Indonesia. Purnomo, Sapon S. 2012. Pendidikan Karakter bangsa, Yogyakarta: P4TK matematika Redaksi. 2010. Penilaian Pendidikan karakter pada anak usia dini (online). Tersedia: Koran Pendidikan.com. html direkam Rabu, 27 Juni 2012.(31 maret 2013) Sahono, Bambang, 2012. Metoda penelitin: Hand Out Materi Kuliah Prodi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Bengkulu Santoso, Hari. 2012. Hambatan Pendidikan karakter solusinya(online). Tersedia:Edukasiwie.blogspot.com. direkam 8 maret 2012. (31 maret 2013)
dan html
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Edisi kedua). Jakarta. Kencana Siagian,Sondang.1994.Management Metodec.Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Surakhmad Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Pendidikan Ilmiah (dasar, metode, teknik). Bandung : Tarsito Suryana, Yaya. dkk. 2008. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Tsabita Suyatno. 2012. Metode Pendidikan Karkter.Jakarta. Uhamka Zim - Zam. 2013.Model-Model Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Online) Tersedia. Zim and Zam. Blogspot.com. html direkam 31 maret 2013. (31 maret 2013) Zuriah. 2007. Alat pengumpul informasi. Hhtp: /Zuriah. Wordfress. Com.
Lampiran 1
Kisi-kisi instrumen
NO
1
RUMUSAN MASALAH Nilai-nilai karakter apa yang ditanamkan dalam Pendidikan karakter di SDIT Al-Qalam Manna ?
FOKUS
Nilai-nilai karakter
INDIKATOR Sumber nilai pendidikan karakter Penentuan nilai
2
Bagaimana pengintegrasian pendidikan karakter dalam kegiatan di SDIT Al-Qalam?
Pengintegrasian pendidikan karakter
3
Bagaimana Metode penanaman nilai karakter di SDIT Al-Qalam?
Metode penanaman nilai karakter
4
Bagaimana Penilaian Pendidikan Karakter di SDIT Al-Qalam Manna?
Penilaian pendidikan karakter
5
Apakah kendala pendidikan karakter di SDIT Al-qalam?
Kendala pendidikan karakter
Rincian Nilainilai karakter yang ingin di capai Pengintegrasian Pemafaatan Kegiatan sekolah untuk karakter Penentuan metode Penerapan metode
Cara penilaian skala penilaian Instrumen penilaian Identifikasi kendala Cara mengatasi kendala
TRANSKIP WAWANCARA PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL-QALAM MANNA
Responden
: H. Zauti Erlan, S.Pd
Jabatan
: Kepala SDIT Al-Qalam
Hari
: Senin
Tanggal
: 6 mei 2013
Tempat
: Ruang Tamu SDIT Al-Qalam
No. A. 1.
Butir Pertanyaan
Jawaban Responden
Nilai-nilai karakter Apakah di sekolah bapak pimpin, sudah membuat perencanaan nilai-nilai pendidikan karakter ?
Sudah
2.
Bagai mana Sekolah menentukan
Sekolah mengadakan rapat yang
nilai-nilai dan langkah apa yang
dihadiri oleh semua guru dan
dilakukan oleh pihak sekolah ?
TU,
setelah
mendapatkan
penjelasan tetang pentingnya pendidikan karakter dari pihak yayasan dan kepala sekolah 3.
4.
Siapa saja yang terlibat dalam
Pengurus
yayasan,
membuat nilai tersebut ?
sekolah dan semua guru
Apa yang menjadi sumbernilai-
Sumber
nilai tersebut?
karakter di SDIT Al-Qalam
nilai
adalah
Kepala
pendidikan
Agama,
Pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional 5.
Sumber apa yang lebih dominan
Sumber yang dominan adalah
dari sumber nilai-nilai tersebut?
nilai agama, karena sekolah berlebel islam dan semua murid beragama islam
6.
Kapan nilai nilai itu dibuat dan apa Awal
mula
penentuan
nilai
saja perencanaan yang
sejak 2010 dengan nama 10
dipersiapkan ?
muwasafat,
kemudian
disempurnakan pada tahun 2011 dengan karakter,
nama
pendidikan
namun
jauh
sebelumnya sudah dimulai sejak sekolah berdiri pada tahun 2006 dengan islamiyah
nama namun
terdokumentasikan 7.
Apakah nilai-nilai tersebut sudah Ya terdokumentasikan
syahsiyah tidak
8.
Target
apa
yang
diharapkan Membentuk
kedepan tentang nilai-nilai ini ?
cerdas
genersi
dan
islami
mandiri,
yang
menjadi visi sekolah 9.
Apakah pendidikan karakter telah
Ya sudah, bahkan pendidikan
disosialisasikan kepada orang tua
karakter ini menjadi daya tarik
dan peserta didik ?
orang tuamurid menyekolahkan anak-anaknya di SDIT al-Qalam
10.
Apakah sekolah memiliki mata
Ya, diantaranya Al-quran,
pelajaran muatan local ?
hadits, sejarah kebudayaan islam dan aqidah akhlak
11.
Apakah mata pelajaran muatan
Ya, justrupelajaran muatan local
lokal tersebut ada unsur
sarat dengan nilai-nilai karakter
penanaman nilai-nilai pendidikan karakter ? B. Metode 1.
Apa saja
metode pendidikan Metode yang digunakan dalam
karakter di sekolah ini?
pendidikan
karakter
adalah
keteladanan dan pembiasaan 2.
Bagaimana
memilih
pendidikan karakter
metode Stategi
ini
di sekolah menerima
ini?
berbagai
dipilih
setelah
masukan pihak
dari tentang
pembentukan kepribadian 4.
Apa pertimbangan memilih
Pertibangan
metode pendidikan karakter di
perjalanan dakwah Rasulullah
sekolah ini?
Muammad dengan
utama
saw
yang
keteladanan
adalah
sarat dan
pembiasaan 5.
Bagaimana
penerapan
pendidikan karakter ini?
metode Pertama
sekali
adalah
di sekolah membangun kepribadian para guru dan TU yang terbiasa
dengan nilai nilai karakter yang baik dan dapat diteladani oleh para siswa, kemudian dapat membiasakan para siswa dengan nilai-nilai
yang
sudah
melekatpada diri guru 6.
Apakah ada pemilihan dan kriteria Ya,
di
samping
kriteria
yang
utama
tertentu terhadap tenaga pendidik administrasi, di sekolah ini ?
kriteria kepribadian yang islami dan bersedia meningkatkan atau memperbaikai
diri
secara
menjaga
dan
berkelanjutan 7.
Apakah
ada
pelatihan
khusus Untuk
terhadap tenaga pendidik dalam meningkatkan kepribadian guru pendidikan karakter ?
dan TU, setiap pecan para gru danb
TU
wajib
pembinan bentuk
mengikuti
pekanan
dalam
pengajian
yang
diselenggarakan
oleh
kepala
sekolah atau pengurus yayasan 8.
Apakah ada penyediaan fasilitas- Ya ada seperti tempat wudhu’ fasilitas khusus, yang diperlukan dan musalla, sebagai sarana untuk pendidikan karakter bagi pendukung pelaksanaan ibadah guru?
9.
shalat
Bagaimana perilaku dan sikap Guru
dan
semua
personal
guru dan tenaga kependidikan terlibat dalam semua kegiatan dalam
memberikan
contoh sekolah
dan
keberadannya
terhadap tindakan-tindakan yang disaksikan oleh siswa, seperti baik (keteladanan) kepada peserta shalat, tilawah, upacara, senam didik ?
dll
11
Apakah
semua
guru
dapat Ya, Secara umum semua guru
melaksanakan metode pendidikan mampu karakter secara keseluruhan ?
karena
melaksanakan ini
sudah
keinginan
dan
nya,
menjadi komitmen
bersama 12.
Bagaimana kegiatan
sekolah
mendesain Kegiatan-kegiatan yang sudah
pembiasaan
untuk disepakati
menanamkan nilai-nilai karakter ?
dilakukan
secara
rutin dan berkelanjutan
C. Pengintegrasian 1.
Bagaimana digunakan
Pengintegrasianyang Pengintegrasian yang digunakan dalam
pelaksanaan terdiri
pendidikan karakter ?
dari
pengintegrasian
dalam proses belajar mengajar, kebisaan atau budaya sekolah dan
pengintegrasian
dalam
kegiatan ko dan ekstra kurikuler 2.
Bagaimana Pengintegrasian itu
Pengintegrasian
dipilih
setelah menerima masukan dari berbagai
ini
pihak
dipilih
tentang
Pendidikan karakter yang bukan sebuah mata pelajaran baru 4.
Apakah efektif mengunakan
Sampai saat ini Pengintegrasian
Pengintegrasian itu dalam
ini
pelaksanaan pendidikan karakter ?
sampai
dianggap kita
cukup
efektif
menemukan
Pengintegrasian yang lain 5.
Apakah pernah mencoba
Belum
Pengintegrasian lain dalam pendidikan karakter 6.
