perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai analisis terhadap makna yang dikandung pada lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN. Pemaknaan lirik lagu tersebut melalui empat tahap dalam analisis semiotik Riffaterre, yaitu (1) ketidaklangsungan ekspresi puisi, (2) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3) matriks, model, dan varian, dan (4) hipogram (hubungan intertekstual). A. Ketidaklangsungan Ekspresi Ketidaklangsungan ekspresi meliputi penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti. 1. Penggantian Arti Penggantian arti yang dikaji dalam analisis ini meliputi gaya bahasa atau majas berupa simbolik, metonimi, repetisi, litotes, ekskalamasio, dan retoris. a. Simbolik Pada bait pertama lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat bahasa kias berupa simbolik yakni /Ayo kita ke sawah mencari petani yang hilang diculik genderowo dari Jakarta/. Genderowo sebagai kunci simbolik merupakan bahasa kias yang menggambarkan sosok yang mengerikan, menakutkan dan mengancam banyak orang. Apabila dikaitkan dengan lirik lagu pada bait pertama tersebut, dapat dikatakan bahwa Pidibaiq menganggap bahwa profesi petani sudah mengalami penurunan. commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Selain itu lahan pertanian banyak yang telah dijadikan bangunan dan gedung-gedung sehingga para petani kehilangan pekerjaannya. Hal lain yang mengakibatkan hilangnya minat menjadi petani di Indonesia adalah produksi pangan nasional tergencet oleh kebijakan neoliberalisme. Pemerintah Indonesia sangat agresif memangkas subsidi untuk pertanian, menghapuskan proteksi, dan menerapkan liberalism impor pangan. Dampaknya Indonesia semakin bergantung pada impor yang membuat Indonesia sangat rentan terhadap krisis pangan. Gaya bahasa simbolik lainnya juga muncul pada lirik lagu Malin Kundang In Memorial yaitu pada larik /Masih aku ingat dirimu, kau dikutuk ibu menjadi batu/. Batu memiliki sifat yang keras dan mempunyai bobot yang berat. Batu pada larik di atas menggambarkan sifat seorang manusia yang keras kepala. Pada lirik lagu Cita-citaku juga terdapat gaya bahasa simbolik di antaranya adalah pada larik /cita-citaku ingin menjadi polwan, cita-citaku ingin jadi Bu Ahmad, cita-citaku ingin menjadi tomboi/, dan /cita-citaku ingin jadi lesbian/. Polwan, Bu Ahmad, tomboi, dan lesbian merupakan sebuah simbol lika-liku kehidupan seorang wanita. Wanita digambarkan dapat membela negara sama halnya dengan pria, yaitu menjadi polwan. Wanita juga digambarkan dapat menjadi ibu yang melindungi anakanaknya dengan simbol /Bu Ahmad/. Wanita digambarkan mempunyai sisi lain dalam hidupnya, yaitu menjadi tomboi. Tetapi wanita tidak selalu sempurna, maka digambarkan mempunyai sisi gelap atau kesalahan, yaitu menjadi lesbian. Itu adalah simbol kehidupan seorang wanita apabila dilihat, baik dari sisi positif maupun negatif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
b. Metonimi Pada bait kedua lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat bahasa kias metonimi, yakni kata Diana pada lirik /Ayo kita mencari Diana anak paman petani, diculik grup musik dari Jakarta dirayu cincin mata jeli/. Kata /Diana/ dan /dirayu cincin mata jeli/ dalam bait tersebut diambil dari lirik lagu Diana karya Koes Plus. Dalam lirik lagu tersebut, Pidibaiq tidak serta merta ingin mencari Diana, tetapi lebih terhadap kerinduan kepada
grup band lawas
yang jarang tampil.
Pidibaiq ingin
mengungkapkan bahwa sulit untuk menemukan grup band seperti koes plus di zaman sekarang. Lirik tersebut menyinggung tentang masalah industri musik di Indonesia. Koes Plus dalam pandangan Pidibaiq memiliki ide yang baik dalam membuat sebuah lagu. Koes Plus mengarang lagu dengan sederhana tetapi ceritanya mengena, seperti yang ada pada lirik lagu Diana. Pada bait ketiga terdapat bahasa kias metomini, yakni /Ayo kita mencari Rano Karno yang hilang dicuri bimbingan belajar Yogyakarta waktu mengajak sekolah/. Rano Karno dalam lirik ini menggambarkan sosok yang peduli terhadap pendidikan. Pada 1992, Rano Karno membintangi sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Dalam sinetron tersebut, terlihat Rano Karno (sebagai Doel) memerankan tokoh orang miskin yang berjuang untuk menggapai cita-citanya mendapatkan gelar insinyur. Dalam ceritanya, Doel mempunyai pandangan bahwa pendidikan sangat penting karena dapat meningkatkan wawasan dan kualitas hidup seseorang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Apabila dikaitkan dengan lirik lagu TPD menandakan bahwa Pidibaiq ingin mencari tahu sosok Rano Karno yang dahulu dalam arti masih mementingkan orang yang kurang mampu dan mementingkan pendidikan terutama di sekolah. Selain itu, dampak bagi guru di sekolah juga tidak berfungsi lagi. Seharusnya, pekerjaan sekolah atau pekerjaan yang rumit dibahas oleh guru di sekolah malah justru dibahas oleh guru bimbingan belajar. Hal ini memberikan sebuah kesan bahwa guru di sekolah hanya memberikan pertanyaan pada siswanya dan yang membantu menjawab adalah guru di bimbingan belajar. Hal ini dapat membuat kinerja guru di sekolah menurun. Gaya bahasa metonimi juga terdapat pada lirik lagu Malin Kundang in Memorial, yakni pada larik /Malin Kundang kau kukenang selalu dan masih kusimpan puisimu/. Lagu tersebut terinspirasi dari sejarah Malin Kundang yang durhaka pada ibunya. Pidibaiq memilih mengambil sosok Malin Kundang sebagai tema lagunya karena Malin Kundang dianggap sangat popular dan menjadi ikon sebuah cerita tentang anak yang durhaka. Pidibaiq ingin menyampaikan bahwa keburukan seseorang sebenarnya baik untuk dipelajari. Lewat lagu ini, cerita Malin Kundang menjadi inspirasi terutama bagi anak-anak Indonesia agar tidak mengikuti jejak Malin Kundang. Pada larik lagu Chicha In Nostalgia juga terdapat gaya bahasa metonimi, yaitu pada larik /Chicha dimana kini engkau dahulu kau nyanyikan anjing kecilmu/. Pada larik lagu tersebut nama Chicha terinsipirasi dari Chicha Koeswoyo yang menyanyikan lagu Helly. Pidibaiq lagu mempertanyakan Chicha Koeswoyo yang dahulu pada masa kecil sempat terkenal tetapi saat ini karyanya justru tidak ada. Bukan sebatas sampai di situ, Pidibaiq juga menyinggung anak-anak seusia Chicha commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
yang ada pada zaman sekarang jarang bahkan tidak ada yang menyanyikan lagu anakanak. Chicha dalam larik lagu tersebut seakan menjadi sebuah ikon anak-anak yang membuat karya khusus untuk anak-anak. Maksud Pidibaiq adalah saat ini jarang seorang vokalis atau grup vokal anak kecil yang membawakan lagu anak kecil. Kebanyakan lagu-lagu dewasa yang banyak dinyanyikan anak kecil. Hal itu mengakibatkan anak-anak lebih cepat dewasa sebelum waktunya. Nama grup band Rolling Stone juga menjadi sebagai gaya bahasa metonimi yang terdapat pada bait ketiga di dalam lirik lagu Chica In Nostalgia, yakni /Kini aku sudah besar Rolling Stone laguku/. Rolling Stone adalah sebuah grup band rock Inggris yang terkenal sejak tahun 1960-an. Aliran musik Rolling Stone ini tentu jauh berbeda dengan aliran musik yang dibawakan oleh Chicha Kuswoyo. Aliran musik Rolling Stone lebih keras dan menggambarkan ciri yang lebih dewasa. Maksud Pidibaiq lagu mencantumkan nama Rolling Stone pada larik lagunya adalah sebagai tanda bahwa orang-orang yang sudah dewasa akan mendengarkan lagu yang keras, seperti aliran musik yang dibawakan oleh Rolling Stone. Pada lirik lagu Cita-citaku, Pidibaiq menggunakan nama Siti Nurbaya sebagai simbol dari pemaksaan, yakni dalam larik /Oh ibu jangan paksa aku, ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi/. Siti Nurbaya terinspirasi dari sebuah novel yang berjudul Siti Nurbaya karya Marah Roesli. Novel tersebut diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922. Dalam novel tersebut, Marah Roesli dipengaruhi oleh perselisihan kebudayaan Minangkabau dengan penjajah Belanda yang sudah menguasai Indonesia sejak abad ke-17. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Apabila dikaitkan dengan maksud gaya bahasa metonimi tersebut, maka penulis sebenarnya ingin menyampaikan rasa kecewanya terhadap keadaan. Keadaan yang dimaksud adalah takdir bahwa aku lirik adalah seorang lelaki. Aku lirik sebenarnya ingin menjadi seorang perempuan yang menurutnya mempunyai banyak kelebihan sehingga ada rasa keterpaksaan menerima keadaan menjadi seorang lelaki. Rasa keterpaksaan terhadap keadaan itulah digambarkan sebagai Siti Nurbaya. Pada lirik lagu Lagu Timur, Mike Tyson digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tangguh dalam larik /Jangan takut Mike Tyson, tuanya nanti parkinson/. Maksud Pidibaiq mencantumkan nama Mike Tyson dalam lagunya karena menggambarkan orang yang kuat dan dapat berkelahi. Sementara itu, dalam lagu ini Pidibaiq mengingatkan tidak boleh takut kepada orang yang kuat dan dapat berkelahi karena orang yang suka berkelahi mempunyai kelemahan, yaitu akan terkena penyakit parkinson. Penyakit parkinson ini berhubungan dengan petinju bernama Muhammad Ali. Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/neostriatum (Nuartha dalam Harsono, 2007: 329). Banyak petinju yang terkena penyakit parkinson karena pukulan berulang yang mungkin diterima mereka sepanjang karirnya. Gambaran klinis seseorang yang terkena penyakit parkinson akan mengalami gerakan fisik yang bertambah lambat dan terutama mengalami kesulitan pada gerakan motorik kompleks (Ginsberg, 2008: 102). Selain itu, Ginsberg (2008: 102-103) mengatakan postur tubuh akan semakin membungkuk ketika berjalan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Gemetaran pada tangan dan jari-jari masih dapat ditahan sejenak namun begitu perhatian dialihkan mulailah kembali gemetaran seolah-olah menghitung uang logam atau memulung pil (Harsono, 2007: 333). Hal tersebut dialami oleh Muhammad Ali bahkan sampai tidak dapat bergerak. Hal ini menandakan bahwa sekuat apa pun seseorang tetap memiliki kelemahan. Dengan demikian, dimungkinkan Mike Tyson yang berada dalam lirik tersebut sebagai salah satu perwakilan seorang petinju. c. Repetisi Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat gaya bahasa kias berupa repetisi pada kata /ayo/ yakni /Ayo kita ke sawah/, /Ayo kita mencari/, dan /Ayo kita sekolah/. Repetisi ini mempunyai maksud untuk mengajak dan menegaskan ajakan tersebut kepada seseorang. Tentu saja, hal yang diinginkan oleh Pidibaiq lagu adalah untuk mengingat dan memperjuangkan kembali tentang pertanian, musik, dan pendidikan di Indonesia. Banyak hal yang sebenarnya sudah dicuri secara perlahan, tetapi bangsa Indonesia tetap diam dan tidak peduli terhadap kondisi seperti itu. Gaya bahasa repetisi juga terdapat pada lirik lagu Malin Kundang In Memorial yakni pada larik /Masih aku ingat dahulu jaga gengsimu usir ibumu/ dan /Masih aku ingat dirimu kau dikutuk ibu menjadi batu/. Pengulangan frasa /Masih aku ingat…/ tersebut bertujuan mengingatkan kembali pada cerita rakyat Malin Kundang. Penulis berusaha memberikan pengantar lagu tentang peristiwa yang terjadi pada Malin Kundang. Hal yang terpenting adalah mengenai Malin Kundang yang mengusir ibunya dan dikutuk menjadi batu. Dengan diungkapkan cerita inti tentang Malin Kundang menggunakan gaya bahasa repetisi, maka pendengar lagu akan langsung terarah pada cerita Malin Kundang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Gaya bahasa repetisi lainnya yang terdapat pada lirik lagu Malin Kundang in Memorial adalah pada larik /kini, kini, kini, kini, engkau menjadi batu, batu, batu, batu sedang diriku menjadi babu/. Dalam larik di atas, penggunaan gaya bahasa repetisi digunakan untuk menegaskan rasa kecewa dan iri aku lirik terhadap Malin Kundang yang menjadi batu, sedangkan aku lirik menjadi babu. Rasa kekecewaan tersebut kurang terasa apabila tidak menggunakan gaya bahasa repetisi. Dalam lirik lagu Cita-citaku juga terdapat gaya bahasa repetisi, yakni pada kata /cita-citaku/ yang dapat ditemukan di bait 1 dan 4. Penggunaan gaya repetisi tersebut adalah menegaskan tentang keinginan aku lirik dalam larik yang sangat menggebu-gebu. Dalam hal ini, aku lirik menginginkan menjadi seorang wanita yang dalam pandangannya lebih baik menjadi seorang wanita daripada seorang pria. Wanita yang dimaksudkan di sini adalah wanita yang mencerminkan pribadi yang buruk. Gaya bahasa repetisi lainnya terdapat dalam lirik lagu Lagu Timur, yakni pada frasa /jangan takut/ ada bait 1 dan 3. Penggunaan gaya repetisi tersebut mempunyai maksud penegasan tentang rasa khawatir yang dimiliki oleh aku lirik terhadap tokoh /kau/. Dalam hal ini, aku lirik bertindak sebagai seorang ayah yang sedang menasihati tokoh /kau/ yang bertindak sebagai anak. Aku lirik tidak ingin melihat anaknya takut sehingga rasa khawatir tersebut diungkapkan dengan gaya bahasa repetisi. d. Litotes Gaya bahasa litotes terdapat pada larik /kini engkau menjadi batu sedang diriku menjadi babu/ dalam lirik lagu Malin Kundang In Memorial. Dalam larik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
tersebut, aku lirik merendahkan diri sekaligus menyindir Malin Kundang. Babu adalah sebutan untuk seorang pembantu. Biasanya, pembantu bekerja untuk membantu membereskan pekerjaan rumah tangga. Meskipun mempunyai gaji yang kecil, tetap saja pekerjaan yang halal dan menguntungkan orang lain. Sementara itu, Malin Kundang yang menjadi batu karena durhaka pada ibunya, justru adalah perbuatan yang keji. Dengan kata lain, penulis menyindir Malin Kundang melalui aku lirik bahwa menjadi seorang pembantu sebenarnya lebih mulia daripada seorang yang durhaka kepada ibunya dan dikutuk menjadi batu. e. Ekskalamasio Gaya bahasa tersebut terdapat pada lirik lagu Cita-citaku, yakni pada larik /oh Tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki/ dan /oh ibu jangan paksa aku, ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi/. Dalam larik tersebut, terdapat kata /oh/ sebagai ekspresi kecewa dan permintaan tolong untuk menangani permasalahan hidup aku lirik. Keadaan aku lirik yang tidak ingin menjadi laki-laki membuat aku lirik kecewa, maka diekspresikanlah rasa kecewa tersebut dengan larik lagu yang bersifat meminta tolong atau meratapi keadaan. Dengan menggunakan gaya bahasa ekskalamasio rasa kecewa tersebut, dapat disampaikan pada pendengar lagu. f. Retoris Gaya bahasa ini terdapat pada larik /Helly apakah kau masih hidup?/ dalam lirik lagu Chicha in Nostalgia. Gaya bahasa ini tidak menghendaki adanya jawaban dari pertanyaan tersebut. “Helly” dalam lirik tersebut berkaitan dengan lirik lagu yang dinyanyikan oleh Chicha Koeswoyo yang berjdul Helly. Helly digambarkan sebagai sosok anjing jinak yang gemar bermain dengan majikannya. Pertanyaan tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
merupakan pertanyaan sindiran yang jawabannya tidak dapat dijawab secara sempit tetapi lebih luas. Apabila dijawab dengan kata “hidup” atau “mati” tidak akan dapat menjawab dari inti pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang sebenarnya ingin diutarakan adalah “bagaimana perkembangan musik anak-anak saat ini?”.
