46
BAB III METODOLOGI PENELITAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk. Menurut Sugiyono (2013:407) R&D adalah metode untuk menghasilkan suatu produk sekaligus menguji keefektifan produk yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dengan penelitian R&D dibidang pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti buku, modul dan perangkat alat bantu pembelajaran lainnya, juga perangkat lunak seperti model pembelajaran (Sukmadinata 2007: 164). B. Prosedur Penelitian Prosedur yang dipakai penulis dalam pengembangan bahan ajar modul menerapkan prosedur pengembangan Borg dan Gall yang menjelaskan tahap penelitian pengembangan sebagai berikut: 1) Research and Information, 2) Planning, 3) Develop preminary from product, 4) Preliminary field testing, 5) Main product revision, 6) Main field testing, 7) Operational product revision, 8, Operational field testing 9) Final revisi product, dan 10) Dessemination and implementation (Borg dan Gall, 1989: 784-785). Oleh karena tidak semua penelitian pengembangan dipakai untuk memproduksi produk dalam skala besar maka ada penyederhanaan tahapan-tahapan dalam proses pengembangan modul yaitu sebagai berikut: 1) analisis kebutuhan, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji produk. Kemudian supaya mudah dikatagorikan maka tahapan tersebut dikelompokan menjadi tiga kelompok besar seperti halnya Nana Syaodih Sukmadinata (2007, 184-187) membaginya, sebagai berikut: 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model dan 3) pengujian model. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk memperoleh sebuah modul pembelajaran yang valid, praktis, dan efisien, yaitu: 1. Tahapan I: Studi pendahuluan
47
Pada tahapan ini penulis melakukan pengumpulan informasi dengan mengobservasi pembelajaran yang selama ini dilakukan di SMA N 1 Tengaran. Dari hasil observasi penulis memperoleh permasalahanpermasalah terkait dengan penggunaan bahan ajar. Temuan yang didapatkan, nantinya akan digunakan sebagai pijakan dalam mengembangkan desain awal modul sejarah perjuangan Masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang selama Revolusi Fisik untuk segera divalidasi oleh tim ahli. 2. Tahapan II: Pengembangan modul Pada tahapan ini penulis mulai mengembangkan modul. Kegiatan yang dilakukan adalah menentukan perencanaan meliputi menentukan tujuan, menentukan kualifikasi dan bentuk partisipasi pihak-pihak dalam penelitian, menentukan prosedur kerja dan menguji kelayakan modul. Hasil dari kegiatan ini adalah model hipotetik modul pembelajaran sejarah lokal berbasis perjuangan Masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang selama Revolusi Fisik. 3. Tahapan III: Uji efektifitas modul Pada tahap ini peneliti melakukan uji keefektifan modul yang terdiri dari uji
pelaksanaan di
lapangan
(operational
field
testing) dan
penyempurnaan produk akhir (final product revision) melalui kuasi eksperimen dengan pre test dan post test. Sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajaran sejarah Indonesia yang mengintegrasikan dengan materi sejarah lokal di SMA N 1 Tengaran. Adapun secara detailnya tahapan-tahapan dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
48
Gambar 3.1: Tahapan Penelitian Modul Sejarah Perjuangan Masyarakat Tengaran selama Revolusi Fisik Tahap I
Tahap II
Studi Pendahuluan
Pengembangan Modul
Studi Literatur & Survey Lapangan
Tahap III Uji Efektifitas Modul
Eksplanasi
Pengajuan draf modul
Penggunaan modul sejarah lokal di kelas eksperimen
Hasil: 1.
2.
3.
Guru belum mengajarkan materi sejarah lokal. Siswa tidak mengetahui adanya sejarah lokal. Selama pembelajaran sejarah Indonesia modul sejarah lokal belum tersedia.
Validasi draf modul oleh Tim Ahli
Uji Efektifitas Revisi draf modul
Pre test Post test
Uji coba skala kecil Modul Final Revisi draf modul
Uji coba skala luas Pembuatan draf awal model bahan ajar
1. 2.
