BAB IV ANALISIS DATA
A. TEMUAN PENELITIAN Analisis data dalam penelitian ini bersifat induktif, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfungsi menjabarkan realitas yang terjadi di masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan muncullah berbagai macam kategori yang telah disedkripsikan pada bab sebelumnya. Pembentukan kategori tersebut sengaja dilakukan oleh peneliti untuk mempermudah pembacaan atas data-data yang telah dikumpulkan, untuk selanjutnya di analisa pada bab ini. Dari beberapa kategori tersebut
peneliti menemukan beberapa hal yang kaitannya
dengan respo pendengar radio El victor. 1. Program Fajar Syi’ar Sebagai Media Dakwah Data-data yang telah terkumpul dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Radio El victor dengan segala karakteristiknya telah mampu menarik minat sebagian besar responden untuk menjadi pendengar setianya, terutama pada program acara Fajar Syi’ar yaitu acara keagamaan yang mengkaji ilmu-ilmu agama islam. Respon yang muncul dari masyarakat menjelaskan bahwa program acara Fajar Syi’ar menjadi kebutuhan bagi sebagian pendengar. Pesawat radio yang kecil dan harganya yang relatif murah itu dapat memberikan hiburan, penerangan, dan pendidikan. Sedangkan untuk menikmatinya
yang dengan menggunakan indera tekinganya, si pemilik radio dapat melakukannya sambil duduk-duduk, sambil minum, sambil makan, sambil tidur-tiduran atau sambil bekerja.
67
Apabila tidak mendengarkan sekali
saja, mereka merasa kehilangan hal penting dari kajian berbagai Ustad dan Ustadzah. Dengan setiap harinya dibawakan oleh Ustad yang berbeda membuat program ini begitu menarik. Karena setiap hari memberikan suasana dan karakteristik yang berbeda. Disini peneliti, meneliti kajian di hari Jum’at yang dibawakan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. Banyak sekali setiap hari Jum’at pendengra yang datang ke studio baik itu sekedar mampir atau sengaja ingin bertemu dan sharing dengan Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. Kajian yang dibawakan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. mampu menarik pendengar untuk mengikuti dan mendengarkan program Fajar Syi’ar. Beliau menyampaikan tausiyahnya dengan bahasa yang mudah dimengerti, lugas, dan menyentuh hati. Apalagi Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. setiap minggunya selalu membahas tentang buku yang beliau karang yang berjudul 60 Menit Terapi Sholat Bahagia. Didalam buku tersebut membahas tentang Sholat. Mulai dari BAB Wudhlu sampai Salam. Bagaimana membuat kehidupan kita bahagia dengan sholat. Itulah yang membuat kajian Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. sangat menarik dan di gandrungi oleh pendengar dari berbagai kalangan. 67
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek. (Bandung : Mandar Maju, 1991). Hlm. 75
Tanpa disadari program Fajar Syi’ar menjadi kebutuhan bagi pendengarnya. Mengutip pendapat Abraham Maslow, setidaknya manusia memiliki lima macam kebutuhan. Pertama, kebutuhan fisik biologis misalnya, makan, minum, bernafas dan lain-lain. Kedua, kebutuhan keamanan dan jaminan hidup. Bentuknya bisa berupa jaminan karir dan rasa aman. Ketiga, kebutuhan diri dan penghargaan. Keempat, kebutuhan akan pemenuhan dan pencapaian diri. Kelima, kebutuhan sosial dan bergabung dengan kelompok. 68 2. Respon Pendengar Terhadap Program Fajar Syi’ar 1. Narasumber Respon masyarakat kepada narasumber sangat baik, karena narasumber mampu memberikan pengetahuan, pencerahan dalam sebuah kata-kata yang telah disampaikan yang mampu membuat masyarakat iklhas dan ridho untuk menjalani kehidupan. Banyak sekali masyarakat yang memiliki permasalahan dan berbagai
keluhan.