2. Penyimpangan Arti a. Ambiguitas Ambiguitas merupakan kata-kata, frase, atau kalimat dalam puisi yang sering kali mempunyai arti ganda sehingga menimbulkan banyak tafsir atau ambigu (Pradopo, 1993: 213). Dengan ambiguitas, puisi memberi kesempatan kepada pembaca untuk memberikan arti sesuai dengan asosiasinya (Pradopo, 1993: 215). Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana ini mengandung unsur ambiguitas pada kata genderowo. Maksud pertama, genderowo diartikan sebagai sebuah hal yang mengerikan yang dapat menakuti para petani, yakni pandangan yang buruk terhadap profesi sebagai petani. Petani menganggap bahwa profesi petani tidaklah menguntungkan sehingga lebih memilih untuk mengganti profesi. Ditambah lagi lahan pertanian sudah banyak yang hilang membuat para petani kehilangan pekerjaannya. Para petani pun melakukan segala cara agar kehidupannya dapat lebih layak dari sebelumnya. Salah satunya yang dilakukan petani adalah merantau ke Jakarta. Maksud
kedua,
genderowo
diartikan
sebagai
sosok
yang
dapat
membahayakan para petani. Dalam hal ini adalah mafia pupuk yang merugikan para commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
petani. Mafia pupuk selalu menyelundupkan pupuk bersubsidi ke luar negeri atau mengganti label subsidi menjadi nonsubsidi dan menjualnya ke petani Indonesia dengan harga yang lebih mahal. Secara garis besar, mafia pupuk Indonesia adalah para pejabat tinggi kementerian pertanian baik dari tingkat menteri, dirjen, atau direktur yang membuat atau terlibat dalam kebijakan dan peraturan sektor pertanian khususnya pupuk. Selain itu, dapat dikatakan bahwa adanya keterlibatan dari pihak pejabat kementrian BUMN, para pemimpin dan anggota badan anggaran DPR, dan pihak aparat kepolisian. Para mafia tersebut dapat dikatakan berasal dari Jakarta, maka disebutlah genderowo dari Jakarta. b. Kontradiksi Kontradiksi, mengandung arti pertentangan yang disebabkan oleh paradoks dan/atau ironi. Dalam puisi atau lirik lagu terdapat ironi, yaitu salah satu cara menyampaikan maksud dengan secara berlawanan atau berkebalikan. Ironi biasanya digunakan untuk mengejek atau menyindir sesuatu yang keterlaluan (Pradopo, 1993: 215-216). Paradoks merupakan pernyataan yang tampaknya berlawanan dalam dirinya sendiri, atau bertentangan dengan pendapat umum, jika dilihat lebih dalam sesungguhnya mengandung suatu kebenaran (Sudjiman, 1990: 59). Kontradiksi terdapat pada larik /Aku bangga pernah bersamamu mungkinkah terkenal bila tak durhaka/ dalam lirik lagu Malin Kundang In Memorial. Kata /bangga/ dalam larik di atas tidak menunjukkan rasa bangga terhadap Malin Kundang yang durhaka pada ibunya. Aku lirik menyindir Maling Kundang yang dapat terkenal, karena perilaku buruk. Maksud yang sebenarnya bahwa aku lirik lebih bangga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
terhadap orang yang berhasil terkenal dengan perilaku yang baik atau tidak terkenal tetapi mempunyai prilaku yang baik daripada terkenal dengan status yang buruk. Kontradiksi juga ditunjukkan dalam lirik lagu Cita-citaku yakni, /Seandainya aku boleh memilih sebelum dilahirkan, betapa enak menjadi perempuan tinggal membuka aurat lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya/. Dalam larik lagu di atas, Pidibaiq menggunakan kontradiksi untuk menyinggung pihak wanita yang menjual tubuhnya hanya untuk mendapatkan harta atau memanfaatkan seorang pria. Ungkapan tersebut mempunyai sifat yang mengecam dan menertawakan kebiasaan pihak lain. Kata /enak/ dalam larik tersebut bukan makna yang sebenarnya, tetapi memiliki arti berlawanan. Tindakan wanita yang memanfaatkan tubuhnya agar dapat memperbudak pria justru dianggap hal yang buruk oleh Pidibaiq. Apabila digabungkan dengan larik-larik yang utuh, maka sebenarnya Pidibaiq lewat aku lirik, berpandangan bahwa seseorang harus menghargai dirinya sendiri sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan. . 3. Penciptaan Arti Penciptaan arti dalam analisis ini meliputi rima (persamaan bunyi akhir), enjambemen (pemutusan kata/frase di ujung baris dan meletakan sambungannya pada baris berikutnya), tipografi (penyusunan baris dan bait sajak), atau ekuivalensiekuivalensi makna di antara persamaan posisi dalam bait (homologies). a. Rima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Rima umumnya ditandai dengan abjad, misalnya ab-ab; cde-cde; a-a, dan lain-lain. Penandaan selalu dimulai dengan huruf a, dan setiap bunyi berikutnya yang berbeda ditandai dengan urutan abjad: b, c, d, e dan seterusnya (Atmazaki, 1993: 80). 1. Lirik Ayo Kita Kemana
Pola Rima
Ayo kita ke sawah Mencari petani yang hilang Diculik genderowo dari Jakarta Sore hari saat berenang
a b c b
Ayo kita mencari Diana anak paman petani Diculik grup musik dari Jakarta Dirayu cincin mata jeli
d d e d
Ayo kita sekolah Mencari Rano Karno yang hilang Dicuri bimbingan belajar YogyakarTa waktu mengajak sekolah
a b f a
Pada bait pertama lirik lagu Ayo Kita Kemana, pola rima terlihat tidak beraturan yaitu a-b-c-b. Pada bait kedua terdapat tiga pola yang sama dan satu yang berbeda yaitu d-d-e-d. Pada bait ketiga hanya dua pola yang sama yaitu a-b-f-a. Dalam
sebuah
puisi
biasanya
menggunakan
bunyi
yang
dapat
menggambarkan perasaan Pidibaiq atau suasana di sekitarnya. Hal ini biasa digunakan Pidibaiq secara sadar. Suyitno (2009: 84) mengatakan bahwa lambang bunyi berhubungan dengan suasana hati atau jiwa. Suasana hati yang riang, senang dilukiskan dengan bunyi vokal i, a-i, u-i, dan bunyi konsonan k, p, t, s, dan f. Pada bait pertama, penulis sepertinya ingin menonjolkan huruf vokal (a) di belakang larik sehingga bunyinya mempunyai persamaan yaitu /sawah/, /hilang/, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
/Jakarta/, dan /berenang/. Pada bait kedua juga terlihat mempunyai bunyi huruf vokal (i) yang sama pada akhir larik, yaitu /mencari/, /petani/, dan /jeli/, meskipun hanya satu yang memiliki vokal (a) yaitu /Jakarta/. Sementara itu, pada bait ketiga mempunyai bunyi huruf vokal (a) yang sama pada akhir larik yaitu /sekolah/, /hilang/, /Yogyakar/, dan /sekolah/. Ayo kita ke sawah Mencari petani yang hilang Diculik genderowo dari Jakarta Sore hari saat berenang Ayo kita mencari Diana anak paman petani Diculik grup musik dari Jakarta Dirayu cincin mata jeli (Pidibaiq, 2004)
Melihat bunyi vokal yang terdapat dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana di dominasi dengan bunyi vokal a dan I, maka dapat disimpulkan bahwa lagu tersebut menggambarkan suasana hati yang senang, semangat, dan riang. Apabila dikaitkan dengan makna lagu yang bersifat persuasif, maka dapat dikatakan bahwa suasana hati Pidibaiq sangat antusias untuk mengajak banyak orang untuk ikut bersamanya melakukan sesuatu. Dalam lirik lagu tersebut juga terdapat pola asonansi dan aliterasi yang dibangun secara rapi. Aliterasi didominasi dengan konsonan ng dan h, sedang asonansi didominasi dengan vokal a dan i. Pola asonansi dan aliterasi yang baik membuat lirik lagu bukan hanya sebagai hiasan semata, tetapi mengandung pola estetika. Pemanfaatan asonansi dan aliterasi ini juga dapat memperdalam pengertian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Secara umum lirik lagu akan selalu menyesuaikan nada dan lantunan musiknya. Apabila bait dan baris tidak tersusun dengan rapi, maka yang terjadi kata yang diucapkan tidak tepat sesuai dengan temponya. Suku kata dalam lirik lagu juga akan diatur sedemikian rupa agar dapat terdengar merdu di telinga penikmat musik. Dengan kata lain, secara tipografi umumnya sebuah lirik lagu akan dirapikan agar mudah untuk dinyanyikan. Sama halnya tipografi dalam keseluruhan lirik lagu TPD pada album ONCSMN ini. Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana pada bait pertama, kedua, dan ketiga memiliki empat baris. Semua bait tersusun dengan rapi dan pada bait ketiga terdapat enjambemen pada kata /Yogyakar-ta/ dengan maksud agar tipografi dan susunan kata tetap rapi dan sesuai dengan tempo pada lagu. Jumlah suku katanya juga tidak jauh berbeda pada setiap baris dalam bait. Pada baris pertama terdapat 7 suku kata, pada baris kedua terdapat 9-10 suku kata, pada baris ketiga terdapat 11-12 suku kata, dan pada baris keempat terdapat 8-9 suku kata. Ada beberapa homolog yang diciptakan Pidibaiq dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana. Pada semua bait terdapat pengulangan frasa, yaitu /ayo kita/. Hal itu menciptakan sebuah korespondensi. Kegunaan korespondensi adalah untuk menambah kebagusan sajak menggunakan perulangan susunan baris sajak pada baris lain (Pradopo, 1993: 220). Ayo kita ke sawah Ayo kita mencari Ayo kita sekolah (Pidibaiq, 2004) Irama dalam lirik lagu ini dapat dibilang teratur karena setiap bait memiliki jumlah suku kata yang sama dan baris yang hampir sama. Jumlah suku kata yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
sama membuat laur suara juga menjadi tetap sehingga pergantian iramanya tetap dan teratur. Pergantian irama yang tetap ini disebut irama metrum. Dengan menggunakan irama yang tetap seperti ini, maka lagu pun akan lebih mudah dipahami. Nada dalam lirik lagu ini merupakan nada semangat sehingga membuat suasana hati pembaca atau pendengar akan menjadi riang dan gembira. Hal ini dikarenakan Pidibaiq mempunyai sikap bersemangat terhadap pendengar lagunya. Jika lagu ini dibaca secara keras dan penuh semangat, maka irama dan permainan bunyi akan terasa mengasyikan. Rangkaian vokal dan konsonannya disusun dan disesuaikan dengan baik oleh Pidibaiq. Jumlah suku kata, baris dan bait yang sama membuat pengucapan iramanya mudah dinyanyikan dan mudah didengar sehingga dapat menarik banyak orang untuk mendengarkan lagu tersebut. 2. Lirik Lagu Malin Kundang In Memorial
Pola Rima
Masih aku ingat dahulu Jaga gengsimu, usir ibumu Masih aku ingat dirimu Kau dikutuk ibu, menjadi batu
a a a a
Malin kundang kau kukenang selalu Dan masih kusimpan puisimu Malin kundang buruk nian nasibmu Sebab durhaka pada ibumu
a a a a
Kini engkau menjadi batu Hatiku pilu mengenang dirimu
a a
Malin kundang kau kukenang selalu Dan masih kusimpan puisimu Malin kundang buruk nian nasibmu Sebab durhaka pada orang tuamu
a a a a
Malin kundang kini kau terkenal
b commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Banyak buku beraedar tentangmu Aku bangga pernah bersamamu Mungkinkah terkenal jika tak durhaka
a a c
Kini kini kini kini engkau menjadi batu batu batu batu Sedang diriku menjadi babu
a a
Malin kundang kini kau terkenal Banyak buku beraedar tentangmu Aku bangga pernah bersamamu Mungkinkah terkenal jika tak durhaka
b a a c
Pada lirik lagu Malin Kundang In Memorial banyak terdapat kesamaan vokal dan rima pada akhir lirik. Pada bait pertama, pola rimanya adalah a-a-a-a dan menggunakan bunyi vokal (u), yaitu /dahulu/, /ibumu/, /dirimu/, dan /batu/. Sama dengan bait pertama, bait kedua pun menggunakan pola rima yang sama, yaitu a-a-a-a dan menggunakan bunyi vokal (u) pada akhir kalimat berupa /selalu/, /puisimu/, /nasibmu/, dan /ibumu/. Pada bait ketiga, menggunakan pola rima a-a-a-a dan bunyi vokal (u), yaitu /batu/, dan /dirimu/. Pada bait keempat menggunakan pola rima a-a-a-a dan bunyi vokal (u) yaitu /selalu/, /puisimu/, /nasibmu/, dan /tuamu/. Pada
bait
kelima
dan
ketujuh
mengalami
pengulangan
sehingga
menggunakan pola rima yang sama. Namun, berbeda dengan bait sebelumnya pada bait kelima dan ketujuh menggunakan pola rima b-a-a-c dan bunyi vokal (a) dan (u), yaitu /terkenal/, /tentangmu/, /bersamamu/, dan /durhaka/. Masih aku ingat dahulu Jaga gengsimu, usir ibumu Masih aku ingat dirimu Kau dikutuk ibu, menajadi batu (Pidibaiq, 2004) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Dalam lirik lagu Malin Kundang in Memorial ini Pidibaiq sering menggunakan bunyi vokal (u) pada akhir larik. Asonansi pada setiap larik pun tertata rapi dan menghasilkan irama yang teratur. Bunyi vokal yang didominasi oleh vokal a dan u menggambarkan suasana hati yang ceria. Namun, apabila ditinjau dari segi sikap Pidibaiq terhadap pendengar, maksud dari rima tersebut adalah sebuah ungkapan sindiran dengan ekspresi yang menggembirakan. Suasana hati tersebut akan menimbulkan kesan jengkel sekaligus menarik perhatian pendengar lagu. Kini kini kini kini engkau menjadi batu batu batu batu Sedang diriku menjadi babu Pada bait keenam, Pidibaiq mengulang kata /kini/ sebanyak 4 kali dan /batu/ sebanyak 4 kali dengan tujuan mempertegas makna dan menempatkan lirik tersebut pada irama saat bermain musik agar ketukan dan nada sesuai sehingga menimbulkan pola estetika. Tujuan pengulangan kata tersebut memberi kesan mengejek atau menyindir seseorang (dalam hal ini tokoh Malin Kundang). Susunan tipografi pada lirik lagu Malin Kundang in Memorial ini terbilang cukup rapi karena memiliki bait dan baris yang sama. Pada lirik lagu tersebut terdapat 7 bait. Pada bait pertama, kedua, keempat, kelima, dan ketujuh memiliki 4 baris. Pada bait ketiga dan keenam memiliki 2 baris. Jumlah suku kata pun disesuaikan dengan tempo lagu yang akan mengiringi lirik lagu tersebut sehingga memiliki persamaan pada beberapa bait. Pada bait pertama, baris pertama, kedua, dan ketiga memiliki 9 suku kata, sedangkan pada baris commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
keempat memiliki 11 suku kata. Pada bait kedua, baris pertama, ketiga, dan keempat memiliki 11 suku kata, sedangkan pada baris kedua memiliki 9 suku kata. Jumlah suku kata pada bait kedua sama dengan bait keempat, kelima, dan ketujuh. Pada bait ketiga memiliki dua baris. Baris pertama memiliki 9 suku kata dan baris kedua memiliki 11 suku kata. Terakhir, pada bait keenam memiliki 2 baris. Baris pertama memiliki 21 suku kata dan baris kedua memiliki 10 suku kata. Lirik lagu Malin Kundang terlihat lebih rapi dari segi penataan bunyi vokal akhir jika dibandingkan dengan lirik lagu Ayo Kita Kemana. Pola rimanya tidak terlalu bervariasi, tersusun dari a, b, dan c dan lebih memiliki unsur estetika yang tinggi daripada lirik lagu Ayo Kita Kemana yang memiliki pola rima yang bervariasi sehingga dalam segi bunyi vokal tidak begitu dipentingkan. Kedua lirik lagu tersebut memiliki persamaan pada makna lagu, yaitu menyindir pihak lain hanya saja lirik lagu Ayo Kita Kemana lebih menyampaikan ajakan untuk mengubah pola hidup sedangkan lirik Malin Kundang lebih menyampaikan rasa bangga sekaligus kecewa terhadap pihak lain.
Lirik Chicha In Nostalgia
Pola Rima
Chicha dimana kini engkau Dahulu kau nyanyikan lagu Tentang anjing kecilmu
a b b
Helly apakah kau masih hidup? Dahulu kau berlari-lari Kuingat guk-guk-guk suaramu
c d b commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Kini aku sudah besar Rolling Stone laguku Kini kau pun sudah besar Apa dong lagumu?
e b e b
Chicha apakah kau menyesal Dahulu kau lucu sekali Sudah besar jadi begitu
f d b
Kini aku sudah besar Rolling Stone posterku Kini kau pun sudah besar Apa dong postermu?
e b e b
Kini aku sudah besar Inilah laguku Kini kau pun sudah besar Mana dong lagumu?
e b e b
Kini aku sudah besar Rolling Stone laguku Kini kau pun sudah besar Apa dong lagumu?
e b e b
Lirik lagu Chicha in Nostalgia menceritakan tentang sosok Chicha dan anjing kecilnya yang sudah lama tidak terdengar lagi keberadaannya sehingga aku lirik mencari keberadaannya. Suyitno (2009: 84) mengatakan bahwa bunyi vokal e, o, dan u terasa berat dan rendah sehingga lebih cocok melukiskan perasaan jiwa yang sedang tertekan atau gelisah. Dapat dilihat dalam bait pertama yang semua akhir dalam lariknya mempunyai vokal (u) sehingga melukiskan sebuah kegelisahan. Dalam hal ini, kegelisahan tersebut dikarenakan kehilangan sesuatu yang aku lirik rindukan, yaitu Chica dan anjing kecilnya bernama Helly. Helly dalam larik tersebut berhubungan dengan lagu yang pernah dinyanyikan oleh Chicha. Dengan kata lain, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
larik-larik tersebut bukan hanya merindukan seseorang, melainkan juga merindukan lagu dari orang yang dirindukan itu. Chicha dimana kini engkau Dahulu kau nyanyikan lagu Tentang anjing kecilmu (Pidibaiq, 2004)
Pola rima pada bait pertama adalah a-b-b dengan bunyi vokal (au) dan (u) pada bagian akhir. Pada bait kedua, pola rimanya adalah c-d-b dengan bunyi vokal (u) dan (i) pada bagian akhir. Bait ketiga, pola rimanya adalah e-b-e-b dengan bunyi vokal (a) dan (u) pada bagian akhir. Kemudian, bait keempat pola rimanya adalah f-db dengan bunyi vokal (a), (i), dan (u) pada bagian akhir. Bait kelima, keenam, dan ketujuh mempunyai persamaan dengan bait ketiga. Tipografi pada lirik lagu Chicha in Nostalgia cukup rapi karena memiliki bait-bait yang jumlah baris dan suku katanya yang seimbang. Pada bait pertama memiliki 3 baris. Pada baris pertama dan kedua memiliki 9 suku kata, sedangkan pada baris ketiga memiliki 7 suku kata. Pada bait kedua memiliki 3 baris. Pada baris pertama dan kedua memiliki 9 suku kata, sedangkan pada baris ketiga memiliki 10 suku kata. Pada bait ketiga terdapat 4 baris. Baris pertama dan ketiga memiliki 8 suku kata, sedangkan baris kedua dan keempat memiliki 6 suku kata. Jumlah ini serupa dengan bait kelima, keenam, dan ketujuh. Pada bait keempat memiliki 3 baris dan semuanya memiliki 9 suku kata. Dengan jumlah bait, baris, dan suku kata yang hampir serupa, maka dapat disimpulkan bahwa dalam lirik lagu Chicha in Nostalgia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
ini memiliki susunan tipografi yang rapi untuk menyesuaikan tempo dan nada lagu yang mengiringinya.
3. Lirik Cita-citaku
Pola Rima
Cita-citaku ingin menjadi Polwan, mana mungkin aku hanya lelaki Oh Tuhan tolong hambamu, aku tak sudi jadi Bapak Polwan Cita-citaku ingin jadi Bu Ahmad mana mungkin aku hanya lelaki Oh ibu jangan paksa aku, aku tak sudi jadi Bapak Ahmad
a b a c
Sedih hatiku sedih terlahir sebagai seorang lelaki Oh tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki Oh ibu jangan paksa aku ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi
a a a
Seandainya aku boleh memilih sebelum dilahirkan Betapa enak menjadi perempuan Tinggal membuka aurat Lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya
b b d e
Cita-citaku ingin menjadi tomboi mana mungkin aku hanya lelaki Oh tuhan tolong hambamu aku tak sudi jadi lelaki tomboi Cita-citaku ingin jadi lesbian mana mungkin aku hanya lelaki Oh Ibu jangan paksa aku, aku tak sudi menjadi homoseks
a f a g
Sedih hatiku sedih terlahir sebagai seorang lelaki Oh tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki Oh ibu jangan paksa aku ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi
a a a
Ingat perjuangan belum selesai maka dari itu...
h
Sedih hatiku sedih terlahir sebagai seorang lelaki Oh tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki Oh ibu jangan paksa aku ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi
a a a
Dimana ada kemauan di situ ada jalan Dimana ada kemaluan,di sini ada persoalan...
b b
Pola rima dalam lirik lagu Cita-citaku pada bait pertama adalah a-b-a-c dengan bunyi vokal pada bagian akhirnya (i) dan (a). Pada bait kedua, bunyi vokal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
didominasi dengan fonem (i) dan pola rimanya adalah a-a-a. Pada bait ketiga, bunyi vokal didominasi dengan fonem (a) dan pola rimanya adalah b-b-d-e. Lalu, pada bait keempat pola rimanya adalah a-f-a-g dan terdapat bunyi vokal (a), (o), dan (i) pada bagian akhirnya. Pada bait kelima mempunyai persamaan pola rima dan bunyi vokal dengan bait kedua dan ketujuh. Pada bait keenam hanya ada satu larik karena memiliki nada yang berbeda dengan yang lainnya mempunyai pola rima h dan bunyi vokal (u). Pada bait kedelapan, pola rimanya adalah b-b dengan bunyi vokal pada bagian akhir (a). Lirik Lagu Timur
Pola Rima
Jangan takut preman, preman juga makan nasi Jangan takut polisi, kalau tidur kita gilas Jangan takut tentara, tentara juga punya istri Jangan takut Mike Tyson, tuanya nanti Parkinson Jangan takut Mak Lampir, Mak Lampir itu Farida Pasha Jangan takut tetangga, rumah kita pakai pagar
a b a c d e
Takutlah jika kau dibenci Dijauhi teman-teman Sepi hidupmu sendiri
a f a
Jangan takut ibu, ibu uangnya dari ayah Jangan takut tidak naik kelas, tinggal pindah sekolah Jangan takut monster, monster galak luarnya doang Jangan takut neraka, banyak ibadah masuk surga
g g h d
Pola rima lirik lagu Lagu Timur pada bait pertama adalah a-b-a-c-d-e. Bait pertama vokal (i) dan (a) mendominasi seperti pada kata preman, tentara, nasi, gilas, polisi, istri, parkinson, Mak Lampir, dan pagar. Bunyi vokal di lirik ini tidak terjadi pengulangan, seperti lirik lagu sebelumnya. Lirik lagu ini memiliki bunyi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
bervariasi sehingga dari segi bunyi kurang berpengaruh terhadap puisi tersebut. Pidibaiq tidak terlalu peduli dengan bunyi yang serupa, tetapi hanya terpaku terhadap pengulangan frasa seperti pada kata /Jangan Takut/. Persamaan bunyi satu-satunya yang ditemukan adalah pada larik /Jangan takut Mike Tyson, tuanya nanti Parkinson/ yang mengulang bunyi vokal (o). Pada bait kedua, pola rimanya adalah a-f-a dengan bunyi vokal yang dominan (i) dan (a), sedangkan pada bait ketiga, pola rimanya adalah g-g-h-d dengan bunyi vokal (a) yang dominan. Dalam bait ketiga, terdapat pengulangan bunyi vokal yang terjadi pada larik pertama dan kedua, yaitu bunyi vokal (a) dan pola rima g yang berada pada kata /ayah/ dan /sekolah/. Jangan takut ibu, ibu uangnya dari ayah Jangan takut tidak naik kelas, tinggal pindah sekolah (Pidibaiq, 2004)
b. Enjambemen Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana tersebut terdapat penyesuaian lirik lagu dengan nada lagu sehingga membuat tipografi dalam lirik lagu tersebut memiliki kesamaan suku kata di setiap barisnya. Dapat terlihat jelas pada bait ketiga pada kata Yogyakarta, tetapi penulisannya dipisah menjadi Yogyakar-Ta. Hal itu disebabkan oleh penyesuaian lirik pada ketukan dan nada lagu. Apabila penulisannya digabung, maka pengucapan dan intonasi dalam menyanyikan lagu menjadi kurang tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
B. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Pembacaan heuristik mengenai makna yang dibaca sesuai dengan bahasa yang normatif, sedangkan pembacaan hermeneutik mengenai arti yang mengacu pada hal-hal yang terjadi di luar teks.
1. Lirik Lagu Ayo Kita Kemana a. Pembacaan Heuristik Ayo kita (pergi) ke sawah (untuk) mencari petani yang hilang (karena) diculik genderowo dari Jakarta (pada) sore hari saat (dia) berenang. Ayo kita mencari Diana anak paman petani (yang) diculik oleh grup musik dari Jakarta (dengan cara) dirayu (menggunakan) cincin mata jeli. Ayo kita (berangkat) ke sekolah untuk mencari Rano Karno yang hilang (karena dia telah) dicuri (diculik) bimbingan belajar Yogyakarta waktu (saat) dia megajak (kita) sekolah.
