28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Suwawa Kabupaten Bone Bolango selama ± 6 bulan. Penelitian ini lebih mengedepankan wilayah kultural ketimbang wilayah administratif. Oleh karena itu cakupan wilayah dari penelitian ini meliputi empat kecamatan yang dulunya merupakan wilayah Kecamatan Suwawa sebelum mengalami pemekaran semenjak tahun 2007.1 Suwawa dianggap memiliki sistem sosial tersendiri. Setiap sistem sosial dimanapun, di dalamnya pasti terdapat golongan elite yang mempengaruhi sistem sosial yang ada. Di Suwawa hal tersebut beegitu kental dengan adanya margamarga besar lokal.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hal ini karena masalah yang diteliti merupakan suatu situasi sosial yang sifatnya deskriptif. Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah, penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian
1
Keempat kecamatan tersebut yakni Kecamatan Suwawa, Suwawa Selatan, Suwawa Timur dan Kecamatan Suwawa Tengah.
29
yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan cara mendeskripsikannya secara benar, dibentuk menggunakan kata-kata serta berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan dan diperoleh dari situasi yang alamiah.2 Sementara itu Bogdan dan Guba mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang ataupun dari perilaku yang diamati.3 Oleh karena itu, data dalam penelitian ini merupakan data-data deskriptif, yakni data yang berupa katakata dan tidak menekankan pada angka (kuantitas) tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan makna dari peristiwa yang ada. Sugiyono mengungkapkan bahwa, “metode kualitatif digunakan untuk memperoleh data yang mendalam, yakni data yang mengandung makna”.4
C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian penting yang saling menopang untuk menciptakan suatu penelitian yang efektif sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pembagian tersebut meliputi sumber data yang sifatnya primer dan sumber data yang bersifat sekunder. Perbedaan antara keduanya terletak pada bagaimana sumber data tersebut memberikan kontribusi data kepada peneliti. Satori dan Komariah mengatakan bahwa data primer merupakan sumber 2
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm 25. 3 Lihat Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Ban-dung: Refika Aditama, 2012, hlm 181. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 9.
30
data yang langsung memberikan data kepada peneliti, sedangkan data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti.5 Data primer diperoleh melalui proses wawancara secara mendalam antara peneliti dan informan terpilih. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen (resmi dan tidak resmi) seperti buku, media dan profil lokasi penelitian yang memiliki keterkaitan dengan masalah dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi seperti apa yang dikemukakan oleh Sugiyono.6 Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat vital dalam penelitian kualitatif. Mulai dari awal (perencanaan) hingga akhir penelitian selalu diiringi dengan observasi. Menurut Syaodin, observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap situasi yang sedang berlangsung.7 Dilakukannya observasi oleh peneliti dengan tujuan untuk melihat secara alamiah fenomena elitisme di Kecamatan Suwawa. Oleh karenanya jenis observasi yang digunakan yakni observasi non participant. Observasi ini dalam prakteknya menurut Suparlan adalah bentuk pengamatan tanpa ada keterlibatan secara emosional antara peneliti dengan objek yang diteliti.8
5 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm 103. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 225. 7 Lihat Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm 105. 8 Ibid., hlm 119.
31
Sebagai tindak lanjut atas observasi yang dilakukan, peneliti juga melakukan teknik wawancara guna memperoleh informasi yang mendalam mengenai masalah yang diteliti. Berg mengungkapkan bahwa wawancara merupakan bentuk percakapan dengan tujuan mengumpulkan data atau informasi.9 Lebih lanjut dalam penelitian ini menggunakan wawancara yang sifatnya semi standar atau dalam konsep Esterberg disebut dengan wawancara semi struktur. Hal tersebut karena peneliti ingin memperoleh informasi yang lebih mendalam, keterbukaan informan dalam mengungkapkan informasi menjadi target utama wawancara yang sifatnya semi standar ini.10 Oleh sebab itu, informan yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah mereka yang dianggap mengetahui seluk beluk perkembangan elit lokal Suwawa. Hal ini guna mengungkapkan perspektif emic dari informan, yakni bagaimana informan memandang suatu persoalan atau keadaan berdasarkan pikiran dan perasaannya. Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dari dokumen yang terkait dengan masalah dalam penelitian ini.
