BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
50
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA 4.1.
Tinjauan Umum Sedimentasi adalah mengendapnya material fragmental oleh air sebagai akibat
dari adanya erosi. (Ir. CD. Soemarto, BIE. Dipl. H, Hidrologi Teknik ) Waduk dibangun pada suatu alur sungai sebagai penampung air yang berfungsi antara lain sebagai pembangkit tenaga listrik, penyedia air irigasi, dan pengendali banjir. Setiap tahun, setiap hari, bahkan setiap saat waduk akan menerima beban sedimentasi yang berasal dari aliran sungai yang masuk ke dalam waduk tersebut. Sedimen yang masuk ke dalam waduk akan mengendap dan menyebabkan terjadinya pendangkalan waduk sehingga akan mempengaruhi perubahan kapasitas tampungan waduk tersebut. Pola penyebaran sedimentasi di dasar waduk tergantung dari topografi waduk, ukuran butir sedimen, dan pola operasi waduk. Pengaruh sedimentasi terhadap berkurangnya volume waduk dapat menyebabkan berkurangnya volume efektif waduk dan tingkat operasional waduk. Pada Bab 1 telah disebutkan bahwa debit air Waduk Selorejo berasal dari Kali Konto, Kali Kwayangan, dan Kali Pinjal. Selain membawa debit air, aliran dari sungai-sungai tersebut juga membawa material sedimen yang kemudian masuk ke dalam areal waduk. Pengamatan terhadap karakteristik dan penyebaran sedimentasi yang mengendap di dasar waduk sangat penting untuk dilakukan dalam hubungannya dengan daya tampung waduk untuk perencanaan pola pengoperasian waduk. Untuk mengetahui besarnya kapasitas dan volume sedimentasi pada waduk, maka dilakukan pengukuran dengan metode echo sounding.
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA Alokasi tampungan untuk banjir 2,453 juta m kubik
Kapasitas tampungan total 62,3 juta m kubik
51
HWL +622,0 m
Kapasitas tampungan efektif 50,1 juta m kubik
LWL +598,0 m Kapasitas tampungan mati 12,2 juta m kubik
Gambar 4.1. Alokasi Tampungan Waduk Selorejo
4.2.
Evaluasi Sedimen
4.2.1. Lokasi Pengukuran Pengukuran dilakukan secara periodik, dimulai pada saat awal waduk digenangi pada tahun 1970 dengan tujuan untuk mengetahui bentuk kontur dasar waduk. Lokasi pengukuran terletak di daerah genangan Waduk Selorejo yang terbagi menjadi beberapa penampang, yaitu : - 25 penampang pada Kali Konto - 17 penampang pada Kali Kwayangan
4.2.2. Pelaksanaan Pengukuran a. Inventarisasi Titik Ikat (Beacon Point) Sebelum dilakukan pengukuran echo sounding, perlu dilaksanakan terlebih dahulu penelusuran kondisi setiap beacon point atau patok yang tersebar di sekeliling daerah genangan waduk. Dengan demikian diharapkan gambaran secara menyeluruh tentang penyebaran, letak, dan kondisi
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
52
patok-patok akan diperoleh. Bila didapati patok-patok yang hilang dapat dengan segera dilakukan penggantian dan pengukuran ulang. b. Pengukuran echo sounding Pada dasarnya pengukuran echo sounding adalah pengukuran secara melintang (cross section). Pengukuran kedalaman dilakukan dengan metode pantulan gelombang ultrasonik yang dipancarkan secara tegak lurus permukaan air ke dasar oleh tranducer (alat echo sounder) dan kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke tranducer. Rumus perhitungan kedalaman : d = v . t ...............................................................................................(5.1) Di mana : d
= kedalaman (m)
v
= kecepatan gelombang (m/det)
t
= waktu rambat gelombang (detik)
Tahap-tahap pengukuran echo sounding antara lain sebagai berikut : 1. Jalur pengukuran mengikuti patok-patok beton pada tepi waduk 2. Selama pengukuran, perahu berjalan dengan dipandu dari tepi waduk dengan bantuan alat theodolith agar perahu dapat bergerak pada jalur yang relatif lurus. 3. Sebelum dilakukan pengukuran, echo sounder terlebih dahulu dikalibrasi dengan cara membandingkan bacaan pada instrumen dengan kedalaman yang diukur dengan bar check. Selisih yang ada akan diperhitungkan sebagai faktor koreksi pada setiap pembacaan. 4. Alat echo sounder tersebut kemudian dioperasikan diatas perahu (boat) yang bergerak secara perlahan-lahan di atas jalur penampang pengukuran dari titik ikat / patok seberang menuju ke titik ikat / patok berdiri alat. 5. Berdasarkan pengukuran tersebut diperoleh beberapa data, antara lain : jarak antar titik, kedalaman air, dan tinggi muka air. 6. Tahapan pengolahan data yang dilakukan yaitu : -
Perhitungan kapasitas waduk yang digambarkan dalam kurva hubungan antara elevasi terhadap volume waduk.