Model Hipotetik Modul
49
C. Prosedur Pengembangan 1. Tahap Studi Pendahuluan Tahap studi pendahuluan pada pengembangan bahan ajar sejarah lokal merupakan awal kegiatan penelitian untuk mencari data dari kajian literatur dan kajian lapangan. Hasil dari kegiatan ini nantinya akan digunakan oleh penulis sebagai dasar dan alasan untuk mengembangkan sebuah bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Fungsi studi pendahuluan dalam penelitian ini untuk 1) mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA N 1 Tengaran, 2) melakukan analisis kebutuhan guna mencari kelemahan-kelemahannya yang bersumber dari kondisi guru, siswa, perangkat pembelajaran, dan proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung. a. Studi kepustakaan Sebelum masuk ke lapangan penulis terlebih dahulu mengumpulkan teoriteori yang relevan dengan kasus yang akan dihadapi. Dalam studi keperpustakaan ini, proses pencarian teori dilakukan dengan mencari sumber dari buku, jurnal maupun mencari referensi melalui internet. b. Survei lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data berupa fakta-fakta yang terkait dengan proses pembelajaran sejarah di SMA N 1 Tengaran. Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh penulis meliputi: 1) wawancara kepada siswa untuk mengetahui pengalamannya mengikuti pembelajaran sejarah Indonesia, 2) wawancara kepada guru untuk mengetahui cara mengajar dan materi pembelajaran yang mereka gunakan, 3) mendokumentasikan perangkat pembelajaran yang digunakan meliputi silabus, RPP, dan dokumen lain yang relevan. c. Sumber data Sumber data adalah sumber informasi yang digunakan penulis untuk membangun sebuah penelitian. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
50
1. Informan
: guru dan siswa
2. Peristiwa
: kegiatan pembelajaran sejarah lokal di kelas.
3. Dokumen
: silabus, RPP dan dokumen yang relevan.
d. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data-data yang berguna sebagai pendukung dalam penelitian. Teknik-teknik yang digunakan adalah: 1. Wawancara Wawancara merupakan suatu cara untuk mengetahui memori seseorang terhadap semua hal yang berkaitan dengan pengalamannya terkait dengan permasalah yang diteliti melalui komunikasi dua arah (tanyajawab). Dalam hal ini penulis mewawancarai pihak yang mengetahui masalah dan yang terlibat dalam penelitian 2. Analisis Dokumentasi Arsip
atau
dokumen
digunakan
penulis
untuk
memperluas
pembendaharaan kata (Emy Wuryani, 2011:17). Dokumen yang dianalisis berupa silabus, kalender akademik, prota, promes, RPP, dan hasil evaluasi peserta didik. 3. Observasi Observasi merupakan kegiatan penelitian dimana penulis hadir langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan (Sutopo, 2006:228). e. Teknik validitas data Dalam studi pendahulau penulis mengolah data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif sehingga penulis wajib memperoleh informasi dari berbagai sumber. Setelah data diperoleh penulis membandingkan antara sumber satu dengan sumber lainnya untuk menguji validitas data. Uji validitas digunakan untuk menjamin kredibilitas dan kebenaran data yang diperoleh. Cara yang paling umum digunakan adalah menggunakan trianggulasi data (Sutopo, 2006:92). Trianggulasi data (trianggulasi sumber) digunakan untuk mengumpulkan data
51
sejenis tetapi berbeda sumber. Alur trianggulasi sumber dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:94):
Data
Wawancara
Informan
Analisis Konten
Dokumen/Arsip
Observasi
Aktivitas/Perilak u
Gambar 3.2 Trianggulasi Sumber Trianggulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data sejenis tetapi berbeda dalam teknik pengumpulan datanya (Sutopo, 2006:95). Trianggulasi metode diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji tingkat kebenaran datanya. Alur trianggulasi metode dapat dilihat pada gambar berikut (Sutopo, 2006:96): Kuesioner Data
Wawancara
Dokumen/Arsip
Observasi