b. Pembacaan Hermeneutik Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat tiga aspek yang disinggung oleh Pidibaiq, yaitu mengenai sektor pertanian Indonesia, musik, dan pendidikan. Dalam lirik tersebut, kata-katanya diolah agar mudah diterima oleh pendengar. Dengan hanya mendengar sekali saja, pendengar akan dapat mengerti maksud dari larik tersebut. Namun, apabila diteliti lebih lanjut terdapat pesan dan maksud tersembunyi yang berada di dalamnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Ayo kita ke sawah Mencari petani yang hilang Diculik genderowo dari Jakarta Sore hari saat berenang (Pidibaiq, 2004)
Pada larik pertama, aku lirik seperti mengajak pendengarnya untuk pergi ke sawah. /Sawah/ yang dimaksud adalah bukan arti yang sebenarnya. Sawah berkaitan erat dengan bidang pertanian. Dapat diartikan bahwa Pidibaiq ingin mengajak pendengarnya untuk melihat masalah yang terjadi di dalam bidang pertanian. Masalah yang terjadi dapat dilihat pada larik kedua bahwa terdapat petani yang hilang. Petani yang hilang mempunyai dua kemungkinan arti. Pertama, petani tidak ingin bekerja menjadi petani karena profesi tersebut dianggap tidak ekonomis, kurang produktif, dan tidak dapat menyejahterakan kaum tani. Keadaan tersebut mengakibatkan profesi petani mengalami penurunan minat sehingga banyak orang yang berpindah profesi. Dengan begitu, petani menjadi /hilang/ atau pindah ke profesi lainnya. Kedua, genderowo (dalam larik ketiga) diartikan sebagai sosok yang dapat membahayakan para petani. Dalam hal ini adalah mafia pupuk yang merugikan para petani. Mafia pupuk selalu menyelundupkan pupuk bersubsidi ke luar negeri atau mengganti label subsidi menjadi nonsubsidi dan menjualnya ke petani Indonesia dengan harga yang lebih mahal. Secara garis besar, mafia pupuk Indonesia adalah para pejabat tinggi kementerian pertanian baik dari tingkat menteri, dirjen, atau direktur yang membuat atau terlibat dalam kebijakan dan peraturan sektor pertanian, khususnya pupuk. Selain itu, dapat dikatakan bahwa adanya keterlibatan dari pihak pejabat kementrian BUMN, para pemimpin dan anggota badan anggaran DPR, dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
pihak aparat kepolisian. Para mafia tersebut dapat dikatakan berasal dari Jakarta, maka disebutlah genderowo dari Jakarta. Ayo kita mencari Diana anak paman petani Diculik grup musik dari Jakarta Dirayu cincin mata jeli (Pidibaiq, 2004) Pada bait kedua, Pidibaiq juga mengajak untuk mencari Diana anak paman petani. Pada bait ini, sulit apabila menganalisis secara hermeneutik tanpa meninjau teks lain yang berisi di dalamnya. /Mencari Diana anak petani/ yang dimaksud apabila dianalisis untuk menemukan artinya, maka Pidibaiq ingin mengajak pendengarnya untuk mencari tahu Diana anak paman petani. Namun, apabila langsung dikaitkan dengan teks lain, maka maksudnya akan dapat diungkapkan. Kata /Diana/ dan /dirayu cincin mata jeli/ dalam bait tersebut diambil dari lirik lagu Diana karya Koes Plus. Lirik tersebut menyinggung tentang masalah industri musik di Indonesia. Koes Plus dalam pandangan Pidibaiq, memiliki ide yang baik dalam membuat sebuah lagu. Koes Plus mengarang lagu dengan sederhana, tetapi ceritanya mengena. Seperti yang ada pada lirik lagu Diana. Ayo kita sekolah Mencari Rano Karno yang hilang Dicuri bimbingan belajar YogyakarTa waktu mengajak sekolah (Pidibaiq, 2004)
Sama halnya pada bait sebelumnya bahwa Pidibaiq ingin mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu. Larik pertama pada bait ini mengajak pendengar untuk pergi ke sekolah. Seorang yang belajar di sekolah berkaitan dengan pendidikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Artinya, Pidibaiq mengajak pendengar agar peka terhadap sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satu masalah yang terjadi adalah yang diungkapkan pada larik kedua dan ketiga, yaitu Rano Karno yang menghilang karena dicuri oleh bimbingan belajar Yogyakarta. Hal ini juga harus dikaitkan dengan teks lainnya yang berhubungan. Jika tidak dikaitkan dengan teks lain, maka masalah yang terjadi hanya sebatas hilangnya seseorang di sekolah. Rano Karno dalam lirik ini menggambarkan sosok yang peduli terhadap pendidikan. Pada 1972, Rano Karno membintangi film Si Doel Anak Sekolahan. Dalam sinetron tersebut, terlihat Rano Karno (sebagai Doel) memerankan tokoh orang miskin yang berjuang untuk menggapai cita-citanya mendapatkan gelar insinyur. Dalam ceritanya, Doel mempunyai pandangan bahwa pendidikan sangat penting karena dapat meningkatkan wawasan dan kualitas hidup seseorang. Apabila dikaitkan dengan lirik lagu TPD menandakan bahwa Pidibaiq ingin mencari tahu sosok Rano Karno yang dahulu masih mementingkan orang yang kurang mampu dan mementingkan pendidikan terutama di sekolah, tetapi sekarang malah mementingkan pendidikan yang diajarkan di bimbingan belajar. Hal itu membuat guru di sekolah menjadi tidak berfungsi lagi. Seharusnya, pekerjaan sekolah atau pekerjaan yang rumit dibahas oleh guru di sekolah malah justru dibahas oleh guru bimbingan belajar. Hal ini memberikan sebuah kesan bahwa guru di sekolah hanya memberikan pertanyaan pada siswanya dan yang membantu menjawab adalah guru di bimbingan belajar. Hal ini dapat membuat kinerja guru di sekolah menurun. Selengkapnya akan dibahas di dalam bab Hipogram. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
2. Lirik Lagu Malin Kundang in Memorial a. Pembacaan Heuristik Masih aku (aku masih) ingat dahulu (ketika kamu) (men-) jaga gengsimu (dan) (meng-) usir ibumu. Masih aku (aku masih) ingat dahulu (ketika) kau dikutuk ibu menjadi batu. Malin Kundang, kau kukenang selalu dan masih kusimpan puisimu. Malin Kundang, buruk nian nasibmu sebab durhaka pada ibumu. Kini engkau menjadi batu. Hatiku pilu mengenang dirimu. Malin Kundang, kau kukenang selalu dan masih kusimpan puisimu. Malin Kundang, buruk nian nasibmu sebab durhaka pada ibumu. Malin Kundang, kini kau terkenal (sehingga) banyak buku beredar tentangmu. Aku bangga pernah bersamamu. Mungkinkah (apakah aku dapat) terkenal jika tak durhaka? Kini engkau sudah menjadi batu, sedangkan diriku hanya menjadi babu. Malin Kundang, kini kau terkenal (sehingga) banyak buku beredar tentangmu. Aku bangga pernah bersamamu. Mungkinkah (apakah aku dapat) terkenal jika tak durhaka?
b. Pembacaan Hermeneutik Lirik lagu Malin Kundang In Memorial menceritakan tentang aku lirik yang mempunyai perasaan kesal, bangga, dan iri terhadap Malin Kundang. Rasa kesal aku lirik adalah Malin Kundang terlalu menjaga gengsinya hingga mengusir ibunya sendiri. Terlihat pada larik pertama dan kedua pada bait pertama, yakni /Masih aku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
ingat dahulu/ dan /jaga gengsimu usir ibumu. Rasa bangga aku lirik adalah Malin Kundang dapat terkenal, meskipun dia telah mengusir ibunya dan menjadi batu. Terlihat pada larik pertama dan kedua pada bait kelima, yakni /Malin Kundang kini kau terkenal/ dan /banyak beredar buku tentangmu/. Aku lirik juga masih mengingat Malin Kundang dan menjaga puisinya, seperti pada larik pertama dan kedua pada bait keempat, yakni /Malin Kundang kau kukenang selalu/ dan /dan masih kusimpan puisimu/. Namun, aku lirik menaruh perasaan iri karena perbuatan buruk Malin Kundang menjadikannya “terkenal” (dalam arti yang negatif), sedangkan aku lirik hanya dapat menjadi pembantu. Terlihat pada larik pertama dan kedua pada bait keenam yakni /Kini kini kini kini engkau menjadi batu batu batu batu/ dan /sedang diriku menjadi babu/. Penjelasan lebih detail akan dibahas pada paragraf selanjutnya. Masih aku ingat dahulu Jaga gengsimu, usir ibumu Masih aku ingat dirimu Kau dikutuk ibu, menajadi batu (Pidibaiq, 2004)
Pada larik pertama dan kedua dalam bait pertama menjelaskan bahwa aku lirik masih mengingat perbuatan “kau” (atau dalam arti Malin Kundang) terhadap Ibunya. Malin Kundang menganggap ibunya adalah orang miskin yang tidak setara dengan dirinya yang saat itu sudah mapan. Malin Kundang merasa malu mempunyai ibu yang miskin sehingga dia tega mengusir ibunya. Aku lirik berusaha mengingat kembali kejadian tersebut dengan menekankan kata /masih/. Pada tatanan bahasa yang wajar larik yang seharusnya adalah /aku masih ingat dahulu/ tetapi Pidibaiq menekankan kata /masih/ pada awal larik yang membuat kejadian pada larik tersebut dianggap penting.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Kata /masih/ itu pun terulang larik ketiga yang membuatnya semakin penting. Pada larik keempat menjelaskan kembali bahwa Malin Kundang dikutuk menjadi batu setelah diusir ibunya. Alasan memakai diksi seperti itu selain karena membuatnya penting, tetapi juga membuat pendengar penasaran akan larik selanjutnya. Pada bait pertama tidak dijelaskan bahwa “kau” adalah Malin Kundang sehingga
Pidibaiq
berusaha
mengarahkan
pendengar
untuk
menyamakan
pemikirannya. Pendengar dibuat penasaran tentang seseorang yang mengusir ibunya (larik kedua) dan dikutuk ibunya menjadi batu (larik keempat). Jadi, larik pertama menegaskan larik kedua, dan larik ketiga menegaskan larik keempat. Malin kundang kau kukenang selalu Dan masih kusimpan puisimu Malin kundang buruk nian nasibmu Sebab durhaka pada ibumu (Pidibaiq, 2004) Pada larik pertama dan kedua dalam bait kedua baru diungkapkan bahwa “kau” adalah Malin Kundang. Pada larik kedua, dijelaskan aku lirik menyimpan puisi Malin Kundang. Dalam hal ini, Pidibaiq membuat aku lirik seperti akrab dan benarbenar mempunyai ikatan persahabatan dengan Malin Kundang sehingga perasaan kesal, iri, dan bangga aku lirik akan lebih mendalam. Hal tersebut memunculkan rasa iba aku lirik terhadap keadaan sahabatnya yang durhaka pada ibunya, dijelaskan pada larik ketiga dan keempat dalam bait kedua. Kini engkau menjadi batu Hatiku pilu mengenang dirimu (Pidibaiq, 2004)
Pada bait ketiga, Pidibaq juga menekankan kembali perasaan aku lirik terhadap Malin Kundang yang merasa sedih mengenang nasibnya. Kata /mengenang/ commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
menandakan bahwa aku lirik sudah bersama-sama dengan Malin Kundang sebelum Malin Kundang menjadi batu. Hal ini menunjukan kedekatan Malin Kundang dan aku lirik. Bait keempat merupakan pengulangan bait kedua. Bait tersebut merupakan sebuah refrain. Dalam lagu, refrain adalah bagian inti dari sebuah lagu, biasanya berisi kesimpulan atau plot twist, jika tidak terdapat interlude pada lagu maka bagian ini berfungsi sebagai klimaks pada lagu tersebut. Malin kundang kini kau terkenal Banyak buku beredar tentangmu Aku bangga pernah bersamamu Mungkinkah terkenal jika tak durhaka (Pidibaiq, 2004)
Pada larik pertama dan kedua dalam bait kelima menceritakan tentang Malin Kundang yang sudah terkenal karena perbuatannya yang durhaka pada ibunya. Buku tentang Malin Kundang bahkan dijadikan bahan pelajaran untuk siswa-siswa sekolah dasar. Kata /terkenal/ di atas mempunyai arti yang negatif dan dapat diganti dengan kata /tercemar/. Terkenal dapat dikatakan bahwa seseorang mempunyai predikat yang baik dan berjasa bagi banyak orang, sedangkan tercemar mempunyai makna bahwa seseorang mempunyai predikat yang buruk sehingga tidak disukai banyak orang. Malin Kundang mempunyai predikat yang buruk yang seharusnya menggunakan kata /tercemar/ dalam lirik lagu tersebut. Kemungkinan Pidibaiq menggunakan kata terkenal adalah aku lirik mempunyai ikatan persahabatan yang baik dengan Malin Kundang sehingga tidak mungkin menggunakan kata yang buruk untuk sahabatnya sendiri. Kemungkinan kedua adalah untuk menegaskan bahwa aku lirik tidak lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
baik dari Malin Kundang yang menjadi batu tetapi terkenal daripada tidak berbuat apa-apa. Pada larik ketiga dan keempat dalam bait kelima dijelaskan bahwa aku lirik mempunyai perasaan bangga terhadap Malin Kundang. Pada larik keempat /mungkinkah terkenal bila tak durhaka/ menandakan bahwa aku lirik mempunyai keinginan untuk terkenal tetapi tidak dengan durhaka kepada orang tuanya. Kata “Mungkinkah” juga mempunyai arti bahwa sebenarnya aku lirik mempunyai keyakinan bahwa jalan satu-satunya menjadi terkenal adalah menjadi anak yang durhaka. Pidibaiq seakan-akan memberikan dua kondisi berbeda yang serba salah untuk dilakukan, yaitu menjadi seorang yang durhaka tetapi terkenal, atau menjadi orang yang patuh dan biasa saja tetapi tidak terkenal. Kondisi tersebut menandakan bahwa jalan hidup seseorang tidak ada yang sempurna. Kini kini kini kini engkau menjadi batu batu batu batu Sedang diriku menjadi babu (Pidibaiq, 2004)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada bait keenam ini Pidibaiq menggunakan gaya bahasa repetisi terhadap kata /kini/ sebanyak 4 kali dan kata /batu/ sebanyak empat kali. Hal ini untuk menegaskan seberapa pentingnya kata tersebut. Selian itu, untuk menegaskan rasa kecewa aku lirik terhadap Malin Kundang. Aku lirik merasa kecewa dikarenakan Malin Kundang dapat terkenal meskipun dia durhaka, tetapi aku lirik hanya dapat menjadi babu. Pada bait ini, pendengar diberikan kejutan dengan larik kedua yakni /sedang diriku menjadi babu/ karena pada larik sebelumnya tidak dijelaskan pekerjaan aku lirik sehingga dia dapat iri dengan Malin Kundang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Bait ketujuh merupakan pengulangan bait kelima. Dalam lagu, refrain adalah bagian inti dari sebuah lagu, biasanya berisi kesimpulan atau plot twist, jika tidak terdapat interlude pada lagu, maka bagian ini berfungsi sebagai klimaks pada lagu tersebut.
3. Lirik Lagu Chicha in Nostalgia a. Pembacaan Heuristik
Chicha dimana kini engkau (berada?) Dahulu kau (sering) (me-) nyanyikan lagu tentang anjing kecilmu. Helly apakah kau masih hidup? Dahulu kau (sering) berlari-lari. kuingat (suaramu) “guk-guk-guk”. Kini, aku sudah besar (dan) Rolling Stone (adalah) lagu (kesukaan)–ku. Kini, Kau pun sudah besar, apa lagu (kesukaanmu)? Chicha apakah kau menyesal? Dahulu kau lucu sekali, (namun sekarang saat kau) sudah besar (men-) jadi begitu. Kini, aku sudah besar (dan) Rolling Stone adalah poster (kesukaan)–ku. Kini Kau pun sudah besar, apa poster (kesukaanmu)? Kini, aku sudah besar (dan) inilah lagu (yang kuciptakan). Kini, Kau pun sudah besar, mana lagu (ciptaanmu)? Kini, aku sudah besar (dan) Rolling Stone (adalah) lagu (kesukaan) –ku. Kini, Kau pun sudah besar, apa lagu (kesukaanmu)?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
b. Pembacaan Hermeneutik Chicha in Nostalgia artinya mengenang Chicha. Chicha di sini apabila dikaitkan dengan teks lain, maka mengarah pada seorang artis cilik yang namanya melambung pada tahun 1975, yaitu Chicha Koeswoyo. Tidak jauh berbeda dengan analisis sebelumnya, pada pembahasan tentang lirik lagu Ayo Kita Kemana sempat menyinggung industri musik dan grup band Koes Plus sedangkan pada lagu Chicha in Nostalgia ini membahas tentang musik anak dan anak dari salah satu mantan personil grup band Koes Plus, yakni Nomo Koeswoyo. Pidibaiq seperti mempunyai ketertarikan sendiri atau mengidolakan band Koes Plus sehingga lagu-lagunya terinspirasi dari band kesayangannya. Album Chicha yang pertama berisi 11 buah lagu: Helly, Kelinciku, Perhitung, Sepasang Burung, Dang-dang tut, Loncengku, Si Gendut, Nasehat Ibu, Hompimpa, Ke Rumah Paman, dan Tarik Tambang. Adanya selang-seling yang jelas antara lagu yang iramanya cepat dan yang iramanya lebih santai, menyebabkan lagulagu itu memperoleh posisi yang baik untuk sama-sama menonjol. Kesederhanaan liriknya, kesederhanaan lagunya, memungkinkan banyak pengulangan tanpa ada perasaan bosan. Lagu semacam Helly atau Dang-dang tut misalnya, dapat dinyanyikan tidak putus-putusnya. Lagu-lagu tanpa pretensi itu dibawakannya dengan tanpa memulus-muluskan suara, tetapi dengan intensitas mantap dan stamina terjaga ketat sampai lagu terakhir. Lagu Loncengku misalnya yang menampilkan suasana anak-anak bersekolah, ada menyarankan nasihat, tetapi tidak terlalu kentara. Pada bait pertama di bawah ini terlihat ada sebuah kerinduan terhadap lagu Chicha atau bahkan lagu anak yang sudah tidak dapat didengarkan lagi pada era commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
sekarang ini. Pidibaiq lewat aku lirik menggambarkan betapa disayangkannya apabila lagu anak tidak lagi diciptakan untuk pembelajaran anak-anak. Chicha dimana kini engkau Dahulu kau nyanyikan lagu Tentang anjing kecilmu (Pidibaiq, 2004)
Pada larik pertama aku lirik menanyakan tentang keberadaan Chicha. Hal tersebut menandakan bahwa aku lirik merasa kehilangan. Frasa /kini engkau/ pun selain memperindah sebuah susunan kata juga memperkuat pendalaman arti karena tidak seperti biasanya yang seharusnya /Chicha dimana engkau kini/. Larik kedua dan ketiga mengarah pada lagu yang pernah dinyanyikan oleh Chicha Koeswoyo, yakni Helly. Dibawah ini adalah lirik lagu Helly,
Aku punya anjing kecil Kuberi nama Helly Dia senang bermain-main Sambil berlari-lari Helly.. (guk guk guk) Kemari.. (guk guk guk) Ayo lari-lari (Chicha Koeswoyo, 1975) Pada frasa /anjing kecil/ yang terdapat pada larik ketiga dalam bait pertama lirik lagu Chicha in Nostalgia dan larik pertama dalam bait pertama lirik lagu Helly mempunyai kesamaan. Dengan begitu, sudah jelas bahwa anjing kecil yang dimaksud mengarah pada lirik lagu Helly yang sempat dinyanyikan oleh Chicha Koeswoyo. Helly apakah kau masih hidup? Dahulu kau berlari-lari Kuingat guk-guk-guk suaramu (Pidibaiq, 2004)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Larik pertama dalam bait kedua, aku lirik tentang keberadaan Helly. Helly adalah salah satu nama rekaan seekor anjing yang ada dalam lirik lagu. Dalam kenyataannya
Helly
sebenarnya
tidak
ada.
Namun,
Pidibaiq
seolah-olah
menghidupkan sosok Helly menjadi nyata dan mempertanyakan keberadaannya setelah
bertahun-tahun.
Kemungkinan
yang
dimaksud
bukan
semata-mata
mempertanyakan keberadaan Helly tersebut, tetapi lebih dalam dari itu yakni mempertanyakan eksistensi lagu anak.
Kini aku sudah besar Rolling Stone laguku Kini kau pun sudah besar Apa dong lagumu? Pada
larik
pertama
dan
kedua
dalam
bait
ketiga
ini,
Pidibaiq
mengungkapkan bahwa aku lirik mempunyai lagu kesukaan, yaitu lagu-lagu Rolling Stone. Kedua larik tersebut harus dikaitkan dengan teks lain, yaitu terhadap grup band Rolling Stone agar mampu memahaminya. Rolling Stone yang disebutkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
dalam larik lagu di atas ditujukan pada grup band rock Inggris yang mulai terkenal sejak tahun 1960-an yaitu The Rolling Stone. Grup Band ini dibentuk di London, Januari 1963. Grup band ini tidak hanya sekali disebutkan dalam karyanya. Beberapa karya lain dari buku Pidibaiq yang membahas mengenai The Rolling Stone. a) Buku At-Twitter, Pidibaiq mengisahkan bahwa dirinya sedang bersama dengan The Rolling Stones. “Di rumah lagi. Twitteran. Malam ini ditemani rombongan The Rolling Stones, yang datang dari jauh, dari Inggris, dari masa lalu, untuk cuaca Bandung yang kini,” (Pidibaiq, 2012: 114).
b) Buku Hanya Salju dan Pisau Batu, Pidibaiq menceritakan tentang seseorang yang tidak boleh memaksa orang lain seenaknya saja. “Mungkin tidak enak kata yang tidak suka durian, tapi, biarin saja, kan, setiap orang beda selera, boleh saling mempengaruhi, tetapi enggak boleh saling memaksa. Termasuk nggak boleh memaksa saya untuk jangan mendengarkan Rolling Stones malam ini.” (Pidibaiq dan Happy Salma, 2010: 101). Dari beberapa karya di atas, menandakan bahwa Pidibaiq mengidolakan The Rollings Stones. Selain itu, dapat dilihat pula dalam lirik lagu sebelumnya yang membahas tentang Koes Plus yang juga jenis lagunya menyerupai The Rolling Stone. Kesamaan jenis lagu dan popularitas kedua grup band tersebut menjadi sebuah alasan Pidibaiq mengangkat namanya dalam beberapa karyanya termasuk dalam lirik lagu Chicha in Nostalgia. Dalam bait ketiga pada larik pertama dan kedua tersebut, Pidibaiq ingin menyampaikan tentang perkembangan zaman. Artinya, zaman sudah berganti dan banyak perubahan. Salah satunya dalam perkembangan industri musik. Dalam tataran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
yang sederhana, aku lirik mengungkapkan bahwa dia mempunyai kegemaran mendengarkan lagu yang sudah modern (The Rolling Stones) dan terkenal pada tahun 2004, sedangkan lagu Chicha Koeswoyo terkenal pada tahun 1975-an. Hal ini menandakan bahwa terdapat rentang waktu yang begitu jauh antara The Rolling Stones dan Chicha Koeswoyo. Perbandingan tersebut tertuju pada selera musik yang berbeda antara keduanya. Pada tahun 1975, baik anak-anak atau remaja masih gemar mendengarkan lagu Helly yang dinyanyikan Chicha Koeswoyo, namun seiring perkembangan zaman dan perubahan selera musik, maka yang terjadi pada tahun 2004 ternyata anak-anak atau remaja lebih gemar mendengarkan lagu The Rolling Stones. Ada dua faktor yang membuat itu terjadi, yakni popularitas The Rolling Stones dan musik sejenisnya sangat kuat atau lagu anak-anak seperti Chicha Koeswoyo sudah tidak popular lagi dikalangan anak-anak maupun remaja. Dalam bait ketiga pada larik ketiga dan keempat, aku lirik menanyakan lagu kesukaan Chicha Koeswoyo. Pidibaiq tidak hanya menanyakan kepada Chicha Koeswoyo, tetapi umumnya kepada anak-anak di Indonesia ketika zaman sudah berubah. Pertanyaan /apa dong lagumu?/ bukanlah sebuah pertanyaan yang dijawab secara umum, tetapi lebih dalam daripada itu. Hal ini merupakan pertanyaan dengan gaya bahasa retoris, yakni pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab. Pertanyaan tersebut tidak benar-benar mengarah kepada lagu kesukaan Chicha, tetapi lebih mempertanyakan terhadap lagu yang disukai oleh anak-anak Indonesia saat ini. Dengan kata lain, Pidibaiq sadar bahwa lagu anak-anak mengalami penurunan drastis apabila dibandingkan pada tahun 1975 ketika lagu Chicha Koeswoyo melejit. Tujuan Pidibaiq mengungkapkan hal tersebut agar pendengar menyadari atau bahkan mampu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
menciptakan dan mengembangkan musik anak-anak lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
4. Lirik Lagu Cita-citaku a. Pembacaan Heuristik Cita-citaku ingin menjadi Polwan, (tetapi) mana mungkin (karena) aku hanya (seorang) lelaki. Oh, Tuhan tolong hambamu, aku tak sudi (men-) jadi Bapak Polwan. Cita-citaku ingin (men-) jadi Bu Ahmad, (tetapi) mana mungkin (karena) aku hanya (seorang) lelaki. Oh ibu jangan paksa aku, aku tak sudi (men-) jadi Bapak Ahmad. Hatiku sedih (karena) terlahir sebagai seorang lelaki. Oh Tuhan tolong hambamu, (aku tidak mau) terlahir sebagai seorang lelaki. Oh ibu jangan paksa aku (karena) ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Seandainya aku boleh memilih sebelum dilahirkan, betapa enak menjadi perempuan (karena) tinggal membuka aurat (kemudian) lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya. Cita-citaku ingin menjadi tomboi, (tetapi) mana mungkin (karena) aku hanya (seorang) lelaki. Oh Tuhan tolong hambamu, aku tak sudi (men-) jadi lelaki tomboi. Cita-citaku ingin (men-) jadi lesbian, (tetapi) mana mungkin (karena) aku hanya (seorang) lelaki. Oh Ibu jangan paksa aku, aku tak sudi menjadi homoseks.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Hatiku sedih (karena) terlahir sebagai seorang lelaki. Oh Tuhan tolong hambamu, (aku tidak mau) terlahir sebagai seorang lelaki. Oh ibu jangan paksa aku (karena) ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Ingat perjuangan belum selesai maka dari itu… Hatiku sedih (karena) terlahir sebagai seorang lelaki. Oh Tuhan tolong hambamu, (aku tidak mau) terlahir sebagai seorang lelaki. Oh ibu jangan paksa aku (karena) ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Dimana ada kemauan di situ (pasti) ada jalan. Dimana ada kemaluan,di sini ada persoalan.