Apakah semua guru memahami Ya semua gru telah diberi Pengintegrasian pelaksanaan
dalam pemahaman pendidikan Pengintegrasian
tentang ini,
karena
karakteryang dipilih ?
Pengintegrasian
ini
hamper
mencakup seluruh kegiatan di sekolah. 7.
Apakah
semua
memanfaatkan dalam
guru
dapat Sampai saat ini semua guru
Pengintegrasian telah
pelaksanaan
memanfaatkan
pendidikan Pengintegrasian ini
karakter ? 8.
Apakah
guru
–guru
membuat Ya
perangkat pembelajaran ? 9.
Apakah
dalam
semua
guru
membuat
perangkat pembelajaran
perangkat Ya
semua
guru
telah
pembelajaran guru memasukkan memasukkan nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter ?
dalam RPP yang sesuai dengan pokok
bahasan
dan
mata
pelajaran yang diampu 10.
Apakah dalam kegiatan Belajar Ya gruru menjadikan proses Mengajar
guru
menerapakan Kegiatan
penanaman nilai-nilai karakter?
Belajar
sebagi
Mengajar
Pengintegrasian
menanamkan nilai-nilai karakter 11.
Bagaiman penilaian pendidikan Guru
melakukan
penialian
karakter yang berlangsung ketika karakter dalam asfek afektif Kegiatan Belajar Mengajar
pada
mata
pelajaran
yang
diampunya. 12
Bagaimana
penanaman
nilai Kebiasaan
karakter melalui kebiasaan budaya lingkungan sekolah?
harian
dalam
sekolah
menjadi
Pengintegrasian
pendidikan
karakter 13
Bagaimana aplikasinya?
Aplikasinya tercermin dalam inter aksi antar personal di lingkungan sekolah baik antara guru
dengan guru, dengan
kepala sekolah, dengan sisiwa dan antara siswa dengan siswa. 14
Apa saja kegiatan ko kurikuler?
Kegiatan
ko
kurikuler
diantaranya upacara bendera, senam pagi, shalat zuhur dan shalat ashar 15
Bagaiman memanfaatkan kegiatan Kegiatan kokurikuler yang ada ko
kurikuler
sebagai di
sekolah
jelas
Pengintegrasian penanaman nilai- Pengintegrasian nilai karakter?
menjadi
yang
sangat
tepat untuk menannamkan nilainilai
pendidikan
kaarkter
dengan segala rangkaiannya 16
Apakah
ada
kegiatan
ekstra Ya ada, diantaranya pramuka,
kurikuler ? 17
bela diri tekwondo, dan OSN
Bagaiman penanaman nilai-nilai Ada banyak nilai kaarkter yang pada kegiatan ekstra kurikuler?
ditanamkan
melalui
kegiatan
ekstra kurikuler, sesuai dengan aktivitas yang berlangsung pada kegiatan tersebut. D. Kendala/hambatan 1.
Apakah
ada
hambatan
dalam Ya tentu setiap program pasti
pelaksanaan pendidikan karakter ada hambatan atau kendala, di sekolah ?
yang
penting
bagaimana
mengatasinya 2.
Apa
saja
hambatan
dalam Ya
hambatan
atau
kendala
pelaksanaan pendidikan karakter pertama tentu dari internal dan di sekolah ?
yang kedua eksternal; Kendala internal
adalah
pemahaman
guru-guru terhadap pentingnya pendidikan
karakter,
sradng
yang eksternal adalah perbedaan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai pendidikan karakter 3.
4.
Apakah hambatan itu dapat di
Ya, tentu semua kendala harus
atasi?
diatasi dengan baik
Bagaimana mengatasi hambatan
Untuk kendala internal para
dalam pelaksanaan pendidikan
guru diberi pemahaman tentang
karakter di sekolah ?
pentinya pendidikan karakter baik dalam rapat-rapat sekolah dan pengajian rutin pekanan, Sedangkan dibangun
yang
eksternal
komunikasi
yang
berkala sebulan sekali antara orang tua atau wali murid dengan
guru
membahas
kelas
yang
perkembangan
akademik dan kepribadian anak. Sedangkan untuk komunikasi dalam bentuk lain digunakan buku penghubung yang dapat digunakan oleh guru maupun orang
tua
dalam
menginformasikan hal-hal yang berkaitan
dengan
anak,
disamping komunikasi langsung orang tua ketika mengantar maupun menjemput anak 5.
Bagaimana mengatasi
sikap
guru
hambatan
dalam Guru sudah memahami akan dalam pentinya
membangun
pelaksanaan pendidikan karakter kepribadian diri yang menjadi di sekolah ?
teladan bagi anak didiknya, sehingga
semua
guru
menghadiri pengajian sepekan sekali, baik yang dibina oleh kepala sekoalh atau pengurus yayasan 6
Bagaimana sikap orang tua dalam Orang tua murid sangat senang mengatasi
hambatan
dalam menghadir pertemuan bulanan
pelaksanaan pendidikan karakter dengan di sekolah ?
guru
kelas,
karena
mereka mendapatkan informasi langsung dari guru terhadap perkembangan anak mereka dan menyampaikan harapan-harapan mereka. Ketidak hadiran orang tua hanya terkendala
waktu
pada jam kerja E
Penilaian
1.
Apakah sekolah membuat rencana
Ya
penilaian pendidkan karakter?
penilaian untuk seluruh nilai-
sudah
disiapkan
format
nilai karakter 2.
Bagaiman penilaian itu dilakukan
Penilaian
dilakukan
?
observasi terhadap sikap dan perilaku
anak
dengan
secara
berkelanjutan 3.
Termasuk dalam asfek apa nilai
Ya
pendiidkan karakter?
karakter masuk dalam asfek afektif,
Penilaian
pendidikan
bukan asfek kognitif
dan psikomotor 4.
Apakah setiap guru dapat
Ya tentu harus bisa dengan
melakukan penilaian tersebut ?
segala
keterbatasan
yang
dimilikinya
TRANSKIP WAWANCARA PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL-QALAM MANNA
Responden
: Alian, S.P
Jabatan
: Wakil Kepala SDIT Al-Qalam
Hari
: Selasa
Tanggal
: 7 mei 2013
Tempat
: Ruang Tamu SDIT Al-Qalam
No. E. 1.
2.
Butir Pertanyaan
Jawaban Responden
Nilai-nilai karakter Apakah di sekolah bapak , sudah membuat perencanaan nilai-nilai pendidikan karakter ? Bagai mana Sekolah menentukan
Sudah
nilai-nilai dan langkah apa yang
dihadiri oleh semua guru dan
dilakukan oleh pihak sekolah ?
TU,
Sekolah mengadakan rapat yang
setelah
mendapatkan
penjelasan tetang pentingnya pendidikan karakter dari pihak yayasan dan kepala sekolah 3.
4.
Siapa saja yang terlibat dalam
Pengurus
membuat nilai tersebut ?
sekolah dan semua guru
Apa yang menjadi sumbernilai-
Sumber
nilai tersebut?
karakter di SDIT Al-Qalam adalah
yayasan,
nilai
Agama,
Kepala
pendidikan
Pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional
5.
Sumber apa yang lebih dominan
Sumber yang dominan adalah
dari sumber nilai-nilai tersebut?
nilai agama, karena sekolah berlebel islam dan semua murid beragama islam
6.
Kapan nilai nilai itu dibuat dan apa Awal
mula
penentuan
nilai
saja perencanaan yang
sejak 2010 dengan nama 10
dipersiapkan ?
muwasafat,
kemudian
disempurnakan pada tahun 2011 dengan
nama
karakter,
pendidikan
namun
jauh
sebelumnya sudah dimulai sejak sekolah berdiri pada tahun 2006 dengan
nama
islamiyah
syahsiyah
namun
tidak
terdokumentasikan 7.
Apakah nilai-nilai tersebut sudah Ya terdokumentasikan
8.
Target
apa
yang
diharapkan Membentuk
kedepan tentang nilai-nilai ini ?
cerdas
dan
genersi
islami
mandiri,
yang
menjadi visi sekolah 9.
Apakah pendidikan karakter telah
Ya sudah, bahkan pendidikan
disosialisasikan kepada orang tua
karakter ini menjadi daya tarik
dan peserta didik ?
orang tuamurid menyekolahkan anak-anaknya di SDIT al-Qalam
10.
Apakah sekolah memiliki mata
Ya, diantaranya Al-quran,
pelajaran muatan local ?
hadits, sejarah kebudayaan islam dan aqidah akhlak
11.
Apakah mata pelajaran muatan
Ya, justru pelajaran muatan
lokal tersebut ada unsur
local sarat dengan nilai-nilai
penanaman nilai-nilai pendidikan
karakter
karakter ? F. 1.
Metode Apa saja
metode pendidikan Metode yang digunakan dalam
karakter di sekolah ini?
pendidikan
karakter
adalah
keteladanan dan pembiasaan 2.
Bagaimana
memilih
pendidikan karakter
metode Stategi
ini
dipilih
di sekolah menerima
ini?
setelah
masukan
berbagai
pihak
dari tentang
pembentukan kepribadian 4.