Banyak
sekali
masyarakat
yang
memiliki
permasalahan dan berbagai keluhan. Kajian Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag dalam program Fajar Syi’ar sebagai media pengobatan bagi pendengar yang menderita sakit. Baik penyakit secara jasmani maupun rohani. Banyak sekali dari mereka yang mencari penyembuhan. Rata-rata pendengar yang aktif dalam acara Fajar Syi’ar mereka mempunyai keluh kesah tentang penyakit pada diri mereka, baik
68
Nuruddin. Sistem Komunikasi Indonesia. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 42
penyakit yang ada pada jasmani maupun rohani. Disini kajian yang disampaikan Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, menerangkan tentang sholat. Bagaimana membuat sholat lebih bahagia ketika sakit. Bukan dengan cara medis, melainkan dengan sholat yang didalamnya kita di ajarkan ikhlas menerima segala penyakit, memasrahkannya dan mensyukurinya kepada Allah. 2. Materi yang Disampaikan Materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag sangat baik karena mampu menyentuh substansi masalah. Beliau mengajarkan rasa sabar, rasa ikhlas melalui dakwah beliau yang mengena, yang lembut, yang dapat menyentuh hati pendengar. Tidak peduli dari kalangan manapun, baik dari kalangan atas sampai kalangan bawah mereka merasakan hal yang sama yaitu ingin mendapatkan ketentrama dan kebahagiaan meskipun dalam keadaan sakit. Kyai kadang-kadang juga mengajak orang-orang yang menderita penyakit kronis, seperti bekas pecandu minuman keras dan mereka yang dibebani oleh perasaan dosa atau frustasi karena kegagalan dalam bidang politik dan aktifitas perdagangan. 69 Kyai sebagai pemuka agama memiliki pengetahuan agama yang memadai sebgai modal untuk memberikan bimbingan mental kegamaan kepada masyarakat. Para kyai ikut pula menyadari akan pentingnya keseimbangan antara pembangunan fisik disatu sisi dan pembangunan
69
Siti Mahmudah, Psikologi Sosial. (Malang : Anggota IKAPI. 2011) Hlm. 80
rohani disisi lain dalam rangka menghadapi kehidupan yang semakin komplek.70 Dengan fenomena yang ada yang terdapat di bab III, komunikator menyampaikan pesannya melalui media radio dan didengar oleh pendengar radio. Didalam kajian tersebut Prof. Dr. Moh Ali Aziz, M.Ag memberikan arti sabar, makna ikhlas bagi pendengar yang mengalami sakit rohani dan jasmani. Semua penyakit yang terjadi pada diri seseorang adlah anugrah, atut kita syukuri. Melalui cara-cara sholat, ikhlas didalam sholatbeliau mengajarkan pendengar untuk ridhlo menjalani hidup. Dan beliau juga membuka
Pelatihan Terapi Sholat Bahagia.
Beliau
mengajarkan berbagai keindahan didalam sholat. Sehingga yang mendengarkan atau pendengar mendapat siraman rohani yang membuat maslah-masalah ataupun penyakit yang mereka alami merasa berkurang. 3. Bahasa yang Digunakan Penyampaian pesan dalam sebuah media itu sangat penting. Karena bisa mempengaruhi audiens/pendengar. Bahasa yang di gunakan Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag sangat baik, mudah di pahami, dan mudah dimengerti. Beliau menyampaikannya dengan santai, dengan lembut, dengan ikhlas sehingga pendengar benar-benar merasakan apa yang disampaikan beliau. Tapi untuk sebagian orang awam terkadang apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag bahasa yang digunakan terkadang masih sulit dipahami. Terutama kata-kata asing yang tidak
70
Ibid. Hlm 81
dimengerti oleh sebagian pendengar. Semisal kata Causalitas. Secara keseluruhan apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag sangat baik sekali dan sangat luar biasa. Salah satu ketrampilan seorang penyiar yang profesional atau narasumber adalah dimana dapat mewakili mata dengan telinga untuk pendengarnya dan dapat membawa pengaruh yang kuat pada sikap dan perilaku pendengarnya, yang mana pendengarnya akan mengikuti apa yang di dengar dan dikatakan serta dipahaminya. Begitu besar pengaruh penyiaran radio dalam ruang kehidupan para pendengranya. 71 Dalam kajian program Fajar Syi’ar pada hari Jum’at, Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, ketika menjelaskan atau memberikan tausiyah tidak pernah lepas dari pembahasan buku 60 Menit Terapi Sholat Bahagia. Jadi ketika beliau menyampaikan tausiyahnya, beliau juga menyuruh pendengar yang mendengarkan untuk membuka halaman yang dibahas ketika
siaran tersebut. Jadi pendengar bisa praktek secara langsung
dirumah. Dalam penyampaian pesan pada seorang narasumber harus ada keunikan dan harus mengahidupkan suasana yang berbeda. Itulah yang telah dialami oleh pengkaji program fajar Syiar. Beliau menyampaikan dengan gaya dan bahasanya sendiri. Yang membuat orang lain atau pendengar tertarik adalah isi dari apa yang beliau sampaikan. Beliau
