43
BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER RESIMEN MAHASISWA 906 DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM A. DATA
TENTANG
PENDIDIKAN
KARAKTER
DI
RESIMEN
MAHASISWA 1. Sekilas tentang Resimen Mahasiswa a. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Resimen Mahasiswa Menwa pertama kali dibentuk oleh Jenderal Besar A. H. Nasution pada masa Orde Lama, misi dan tujuan dari pembentukan Resimen Mahasiswa terutama untuk membendung penyebaran paham komunis dalam kampus, dihadapkan dengan “ ancaman nyata “, yaitu organisasi kepartaian basis-basis PKI yang beraliansi dengan kelompok-kelompoknya di kampus seperti Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI).1 Sesuai dengan undang – undang Pertahanan Negara (UURI No. 29 Tahun 1954) yang berlaku waktu itu Panglima Teritorium III/ Siliwangi (TT III/ Slw) dijabat oleh Kolonel R. A. Kosasih pada 13 Juni 1959 mengeluarkan kebijakan dan mengadakan Latihan Keprajuritan. Dengan Sebutan Batalyon Wala 59 merupakan cikal bakal lahirnya Resimen Mahasiswa Indonesia. Saat itu ikut dalam operasi pagar betis menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa barat. Resimen
Mahasiswa
lebih
dikenal
tahun
1963.
Legitimasi
keabsahannya adalah Keputusan Bersama Menteri Pertama bidang Pertahanan Keamanan (Wampa Hankam) dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) nomor : M/A/20/1963 tentang Pelaksanaan Wajib Latih dan Pembentukan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi Juga Keputusan Bersama Menko Hankam/ Kasad 1
Wahyuni Susilowati, Patriotisme dan Dinamika Resimen Kampus, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2012), hlm. 14.
44
dan Menteri PTIP nomor : M/A/165/1965 tentang Organisasi dan Prosedur Resimen Mahasiswa.2 Pada tahun 1963 dibentuklah Resimen Mahasiswa (MENWA) berdasarkan keputusan bersama Wampa bidang HANKAM dengan Menteri PTIP bersumber dari mahasiswa yang sudah mendapatkan latihan dasar keprajuritan, maka lahirlah Resimen Mahasiswa di berbagai Propinsi. Tanggal 13 Juni - 14 September 1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senjata ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam VI/ Siliwangi dan para walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.3 Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya. Sejak Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962 dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan : 1. Prof. drg. R. G. Surya Sumantri ( Rektor Unpad) selaku Koordinator 2
Wahyuni Susilowati, Patriotisme dan Dinamika Resimen Kampus, hlm. 17.
3
Wahyuni Susilowati, Patriotisme dan Dinamika Resimen Kampus, hlm. 14
45
2. Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I 3. Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II 4. Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris. Pada Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada 20 Mei 1962 anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW. Dalam
rencana
kerja
empat
tahunnya
tercantumlah
pembentukan kader inti dan ini sudah terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk pembentukan kader inti putri. Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih dari RINSIL. 12 Juni 1964 keluarlah Surat Keputusan
Menteri
Koordinator
Komponen
Pertahanan
dan
Keamanan DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.4 b. Filosofis Baret Ungu Resimen Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan Menwa, warna ini mempunyai arti mulia, berpengetahuan dan terpelajar. Pengertian ini kemudian ditegaskan dengan pemilihan warna ini sebagai warna baret yang 4
Wahyuni Susilowati, Patriotisme dan Dinamika Resimen Kampus, hlm. 15
46
dikenakan oleh anggota menwa karena ungu diyakini memiliki konotasi seperti yang telah disebutkan di atas. Pada tahun 1979 setelah dephankam pusat cadangan nasional yang diketuai oleh letjen julius hinuhili meresmikan widya castrena dharma siddha dan panca darma satya sebagai motto serta sumpah anggota menwa, baret menwa diseragamkan jadi berwarna ungu sebagaimana warna baret tentara pelajar (1945).5 c. Komponen Lambang Resimen Mahasiswa 1) Lambang Sembilan Unsur Resimen Mahasiswa Indonesia Komponen lambang sembilan unsur mengandung nilai filosofi kalau kita cermati karena lambang tidak akan pernah ada nilainya apabila lambang-lambang tersebut tidak disertai dengan adanya kandungan nilai di dalamnya. Penjelasan dan penggambaran mengenai komponen lambang sembilan unsur adalah sebagai berikut: •
Perisai Segilima menggambarkan keteguhan sikap
•
Padi dan Kapas menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
•
Bintang, Sayap Burung, Jangkar dan Lambang Polri menandakan bahwa Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
•
Pena
dan
Senjata
melambangkan
pengabdiannya,
wira
melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan. •
Buku Tulis menyatakan bahwa tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, selain melaksanakan tugastugas kemenwaan.
5
Wahyuni Susilowati, Patriotisme dan Dinamika Resimen Kampus, hlm. 20
47
2) Motto dan Semboyan Resimen Suatu lembaga haruslah mempunyai semboyan dan motto karena hal-hal tersebut dapat menecerminkan konsistensi dan karakter dari anggota lembaga tersebut. Hal yang pertama dilihat dari sebuah lembaga untuk kemudian dinilai dan ditimbang adalah semboyan dan motto lembaga tersebut. Oleh karena itu resimen mahasiswa juga mempunyai semboyan. Motto Resimen Mahasiswa Indonesia adalah Widya Çastrena Dharma Siddha, berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan
pengabdian
pada
masyarakat.
Sedangkan
Ilmu
Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis. Sementara itu, semboyan resimen mahasiswa disebut Semboyan Panca Dharma Satya6 yang disebut pula janji Resimen Mahasiswa Indonesia yang meliputi: 1. Kami adalah mahasiswa warga Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara dan tidak mengenal menyerah.
6
Panca Dharma Satya berarti lima pedoman kesetiaan kepada kewajiban. Lima pedoman kesetiaan ini merupakan pedoman hidup dalam keidupan kita sehari-hari. Dalam setiap laku langkah, ucapan dan perbuatan, pikiran dan tindakan kita harus berpegang pada panca dharma satya berdasarkan suatu disiplin yang hidup.
48
3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan. 4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara. 5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan.7 Sedangkan Semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Çastrena Dharma Siddha"8, berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis. 3) Asas Dasar Resimen Mahasiswa a. Undang – undang Pertahanan Negara (UU RI No. 29 Tahun 1954), yang dalam ketentuan peralihan UU RI No.20/1982 tentang ketentuan – ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan RI sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 1 tahun 1988 tentang perubahan atas UU RI No.20/1982 tersebut. Tentang 7
Profil organisasi KOMANDO NASIONAL RESIMEN MAHASISWA INDONESIA, (Jakarta: 2009), hlm. 22. 8 Semboyan ini diciptakan oleh Prof. Ir. Harsojo. Wahyuni Susilowati, Patriotisme dan Dinamika Resimen Kampus, hlm. 21
49
ketentuan pokok Hankamneg, MENWA dimasukkan dalam kategori Rakyat Terlatih yang dalam pasal 10 point a dinyatakan sebagai kekuatan dasar dari sistem Hankamneg di negeri ini. MENWA sendiri bukanlah suatu organisasi yang langka sebab di negara-negara lain pun ada atau sejenis. Di Amerika Serikat namanya
ROTC
(Reserve
Officer
Training
Corps),
di
Bangladesh diistilahkan BNCC (Bangladesh National Cader Corps), di Malaysia dikenal dengan nama PALEPAS (Pasukan Latih Pegawai Perwira Simpanan). b. Kepres RI No. 55 tahun 1972 tentang penyempurnaan Hansip dan Wankamra dalam rangka penertiban Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat (Sishankamrata), sedangkan pembinaan dan penggunaannya
diatur
dalam
keputusan
bersama
Menhankam/Pangab, Mendikbud dan Mendagri tahun 1975. c. Kepres tersebut ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama Menhankam,Mendikbud dan Mendagri No. Kep/11/XII/1984, tanggal
28
Desember
1984
tentang
Pembinaan
dan
Pemberdayaan Resimen Mahasiswa dalam Bela Negara. d. Undang – undang RI No. 56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih (RATIH). 1) Pasal 1 ayat 3 Wajib Prabakti adalah kewajiban warga negara RI untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka mewujudkan RATIH. 2) Pasal 12 ayat 1 anggota RATIH disusun dalam kesatuan rakyat teratih dan dibina dilingkungan pemukiman, pendidikan dan pekerjaan.