Gambar 3.3. Trianggulasi Metode f. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Milles dan Hubeman yang memiliki 3 unsur, yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi dalam hal pengumpulan data sehingga tidak bisa dipisahkan. Proses analisis ini dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan kebutuhan penulis sampai menemukan hasil
52
yang terbaik. Langkah-langkah model analisis interakif menurut Milles dan Huberman: 1. Reduksi data Reduksi data adalah kegiatan memilah milah data yang diperlukan untuk penelitian dengan cara menyeleksi, menyederhanakan dan memfokuskan data yang didapat selama penelitian (Sutopo 2006:114). Akhir dari proses reduksi data adalah mengubah data mentah menjadi informasi. 2. Penyajian Data Penyajian
data
merupakan
penggabungan
berbagai
informasi
yang
dideskripsikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa ilmiah dengan susunan yang sistematis dan logis sehingga mudah dipahami oleh orang lain (Sutopo, 2006: 115). 3. Penarikan Simpulan Penarikan simpulan adalah membuat kesimpulan dari data yang telah dihasilkan sejak awal hingga akhir penelitian. Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan,
maka
dibutuhkan
verifikasi
dengan
tujuan
memantapkan simpulan dengan menelusuri kebenaran informasi selama penelitian berlangsung (Sutopo, 2006: 116). Langkah-langkah model analisis interaktif menurut Milles dan Hubeman dapat dilihat pada gambar berikut: Pengumpulan Data 3
1 Reduksi Data
Sajian Data 2 Verifikasi
(Sutopo, 2006 :120) Gambar 3.4. Model Analisis Interaktif Menurut Milles dan Hubeman
53
g. Output Hasil dari tahap eksplorasi ini berupa informasi yang menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar sejarah lokal berupa modul perjuangan masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang selama Revolusi Fisik benar-benar dibutuhkan di dalam pembelajaran sejarah Indonesia di SMA N 1 Tengaran. Sehingga upaya lanjutan dari tahap ini adalah mendesain draf modul. 2. Tahap Pengembangan Modul Pada tahapan ini penulis melakukan kegiatan pengembangan bahan ajar sejarah lokal berupa modul perjuangan masyarakat Tengaran selama Revolusi Fisik untuk dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengajuan draf model bahan ajar Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini nantinya berupa modul sejarah lokal yang diterapkan dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Modul ini diciptakan guna meningkatkan nasionalisme siswa SMA N 1 Tengaran. Adapun yang menjadi alur dalam penyusunan modul adalah sebagai berikut (Slamet dan Herman, 2009: 20 dalam Sufandi Iswanto, 2015: 79):
54
Gambar 3.5. Alur langkah pengembangan bahan ajar
Penyiapan KI dan KD untuk melakukan analisis kebutuhan
SI dan KD
Menuliskan Indikator pencapaian
Menuliskan dan merumuskan materi pembelajaran
Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Jenis bahan ajar
Menentukan jenis bahan ajar yang akan dibuat
Menentukan sumber belajar
Analisis bahan telah dibuat
b. Validasi draf modul Draf modul yang telah dibuat kemudian diajukan kepada tim ahli untuk dikritisi kelayakannya sebagai bahan ajar. Proses validasi ini meliputi tahap revisi draf modul. Untuk mengetahui kelayakannya validasi diukur menggunakan skala Likert rentang skor 1 sampai 5. Data yang diperoleh dari lembar validasi kemudian diubah menjadi data interval sebagai berikut: Sangat Baik
: 5 (100% sesuai dengan pernyataan)
Baik
: 4 (<80% sesuai dengan pernyataan)
Cukup
: 3 (<60 % sesuai dengan pernyataan)
55
Kurang
: 2 (<40% sesuai dengan pernyataan)
Sangat Kurang
: 1 (<20% sesuai dengan pernyataan)
Pada tahap selanjutnya skor kuantitatif yang diperoleh diubah menjadi nilai kualitatif dengan acuan tabel sebagai berikut: Tabel 3.1. Validasi Draf Modul Interval skor Nilai Kategori ̅ > (Mi + 1,80 Sbi) A Sangat Baik X B Baik (Mi + 0,6 SBi) < ̅ X ≤(Mi + 1,80 Sbi) ̅ C Cukup (Mi − 0,6 SBi) < X ≤(Mi + 0,6 SBi) ̅≤(Mi − 0,6 SBi) D Kurang (Mi - 1,80 Sbi) < X ̅≤ (Mi - 1,80 Sbi) E Sangat Kurang X Keterangan: Mi= rerata ideal
=
Sbi= simpangan baku =
1 2 1 6
(skor maks. Ideal + skor min ideal) (skor maks. ideal - skor min. ideal)
Sedangkan untuk menghitung skor rerata penilaian produk memakai rumus: ̅= 𝑿 Keterangan: 𝑋̅