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
-
53
Perhitungan volume efektif waduk dan volume tampungan banjir, yaitu berdasarkan kurva kapasitas awal waduk dibandingkan dengan kapasitas pada tahun 1993. Berdasarkan kedua data tersebut di atas, maka besarnya pengurangan volume efektif dan volume tampungan banjir dapat diketahui. Perhitungan efektif waduk dapat dihitung berdasarkan perbedaan volume waduk pada elevasi tertinggi (HWL) dikurangi dengan elevasi muka air rendah (LWL). Sedangkan volume tampungan banjir dihitung berdasarkan perbedaan volume waduk pada elevasi muka air banjir (FWL) dengan elevasi muka air tertinggi (HWL).
-
Evaluasi terhadap data sedimen di waduk pada tahun 1993 dibandingkan dengan periode sebelumnya ( 1982 atau 1988 ). Volume sedimen di waduk diukur berdasarkan perbedaan luas antara 2 penampang melintang dengan jarak memanjang antar as panjang dari penampang melintang. Berdasarkan data tersebut di atas, maka evaluasi sedimentasi di waduk ditujukan terhadap pengurangan yang terjadi dari volume efektif waduk serta tampungan banjir.
T BP
α
BP
βn β
P
Gambar 4.2. Skema Cara Pengukuran Di mana : BP1, BP2
= titik ikat (beacon point)
P
= titik bantu
a
= jarak BP1-BP2 (diukur dengan EDM)
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
54
b
= jarak BP1-P (diukur dengan rumus segitiga)
α
= diukur dengan theodolith yang ada di titik BP2
β
= diukur dengan theodolith yang ada di titik BP1
βn
= diukur dengan alat sextan
4.2.3. Hasil Pengukuran dan Perhitungan Sedimentasi Berdasarkan pengukuran dengan cara echo sounding pada tahun 1970 dan 1993 diperoleh hasil sebagai berikut : a. Volume efektif waduk 625
Ele va si (m e te r )
620 615 610
th. 1993
605
th.1970
600 595 590 585 0.000
10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 Kapasitas ( juta meter kubik )
(Sumber : Perum Jasa Tirta I)
Gambar 4.3. Kurva Kapasitas Waduk Selorejo Hasil pembacaan kurva kapasitas waduk Selorejo pada Grafik 4.1. “ Kurva Kapasitas Waduk Selorejo “ pada tahun 1993 menunjukkan hasil seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Volume Efektif Waduk Selorejo Tahun 1970 dan 1993 Elevasi (m)
Volume ( juta m3 )
Pengurangan Volume
1970
1993
efektif ( juta m3 )
HWL + 622,0
62,3
48,759
13,541
LWL + 598,0
12,2
4,246
7,954
Volume Efektif
50,1
44,513
5,587
(Sumber : Perum Jasa Tirta I)
Dibandingkan dengan kondisi awal, maka volume efektif pada tahun 1993 mengalami pengurangan volume sebesar 5,587 juta m3. TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
55
b. Volume Sedimen
