BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2006:13) objek penelitian adalah “Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang sesuatu hal (variabel tertentu)”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu yang objektif, valid dan realible. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas pada Kinerja Instansi Pemerintah.
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriftif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
39
40
Menurut Sugiyono (2010:2) metode penelitian adalah “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Metode penelitian adalah penelitian yang berdasarkan pada
cara ilmiah dengan
rasional, empiris, dan sistematis, untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,syarat data dalam melakukan penelitian adalah valid, reliabel, dan objektif, data yang valid maka reliabel dan objektif. Data valid diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian valid,menggunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya,menggunakan metode pengumpulan data yang tepat/benar.Kemudian data yang reliabel diperoleh dengan cara menggunakan instrumen penelitian yg reliabel. Kemudian data objektif diperoleh dengan cara menggunakan sampel atau sumber data yang besar (jumlahnya mendekati populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh audit kinerja sektor publik dan pengawasan fungsional terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah.
41
Analisis Jalur (Path Analysis) menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) adalah “Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.” Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
3.2.1
Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat. Menurut
Sugiyono
(2008:13)
menjelaskan
proses
penelitian
dapat
disimpulkan seperti teori sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sumber masalah Rumusan masalah Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan Pengajuan hipotesis Metode penelitian Menyusun instrumen penelitian Kesimpulan
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
42
1.
Sumber Masalah Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat yaitu a.
Masih terdapat ketidak transparanan dimana RPJMD/Renstra, RKPD/RKT, PK, LAKIP dan kebijakan-kebijakan belum di akses melalui website.
b.
Pemerintah Kota Bandung belum maksimal dalam melaksanakan program pembangunannya dimana hanya 20 persen dari total rencana pembangunan yang sudah terealisasi.
c.
Masih terdapat kinerja instansi pemerintah kota bandung yang kinerjanya belum maksimal dimana informasi kinerja belum dapat di andalkan dan kinerja autcome belum selaras dengan oucome yang ingin di capai dalam RKPD/RPJM/renstra.
2.
Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: a.
Bagaimana pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah secara parsial pada Dinas di Kota Bandung.
b.
Bagaimana pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah secara simultan pada Dinas di Kota Bandung.
43
3.
Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis).
4.
Pengujian hipotesis Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Transparansi dan Akuntabilitas sangat berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.
5.
Metode penelitian Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama Pengaruh
Transparansi
Pemerintah secara parsial:
dan
Akuntabilitas
terhadap
Kinerja
Instansi
44
a.
Bagaimana
pengaruh Transparansi Terhadap Kinerja Instansi
Pemerintah Pada Dinas di Kota Bandung. b.
Bagaimana pengaruh Akuntabilitas
terhadap Terhadap Kinerja
Instansi Pemerintah Pada Dinas di Kota Bandung. 6.
Menyusun instrumen penelitian Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Intrument pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka intrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipótesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai: a.
Transparansi yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh Dinas di Kota Bandung.
b.
Akuntabilitas yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh Dinas di Kota Bandung.
c.
Kinerja Instansi Pemerintah yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh Auditor (Inspektorat) Yang Mengaudit Dinas di Kota Bandung.
45
Selanjutnya penulis mulai menggunakan perhitungan dengan menggunakan MSI (Method Succesive Interval) untuk menaikkan skala ordinal menjadi interval, regresi linier berganda untuk membuktikan sejauh mana pengaruh yang diperlihatkan antara Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah, Analisis Korelasi untuk meneliti erat tidaknya pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah, koefisien determinasi untuk menilai besarnya pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah dan thitung untuk menguji tingkat signifikan. 7.
Kesimpulan Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3
T-4
Jenis Penelitian Descriptive Descriptive Descriptive Descriptive dan Verificative
Desain penelitian Metode yang Unit digunakan Analisis Descriptive dan Dinas Kota Bandung Survey Descriptive dan Dinas Kota Bandung Survey Descriptive dan Dinas Kota Bandung Survey Descriptive dan Dinas dan Inspektorat Explanatory Kota Survey Bandung
Time Horizon Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional
46
Dari tabel diatas kemudian peneliti uraikan sebagai berikut : 1.
Tujuan pertama penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Kinerja Instansi Pemerintah Pada Dinas di Kota Bandung, digunakan metode deskriptif dan survey yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Pegawai Dinas dan Auditor.