71
Eva Arifin, Teknik Konseling di Media Massa (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010) hlm. 200
memberikan suatu hal yang berbeda melalui sholat agar lebih ikhlas dan ridhlo. Lingkungan dan latar belakang pendidikan seseorang sangat mempengaruhi persepsi dan cara berfikir seseorang. Ada sebagian dari pendengar yang kurang faham dengan kata-kata asing yang telah disampaikan oleh pengkaji. Hal tersebut dikarenakan masyarakat atau pendengat berasal dari latar belakang pendidikan rendah dan berasal dari desa. Sehingga orang awan kurang memahami apa yang telah disampaikan. 3. Konfirmasi Antara Temuan Dengan Teori Berangkat dari temuan penelitian mengenai respon pendengar program acara Fajar Syi’ar di Radio El victor. program yang diharapkan oleh informan
Dan juga mengenai
menunjukkan bahwa adanya
relevansi dari temuan penelitian dengan dasar teoritis yang dipakai. Sebagaimana dijelaskan pada kajian teoritik mengenai teori S- R, Teori ini dasarnya mengatakan bahwa mengatakan efek merupakan reaksi terhadap situasi tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharap sesuatu atau memperkirakan
sesuatu dengan sejumlah pesan yang
disampaikan melalui penyiaran. Teori ini memiliki tiga elemen, yakni (a) pesan(stimulus); (b) penerima (receiver); dan (c)efek (respons). Prinsip teori stimulus kemudian memunculkan teori turunan yang disebut teori jarum hipodermiks, yaitu teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa. Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai
obat yang disuntikkan kedalam pembuluh audien, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Teori
stimulus-respons
juga
memandang
bahwa
pesan
dipersepsikan dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya, tidak ditunjukkan kepada orang dalam kapasitsnya sebagai
individu,
tapi
sebagai
bagian
dari
masyarakat.
Untuk
mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan individu yang terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan. Jika kemudian dasar pemikiran tersebut dikaitkan dengan realitas yang diangkat dalam penelitian maka akan didapati kenyataan sebagai berikut : 1. Program Fajar Syi’ar Sebagai Media Dakwah Pada bagian ini menjelaskan dakwah bisa dilakukan dimanapun termasuk melalui radio atau media massa. Program Fajar Syi’ar tidak sadar telah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat (pendengar). Pesawat radio yang kecil dan harganya yang relatif murah itu dapat memberikan hiburan, penerangan, dan pendidikan. Sedangkan untuk menikmatinya yang dengan menggunakan indera tekinganya, si pemilik radio dapat melakukannya sambil duduk-duduk, sambil minum, sambil makan, sambil tidur-tiduran atau sambil bekerja.
72
Program Fajar Syi’ar disini dinilai sangat efektif
untuk penyampaian dakwah melalui radio. Karena seperti hal yang 72
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek. (Bandung : Mandar Maju, 1991). Hlm. 75
diketahui tentang keunggulan radio. Proses pencitraan yang dilakukan oleh Radio El victor FM sebagai radio syi’ar di Surabaya pun berhasil. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa Radio El victor telah menjadi salah satu alternatif dakwah bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya melalui program acara Fajar Syi’ar. Citra yang terbentuk berdasarkan informasi yang diterima. Dan seperti yang diketahui bahwa melalui Program Fajar Syi’ar setiap pagi Radio El victor tak pernah lepas dari nuansa islami yang mampu menguatkan keyakinan bagi pendengar yang beragama muslim. Bagi khalayak, informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan atau redifinisi-kan citra. 73 Disadari atau tidak, Radio El victor dalam kaitannya sebagai radio, selain merupakan media syi’ar, informasi dan hiburan publik, juga merupakan sebuah instansi yang membutuhkan adanya citra. Jika dikaitkan dengan teori S-R, maka dapat dijelaskan bahwa dengan memberikan stimulus kepada masyarakat. Memberikan masukan, pengetahuan, dan informasi akan menghasilkan respon dari masyarakat. Jika yang disampaikan baik maka akan baik pula respon yang diterima begitu juga sebaliknya jika pesan yang disampaikan buruk kurang memuaskan maka akan terjadi respon yang kuarang baik pula. Ketika berdakwah, Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag dalam Fajar Syi’ar El victor memberikan stimulus yang sangat baik kepada pendengar, sehingga pendengar mampu memberika respon yang positif kepada beliau.