b. Pembacaan Hermeneutik Lirik lagu ini menceritakan tentang aku lirik yang ingin menjadi seorang perempuan padahal aku lirik adalah seorang laki-laki. Aku lirik berharap pada Tuhan karena tidak sudi menjadi seorang lelaki. Aku lirik juga menganggap bahwa ibunyalah yang memaksa dia menjadi seorang lelaki padahal sudah takdirnya seperti itu. Lebih detailnya akan dipaparkan pada paragraph selanjutnya. Cita-citaku ingin menjadi Polwan, mana mungkin aku hanya lelaki Oh Tuhan tolong hambamu, aku tak sudi jadi Bapak Polwan Cita-citaku ingin jadi Bu Ahmad mana mungkin aku hanya lelaki Oh ibu jangan paksa aku, aku tak sudi jadi Bapak Ahmad (Pidibaiq, 2004)
Larik pertama bait pertama di atas menjelaskan bahwa aku lirik mempunyai keinginan untuk menjadi polwan padahal aku lirik adalah seorang lelaki. Polwan sebagai simbol dari penegak hukum yang diwakili seorang perempuan. Apabila commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
polwan melakukan kesalahan atau kurang tegas adalah hal yang wajar karena perempuan mempunyai tingkat perasaan yang tinggi daripada seorang lelaki. Lalu ada larik kedua dijelaskan bahwa aku lirik tidak sudi menjadi Bapak Polwan. Pidibaiq memilih kata Bapak Polwan daripada polisi karena Bapak Polwan memiliki unsur sindiran di dalamnya. Bapak Polwan dapat diartikan sebagai polisi yang kurang tegas. Jadi apabila seorang lelaki tidak dapat menegakkan hukum, maka hal tersebut tidak dapat ditoleransi. Dalam hal ini aku lirik memihak seorang perempuan yang mampu berdedikasi dengan pekerjaannya, meskipun dia memiliki keterbatasan tertentu. Larik ketiga menjelaskan bahwa aku lirik ingin menjadi Bu Ahmad padahal aku lirik adalah seorang lelaki. Bu Ahmad memiliki arti istrinya Bapak Ahmad. Bu Ahmad adalah simbol seorang ibu yang patuh dengan suaminya. Hal itu dapat dilihat dengan menggunakan nama suami dalam panggilannya maka seseorang istri akan merasa dilindungi. Dengan penyebutan nama tersebut, seorang istri merasa yakin telah menjadi tanggung jawab suaminya. Selain itu, bagi lelaki lain yang hendak mendekatinya tidak akan berani berbuat macam-macam kepadanya karena tahu kalau sudah memiliki suami. Kemudian, pada larik keempat, aku lirik tidak sudi menjadi Bapak Ahmad. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun “Bapak Ahmad” (seorang suami) memiliki tanggung jawab yang besar tetapi bukan berarti tidak memiliki keinginan untuk mempunyai istri lain dan lepas dari tanggung jawab. Dalam hal ini juga Pidibaiq lewat aku lirik menganggap bahwa posisi seorang perempuan sama dengan pria meskipun memiliki keterbatasan tertentu. Sedih hatiku sedih terlahir sebagai seorang lelaki Oh tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki Oh ibu jangan paksa aku ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi (Pidibaiq, 2004) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Dalam larik pertama dan kedua pada bait ketiga ini, aku lirik merasa sedih terlahir sebagai seorang lelaki. Aku lirik mempunyai harapan agar Tuhan dapat mengubahnya menjadi seorang perempuan. Lalu pada larik ketiga, aku lirik mengungkapkan rasa keterpaksaannya menjadi seorang lelaki dan mengaitkan hal tersebut dengan zaman Siti Nurbaya. Aku lirik tidak sungguh-sungguh merasa Tuhan dapat mengubahnya menjadi seorang perempuan. Aku lirik juga sebenarnya sudah pasrah terhadap takdir yang telah diterimanya. Namun, Pidibaiq lewat aku lirik menyampaikan rasa sedihnya yang begitu mendalam sampai memohon kepada Tuhan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Manusia dilarang untuk mengubah yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Hukum yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan Tuhan ini tidak boleh diubah dan seseorang harus menjalani hidupnya sesuai dengan kodratnya. Aku lirik tidak semata-mata ingin menjadi seorang perempuan karena dalam bait selanjutnya dijelaskan bahwa seorang perempuan pada kondisi tertentu mempunyai kelemahan. Seandainya aku boleh memilih sebelum dilahirkan Betapa enak menjadi perempuan Tinggal membuka aurat Lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya (Pidibaiq, 2004)
Kata /seandainya/ pada larik pertama bait keempat, memiliki arti selain berharap pada sesuatu tetapi juga pasrah terhadap keadaan dan menerima yang sudah menjadi takdir. Satu sisi, aku lirik berharap menjadi seorang perempuan, tetapi di sisi yang lain aku lirik pasrah menjadi laki-laki dan hanya dapat membayangkan betapa bahagianya apabila dapat berubah menjadi perempuan (lihat larik kedua). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Pada awalnya memang, aku lirik membanggakan menjadi seorang perempuan yang dianggap lebih baik daripada pria. Namun, pada larik ketiga dan keempat, aku lirik justru menjatuhkan kaum perempuan. Aku lirik beranggapan bahwa menjadi seorang perempuan itu sangat mudah karena hanya mempertontonkan kecantikannya, maka banyak pria yang akan berebut untuk mendapatkannya. Dalam kondisi tertentu, memang perempuan diberikan toleransi tetapi apabila perempuan terlalu memanfaatkan kemudahan tersebut hingga “menjual diri” mereka sendiri maka hal tersebut merupakan salah kaprah. Sampai di sini, aku lirik ternyata bukan semata-mata ingin mengungkapkan bahwa menjadi perempuan itu lebih baik daripada lelaki, tetapi justru menyindir seorang perempuan yang memanfaatkan tubuhnya untuk hal yang salah. Sindiran tersebut dapat ditujukan kepada pelacur, seorang perempuan yang membuka auratnya hanya untuk memanfaatkan lelaki, atau dapat saja kepada seseorang yang menjual orang lain untuk mendapatkan uang. Dengan kata lain, kecantikan yang sudah diberi oleh Tuhan tidak disyukuri tetapi dimanfaatkan untuk sesuatu yang tidak baik. Pada larik keempat, ternyata lelaki pun tidak luput dari kesalahan. Beberapa lelaki bekerja tidak berdasarkan untuk mendapat rida Allah tetapi hanya ingin memuaskan nafsu belaka. Mereka memanfaatkan uangnya untuk mendapatkan sesuatu yang haram salah satunya untuk memnyewa pelacur misalnya. Mereka tidak lagi berpikir tentang peraturan agama tetapi tertuju seorang perempuan semata. Cita-citaku ingin menjadi tomboi mana mungkin aku hanya lelaki Oh Tuhan tolong hambamu aku tak sudi jadi lelaki tomboi Cita-citaku ingin jadi lesbian mana mungkin aku hanya lelaki Oh Ibu jangan paksa aku, aku tak sudi menjadi homoseks (Pidibaiq, 2004) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
5. Lirik Lagu Lagu Timur a. Pembacaan Heuristik Jangan takut (dengan) preman, (karena) preman juga makan nasi. Jangan takut polisi, (karena) kalau tidur kita gilas. Jangan takut (dengan) tentara, (karena) tentara juga punya (rasa takut terhadap) istri. Jangan takut (dengan) Mike Tyson, (karena di masa) tuanya nanti (akan mengidap penyakit) Parkinson. Jangan takut (dengan) Mak Lampir, (karena) Mak Lampir itu (adalah) Farida Pasha. Jangan takut (dengan) tetangga, (karena) rumah kita pakai pagar. Takutlah jika kau dibenci (dan) dijauhi (oleh) teman-teman (sehingga) (menjadi) sepi, hidupmu sendiri. Jangan takut (dengan) ibu, (karena) ibu uangnya dari ayah. Jangan takut tidak naik kelas, (karena) tinggal pindah sekolah. Jangan takut (dengan) monster, (karena) monster galak luarnya doang (dari luar saja yang galak). Jangan takut (dengan) neraka, (karena) (dengan) banyak ibadah masuk (akan) surga.
b. Pembacaan Hermeneutik Lagu Timur dibuat oleh Pidibaiq untuk menasihati anaknya. Lagu Timur diambil dari nama anaknya yang bernama Timur. Frasa “jangan takut” diulang beberapa kali dalam lirik tersebut. Hal itu menandakan bahwa Pidibaiq terinspirasi dari Timur yang sedang merasa ketakutan. Rasa takut yang diungkapkan dalam lirik lagu tersebut mewakili rasa takut pada anak-anak lain. Secara umum, seseorang memiliki rasa takut yang berbeda-beda. Pidibaiq mengingatkan anaknya dan juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
pembaca bahwa rasa takut seharusnya dihindari apabila dapat menghambat kinerja seseorang untuk beraktivitas. Pada larik /jangan takut preman, preman juga makan nasi/ memiliki maksud bahwa manusia memiliki hak yang sama untuk hidup dan saling menghargai satu sama lain. Preman juga manusia yang mempunyai perasaan dan sisi positif dalam dirinya, adapun Timur juga memiliki kesempatan dan hak untuk membela diri. Jadi, Pidibaiq menganggap bahwa manusia dengan profesi apa pun posisinya tetap sama. Pada larik /jangan takut polisi, kalau tidur kita gilas/, memiliki maksud bahwa polisi tidak perlu ditakuti karena tugasnya menjaga keamanan. Hal itulah yang membuat polisi menjaga kewibawaannya. Pidibaiq mengalihkan sosok polisi seolaholah menjadi polisi tidur. Apabila diibaratkan polisi tidur memiliki posisi yang rendah karena sering dilindas oleh kendaraan bermotor, sedangkan polisi memiliki posisi yang tinggi, yakni memiliki pangkat atau jabatan. Hal ini menandakan bahwa perilaku manusia tidak selamanya sama karena pada posisi dan situasi tertentu manusia dapat mengubah perilaku mereka. Misalnya, pada situasi tertentu polisi mungkin terlihat sedang marah ketika melihat seseorang melanggar lalu lintas, tetapi pada situasi lain polisi dapat dengan sabar mengasuh anaknya yang masih kecil. Pada larik /jangan takut tentara, tentara juga punya istri/ memiliki makna bahwa setiap orang memiliki rasa takut yang berbeda-beda. Apabila Timur memiliki rasa takut terhadap tentara, tentara pun memiliki rasa takut terhadap istrinya. Di sini, Pidibaiq menyampaikan secara tidak langsung bahwa rasa takut adalah keadaan yang wajar yang dimiliki manusia. Hanya saja, seseorang perlu menjaga agar rasa takut tersebut tidak berlebihan bahkan dapat menghambat suatu pekerjaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Pada larik /jangan takut Mike Tyson, tuanya nanti parkinson/ memiliki makna bahwa sekuat apapun seseorang pasti memiliki kelemahan. Tidak ada manusia yang abadi. Seperti yang djelaskan pada bab sebelumnya bahwa parkinson di sini tidak dialami oleh Mike Tyson, tetapi oleh Muhammad Ali. Namun, parkinson ini mewakili petinju-petinju lain yang memiliki kemungkinan besar apabila sering terkena pukulan akan mempunyai penyakit parkinson. Pada larik /jangan takut Mak Lampir, Mak Lampir itu Farida Pasha/ menandakan bahwa pada posisi tertentu manusia diharuskan mengubah sifatnya demi kepentingan pekerjaannya sehingga orang lain tidak perlu merasa takut atau khawatir terhadapnya karena hal itu hanya tuntutan profesi. Seperti yang dilakukan oleh Farida Pasha yang memerankan tokoh Mak Lampir dalam film Misteri Gunung Berapi (1990). Jadi, sebenarnya seseorang tidak perlu takut terhadap bagian luar yang tampak menyeramkan karena sifat aslinya ada di bagian dalam. Di dalam kehidupan nyata pun penilaian terhadap seseorang tidak dapat hanya berdasarkan bentuk fisiknya saja, tetapi harus dinilai dari perilaku dan kepribadiannya. Pada larik /jangan takut tetangga, rumah kita pakai pagar/ menjelaskan bahwa seseorang tidak perlu takut kepada orang lain apabila sudah mempersiapkan dari segi fisik dan juga mental. Pagar yang dimaksud dalam larik tersebut dapat realisasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pertahanan diri. Pagar difungsikan untuk menjaga rumah agar tidak mudah ditembus oleh orang asing. Hal itu sudah dipersiapkan sebelumnya ketika hendak membangun rumah. Apabila semuanya telah dipersiapkan dengan matang, maka tidak ada yang perlu lagi ditakutkan. Sama halnya dengan manusia, apabila seseorang telah berlatih keras dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
mempersiapkan mentalnya untuk melakukan sesuatu, maka tidak perlu khawatir apabila hal buruk akan terjadi. Pada larik reff /takutlah jika kau dibenci, dijauhi teman-teman, sepi, hidupmu sendiri/, Pidibaiq ingin mengungkapkan bahwa hal yang harus ditakuti adalah ketika hidup sendiri dan tidak ada yang mau menemani. Rasa takut yang ditekankan oleh Pidibaiq tersebut memberikan semangat positif bagi anaknya agar melakukan sesuatu yang tidak membuat orang lain menjauhinya. Pada larik /jangan takut ibu, ibu uangnya dari ayah/, sebenarnya Pidibaiq ingin menegaskan bahwa seorang ibu seharusnya bukan untuk ditakuti tetapi untuk dihormati. Hurlock (1978: 205) menyatakan bahwa perlakuan terhadap seorang anak oleh orang tuanya mempengaruhi sikap anak itu terhadap orang tua dan hubungan yang berkembang di antara mereka. Model perilaku orangtua, baik secara langsung maupun tidak langsung akan dipelajari dan ditiru oleh anaknya. Orangtua merupakan lingkungan terdekat yang selalu mengitarinya dan sekaligus menjadi figur dan idola anak. Model perilaku yang baik akan membawa dampak baik pula bagi perkembangan anak demikian juga sebaliknya. Dalam hal perkembangan anak, maka akan dipengaruhi oleh pola asuh orangtua terhadap anak. Hurlock (1978: 204) mengatakan bahwa secara garis besar, pola asuh orangtua dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh otoritatif. Dalam pola otoriter, orangtua menerapkan peraturan yang ketat dan sepihak serta cenderung menggunakan pendekatan secara diktator, menunjukan wibawa, dan menghendaki ketaatan mutlak. Hal ini membuat anak menjadi merasa ketakutan terhadap orangtuanya dan anak akan mengeluarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
kekesalannya dengan menjadi tidak disiplin dan membuat masalah di luar rumah untuk menyusahkan orangtuanya. Dalam pola asuh permisif, orangtua membiarkan banyak kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan kontrol. Orangtua akan merasa tidak peduli terhadap perilaku anaknya yang melakukan kegiatan positif atau negatif karena yang terpenting adalah hubungan antara anak dengan orangtua baikbaik saja. Dalam arti, tidak terjadi konflik dan tidak ada masalah antara keduanya. Hal ini akan menimbulkan dampak terhadap anak yang akan memiliki perilaku manja dan berlaku luar biasa kurang ajar pada orang-orang disekitarnya. Pola asuh otoritatif merupakan pola asuh yang paling ideal untuk mendidik anak. Dalam pola asuh ini, orangtua memberi kebebasan yang disertai bimbingan kepada anak. Orangtua banyak memberi masukan-masukan dan arahan terhadap halhal yang dilakukan anaknya. Orangtua bersifat objektif, perhatian dan kontrol terhadap anak. Pola otoritatif ini mendorong anak untuk mandiri, tetapi orang tua harus tetap menetapkan batas kontrol. Penerapan pola ini berdampak positif bagi perkembangan anak kelak karena anak senantiasa dilatih untuk mengambil keputusan dan siap menerima segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dalam mengasuh anak, orangtua hendaknya bersikap arif dan bijaksana, tidak ekstrim terhadap salah satu pola asuh yang ada, dalam arti mampu memberi pengasuhan sesuai dengan yang dilakukan anak dan harapan orang tua. Orangtua yang menerapkan pola asuh otoritatif akan mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang baik, saling menghargai, saling menghormati, saling menyayangi, saling mengasihi, masyarakat yang terbuka, berpikiran positif, jujur, dan mempunyai toleransi yang baik. Apabila pola asuh itu dilakukan dengan benar, maka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
anak pun tidak perlu melakukan sesuatu atas dasar ketakutan pada orang tua, tetapi akan melakukan sesuatu berdasarkan keinginan, kemampuan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap bimbingan yang telah diberikan oleh orangtuanya. Pada larik /jangan takut tidak naik kelas, tinggal pindah sekolah/, tidak berbeda jauh dengan larik sebelumnya.
Guru dan lingkungan sekolah juga
mempengaruhi perilaku anak-anak. Perasaan takut anak terhadap sekolah dapat berdasarkan faktor guru yang mempunyai sifat diktator, kurangnya fasilitas yang mendukung siswa, kurangnya latihan yang terus-menerus, kurangnya penguasaan materi, dan kurangnya motivasi yang diberikan untuk siswa. Beberapa faktor tersebut mengakibatkan siswa menjadi takut tidak naik kelas sehingga nilai yang mereka dapatkan hanya semata-mata untuk memenuhi tuntutan kenaikan kelas dan bukan untuk mendapatkan ilmu. Dalam hal ini, Pidibaiq tidak menyampaikan bahwa tidak naik kelas adalah perbuatan yang baik, tetapi Pidibaiq mengajarkan tentang arti nilai kejujuran. Apabila dikaitkan dengan fakta yang ada bahwa selama ujian nasional berlangsung hampir dapat dipastikan akan muncul kunci jawaban. Secara sadar atau tidak, siswa akan mempunyai keinginan untuk melihat kunci jawaban demi mendapatkan tujuan yang ingin dicapai yaitu naik kelas. Tentu jalan pintas seperti ini tidak hanya diinginkan oleh satu orang saja bahkan dapat jadi keinginan semua orang. Jika semua orang memiliki tujuan naik kelas tanpa mempedulikan perbuatannya jujur atau curang, maka lebih baik untuk tidak naik kelas, tetapi tetap jujur dengan kemampuannya sendiri. Mudahnya, Pidibaiq menganggap jika siswa tidak naik kelas demi sebuah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
kejujuran, maka hanya tinggal pindah sekolah saja agar tetap dapat mempertahankan kejujurannya. Pada larik /jangan takut monster, monster galak luarnya doang/ hampir serupa dengan larik pertama pada bait pertama. Pidibaiq ingin menyampaikan bahwa bentuk fisik seseorang tidak dapat menjamin keperibadian seseorang. Jika secara penampilan, seseorang terlihat buruk, maka belum tentu secara sifat dan perilaku akan mencerminkan orang yang nakal atau jahat. Penilaian seseorang dari penampilannya saja hanya memunculkan sudut pandang yang sempit. Pada larik /jangan takut neraka, banyak ibadah masuk surga/ ini berkaitan dengan kewajiban seseorang dalam melaksanakan perintah atau aturan agamanya. Pidibaiq berusaha menyampaikan bahwa dengan melakukan kewajiban dan aturan Allah maka janji Allah bagi kaum muslim yang beriman adalah surga. Jadi, seseorang tidak perlu merasa khawatir akan masuk neraka karena dengan melakukan tugas dan kewajibannya dalam beragama hanya karena Allah pasti akan masuk surga.
C. Tema dan Masalah
Terdapat tiga hal yang dapat menentukan tema dan masalah, yakni matriks, model dan varian. Di dalam bagian ini, akan dijelaskan tema dan masalah dari liriklirik lagu TPD dalam album ONCSMN. 1. Tema dan Masalah Lirik Lagu Ayo Kita Kemana Matriks dari lirik lagu Ayo Kita Kemana karya TPD adalah “hal penting yang terlupakan tanpa disadari”. Hal itu dikarenakan terdapat kata /hilang/ dalam tiga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
bait lirik tersebut. Sesuatu yang hilang itu begitu penting karena dampak setelah kehilangan itu sangat besar sehingga dapat mengubah situasi di negara Indonesia. Adapun model dan varian-variannya sebagai berikut. Mencari petani yang hilang Diculik genderowo dari Jakarta (Pidibaiq, 2004)
Para petani menghilang mengakibatkan turunnya kegiatan produksi sumber makanan pokok yang berasal dari tanaman sehingga memaksa pemerintah untuk terus mengimpor barang dari luar negeri. Hal tersebut mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah dan tentu saja dapat menyulitkan masyarakat Indonesia. Hilangnya para petani merupakan sesuatu yang tidak disadari tetapi perlahan-lahan hilang. Dalam jangka waktu yang pendek dampaknya tidak terlalu terasa, tetapi jika dalam jangka waktu panjang tentu dampaknya akan sangat terasa. Hal ini menandakan bahwa ada sesuatu yang hilang dan sangat penting tetapi tanpa disadari terjadi begitu saja tanpa ada penanganan atau antisipasi. Diana anak paman petani Diculik grup musik dari Jakarta (Pidibaiq, 2004)
Sama halnya kehilangan petani, Pidibaiq juga menggambarkan anak petani yang hilang diculik oleh Koes Plus. Hal ini juga mengingatkan kembali bahwa grup musik Koes Plus juga sudah hilang di dunia hiburan, meskipun namanya selalu dikenang. Kehilangan sebuah grup band yang merupakan tonggak industri musik tentu dapat mengubah pola dan aliran musik pada generasi berikutnya. Hal itu juga disinggung dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana pada bait kedua. Mencari Rano Karno yang hilang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Dicuri bimbingan belajar YogyakarTa waktu mengajak sekolah (Pidibaiq, 2004)
Ditambah lagi, kehilangan sosok penting sebagai penggerak bidang pendidikan membuat kurangnya semangat pada siswa-siswa untuk maju. Bimbingan belajar yang seharusnya menjadi tempat belajar tambahan justru menjadi tempat belajar yang diwajibkan. Dengan demikian, siswa-siswa merasa tidak perlu untuk mengikuti mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Hal ini juga terjadi tanpa disadari oleh masyarakat Indonesia. Dengan diketahuinya matriks, model, dan varian-varian dari lirik lagu di atas maka tema dan masalahnya adalah “hal penting yang tanpa disadari hilang dan dapat menyebabkan perubahan yang besar terhadap negara Indonesia”.