50
e. Undang – undang RI nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. 1) Pasal 1 ayat 6 komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. 2) Pasal 8 ayat 1 komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen utama. 3) Pasal 9 a) ayat 2 titik b keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, diselenggarakan melalui pelatihan dasar kemiliteran secara wajib. b) ayat 3 ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur undang – undang. 4) Tujuan Dasar dalam Resimen Mahasiswa Setiap pembentukan organisasi tentulah mempunyai maksud tertentu begitu pula pembentukan resimen mahasiswa juga mempunyai tujuan tertentu. Ada baiknya masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya untuk mengetahui tujuan dasar resimen mahasiswa. Penulis hendak menjelaskan tujuan dasar dalam resimen mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia Tujuan dasar Resimen Mahasiswa Indonesia adalah sebagai berikut: resimen mahasiswa
51
mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan, sikap disiplin, fisik dan mental serta berwawasan kebangsaan agar mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Resimen mahasiswa berfungsi sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga Negara dalam Bela Negara. Resimen mahasiswa dibentuk untuk mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (SISHANRATA).9 Sementara itu, tugas pokok Resimen Mahasiswa berdasarkan Komando
Nasional
Resimen
Mahasiswa
Indonesia
adalah:
Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta membantu terlaksananya kegiatan dan program lainnya di Perguruan Tinggi; Merencanakan, mempersiapkan, dan menyusun seluruh potensi mahasiswa untuk memantapkan ketahanan nasional, dengan melaksanakan usaha dan atau kegiatan bela negara; Membantu terlaksananya kesadaran bela negara serta kelancaran kegiatan dan program pemerintah lainnya di Daerah.10 Oleh karena itu, fungsi Resimen Mahasiswa berdasarkan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia adalah: para anggota resimen mahasiswa hendaknya melaksanakan pembinaan anggota Resimen Mahasiswa Indonesia. Para anggota resimen mahasiswa bersama dengan mahasiswa lainnya dan masyarakat melaksanakan kegiatan dan program kerja Pemda, khususnya dibidang Ketahanan dan Pertahanan nasional. Kemudian, para 9
Profil organisasi KOMANDO NASIONAL RESIMEN MAHASISWA INDONESIA, (Jakarta: 2009), hlm. 22 10
Profil organisasi KOMANDO NASIONAL RESIMEN MAHASISWA INDONESIA, (Jakarta: 2009), hlm. 22
52
anggota resimen mahasiswa seyogyanya membantu menumbuhkan dan meningkatkan sikap bela negara di masyarakat dan berperan serta aktif dalam pembangunan nasional. Para anggota resimen mahasiswa
dianjurkan
membantu
Pemda
dalam
rangka
terselenggaranya fungsi Linmas. Anggota resimen mahasiswa dihimbau membantu TNI/POLRI dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kemananan dan pertahanan nasional.11 5) Struktur Kepengurusan Resimen Mahasiswa Seperti halnya sebuah kelembagaan pada umumnya yang mempunyai struktur kepengurusan dari tingkat atas sampai bawah, resimen mahasiswa juga mempunyai struktur kepengurusan yang dapat dipertanggung jawabkan. Struktur kepengurusan resimen mahasiswa berdasarkan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia yang diantaranya sebagai berikut: Pada tingkat nasional kepengurusan resimen mahasiswa disebut Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia disingkat KONAS MENWA Indonesia. Kepengurusan ini bertanggung jawab untuk memberi komando kepada seluruh resimen mahasiswa yang ada di Indonesia. Sementara itu, pada tingkat provinsi kepengurusan resimen mahasiswa disebut Komando Resimen Mahasiswa Indonesia disingkat KOMENWA Indonesia. Komenwa bertanggung jawab dan mengkoordinir resimen mahasiswa di tiap provinsi yang ada di Indonesia. Selanjutnya, pada tingkat kabupaten/kota kepengurusan resimen mahasiswa disebut Komando Sub Resimen Mahasiswa Indonesia disingkat KOSUB MENWA Indonesia. Kosub menwa mempunyai
11
Profil organisasi KOMANDO NASIONAL RESIMEN MAHASISWA INDONESIA, (Jakarta: 2009), hlm. 22
53
kewenangan mengkoordinir resimen mahasiswa di kabupaten tertentu yang ada di provinsi. Akhirnya, pada tingkat perguruan tinggi kepengurusan resimen mahasiswa disebut Komando Satuan Resimen Mahasiswa Indonesia disingkat KOSAT MENWA Indonesia.12
2. PROGRAM DAN KERJA RESIMEN MAHASISWA a. Pradiksar Kegiatan pradiksar ini merupakan bagian dari progam kerja satuan 906 yang dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh calon anggota baru Menwa yang telah lulus seleksi Penerimaan Anggota Baru.13 Bentuk kegiatan pradiksar ini terdiri dari dua format yaitu format kegiatan ruangan dan format kegiatan lapangan. Bentuk kegiatannya adalah pemberian materi-materi yang sifatnya lebih ke arah pemikiran seperti: motivation training, pengetahuan polmas (perpolisian masyarakat), pengetahuan wawasan nusantara, dan pengetahuan kemenwaan. Sedangkan
untuk kegiatan di lapangan
pemberian materi-materi yang sifatnya teori kemudian langsung dipraktikan dan juga materi yang sepenuhnya praktik. Adapun materimaterinya seperti: longmarch/Orientasi Medan, Ilmu Medan Peta & Kompas
(IMPK),
Peraturan
Baris-Berbaris
(PBB),
Peraturan
Penghormatan Militer (PPM), Tata Upacara Militer/Sipil (TUM/TUS), Pengetahuan Senjata Ringan (Pengjatri), Pionering/Tali temali, & Mountenering.
12
13
Profil Organisasi KOMANDO NASIONAL, hlm. 11.
Laporan Pertanggungjawaban Pralatsar, Diksar dan Pembaretan Korps Mahasiswa Bela Negara 906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang
54
Kegiatan pradiksar yang notabene kegiatan yang bersifat multi activity mengajarkan tiap anggota resimen mahasiswa untuk senantiasa menerima materi dalam pradiksar dan pada saat itu pula para
anggota
resimen
mahasisnya
harus
ikut
serta
dalam
mempraktikkan materi yang mereka dapatkan. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam kegiatan diksar ini para anggota resimen mahasiswa tidak ada yang dianak emaskan. Mengapa hal ini bisa demikian? Penulis berpendapat bahwa dalam kegiatan pradiksar ini para anggota resimen mahasiswa dikelompokkan dalam tiga gaya belajar yang terdiri dari visual, auditory dan khinestetic. Dalam kegiatan pradiksar, penjelasan materi tidak hanya melalui media visual yang terwujud dalam tulisan dan gambar kan tetapi pengajaran materi dalam pradiksar mencakup ceramah yang cocok untuk gaya belajar auditory dan juga gerak atau praktik yang sangat relevan dengan gaya belajar khinestetic. Pola pengajaran seperti ini akan sangat berkesan pula dalam keseharian para anggota resimen mahasiswa yang seyogyanya senantiasa menerapkan setiap nilai pendidikan karakter yang ada pada kegiatan pradiksar yang selalu dilaksanakan dalam program kerja resimen mahasiswa. b. Pendidikan Dasar Pendidikan latihan dasar menwa merupakan lanjutan dari kegiatan pradiksar dimana resimen mahasiswa satuan 906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang melanjutkan pendidikan latihan dasar setelah para anggota
resimen mahasiswa satuan 906 “Sapu
Jagad” IAIN Walisongo Semarang mendapatkan materi dari pralatsar/pradiksar.
Tujuan
dari
kegiatan
ini
sedianya
untuk
mempertajam dan memberi pengetahuan lebih tentang materi-materi yang didapat pada pradiksar.
55
Pendidikan latihan dasar resimen mahasiswa juga bisa dikatakan sebagai bentuk pendalaman materi-materi yang telah disampaikan dalam kegiatan pra pelatihan dasar di samping terdapat materi-materi tambahan yang belum pernah didapatkan sebelumnya, baik yang bersifat ilmu kemiliteran maupun non-kemiliteran dan disampaikan dalam format ruangan maupun di lapangan. Adapun gambaran umum materi-materi pada saat pendidikan dasar resimen mahasiswa antara lain: Format Ruangan: pendidikan pendahuluan bela negara, paradigma baru sistem pertahanan negara, kepemimpinan, wawasan nusantara, peraturan urusan dinas dalam, cara memberi instruksi (CMI), narkotika dan psikotropika, gam menwa, fungsi staf, disiplin menwa, survival. Format Lapangan: ilmu medan peta dan kompas, peraturan penghormatan militer (PPM), peraturan baris berbaris (PBB), tata upacara militer (TUM), bongkar pasamg senjata M-16 A1 & SS-1, menembak senjata M-16 A1, mountenering, pioneer, orientasi medan, keslap, jasmil, caraka, halang rintang & prajurit tangkas.14 Seperti
pada
tahun-tahun
sebelumnya,
kegiatan
ini
dilaksanakan di tingkat skomen sebagai penyelenggara atau panitia daerah. Kemudian mengenai kondisi di lapangan diserahkan secara penuh pada Bela Negara Rindam IV/Diponegoro Magelang serta didukung para pemateri dari instansi-instansi pemerintahan. Dalam hal ini skomenwa tetap membantu demi kelancaran kegiatan tersebut. Untuk satuan tugas Menwa satuan 906 “Sapu Jagad” ini, sifatnya pendelegasian peserta sebagai syarat menjadi anggota penuh resimen mahasiswa pada umumnya dan sebagai anggota penuh Menwa 906 pada khususnya. Fungsi dari Satgas Diksar Menwa di sini adalah
14
Laporan Pertanggungjawaban Pralatsar, Diksar dan Pembaretan Korps Mahasiswa Bela Negara 906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang
56
mempersiapkan segala sesuatunya dari pra pelaksanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan sampai pada tradisi-tradisi satuan. Hasil dari kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan generasi penerus yang siap menjadi pemimpin-pemimpin yang tahan banting. Artinya mampu mengemban amanah dengan baik serta siap menghadapi segala resiko yang menjadi hambatan dan tantangan. Kegiatan berjalan dengan selamat meskipun ada beberapa kendala terutama berkaitan dengan pendanaan yang sempat tanda tanya. Berkat usaha dan doa bersama akhirnya bisa teratasi dengan baik. Seperti yang peneliti jelaskan pada pembahasan sebelumnya, metode pangajaran dalam setiap kegiatan dalam UKM resimen mahasiswa selalu setara dalam artian setiap kegiatan resimen mahasiswa
senantiasa
harmoni
antara
ceramah
dan
praktik.