2.
Tujuan kedua penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Pada Dinas di Kota Bandung, digunakan metode dekriptif dan survey dengan cara menyebarkan kuesioner kepada Pegawai Dinas dan Auditor.
3.
Tujuan ketiga penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Pada Dinas di Kota Bandung, digunakan metode analisis dekriptif dan verifikatif dengan cara mengumpulkan data-data dan informasi tentang ke dua variabel tersebut dan menganalisisnya secara kuantitatif serta melakukan uji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2.2
Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.
47
Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:38) sebagai berikut “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu “Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah”, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Independen (X). Menurut Sugiyono (2010:39) mendefinisikan variabel bebas adalah “Variabel
bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah. Dalam operasional variabel ini semua diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Adapun pengertian skala Likert menurut Sugiyono yaitu (2010:93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. 2.
Variabel Dependen (Y). Menurut Sugiyono (2010:39) mendefinisikan variabel dependen adalah
“Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
48
Data yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Instansi Pemerintah. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel
Konsep Variabel
Transparansi Menurut (Variabel X1) Mardiasmo
Akuntabilitas (Variabel X2)
Indikator
Skala
1. kemudahan akses Ordinal informasi. “Keterbukaan 2. meningkatkan arus pemerintah dalam informasi membuat melalui kerjasama kebijaksanaan dengan media massa dan lembaga kebijaksanaan keuangan daerah non pemerintahan. sehingga dapat 3. Penyediaan diketahui dan informasi yang jelas tentang tanggung diawasi oleh jawab. DPRD dan masyarakat”. Sumber : Loina Lalolokrina p (2002:30) (2003) “Kewajiban Akuntabilitas Ordinal pihak pemegang Hukum dan amanah untuk Kejujuran: memberiakan pertanggungjawa a. Kepatuhan ban, menyajikan terhadap hukum. dan b. Penghindaran mengungkapkan korupsi dan segala kolusi. aktifitasnya dan Akuntabilitas kegiatan yang Proses: menjadi tanggung jawabnya kepada a. Adanya pihak pemberi Kepatuhan amanah Terhadap (principal) yang Prosedur. memiliki hak dan b. Adanya pelayanan kewenangan publik yang untuk meminta responsif . pertanggungjawa c. Adanya pelayanan ban tersebut”. publik yang Mardiasmo
No Kuesioner 1-2 3
4-8
9 10
11
12 13
49
(2002:20)
cermat d. Adanya pelayanan publik yang biaya murah. Akuntabilitas program:
14
15
a. Alternatif program yang memberikan hasil yang optimal. b. Mempertanggung jawabkan yang telah dibuat. Akuntabilitas Kebijakan:
16
17
a. pempertanggungj awabkan kebijakan yang telah diambil Sumber: Mardiasmo (2002)
Kinerja Instansi Pemerintah (Variabel Y)
“Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program /kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi”. (Muhamad Mahsun,2009).
1. Input (Masukan).
Ordinal
18
2. Output (Keluaran).
19-20
3. Outcome (Hasil).
21-22
4. Benefit-Impact
23-24
(Manfaat dan dampak). Sumber : Mahmudi (2007)
Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo
50
(2002:98) adalah “Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”. Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung pernyataan (negatif). Pemberian skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Positif Jawaban Responden Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor 5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono (2010 : 94)
Sedangkan untuk pertanyaan negatif, tingkat jawabannya terdapat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Negatif Jawaban Responden Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber: Sugiyono (2010:94)
Skor 1 2 3 4 5
51
3.2.3
Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah” adalah data sekunder dan primer. 1.
Data Primer Menurut Sugiyono (2010:137) mendefinisikan data primer adalah “Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.
Data Sekunder Menurut Sugiyono (2010:137) mendefinisikan data sekunder adalah “Sumber
sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu: 1.
Populasi Sugiyono (2008:115) menjelaskan pengertian populasi adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
52
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi penelitian ini adalah 85 Orang Pegawai Dinas pada 17 Dinas di Kota Bandung. Tabel 3.5 Daftar Nama Dinas di Kota Bandung No
DINAS
1 2 3
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Dinas Pendapatan Kota Bandung. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan perdagangan Kota Bandung. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung. Dinas Pemuda dan Olah Raga. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Dinas Kebakaran Kota Bandung. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung. Dinas Pendidikan Kota bandung. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Dinas Perhubungan Kota Bandung. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung. Dinas Kesehtan Kota Bandung. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung. Dinas Sosial Kota Bandung. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Sumber: Inspektorat Kota Bandung, 2011
2.