9
Ibid., hlm 129. Ibid., hlm 135. Lihat juga Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 233. 10
32
Selengkapnya keempat teknik tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini. Observasi Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Dokumentasi
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Penentuan Sampel Masalah elite merupakan masalah yang disadari maupun tidak disadari senantiasa ada dalam situasi sosial tertentu. Akan tetapi, dalam konteks tertentu fenomena elite seringkali tidak disadari oleh masyarakat setempat. Oleh karenanya, dalam mengkaji masalah elite lebih mendalam diperlukan sumber informasi yang dianggap memahami dan memiliki pengetahuan yang memadai untuk memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling seperti apa yang diungkapkan oleh Sugiyono merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut berupa pemahaman informan akan permasalahan yang diteliti. Disamping itu kedudukan atau kekuasaan yang dimiliki informan juga menjadi pertimbangan dalam penentuan sampel penelitian
33
ini.11 Teknik purposive sampling sendiri menurut Lincoln dan Guba memiliki ciriciri khusus yaitu: sifatnya sementara, snowball, sesuai kebutuhan, dan dipilih sampai jenuh.12 Guna mengefektifkan penentuan informan secara purposive sampling, maka peneliti melakukan penarikan sampel jaringan (network sampling) seperti yang disarankan oleh McMillan dan Schumacher. Penarikan sampel jaringan dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu profil/ ketentuan informan yang akan di wawancarai, kemudian akan dimintakan kesediaan setiap informan untuk menyebutkan target informan berikutnya layaknya snowball sampling.13 Dalam penelitian ini, informan dibagi menjadi tiga kelompok yakni elit formal, elit non formal dan ahli berdasarkan kategori terhadap masing-masing informan. Sedangkan mengenai jumlah informan dalam penelitian ini, tidak ditetapkan secara pasti. Hal ini menurut Nasution karena sampel/ informan dalam penelitian kualitatif dapat dianggap telah memadai apabila telah mencapai taraf kejenuhan data yang diperoleh atau ketika dianggap sudah tak ada lagi informasi baru yang akan diperoleh jika menambah informan.14 Selengkapnya mengenai informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 218-219. 12 Ibid., hlm 219. 13 Lihat Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm 57. 14 Ibid., hlm 54.
34
Tabel 3.1 Pembagian Informan dalam Penelitian NO
INFORMAN
1
Formal
2
Non Formal
3
Ahli
KATEGORI Informan yang berkecimpung dalam birokrasi. Informan yang tidak berkecimpung dalam birokrasi (tokoh masyarakat). Informan yang memiliki pemahaman teoritis dan empiris mengenai elite lokal Suwawa.
F. Teknik Analisis Data Analisi data dalam penelitian ini meggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman, aktifitas analisis data dilakukan secara interaktif dan terus menerus hingga data yang ada menjadi jenuh. Teknik tersebut yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan serta verifikasi. Reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting serta pencarian tema dan polanya. Langkah selanjutnya yakni melakukan penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menarasikannya dalam bentuk teks tertentu yang terorganisir secara sistematis. Akan tetapi, guna memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian yang dilakukan, dalam menyajikan data peneliti juga menambahkan grafik maupun matrik seperti yang disarankan oleh Miles dan Huberman. Langkah terakhir yakni kesimpulan dan verifikasi. Dalam menyimpulkan hasil penelitian, penelitian dianggap kredibel apabila terdapat bukti-bukti yang valid dan konsisten. Untuk itu pengecekan kembali data yang diperoleh dari
35
sumber data yang ada sangatlah penting dalam penelitian ini.15 Langkah-langkah analisis data diatas dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.
Data
Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan/ Verifikasi
Gambar 3.2 Teknik Analisis Data
15
Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 246-252.