kesestaraan antara ceramah dan praktik mempunyai arti bahwa penyampaian materi yang dilakukan dalam setiap kegiatan resimen mahasiswa mencakup ranah kecerdasan kognitif, affektif dan psikomotorik. Hal ini seyogyanya dilaksanakan dalam setiap kegiatan resimen mahasiswa karena setiap kegiatan resimen mahasiswa mempunyai nilai nilai pendidikan karakter di mana dalam pendidikan karakter materi yang diberikan seyogyanya dipraktikkan agar para anggota resimen mahasiswa mempunyai kesan yang menadalam dan pada akhirnya mereka mampu mengimplementasikan pendidikan karakter ini dalam kehidupan keseharian mereka. c. Pembaretan Pembaretan ini merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan calon anggota menwa menuju menjadi anggota baru menwa yang bersifat pendidikan fisik, mental, etika, kedisiplinan dan pembentukan watak seorang personil Menwa. Maksud dari kegiatan ini adalah menjalankan tugas dan tanggung jawab serta menjaga kehormatan dengan hasilnya
57
nanti tidak meremehkan sesuatu baik tugas maupun tanggung jawab sebagai anggota Menwa. Kegiatan ini dilaksanakan di puncak Gunung Ungaran, kegiatan ini dibentuk seperti caraka dimana mereka para anggota baru melewati beberapa pos yang diisi materi-materi serat diberi sedikit pelatihan fisik mental sekaligus menguji kedisiplinan, loyalitas serta sikap ksatria terhadap anggota baru yang baru saja melakukan pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa. Kemudian di puncak gunung mereka diberikan motivasi dan pemantapan serta keteguhan sikap sebagai seorang anggota Menwa. Dan setelah itu disematkan baret secara langsung oleh komandan Satuan 906. Cara pengajaran karakter dalam pembaretan memakai metode ceramah dan praktik. peneliti menganggap bahwa pengajaran melalui ceramah dan praktik akan memberi kesan mendalam bagi mahasiswa karen pengajaran seperti itu tentu saja tidak hanya terkesan mengistimewakan segi kognitiv saja tapi juga segi affektif dan psikomotorik para anggota resimen mahasiswa. Apabila pengajaran hanya cenderung pada segi kognitif maka hal ini tidak akan mempunyai kesan yang mendalam bagi para anggota resimen mahasiswa dan hal ini akan sangat mudah terlupakan dan tanpa adanya implementasi dalam keseharian anggota resimen mahasiswa.
Table 4.1 Kurikulum Program Kerja Menwa No. 1
Program Pradiksar
Materi Ruangan:
Tujuan
motivation Menyiapkan
Metode Multimedia
training,
pengetahuan fisik dan mental learning
polmas
(perpolisian calon
masyarakat), pengetahuan nusantara,
anggota (ceramah
resimen wawasan mahasiswa dan sebelum
dan praktik)
58
pengetahuan
mengikuti
kemenwaan.
pendidikan
Lapangan: Longmarch dasar /Orientasi Medan, Ilmu Medan Peta & Kompas (IMPK),
Peraturan
Baris-Berbaris
(PBB),
Peraturan Penghormatan Militer
(PPM),
Upacara
Tata
Militer/Sipil
(TUM/TUS), Pengetahuan Ringan
Senjata (Pengjatri),
Pionering/Tali temali, & Mountenering. 2
Diksar
Ruangan:
pendidikan Mempertajam
pendahuluan
bela dan
memberi dan praktik
negara, paradigma baru pengetahuan sistem
pertahanan lebih
tentang
negara, kepemimpinan, materi-materi wawasan
nusantara, yang
didapat
peraturan urusan dinas pada pradiksar dalam,
cara
memberi
instruksi
(CMI),
narkotika
dan
psikotropika,
gam
menwa,
staf,
disiplin
fungsi
menwa,
survival. Lapangan: ilmu medan
Ceramah
59
peta
dan
kompas,
peraturan penghormatan militer (PPM), peraturan baris berbaris (PBB), tata
upacara
(TUM),
militer bongkar
pasamg senjata M-16 A1 & SS-1, menembak senjata
M-16
A1,
mountenering, pioneer, orientasi medan, keslap, jasmil, caraka, halang rintang
&
prajurit
tangkas. 3
Pembaretan
Pelatihan fisik mental, Menjalankan kedisiplinan,
loyalitas, tugas
Ceramah
dan dan praktik
sikap ksatria motivasi tanggung jawab dan pemantapan serta serta
menjaga
keteguhan sikap sebagai kehormatan seorang anggota Menwa
dengan hasilnya nanti
tidak
meremehkan sesuatu tugas
baik maupun
tanggung jawab sebagai anggota Menwa
Respon para anggota resimen mahasiswa setelah menerima materi materi dari kegiatan di atas sangat antusias sekali karena mereka belum pernah
60
mendapatkan pengalaman pendidikan seperti yang ada pada program resimen mahasiswa karena program resimen mahasiswa seperti yang ada pada tabel di atas tidak hanya menitik beratkan pada aspek kognitif saja tapi juga aspek psikomotorik dan affektif, oleh karena itu; merasa sangat terkesan dengan keikutsertaan mereka dalam progam resimen mahasiswa meskipun program program di atas menguras tenaga mereka baik fisik maupun mental karena program resimen mahasiswa di atas mendidik fisik dan juga mentalitas sekaligus agar dari program tersebut akan mampu membentuk generasi yang berkarakter. B. ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RESIMEN MAHASISWA 906 PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM 1. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Resimen Mahasiswa Resimen mahasiswa menyepakati nilai-nilai yang diusung menjadi pandangan filosofis kehidupan Resimen. Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai yang disebut sebagai pilar karakter. Nilai nilai dalam pendidikan karakter resimen mahasiswa mencakup: a. Nilai Kedisiplinan Dari penelitian yang telah dilakukakn peneltii, setiap anggota resimen mahasiswa disiplin karena nafas dari setiap anggota resimen mahasiswa adalah kedisiplinan mereka karena setiap kegiatan resimen mahasiswa menitik beratkan pada nilai kedisiplinan sehingga para anggota resimen mahasiswa dididik untuk senantiasa disiplin. Pengertian disiplin tidak hanya dari sikap tetapi semua segi para anggota resimen mahasiswa senantiasa disiplin. Mulai dari cara berpakaian, cara mereka berbicara terhadap setiap orang, cara mereka menghargai waktu dalam hal ini tidak telat, disiplin dalam penampilan dan juga disiplin dalam mengerjakan tugas. Dari hasil wawancara dengan Kaur Diklat Menwa Satuan 906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang menyatakan bahwa “resimen mahasiswa memupuk karakter kedisiplinan, loyalitas terhadap instansi, integritas, dedikasi, serta tumbuhnya jiwa kepemimpinan.”