Sampel Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan
memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Menurut
53
Sugiyono (2010:116) Sampel yaitu “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik Nonprobability sampling. Nonprobability Sampling menurut Sugiyono (2009:120) yaitu “Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010:122) Yaitu “Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.
Berdasarkan pengertian tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 17 Dinas, dengan total auditor sebanyak 21 auditor Inspektorat yang mengaudit Dinasdinas di kota Bandung. Tabel 3.6 Daftar Dinas di Kota Bandung No
DINAS
1 2 3
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. Dinas Pendapatan Kota Bandung. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan perdagangan Kota Bandung. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
4
54
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung. Dinas Pemuda dan Olah Raga. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Dinas Kebakaran Kota Bandung. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung. Dinas Pendidikan Kota bandung. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Dinas Perhubungan Kota Bandung. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung. Dinas Kesehtan Kota Bandung. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung. Dinas Sosial Kota Bandung. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Sumber: Inspektorat Kota Bandung, 2011
3.2.4
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua
cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research) . Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara : 1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
a.
Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada Dinas Kota Bandung.
b.
Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.
55
c.
Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Sub Bagian Akuntansi dan Auditor yang mengaudit Dinas di Kota Bandung Inspektorat Kota Bandung, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
d.
Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentik tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Evaluasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Bandung.
2.
Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa bukubuku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini. Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-
56
pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
3.2.4.1 Uji validitas Pengertian valid menurut Sugiyono (2008:3) adalah “Menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.”
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test kuesiner dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Tabel 3.7 Standar Penilaian Untuk Validitas Validity Good
0,50
Acceptable
0,30
Marginal
0,20
Poor
0,10
Sumber: Barker et al (2002:70)
Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka
57
pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi pearson product moment (r). Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan menggunakan Rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002: 146) sebagai berikut: rxy
x
2
xy
x y
x
N
2
N
y
2
y
N
Suharsimi Arikunto (2002:146 )
Dengan pengertian : rxy
: koefisien korelasi antara x dan y rxy
N
: Jumlah Subyek
X
: Skor item
Y
: Skor total
∑X
: Jumlah skor items
∑Y
: Jumlah skor total
∑X2
:
Jumlah kuadrat skor item
∑Y2
:
Jumlah kuadrat skor total
2
58
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas Pengertian
reliabilitas
menurut
Sugiyono
(2009:3)
adalah
“Derajat
konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu”.
Berdasarkan definisi diatas, relibilitas dapat dimaksudkan
sebagai suatu
karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Menurut Syaifuddin Azwar (2000:3) Reliabilitas adalah “Sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama”.
59
Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan suatu teknik perhitungan reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan kuesioner pada penelitian iniadalah metode split-half dari Spearman-Brown dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Membagi pertanyaan menjadi belah dua yaitu item ganjil dan genap.
2.
Skor untuk masing-masing pertanyaan pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden.
3.
Mengkorelasikan skor total satu dengan skor total dua dengan korelasi pearson product moment. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus Spearman
4.
Brown sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2008 : 186)
Keterangan : ri
= reliabilitas internal seluruh instrumen
rb
= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
60
Tabel 3.8 Standar Penilaian Untuk Reliabiltas Reliability Good
0,80
Acceptable
0,70
Marginal
0,60
Poor
0,50
Sumber: Barker et al, (2002 : 70)
Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas pernyataan yang diajukan. Seperti yang dikemukakan Barker et al (2002 :70) sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima jika memilki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70.
3.2.4.3 Uji Method of Successive Interval Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994 :131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
61
2.
Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3.
Berdasarkan
proporsi
tersebut
untuk
setiap
pernyataan,
dilakukan
penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban 4.
Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban
5.
Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut: Scale Value = (Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper limit) (Area Below Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit) Sumber : Umi Narimawati (2010:47)
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut. Adapun di dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan program software MSI.