∑𝑿 𝒏
= skor rata-rata
∑𝑋
= jumlah skor
n
= jumlah responden
Dalam penelitian ini patokan yang digunakan untuk kelayakan produk yang akan diimplementasikan pada pembelajaran adalah nilai (skor) C atau kategori cukup yang diperoleh dari penyekoran tim ahli. c. Uji coba produk 1) Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Tengaran pada bulan November 2015. Modul diujicobakan kepada kelas XI MIPA 1. Penekanan pada uji coba
56
modul lebih kepada mengetahui faktor kendala pembelajaran modul daripada mengetahui pengaruh pembelajarnya. Tanggapan dan saran dari siswa digunakan untuk merevisi produk dan strategi pembelajaran yang cocok sebelum modul diuji efektifitasnya di kelas eksperimen. 2) Uji coba skala kecil dan besar Uji coba ini dilakukan setelah draf modul sejarah lokal yang dikembangkan sudah dinyatakan siap diujicobakan oleh tim ahli. Dalam uji coba ini modul akan diajarkan pertama kali pada kelompok kecil yang terdiri dari empat siswa kemudian setelah diperoleh hasil evaluasi dari penerapan di kelompok kecil baru diterapkan di sebuah kelas guna melihat efek dari penerapan modul ini dan melihat kendalakendala yang muncul untuk direvisi ulang. 3) Revisi draf modul Pada tahapan ini peneliti merevisi draf modul yang sedang dikembangkan berdasarkan saran yang diberikan oleh siswa. Modul yang telah direvisi nantinya menjadi model hipotetik yang siap untuk diujicobakan. 3. Tahap Evaluasi/ Uji Efektifitas Modul Tujuan evaluasi adalah melihat hasil pengaruh pembelajaran dengan penggunaan modul sejarah perjuangan Masyarakat Tengaran Kabupaten Semarang terhadap nasionalisme siswa kelas XI di SMA N 1 Tengaran. Pada tahap ini penulis menguji efektifitas modul sejarah lokal melaui quasi experimental yaitu membandingkan hasil pembelajaran antara kelas XI Sosial 3 (eksperimen) dan kelas XI Sosial 2 (kontrol). a. Pendekatan penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan yaitu untuk mengetahui gambaran yang ada di lapangan termasuk untuk memberi data analisis kebutuhan. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk tahap pengembangan yaitu mengujicobakan keefektifan
57
penerapan draf modul maupun modul yang dikembangkan terhadap peningkatan nasionalisme siswa. b. Instrumen fase uji test Instrumen dipakai untuk mengumpulkan data keefektifan modul. Ada dua metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu metode tes dan angket. 1) Tes Prestasi Belajar Tes prestasi belajar digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tes yang dimaksud adalah seperangkat rangsangan berupa soal yang diberikan kepada siswa untuk mereka jawab dan hasilnya diubah menjadi angka. Bentuk soal yang akan disajikan berupa pilihan ganda. Sedangkan kisi-kisi tes prestasi berasal dari materi sejarah nasional dan sejarah lokal meliputi: Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Tes Kompetensi Dasar
Nomor Soal Indikator
Jumlah K1 K2 K3 K4 K5 K6
Mengetahui peristiwa sekitar Perjanjian Linggarjati dan dampaknya bagi Indonesia
1
4 4
15
7
5
3
9 3.6. Menganalisis perjuangan dan Mengetahui peristiwa 10 perkembangan Agresi Militer Belanda I. politik masa awal 11 proklamasi. 13
8
2
7
23
Mengetahui peristiwa 6 30 sekitar Perjanjian Renville dan dampaknya 12 bagi Indonesia 16
14 11
58
19 22 24 25 20 17 Mengetahui peristiwa 24 18 sekitar Perjanjian Meja 27 23 Bundar dan dampaknya bagi Indonesia 28
8
29
Sebelum
digunakan, terlebih dahulu instrumen tes diuji validitas dan
reliabilitasnya guna mengetahui kualitas instrumennya. a) Validitas Pada penelitian ini validitas isntrumen tes dihitung menggunakan rumus indeks daya diskriminasi item, sebagai berikut: 𝒅 = 𝒏𝒊𝑻 / 𝑵𝑻 − 𝒏𝒊𝑹 / 𝑵𝒓 (Sumber: Azwar, 2012: 138)
Keterangan: 𝑛𝑖𝑇 = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi 𝑁𝑇 = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi. 𝑛𝑖𝑅 = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah. 𝑁𝑟 = banyaknya penjawab dari kelompok rendah.
Dengan tolak ukur (d) maka: Lebih besar dari 0,20
= Valid
Kurang dari 0,20
= Tidak valid dan harus dibuang.