2. Tema dan Masalah Lirik Lagu Malin Kundang In Memorial Matriks dari lirik lagu Malin Kundang In Memorial karya TPD adalah “memori tentang Malin Kundang yang terkenal karena durhaka”. Hal ini dikarenakan dalam lirik tersebut mengulang masa lalu tentang Malin Kundang. Tidak hanya aku lirik saja yang mengenang Malin Kundang, tetapi banyak orang sudah tahu tentang Malin Kundang. Malin Kundang terkenal karena perbuatannya yang durhaka pada ibunya. Namun, aku lirik merasa iri pada Malin Kundang yang setidaknya dapat terkenal karena kesalahannya dibandingkan dengan aku lirik yang hanya sekadar menjadi pembantu rumah tangga. Di satu sisi, aku lirik merasa sedih mengenang Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu. Terbukti, pada bait ketiga /Kini engkau menjadi batu/ dan /Hatiku pilu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
mengenang dirimu/. Di lain sisi, aku lirik bangga terhadap Malin Kundang yang dapat terkenal setelah dikutuk menjadi batu. Terbukti, pada bait kelima, larik ketiga dan keempat /Aku bangga pernah bersamamu/ dan /Mungkinkah terkenal jika tak durhaka/. Adapun model sekaligus varian-variannya adalah sebagai berikut. Masih aku ingat dirimu Kau dikutuk ibu, menajadi batu (Pidibaiq, 2004)
Dalam larik di atas, menunjukkan fakta bahwa aku lirik mengenang Malin Kundang yang dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Hal ini memunculkan ingatan terhadap masa lalu atau disebut memori. Malin kundang kau kukenang selalu Dan masih kusimpan puisimu Malin kundang buruk nian nasibmu Sebab durhaka pada ibumu (Pidibaiq, 2004)
Terdapat rasa sedih yang dirasakan oleh aku lirik ketika mengenang Malin Kundang hingga masih terus menyimpan puisinya. Fakta lain, perbuatan Malin Kundang adalah perbuatan yang salah dan bahkan aku lirik pun sudah menyadarinya. Frasa /buruk nian nasibmu/ tidak hanya untuk nasib Malin Kundang saja, tetapi pada sikapnya yang juga buruk. Aku bangga pernah bersamamu Mungkinkah terkenal jika tak durhaka (Pidibaiq, 2004)
Aku lirik mempunyai sedikit harapan untuk menjadi durhaka agar dapat terkenal. Meskipun aku lirik tidak menyukai perbuatan Malin Kundang yang terkenal karena durhaka, tetapi dalam hati kecilnya terdapat keinginan untuk melakukan itu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
agar dapat terkenal seperti Malin Kundang. Tentu saja hal tersebut bukan membuat namanya terkenal tetapi membuat namanya tercemar. Jika nama baik seseorang sudah tercemar maka sulit untuk dapat dipercaya lagi oleh lingkungannya. Kini engkau menjadi batu Sedang diriku menjadi babu (Pidibaiq, 2004)
Pidibaiq memilih kata /batu/ dan /babu/ sebagai perbandingan. Meskipun hanya berbeda satu konsonan, tetapi memiliki arti yang cukup jauh. Permainan kata ini menimbulkan arti bahwa antara aku lirik dengan Malin Kundang memiliki jalinan kekerabatan yang kuat, tetapi dibedakan oleh takdir yang mereka jalani. Malin Kundang terkenal, meskipun menjadi batu, sedangkan aku lirik hanya pasrah menjadi babu saja. Dalam hal ini, Pidibaiq menegaskan bahwa sangat penting untuk menjaga nama baik dan pentingnya menjadi diri sendiri. Dengan diketahuinya matriks, model, dan varian-varian dari lirik lagu di atas maka tema dan masalahnya adalah “pengalaman Malin Kundang memberi pelajaran bahwa sangat penting untuk menjaga nama baik dan menjadi diri sendiri serta lebih baik terkenal karena prestasi daripada tercemar karena sensasi”.
3. Tema dan Masalah Lirik Lagu Chicha In Nostalgia Matriks dari lagu Chicha In Nostalgia adalah “menghilangnya lagu-lagu anak di Indonesia”. Hal itu terlihat dari aku lirik yang mencari keberadaan Chicha dan lagunya Helly. Chicha dalam hal ini mewakili penyanyi cilik yang sudah tidak lagi mengisi dunia hiburan, baik di televisi maupun di media lainnya. Penyanyi cilik yang dimaksud adalah penyanyi yang menyanyikan lagu khusus untuk anak-anak dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
dapat diterima oleh anak-anak. Lagu semacam itu sudah jarang bahkan tidak lagi diproduksi karena kurangnya minat dari pasar industri musik. Hal itu mengakibatkan anak-anak mendengarkan musik dewasa sehingga anak-anak dapat dewasa sebelum waktunya. Kurangnya pengarahan dari orang tua juga membuat anak terpengaruh terhadap lagu dewasa yang didengarnya. Adapun model dan varian-variannya sebagai berikut. Chicha dimana engkau kini Dahulu kau nyanyikan lagu Tentang anjing kecilmu (Pidibaiq, 2004)
Pada larik di atas dijelaskan tentang sosok Chicha dan anak sebayanya yang tidak lagi mempublikasikan sebuah lagu khusus untuk anak-anak. Pidibaiq menanyakan
keberadaan
mereka
lewat
lagunya
tersebut.
Terlalu
sering
mendengarkan lagu dewasa, maka bukan tidak mungkin anak-anak akan melakukan kegiatan yang menyimpang di luar batasan seorang anak kecil. Kini aku sudah besar Rolling Stone laguku Kini kau pun sudah besar Apa dong lagumu? (Pidibaiq, 2004) Dalam larik di atas, Pidibaiq menggambarkan sebuah perubahan zaman yang signifikan yang mengakibatkan turunnya kegemaran masyarakat Indonesia terutama anak-anak akan lagu anak-anak. Kemudian, Pidibaiq menambahkan Rolling Stones dalam lirik lagu tersebut sebagai ikon lagu barat yang merubah pola pikir masyarakat Indonesia sehingga, baik lagu anak maupun lagu Indonesia pada umumnya sudah terlupakan tanpa disadari. Dominasi lagu barat juga menjadi faktor hilangnya minat masyarakat Indonesia terhadap lagu-lagu Indonesia. Meskipun masuknya lagu barat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
menambah pengalaman baru dalam industri musik, tetapi efek seperti gaya atau trend orang barat pun menjadi hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia. Sebagai contoh bagi orang barat, anak-anak terbiasa mendengarkan lagu dewasa kemudian hal tersebut ditiru oleh masyarakat Indonesia sehingga lagu-lagu anak menjadi tidak meledak lagi di pasar. Pelaku usaha industri musik pun tidak mau mengambil rugi sehingga mengambil keputusan agar tidak lagi mempublikasikan lagu anak-anak yang tidak begitu banyak peminatnya. Kini aku sudah besar Rolling Stone posterku Kini kau pun sudah besar Apa dong postermu? (Pidibaiq, 2004) Pidibaiq juga menyampaikan bahwa tidak hanya soal lagu saja yang sudah mengalami perubahan, baik poster-poster maupun media lainnya juga sudah mengalami perubahan. Poster adalah satu contoh kecil yang menjadi perwakilan dari media-media yang telah menyebarkan nama asing di Indonesia. Dengan zaman yang terus berkembang, kualitas teknologi juga ikut berkembang dengan demikian dapat dibayangkan bahwa musik luar negeri akan sangat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Hal penting yang berusaha Pidibaiq singgung adalah bangkitnya musik anak-anak dan secara umum musik Indonesia yang seakan-akan hilang jati dirinya. Dengan diketahuinya matriks, model, dan varian-varian dari lirik lagu di atas, maka tema dan masalahnya adalah “pengaruh budaya lain terhadap industri musik Indonesia yang mengakibatkan turunnya minat masyarakat untuk mencintai lagu-lagu anak”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
. 4. Tema dan Masalah Lirik Lagu Cita-citaku Matriks dari lagu Cita-citaku adalah “pergaulan bebas dan penyimpangan seks”. Aku lirik merasa mempunyai keinginan untuk menjadi seorang wanita padahal dia adalah seorang pria. Keinginan tersebut tidak lahir begitu saja, tetapi karena pengaruh dari lingkungan sekitar. Aku lirik juga merasa dipaksa menjadi seorang pria, padahal itu adalah sebuah takdir yang harus dijalani. Keinginan untuk menjadi seorang wanita didasari karena aku lirik melihat bahwa menjadi wanita lebih mudah dari seorang pria. Hal itu tidak mungkin secara lahiriah tetapi dipengaruhi oleh pergaulan dan pengalaman aku lirik. Misalnya, aku lirik melihat fakta bahwa menjadi pelacur lebih mudah daripada menjadi polisi yang harus bekerja dengan susah payah. Dengan demikian, aku lirik kemudian termotivasi untuk menjadi seorang wanita. Akibat dari pergaulan bebas, maka timbul penyimpangan-penyimpangan seksual. Adapun model dan varian-variannya sebagai berikut. Cita-citaku ingin menjadi seorang polwan, mana mungkin aku hanya lelaki Oh Tuhan tolong hambamu, aku tak sudi jadi bapak polwan (Pidibaiq, 2004)
Sejak awal Pidibaiq menggambarkan adanya hasrat penyimpangan seks pada aku lirik. Meskipun dia adalah seorang laki-laki, tetapi mempunyai keinginan kuat untuk menjadi seorang wanita. Pidibaiq beranggapan bahwa menjadi seorang wanita lebih mudah dibandingkan menjadi seorang pria. Sedih hatiku sedih terlahir sebagai seorang lelaki Oh Tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki Oh ibu jangan paksa aku ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi (Pidibaiq, 2004) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Di sini, terdapat ungkapan kejujuran, yakni aku lirik mengakui kesedihannya menjadi seorang laki-laki. Dalam keadaan yang terpaksa, dia harus melalui kehidupannya sebagai seorang lelaki. Seandainya aku boleh memilih sebelum dilahirkan Betapa enak menjadi perempuan Tinggal membuka aurat Lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya (Pidibaiq, 2004) Dalam larik ini, begitu jelas alasan yang membuat aku lirik ingin menjadi lelaki.
Aku
lirik
memiliki
pengalaman
pribadi
karena
terpengaruh
oleh
lingkungannya. Dia melihat keadaan bahwa wanita lebih beruntung daripada pria. Keadaan tersebut sudah masuk dalam pikirannya sehingga aku lirik pun melupakan takdirnya sebagai lelaki. Dengan diketahuinya matriks, model, dan varian-varian dari lirik lagu di atas, maka tema dan masalahnya adalah “pengaruh pergaulan bebas mengakibatkan penyimpangan-penyimpangan seks”.
5. Tema dan Masalah Lirik Lagu Lagu Timur Matriks dari lagu Lagu Timur adalah “jangan takut”. Pidibaiq menampilkan frasa /jangan takut/ secara berkali-kali dalam lirik lagu Lagu Timur sehingga dapat diketahui bahwa kata kuncinya adalah jangan takut. Lebih luas lagi /jangan takut/ yang dimaksud adalah jangan takut pada apapun selama tidak memiliki kesalahan. Namun, ketika seseorang telah dijauhi oleh teman-temannya maka terdapat kesalahan yang harus diperbaiki oleh orang tersebut sehingga tidak lagi dijauhi. Adapun model dan varian-variannya sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Jangan takut preman, preman juga makan nasi. Jangan takut polisi, kalau tidur kita gilas. Jangan takut tentara, tentara juga punya istri. (Pidibaiq, 2004) Pada larik di atas, frasa /jangan takut/ terlihat diulang tiga kali. Inti dari larik tersebut menegaskan bahwa seseorang tidak boleh takut pada apapun. Jika dalam posisi salah, maka diakui dan jika dalam posisi benar maka harus berani mempertahankannya. Takutlah jika kau dibenci dijauhi teman-teman sepi, hidupmu sendiri (Pidibaiq, 2004) Dalam larik di atas, dijelaskan bahwa hanya ada satu hal yang harus ditakuti yaitu ketika tidak ada lagi orang yang menemani. Manusia adalah makhluk sosial maka untuk bertahan hidup membutuhkan interaksi pada orang lain. Namun, jika seseorang memiliki kesalahan dan tidak menghargai orang lain maka dampaknya akan dibenci oleh orang lain. Keadaan tersebut dianggap lebih buruk daripada memiliki masalah apapun. Manusia akan menjadi lemah dalam menghadapi masalah tanpa bantuan orang lain. Dengan diketahuinya matriks, model, dan varian-varian dari lirik lagu di atas maka tema dan masalahnya adalah “jangan takut pada apa pun karena semua masalah dapat diatasi dan selama masih memiliki teman, maka hidup tidak akan terasa sulit”.
D. Hipogram Kehidupan di dunia merupakan arti teks secara luas, maka dapat disimpulkan bahwa lirik-lirik lagu TPD merupakan transformasi dari kehidupan sosial yang terjadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
yang merupakan hipogramnya. Hal itu artinya kehidupan sosial menjadi latar belakang terciptanya lirik lagu tersebut. Hal itu termasuk dalam hipogram potensial. Adapun hipogram aktual atau teks nyata yang berupa kata, frasa, kalimat, pribahasa, atau seluruh teks yang melatarbelakangi penciptaan teks baru yang berupa lirik-lirik lagu TPD. 1. Hipogram Lirik Lagu Ayo Kita Kemana Seperti yang telah dipaparkan dalam penjelasan sebelumnya, lirik lagu Ayo Kita Kemana memiliki keterkaitan dengan teks lain. Dalam bagian ini akan dikemukakan lebih rinci tentang hipogram lirik lagu tersebut. Ayo kita ke sawah Mencari petani yang hilang Diculik genderowo dari Jakarta Sore hari saat berenang (Pidibaiq, 2004)
Dalam lirik tersebut menyinggung tentang minat petani yang sudah mulai turun. Hal tersebut bukan sekadar karangan dari Pidibaiq melainkan diciptakan berdasarkan realita. Dalam laporan hasil sensus pertanian 2013 (ST2013) oleh Badan Pusat Statistik, terjadi penurunan petani rumah tangga dari 32,7 juta pada tahun 2003 menjadi 26,13 juta rumah tangga pada tahun 2013. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar hasil ST2013 dibandingkan sensus pertanian 2003 (ST2003) terjadi di subsektor hortikultura, yang mencapai 37,40 persen (6,34 juta rumah tangga). Pada periode yang sama, subsektor kehutanan mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian paling rendah, yaitu tercatat hanya sebesar 0,66 persen (44,98 ribu rumah tangga). Mayoritas petani menghilang beralih profesi ke sektor lain, seperti perdagangan atau perindustrian. Semakin maju suatu bangsa, tren commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
penduduknya akan semakin bergeser dari sektor usaha pangan yang primer ke sektor jasa yang lebih sekunder. Di bawah ini terdapat data laporan hasil pertanian tahun 2013. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Provinsi dan Jenis Usaha, ST2003 dan ST2013 No
Provinsi
(1)
(2)
Rumah Tangga Usaha Pertanian ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (3) (4) (5) (6)
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % (7) (8) (9) (10)
Usaha Pertanian Lainnya (11)
1
Aceh
699 370
644 851
-54 519
-7,80
131
100
-31
-23,66
111
2
Sumatera Utara
1 492 104
1 327 759
-164 345
-11,01
455
420
-35
-7,69
352
3
Sumatera Barat
709 351
644 610
-64 741
-9,13
99
71
-28
-28,28
293
4
Riau
541 050
581 517
40 467
7,48
177
258
81
45,76
102
5
Jambi
414 986
431 589
16 603
4,00
77
123
46
59,74
120
6
Sumatera Selatan
971 458
958 724
-12 734
-1,31
118
178
60
50,85
46
7
Bengkulu
280 964
277 136
-3 828
-1,36
41
77
36
87,80
128
8
Lampung
1 293 192
1 226 455
-66 737
-5,16
92
123
31
33,70
127
9
Kepulauan Bangka Belitung
139 315
124 970
-14 345
-10,30
43
55
12
27,91
66
10
Kepulauan Riau
74 195
69 991
-4 204
-5,67
6
35
29
483,33
10
11
DKI Jakarta
52 583
12 287
-40 296
-76,63
48
31
-17
-35,42
28
12
Jawa Barat
4 345 148
3 058 612
-1 286 536
-29,61
480
479
-1
-0,21
397
13
Jawa Tengah
5 770 801
4 290 619
-1 480 182
-25,65
242
225
-17
-7,02
579
14
DI Yogyakarta
574 920
495 781
-79 139
-13,77
44
20
-24
-54,55
90
15
Jawa Timur
6 314 370
4 978 358
-1 336 012
-21,16
653
410
-243
-37,21
1 083
16
Banten
898 021
592 841
-305 180
-33,98
78
98
20
25,64
58
17
Bali
492 394
408 233
-84 161
-17,09
63
84
21
33,33
406
18
Nusa Tenggara Barat
719 875
600 613
-119 262
-16,57
65
53
-12
-18,46
98
19
Nusa Tenggara Timur
729 483
778 854
49 371
6,77
35
37
2
5,71
500
20
Kalimantan Barat
614 738
627 638
12 900
2,10
168
275
107
63,69
72
21
Kalimantan Tengah
302 414
270 914
-31 500
-10,42
97
228
131
135,05
164
22
Kalimantan Selatan
471 972
432 328
-39 644
-8,40
122
125
3
2,46
112
23
Kalimantan Timur
203 179
180 614
-22 565
-11,11
118
214
96
81,36
38
24
Kalimantan Utara
38 948
44 735
5 787
14,86
38
28
-10
-26,32
–
25
Sulawesi Utara
324 374
253 503
-70 871
-21,85
91
50
-41
-45,05
267
26
Sulawesi Tengah
396 622
401 891
5 269
1,33
60
49
-11
-18,33
131
27
Sulawesi Selatan
1 082 251
980 946
-101 305
-9,36
135
80
-55
-40,74
129
28
Sulawesi Tenggara
314 011
316 262
2 251
0,72
18
32
14
77,78
20
29
Gorontalo
133 083
122 515
-10 568
-7,94
42
26
-16
-38,10
23
30
Sulawesi Barat
167 098
185 847
18 749
11,22
18
14
-4
-22,22
23
31
Maluku
184 376
175 362
-9 014
-4,89
57
52
-5
-8,77
235
32
Maluku Utara
129 246
130 233
987
0,76
21
20
-1
-4,76
69
33
Papua Barat
75 790
70 223
-5 567
-7,35
32
41
9
28,13
30
34
Papua
280 502
438 658
158 156
56,38
46
54
8
17,39
15
31 232 184
26 135 469
-5 096 715
-16,32
4 010
4 165
155
3,87
5 922
Indonesia
(Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Hasil Pertanian 2013 :Pencacahan Lengkap)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
Pada kenyataannya beberapa artikel yang telah didapat mempunyai keterkaitan dengan lirik lagu tersebut. Isi dari artikel tersebut mengungkapkan bahwa berkurangnya minat masyarakat untuk menjadi petani. a. Yunandar Eka Perwira dalam Fokus Jabar (http://fokusjabar.com/2015/ 08/06/dalam-setahun-100-ribu-petani-menghilang/) diakses pada tanggal 17 Oktober 2015 pukul 09.30 “Minat warga Jawa Barat untuk bertani terus berkurang. Bahkan, sekitar 100 ribu petani di Jabar menghilang dalam setahun. Jika pada tahun 2003 silam jumlah petani mencapai 4 Juta lebih, di tahun 2013 jumlah itu berkurang menjadi 3 juta petani. Padahal, sektor ini sangat penting, apalagi jumlah penduduk yang terus meningkat. Saat ini, orang tidak tertarik lagi menjadi petani walau diberikan insentif, seperti traktor, benih, hingga alat menanam. Hal itu terjadi karena sektor pertanian tidak memberikan untung yang maksimal. Terlebih dengan murahnya harga jual produk pertanian lokal atau tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan petani”. b. Tesa Oktiana Surbakti dalam Media Indonesia (http://www.mediaindonesia. com/mipagi/read/9802/Jangan-Biarkan-Petani-Menghilang/2015/03/28) diakses pada tanggal 17 Oktober 2015 pukul 9.46. “Bukan hanya lahan pertanian yang kian tergerus, petani pun tidak sedikit yang mulai beralih profesi. Hal itu akibat kurang prospektifnya sektor pertanian dengan daya beli buruh tani yang masih rendah. Daya beli petani yang diukur melalui nilai tukar petani (NTP) dari tahun ke tahun bahkan mengalami penurunan. Menurut Suharyadi, anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Pembangunan Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, pada tahun 2012 NTP berkisar 105,2 kemudian 2013 sebesar 104,9 dan 2014 kembali turun menjadi 101,2. Selain petani mulai alih profesi menjadi sektor informal lain, rendahnya NTP juga berakibat pada generasi muda yang enggan memilih sektor pertanian sebagai profesi. Mereka lebih memilih bekerja di sektor industri dan jasa.” c. Wahyu Candra dalam
National Geographic
Indonesia (http://national
geographic.co.id/berita/2015/06/kurangnya-petani-indonesia-masa-depan) diakses pada tanggal 17 Oktober 2015 pukul 10.12. “Masa depan pertanian Indonesia terancam dengan semakin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian, khususnya untuk pertanian pangan. Nurhady Sirimorok, peneliti dari Ininnawa, Sulawesi Selatan, menjelaskan bahwa rendahnya keuntungan dari usaha tani, kurangnya lahan, dan tingginya harga tanah pertanian menjadi halangan utama generasi muda desa membayangkan masa depan mereka bersama cangkul dan tanah.” Artikel di atas, menyebutkan tentang minat orang yang menurun untuk bekerja sebagai petani. Semakin lama, petani di Indonesia semakin berkurang atau “menghilang”. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu murahnya harga jual produk tani sehingga tidak sebanding dengan kerja keras petani, generasi muda memilih bekerja di bagian industri dan jasa daripada menjadi petani, kurangnya lahan dan tingginya harga tanah pertanian. Hal tersebut termasuk dalam hipogram potensial yang berhubungan dengan larik /petani yang hilang/. Petani yang hilang tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