3.2.4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Berdasarkan data yang terkumpul, diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner masing-masing variabel sebagai berikut:
62
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Penelitian Variabel Transparansi
Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Nomor Item Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7
Koefisien Indeks Keterangan Reliabilitas Validitas 0,678 Valid 0,800 0,520 Valid 0,578 Valid 0,574 Valid 0,736 Valid 0,783 Valid 0,580 Valid 0,633 Valid 0,725 Valid 0,852 0,709 Valid 0,595 Valid 0,538 Valid 0,523 Valid 0,541 Valid 0,604 Valid 0,571 Valid 0,686 Valid 0,836 Valid 0,955 0,415 Valid 0,831 Valid 0,798 Valid 0,879 Valid 0,777 Valid 0,818 Valid
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2011
Indeks validitas pada variabel transparansi berkisar antara 0,520 hingga 0,783, artinya semua item pernyataan pada variabel transparansi valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,800. Kemudian indeks validitas pada variabel akuntabilitas berkisar antara 0,523 hingga 0,725, artinya semua item pernyataan pada variabel akuntabilitas valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,852. Terakhir indeks validitas pada variabel kinerja instansi berkisar antara 0,415 hingga 0,879, artinya
63
semua item pernyataan pada variabel kinerja instansi valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,955.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriftif dan verifikatif. 1.
Analisis Deskriftif Menurut Sugiyono (2008:147) analisis Deskriptif adalah “Metode analisis
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”. 2.
Analisis Verifikatif Menurut Masyhuri (2008:45) analisis verifikatif adalah “Memeriksa benar
tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan
64
yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan “. Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini: %Skor aktual = Sumber : Umi Narimawati, 2007
Keterangan: a.
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan
b.
Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Prinsip pengklasifikasian persentase skor jawaban responden diadopsi dari buku Metode Penelitian Bisnis karangan Sugiyono dengan kriteria pengklasifikasian sebagai berikut:
65
Tabel 3.9 Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual No 1 2 3 4 5
Persentase Skor 20,00 – 36,00 36,01 – 52,00 52,01 – 68,00 68,01 – 84,00 84,01 – 100
Kategori Skor Sangat Rendah/ Tidak Baik Rendah/ Kurang Baik Cukup Tinggi/ Cukup Baik Tinggi/ Baik Sangat Tinggi/ Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati, 2007
3.2.5.2 Metode Analisis Metode Analisis adalah suatu metode dengan serangkaian tindakan dan pemikiran yang disengaja untuk menelaah sesutu hal yang secara mendalam ataupun terinci terutama dalam mengkaji bagian-bagian dari suatu totalitas. Maksudnya untuk mengetahui cirri masing-masing bagian, hubungan satu sama lain, serta peranannya dalam totalitas yang dimaksud. Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Analisis Jalur (Path Analysis) menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) mengemukakan bahwa“Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.”
66
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh antara Transparansi dan Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Model analisis jalur adalah sebagai berikut:
X1 Transparansi
yx1 Y Kinerja Instansi Pemerintah
rx1x2 X2 Akuntabilitas
yx2
Gambar 3.1 Analisis Jalur Gambar ini melukiskan adanya hubungan antara variabel eksogen yaitu X1 dan X2 dengan variabel endogen yaitu Y. Setiap variabel baik eksogen maupun endogen digambarkan dalam bentuk persegi atau kotak sedangkan error ( ) atau variabel lain diluar Y digambarkan dalam bentuk lingkaran. Hubungan antara X1 dan X2 menggambarkan hubungan korelasi, sedangkan hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y menggambarkan hubungan pengaruh (causal path). Pengaruh dari X1 dan X2 terhadap Y disebut pengaruh langsung (direct effect), sedangkan dari X1 terhadap Y melalui X2, dari X2 terhadap Y melalui X1 disebut pengaruh tidak langsung (indirect effect).
67
1.
Koefisien Jalur Koefisien jalur mengindikasikan besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi atau dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen. Untuk lebih memperjelas setiap koefisien jalur dapat dilihat pada sebuah path diagram. Perhatikan kembali gambar 3.1 dapat kita lihat koefisien-koefisien jalur sebagai berikut : a.
Pyx1 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X1 terhadap Y
b.
Pyx2 adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung X2 terhadap Y
c.
Py adalah koefisien jalur untuk pengaruh langsung terhadap Y
d.