61
Sementara itu, dari observasi yang telah dilakukan peneliti, hal ini peneliti lihat dalam pendidikan baris berbaris. Dalam baris berbaris para anggota resimen mahasiswa senantiasa diwajibkan untuk selalu disiplin karena sedikit saja mereka tidak disiplin mata akibatnya sangat fatal dalam baris berbaris bukan hanya fatal bagi anggota yang tidak disiplin tapi juga bagi seluruh anggota dalam baris berbaris. Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan para anggota resimen mahasiswa, melalui kegiatan baris berbaris dan kegiatan lain yang menekankan pada kedisiplinan maka setiap anggota resimen mahasiswa akan memahami makna pentingnya kedisiplinan yang berimbas pada kehidupan keseharian setiap anggota resimen mahasiswa. Maksudnya adalah para anggota resimen mahasiswa akan senantiasa menjunjung tinggi nilai kedisiplinan sehingga mereka dengan senang hati dan tanpa paksaan akan senantiasa disiplin baik dalam setiap kegiatan resimen mahasiswa atau setiap kegiatan di luar resimen mahasiswa dan hal ini akan mencerminkan karakter disiplin setiap anggota resimen mahasiswa karena karakter tersebut sudah menyatu dalam diri anggota resimen mahasiswa. b. Nilai Tanggung Jawab Tanggung jawab senantiasa muncul dalam setiap kegiatan resimen mahasiswa dan setiap anggota resimen mahasiswa dididik untuk selalu bertanggung jawab atas apa yang sudah mereka perbuat baik itu melalui hukuman atau yang lain. Hukuman didapatkan para anggota resimen mahasiswa apabila mereka melanggar aturan yang ada dalam resimen mahasiswa atau para anggota resimen mahasiswa tidak disiplin. Hal ini demikian untuk melatih setiap anggota resimen mahasiswa senantiasa bertanggung jawab atas apa yang mereka telah lakukan. Dari observasi yang sudah dilakukan, setiap kegiatan dalam resimen mahasiswa merupakan pendidikan yang sangat efektif untuk melatih tanggung jawab dan hukuman merupakan resiko dan wujud
62
tanggung jawab yang mereka harus jalani apabila mereka melanggar aturan yang sudah ada. Hal ini dapat membuat para anggota resimen mahasiwa berpikir bahwa setiap aturan yang ada dalam resimen mahasiswa apabila dilanggar akan mendapatkan hukuman dan apabila mereka melanggar aturan tuhan maka mereka akan mendapatkan hukuman yang jauh lebih berat dari pada hukuman yang mereka dapatkan di resimen mahasiswa sebagai wujud tanggung jawab mereka. Dari nilai tanggung jawab yang ada pada resimen mahasiswa ini maka para anggota resimen mahasiswa akan senantiasa menjadi hamba yang bertanggung jawab bagi Allah. c. Nilai Kepedulian Lingkungan Kegiatan
resimen
mahasiswa
sangat
menekankan
akan
keseimbangan lingkungan karena pelatihan yang mereka lakukan senantiasa tadabur dengan alam. Dari setiap kegiatan resimen mahasiswa yang notabene bertadabur dengan alam ini maka timbullah rasa cinta dengan alam ciptaan Allah. Mereka akan senantiasa mencintai alam karena dalam hampir dalam setiap kegiatan resimen mahasiswa mereka diwajibkan untuk selalu membersihkan lingkungan sekitar yang terwujud dalam membersihkan lingkungan dari sampah sampah plastik yang tidak bisa terurrai dalam tanah. Dalam pengamatan penulis di tiap kegiatan resimen mahasiswa, sikap peduli lingkungan mewujud pada setiap anggota resimen mahasiswa karena karakter peduli lingkungan melekat erat pada setiap anggota resimen mahasiswa yang terbentuk karena jamaknya kegiatan resimen mahasiswa yang bersentuhan langsung dengan alam. Kenyamanan kegiatan resimen mahasiswa amatlah tergantung pada kondisi lingkungan dimana kegiatan resimen mahasiswa diadakan. Apabila lingkungan sekitar kegiatan mahasiswa tidaklah kondusif maka mereka akan mendapatkan dampaknya, oleh karena itu; muncullah sikap peduli lingkungan karena mereka sadar apabila mereka tidak peduli lingkungan maka setiap kegiatan yang mereka
63
lakukan akan sangat tidak menyenangkan di samping itu kegiatan peduli lingkungan juga ada dalam resimen mahasiswa yang mewujud pada kegiatan SAR. d. Nilai Cinta Tanah Air Dari data yang telah didapatkan penulis, perlu penulis jelaskan bahwa awal terbentuknya resimen mahasiswa adalah wujud bela tanah air yang berlandaskan pada rasa cinta tanah air oleh karena itu; segala bentuk kegiatan resimen mahasiswa intinya adalah menumbuh, memupuk dan mengembangkan sikap dan rasa cinta tanah air.15 Pengembangan sikap cinta tanah air dikembangkan dalam setiap kegiatan resimen mahasiswa terutama dalam upacara bendera karena dalam upacara bendera para anggota resimen mahasiswa dibiasakan untuk memahami makna perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan seluruh jiwa dan raga mereka selain itu dalam upaca bendera para anggota resimen mahasiswa senantiasa dididik untuk selalu menjunjung tinggi Pancasila sebagai pedoman bangsa dan UUD 45 sebagai haluan bangasa. Melalui hal-hal yang telah peneliti jelaskan tadi maka para anggota resimen mahasiswa akan mampu menghargai dan menumbuhkan rasa cinta tanah air Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai cinta tanah air dari pengamatan peneliti tidak langsung bisa muncul tanpa adanya pendidikan karakter cinta tanah air melalui serangkaian kegiatan yang tercakup dalam resimen mahasiswa. Peneliti mampu berkata demikian karena dalam penelitian penulis semakin sering sebuah kegiatan yang berkenaan dengan program cinta tanah air dilaksanakan maka semakin tumbuh dan berkembang rasa cinta tanah air mereka dengan catatan mereka harus menghayati pelaksanaan kegiatan tersebut. bisa mengambil contoh kegitan upacara 15
Profil Organisasi Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, hlm. 8
64
resimen mahasiswa di mana dalam kegiatan tersebut para anggota diajarkan bagaimana bersikap mencintai tanah air. Dalam kegiatan tersebut para anggota resimen mahasiswa diharuskan hormat kepada lambang dan simbol negara yaitu bendera sang saka merah putih dan mereka juga harus menghayati setiap sila yang tercakup dalam pancasila sebagai the way of life mereka. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga lama kelamaan dengan berjalannya waktu mereka dengan suka rela akan mencintai dan mengahargai tanah air tercinta Negara Kesatuan Republik Indonesia. e. Nilai Kejujuran Dari pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, setiap anggota resimen mahasiswa senantiasa harus jujur. Karena apabila mereka tidak jujur maka hal ini akan menjadi bumerang bagi diri mereka sendiri. Kejujuran dalam resimen mahasiswa sangat ditekankan karena melalui kejujuran maka akan timbul rasa saling percaya antar anggota resimen mahasiswa. Apabila rasa saling percaya antar anggota resimen mahasiswa ada maka akan berdampak pada kesolidan tim. Kejujuran muncul pada kegiatan survival. Karena dalam kegiatan ini para anggota resimen mahasiswa harus bertahan hidup ditengah hutan dan teman mereka adalah pahlawan mereka atau bahkan musuh mereka. Di sini lah kejujuran anggota resimen mahasiswa dipupuk karena apabila diantara anggota resimen mahasiswa ada yang tidak jujur maka hal ini akan berdampak pada hilangnya rasa saling percaya dan hal ini akan berdampak pada pecahnya kesolidan tim yang akan mengurangi daya juang dalam survival mereka terhadap alam. f. Nilai Etika dan Sopan Santun Melalui pengamatan secara langsung, para anggota resimen mahasiswa diajarkan untuk senantiasa menghormati setiap anggota resimen mahasiswa dengan cara melakukan sikap hormat tiap kali mereka bertemu dengan setiap anggota resimen mahasiswa baik itu senior, junior ataupun para anggota seangkatan. Penghormatan tersebut
65
sesuai dengan program resimen mahasiswa yang terwujud dalam program penghormatan militer yang mana dalam kegiatan ini para anggota resimen mahasiswa diajarkan untuk senantiasa melakukan penghormatan kepada para anggota resimen di manapun berada dengan tata cara yang berlaku dalam penghormatan militer. Selain itu resimen mahasiswa juga mengatur dan mendidik para anggota resimen mahaiswa untuk selalu bertindak, berpakaian dan bertutur kata sopan kepada siapapun dalam aturan aturan ke-menwaan dan hal ini selalu dinilai dan diamati setiap saat sehingga para anggota senantiasa mentaati dan mewujudkannya dalam kegiatan sehari-hari mereka untuk selalu sopan baik dalam bersikap, berpakaian dan juga bertutur kata. g. Nilai Toleransi Menurut hemat peneliti, toleransi ini merupakan the way to love the nation. Kenapa bisa demikian karena dengan toleransi baik dalam beragama ataupun dalam hal lain kita akan mampu mengerti dan memahami perbedaaan karena menurut hemat penulis setiap manusia dilahirkan berbeda. Kegiatan resimen mahasiswa senantiasa mendidik setiap anggota resimen mahasiswa untuk menjaga toleransi karena toleransi sejalan dengan semboyan bhinneka tunggal ika yang berarti bahwa walaupun berbeda-beda tetap satu jua. Karakter seperti inilah yang diajarkan dan diaplikasikan dalam kegiatan resimen mahasiswa seperti dalam pradiksar, diksar dan juga upacara. Tahapan pengajaran dan penumbuh kembangan sikap dan karakter toleransi akan muncul apabila para anggota resimen mahasiswa mampu menghayati semboyan ke-bhinnekaan. Setelah itu mereka harus menghubungkan hal itu dengan ajaran islam yang sangat menghargai perbedaan yang tercantum dalam surat al hujurot ayat 13. Kemudian para anggota mengaplikasikan dan mewujudkan toleransi dalam keseharian mereka sebagai karakter Islam dan bangsa pada umumnya dan karakter ke-menwaan pada khususnya.
66
Sementara itu untuk mengamati karakter dari setiap anggota resimen mahasiswa peneliti mencoba mendiskripsikan indikator indikator berkarakter resimen mahasiswa agar karakter resimen mahasiswa dapat diamati dan dinilai oleh masyarakat. Indikator indikator ini meliputi: Tabel 4.2 Indikator berkarakter Resimen Mahasiswa No.
1
Nilai Pendidikan Karakter Kedisiplinan
2
Tanggung jawab
3
Kepedulian lingkungan
Deskripsi
Indikator
Kegiatan yang Mencerminkan
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Mentaati peraturan yang ada pada resimen mahasiswa, agama, kampus dan norma norma di masyarakat.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
Menanggung segala sesuatu yang telah anggota resimen mahasiswa perbuat baik berupa hukuman atau penghargaan.
Kegiatan olahraga, upacara bendera, dan menyelesaikan tugas yang diberikan pengajar tepat waktu. Tugas kuliah dan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen maupun senior.
Mencintai lingkungan dengan rincian membuang sampah pada tempatnya, ikut serta dalam bersih lingkungan di sekitar tempat tinggal atau
Membersihkan lingkungan sekitar dan kantor (Kurvei).
67
4
Cinta tanah air
5
Kejujuran
6
Etika dan Sopan Santun
7
Toleransi
kerusakan alam yang sudah terjadi. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Mencerminan penghormatan terhadap orang lain yang lebih tua atau setara.
sekitar kantor dan kampus. Mengikuti upacara Upacara hari besar bendera; apel kenegaraan dan pagi dan siang. ikut serta dalam upacara bendera dan ujaga apel upacara bendera.