dituliskan secara tersurat tetapi secara tersirat menjadi latar belakang terciptanya lirik lagu tersebut. Pada larik ketiga /diculik genderowo dari Jakarta/ menjelaskan bahwa selain beberapa faktor yang telah disebutkan, ada pula faktor yang merupakan ancaman bagi petani sehingga banyak orang yang tidak ingin menjadi petani, yaitu sulitnya mempertahankan lahan. Banyak pihak yang tidak bertanggung jawab mengancam, menculik, bahkan membunuh petani yang berusaha mempertahankan lahannya demi mencari makan daripada dijual atau diberikan pada orang lain. Rendahnya keuangan yang petani miliki dan lemahnya kekuatan petani membuat perlawanan petani menjadi sia-sia. Di bawah ini terdapat artikel yang berhubungan dengan lirik lagu tersebut. a. Imron Fauzi (http://imronfauzi.wordpress.com/2009/07/21/perlawanan-petanijember/) diakses pada tanggal 17 Oktober pukul 18.45. “Pada proses herkaveling, petani dipaksa menandatangani kontrak dengan PT Perkebunan (PTP), yang isinya: 1) petani harus bersedia menjadi tenaga kerja PTP, 2) petani harus tunduk pada ketentuan PTP, meskipun ketentuan itu tidak ada dasar hukumnya, 3) petani harus mau menyetor sebagian hasil panen yang besarnya ditentukan PTP. Momen itulah yang agaknya menyulut konflik terbuka antara petani dan PTP yang dibekingi oleh aparat negara. Petani menolak herkaveling. Konflik kemudian memuncak, PTP dan aparat militer menuduh petani sebagai subversib, komunis, dan sebagainya. Sejumlah petani diculik dan ditangkapi.” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Kutipan artikel tersebut menjelaskan tentang pelawanan petani dari Jember. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2004. Para petani saat itu mengadakan Apel Akbar Petani Jember yang berlangsung di alun-alun Ambulu, Jember. Kegiatan tersebut mengingatkan para elite politik, bahwa masih ada persoalan besar yang harus dihadapi oleh petani Jember yang belum juga mendapatkan solusi. Sejak tahun 1966 hampir seluruh tanah di Curah Nongko milik petani diambil alih oleh PTP XII yang dibekingi oleh aparat militer dan Pemda. Kisah penderitaan petani Jember, bermula beberapa waktu seusai Gerakan Tiga Puluh (Gestapu) 1965. Atas nama perusahaan tembakau, PTP didukung aparat militer, dengan semena-mena mengambil tanah para petani tanpa proses perjanjian jual beli. Proses perampasan tanah itu berjalan dengan cara penyuapan terhadap Kepala Desa setempat sehingga PTP dengan mudah memperoleh tanah dengan status Hak Guna Usaha (HGU). Setelah surat HGU berada di tangan PTP, tahun 1970 aparat dari Koramil dan Polsek mengumpulkan warga Jenggawah. Petani diwajibkan mengumpulkan surat petok tanah dengan alasan akan mendapatkan ganti sertifikat tanah. Janggalnya, proses itu tidak dilakukan di Kantor Pertanahan melainkan di PTP. Pada kenyataannya, bukan sertifikat tanah yang didapatkan melainkan di lahan pertanahan justru dibangun gudang-gudang tembakau tanpa izin. Kemudian terjadi beberapa insiden, yaitu perampasan hasil panen kedelai milik Bunawi dan Gojali yang mencapai 2 ton. Gerombolan perampas ini terdiri atas orang yang semuanya adalah Kepala Desa (Kades) dan Kepala Dusun (Kasun) yang difasilitasi oleh PTP. Peristiwa tersebut terjadi karena penerapan herkaveling (pendaftaran ulang) tanah oleh PTP. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Sengketa antara petani dan PTP merupakan salah satu contoh kasus yang menggambarkan suatu pihak yang melakukan kecurangan tetapi tidak ditindak secara tegas. Kurangnya pengetahuan dan sektor ekonomi membuat para petani tidak dapat berbuat apa-apa. Di lain pihak PTP mampu melakukan segala cara agar mendapatkan lahan yang diinginkan. Simbol genderowo dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana tertuju pada pihak yang mengancam kelangsungan hidup para petani. Pihak tersebut berani untuk menculik dan membunuh para petani yang mencoba untuk melawan kekuasaan yang tidak bertanggung jawab. b. Konsorsum Pembaharuan Agraria (www.kpa.or.id/news/blog/pernyataan-sikapbersama-atas-konflik-agraria-di-tebo-usut-tuntas-pembunuhan-petani-tebojambi/) “Konflik agrarian kembali menelan korban jiwa. Indra Kailani (21), pengurus Serikat Tani Tebo (STT), Anggota Organisasi Tani Lokal (OTL) Sakato Jaya, Desa Lubuk Mandarsah, Kebupaten Tebo, Provinsi Jambi tewas mengenaskan pada Sabtu (28/2/2015) dengan cara diculik dan dibunuh oleh security PT Wira Karya Sakti (selanjutnya PTWKS). Mayat korban ditemukan penuh luka tusukan, sayatan, pukulan, dalam keadaan kaki dan tangan terikay. Kejadian ini bertepatan dengan acara syukuran panen raya yang dilakukan oleh para petani anggota STT di lahan garapan mereka.” Kutipan artikel di atas merupakan peristiwa sengketa lahan pertanian yang terjadi pada tahun 2015 antara petani dan PTWKS. Konflik agraria antara PTWKS dan petani Jambi sudah terjadi sejak dikeluarkannya Surat Menteri Kehutanan No 1198/Menhut-IV/1997, pada 7 Oktober 1997. Atas dasar Surat Menteri tersebut pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
1997, lahan masyarakat secara sepihak dimasukan ke dalam izin area HTI PTWKS untuk tanaman akasia dan ecaliptus. Sedikitnya 10.000 hektar tanah masyarakat Lubuk Mandarsah dirampas oleh PTWKS. Petani yang ingin melakukan panen raya diprovokasi oleh pihak perusahaan dengan melarang petani memasuki lahan garapan mereka. Setiap petani dan pendamping yang mau masuk ke lahan langsung dihadang oleh pihak keamanan PTWKS. Pada saat Nick Karim dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengatakan tujuannya masuk ke lahan petani untuk melakukan panen raya, tiba-tiba dibentak oleh pihak keamanan. Kemudian, penganiayaan pun terjadi terhadap rekan Nick Karim yaitu Indra yang merupakan pengurus Serikat Petani Tebo divisi Pendidikan. Nick meminta bantuan ke Dusun Pelayang Tebat, Desa Lubuk Mandarsah. Ketika kembali, Indra sudah tidak ada di tempat. Pencarian terus dilakukan hingga akhirnya Indra ditemukan sudah meninggal yang disembunyikan di tempat lain. Peristiwa-peristiwa semacam itulah yang disinggung oleh Pidibaiq lewat lirik lagunya. Tindakan kekerasan kaum penguasa terhadap warga yang kurang mampu terutama bagi petani semakin sering terjadi. Lahan-lahan pertanian dirampas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Petani yang berani untuk melawan akan ditindak dengan keras tetapi tindakan tersebut dianggap sebagai salah paham belaka. Apabila konflik tersebut dibiarkan oleh pemerintah dikhawatirkan konflik akan meluas dan berdampak pada menurunnya minat warga menjadi petani. Jika jumlah petani sudah mulai menurun maka produksi beras pun akan semakin menurun. Di satu sisi, permintaan pasar sangat tinggi, tetapi produksi beras commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
justru bertambah sedikit. Hal itu menyebabkan pemerintah untuk terus-menerus mengimpor beras dari luar negeri. Salsyabila (2010: 18) menjelaskan bahwa sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan lagi faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras di Indonesia, yaitu peningkatan pendapatan perkapita, peningkatan produksi beras, dan mendukung agar kurs Rupiah terhadap USD menguat. “Produksi pangan Indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun. Fakta ini memperlihatkan bahwa pemerintah lemah dalam menjalankan program-programnya menanggulangi kerawanan pangan yang semakin memburuk. Kebijakan pemerintah yang banyak membuka peluang bagi investor untuk menanamkan modal di bidang perkebuna tanaman, monokultur, sudah seharusnya direvisi. Seharusnya pemerintah tegas dalam hal ini. Pemerintah hendaknya meningkatkan produksi agar persediaan atau stok beras dalam negeri tercukupi dan permintaan konsumen terpenuhi sehingga tidak selalu mengandalkan impor beras” (Salsyabila, 2010: 18). Pidibaiq lewat lagunya tersebut menginginkan Indonesia yang mandiri dengan mengadakan sarana dan prasarana, seperti infrastruktur, pengadaan jaringan irigasi, pelaksanaan program intensifikasi, menetapkan kelembagaan pertanian, memudahkan akses pemodalan petani dan mempekerjakan lagi petani di Indonesia. Pemerintah juga hendaknya menelusuri dan menindak tegas kelompok yang diduga sebagai mafia beras atau pihak-pihak yang merugikan para petani. Dengan demikian, pemerintah dapat menjaga kestabilan mata uang yang disebabkan oleh impor beras dari luar negeri. Ayo kita mencari Diana anak paman petani Diculik grup musik dari Jakarta Dirayu cincin mata jeli (Pidibaiq, 2004) Larik-larik pada bait lagu di atas berhubungan dengan lirik lagu Diana yang dibawakan oleh grup band Koes Plus. Lagu Diana diciptakan oleh Tony Koeswoyo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
dan dirilis pada tahun 1972 dalam album Koes Plus Volume VIII (Remaco, PH/Kaset). Di bawah ini adalah kutipan lirik lagu Diana karya Koes Plus. Di gunung tinggi kutemui Gadis manis putri paman petani Cantik, menarik, menawan hati Diana namanya manja sekali Waktu aku mengikat janji Kuberikan cincin bermata jeli Tapi apa yang kualami Paman petani marah kudibenci Diana, Diana kekasihku Bilang pada orangtuamu Cincin permata yang jeli itu Tanda kasih sayang untukmu (Koeswoyo, 1972) Pada bait ketiga lirik lagu Diana memiliki kata-kata yang sama dengan lirik lagu Ayo Kita Kemana. Kata kunci yang utama adalah pada kata /Diana/ dan frasa /cincin mata jeli/. Hal ini merupakan sebuah hipogram aktual karena dibuktikan secara jelas dengan teks yang tertulis bahwa memiliki kesamaan dengan potongan lirik lagu lain. Pidibaiq mengangkat kata Diana karena dianggap sebagai lagu fenomenal dan mewakili band Koes Plus sehingga pendengar akan langsung mengetahui penyanyi lagu Diana. Hal itu tentu mempermudah Pidibaiq menyampaikan maksudnya kepada pendengar untuk mengenang kembali lagu-lagu Koes Plus. Lirik lagu Diana diterbitkan bersama Nusantara II, Percaya Padaku, Mana Hatimu, Tiada Lain di Hatiku, Kembalilah Kepadaku, Waktu Bulan Desember, Semanis Rayuanmu, Tak Mungkin Kembali, Jangan Bimbang Ragu, Buat Apa Susah, dan Kolam Susu dalam volume VIII. Suhana (2014: 81) mengungkapkan bahwa lirik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
lagu Diana terinspirasi dari sosok seorang gadis Portugis putri petani Timor Timur, tetapi ada yang menafsirkan sebagai putri petani dari Pulau Jawa. “Lagu Diana menjadi salah satu yang menghangatkan kebangkitan Koes Plus di News Café dan kemudian menjadi tema ulang tahun harian Kompas tahun 2010 dalam judul pagelaran musikal yang spektakuler, yang menghadirkan Garin Nugroho sebagai sutradara pementasan dan Yockie Suryoprayogo sebagai penata musik” (Suhana, 2014: 81). Adapun alasan redaksi Kompas menjadikan Diana sebagai tema. “Diana adalah Diana dengan dunia sendiri, tanpa perlu ambil pusing mana ada anak petani bernama Diana. Da Silva adalah Da Silva, tanpa perlu kita mempertanyakan secara persis dari mana tokoh ini berasal. Mengangkat lagu-lagu Koes Plus menjadi sebuah narasi dari suatu musikal berarti mentransformasikan fakta-fakta itu, yaitu lagu-lagu mereka, ke sebuah wilayah simbolik baru. Biarlah simbol-simbol itu beroperasi sendiri, menemukan dinamikanya sendiri, menemukan sosoknya sendiri dalam dinamika panggung musikal. Itulah yang kami harapkan pada musikal Diana,” (Bre Redana dalam Suhana, 2014: 82).
Lagu Diana dianggap menjadi lagu yang paling fenomenal di antara lagulagu yang pernah dibawakan oleh Koes Plus.
“Kalau dihitung-hitung, setelah
piringan hitam Remaco, Diana dan lagu-lagu Koes Plus lainnya diproduksi dalam kaset, CD, dan VCD oleh lebih dari 20 perusahaan rekaman: Purnama Records, Usaha Remaja Records, Atlantic Records, Asia Records, Mutiara, Pratama, Akurama, Ratosan, Puspita, Flower Sounds, Mustika, Batara, Harpa, Musica Studio’s, Varianada, Metrotama, Virgo Ramayana, FM Records, Melody Sounds, Atlanta, New Metro, Blackboard, Bravo Music, Nirwana Audio Video, Gema Nada Pertiwi, dan belum termasuk produk bajakan” (Theodore KS dalam Suhana, 2014: 85). Prestasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
yang ditimbulkan dari lagu Diana inilah yang membuat Pidibaiq mencantumkan kata /Diana/ dalam larik lagu Ayo Kita Kemana. Apabila dikaitkan kembali pada larik /ayo kita mencari Diana anak paman petani/, Pidibaiq bermaksud untuk mengingatkan kembali pada pendengar bahwa lagu Diana pernah populer dan kemudian menghilang. Sesuai dengan tema dan masalah yang ditemukan bahwa lagu Diana mewakili lagu-lagu Koes Plus dianggap lagu paling berpengaruh di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, lagu Diana dan lagu-lagu sejenisnya hilang secara sadar atau tanpa disadari oleh masyarakat. Ayo kita sekolah Mencari Rano Karno yang hilang Dicuri bimbingan belajar Yogyakar Ta waktu mengajak sekolah (Pidibaiq, 2004)
Pada bait ketiga lirik lagu Ayo Kita Kemana di atas berhubungan dengan Rano Karno. Rano Karno dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan begitu terang menggambarkan sosok tokoh yang mengutamakan pendidikan lebih dari apa pun. Namun, dalam iklan salah satu bimbingan belajar, Rano Karno justru mengutamakan pendidikan nonformal daripada pendidikan formal. Hal itu digambarkan oleh Pidibaiq dengan tokoh Rano Karno yang telah hilang dicuri bimbingan belajar Yogyakarta. Namun, kenyataannya bukanlah Rano Karno yang hilang tetapi pemikiran Rano Karno yang hilang atau berubah pendapat dari sebelumnya. Triwiyanto, (2014: 121) mengungkapkan bahwa pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan
pemberdayaan
perempuan,
pendidikan
keaksaraan,
pendidikan keterampilan, dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Kemudian, Triwiyanto (2014: 121) juga menjelaskan, satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Dalam hal ini bimbingan belajar termasuk dalam pendidikan nonformal. Alasan siswa memilih untuk belajar tambahan di bimbingan belajar salah satunya adalah kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang berbeda-beda. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, terdapat sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, tetapi di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, baik bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas siswa dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Makmun (2012: 273-274) berpendapat bahwa terdapat empat kriteria yang menentukan pengukuran proses dan produk belajar yakni: (1) dengan menggunakan criterion refrenced evaluation yang dinilai berdasarkan tujuan-tujuan (dalam wujud perubahan perilaku dan pribadi); (2) berdasarkan kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) siswa untuk pelajaran dalam bidang studi tertentu dengan asumsi kondisi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
belajar telah disesuaikan dengan perbedaan individual; (3) berdasarkan waktu yang diterapkan untuk menyelesaikan suatu program belajar; dan (4) menggunakan norm refrenced (PAN) prestasi siswa dibandingkan dengan prestasi siswa lainnya. Apabila seseorang dalam suatu kriteria tertentu dinyatakan kurang atau tidak dapat menguasai hal yang ingin dicapai, maka bimbingan belajar merupakan salah satu solusinya. Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Dalam perannya sebagai pendidikan nonformal, maka bimbingan belajar tidak menjadi prioritas utama seseorang menuntut ilmu. Makmun (2012: 277-278) menjelaskan bahwa terdapat tiga definisi bimbingan belajar, yakni (1) layanan bimbingan belajar merupakan bantuan kepada indvidu tertentu; (2) dengan layanan bantuan itu diharapkan agar indvidu yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan yang optimal; dan (3) layanan bimbingan merupakan suatu proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, dan perwujudan penyesuaian diri. Pada dasarnya, bimbingan belajar dibuat untuk membantu pelajar dalam menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata bimbingan belajar semakin berkembang dan menjamur di berbagai tempat. Pola pembelajaran dan progam yang diberikan pada siswa pun beraneka ragam. Biaya yang harus dikeluarkan dalam setiap bimbingan belajar juga berbeda-beda menyesuaikan fasilitas yang diberikan oleh bimbingan belajar. Keuntungan yang didapat oleh siswa dalam pembelajaran di luar sekolah adalah wawasan siswa akan bertambah dan siswa akan lebih cepat mencerna pelajaran dibandingkan oleh siswa yang lain yang tidak mengikuti bimbingan belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
Pola pembelajaran yang diberikan oleh bimbingan belajar yaitu mengikuti mata pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah dan menambahkan materi yang sudah ada di modul atau ketentuan bimbingan belajar. Ada pula bimbingan belajar yang mematok biaya yang sangat tinggi dengan jaminan bahwa siswa akan masuk perguruan tinggi yang favorit. Hal tersebut memotivasi siswa untuk berlomba-lomba untuk mengikuti bimbingan belajar yang terbaik. Semakin banyak siswa yang mengikuti bimbingan belajar, maka semakin berkembang juga bimbingan belajar tersebut. Bimbingan belajar pun menjadi seperti hal yang wajib diikuti oleh siswa sehingga siswa lebih mengutamakan mengikuti bimbingan belajar yang bersifat nonformal daripada sekolah yang bersifat formal. Adanya bimbingan belajar seharusnya dipergunakan sebagai alat bantu siswa dalam menguasai materi yang belum dimengerti oleh siswa dan bukan dijadikan sebagai prioritas siswa. Namun, yang terjadi adalah hilangnya peran guru sebagai pengajar sekaligus orang tua yang mendidik siswanya dengan baik. Hal yang menyebabkan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar adalah minimnya pelajaran yang diberikan oleh guru tetapi soal dan latihan lebih sulit daripada materi yang diberikan. Dengan demikian, siswa mencari cara untuk menjawab soal tersebut di bimbingan belajar. Padahal, guru juga seharusnya dapat membantu dan menambah jam pelajaran jika terdapat soal latihan yang menyulitkan siswa di sekolah. Jika sebagian besar nilai yang baik dikarenakan siswa mengikuti bimbingan belajar, maka akan timbul rasa kurang percaya diri bagi siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Selain itu, kesenjangan sosial pun akan terjadi antara siswa yang mampu dan yang tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
Dalam kaitannya dengan lirik Ayo Kita Kemana, Pidibaiq menyinggung hal yang berhubungan dengan bimbingan belajar. Lewat nama /Rano Karno/ dalam lirik yang juga seorang tokoh ternama yang juga tertarik untuk mempromosikan bimbingan belajar daripada berusaha menonjolkan pendidikan di Indonesia. /Rano Karno/ sebagai perwakilan untuk orang-orang yang juga terpengaruh dengan bimbingan belajar. Bukan semata-mata Rano Karno yang hilang, tetapi juga peran guru, sekolah, dan pendidikan formal yang hilang. Semua hal tersebut diambil alih oleh bimbingan belajar. Lirik tersebut juga mengkritik pemerintah untuk terus meningkatkan sistem pendidikan dan membangun fasilitas belajar yang layak untuk siswa agar siswa semakin giat untuk belajar.