Apa pertimbangan memilih
Pertibangan
metode pendidikan karakter di
perjalanan dakwah Rasulullah
sekolah ini?
Muammad dengan
utama
saw
yang
keteladanan
adalah
sarat dan
pembiasaan 5.
Bagaimana
penerapan
pendidikan karakter
metode Pertama
sekali
adalah
di sekolah membangun kepribadian para
ini?
guru dan TU yang terbiasa dengan nilai nilai karakter yang baik dan dapat diteladani oleh para siswa, kemudian dapat membiasakan para siswa dengan nilai-nilai
yang
sudah
melekatpada diri guru 6.
Apakah ada pemilihan dan kriteria Ya,
di
samping
kriteria
yang
utama
tertentu terhadap tenaga pendidik administrasi, di sekolah ini ?
kriteria kepribadian yang islami dan bersedia meningkatkan atau memperbaikai
diri
secara
menjaga
dan
berkelanjutan 7.
Apakah
ada
pelatihan
khusus Untuk
terhadap tenaga pendidik dalam meningkatkan kepribadian guru pendidikan karakter ?
dan TU, setiap pecan para gru danb
TU
wajib
pembinan bentuk
mengikuti
pekanan
dalam
pengajian
yang
diselenggarakan
oleh
kepala
sekolah atau pengurus yayasan 8.
Apakah ada penyediaan fasilitas- Ya ada seperti tempat wudhu’ fasilitas khusus, yang diperlukan dan musalla, sebagai sarana untuk pendidikan karakter bagi pendukung pelaksanaan ibadah guru?
9.
shalat
Bagaimana perilaku dan sikap Guru
dan
semua
personal
guru dan tenaga kependidikan terlibat dalam semua kegiatan dalam
memberikan
contoh sekolah
dan
keberadannya
terhadap tindakan-tindakan yang disaksikan oleh siswa, seperti baik (keteladanan) kepada peserta shalat, tilawah, upacara, senam didik ? 11
Apakah
dll semua
guru
dapat Ya, Secara umum semua guru
melaksanakan metode pendidikan mampu karakter secara keseluruhan ?
karena
melaksanakan ini
sudah
keinginan
dan
nya,
menjadi komitmen
bersama 12.
Bagaimana kegiatan
sekolah
mendesain Kegiatan-kegiatan yang sudah
pembiasaan
untuk disepakati
menanamkan nilai-nilai karakter ?
dilakukan
secara
rutin dan berkelanjutan
G. Pengintegrasian 1.
Bagaimana digunakan
Pengintegrasianyang Pengintegrasian yang digunakan dalam
pendidikan karakter ?
pelaksanaan terdiri
dari
pengintegrasian
dalam proses belajar mengajar, kebisaan atau budaya sekolah
dan
pengintegrasian
dalam
kegiatan ko dan ekstra kurikuler 2.
Bagaimana Pengintegrasian itu
Pengintegrasian
dipilih
setelah menerima masukan dari berbagai
ini
pihak
dipilih
tentang
Pendidikan karakter yang bukan sebuah mata pelajaran baru 4.
Apakah efektif mengunakan
Sampai saat ini Pengintegrasian
Pengintegrasian itu dalam
ini
pelaksanaan pendidikan karakter ?
sampai
dianggap
cukup
kita
efektif
menemukan
Pengintegrasian yang lain 5.
Apakah pernah mencoba
Belum
Pengintegrasian lain dalam pendidikan karakter 6.
Apakah semua guru memahami Ya semua gru telah diberi Pengintegrasian
dalam pemahaman
pelaksanaan
tentang
pendidikan Pengintegrasian
ini,
karena
Pengintegrasian
ini
hamper
karakteryang dipilih ?
mencakup seluruh kegiatan di sekolah. 7.
Apakah
semua
memanfaatkan dalam
guru
dapat Sampai saat ini semua guru
Pengintegrasian telah
pelaksanaan
memanfaatkan
pendidikan Pengintegrasian ini
karakter ? 8.
Apakah
guru
–guru
membuat Ya
perangkat pembelajaran ? 9.
Apakah
dalam
semua
guru
membuat
perangkat pembelajaran
perangkat Ya
semua
guru
telah
pembelajaran guru memasukkan memasukkan nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter ?
dalam RPP yang sesuai dengan pokok
bahasan
dan
mata
pelajaran yang diampu 10.
Apakah dalam kegiatan Belajar Ya gruru menjadikan proses Mengajar
guru
menerapakan Kegiatan
penanaman nilai-nilai karakter?
Belajar
sebagi
Mengajar
Pengintegrasian
menanamkan nilai-nilai karakter 11.
Bagaiman penilaian pendidikan Guru
melakukan
penialian
karakter yang berlangsung ketika karakter dalam asfek afektif Kegiatan Belajar Mengajar
pada
mata
pelajaran
yang
diampunya. 12
Bagaimana
penanaman
nilai Kebiasaan
karakter melalui kebiasaan budaya lingkungan sekolah?
harian
dalam
sekolah
menjadi
Pengintegrasian
pendidikan
karakter 13
Bagaimana aplikasinya?
Aplikasinya tercermin dalam inter aksi antar personal di lingkungan sekolah baik antara guru
dengan guru, dengan
kepala sekolah, dengan sisiwa dan antara siswa dengan siswa. 14
Apa saja kegiatan ko kurikuler?
Kegiatan
ko
kurikuler
diantaranya upacara bendera, senam pagi, shalat zuhur dan shalat ashar 15
Bagaiman memanfaatkan kegiatan Kegiatan kokurikuler yang ada ko
kurikuler
sebagai di
sekolah
Pengintegrasian penanaman nilai- Pengintegrasian nilai karakter?
jelas yang
menjadi sangat
tepat untuk menannamkan nilainilai
pendidikan
kaarkter
dengan segala rangkaiannya 16
Apakah
ada
kegiatan
ekstra Ya ada, diantaranya pramuka,
kurikuler ? 17
bela diri tekwondo, dan OSN
Bagaiman penanaman nilai-nilai Ada banyak nilai kaarkter yang pada kegiatan ekstra kurikuler?
ditanamkan
melalui
kegiatan
ekstra kurikuler, sesuai dengan aktivitas yang berlangsung pada kegiatan tersebut. H. Kendala/hambatan 1.
Apakah
ada
hambatan
dalam Ya tentu setiap program pasti
pelaksanaan pendidikan karakter ada hambatan atau kendala, di sekolah ?
yang
penting
bagaimana
mengatasinya 2.
Apa
saja
hambatan
dalam Ya
hambatan
atau
kendala
pelaksanaan pendidikan karakter pertama tentu dari internal dan di sekolah ?
yang kedua eksternal; Kendala internal
adalah
pemahaman
guru-guru terhadap pentingnya pendidikan
karakter,
sradng
yang eksternal adalah perbedaan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai pendidikan karakter 3.
4.
Apakah hambatan itu dapat di
Ya, tentu semua kendala harus
atasi?
diatasi dengan baik
Bagaimana mengatasi hambatan
Untuk kendala internal para
dalam pelaksanaan pendidikan
guru diberi pemahaman tentang
karakter di sekolah ?
pentinya pendidikan karakter baik dalam rapat-rapat sekolah dan pengajian rutin pekanan, Sedangkan dibangun
yang
eksternal
komunikasi
yang
berkala sebulan sekali antara orang tua atau wali murid dengan
guru
kelas
membahas
yang
perkembangan
akademik dan kepribadian anak. Sedangkan untuk komunikasi dalam bentuk lain digunakan buku penghubung yang dapat digunakan oleh guru maupun orang
tua
dalam
menginformasikan hal-hal yang berkaitan
dengan
anak,
disamping komunikasi langsung orang tua ketika mengantar maupun menjemput anak 5.
Bagaimana mengatasi
sikap
guru
hambatan
dalam Guru sudah memahami akan dalam pentinya
membangun
pelaksanaan pendidikan karakter kepribadian diri yang menjadi di sekolah ?
teladan bagi anak didiknya, sehingga
semua
guru
menghadiri pengajian sepekan sekali, baik yang dibina oleh kepala sekoalh atau pengurus yayasan 6
Bagaimana sikap orang tua dalam Orang tua murid sangat senang mengatasi
hambatan
dalam menghadir pertemuan bulanan
pelaksanaan pendidikan karakter dengan di sekolah ?
guru
kelas,
karena
mereka mendapatkan informasi langsung dari guru terhadap perkembangan anak mereka dan
menyampaikan harapan-harapan mereka. Ketidak hadiran orang tua hanya terkendala
waktu
pada jam kerja E
Penilaian
1.
Apakah sekolah membuat rencana
Ya
penilaian pendidkan karakter?
penilaian untuk seluruh nilai-
sudah
disiapkan
format
nilai karakter 2.
Bagaiman penilaian itu dilakukan
Penilaian
dilakukan
?
observasi terhadap sikap dan perilaku
anak
dengan
secara
berkelanjutan 3.