Mengakui apa Selalu berkata yang sudah jujur ketika dilakukan dan melapor. tidak berbohong.
Memakai pakian • Memakai sesuai dengan pakaian rapi aturan ke- dan baju Menwaan, cara masuk; berucap berambut disesuaikan pendek dan dengan orang berbicara yang dihadapi, dan dengan sopan. memberi hormat • Melakukan kepada tiap sikap hormat anggota resimen tiap kali mahasiswa tiap mereka kali berpapasan. bertemu dengan setiap anggota resimen mahasiswa baik itu senior, junior ataupun para anggota seangkatan. Sikap dan tindakan menghargai orang Kegiatan yang
68
yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
yang berbeda dan menghormati perbedaan; anggota resimen mahasiswa mematikan segala hiburan saat adzan berkumandan atau ketika waktu sholat tiba.
menggunakan metode tanya jawab, diskusi kelompok
2. Implementasi Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Resimen Mahasiswa Implementasi nilai-nilai dalam pendidikan karakter resimen mahasiswa mengambil langkah langkah dan tahapan sesuai dengan tahapan anggota resimen mahasiswa. Tahapan dan langkah implementasi nilai-nilai dalam pendidikan karakter resimen mahasiswa adalah sebagai berikut: Tahap Pengenalan, sasaran pada tahap ini adalah mahasiswa pada Semester I-II. Pada tahap ini program utama adalah pendidikan dasar yang berupa kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengenalan dan motivasi pada mahasiswa, yang baru saja lepas dari masa pendidikaan di sekolah lanjutan ke jenjang perguruan tinggi. Materi yang diberikan berisi pengenalan diri, pengenalan nilai-nilai moral, kepribadian, dan metode belajar di resimen mahasiswa. Tahap Penyadaran, sasaran pada tahap ini adalah mahasiswa pada Semester III-IV. Pada tahap ini program utama adalah pengembangan keprajuritan dan kedisiplinan anggota resimen mahasiswa. Kegiatan dilakukan melalui latihan latihan baik luar maupun dalam internal MENWA. Melalui kegiatan-kegiatan ini mahasiswa diharapkan tumbuh kesadarannya
akan
pentingnya
membekali
diri
dengan
berbagai
kemampuan untuk menghadapi masa depan yang penuh kompetitif.
69
Tahap Pertumbuhan, sasaran pada tahap ini adalah anggota resimen mahasiswa semester V-VI. Program utama pada tahap ini adalah kegiatan-kegiatan
yang
berdampak
pada
pengembangan
jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan, dan peningkatan produktivitas dengan inovasi-inovasi baru. Tahap Pendewasaan, target sasaran pada tahap ini adalah mahasiswa
semester
VII-VIII.
Program
utama
diarahkan
pada
pembentukan sikap dan kesiapan mahasiswa setelah lulus untuk memasuki lapangan kerja atau menciptakan peluang kerja, kegiatannya berupa pelatihan/workshop sukses meraih peluang kerja. Sementara itu implementasi nyata nilai nilai pendidikan karakter resimen mahasiswa dapat penulis jelaskan sebagai berikut: Implementasi
pendidikan
karakter
disiplin
dalam
resimen
mahasiswa tercermin dalam tiap sikap, tindakan dan ucapan dalam keseharian para anggota resimen mahasiswa. Para anggota resimen mahasiswa sangat menjunjung tinggi kedisiplinan yang umumnya mereka lakukan dalam segala hal diantaranya mereka senantiasa disiplin dalam melaksanakan tugas baik itu di kampus maupun luar kampus. Di kampus para anggota resimen mahasiswa senantiasa disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dan mereka pula enggan untuk menentang aturan aturan yang ada. Di luar kampus pun para anggota resimen mahasiswa sangat disiplin diantaranya para anggota resimen mahasiswa senantiasa disiplin dalam berkendara hal ini menunjukkan sebuah karakter disiplin yang erat kaitannya dengan pendidikan karakter resimen mahasiswa. Dalam hal berpakaian anggota resimen mahasiswa sangat disiplin karen para anggota resimen mahasiswa seringkali menggunakan pakaian yang sopan dan tidak awut awut yang mencerminkan pribadi dan karakter yang disiplin. Oleh karena, sikap disiplin resimen mahasiswa yang paling seringkali dijadikan tolak ukur adalah kedisiplinan mereka terhadap waktu. Mengapa demikian? Hal ini bisa terjadi karena para naggota resimen mahasiswa sangat mengahargai waktu karena telat bagi para
70
anggota resimen mahasiswa merupakan sebuah hal yang tabuh dan sangat beresiko. Beresiko dalam hal ini dikarenakan terlambat menghasilkan sebuah hukuman dalam pendidikan karakter resimen mahasiswa. Jadi, para anggota resimen mahasiswa terkenal mempunyai disiplin waktu yang baik dalam perkuliahan ataupun janji dengan teman sejawat mereka. Karakter anggota resimen mahasiswa adalah tanggung jawab mereka. Tanggung jawab para anggota resimen mahasiswa nampak ketika mereka diberi tugas oleh para dosen maka mereka senantiasa bertanggung jawab dengan melaksanakan tugas yang diberikan dosen kepada mereka. Contohnya, ketika mereka mempresentasikan makalah mereka senantiasa melakukannya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal ini merupakan buah dari pendidikan karakter yang ditumbuh kembangkan selama mereka berproses dalam resimen mahasiswa. Selain itu, ketika para anggota resimen mahasiswa mengemban tugas menjadi panitia sebuah acara sebagai contoh ketika anggota resimen mahasiswa menjadi panitia Qurban mereka senantiasa melakukannya dengan baik. Faktanya, ketika ada sebuah kejadian pada saat Qurban sapi yang akan dijadikan Qurban kabur resimen mahasiswa senantiasa menanggulanginya dan mahu memikul tanggung jawab terhadap apa yang sudah dirusak oleh sapi tersebut. Hal ini terjadi pada kepanitiaan qurban tahun kemarin. Kepedulian lingkungan resimen mahasiswa tidak perlu diragukan lagi karena anggota resimen mahasiswa haruslah mencintai lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Anggota resimen mahasiswa sadar betul apabila mereka membuang sampah pada tempatnya berarti mereka mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Dasar karakter cinta lingkungan resimen mahasiswa bisa tercipta karen mereka seringkali mengadakan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan alam. Selain itu anggota resimen mahasiswa enggan untuk merokok karena hal itu akan mengurangi kebugaran mereka saat latihan fisik dan dari hal ini para anggota resimen mahasiswa secara tidak langsung peduli terhadap lingkungan karena menurut hemat penulis asap rokok bisa merusak
71
lingkungan dan putung rokok bisa menyebabkan kebakaran hutan jika tidak ditempatkan dengan tepat. Kemudian, para anggota resimen mahasiswa menjunjung tinggi Indonesia yang terwujud dalam upacara bendera yang mereka lakukan. Meskipun cuaca panas para anggota resimen mahasiswa tidak enggan untuk melakukan upacara bendara. Hal ini merupakan wujud dari kecintaan mereka terhadap tanah air indonesia. Selain itu mereka juga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa indonesia apabila mereka berbicara kepada teman sejawat yang tidak mampu menggunakan bahasa Jawa. Selain itu anggota resimen mahasiswa menggunakan produk dalam negeri yang mempunyai indikasi bahwa hal ini adalah sebagai karakter dari cinta tanah air dan anggota resimen mahasiswa siap dan bangga menjadi resimen mahasiswa. Kejujuran anggota resimen mahasiswa relatif baik karena para anggota resimen mahasiswa dicetak pada khususnya. Karakter jujur anggota resimen mahasiswa nampak ketika mereka menjadi panitia dalam sebuah kegiatan karena mereka selalu terbuka dalam tiap berpendapat dan juga dalam tiap anggaran yang ada pada tiap kegiatan tersebut. Sifat transparansi anggotan resimen mahasiswa ini sangat lah patut dilestarikan karena kejujuran adalah hal penting dalam setiap kegiatan. Anggota resimen mahasiswa juga jujur mengakui kesalahan mereka diantaranya ketika para naggota resimen mahasiswa teledor dalam melakukan tugas mereka dengan jujur mengakuinya dan hal ini mewujud juga dalam kegiatan
sehari-hari mereka
diantaranya
ketika
anggota
resimen
mahasiswa ujian semester atau ujian tengah semester anggota resimen mahasiswa senantiasa tidak melakukan tindakan mencontek teman mereka meskipun mereka tidak mampu untuk mengerjakannya dan mereka memilih untuk jujur. Anggota resimen mahasiswa bersikap sopan kepada siapapun. Hal ini terimplementasikan dalam kehidupan sehari hari mereka ketika mereka bergaul dengan teman sejawatnya ataupun dengan para senior dan dosen
72
mereka. Kebiasan untuk bersikap sopan baik dalam ucapan, perilaku dan cara berpakaian. Sudah menjadi rahasia umum kalau peneliti menjelaskan cara berpakaian resimen mahasiswa sopan. Tutur kata mereka juga sopan karena mereka terbiasa bertutur kata sopan dalam lembaga resimen mahasiswa karena hal itu menjadi aturan dalam lembaga resimen mahasiswa. Tindakan anggota resimen mahasiswa pun demikian. Hal ini nampak ketika mereka memberi penghormatan kepada senior dan juga teman sejawat ketika mereka bertemu atau berpapasan dan hal ini mewujud kepada sikap sopan mereka kepada para dosen yang notabene adalah (dalam bahasa peneliti) seniornya senior. Sifat toleransi sangat terlihat pada anggota resimen mahasiswa senantiasa menjunjung tinggi toleransi dalam keseharian mereka. Para anggota resimen mahasiswa sebagai seorang muslim akan mematikan segala jenis hiburan apabila adzan berkumandang sebagai bentuk toleransi dan dalam perkuliahan apabila ada perbedaan pendapat antar mahasiswa para anggota resimen mahasiswa akan mentolelir karena perbedaan merupakan fitrah manusia dan dengan perbedaan pula akan muncul gagasan gagasan baru. Toleransi anggota resimen mahasiswa pun terwujud dalam pergaulan keseharian mereka dengan tidak membeda bedakan berteman karena para anggota resimen mahasiswa anti diskriminasi. Anggota resimen mahasiswa yang berasal dari Rembang tidak akan memandang remeh dan menertawakan anggota resimen mahasiswa yang berasal dari tegal dari gaya bahasa mereka karena melekatnya karakter toleransi resimen mahasiswa.