2. Hipogram Lirik Lagu Malin Kundang In Memorial Lirik lagu Malin Kundang In Memorial mempunyai keterkaitan dengan legenda Malin Kundang yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Legenda-legenda yang mempunyai tema tentang anak yang durhaka pada orangtuanya biasanya untuk meningkatkan anak-anak agar tidak menjadi anak yang durhaka. Selain itu, cerita dalam legenda juga menjadi bahan cerita bagi pendendang/penampil pertunjukan sastra lisan untuk disampaikan kepada penontonnya. Kisah Malin Kundang biasanya menjadi bahan cerita tukang rebab (kaba) Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Syamsudin Udin (dalam Ronidin, 2011: 114) rebab (kaba) Pesisir Selatan merupakan salah satu bentuk sastra lisan Minangkabau. Rebab merupakan instrument musik pengirngnya dan Pesisir Selatan merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
daerah tempat berkembangnya tradisi tersebut. Pada pertunjukan rebab Pesisir Selatan ini, kaba Malin Kundang disampaikan dalam bentuk syair. Hanya pada bagian awal dan akhir dipakai pantun sebagai pembuka dan penutup cerita. Dalam lirik Malin Kundang in Memorial, Pidibaiq mengambil sudut pandang yang berbeda terhadap Malin Kundang. Aku lirik dalam lirik lagu tersebut menganggap bahwa Malin Kundang adalah orang yang sangat beruntung dibandingkan dengan aku lirik. Malin Kundang dikutuk menjadi batu dan menjadi seorang yang terkenal oleh masyarakat Indonesia, tetapi aku lirik hanya menjadi babu dan tidak dapat terkenal seperti Malin Kundang. Penilaian yang buruk terhadap Malin Kundang dibuat menjadi sebuah keadaan yang beruntung oleh Pidibaiq. Cerita Malin Kundang yang buruk secara tidak langsung dapat membuat seseorang menjadi dikenal oleh banyak orang. Namun, terkenal yang dimaksud bukan sebuah hal yang positif, melainkan hal yang seharusnya merusak nama baik Malin Kundang. Dapat lebih tepat apabila kata /terkenal/ tersebut diganti menjadi kata /tercemar/ karena lebih berkaitan dengan sesuatu yang buruk. Namun, Pidibaiq lebih memilih kata /terkenal/ karena dianggap lebih baik dari sudut pandang aku lirik. Lirik lagu Malin Kundang In Memorial menyinggung artis-artis yang terkenal akibat hal yang negatif atau pristiwa yang dibuat-buat. Misalnya, peristiwa yang dialami oleh Vicky Prasetyo pada tahun 2013. Vicky Prasetyo pada Minggu, tanggal 1 September 2013 melamar Syurkianih atau lebih dikenal sebagai Zaskia Gotik di Hotel Kempinski. Namun, beberapa hari kemudian, pemberitaan mengenai Vicky Prasetyo yang dianggap seorang penipu bermunculan. Pada akhirnya, Zaskia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Gotik menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap wartawan pada Kamis, tanggal 5 September 2013 dalam jumpa pers. Zaskia Gotik memutuskan pertunangannya dengan Vicky Prasetyo pada saat itu juga. “Padahal awal September lalu Vicky melamar Zaskia dengan pesta mewah yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski. Namun sehari berselang, Vicky langsung ketahuan bahwa ia seorang penipu dari pernyataan seorang warga di Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Bekasi Jawa Barat. Wanita yang tak mau disebutkan namanya itu membeberkan kalau Vicky pernah kabur karena kalah dalam pemilihan kades. Vicky dikabarkan kabur ke Singapura karena ia berutang dengan warga desa tersebut karena sebelumnya ia berjanji akan memberikan Rp 50,000,00 bagi setiap warga yang memilihnya” (Anggie, 2013). Setelah kejadian tersebut, Vicky Prasetyo mendadak menjadi artis yang populer, meskipun dapat terkenal akibat kesalahannya. Nama Vicky Prasetyo sempat tercemar, tetapi hal itu justru membuat dia dipanggil beberapa stasiun televisi untuk mengisi acara. Namun, pekerjaannya sebagai artis tidak berdasarkan kualitas dan prestasi, tetapi karena sensasi. Vicky Prasetyo melakukan segala cara demi tercapai tujuannya. Selain itu, Vicky Prasetyo juga menggunakan bahasa yang tidak lazim. Bahasa tersebut lebih dikenal sebagai bahasa Vickynisasi. Tidak hanya berhasil menggegerkan dunia hiburan, tetapi ulah Vicky Prasetyo juga membuat gusar kalangan ahli bahasa. Bahasa yang dibuat Vicky Prasetyo telah mengacaukan kaidah dan tata berbahasa Indonesia. Karena bahasa Vickynisasi tersebar luas di media, banyak orang yang meniru bahasa tersebut. Hal itu membuat kualitas bahasa Indonesia menjadi menurun. Di bawah ini merupakan kutipan kata-kata yang disampaikan oleh Vicky Prasetyo, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
“Di usiaku saat ini, ya twenty nine my age, tetapi aku tetap masih merindukan apresiasi karena basically ya aku senang, senang music gitu walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran ya yang kita pilih ya. Kita belajar harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar, aku pikir kita nggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang entah menjadi keinginan. Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia gitu tapi menjadi confident, tapi kita harus dapat mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga (dikutip berdasarkan wawancara Vicky Prasetyo Minggu, 1 September 2013 di Hotel Kempinski)” (Yos Beda, 2013).
Apabila dikaitkan dengan lirik lagu Malin Kundang in Memorial, makna yang dapat ditangkap bahwa seseorang seharusnya bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Artis yang dikenal hanya berdasarkan sensasi tidak bertahan lama di dalam dunia hiburan. Karya-karya yang dibuatnya cepat meredup karena hanya ditampilkan pada saat pemberitaan mengenai dirinya sedang meledak. Berbeda dengan
artis
yang
fokus
mengutamakan
prestasi
dan
kemampuan
serta
mengembangkan kualitas diri jauh lebih bertahan lama dan menjadi legenda dalam dunia hiburan. Selain itu, peristiwa lain juga terjadi pada Farhat Abbas, seorang pengacara berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan putra dari pakar hukum Abbas Said. Farhat dikenal sebagai pengacara yang kerap menangani kasus yang dialami selebritis dan ucapan-ucapannya yang kontroversial di twitter. Selain itu, Farhat juga dikenal karena ucapannya dalam mengomentari kasus yang sedang tren, tingkah laku selebriti, pejabat dan politikus secara blak-blakan dan cenderung menghujat. Akibat ulahnya tersebut, dia sering mengalami perseteruan dengan artis-artis lain yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105
perseteruannya dengan Caisar (dalam acara Yuk Keep Smile (2013) yang disiarkan di Trans TV), Soimah, Ahmad Dhani, Arya Wiguna, Norman Kamaru dan Ilal Ferhard. Perseteruannya dengan Caisar diawali dari goyang Caisar yang ditampilkan di acara Yuk Keep Smile di Trans TV. Awalnya goyangan tersebut dapat dinikmati oleh banyak orang. Namun, setalah lama kemudian, acara tersebut banyak menuai protes. Salah satu pihak yang memerotes goyangan Caisar adalah Farhat Abbas. Farhat Abbas menuding bahwa goyangan Caisar adalah goyangan bencong. Farhat mengungkapkan bahwa goyang yang dapat ditiru adalah goyang milik wanita. Maka dari itu, goyang Caisar dianggap seperti goyangan wanita. Farhat Abbas (dalam Kapanlagi, 2013) mengatakan bahwa goyang Caisar mengajak Indonesia menjadi bencong. Ucapan Farhat Abbas tersebut langsung diliput oleh berbagai media. Namanya pun menjadi tercemar dan hal tersebut justru dianggap menjadi motivasi untuk melakukan hal yang sama terhadap tingkah laku artis lain. Terbukti setelah itu, Farhat Abbas juga menuai kontroversi dengan Soimah. Farhat Abbas menuturkan lewat akun twitternya agar Soimah tidak lagi memakai pakaian yang modern tetapi tetap memakai pakaian kebaya dalam setiap penampilannya. Farhat (dalam Kapanlagi, 2013) juga menyayangkan keikusertaan Soimah dalam acara YKS dan lawak massal. Setelah kasus kecelakaan Abdul Qadir Jaelani (anak dari Ahmad Dhani) di Tol Jagorawi yang menewaskan banyak orang, Farhat Abbas menilai bahwa Ahmad Dhani tidak becus mendidik anaknya. Akibat komentarnya di twitter mengenai Ahmad Dhani, terjadilah perseteruan antara Farhat Abbas dan Ahmad Dhani. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
Kejadian ini terus berlangsung berkali-kali dan disiarkan kepada publik. Namun yang terjadi bukanlah Farhat Abbas ditindak secara hukum karena pencemaran nama baik, tetapi justru namanya semakin melejit. Banyak stasiun televisi yang mengundangnya untuk mengisi acara. Dengan kata lain, Farhat Abbas melakukan pencemaran nama baik dengan tujuan untuk meningkatkan popularitas. Meskipun namanya tercemar, tetapi demi mencapai tujuannya atau mendapatkan popularitas segalanya dilakukan. Farhat Abbas yang dianggap menjadi artis yang instan akibat ulahnya membuat kontroversi dianggap tidak memiliki kualitas dalam pekerjaannya sebagai artis. Sama halnya yang dialami oleh Vicky Prasetyo, kemunculan Farhat Abbas di televisi tidak bertahan lama karena tidak memiliki kemampuan dan karakter yang kuat di dunia hiburan. Hal ini ada kaitannya dengan larik /mungkinkah terkenal bila tak durhaka?/. Artinya, seseorang sebenarnya dapat melakukan hal yang positif agar namanya dapat dikenal banyak orang. Terkenal adalah sebagai dampak dari usaha dari seseorang yang telah berhasil. Terkenal bukanlah sebuah tujuan utama dalam melakukan sebuah usaha. Hal yang paling penting adalah proses dan hasil dari usaha tersebut. Apabila seseorang fokus terhadap hal yang dijalaninya, maka tujuannya akan tercapai. Meskipun prosesnya lama, tetapi hasilnya akan baik tanpa mengandalkan sebuah sensasi.
3. Hipogram Lirik Lagu Chicha in Nostalgia Lirik lagu Chicha in Nostalgia berkaitan dengan lirik lagu Helly yang dinyanyikan oleh Chicha Koeswoyo. Seperti yang dibahas sebelumnya lirik lagu tersebut mengandung hipogram aktual karena berhubungan dengan teks sebelumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
Tidak hanya lirik lagu Helly yang dikaitkan dengan lirik lagu Chicha in Nostalgia, The Rolling Stones juga dimasukan di dalam lagu tersebut. Di sini, terdapat perbandingan antara The Rolling Stones yang mewakili grup band barat untuk orang dewasa dan Chicha Koeswoyo yang mewakili lagu Indonesia untuk anak-anak. Perbandingan tersebut diciptakan Pidibaiq sebagai perbedaan waktu, generasi, dan zaman yang sudah banyak berubah. Perubahan zaman tersebut menimbulkan dampak yang positif dan negatif. Lagu anak semakin lama semakin memudar. Sudah jarang sekali ditemukan lagu-lagu khusus untuk anak diciptakan. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh lagu-lagu barat yang mulai disukai oleh masyarakat Indonesia termasuk pula anakanak. Pada dekade 1950-an, berkembang jenis musik rock and roll yang dipopulerkan oleh Elvis Presley di Amerika. Kemudian, 1960-an, pengaruh musik rock and roll diperkuat dengan masuknya grup-grup musik asal Inggris seperti Roling Stone dan The Beatles. Perkembangan musik tersebut mempengaruhi para pendengarnya di Indonesia yang kemudian juga menciptakan dan menyanyikan lagu sendiri. Koes Plus merupakan salah satu musisi Indonesia yang mengadopsi musik dan gaya rock and roll tersebut. Musik rock and roll benar-benar mempengaruhi anak-anak muda Indonesia pada masa itu. Gaya yang proaktif dan penampilan eksentrik seperti menjadi keharusan bagi anak-anak muda Indonesia. Kehebohan musik rock and roll pada masa itu bahkan menyebabkan Presiden Soekarno mengeluarkan peraturan tentang larangan musik rock and roll yang dianggap musik ‘ngak-ngik-ngok’. Presiden commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
Soekarno menganggap anak-anak Indonesia telah dirasuki oleh budaya Barat dan meninggalkan budaya Timur. Begitu juga pada dekade 1970-an, aliran musik rock yang dibawakan oleh Led Zeppelin, Black Sabbath, dan Deep Purple berkembang di Eropa dan Amerika. Grup musik Indonesia seperti A.K.A., God Bless, dan S.A.S. pun ikut membawakan aliran musik tersebut. Bahkan, pada awalnya grup musik Indonesia tersebut tidak membawakan lagu-lagu ciptaan mereka. Akan tetapi, membawakan lagu-lagu yang dipopulerkan oleh musisi Eropa dan Amerika pada masa itu. Pengaruh dunia informasi, menyebabkan pengaruh musik barat di Indonesia juga masih berlangsung hingga saat ini. Pengaruh itu tidak hanya berdampak pada orang dewasa, tetapi juga berdampak pada anak-anak. Hanya dengan mendengarkan, anak mampu mengingat lebih banyak, terutama jika bentuk lagu dalam bahasa asing karena dapat mempelajari bahasa asing tersebut secara tidak langsung. Karena penyebaran musik Barat atau musik dewasa sangat cepat dan merata sehingga anakanak pun menjadi gemar mendengarkan lagu sejenis itu.
4. Hipogram Lirik Lagu Cita-citaku Lirik lagu Cita-citaku memiliki tema dan masalah tentang pengaruh pergaulan bebas yang mengakibatkan penyimpangan-penyimpangan seks. Lirik lagu tersebut merupakan transformasi dari kehidupan di dunia. Hal itu artinya kehidupan sosial menjadi latar belakang terciptanya lirik lagu tersebut. Hal itu termasuk dalam hipogram potensial. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
Dalam lirik lagu tersebut, aku lirik menyampaikan perasaan bencinya terhadap laki-laki. Aku lirik digambarkan tidak suka menjadi seorang lelaki. Rasa benci itu timbul sebagai hasil dari pengalamannya yang menangkap bahwa menjadi seorang lelaki itu sulit daripada menjadi seorang perempuan. Pengalamannya dapat diambil dari kegiatan sehari-hari, melihat orang-orang di sekitarnya, pengalaman intelektualnya dan sudut pandang pemikirannya. Dalam lirik lagu tersebut, terdapat larik /Betapa enak menjadi perempuan, tinggal membuka aurat, lelaki bekerja keras untuk mendapatkannya/ adalah sebagai inti dari permasalahan yang timbul. Dapat disimpulkan bahwa aku lirik terinspirasi dari pengamatannya tentang perempuan yang menjual dirinya. Anggapannya adalah menjadi seorang perempuan lebih mudah daripada menjadi seorang lelaki. Hal ini merupakan faktor lingkungan yang membuat aku lirik berpikir demikian. Pengalamannya tersebut memunculkan rasa benci yang mendalam yang membuat aku lirik ingin menjadi seorang perempuan. Perasaan aku lirik yang ingin menjadi seorang perempuan bukanlah sematamata sebuah bentuk pelarian dari rasa bencinya terhadap seorang lelaki, tetapi justru aku lirik benci terhadap seorang perempuan. Bagi sebagian orang, keinginan menjadi seorang perempuan karena mereka tidak suka menjadi seorang lelaki. Tetapi aku lirik tidak hanya memiliki perasaan seperti itu. Karena menjadi seorang perempuan itu lebih baik, maka harus dijaga dengan baik kehormatannya. Namun, setelah aku lirik mengamati seorang perempuan yang begitu mudahnya menjual dirinya, rasa kekagumannya terhadap seorang perempuan pun hilang. Aku lirik tidak hanya membenci seorang lelaki yang sulit untuk mencari kerja, tetapi juga membenci seorang perempuan yang dengan rela menjual dirinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Aku lirik merasa terhadap perempuan yang dianggapnya lebih baik daripada seorang lelaki, tetapi dalam kenyataannya tidak semua perempuan dapat menjaga kehormatannya. Perasaan kecewa inilah yang membuat aku lirik ingin menjadi perempuan yang mempunyai cita-cita dan mampu menjaga kerhormatannya dengan baik. Dalam lirik lagu tersebut terdapat empat larik yang menjelaskan tentang citacita yang ingin dicapai oleh aku lirik yaitu /cita-citaku ingin menjadi polwan/, /citacitaku ingin menjadi Bu Ahmad/, /cita-citaku ingin menjadi tomboi/, dan /cita-citaku ingin menjadi lesbian/. Lirik lagu Cita-citaku merupakan sindiran satire terhadap perempuanperempuan yang dengan rela menjual dirinya demi mendapatkan uang. Perempuan yang telah memutuskan untuk menjadi seorang pelacur memiliki rasa putus asa dalam dirinya. Pelacur merupakan jalan pintas yang tidak dibenarkan. Masih ada hal yang dapat dilakukan daripada harus menjadi seorang pelacur. Pidibaiq dalam lirik lagu Cita-citaku menyinggung pelacuran yang ada di Indonesia. Selain dapat merusak diri sendiri juga dapat mempengaruhi orang lain agar terjerumus ke tempat yang salah. Kegiatan prostitusi atau pelacuran ini sudah ada pada zaman kerajaan-kerajaan. Raja memiliki kekuasaan penuh terhadap sebuah kerajaan. Tugas raja adalah menetapkan hukum dan menegakkan keadilan. Semua orang harus tunduk kepada raja dan harus mematuhinya tanpa terkecuali. Kekuasaan raja tersebut terlihat dari seberapa banyak selir yang dimiliki oleh raja. Selir tersebut berasal dari putri bangsawan yang diserahkan sebagai tanda kesetiaan terhadap raja. Selain itu, selir dapat berasal dari kerajaan lain sebagai upeti atau persembahan dan dari keluarga terdekat dengan maksud menjadi bagian dari keluarga kerajaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
Selir-selir raja mendapatkan keuntungan yaitu dapat melahirkan anak-anak raja. Selir tersebut biasanya mempunyai kepribadian yang menarik dan memikat. Hull (1997: 2) mengungkapkan bahwa semakin banyak selir yang dipelihara, semakin bertambah kuat posisi raja di mata masyarakat. Hanya raja dan kaum bangsawan yang mampu memiliki banyak selir. Selir merupakan simbol luas kekuasaan sebuah kerajaan. Semakin banyak selirnya, maka semakin luas wilayah jajahan kerajaan tersebut. Bagi raja atau kaum bangsawan yang mempersembahkan selir untuk kerajaan lain, juga dapat menambah kekuasaan dan dukungan politik dari kerajaan lain. Oleh karena itu, status perempuan pada zaman itu dianggap sebagai barang atau upeti yang dapat diperjualbelikan demi kepentingan kekuasaan dan politik. Kegiatan jual beli perempuan seperti itu ternyata tidak hanya ditemukan di Indonesia saja, bahkan sampai seluruh Asia juga mengalami keadaan yang sama. Dalam masa itu, perbudakan dan pengabdian seumur hidup kepada yang berkuasa sudah menjadi hal yang biasa saat menggunakan sistem feodal. Di Bali misalnya, seorang janda dari kasta rendah tanpa adanya dukungan yang kuat dari keluarga, secara otomatis menjadi milik raja. Jika memutuskan tidak mengambil dan memasukan dalam lingkungan istana, maka dia akan dikirim ke luar kota untuk menjadi pelacur. Sebagian dari penghasilannya harus diserahkan kepada raja secara teratur (Eni dalam Hull, 1997: 3). Pilihan yang diberikan kerajaan sulit untuk diterima bahkan cenderung tidak adil. Dengan kata lain, terdapat unsur paksaan terhadap perempuan untuk menjadi selir raja. Hull (1997: 3) menjelaskan bahwa bentuk industri seks yang lebih terorganisasi berkembang pesat pada periode penjajahan Belanda. Keadaan tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
dapat dilihat dari sistem perbudakan dan perseliran yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seks masyarakat Eropa. Umumnya, aktivitas ini berkembang di daerahdaerah sekitar pelabuhan di Nusantara. Biasanya, perseliran dilakukan untuk memuaskan seks para serdadu, pedagang, dan para utusan. Hal itu sudah menjadi isu utama dalam pembentukan budaya asing yang masuk ke Nusantara. Kegiatan perdagangan perempuan ini menimbulkan sebuah dilema bagi penduduk pribumi. Di satu sisi, banyak permintaan seks yang datang dari kaum bangsawan yang dikirim oleh pemerintah kolonial yang datang ke Indonesia dan ditunjang oleh tersedianya anak perempuan yang siap dijual oleh keluarganya demi mendapatkan uang. Di sisi lain, kegiatan seperti itu sangat berbahaya karena mengawinkan antara ras yang berbeda dan tidak menentu. Perilaku seperti itu terus berlangsung tanpa mengganggu nilai-nilai sosial pada saat itu dan dibiarkan saja oleh pemimpin mereka. Pada tahun 1600-an, pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang keluarga pemeluk agama Kristen mempekerjakan wanita pribumi sebagai pembantu rumah tangga dan melarang setiap orang mengundang perempuan baik-baik untuk berzinah. Setelah itu, tahun 1852, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang menyetujui komersialisasi industri seks, tetapi dengan serangkaian aturan untuk menghindari tindakan kejahatan yang timbul akibat aktivitas prostitusi ini. Kerangka hukum tersebut masih berlaku hingga sekarang. Untuk memudahkan polisi dalam menangani industri seks, para pekerja seks komersil (PSK) atau wanita publik tersebut dianjurkan sedapat mungkin melakukan aktivitasnya di rumah bordil. Sayangnya, peraturan perundangan yang dikeluarkan tersebut membingungkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
banyak kalangan pelaku di industri seks, termasuk juga membingungkan pemerintah. Untuk itu, pada 1858 disusun penjelasan berkaitan dengan peraturan tersebut dengan maksud untuk menegaskan bahwa peraturan 1852 tidak diartikan sebagai pengakuan bordil sebagai lembaga komersil. Sebaliknya, rumah pelacuran diidentifikasikan sebagai tempat konsultasi medis untuk membatasi dampak negatif adanya pelacuran. Meskipun perbedaan antara pengakuan dan persetujuan sangat jelas bagi aparat pemerintah, tetapi tidak cukup jelas bagi masyarakat umum dan wanita publik itu sendiri (Hull; 1997:5-6). Pada 1875, pemerintah mengeluarkan peraturan berkenaan dengan pemeriksaan kesehatan. Peraturan tersebut menyebutkan, antara lain bahwa para petugas kesehatan bertanggung jawab untuk memeriksa kesehatan para wanita publik. Meskipun telah dikeluarkan banyak peraturan, aktivitas pelacuran tetap saja meningkat secara drastis pada abad ke-19, terutama setelah diadakannya pembenahan hukum agraria tahun 1870, pada saat itu perekonomian negara jajahan terbuka bagi para penanam modal swasta (Ingleson dalam Hull; 1997:6). Faktor meningkatnya aktivitas prostitusi disebabkan oleh keadaan sekitar yang juga turut berkembang. Perkembangan ekonomi yang meningkat membuat banyak sektor atau tempat-tempat di sebagian wilayah Indonesia diperbarui. Misalnya saja, di Jawa Barat diadakan perluasan areal perkebunan, di Jawa Timur diadakan pertumbuhan industri gula, di Sumatera didirikan perkebunan-perkebunan dan pembangunan jalan raya serta jalur kereta api. Kegiatan tersebut merangsang terjadinya migrasi tenaga kerja lelaki secara besar-besaran. Sebagian besar dari pekerja tersebut adalah bujangan yang akan menciptakan permintaan terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