Py akan dihitung melalui rumus Pyx (1 R 2
y ( x1, x 2 )
)
Dimana : R 2 y ( x1x 2) rx1x 2 2.
pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y koefisien korelasi antara X1 dan X2
Persamaan Struktural Di samping menggunakan diagram jalur untuk menyatakan model yang di analisis, dalam analisis jalur juga dapat ditampilkan dalam bentuk persamaan yang
biasa
disebut
persamaan
struktural.
Persamaan
struktural
menggambarkan hubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Perhatikan kembali diagram jalur pada gambar 3.1, model ini dapat dibuat model persamaan struktural matematis sebagai berikut : Y = Pyx X1 + Pyx X2 + Pyx ε
68
persamaan di atas menyatakan hubungan kausal dari X1 dan X2serta terhadap Y. 3.
Menghitung Koefisien korelasi Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y,
X1 dan X2 sebagai berikut: Dimana:
Sumber : Nazir, (2003:464)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
b.
Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
69
c.
Koefisien korelasi Koefisien korelasi antar X1 terhadap X2, apabila Y dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
d.
Koefisien korelasi secara simultan Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah -1
r
1:
1.
Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
2.
Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : 1.
Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
2.
Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :
70
Tabel 3.11 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, (2006 : 183)
4.
Koefisien Determinasi Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kd = (r)2 x 100 % Sumber : Umi Narimawati, (2007:89)
Dimana : KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi. 3.2.5.3 Pengujian Hipotesis Menurut Umar (2005:104) Hipotesis adalah”Suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya berdasarkan teori di atas peneliti merumuskan hipotesis untuk penelitian ini, hipotesis yang telah di rumuskan kemudian harus di uji”.
71
a.
Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial. Apabila hasil dari pengujian secara bersama-sama menyimpulkan terdapat
pengaruh yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian parsial untuk melihat lebih jelas variabel mana saja diantara kedua variabel eksogen, yaitu Transparansi dan Akuntabilitas yang pengaruhnya signifikan terhadap kinerja Instansi Pemerintah. Untuk menguji koefisien jalur dari masing-masing variabel eksogen tersebut digunakan uji t, dengan formula sebagai berikut:
ti =
1-R
PYXi 2 Y.X1X2
×C
n-k-1
ii
Statistik uji diatas mengikuti distribusi t- dengan derajat bebas n-k-1. Kriteria pengujiannya adalah ”Tolak H 0 yang menyatakan bahwa yxi 0 jika t hitung > t tabel ”. Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk substurktur 2, maka selanjutnya dilakukan perhitungan besar pengaruh masing-masing variabel X1 dan X2 sebagai berikut: 1.
Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y :
Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung
= PyX1 . PyX1
= ………
Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2
= PyX1 . rx1x2 . PyX2
= ……… +
Pengaruh Total
= ……….
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 terhadap variabel Y.
72
2.
Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :
Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung
=
PyX2 . PyX2
= ………
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X2
=
PyX2 . rx2x1 . PyX1
= ……...+
Pengaruh Total
= ………
Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X2 terhadap variabel Y. b.
Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-sama (simultan).
Hipotesis Statistik: H0 : YXi = 0 i = 1,2 H1 : YXi 0 i = 1,2
Transparansi dan Akuntabilitas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Transparansi
dan
Akuntabilitas
secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.
Untuk menguji hipotesisi diatas digunakan uji F dengan formula sebagai berikut:
F
hitung
=
(n k 1)R2Y(XX 1 2) k(1R2Y(XX ) 1 2
Statistik uji diatas mengikuti distribusi F- dengan derajat bebas v 1 = k dan v 2 = n-k-1. Kriteria pengujiannya adalah ”Tolak H 0 yang menyatakan bahwa
yx1 yx2 0 jika F hitung > F tabel ”. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Transparansi (X1) dan Akuntabilitas
73
(X2) Kinerja Instansi Pemerintah sebagai variabel dependen (Y), dengan langkah langkah sebagai berikut : 1.
Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :
a.
Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : 1)
Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha
diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. 2)
Jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. 3)
t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
4)
t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 24-2-1=21
b.
2.
Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : 1)
Tolak ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
2)
Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
3)
Tolak Ho jika nilai F-sign < ɑ ),05.
Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
74
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 3.
Penarikan Kesimpulan Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, akuntabilitas dan transparansi berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap kualitas pelayanan publik. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.