3. Perspektif
Pendidikan
Islam
terhadap
Nilai-Nilai
Pendidikan
Karakter di Resimen Mahasiswa Perspektif pendidikan Islam terhadap nilai-nilai pendidikan karakter di Resimen mahasiswa mencakup:
73
a. Disiplin Disiplin
adalah
kepatuhan
untuk
menghormati
dan
melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha maupun belajar, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa. Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa maupun kehidupan bernegara. Dalam ajaran Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59 yang artinya sebagai berikut:
ِ ِِ ﲔ ﻴﻤﻮا اﻟ َ ﺮاﻛﻌﺰَﻛﺎ َة َو ْارَﻛﻌُﻮا َﻣ َﻊ اﻟ ﺼ َﻼةَ َوآﺗُﻮا اﻟ ُ َوأَﻗ Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang yang ruku. (Al-Baqoroh: 43)16 Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha maupun belajar, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa. Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa maupun kehidupan bernegara.
16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 15
74
Oleh karena itu untuk masalah kedisipilinan, anggota resimen mahasiswa akan senantiasa patuh dengan aturan yang ada dan juga patuh dengan perintah atasannya karena hal ini merupakan bagian dari sikap disiplin. Tidak ada seorang resimen mahasiswa yang melawan atasan karena kalau seorang resimen mahasiswa melawan seorang atasan maka akan diberi sanksi atau hukuman.
b. Tanggung Jawab Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa khalifah rasyidin ke V Umar bin Abdil Aziz dalam suatu shalat tahajjudnya membaca ayat 22-24 dari surat ashshoffat
ِ ِ ِ ِ وﻫ ْﻢ إِ َﱃ ُ ﻪ ﻓَ ْﺎﻫ ُﺪ(ﻣ ْﻦ ُدون اﻟﻠ22)اﺟ ُﻬ ْﻢ َوَﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳـَ ْﻌﺒُ ُﺪو َن ْ َ ﻳﻦ ﻇَﻠَ ُﻤﻮا َوأ َْزَو َ اﺣ ُﺸُﺮوا اﻟﺬ ِ ِ ِ ِ ْ ِﺻﺮاط (24)ﻬ ْﻢ َﻣ ْﺴﺌُﻮﻟُﻮ َن ُ (وﻗ ُﻔ ُ ﻮﻫ ْﻢ إِﻧـ َ 23)اﳉَﺤﻴﻢ َ Artinya : (Kepada para malaikat diperintahkan) “Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat merekadan sembah-sembahan yangselalu mereka sembah, selain Allah: maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya ( dimintai pertanggungjawaban ).”17 Beliau mengulangi ayat tersebut beberapa kali karena merenungi besarnya tanggungjawab seorang pemimpin di akhirat bila telab melakukan kedzaliman. Pada prinsipnya tanggungjawab dalam Islam itu berdasarkan atas perbuatan individu saja sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat seperti ayat 164 surat Al An’am:
ِ ٍ ﻞ ﻧَـ ْﻔ ﺐ ُﻛ (164)ُﺧَﺮى ْ ﻻ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ َوَﻻ ﺗَ ِﺰُر َوا ِزَرةٌ ِوْزَر أِﺲ إ ُ َوَﻻ ﺗَﻜْﺴ 17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 447
75
Artinya: “Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”18 Dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 dinyatakan
ٍ ﻞ ﻧـَ ْﻔ ُﻛ (38)ٌﺖ َرِﻫﻴﻨَﺔ ْ َﺲ ِﲟَﺎ َﻛ َﺴﺒ Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya”19 Akan tetapi perbuatan individu itu merupakan suatu gerakan yang dilakukan seorang pada waktu, tempat dan kondisikondisi tertentu yang mungkin bisa meninggalkan bekas atau pengaruh pada orang lain. Oleh sebab itu apakah tanggung jawab seseorang terbatas pada amalannya saja ataukah bisa melewati batas waktu yang tak terbatas bila akibat dan pengaruh amalannya itu masih terus berlangsung mungkin sampai setelah dia meninggal. Seorang yang cerdas selayaknya merenungi hal ini sehingga tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apapun dan tidak gegabah berbuat dosa walau sekecil biji sawi. Mengapa demikian? Boleh jadi perbuatan baik atau jahat itu mula-mula amat kecil ketika dilakukan, akan tetapi bila pengaruh dan akibatnya terus berlangsung lama, bisa jadi akan amat besar pahala atau dosanya. Allah SWT berfirman:
ٍ ِ ِ ﺼْﻴـﻨَﺎﻩُ ِﰲ إِ َﻣ ٍﺎم ْ ﻞ َﺷ ْﻲء ﻣﻮا َوءَاﺛَ َﺎرُﻫ ْﻢ َوُﻛ َ أﺣ ُ ﺐ َﻣﺎ ﻗَﺪ ُ ُﺎ َْﳓ ُﻦ ُْﳓﻴﻲ اﻟْ َﻤ ْﻮﺗَﻰ َوﻧَﻜْﺘإﻧ ٍ ُِﻣﺒ (12)ﲔ 18
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.151
19
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 577
76
Artinya: Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (Yaasiin 12).20 Ayat ini menegaskan bahwa tanggangjawab itu bukan saja terhadap apa yang diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari perbuatan tersebut. Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah atau anak yang sholeh , kesemuanya itu akan meninggalkan bekas kebaikan selama masih berbekas sampai kapanpun. Dari sini jelaslah bahwa Orang yang berbuat baik atau berbuat jahat akan mendapat pahala atau menanggung dosanya ditambah dengan pahala atau dosa orang-orang yang meniru perbuatannya. Hal ini ditegaskan dalam Surat An nahl 25
ِ ِﺬﻳﻦ ﻳﻟِﻴﺤ ِﻤﻠُﻮا أَوَزارﻫﻢ َﻛ ِﺎﻣﻠَﺔً ﻳـﻮم اﻟْ ِﻘﻴﺎﻣ ِﺔ وِﻣﻦ أَوَزا ِر اﻟ ﻮﻧـَ ُﻬ ْﻢ ﺑِﻐَ ِْﲑ ِﻋْﻠ ٍﻢ أََﻻ َﺳﺎءَ َﻣﺎﻀﻠ َْ ْ ْ َ َ َ َ َْ َُ ْ َُ ْ (25)ﻳَ ِﺰُرو َن Artinya: “(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosadosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat dan sebagian dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun bahwa mereka disesatkan. Ingatlah amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.”21 Di sini kita merenung sejenak seraya bertanya: “apabila yang memerintah kejahatan atau kedurhakaan itu seorang pemimpin yang memilik kekuasaan penuh, apakah dia saja yang akan menanggung dosanya dan dosa rakyatnya karena mereka dipaksa ? Ataukah rakyat juga harus menanggung dosanya walau ia lakukan di bawah ancaman paksaan tersebut ?” Menurut hemat saya, seorang penguasa dianggap tidak memaksa selama rakyat masih bisa memiliki kehendak yang ada dalam dirinya. Perintah
20
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.441
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.270
77
seorang pimpinan secara lisan maupun tulisan tidak berarti melepaskan seorang bawahan dari tanggungjawab atas semua perbuatannya. Alquran mencela orang-orang yang melakukan dosa dengan alasan pimpinannya menyuruh berbuat dosa. Allah menyatakan sebagai berikut.