Gambar 4.4. Peta Informasi Potongan Melintang Waduk Selorejo TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
56
Tabel 4.2. Volume Sedimen Tiap Penampang Melintang Waduk Selorejo - Blok Kali Konto (1970-1993) Cross section
Volume Sedimen 19881993 (m3)
Volume Sedimen 19821988 (m3)
Volume Sedimen 19701977 (m3)
Kt. 0 83.438
-7.987
-53.500
401.577
23.964
-71.630
432.118
5.393
-14.318
197.304
14.429
91.885
105.750
34.719
71.345
182.925
25.553
-5.451
582.128
-29.183
-69.186
681.084
19.870
98.895
305.361
66.429
107.300
572.684
258.798
201.800
240.802
191.999
428.963
275.200
124.436
465.833
282.828
112.624
536.340
276.218
124.506
464.363
220.021
124.014
374.828
139.675
31.305
199.560
82.116
656
203.585
71.869
821
102.953
39.846
7.783
128.940
43.257
11.268
119.570
44.169
8.646
73.080
13.705
-5.538
48.600
3.851
-12.812
49.600
5.223
-11.417
37.650
5.283.150
1.120.274
3.591.005
Kt.2 Kt.4 Kt.6 Kt.8 Kt.10 Kt.12 Kt.14 Kt.16 Kt.18 Kt.22 Kt.24 Kt.26 Kt.28 Kt.30 Kt.32 Kt.34 Kt.36 Kt.38 Kt.40 Kt.42 Kt.44 Kt.46 Kt.48 Kt.50 Jumlah
(Sumber : Perum Jasa Tirta I)
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
57
Tabel 4.3. Volume Sedimen Tiap Penampang Melintang Waduk Selorejo - Blok Kali Kwayangan (1970-1993) Cross section
Volume Sedimen 1988-1993 (m3)
Volume Sedimen 1982-1988 (m3)
Volume Sedimen 19701977 (m3)
Kw. 0 299.437
-63.569
-125.520
225.947
-44.630
-67.620
20.565
-4.441
63.450
185.467
-12.408
87.890
355.730
-54.943
17.085
517.737
68.649
19.375
256.839
16.380
-94.275
108.216
170.494
-41.250
148.640
281.940
-68.585
71.167
1.450
-88.200
48.910
7.359
-59.450
94.779
1.551
-72.050
72.318
4.114
-43.800
34.141
3.206
-39.428
30.196
3.041
-35.050
9.054 Kw.60 Jumlah 2.479.144 (Sumber : Perum Jasa Tirta I)
2.507
-6.825
380.699
-554.253
Kw.4 Kw.8 Kw.12 Kw.16 Kw.24 Kw.36 Kw.40 Kw.42 Kw.46 Kw.48 Kw.50 Kw.52 Kw.54 Kw.56 Kw.58
Tabel 4.4. Perbandingan Volume Sedimen Waduk Selorejo Tahun 1970-1993 Volume Sedimen (m3)
Sumber Sedimen 1988-1993
1982-1988
1977-1982
1970-1977
K. Konto
5.283.150
1.120.274
707.704
3.591.005
K. Kwayangan
2.479.144
380.699
258.102
-554.253
Jumlah
7.762.294
1.500.974
965.806
3.036.752
Rata-rata
1.552.459
250.162
194.161
443.822
Sumber : data tahun 1970 (Brabben, 1978), TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
58
data tahun 1977 (Brabben, 1978), data tahun 1982 ( Perum Jasa Tirta, 1988), data tahun 1988 ( Perum Jasa Tirta, 1988), data tahun 1993 ( Puslitbang Pengairan, 1993).
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Volume Sedimen Waduk Selorejo Tahun 1970 - 1993 No.