aktivitas prostitusi. Selama pembangunan kereta api yang menghubungkan kota-kota di Jawa seperti Batavia (Jakarta), Bogor, Cianjur, Bandung, Cilacap, Yogyakarta dan Surabaya 1884, tidak hanya aktivitas pelacuran yang timbul untuk melayani para pekerja bangunan di setiap kota yang dilalui kereta api, tetapi juga pembangunan tempat-tempat penginapan dan fasilitas lainnya meningkat bersamaan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan konstruksi jalan kereta api. Oleh sebab itu dapat dimengerti alasan banyak kompleks pelacuran tumbuh di sekitar stasiun kereta api hampir di setiap kota. Contohnya di Bandung, kompleks pelacuran berkembang di beberapa lokasi di sekitar stasiun kereta api termasuk Kebonjeruk, Kebontangkil, Sukamanah, dan Saritem. Hull juga menambahkan, (1997:7) di Yogyakarta, kompleks pelacuran didirikan di daerah Pasarkembang, Balongan, dan Sosrowijayan. Di Surabaya, kawasan pelacuran pertama adalah di dekat Stasiun Semut dan di dekat pelabuhan di daerah Kremil, Tandes, dan Bangunsari. Sebagian besar dari kompleks pelacuran ini masih beroperasi sampai sekarang, meskipun peranan kereta api sebagai angkutan umum telah menurun dan keberadaan tempat-tempat penginapan atau hotel-hotel di sekitar stasiun kereta api juga telah berubah. Lokalisasi pelacuran terbesar terdapat di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya yang biasa disebut dengan Gang Dolly. Gang Dolly sebenarnya sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola oleh seorang perempuan keturunan Belanda yang dikenal dengan nama Dolly van der mart. Keturunan Dolly sampai sekarang masih ada di Surabaya, meskipun sudah tidak mengelola bisnis. Kawasan Dolly berada di tengah kota, berbaur dengan pemukiman penduduk yang padat. Kompleks lokalisasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
Dolly menjadi sumber rezeki bagi banyak pihak sehingga tempat tersebut tidak pernah ditutup. Namun, pada Rabu, 18 Juni 2014, Dolly resmi ditutup bertepatan dengan menjelang bulan Ramadan. Peristiwa penutupan Dolly sempat menuai banyak protes dari warga-warga sekitar yang kehilangan mata pencariannya. Pasca penutupan Dolly, para PSK melakukan prostitusi secara tersembunyi, migrasi ke tempat lokalisasi di daerah lain, atau menggunakan jasa prostitusi online. Aktivitas prostitusi seperti kegiatan yang tidak dapat dihentikan. Berbagai cara dilakukan baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi untuk terus mengadakan aktivitas tersebut. Meskipun beberapa tempat prostitusi seperti Dolly telah dibasmi oleh pemerintah dengan menutup tempat prostitusi tetapi aktivitas seperti itu seolah menemukan jalan lain untuk menjajakan jasanya. Terbukti pada 1990 aktivitas prostitusi dialihkan menggunakan sistem jaringan internet atau via online. Kegiatan ini biasa disebut sebagai prostitusi online yang baru marak terdengar pada tahun 2000-an dan meledak pada saat kalangan artis mulai tertangkap menjadi salah satu PSK pada tahun 2015. Pada tanggal 9 Mei 2015, salah satu artis yang juga menjadi seorang PSK berinisial AA dan mucikari RA tertangkap di sebuah hotel bintang lima, Jakarta. “Perempuan PSK berinisial AA yang berlatar belakang artis itu tidak berkutik karena calon pelanggannya yang datang di kamar hotel kali ini adalah petugas reserse. Selanjutnya, ia dibawa ke Malpolres Jaksel. Selain itu, petugas juga menangkap mucikari RA yang masih berada di hotel setelah menerima transaksi pelunasan pembayaran dari petugas yang melakukan penyamaran. Sebelumnya, diketahui artis berinisial AA ditangkap Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan karena diduga terlibat prostitusi bertarif puluhan juta rupiah. AA ditangkap di sebuah hotel di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, setelah bertransaksi dengan seorang pelanggan yang tidak diketahui identitasnya (Laksono, 2015).” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
Dalam hal ini, terbukti bahwa kegiatan prostitusi tidak hanya dilakukan oleh kalangan bawah untuk mencari makan, tetapi juga dilakukan oleh kalangan atas untuk menstabilkan gaya hidup yang mewah. Dalam dunia hiburan, terkenal dengan kehidupan glamor dan mewah. Namun, ketika tidak lagi menjadi seorang artis, secara mendadak penghasilan pun menjadi semakin menurun. Salah satu cara mendapatkan uang dengan cepat tanpa harus bekerja keras dan tetap mempertahankan kekayaannya, adalah dengan cara menjadi PSK. Hal ini tentu agar seseorang dapat diterima oleh masyarakat yang berstatus tinggi. Rasa malu muncul ketika standar kekayaan tidak lagi tecapai sehingga mereka melakukan segala cara demi kepuasan materi. Rasa kurang puas dan tidak menerima rejeki yang diberikan oleh Tuhan membuat seseorang diperbudak oleh harta dan nafsu. Hal tersebut membuat seseorang bahkan artis rela menjadi PSK. Aktivitas seperti ini menjadi sedemikian marak disebabkan oleh adanya prostitusi online. Hanya dengan menggunakan akses internet, seseorang dengan mudahnya dapat transaksi melalui online dengan seorang PSK. Perkembangan teknologi tidak hanya memberikan dampak yang positif bagi penggunanya, tetapi juga memberikan dampak negatif. Seseorang dapat secara bebas mengunduh
dan mengunggah
sesuatu ke
dalam
internet
sehingga
dapat
disalahgunakan oleh pihak tertentu salah satunya mengadakan prostitusi online. Kemudahan mendapatkan data dan informasi melalui internet ternyata juga dibarengi mudahnya mendapatkan akses pornografi dalam berbagai bentuk seperti gambar, video, bahkan prostitusi. Perubahan prostitusi konvensional menjadi prostitusi online commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
tidak terlepas dari postmodern yang menunjuk pada situasi dan tata sosial produk teknologi informasi, globalisasi, gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik. Mudahnya melakukan bisnis prostitusi juga menggambarkan betapa mudahnya seorang wanita yang hendak mendaftarkan dirinya menjadi PSK. Terdapat berbagai peluang yang memudahkan wanita menjadi seorang PSK. Dari sudut pandang itulah Pidibaiq menggabarkan kebenciannya terhadap seorang PSK dalam sosok aku lirik. Atas dasar keprihatinan melihat PSK, secara tidak langsung membuat aku lirik tidak ingin menjadi seorang lelaki, tetapi ingin menjadi seorang wanita yang memiliki cita-cita. Selain itu, terdapat rasa takut dalam diri aku lirik jika menjadi seorang pria yang mendapatkan seorang PSK. Oleh karena itu, lebih baik menjadi perempuan sesuai yang diinginkannya. Terlepas dari berbagai fenomena prostitusi yang muncul dan berkembang dalam masyarakat, faktanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai era postmodern telah memberi andil yang besar dalam perubahan perilaku dalam masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Pidibaiq tidak hanya menyinggung tentang kegiatan prostitusi atau seorang PSK yang begitu mudahnya menjual diri, tetapi juga menyadarkan masyarakat untuk lebih cerdas dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pergeseran pola perilaku dalam masyarakat sebagai dampak globalisasi pada kenyataannya sangat berpengaruh di negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Keberadaan prostitusi konvensional atau online harus disikapi dengan tindakan yang nyata, misalnya melaporkannya ke pihak yang berwajib atau setidaknya dengan tidak mengaksesnya. Kecerdasan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
kemampuan dalam memilih nilai-nilai sesuai dengan kebudayaan bangsa harus dimiliki agar era kebebasan informasi dan komunikasi dapat dimaksimalkan sebaik mungkin untuk mendapatkan hal yang positif demi kesejahteraan bersama. Keadaan lingkungan yang digambarkan Pidibaiq mengenai perempuan PSK merupakan dampak yang dapat mempengaruhi aku lirik atau inspirasi dari latar belakang lirik lagu Cita-citaku. Margaretha (dalam Prastyo, 2013) berpendapat bahwa terdapat tiga jenis orientasi seksual. Pertama, transvestisme, yaitu kenikmatan seksual yang berasal dari berdandan atau menyamar dalam pakaian lawan jenis dengan keinginan kuat untuk tampil sebagai anggota lawan jenis. Kedua, homoseksualitas yaitu rasa ketertarikan seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Ketiga, transgender, yaitu orang yang melakukan, merasa, berpikir, atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir. Kemudian, Margaretha (dalam Prastyo, 2013) juga menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan seseorang lelaki memutuskan untuk menjadi seorang perempuan atau waria. Pertama biologis, yaitu karena lebih dominannya hormon seksual perempuan. Hormon seksual perempuan mempengaruhi pola perilaku seseorang menjadi feminin dan berperilaku perempuan. Psikogenik menjadi faktor kedua. Seseorang menjadi waria ada juga yang disebabkan oleh faktor psikologis. Iklim keluarga yang tidak harmonis sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Misalnya, keinginan orang tua memiliki anak perempuan, tetapi kenyataannya adalah seorang laki-laki. Faktor ketiga pembentuk waria adalah sosiogenik. Lingkungan sosial
yang kurang kondusif juga dapat mendorong adanya
penyimpangan perilaku seksual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
Dalam lirik lagu Cita-citaku aku lirik merupakan sebuah gambaran seorang transgender yang dipengaruhi oleh faktor sosiogenik, yaitu pengaruh lingkungan sosial yang membentuknya memiliki keinginan menjadi seorang perempuan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di sekitar wilayah prostitusi. Berdasarkan penjelasan di atas, hipogram dalam larik lagu ini merupakan hipogram potensial karena berhubungan dengan kehidupan sosial yang menjadi latar belakang terciptanya lirik lagu tersebut. Namun, ada pula hipogram aktual yang berkaitan dengan teks sebelumnya yaitu mengenai Siti Nurbaya. Siti Nurbaya adalah judul novel ciptaan Marah Roesli. Marah Roesli berpendidikan tinggi dan buku-buku bacaannya banyak yang berasal dari Barat yang menggambarkan kemajuan zaman. Ia kemudian melihat bahwa adat yang melingkupinya tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Hal itu menimbulkan pemberontakan dalam hatinya yang dituangkannya ke dalam karyanya berjudul Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai. Ia ingin melepaskan masyarakatnya dari belenggu adat yang tidak memberi kesempatan bagi yang muda untuk menyatakan pendapat atau keinginannya. Dalam Siti Nurbaya, telah diletakan landasan pemikiran yang mengarah pada emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hakhaknya, antara hanya menyerah karena tuntutan adat (dan tekanan dari orang tua) atau harus mempertahankan yang diinginkannya. Siti Nurbaya mengisahkan tentang persahabatan yang dijalin antara Samsul Bahri dan Siti Nurbaya. Setelah semakin mengenal satu sama lain, akhirnya mereka berdua menjalin cinta dan membuat perjanjian untuk sehidup semati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120
Pada suatu ketika terdapat seorang saudagar yang licik bernama Datuk Maringgih. Ia meraup untung dengan cara yang tidak halal. Kemudian, Ia merasa iri melihat kekayaan Baginda Sulaeman. Datuk menyuruh kaki tangannya untuk membakar tiga buah toko dan perahunya ditenggelamkan. Ia membuat Baginda Sulaeman berhutang padanya. Karena Baginda Sulaeman tidak dapat membayar hutang-hutangnya, maka dia pun jatuh miskin. Hal inilah yang menjadi kesempatan bagi Datuk Maringgih untuk mendapatkan Siti Nurbaya. Apabila kekayaan Baginda Sulaeman tidak mau disita, maka Siti Nurbaya harus rela menjadi istri Datuk Maringgih. Singkat cerita, Siti Nurbaya terpaksa menjadi istri Datuk Maringgih daripada melihat ayahnya masuk penjara. Tidak lama kemudian, ayah Siti Nurbaya meninggal. Sejak kematian ayahnya, Siti Nurbaya menunjukkan kekerasan hatinya kepada Datuk Maringgih. Ia pun berani mengusirnya dan tidak mau mengakui suaminya lagi. Dengan rasa geram hati dan dendam, pulanglah Datuk Maringgih ke rumahnya. Ia pun berencana akan membunuh Siti Nurbaya. Kemudian, Siti Nurbaya pergi untuk mencari Samsul Bahri dengan menggunakan kapal. Akhirnya, tak lama kapal pun tiba di Jakarta dan bertemu Samsul Bahri. Pada saat itu, tiba-tiba datanglah polisi mencari Siti Nurbaya. Setelah berjumpa dengan Kapten kapal dan Samsul Bahri, diberitahukan kepada mereka bahwa kedatangan mencari Siti Nurbaya itu ialah atas perintah atasannya yang telah mendapat telegram dari Padang, bahwa ada seorang wanita bernama Siti Nurbaya yang telah melarikan diri dengan membawa barang-barang berharga milik suaminya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
dan diharapkan orang itu di tahan, dan dikirim kembali ke Padang. Namun, setelah diadakan persidangan, Siti Nurbaya dinyatakan tidak bersalah. Pada suatu hari, Siti Nurbaya pergi membeli kue yang dijagakan oleh Pendekar Empat, yaitu kaki tangan Datuk Maringgih. Kue yang sengaja disediakan khusus untuk Siti Nurbaya itu telah berisi racun. Setelah makan kue itu, ia merasa kepalanya pusing. Tidak lama kemudian, secara mendadak, Siti Nurbaya pun meninggal. Kabar kematian Siti Maryam dan Siti Nurbaya itu langsung dikabarkan kepada Samsulbahri di Jakarta. Membaca telegram yang sangat menyedihkan itu, Samsulbahri memutuskan untuk bunuh diri. Namun, rencananya digagalkan oleh temannya. Singkat cerita ia pun menjadi tentara. Karena keberaniannya, maka dalam waktu sepuluh tahun saja, pangkat Samsul Bahri dinaikan menjadi Letnan dengan nama Letnan Mas. Suatu ketika bertemulah Letnan Mas dengan Datuk Maringgih yang termasuk sebagai salah satu pemimpin pemberontakan. Setelah bercekcok sebentar, maka ditembaklah Datuk Maringgih oleh Letnan Mas sehingga ia pun menemui ajalnya. Namun, sebelum ia meninggal, ia pun sempat membalasnya. Letnan Mas rebah diatas timbunan mayat. Kemudian Letnan Mas di angkut ke rumah sakit. Akhirnya, disampaikan pula kepada Sutan Mahmud Syah bahwa pesan anaknya kalau ia meninggal, ia minta dikebumikan di Gunung Padang di antara makam Siti Nurbaya dan Siti Maryam. Setelah berkata itu, maka Letnan Mas pun meninggal. Sepeninggalan Samsul Bahri, karena sesal dan sedihnya, maka beberapa hari kemudian, meninggal pula Sutan Mahmud Syah. Jenazahnya dikebumikan berdekatan dengan makam isterinya, yaitu Siti Maryam. Dengan demikian, di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
kuburan Gunung Padang terdapat lima makam yang berjajar dan menderet, yaitu makam Baginda Sulaeman, Siti Nurbaya, Samsul Bahri, Siti Maryam, dan Sutan Mahmud Syah. Dalam kaitannya dengan lirik lagu Cita-citaku, Pidibaiq hanya menggunakan nama Siti Nurbaya sebagai simbol sebuah paksaan dari orang tua atau keadaan terhadap anaknya. Simbol Siti Nurbaya sebagai paksaan adalah pandangan dari Pidibaiq atau bersifat subjektif. Pidibaiq berpandangan bahwa Siti Nurbaya adalah seseorang yang menikah karena paksaan dari orang lain. Sama halnya yang dilakukan oleh aku lirik. Aku lirik merasa dipaksa menjadi seorang lelaki padahal dalam dirinya menginginkan sebagai seorang perempuan. Oleh karena itu, Pidibaiq menggunakan pilihan kata Siti Nurbaya untuk menegaskan bahwa keadaan aku lirik sama seperti pada zaman Siti Nurbaya atau tahun dimana latar belakang novel Siti Nurbaya diambil. Ini merupakan hipogram aktual. Namun, pada kenyataannya Siti Nurbaya tidak benar-benar dipaksa untuk menikah, tetapi terpaksa menikah karena keadaan yang mendesak. Orang tua Siti Nurbaya pun tidak memerintahkan Siti Nurbaya untuk menikah. Siti Nurbaya mempunyai keinginan dan kesadaran untuk menikah dengan tujuan memembebaskan orangtuanya dari ancaman penjara.
5. Hipogram Lirik Lagu Lagu Timur Dalam lirik lagu Lagu Timur, Pidibaiq membahas tentang rasa takut seorang anak terhadap banyak hal. Dalam lirik lagu tersebut, terdapat 10 hal yang ditakuti oleh anaknya atau bahkan oleh anak-anak yang lain, yaitu preman, polisi, tentara, Mike Tyson (petinju), Mak Lampir (seorang nenek sihir dalam sinetron Misteri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
Gunung Berapi, 1990), tetangga, ibu, tidak naik kelas, monster, dan neraka. Semua itu merupakan simbol yang mewakili dari sekian banyak rasa takut yang ada pada diri seorang anak. Rasa takut sangat wajar dialami oleh anak-anak karena belum mengenal hal yang ditakuti atau terlalu cepat sadar bahwa hal yang ditakutinya akan membahayakan dirinya. Hurlock (1978: 217) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi rasa takut pada anak-anak adalah intelegensi. Anak-anak yang terlalu cepat dewasa mempunyai ciri khas rasa takut, seperti yang dimiliki oleh anakanak pada tingkat usia yang lebih tua, dan anak-anak yang terbelakang mentalnya mempunyai ciri khas rasa takut seperti yang dimiliki oleh anak-anak pada tingkat usia yang lebih muda. Sebagai contoh, sebagian besar anak berusia 3 tahun mempunyai rasa takut yang ditentukan situasi, sedangkan anak usia 3 tahun yang terlalu cepat matang umurnya mempunyai rasa takut yang bersifat lebih umum dan tertuju pada hal-hal yang dikhayalkan. Lebih jauh lagi, anak-anak yang terlalu cepat dewasa cenderung mempunyai ketakutan yang lebih banyak dibandingkan dengan teman sebaya mereka karena anak-anak tersebut lebih sadar terhadap kemungkinan bahaya. Rasa takut yang ada dalam lirik Lagu Timur terinspirasi atas dasar pengalaman atau pengetahuan seorang anak terhadap sesuatu hal yang belum terlalu mereka ketahui. Misalnya saja, anak hanya melihat preman dari televisi dan belum dapat mengetahui secara luas sifat atau sikap preman yang sebenarnya. Hipogram yang terdapat dalam lirik lagu Lagu Timur ini adalah berhubungan dengan Mike Tyson dan Mak Lampir dalam sinetron Misteri Gunung Berapi (1990). Mike Tyson adalah seorang petinju professional dan mantan juara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
kelas berat. Beberapa media massa lebih suka menyebutnya sebagai The Baddest Man on Earth yang merujuk pada perangainya yang buruk, baik di dalam maupun di luar ring. Mike Tyson juga pernah melakukan tindakan kriminal, yaitu pemerkosaan terhadap Desiree Washington hingga dipenjara selama tiga tahun (1992), menggigit telinga Holyfield hingga diskors selama setahun dari bertinju dan didenda 3 juta dollar (1997), dan menyerang dua orang setelah kecelakaan mobil hingga harus menghadapi 9 bulan masa tahanan (1998). Hal ini menunjukkan bahwa Mike Tyson tidak hanya keras di dalam ring, tetapi juga di luar ring. Seolah-olah kekuatan fisik Mike Tyson tidak memiliki kekurangan. Namun, Pidibaiq menggambarkan bahwa seorang petinju tidak luput dari kelemahan. Seorang petinju sangat rawan mengidap penyakit parkinson yang menyerang saraf akibat sering terkena pukulan. Dalam hal ini, bukan Mike Tyson yang menderita parkinson, tetapi petinju lainnya yaitu Muhammad Ali. Jadi, kata /nanti/ dalam larik /jangan takut Mike Tyson, tuanya nanti parkinson/ menjelaskan bahwa diprediksi Mike Tyson atau petinju lainnya akan mengidap penyakit parkinson. Artinya, larik tersebut mengingatkan pembaca bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sedikitnya pasti ada kelemahan. Oleh karena itu, manusia tidak boleh merasa takut kepada manusia lainnya. Pengetahuan mengenai sejarah Mike Tyson sedikitnya mempengaruhi otak anak sehingga seorang anak merasa takut dengan Mike Tyson. Perasaan takut tersebut memunculkan perasaan negatif lainya yang membuat anak akan merasa tidak percaya diri. Hurlock menjelaskan empat pola yang paling penting berkaitan dengan rasa takut, yaitu rasa malu, rasa canggung, rasa khawatir, dan rasa cemas (1978: 218). Seorang anak dapat merasa takut hanya dengan mendengar nama Mike Tyson atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
nama lain yang membuatnya takut. Apalagi ketakutan tersebut dipancing oleh orang tua yang dengan sengaja menakut-nakuti anaknya. Contohya, seorang ibu memaksa anaknya makan dengan mengancam akan mendatangkan Mike Tyson apabila makanannya tidak habis. Hal itu membuat anak stres dan cemas bahkan dapat menempel hingga dewasa. Oleh karena itu, Pidibaiq menekankan bahwa jangan takut pada apa pun, tetapi bersahabatlah dengan siapa pun. Hal itu ditunjukan pada larik /takutlah jika kau dibenci, dijauhi teman-teman/. Begitu juga dengan Mak Lampir dalam lirik Lagu Timur yang menjadi sosok ditakuti oleh seorang anak. Mak Lampir adalah tokoh yang diperankan oleh Farida Pasha. Kebiasaan seorang menonton acara yang berjenis misteri atau horor akan berdampak negatif pada psikologis anak. Pengetahuan anak akan horor menambah rasa takutnya terhadap sesuatu yang bahkan tidak perlu ditakuti. Misalnya, ketika seorang anak berada di dalam ruangan gelap, secara tidak sadar anak tersebut akan berteriak ketakutan karena sering melihat adegan seperti itu dalam film. Padahal, ketika seseorang berada di dalam gelap bukanlah hal yang harus ditakuti. Hal itu akan mengakibatkan munculnya rasa cemas seperti membayangkan secara tiba-tiba lampu mati dan hal buruk akan terjadi. Selain itu, Pidibaiq menggambarkan hal-hal yang sering ditakuti oleh anak-anak seperti preman, polisi, tentara, tetangga, ibu, tidak naik kelas, monster, dan neraka. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan dapat muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003: 10). Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007: 73) mengatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun, cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Dalam bentuk yang lebih kuat, Hurlock (1978: 221) mengungkapkan bahwa rasa cemas tidak mudah dikenali. Reaksi anak menghadapi rasa cemas tersebut disebutkan beberapa macam oleh Hurlock (1978: 222), yaitu perilaku ribut dan berlagak, kejemuan, dan kegelisahan, tidak tentram, reaksi umum seperti mengamuk hanya karena kejadian kecil, makan berlebihan, penggunaan media massa secara berlebihan, dan penggunaan mekanisme pertahanan yang berlebihan. Sebagian besar di antaranya, dilakukan secara tidak sadar dan anak-anak itu secara tidak sadar juga membuat diri mereka dan orang lain tidak mengetahui keadaan cemas mereka. Hal seperti itulah yang harus diwaspadai oleh orang tua sejak dini. Orang tua harus menjaga anaknya agar tidak mendapatkan tekanan, baik secara psikologis maupun fisik yang membuat anaknya merasa takut. Pidibaiq berusaha menyampaikan pada anaknya agar tidak takut terhadap apa pun kecuali takut ditinggalkan oleh teman-teman. Apabila seseorang sudah kehilangan teman-teman, maka tidak ada satu pun yang mau mendengarkannya. Hal itu akan berakibat pada psikologis anak. Anak akan merasa tidak memiliki kasih sayang, merasa kesepian, dan tidak ada yang mau membantu. Oleh karena itu sudah seharusnya orang tua menasihati anaknya agar tidak takut terhadap apa pun. Tindakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
ini dapat menanamkan sikap percaya diri pada anak dan menumbuhkan jiwa yang pemberani.
commit to user