ِ ِ ُ ﺐ و ُﺟﻳـَ ْﻮَم ﺗُـ َﻘﻠ (وﻗَﺎﻟُﻮا َ 66)ﺮ ُﺳ َﻮﻻﻪَ َوأَﻃَ ْﻌﻨَﺎ اﻟﺎر ﻳـَ ُﻘﻮﻟُﻮ َن ﻳَﺎﻟَْﻴﺘَـﻨَﺎ أَﻃَ ْﻌﻨَﺎ اﻟﻠﻮﻫ ُﻬ ْﻢ ﰲ اﻟﻨ ُ ُ (67)ﺴﺒِ َﻴﻼ ﻮﻧَﺎ اﻟَﺿﻠ َ ﺎ أَﻃَ ْﻌﻨَﺎ َﺳ َﺎدﺗَـﻨَﺎ َوُﻛﺒَـَﺮاءَﻧَﺎ ﻓَﺄﻨَﺎ إِﻧَرﺑـ Artinya: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat pula kepada Rasul” Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpinpemimpin dan pembesar-pembesar kami , lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar”. (Al ahzab 66-67).22 Allah membantah mereka dengan tegas
ِ ُﻜﻢ ِﰲ اﻟْﻌ َﺬوﻟَﻦ ﻳـْﻨـ َﻔﻌ ُﻜﻢ اﻟْﻴـﻮم إِ ْذ ﻇَﻠَﻤﺘُﻢ أَﻧ (39)اب ُﻣ ْﺸ َِﱰُﻛﻮ َن َ ْ ْ ْ ََْ ُ َ َ ْ َ Artinya: “Harapanmu itu sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya dirimu sendiri. Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu. (Az Zukhruf 39).23 Dari sini jelaslah bahwa pemimpin yang dzalim tidak akan bisa memaksa hati seseorang kendati mampu memaksa yang lahiriyahnya. Oleh sebab itu rakyat atau bawahanpun harus bertanggung jawab terhadap akidahnya dan perbuatannya kendati di sana ada perintah dan larangan pimpinan. Berbeda dengan hukum paksaan yang menimpa orangorang lemah yang ditindas penguasa yang mengancam akan membunuhnya dan memang bisa dilaksanakan. Hal ini pernah 22
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.428
23
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.493
78
terjadi pada masa awal Islam di Makkah dimana orang yang masuk Islam di paksa harus murtad seperti Bilal bin Rabbah, keluarga Yasir dst. Mereka dipaksa menyatakan kekufuran. (lihat An Nahl 106 dan An Nisa’ 97-99)24 Tanggung jawab seorang berkaitan erat dengan kewajiban yang dibebankan padanya. Semakin tinggi kedudukannya di masyarakat maka semakin tinggi pula tanggungjawabnya. Seorang pemimpin negara bertanggung jawab atas prilaku dirinya, keluarganya, saudara-saudaranya, masyarakatnya dan rakyatnya. Hal ini ditegaskan Allah sebagai berikut: “Wahai orang-orang mukmin peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim: 6)25 Tanggungjawab vertikal ini bertingkat-tingkat tergantung levelnya. Kepala keluarga, kepala desa, camat, bupati, gubernur, dan
kepala
negara,
semuanya
itu
akan
dimnitai
pertanggungjawabannya sesuai dengan ruang lingkup yang dipimpinnya. Seroang mukmin yang cerdas tidak akan menerima kepemimpinan itu kecuali dengan ekstra hati-hati dan senantiasa akan mempeprbaiki dirinya, keluarganya dan semua yang menjadi tanggungannya. Para salafus sholih banyak yang menolak jabatan sekiranya ia khawatir tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Pemimpin
dalam
level
apapun
akan
dimintai
pertanggungjawabannya dihadapan Allah atas semua perbuatannya disamping seluruh apa yang terjadi pada rakyat yang dipimpinnya. Baik dan buruknya prilaku dan keadaan rakyat tergantung kepada pemimpinnya.
Sebagaimana
rakyat
juga
akan
dimintai
pertanggungjawabannya ketika memilih seorang pemimpin. Bila 24
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.95
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.561
79
mereka memilih pemimpin yang bodoh dan tidak memiliki kapabilitas serta akseptabilitas sehingga kelak pemimpin itu akan membawa rakyatnya ke jurang kedurhakaan rakyat juga dibebani pertanggungjawaban itu. Seorang penguasa tidak akan terlepas dari beban berat tersebut kecuali bila selalu melakukan kontrol, mereformasi yang rusak pada rakyatnya , menyingkirkan orang-orang yang tidak amanah
dan
menggantinya
dengan
orang
yang
sholeh.
Perrtolongan allah tergantung niat sesuai dengan firman Allah
ﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ﻪُ ﺑِ ُﻜ ِﻪ ﻳَـ ْﻬ ِﺪ ﻗَـ ْﻠﺒَﻪُ َواﻟﻠ ِﻪ َوَﻣ ْﻦ ﻳـُ ْﺆِﻣ ْﻦ ﺑِﺎﻟﻠﻻ ﺑِِﺈ ْذ ِن اﻟﻠِﺎب ِﻣ ْﻦ ُﻣ ِﺼﻴﺒَ ٍﺔ إ َ َﺻ َ َﻣﺎ أ ِ (11)ﻴﻢ ٌ َﻋﻠ Artinya : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah akan ditunjuki hatinya danAllah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.” (At Taghobun 11)26 c. Peduli Lingkungan Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. 26
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.558
80
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Surat Al-An’am ayat 102
ﻞ ﻞ َﺷ ْﻰ ٍء ﻓَﭑ ْﻋﺒُ ُﺪوﻩُ ۚ◌ َو ُﻫ َﻮ َﻋﻠَ ٰﻰ ُﻛ ﻻ ُﻫ َﻮ ۖ◌ َٰﺧﻠِ ُﻖ ُﻛِ ُﻜ ْﻢ ۖ◌ َﻻ إِٰﻟَﻪَ إﻪُ َرﺑَٰذﻟِ ُﻜ ُﻢ ٱﻟﻠ ◌ۭ ﺷﻰ ٍء وﻛِﻴﻞ ٌ َ َْ Artinya: “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu”.27 Surat Al-An’am ayat 102 diatas menjelaskan tentang kewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk kepada Allah SWT sebagai maha pemelihara alam semesta ini.
d. Cinta Tanah Air Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam ancaman dan gangguan yang datang dari bangsa manapun. Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan. 27
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.142
81
Rasa kebangsaan tidak dapat dinyatakan adanya, tanpa dibuktikan oleh patriotisme dan cinta tanah air. Cinta tanah air tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, bahkan inklusif di dalam ajaran Al-Quran dan praktek Nabi Muhammad saw. Hal ini bukan sekadar dibuktikan melalui ungkapan populer yang dinilai oleh sebagian orang sebagai hadis Nabi saw, Hubbul wathan minal iman (Cinta tanah air adalah bagian dari iman), melainkan justru dibuktikan dalam praktek Nabi Muhammad saw, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Ketika Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, beliau shalat menghadap ke Bait Al-Maqdis. Tetapi, setelah enam belas bulan, rupanya beliau rindu kepada Makkah dan Ka'bah, karena merupakan kiblat leluhurnya dan kebanggaan orang-orang Arab. Begitu tulis Al-Qasimi dalam tafsirnya. Wajah beliau berbolakbalik menengadah ke langit, bermohon agar kiblat diarahkan ke Makkah, maka Allah merestui keinginan ini dengan menurunkan firman-Nya: Sungguh Kami (senang) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid Al-Haram... (QS Al-Baqarah [2]: 144). 28 Cinta beliau kepada tanah tumpah darahnya tampak pula ketika meninggalkan kota Makkah dan berhijrah ke Madinah. Sambil menengok ke kota Makkah beliau berucap: "Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah bumi Allah yang paling aku cintai, seandainya bukan yang bertempat tinggal di sini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkannya". Sahabat-sahabat Nabi saw pun demikian, sampai-sampai Nabi saw bermohon kepada Allah: "Wahai Allah, cintakanlah kota
28
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 23
82
Madinah kepada kami, sebagaimana engkau mencintakan kota Makkah kepada kami, bahkan lebih." (HR Bukhari, Malik dan Ahmad). Bahkan Rasulullah saw mengatakan bahwa orang yang gugur karena membela keluarga, mempertahankan harta, dan negeri sendiri dinilai sebagai syahid sebagaimana yang gugur membela ajaran agama. Bahkan Al-Quran menggandengkan pembelaan agama dan pembelaan negara dalam firman-Nya: Allah tidak melarang kamu berbuat baik, dan memberi sebagian hartamu (berbuat adil) kepada orang yang tidak memerangi kamu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama, mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain mengusirmu (QS AlMumtahanah [60]: 8-9).29 Perlunya cinta tanah air harus ditekankan bagi resimen karena itu akan membangun jiwa cinta tanah airnya pada bangsa ini dan dari perlunya kecintaan kita pada Negara kita nantinya akan membuat Negara kita sendiri menjadi kebanggaan orang lain bahkan orang yang dari Negara lain. Ada beberapa contoh kasus-kasus yang dapat kita ambil sebagai panutan yang dapat membentuk jiwa kecintaan pada Negara kita sendiri, yaitu; Bangga menjadi warga Negara Indonesia Melestarikan Budaya Bangsa Menggunakan prodak dalam negeri Hemat Energi Mengharumkan Nama Bangsa
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.551
83
e. Jujur Kata kejujuran memang mudah untuk diucapkan maupun ditulis, namun ketika kita dihadapkan pada suatu pilihan ternyata kejujuran bukan suatu yang mudah untuk dilaksanakan terlebih apabila sesuatu yang kita hadapi menyangkut hal hal yang bersifat materi. Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat az-Zumar ayat 33.