Periode
Volume Sedimen (m3)
Rata-rata/tahun (m3)
1
1970 – 1977
3.098.530
442.647
2
1977 – 1982
1.073.000
214.700
3
1982 – 1988
1.492.775
248.795
4
1988 – 1993
7.762.293
1.552.459
1970 – 1993
13.426.598
583.765
(Sumber : Perum Jasa Tirta I)
Perbandingan hasil pengukuran sedimentasi di Waduk Selorejo pada tahun 1988-1993 menunjukkan volume sedimen rata-rata per tahun tertinggi, yaitu sebesar 1,55 juta m3 per tahun. Kontribusi sedimentasi pada waduk tersebut sebagian besar berasal dari Kali Konto yang ternyata membawa angkutan sedimen lebih banyak dibandingkan dengan Kali Kwayangan.
4.3.
Evaluasi Sedimen terhadap Kapasitas Tampungan Mati Waduk Dari hasil pengukuran sedimen yang tertampung di waduk Selorejo, diketahui
adanya perubahan laju sedimentasi yang lebih besar dari laju sedimentasi rencana. Untuk memperkirakan berapa tahun lagi besarnya sedimentasi melebihi tampungan mati waduk digunakan persamaan regresi linier, dengan cara mencari hubungan antara umur pemakaian dan jumlah sedimen yang tertampung. Rumus :
Y = A + BX .....................................................................................................(5.2) A=
ΣY − B.ΣX n
B=
nΣX .Y − ΣX .ΣY nΣX 2 − ( ΣX ) 2
..............................................................................................(5.3)
.......................................................................................(5.4)
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
r=
(nΣX
nΣXY − ΣX .ΣY 2
− ( ΣX )
2
) (nΣY
2
− ( ΣY )
2
)
59
.............................................................(5.5)
Di mana : X = umur pemakaian Y = volume sedimen kumulatif (x106 m3) n = jumlah data r
= faktor korelasi fungsi
Tabel 4.6. Perhitungan Regresi Sedimentasi Waduk Selorejo No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah Rata-rata
1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
Umur Pemakaian X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 276
Volume Sedimen Kumulatif Y 0,443 0,885 1,328 1,771 2,213 2,656 3,099 3,313 3,528 3,743 3,957 4,172 4,421 4,670 4,918 5,167 5,416 5,665 7,217 8,770 10,322 11,875 13,427 112,975 4,912
X .Y
X²
Y²
0,443 1,771 3,984 7,082 11,066 15,935 21,690 26,506 31,751 37,426 43,531 50,064 57,471 65,375 73,776 82,675 92,072 101,966 137,128 175,394 216,766 261,242 308,823 1823,937
1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144 169 196 225 256 289 324 361 400 441 484 529 4324
0,196 0,784 1,763 3,135 4,898 7,054 9,601 10,977 12,446 14,007 15,660 17,406 19,544 21,805 24,191 26,700 29,333 32,090 52,089 76,908 106,547 141,007 180,287 808,429
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut : ∑X
= 276
∑Y
= 112,975
∑X*Y = 1823,937 ∑X2
= 4324
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
∑Y2
= 808,429
n
= 23
60
nΣX .Y − ΣX .ΣY nΣX 2 − ( ΣX ) 2 23 * 1823,937 − 276 * 112,975 B= 23 * 4324 − 276 2 B = 0,463 B=
ΣY − B.ΣX n 112,975 − 0,463 * 276 A= 23 A = −0,64 A=
nΣXY − ΣX .ΣY
r=
(nΣX
r=
(23 * 4324 − 276 2 )(23 * 808,429 − 112,975 2 )
− ( ΣX ) ) (nΣY 2 − ( ΣY ) ) 23 * 1823,937 − 276 * 112,975
2
2
2
r = 0,924
Y = A + BX Y = −0,64 + 0,463. X Dengan memasukkan harga kapasitas tampungan mati rencana waduk sebesar 12,2 x 106 m3, maka dapat diketahui pada tahun keberapa laju sedimentasi sudah melebihi kapasitas tampungan mati waduk. Perhitungan : Y
= 12,2
Y
= A + B .X
12,2
= -0,64 + 0,463 . X
X
= 27,732 = tahun ke-28
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
61