Termasuk dalam asfek apa nilai
Ya
Penilaian
pendiidkan karakter?
karakter masuk dalam asfek afektif,
pendidikan
bukan asfek kognitif
dan psikomotor 4.
Apakah setiap guru dapat
Ya tentu harus bisa dengan
melakukan penilaian tersebut ?
segala
keterbatasan
yang
dimilikinya
TRANSKIP WAWANCARA PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL-QALAM MANNA
Responden
: Rince Pebriana, S.Pd
Jabatan
: Guru
Hari
: Rabu
Tanggal
: 8 mei 2013
Tempat
: Ruang Tamu SDIT Al-Qalam
No. I. 1.
2.
Butir Pertanyaan
Jawaban Responden
Nilai-nilai karakter Apakah di sekolah bapak , sudah membuat perencanaan nilai-nilai pendidikan karakter ? Bagai mana Sekolah menentukan
Sudah
nilai-nilai dan langkah apa yang
dihadiri oleh semua guru dan
dilakukan oleh pihak sekolah ?
TU,
Sekolah mengadakan rapat yang
setelah
mendapatkan
penjelasan tetang pentingnya pendidikan karakter dari pihak yayasan dan kepala sekolah 3.
4.
Siapa saja yang terlibat dalam
Pengurus
yayasan,
membuat nilai tersebut ?
sekolah dan semua guru
Apa yang menjadi sumbernilai-
Sumber
nilai tersebut?
karakter di SDIT Al-Qalam
nilai
adalah
Kepala
pendidikan
Agama,
Pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional 5.
Sumber apa yang lebih dominan
Sumber yang dominan adalah
dari sumber nilai-nilai tersebut?
nilai agama, karena sekolah berlebel islam dan semua murid beragama islam
6.
Kapan nilai nilai itu dibuat dan apa Awal
mula
penentuan
nilai
saja perencanaan yang
sejak 2010 dengan nama 10
dipersiapkan ?
muwasafat,
kemudian
disempurnakan pada tahun 2011 dengan karakter,
nama
pendidikan
namun
jauh
sebelumnya sudah dimulai sejak sekolah berdiri pada tahun 2006 dengan
nama
syahsiyah
islamiyah
namun
tidak
terdokumentasikan 7.
Apakah nilai-nilai tersebut sudah Ya terdokumentasikan
8.
Target
apa
yang
diharapkan Membentuk
kedepan tentang nilai-nilai ini ?
cerdas
genersi
dan
islami
mandiri,
yang
menjadi visi sekolah 9.
Apakah pendidikan karakter telah
Ya sudah, bahkan pendidikan
disosialisasikan kepada orang tua
karakter ini menjadi daya tarik
dan peserta didik ?
orang tuamurid menyekolahkan anak-anaknya di SDIT al-Qalam
10.
Apakah sekolah memiliki mata
Ya, diantaranya Al-quran,
pelajaran muatan local ?
hadits, sejarah kebudayaan islam dan aqidah akhlak
11.
Apakah mata pelajaran muatan
Ya, justru pelajaran muatan
lokal tersebut ada unsur
local sarat dengan nilai-nilai
penanaman nilai-nilai pendidikan
karakter
karakter ? J. 1.
Metode Apa saja
metode pendidikan Metode yang digunakan dalam
karakter di sekolah ini?
pendidikan
karakter
adalah
keteladanan dan pembiasaan 2.
Bagaimana
memilih
pendidikan karakter
metode Stategi
ini
di sekolah menerima
ini?
berbagai
dipilih
setelah
masukan pihak
dari tentang
pembentukan kepribadian 4.
Apa pertimbangan memilih
Pertibangan
metode pendidikan karakter di
perjalanan dakwah Rasulullah
sekolah ini?
Muammad dengan
utama
saw
yang
keteladanan
adalah
sarat dan
pembiasaan 5.
Bagaimana
penerapan
pendidikan karakter
metode Pertama
sekali
adalah
di sekolah membangun kepribadian para
ini?
guru dan TU yang terbiasa dengan nilai nilai karakter yang baik dan dapat diteladani oleh para siswa, kemudian dapat membiasakan para siswa dengan nilai-nilai
yang
sudah
melekatpada diri guru 6.
Apakah ada pemilihan dan kriteria Ya,
di
samping
kriteria
yang
utama
tertentu terhadap tenaga pendidik administrasi, di sekolah ini ?
kriteria kepribadian yang islami dan bersedia meningkatkan atau memperbaikai
diri
secara
menjaga
dan
berkelanjutan 7.
Apakah
ada
pelatihan
khusus Untuk
terhadap tenaga pendidik dalam meningkatkan kepribadian guru pendidikan karakter ?
dan TU, setiap pecan para gru danb
TU
pembinan bentuk
wajib
mengikuti
pekanan
dalam
pengajian
yang
diselenggarakan
oleh
kepala
sekolah atau pengurus yayasan 8.
Apakah ada penyediaan fasilitas- Ya ada seperti tempat wudhu’ fasilitas khusus, yang diperlukan dan musalla, sebagai sarana untuk pendidikan karakter bagi pendukung pelaksanaan ibadah guru?
9.
shalat
Bagaimana perilaku dan sikap Guru
dan
semua
personal
guru dan tenaga kependidikan terlibat dalam semua kegiatan
dalam
memberikan
contoh sekolah
dan
keberadannya
terhadap tindakan-tindakan yang disaksikan oleh siswa, seperti baik (keteladanan) kepada peserta shalat, tilawah, upacara, senam didik ? 11
Apakah
dll semua
guru
dapat Ya, Secara umum semua guru
melaksanakan metode pendidikan mampu karakter secara keseluruhan ?
karena
melaksanakan ini
sudah
keinginan
dan
nya,
menjadi komitmen
bersama 12.
Bagaimana kegiatan
sekolah
mendesain Kegiatan-kegiatan yang sudah
pembiasaan
untuk disepakati
menanamkan nilai-nilai karakter ?
dilakukan
secara
rutin dan berkelanjutan
K. Pengintegrasian 1.
Bagaimana digunakan
Pengintegrasianyang Pengintegrasian yang digunakan dalam
pelaksanaan terdiri
pendidikan karakter ?
dari
pengintegrasian
dalam proses belajar mengajar, kebisaan atau budaya sekolah dan
pengintegrasian
dalam
kegiatan ko dan ekstra kurikuler 2.
Bagaimana Pengintegrasian itu
Pengintegrasian
dipilih
setelah menerima masukan dari berbagai
ini
pihak
dipilih
tentang
Pendidikan karakter yang bukan sebuah mata pelajaran baru 4.
Apakah efektif mengunakan
Sampai saat ini Pengintegrasian
Pengintegrasian itu dalam
ini
pelaksanaan pendidikan karakter ?
sampai
dianggap kita
cukup
menemukan
Pengintegrasian yang lain 5.
Apakah pernah mencoba Pengintegrasian lain dalam
Belum
efektif
pendidikan karakter 6.
Apakah semua guru memahami Ya semua gru telah diberi dalam pemahaman
Pengintegrasian pelaksanaan
tentang
pendidikan Pengintegrasian
ini,
karena
Pengintegrasian
ini
hamper
karakteryang dipilih ?
mencakup seluruh kegiatan di sekolah. 7.
Apakah
semua
memanfaatkan dalam
guru
dapat Sampai saat ini semua guru
Pengintegrasian telah
pelaksanaan
memanfaatkan
pendidikan Pengintegrasian ini
karakter ? 8.
Apakah
guru
–guru
membuat Ya
perangkat pembelajaran ? 9.
Apakah
dalam
semua
guru
membuat
perangkat pembelajaran
perangkat Ya
semua
guru
telah
pembelajaran guru memasukkan memasukkan nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter ?
dalam RPP yang sesuai dengan pokok
bahasan
dan
mata
pelajaran yang diampu 10.
Apakah dalam kegiatan Belajar Ya gruru menjadikan proses Mengajar
guru
menerapakan Kegiatan
penanaman nilai-nilai karakter?
Belajar
sebagi
Mengajar
Pengintegrasian
menanamkan nilai-nilai karakter 11.
Bagaiman penilaian pendidikan Guru
melakukan
penialian
karakter yang berlangsung ketika karakter dalam asfek afektif Kegiatan Belajar Mengajar
pada
mata
pelajaran
yang
diampunya. 12
Bagaimana
penanaman
nilai Kebiasaan
karakter melalui kebiasaan budaya lingkungan sekolah?
harian
dalam
sekolah
menjadi
Pengintegrasian karakter
pendidikan
13
Bagaimana aplikasinya?
Aplikasinya tercermin dalam inter aksi antar personal di lingkungan sekolah baik antara guru
dengan guru, dengan
kepala sekolah, dengan sisiwa dan antara siswa dengan siswa. 14
Apa saja kegiatan ko kurikuler?