ِ ِﺬى ﺟﺂء ﺑِﭑﻟوٱﻟ (٣٣) ـ ُﻘﻮ َنق ﺑِِۦﻪ ۤ◌ ۙ◌ أ ُْوﻟَـٰ ٓ◌ٮ ِ◌◌ٕ َك ُﻫ ُﻢ ٱل ۡ◌ ُﻣﺘ َ ﺻﺪ َ ﺼﺪ ۡ◌ق َو َ َ َ Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (azZumar ayat 33)30 Kejujuran sendiri adalah sesuatu yang bernilai abstrak tetapi dampak yang muncul bisa bervariasi tergantung siapa pelaku kejujuran itu dan siapa penerima nilai kejujuran itu. Nilai nilai kejujuran merupakan nilai yang muncul dari rasa keimanan akan adanya unsur tertinggi yang mengatur alam semesta, dan nilai tersebut akan diakui oleh sekitarnya apabila pelaku kejujuran melaksanakan sesuatu selaras antara ucap dan tindakan walaupun terkadang menimbulkan rasa negatif bagi penerima. Faktor yang mempengarui kejujuran antara lain: 1. Tingkat keimanan seseorang terhadap sesuatu ajaran yang diterima. 30
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 463
84
2. Lingkungan 3. Sensitifitas nurani 4. Keadaan masa lalu Untuk mewujudkan kejujuran dalam pribadi kita maka langkah awal yang harus kita lakukan adalah melatih pribadi untuk berusaha menjadi manusia seutuhnya yaitu menyadari bahwa kita adalah makluk Tuhan, makhluk sosial dan makhluk pribadi, bila tiga unsur tersebut sudah berada dalam satu posisi yang benar maka nilai kejujuran akan muncul karena kesadaran akan tiga hal tersebut. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick & Carey31 menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran,
yakni
(a)
strategi
pengorganisasian
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran. Salah satu cara mengembangkan nilai yang ada pada siswa adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan langsung, sehingga diharapkan dapat menemukan konsep atau prinsip moral yang positif. Keterlibatan siswa merupakan faktor penting, karena moralitas tidak dapat dijadikan secara langsung dengan ceramah.
31
hlm. 4
Depdiknas, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta : Ditjen PMPTK, 2008),
85
yang akan menjadi pelengkap dari pengembangan strategi penanaman nilai karakter kejujuran pembelajaran. Pertama, klarifikasi nilai yang dikembangkan oleh Djahiri.32 Model ini memiliki keunggulan pada pencapaian target hasil belajar siswa yang
dapat
dimiliki.
Model
Klarifikasi
nilai
ini
juga
memperhatikan aspek keterampilan proses. Kedua, model Analisis Nilai untuk pengembangan selanjutnya, karena model tersebut memiliki keunggulan yang mampu merangsang siswa untuk melakukan analisis nilai moral. Ketiga, model pembelajaran ‘ibrah. Keunggulan model ini pada upaya pembinaan nilai karakter kejujuran yang bersumber dari agama Islam. Model ini sudah sangat lazim digunakan pada tradisi pendidikan Islam untuk menanamkan nilai keimanan melalui objek materi pembahasan termasuk berupa ciptaan-ciptaan Allah. Dari pengembangan beberapa model tersebut sebagai bahan penyempurnaan pada strategi pembelajaran di sekolah, secara konseptual merupakan perpaduan antara model teoritik dari model pembelajaran Analisis Nilai, Klarifikasi Nilai dan ‘Ibrah. Di mana orientasi model sebagai pola penanaman nilai karakter kejujuran dalam membina disiplin dan kemandirian ini menekankan perlunya keterampilan proses pada pencapaian tujuan target nilai dan sikap (akhlak) yang harus dikembangkan kepada siswa. f. Etika dan Sopan Santun Dalam al quran banyak sekali ayat yang menunjukkan anjuran dan perintah untuk senantiasa mempraktekkan sopan sanytu sebagai bentuk dari akhlak muslim. Ayat dan surat dalam al quran yang menunjukkan hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
32
Djahiri A.K., Strategi Pengajaran Efektif Nilai-Moral VCT dan Games dalam PVCT, (Bandung: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP-Bandung, 1985), hlm.
86
ِ ﻞ ﻋﻦ ﺳﺒِ ِﻴﻞ اﷲِ ﺑِﻐَ ِﲑ ِﻋْﻠ ٍﻢ وﻳـﺘ ﻀ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ﺎس ﻣﻦ ﻳ ْﺸ ِﱰي َﳍْﻮ ﺨ َﺬ َﻫﺎ ُﻫُﺰًوا ْ ََ َ َ ُاﳊَﺪﻳﺚ ﻟﻴ َ َ َ َ ِ َوﻣ َﻦ اﻟﻨ
ِ ﲔ ٌ ﻣ ِﻬ اب ٌ ﻚ َﳍُ ْﻢ َﻋ َﺬ َ أ ُْوﻟَﺌ "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olokolokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan." (Q.S Luqman : 6)33 Yang terjadi sekarang adalah sopan santun mulai terdengar langka dan jarang dipakai disebabkan beberapa alasan yang mungkin kurang masuk akal seperti alasan kekeluargaan, persahabatan dan lain sebagainya padahal didalam kekeluargaan dan persahabatan ada sopan santunnya ada etika ada tata kramanya Allah berfirman
ِ ْ ﻣﻪُ َوْﻫﻨﺎً َﻋﻠَﻰ َوْﻫ ٍﻦ َوﻓِ َﺼﺎﻟُﻪُ ِﰲ َﻋ َﺎﻣُﻧﺴﺎ َن ﺑَِﻮاﻟِ َﺪﻳِْﻪ َﲪَﻠَْﺘﻪُ أ ِ َوَو ﲔ أ َِن ا ْﺷ ُﻜ ْﺮ ِﱄ َ ﺻْﻴـﻨَﺎ ْاﻹ ِ ﱄ اﻟْﻤ ِ َ ْوﻟِﻮاﻟِ َﺪﻳ ﺼ ُﲑ َ َ ﻚ إ ََ "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." 34 (Q.S Luqman : 14) Maksud ayat diatas adalah bagaimana kita menjaga sopan santun kepada orang tua kita dan bagaimana pula mereka membesarkan dan mendidik kita jadi bila ada istilah "Air susu dibalas dengan Air Tuba" adalah kita yang tidak pernah mau tau 33
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 412
34
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm.413
87
dengan kondisi orang tua tapi bagaimana bila ada istilah "Air susu ditambah dengan Air Tuba"? istilah tersebut berbeda dengan istilah diatas istilah tersebut merupakan peribahasa bagaimana orang tua kita yang sudah membesarkan dan mendidik kita ternyata menyuruh kita berbuat yang bukan-bukan bukankah itu sama saja dengan kita sopan. Jadi bila bertemu dengan orang yang kurang beretika maka yang pertama dilakukan adalah berilah penjelasan baiknya beretika. g. Toleransi Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk (pluralistic society), hal tersebut dapat terlihatpada kenyataan sosial kehidupan masyarakat dan tercermin dalam semboyan yang tertulis dalam lambang negara Republik Indonesia “ Bhineka Tunggal Ika ”, yang secara sederhana memiliki makna “berbeda-beda namun satu jua”. Kemajemukan masyarakat Indonesia terdiri dari keberagaman budaya, suku bangsa, bahasa, adatistiadat, dan keberagaman agama.Pada
dasarnya
kehidupan
masyarakat
yang
bersifat
majemuk bila dibandingkan dengan kehidupan masyarakat yang homogen, maka kehidupan masyarakat yang bersifat majemuk lebih berpeluang menciptakan keadaan yang tidak harmonis diantara masyarakat tersebut, dikarenakan berbagai gesekan dan konflik yang terjadi disebabkan perbedaan yang ada ditengah-tengah kemajukan masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan, tidak adanya saling menghargai dan menghormati terhadap perbedaan yang ada, tidak adanya pengakuan dan kesadaran bahwa kemajemukan tersebut merupakan sesuatu yang kodrati dalam kehidupan bermasyarakat. Dilain pihak, kemajemukan dapat dipandang sebagai suatu berkah dalam kehidupan ini, karena kemajemukan tersebut berpotensi menjadi sumber kekuatan manakala potensi itu dapat dikelola dan dikembangkan ke arah pembangunan kesejahteraan
88
dan persatuan bangsa. Hal tersebut dapat tercapai dengan mendidikan
kembali
nilai-nilai
toleransi
di
tengah-tengah
kemajemukan masyarakat tersebut. Pendidikan nilai-nilai toleransi tersebut, akan memberikan dan menanamkan kepada masyarakat tentang
bagaimana
seharusnya
hidup
ditengah-tengah
kemajemukan masyarakat tersebut. Nilai-nilai yang terdapat dalam toleransi meliputi, saling menghargai, saling menghormati, dan saling memahami perbedaan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Di berbagai sekolah, penanaman dan pengajaran pendidikan nilai-nilai toleransi dapat diajarkan melalui pendekatan analisis nilai yang merupakan salah. Al-Qur’an
tidak
pernah
menyebut-nyebut
kata
tasamuh/toleransi secara tersurat hingga kita tidak akan pernah menemukan kata tersebut termaktub di dalamnya. Namun, secara eksplisit al-Qur’an menjelaskan konsep toleransi dengan segala batasan-batasannya secara jelas dan gamblang. Oleh karena itu, ayat-ayat yang menjelaskan tentang konsep toleransi dapat dijadikan rujukan dalam implementasi toleransi dalam kehidupan. Dari kajian di atas, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adapt-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13: Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telahi menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat (49): 13)35 35
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Edisi Tahun 2002, hlm. 518
89
Seluruh manusia tidak akan bisa menolak sunnatullah ini. Dengan demikian, bagi manusia, sudah selayaknya untuk mengikuti
petunjuk
Tuhan
dalam
menghadapi
perbedaan-
perbedaan itu. Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adapt-istiadat, dsb.