73
Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.224
Program fajar Syiar disini adalah sebagai penghubung yang menjembatani antara narasumber dengan pendengar. Sehingga terjadilah dakwah melalui radio yang dinilai efektif bagi masyarakat. 2. Respon Pendengar Program Fajar Syi’ar Kebutuhan akan obat hati, penenang hati dan ketentraman sangat diperlukan di kehidupan masyarakat. Tak jarang kita melihat berbagai fenomena yang terjadi. Seorang yang memiliki banyak harta tetapi tidak bahagia hidupnya, begitu juga sebaliknya orang yang hidup sederhana paspas an tetapi bahagia hidupnya. Mungkin tak hanya penyakit hati tetapi juga penyakit fisik. Sebagian besar pendengar program fajar Syi’ar khususnya kajian yang dibawakan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag memiliki hal yang serupa. Banyak dari mereka yang mendengarkan kajian tersebut hingga membuahkan hasil bagi dirinya sendiri. Sungguh luar biasa kajian yang disampaikan oleh beliau. Dalam kajian Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag di Fajar Syi’ar El victor, beliau mengajarkan arti keiklhasan. Ikhlas dengan apa yang terjadi dalam hidup ini. Ikhlas dengan musibah yang diberikan, dan bersyukur atas kehidupan yang diberikan oleh Allah. Prof. Dr. Moh. Ali aziz, M.Ag memberikan stimulus yang baik, stimulus yang berasal dari hati yang ikhlas sehingga mampu mengajarkan pendengar arti tentang ikhlas. Pendengar sangat merespon apa yang disampaikan oleh beliau, apalagi dengan didukung membaca buku karangan beliau yang berjudul 60 Menit Terapi Sholat Bahagia.
Mengajarkan arti keikhlasan dan bersyukur melalui sholat adalah salah satu ciri khas beliau. Sehingga jika pendengar melakukan rukuk dan sujud atau gerakan sholat lainnya dengan ikhlas dan ridhlo maka mereka akan merasakan perubahan dalam diri mereka. Dan sesungguhnya yang menjadikan hidup ini berat bukanlah dari berapa berat apa yang kita lakukan melainkan dari kita yang sering sekali mengeluh. Memang dengan kuasa Allah, semua bisa terjadi. Banyak sekali dari pendengar setelah mendengarkan program Fajar Syi’ar, apa yang dikeluhkannya selama ini dan rasa sakit sedikit demisedikit berkurang rasanya. Stimulus pesan-pesan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, berhasil menghasilkan efek atau hasil yang sangat luar biasa sekali bagi pendengar sehingga menimbulkan respon positif. Lingkungan dan latar belakang pendidikan seseorang sangat mempengaruhi persepsi dan cara berfikir seseorang. Penyampain pesan pada teori S-R bermula dari stimulus yang disampaikan oleh komunikator kemudian mendapatkan respon dari komunikan. Melalui media radio dalam Fajar Syi’ar Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, menyampaikan kajiannya dan tausiyahnya kepada masyarakat. Disnilah dalam penyampaian pesan komunikan atau pendengar menagkap segala pesan yang telah disampaiakan yang bisa menimbulkan efek atau perubahan pada diri pribadi.
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag, menyampaikan kajian dengan menggunakan bahasa yang lugas, dan mudah diterima. Beliau memberikan stimulus yang baik dan lembut melalui media radio. Sehingga bisa diterima dengan baik oleh pendengar. Teori StimulusRespon
juga
memandang
bahwa
pesan
dipersepsikan
dan
didistribusikan secara sistemikdan dalam skala yang luas. Seorang kyai mempunyai kelebihan di tengah masyarakat, terutama dalam ilmu pengetahuan agama, dan sering kali dianggap sebagai orang yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam, hingga dengan demikian, bahkan mereka dianggap memiliki kedudukan yang tak terjangkau, terutama oleh kebanyakan orang awam.74 Hal ini menjadi suatu kelebihan bagi para para ustad. Karena
mereka
mempunyai
kelebihan
dan
masyarakat.
74
Siti Mahmudah, Psikologi Sosial. (Malang : Anggota IKAPI. 2011) Hlm.
dipercaya
dimata