Kegiatan
ko
kurikuler
diantaranya upacara bendera, senam pagi, shalat zuhur dan shalat ashar 15
Bagaiman memanfaatkan kegiatan Kegiatan kokurikuler yang ada ko
kurikuler
sebagai di
sekolah
jelas
Pengintegrasian penanaman nilai- Pengintegrasian nilai karakter?
menjadi
yang
sangat
tepat untuk menannamkan nilainilai
pendidikan
kaarkter
dengan segala rangkaiannya 16
Apakah
ada
kegiatan
ekstra Ya ada, diantaranya pramuka,
kurikuler ? 17
bela diri tekwondo, dan OSN
Bagaiman penanaman nilai-nilai Ada banyak nilai kaarkter yang pada kegiatan ekstra kurikuler?
ditanamkan
melalui
kegiatan
ekstra kurikuler, sesuai dengan aktivitas yang berlangsung pada kegiatan tersebut. L. Kendala/hambatan 1.
Apakah
ada
hambatan
dalam Ya tentu setiap program pasti
pelaksanaan pendidikan karakter ada hambatan atau kendala, di sekolah ?
yang
penting
bagaimana
mengatasinya 2.
Apa
saja
hambatan
dalam Ya
hambatan
atau
kendala
pelaksanaan pendidikan karakter pertama tentu dari internal dan
di sekolah ?
yang kedua eksternal; Kendala internal
adalah
pemahaman
guru-guru terhadap pentingnya pendidikan
karakter,
sradng
yang eksternal adalah perbedaan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai pendidikan karakter 3.
4.
Apakah hambatan itu dapat di
Ya, tentu semua kendala harus
atasi?
diatasi dengan baik
Bagaimana mengatasi hambatan
Untuk kendala internal para
dalam pelaksanaan pendidikan
guru diberi pemahaman tentang
karakter di sekolah ?
pentinya pendidikan karakter baik dalam rapat-rapat sekolah dan pengajian rutin pekanan, Sedangkan dibangun
yang
eksternal
komunikasi
yang
berkala sebulan sekali antara orang tua atau wali murid dengan
guru
membahas
kelas
yang
perkembangan
akademik dan kepribadian anak. Sedangkan untuk komunikasi dalam bentuk lain digunakan buku penghubung yang dapat digunakan oleh guru maupun orang
tua
dalam
menginformasikan hal-hal yang berkaitan
dengan
anak,
disamping komunikasi langsung
orang tua ketika mengantar maupun menjemput anak 5.
Bagaimana mengatasi
sikap
guru
hambatan
dalam Guru sudah memahami akan dalam pentinya
membangun
pelaksanaan pendidikan karakter kepribadian diri yang menjadi di sekolah ?
teladan bagi anak didiknya, sehingga
semua
guru
menghadiri pengajian sepekan sekali, baik yang dibina oleh kepala sekoalh atau pengurus yayasan 6
Bagaimana sikap orang tua dalam Orang tua murid sangat senang mengatasi
hambatan
dalam menghadir pertemuan bulanan
pelaksanaan pendidikan karakter dengan di sekolah ?
guru
kelas,
karena
mereka mendapatkan informasi langsung dari guru terhadap perkembangan anak mereka dan menyampaikan harapan-harapan mereka. Ketidak hadiran orang tua hanya terkendala
waktu
pada jam kerja E
Penilaian
1.
Apakah sekolah membuat rencana
Ya
penilaian pendidkan karakter?
penilaian untuk seluruh nilai-
sudah
disiapkan
format
nilai karakter 2.
Bagaiman penilaian itu dilakukan
Penilaian
dilakukan
?
observasi terhadap sikap dan perilaku
anak
dengan
secara
berkelanjutan 3.
Termasuk dalam asfek apa nilai
Ya
Penilaian
pendidikan
pendiidkan karakter?
karakter masuk dalam asfek afektif,
bukan asfek kognitif
dan psikomotor 4.
Apakah setiap guru dapat
Ya tentu harus bisa dengan
melakukan penilaian tersebut ?
segala
keterbatasan
yang
dimilikinya
TRANSKIP WAWANCARA PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL-QALAM MANNA
Responden
: Yuyun Akhyar, S.Pd
Jabatan
: Guru
Hari
: Kamis
Tanggal
: 9 mei 2013
Tempat
: Ruang Tamu SDIT Al-Qalam
No.
Butir Pertanyaan
Jawaban Responden
M. Nilai-nilai karakter 1.
2.
Apakah di sekolah bapak, sudah Sudah membuat perencanaan nilai-nilai pendidikan karakter ? Bagai mana Sekolah menentukan Sekolah mengadakan rapat yang nilai-nilai dan langkah apa yang dihadiri oleh semua guru dan dilakukan oleh pihak sekolah ?
TU,
setelah
mendapatkan
penjelasan tetang pentingnya pendidikan karakter dari pihak yayasan dan kepala sekolah 3.
Siapa saja yang terlibat dalam Pengurus membuat nilai tersebut ?
4.
Apa
yayasan,
Kepala
sekolah dan semua guru
yang menjadi sumbernilai- Sumber
nilai
pendidikan
nilai tersebut?
karakter di SDIT Al-Qalam adalah
Agama,
Pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional 5.
Sumber apa yang lebih dominan Sumber yang dominan adalah dari sumber nilai-nilai tersebut?
nilai agama, karena sekolah berlebel islam dan semua murid beragama islam
6.
Kapan nilai nilai itu dibuat dan apa Awal
mula
penentuan
nilai
saja perencanaan yang
sejak 2010 dengan nama 10
dipersiapkan ?
muwasafat,
kemudian
disempurnakan pada tahun 2011 dengan
nama
karakter,
pendidikan
namun
jauh
sebelumnya sudah dimulai sejak sekolah berdiri pada tahun 2006 dengan
nama
islamiyah
syahsiyah
namun
tidak
terdokumentasikan 7.
Apakah nilai-nilai tersebut sudah Ya terdokumentasikan
8.
Target
apa
yang
diharapkan Membentuk
kedepan tentang nilai-nilai ini ?
cerdas
dan
genersi
islami
mandiri,
yang
menjadi visi sekolah 9.
Apakah pendidikan karakter telah
Ya sudah, bahkan pendidikan
disosialisasikan kepada orang tua
karakter ini menjadi daya tarik
dan peserta didik ?
orang tuamurid menyekolahkan anak-anaknya di SDIT al-Qalam
10.
Apakah sekolah memiliki mata
Ya, diantaranya Al-quran,
pelajaran muatan local ?
hadits, sejarah kebudayaan
islam dan aqidah akhlak 11.
Apakah mata pelajaran muatan
Ya, justru pelajaran muatan
lokal tersebut ada unsur
local sarat dengan nilai-nilai
penanaman nilai-nilai pendidikan
karakter
karakter ? N. Metode 1.
Apa saja
metode pendidikan Metode yang digunakan dalam
karakter di sekolah ini?
pendidikan
karakter
adalah
keteladanan dan pembiasaan 2.
Bagaimana
memilih
pendidikan karakter
metode Stategi
ini
di sekolah menerima
ini?
dipilih
setelah
masukan
berbagai
pihak
dari tentang
pembentukan kepribadian 4.
Apa pertimbangan memilih
Pertibangan
metode pendidikan karakter di
perjalanan dakwah Rasulullah
sekolah ini?
Muammad dengan
utama
saw
yang
keteladanan
adalah
sarat dan
pembiasaan 5.
Bagaimana
penerapan
pendidikan karakter ini?
metode Pertama
sekali
adalah
di sekolah membangun kepribadian para guru dan TU yang terbiasa dengan nilai nilai karakter yang baik dan dapat diteladani oleh para siswa, kemudian dapat membiasakan para siswa dengan nilai-nilai
yang
sudah
melekatpada diri guru 6.
Apakah ada pemilihan dan kriteria Ya,
di
tertentu terhadap tenaga pendidik administrasi, di sekolah ini ?
samping
kriteria
yang
utama
kriteria kepribadian yang islami
dan bersedia meningkatkan atau memperbaikai
diri
secara
menjaga
dan
berkelanjutan 7.
Apakah
ada
pelatihan
khusus Untuk
terhadap tenaga pendidik dalam meningkatkan kepribadian guru pendidikan karakter ?
dan TU, setiap pecan para gru danb
TU
wajib
pembinan bentuk
mengikuti
pekanan
dalam
pengajian
yang
diselenggarakan
oleh
kepala
sekolah atau pengurus yayasan 8.
Apakah ada penyediaan fasilitas- Ya ada seperti tempat wudhu’ fasilitas khusus, yang diperlukan dan musalla, sebagai sarana untuk pendidikan karakter bagi pendukung pelaksanaan ibadah guru?
9.
shalat
Bagaimana perilaku dan sikap Guru
dan
semua
personal
guru dan tenaga kependidikan terlibat dalam semua kegiatan dalam
memberikan
contoh sekolah
dan
keberadannya
terhadap tindakan-tindakan yang disaksikan oleh siswa, seperti baik (keteladanan) kepada peserta shalat, tilawah, upacara, senam didik ? 11
Apakah
dll semua
guru
dapat Ya, Secara umum semua guru
melaksanakan metode pendidikan mampu karakter secara keseluruhan ?
karena
melaksanakan ini
keinginan
sudah dan
nya,
menjadi komitmen
bersama 12.