Laju sedimentasi Waduk Selorejo dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Linear X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Tahun 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
Y1 -0,177 0,286 0,749 1,212 1,675 2,138 2,601 3,064 3,527 3,99 4,453 4,916 5,379 5,842 6,305 6,768 7,231 7,694 8,157 8,62 9,083 9,546 10,009 10,472 10,935
X 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Y1 11,398 11,861 12,324 12,787 13,25 13,713 14,176 14,639 15,102 15,565 16,028 16,491 16,954 17,417 17,88 18,343 18,806 19,269 19,732 20,195 20,658 21,121 21,584 22,047 22,51
Y = -0.64+0.463.X
20 15
sedimen aktual per tahun
10 5 0
19 71 19 75 19 79 19 83 19 87 19 91 19 95 19 99 20 03 20 07 20 11 20 15 20 19
Vol. Sedimentasi (juta m kubik)
25
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
-5
Umur Layanan (Tahun)
Grafik 4.5. Hubungan antara Umur Layanan dengan Volume Sedimen
Dari grafik 4.2. “ Hubungan antara Umur Layanan dengan Volume Sedimen “ dapat dilihat bahwa pada umur layanan ke-28 atau tepatnya pada tahun 1998, volume TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
62
sedimen menunjukkan angka sebesar 12,324 juta m3 dan sudah melebihi kapasitas tampungan mati waduk sebesar 12,2 juta m3. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi laju pertambahan sedimentasi tersebut.
4.4. Alternatif Penanganan Sedimentasi Upaya penanganan sedimentasi di Waduk Selorejo dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Secara teknis, antara lain : 1. Pembuatan check dam di hulu waduk Fungsi check dam antara lain : - Menampung dan menahan sedimen dalam jangka waktu sementara atau tetap sehingga sedimen yang masuk ke dalam waduk dapat dikurangi jumlahnya. - Mengatur
kemiringan
dasar
sungai
sehingga
mencegah
terjadinya
penggerusan dasar sungai. 2. Perencanaan bangunan (structures) yang baik Perencanaan bangunan harus direncanakan dan dibuat sebaik mungkin agar dapat dihindari terjadinya endapan sedimen di depan bukaan. 3. Pengerukan waduk Pengerukan waduk yang dilakukan secara kontinyu dapat mengurangi endapan sedimen di waduk. 4. Membuat penahan/ pelindung lereng dengan konstruksi bronjong, tembok pasangan, tembok beton, dan lain-lain. 5. Pekerjaan drainase dengan cara pembuatan saluran-saluran air terbuka di lereng dengan konstruksi pasangan batu, beton, dan saluran tanah yang digebal. b. Secara non teknis, antara lain : 1. Melakukan konservasi di daerah pengaliran sungai (DPS) Konservasi dapat mengurangi terjadinya erosi pada DPS sehingga dapat mengurangi laju pembentukan sedimentasi. 2. Melakukan cocok tanam secara terasering TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA
63
Hal tersebut biasa dilakukan pada daerah lereng pegunungan agar laju erosi pada lahan tersebut tidak terlalu tinggi. 3. Pengaturan penggunaan lahan Penggunaan lahan memerlukan peraturan daerah atau undang-undang dengan tujuan agar penggunaan lahan dapat sesuai dengan fungsinya. Usaha pengerukan waduk menggunakan kapal keruk sedang dilakukan mengingat kapasitas sedimen yang masuk ke dalam waduk sudah melampaui kapasitas mati waduk. Pengerukan waduk membutuhkan biaya yang sangat tinggi, oleh sebab itu harus dilakukan pengendalian sedimen di hulu sungai agar sedimen tidak masuk ke dalam waduk. Maka direncanakan untuk melakukan penanganan sedimentasi jangka menengah dengan cara membuat bangunan pengendali sedimen (check dam).
TUGAS AKHIR Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)