Bagaimana kegiatan
sekolah
mendesain Kegiatan-kegiatan yang sudah
pembiasaan
untuk disepakati
menanamkan nilai-nilai karakter ? O. Pengintegrasian
dilakukan
rutin dan berkelanjutan
secara
1.
Bagaimana digunakan
Pengintegrasianyang Pengintegrasian yang digunakan dalam
pelaksanaan terdiri
pendidikan karakter ?
dari
pengintegrasian
dalam proses belajar mengajar, kebisaan atau budaya sekolah dan
pengintegrasian
dalam
kegiatan ko dan ekstra kurikuler 2.
Bagaimana Pengintegrasian itu
Pengintegrasian
dipilih
setelah menerima masukan dari berbagai
ini
pihak
dipilih
tentang
Pendidikan karakter yang bukan sebuah mata pelajaran baru 4.
Apakah efektif mengunakan
Sampai saat ini Pengintegrasian
Pengintegrasian itu dalam
ini
pelaksanaan pendidikan karakter ?
sampai
dianggap
cukup
kita
efektif
menemukan
Pengintegrasian yang lain 5.
Apakah pernah mencoba
Belum
Pengintegrasian lain dalam pendidikan karakter 6.
Apakah semua guru memahami Ya semua gru telah diberi Pengintegrasian
dalam pemahaman
pelaksanaan
tentang
pendidikan Pengintegrasian
ini,
karena
Pengintegrasian
ini
hamper
karakteryang dipilih ?
mencakup seluruh kegiatan di sekolah. 7.
Apakah
semua
memanfaatkan dalam
guru
dapat Sampai saat ini semua guru
Pengintegrasian telah
pelaksanaan
memanfaatkan
pendidikan Pengintegrasian ini
karakter ? 8.
Apakah
guru
–guru
perangkat pembelajaran ?
membuat Ya
semua
guru
membuat
perangkat pembelajaran
9.
Apakah
dalam
perangkat Ya
semua
guru
telah
pembelajaran guru memasukkan memasukkan nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter ?
dalam RPP yang sesuai dengan pokok
bahasan
dan
mata
pelajaran yang diampu 10.
Apakah dalam kegiatan Belajar Ya gruru menjadikan proses Mengajar
guru
menerapakan Kegiatan
penanaman nilai-nilai karakter?
Belajar
sebagi
Mengajar
Pengintegrasian
menanamkan nilai-nilai karakter 11.
Bagaiman penilaian pendidikan Guru
melakukan
penialian
karakter yang berlangsung ketika karakter dalam asfek afektif Kegiatan Belajar Mengajar
pada
mata
pelajaran
yang
diampunya. 12
Bagaimana
penanaman
nilai Kebiasaan
karakter melalui kebiasaan budaya lingkungan sekolah?
harian
dalam
sekolah
menjadi
Pengintegrasian
pendidikan
karakter 13
Bagaimana aplikasinya?
Aplikasinya tercermin dalam inter aksi antar personal di lingkungan sekolah baik antara guru
dengan guru, dengan
kepala sekolah, dengan sisiwa dan antara siswa dengan siswa. 14
Apa saja kegiatan ko kurikuler?
Kegiatan
ko
kurikuler
diantaranya upacara bendera, senam pagi, shalat zuhur dan shalat ashar 15
Bagaiman memanfaatkan kegiatan Kegiatan kokurikuler yang ada ko
kurikuler
sebagai di
sekolah
Pengintegrasian penanaman nilai- Pengintegrasian
jelas yang
menjadi sangat
nilai karakter?
tepat untuk menannamkan nilainilai
pendidikan
kaarkter
dengan segala rangkaiannya 16
Apakah
ada
kegiatan
ekstra Ya ada, diantaranya pramuka,
kurikuler ? 17
bela diri tekwondo, dan OSN
Bagaiman penanaman nilai-nilai Ada banyak nilai kaarkter yang pada kegiatan ekstra kurikuler?
ditanamkan
melalui
kegiatan
ekstra kurikuler, sesuai dengan aktivitas yang berlangsung pada kegiatan tersebut. P. Kendala/hambatan 1.
Apakah
ada
hambatan
dalam Ya tentu setiap program pasti
pelaksanaan pendidikan karakter ada hambatan atau kendala, di sekolah ?
yang
penting
bagaimana
mengatasinya 2.
Apa
saja
hambatan
dalam Ya
hambatan
atau
kendala
pelaksanaan pendidikan karakter pertama tentu dari internal dan di sekolah ?
yang kedua eksternal; Kendala internal
adalah
pemahaman
guru-guru terhadap pentingnya pendidikan
karakter,
sradng
yang eksternal adalah perbedaan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai pendidikan karakter 3.
4.
Apakah hambatan itu dapat di
Ya, tentu semua kendala harus
atasi?
diatasi dengan baik
Bagaimana mengatasi hambatan
Untuk kendala internal para
dalam pelaksanaan pendidikan
guru diberi pemahaman tentang
karakter di sekolah ?
pentinya pendidikan karakter
baik dalam rapat-rapat sekolah dan pengajian rutin pekanan, Sedangkan dibangun
yang
eksternal
komunikasi
yang
berkala sebulan sekali antara orang tua atau wali murid dengan
guru
membahas
kelas
yang
perkembangan
akademik dan kepribadian anak. Sedangkan untuk komunikasi dalam bentuk lain digunakan buku penghubung yang dapat digunakan oleh guru maupun orang
tua
dalam
menginformasikan hal-hal yang berkaitan
dengan
anak,
disamping komunikasi langsung orang tua ketika mengantar maupun menjemput anak 5.
Bagaimana mengatasi
sikap
guru
hambatan
dalam Guru sudah memahami akan dalam pentinya
membangun
pelaksanaan pendidikan karakter kepribadian diri yang menjadi di sekolah ?
teladan bagi anak didiknya, sehingga
semua
guru
menghadiri pengajian sepekan sekali, baik yang dibina oleh kepala sekoalh atau pengurus yayasan 6
Bagaimana sikap orang tua dalam Orang tua murid sangat senang mengatasi
hambatan
dalam menghadir pertemuan bulanan
pelaksanaan pendidikan karakter dengan di sekolah ?
guru
kelas,
karena
mereka mendapatkan informasi langsung dari guru terhadap perkembangan anak mereka dan menyampaikan harapan-harapan mereka. Ketidak hadiran orang tua hanya terkendala
waktu
pada jam kerja E
Penilaian
1.
Apakah sekolah membuat rencana
Ya
penilaian pendidkan karakter?
penilaian untuk seluruh nilai-
sudah
disiapkan
format
nilai karakter 2.
Bagaiman penilaian itu dilakukan
Penilaian
dilakukan
?
observasi terhadap sikap dan perilaku
anak
dengan
secara
berkelanjutan 3.
Termasuk dalam asfek apa nilai
Ya
Penilaian
pendiidkan karakter?
karakter masuk dalam asfek afektif,
pendidikan
bukan asfek kognitif
dan psikomotor 4.
Apakah setiap guru dapat
Ya tentu harus bisa dengan
melakukan penilaian tersebut ?
segala
keterbatasan
yang
dimilikinya
TRANSKIP WAWANCARA PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL-QALAM MANNA
Responden
: Amril, S.Pd.I
Jabatan
: guru
Hari
: Jumat
Tanggal
: 10 mei 2013
Tempat
: Ruang Tamu SDIT Al-Qalam
No. Q. 1.
2.
Butir Pertanyaan
Jawaban Responden
Nilai-nilai karakter Apakah di sekolah bapak , sudah Sudah membuat perencanaan nilai-nilai pendidikan karakter ? Bagai mana Sekolah menentukan Sekolah mengadakan rapat yang nilai-nilai dan langkah apa yang dihadiri oleh semua guru dan dilakukan oleh pihak sekolah ?
TU,
setelah
mendapatkan
penjelasan tetang pentingnya pendidikan karakter dari pihak yayasan dan kepala sekolah 3.
Siapa saja yang terlibat dalam Pengurus membuat nilai tersebut ?
4.
Apa
yayasan,
sekolah dan semua guru
yang menjadi sumbernilai- Sumber
nilai tersebut?
Kepala
nilai
pendidikan
karakter di SDIT Al-Qalam adalah
Agama,
Pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional 5.
Sumber apa yang lebih dominan Sumber yang dominan adalah dari sumber nilai-nilai tersebut?
nilai agama, karena sekolah berlebel islam dan semua murid beragama islam
6.
Kapan nilai nilai itu dibuat dan apa Awal
mula
penentuan
nilai
saja perencanaan yang
sejak 2010 dengan nama 10
dipersiapkan ?
muwasafat,
kemudian
disempurnakan pada tahun 2011 dengan
nama
pendidikan
karakter,
namun
jauh
sebelumnya sudah dimulai sejak sekolah berdiri pada tahun 2006 dengan
nama
islamiyah
syahsiyah
namun
tidak
terdokumentasikan 7.
Apakah nilai-nilai tersebut sudah Ya terdokumentasikan
8.
Target
apa
yang
diharapkan Membentuk
kedepan tentang nilai-nilai ini ?
cerdas
dan
genersi
islami
mandiri,
yang
menjadi visi sekolah 9.
Apakah pendidikan karakter telah
Ya sudah, bahkan pendidikan
disosialisasikan kepada orang tua
karakter ini menjadi daya tarik
dan peserta didik ?
orang tuamurid menyekolahkan anak-anaknya di SDIT al-Qalam
10.
Apakah sekolah memiliki mata
Ya, diantaranya Al-quran,
pelajaran muatan local ?
hadits, sejarah kebudayaan islam dan aqidah akhlak
11.
Apakah mata pelajaran muatan
Ya, justru pelajaran muatan
lokal tersebut ada unsur
local sarat dengan nilai-nilai
penanaman nilai-nilai pendidikan
karakter
karakter ? R. Metode 1.
Apa saja
metode pendidikan Metode yang digunakan dalam
karakter di sekolah ini?
pendidikan
karakter
adalah
keteladanan dan pembiasaan 2.
Bagaimana
memilih
pendidikan karakter ini?
metode Stategi di sekolah menerima berbagai
ini
dipilih
setelah
masukan pihak
dari tentang
pembentukan kepribadian
4.
Apa pertimbangan memilih
Pertibangan
metode pendidikan karakter di
perjalanan dakwah Rasulullah
sekolah ini?
Muammad dengan
utama
saw
adalah
yang
keteladanan
sarat dan
pembiasaan 5.
Bagaimana
penerapan
pendidikan karakter
metode Pertama
sekali
adalah
di sekolah membangun kepribadian para
ini?
guru dan TU yang terbiasa dengan nilai nilai karakter yang baik dan dapat diteladani oleh para siswa, kemudian dapat membiasakan para siswa dengan nilai-nilai
yang
sudah
melekatpada diri guru 6.
Apakah ada pemilihan dan kriteria Ya,
di
samping
kriteria
yang
utama
tertentu terhadap tenaga pendidik administrasi, di sekolah ini ?
kriteria kepribadian yang islami dan bersedia meningkatkan atau memperbaikai
diri
secara
menjaga
dan
berkelanjutan 7.
Apakah
ada
pelatihan
khusus Untuk
terhadap tenaga pendidik dalam meningkatkan kepribadian guru pendidikan karakter ?
dan TU, setiap pecan para gru danb
TU
pembinan bentuk
wajib
mengikuti
pekanan
dalam
pengajian
yang
diselenggarakan
oleh
kepala
sekolah atau pengurus yayasan 8.
Apakah ada penyediaan fasilitas- Ya ada seperti tempat wudhu’ fasilitas khusus, yang diperlukan dan musalla, sebagai sarana
untuk pendidikan karakter bagi pendukung pelaksanaan ibadah guru? 9.
shalat
Bagaimana perilaku dan sikap Guru
dan
semua
personal
guru dan tenaga kependidikan terlibat dalam semua kegiatan dalam
memberikan
contoh sekolah
dan
keberadannya
terhadap tindakan-tindakan yang disaksikan oleh siswa, seperti baik (keteladanan) kepada peserta shalat, tilawah, upacara, senam didik ? 11
Apakah
dll semua
guru
dapat Ya, Secara umum semua guru
melaksanakan metode pendidikan mampu karakter secara keseluruhan ?
karena
melaksanakan ini
sudah
keinginan
dan
nya,
menjadi komitmen
bersama 12.
Bagaimana kegiatan
sekolah
mendesain Kegiatan-kegiatan yang sudah
pembiasaan
untuk disepakati
menanamkan nilai-nilai karakter ?
dilakukan
secara
rutin dan berkelanjutan
S. Pengintegrasian 1.
Bagaimana digunakan
Pengintegrasianyang Pengintegrasian yang digunakan dalam
pelaksanaan terdiri
pendidikan karakter ?
dari
pengintegrasian
dalam proses belajar mengajar, kebisaan atau budaya sekolah dan
pengintegrasian
dalam
kegiatan ko dan ekstra kurikuler 2.
Bagaimana Pengintegrasian itu
Pengintegrasian
dipilih
setelah menerima masukan dari berbagai
ini
pihak
dipilih
tentang
Pendidikan karakter yang bukan sebuah mata pelajaran baru 4.
Apakah efektif mengunakan
Sampai saat ini Pengintegrasian
Pengintegrasian itu dalam
ini
dianggap
cukup
efektif
pelaksanaan pendidikan karakter ?
sampai
kita
menemukan
Pengintegrasian yang lain 5.
Apakah pernah mencoba
Belum
Pengintegrasian lain dalam pendidikan karakter 6.
Apakah semua guru memahami Ya semua gru telah diberi Pengintegrasian
dalam pemahaman
pelaksanaan
tentang
pendidikan Pengintegrasian
ini,
karena
Pengintegrasian
ini
hamper
karakteryang dipilih ?
mencakup seluruh kegiatan di sekolah. 7.
Apakah
semua
memanfaatkan dalam
guru
dapat Sampai saat ini semua guru
Pengintegrasian telah
pelaksanaan
memanfaatkan
pendidikan Pengintegrasian ini
karakter ? 8.
Apakah
guru
–guru
membuat Ya
perangkat pembelajaran ? 9.
Apakah
dalam
semua
guru
membuat
perangkat pembelajaran
perangkat Ya
semua
guru
telah
pembelajaran guru memasukkan memasukkan nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter ?
dalam RPP yang sesuai dengan pokok
bahasan
dan
mata
pelajaran yang diampu 10.
Apakah dalam kegiatan Belajar Ya gruru menjadikan proses Mengajar
guru
menerapakan Kegiatan
penanaman nilai-nilai karakter?
Belajar
sebagi
Mengajar
Pengintegrasian
menanamkan nilai-nilai karakter 11.
Bagaiman penilaian pendidikan Guru
melakukan
penialian
karakter yang berlangsung ketika karakter dalam asfek afektif Kegiatan Belajar Mengajar
pada
mata
diampunya.
pelajaran
yang
12
Bagaimana
penanaman
nilai Kebiasaan
karakter melalui kebiasaan budaya lingkungan sekolah?
harian
dalam
sekolah
menjadi
Pengintegrasian
pendidikan
karakter 13
Bagaimana aplikasinya?
Aplikasinya tercermin dalam inter aksi antar personal di lingkungan sekolah baik antara guru
dengan guru, dengan
kepala sekolah, dengan sisiwa dan antara siswa dengan siswa. 14
Apa saja kegiatan ko kurikuler?
Kegiatan
ko
kurikuler
diantaranya upacara bendera, senam pagi, shalat zuhur dan shalat ashar 15
Bagaiman memanfaatkan kegiatan Kegiatan kokurikuler yang ada ko
kurikuler
sebagai di
sekolah
jelas
Pengintegrasian penanaman nilai- Pengintegrasian nilai karakter?
yang
menjadi sangat
tepat untuk menannamkan nilainilai
pendidikan
kaarkter
dengan segala rangkaiannya 16
Apakah
ada
kegiatan
ekstra Ya ada, diantaranya pramuka,
kurikuler ? 17
bela diri tekwondo, dan OSN
Bagaiman penanaman nilai-nilai Ada banyak nilai kaarkter yang pada kegiatan ekstra kurikuler?
ditanamkan
melalui
kegiatan
ekstra kurikuler, sesuai dengan aktivitas yang berlangsung pada kegiatan tersebut. T. Kendala/hambatan 1.
Apakah
ada
hambatan
dalam Ya tentu setiap program pasti
pelaksanaan pendidikan karakter ada hambatan atau kendala,
di sekolah ?
yang
penting
bagaimana
mengatasinya 2.
Apa
saja
hambatan
dalam Ya
hambatan
atau
kendala
pelaksanaan pendidikan karakter pertama tentu dari internal dan di sekolah ?
yang kedua eksternal; Kendala internal
adalah
pemahaman
guru-guru terhadap pentingnya pendidikan
karakter,
sradng
yang eksternal adalah perbedaan pemahaman orang tua murid terhadap nilai-nilai pendidikan karakter 3.
4.
Apakah hambatan itu dapat di
Ya, tentu semua kendala harus
atasi?
diatasi dengan baik
Bagaimana mengatasi hambatan
Untuk kendala internal para
dalam pelaksanaan pendidikan
guru diberi pemahaman tentang
karakter di sekolah ?
pentinya pendidikan karakter baik dalam rapat-rapat sekolah dan pengajian rutin pekanan, Sedangkan dibangun
yang
eksternal
komunikasi
yang
berkala sebulan sekali antara orang tua atau wali murid dengan membahas
guru
kelas
yang
perkembangan
akademik dan kepribadian anak. Sedangkan untuk komunikasi dalam bentuk lain digunakan buku penghubung yang dapat digunakan oleh guru maupun
orang
tua
dalam
menginformasikan hal-hal yang berkaitan
dengan
anak,
disamping komunikasi langsung orang tua ketika mengantar maupun menjemput anak 5.
Bagaimana mengatasi
sikap
guru
hambatan
dalam Guru sudah memahami akan dalam pentinya
membangun
pelaksanaan pendidikan karakter kepribadian diri yang menjadi di sekolah ?
teladan bagi anak didiknya, sehingga
semua
guru
menghadiri pengajian sepekan sekali, baik yang dibina oleh kepala sekoalh atau pengurus yayasan 6
Bagaimana sikap orang tua dalam Orang tua murid sangat senang mengatasi
hambatan
dalam menghadir pertemuan bulanan
pelaksanaan pendidikan karakter dengan di sekolah ?
guru
kelas,
karena
mereka mendapatkan informasi langsung dari guru terhadap perkembangan anak mereka dan menyampaikan harapan-harapan mereka. Ketidak hadiran orang tua hanya terkendala
waktu
pada jam kerja E
Penilaian
1.
Apakah sekolah membuat rencana
Ya
penilaian pendidkan karakter?
penilaian untuk seluruh nilai-
sudah
disiapkan
format
nilai karakter 2.
Bagaiman penilaian itu dilakukan
Penilaian
dilakukan
dengan
?
observasi terhadap sikap dan perilaku
anak
secara
berkelanjutan 3.
Termasuk dalam asfek apa nilai
Ya
Penilaian
pendiidkan karakter?
karakter masuk dalam asfek afektif,
pendidikan
bukan asfek kognitif
dan psikomotor 4.
Apakah setiap guru dapat
Ya tentu harus bisa dengan
melakukan penilaian tersebut ?
segala
keterbatasan
yang
dimilikinya
HASIL OBSERVASI Objek servasi
: Pendidikan Karakter SDIT Al-Qalam Manna
Subyek
: Kepala Sekolah, guru Tu dan anak didk
Tempat
: SDIT Al-Qalam Manna
No.
Objek Observasi dan
Depkripsi
Kegiatan 1.
Dokumen pendidikan
Dokumen pertama pendiidkan karaakter
karakter
pada tahun 2010 memuat sepuluh nilai karakter yang disebut sepuluh muwasafat yaitu: Salimu aqidah, Shahihul Ibadah, Matunul
Khuluk,
Munazhaman wakqihi,
fi
Mujahidun suunihi,
linafsihi,
Harisun
ala
Nafiun lighairihi, Mutsaqafiul
fikri, Qawiyul Jisim dan Fanni. Sedangkan Dokumen pendidikan karakter pada tahun 2011 memuat 16 nilai karakter yaitu :Relegius, jujur, toleran, disiplin, kreatif, mandiri,
demokratis,
rasa
ingin
tahu,
semangat kebaangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab, yang disertai dengan indikator. 2.
3.
masuknya nilai-nilai
Nilai-nilai
karakter
sudah
dimasukkan
karakter dalam
dalam rencana pelaksaaan pembelajaran
perangkat
oleh guru yang sesuai dengan pokok
pembelajaran
bahasan dan matapelajaran yang diampunya
Pelaksanaan kegiatan
Dalam proses belajara mengajar guru
belajar mengajar
memulai dengan berdoa bersama terlebih dahulu , kemudianmemotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan berusaha dengan sungguh-sungguh memahami apa yang akan dipelajari,
dan engakhiri pelajaran
mengucapkan hamdalah 4.
Kebiasaan harian
Guru piket menyambut kedatangan siswa di
sekolah
depan pintu gerbang dengan menyalami dan bertanya tentang keadaan siswa pada hari itu, siswa yangsudah dating saling memberi salam kepada sesame meraka dan guru yang sudah dating, begitu juga dengan guru-guru, siswa memungut sampah yang ditemukanya dihalaman sekolah serta membuangnya ketempat sampah sebelum masuk kelas.
5.
Kegiatan kokurikuler
Semua siswa mengikuti upacara bendera bersama guru-guru pada setiap hari senin, Ketika waktu zuhur tiba semua siswa berwudu’ dengan tertib pada tempat yang
disediakan yang laki-laki terpisah dengan perempuan, yang didahui dengan sikat gigi karena mereka baru sudah makan siang, semua laki-laki kelas tiga sampai kelas enam shalat berjamaah di musalla sedang yang perempuan shalat di kels bersama guru perempuan, siswa kelas satu dan dua shalat dengan diawasi guru perempuan. Salah seorang siswa mengumandangkan azan sebelum shalat zuhur sementar yang lain mengikuti suara azan, kemudian semua siswa dan gru shalat sunnat rawatib dua rakaat, lalu salah satu siswa tampil kedepan membacakan ayat-ayat Al-quran bersama terjemahannya
dan
dilanjutkan
dengan
shalat berjamaah yang diimami salah satu guru, setelah shalat berjamaah semua siswa berzikir dengan suara keras, kemudia salah satu siswa memimipin doa bersama yang diamimi oleh semua siswa, kemudian dilanjutkan dengan shalat sunant dua rakaat, setelah itu semua siswa bersama guru tilawatil quran yang disimak oleh guru. Ketika waktu shalat asar tiba semua siswa dan guru kembali shalat berjamaah dan kemudian kembali ke kelas dan pulang. Ketika hari jumat semua siswa laki-laki kelas tiga sampai kelas enam shalat jumat berjamaah
di
masjid
terdekat
dengan
lingkungan sekolah.Pada hari sabtu semua
siswa dan guru melakukan senam pagi , setelah
barisan
teratur
dilakukan
doa
bersama dan setelah selasai mengucapkan hamdallah. 6.
Kegiatan ekstra
Kegiatan pramuka diawali dengan berdoa ,
kurikuler
kemudian dalam kegiatanya ditanamkan berbagai
nilai-nilai
kebersamaan, budaya
saling
antri,
karakter tolong
saling
seperti
menolong,
percaya,
nrela
berkorban dan menghargaiprestasi. Pada kegiata bela diri tekwondo juga diawali dan diakhiri
dengan
berdoa,
kegiatannyaditanamkan
dalam nnilai-nilai
kebersamaan, budaya antri, saling percaya, rela berkorban danmenghargai prestasi. Pada kegiatan OSN juga diawali dan diakhiri dengan berdoa, sedang dalam kegiatannya ditanamkan nilai-nilai gemar membaca, rasa ingin tahu, saling percaya dan menghargaiprestasi 7.
Keteladanan
Dalang rangka meningkatkan pemahaman guru-guru dan memberikan keteladanan sikat dan perilaku, di dalam pengajian pekanan guru dan TU membaca Al-Quran secara bergiliran yang diperbaiki oleh kepala
sekolah,
terjemahannya
kemudian yang
membaca dilanjutkan
pendalaman tentang beberapa nilai-nilai islam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Lapiran 2
Kegiatan awal dan belajar mengajar di dalam kelas
Kegiatan awal belajar mengajar di depan kelas
Kegiatan ujian nasional kelas VI
Wawan cara dengan Amril S.Pg.I
Wawancara dengan Rince Pebriana, S.Pd
Wawancara dengan Alian S.P
Wawan cara dengan Yuyun Akhyar, S.Pd.I
Wawan cara dengan Kepala Sekolah Zauti ERlan, S.Pd
Kepala Sekolah Zauti ERlan, S.Pd bersama guru dan TU
Pertemuan orang tua murid dan guru
Kegiatan Senam pagi
Lokasi sekolah Kegiatan Pramuka Kegiatan Pramuka
Kegiatan Upacara bendera
Kegiatan Shalat zuhur
Kegiatan Wudhu’
Kegiatan makan siang
Kegiatan Tilawatil Quran setelah shalat zuhur
RIWAYAT HIDUP KARZIDIN, Lahir di Manggeng Aceh Barat Daya Nanggro Aceh Darussalam, pada tanggal 3 April 1966 dari pasangan Baharuddin dan Amrani, jumlah saudara kandung dua orang yaitu Mukhtaruddin dan Ihsan, menikah 29 Agustus 1992 dengan Rahmaniar Ulfa, Amd, dikarunia 7 orang putra yaitu; Abdullah lah Tsabat, Zahrah Raudatul Jannah, Radhiatul Husna, Muhammad Shidiq, Ja’far Habibur Rahman, Aminah Syahidah, dan Shabrina Athifah. Menyelesaikan pendidikan formal Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Manggeng tamat tahun 1979 , Sekolah lanjutan Pertama (SMP) Negeri Negeri 1 Manggeng tamat tahun 1983, Sekolah Manengah Atas (SMA) Negeri Manggeng tamat tahun 1985, Diploma III jurusan pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Pendidikan
Universiyas
Syahkuala
lulus
tahun
1988,
serta
berhasil
menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) pada tahun 1999 pada fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universita Bengkulu dengan jurursan Pendidikan Matematika. Sejak tahun 1989
sampai sekarang menjadi guru di Sekolah
Menengah atas (SMA) negeri 2 Bengkulu selatan,pada selatan tahun 2011/2012 2012 menjadi Mahasiswa pascasarjana(S2) program studi Magister Administrasi/Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Bengkulu.