59
Adapun hasil uji validitas item soal dengan bantuan SPSS 19 adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Tabulasi Data Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi No. Item Soal r hitung Kesimpulan 0,671 1 item_1 Valid 0,409 2 item_2 Valid 0,024 3 item_3 Tidak Valid 0,369 4 item_4 Valid 0,443 5 item_5 Valid 0,671 6 item_6 Valid 0,409 7 item_7 Valid 0,743 8 item_8 Valid -0,143 9 item_9 Tidak Valid -0,382 10 item_10 Tidak Valid 0,392 11 item_11 Valid 0,045 12 item_12 Tidak Valid 0,094 13 item_13 Tidak Valid 0,568 14 item_14 Valid 0,411 15 item_15 Valid 0,209 16 item_16 Tidak Valid -0,119 17 item_17 Tidak Valid -0,460 18 item_18 Tidak Valid 0,420 19 item_19 Valid 0,690 20 item_20 Valid 0,669 21 item_21 Valid 0,514 22 item_22 Valid 0,549 23 item_23 Valid 0,535 24 item_24 Valid 0,555 25 item_25 Valid 0,522 26 item_26 Valid 0,508 27 item_27 Valid 0,387 28 item_28 Valid 0,429 29 item_29 Valid 0,535 30 item_30 Valid
60
b) Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan hasil yang tetap apabila alat ukur tersebut diujicobakan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas dapat menggunakan Kuder Richardson 20, dengan rumus: 𝑲𝑹 − 𝟐𝟎 =
∑ 𝒑 (𝟏 − 𝒑) 𝑲 [𝟏 − ] 𝒌−𝟏 𝒔𝟐𝒙
(Sumber: Azwar, 2012:187)
Keterangan: 𝐾 = banyaknya item 𝑝 = indeks kesukaran item 𝑠𝑥2 = varian skor tes (X) Keputusan angket dapat dikatakan reliabel jika besar indeks reliabilitasnya 𝑟11 ≥ 0,70 (Budiyono, 2003: 70-72). Adapun dari keduapuluh dua item intrumen tes prestasi yang telah dinyatakan valid di atas, diperoleh skor rata-rata koefisiensi reliabilitas sebesar 0,883, yang artinya instrumen tes prestasi dinyatakan reliabel. 2) Angket Nasionalisme Sebagai dampak pengiring dari pembelajaran sejarah, nasionalisme siswa diukur menggunakan angket nasionalisme yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan lima jawaban responsif menurut skala likert, yakni sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (ST). Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Skala Likert No
Jawaban
Skor Positif
Negatif
1
Sangat Setuju
5
1
2
Setuju
4
2
3
Ragu
3
3
4
Tidak Setuju
2
4
61
5
Sangat Tidak Setuju
1
5
Sebelum dilakukan pengumpulan data nasionalisme peneliti terlebih dahulu membuat instrumen angket. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menyusun definisi operasional nasionalisme. b. Menyusun komponen-komponen indikator nasionalisme siswa. c. Menyusun tabel kisi-kisi instrumen angket nasionalisme siswa. d. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket, adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.5. Indikator Angket Nasionalisme No 1.
2.
Aspek Pesatuan
Kebebasan
3.
Persamaan
4.
Kepribadian
5.
Prestasi
Komponen Indikator 1. Penghargaan terhadap simbol-simbol negara sebagai pemersatu 2. Pengakuan atas NKRI 1. Penghargaan atas perbedaan budaya 2. Meniadakan intimidasi baik fisik maupun batin 1. Penghargaan atas kesetaraan sosial 2. Penghargaan atas hak dan kewajiban sebagai bagian masyarakat 1. Keimanan terhadap Tuhan 2. Mengindahkan kedisiplinan 1. Ketekunan belajar 2. Kemauan berprestasi
Nomor Butir 1, 11, 30 2, 12, 20 3, 13, 29 4, 14, 28 5, 15, 27 6, 16, 26 7,17, 25 8,18, 24 9, 19, 23 10, 21, 22
Supaya angket yang telah disusun dapat diujikan dengan baik maka sebelumnya angket perlu diujicobakan terlebih dahulu. Ujicoba dilakukan untuk menentukan item angket yang telah memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data dengan cara menguji validas dan reliabilitasnya. a) Validitas
62
Tes validitas diguakan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur (Purwanto, 2013:114). Dalam penelitian ini untuk menghitung validasi diperlukan penghitungan konsistensi internal butir ke- i yang dilakukan dengan menggunakan rumus produk momen Karl Pearson 𝒓𝒙𝒚 =
𝒏 ∑ 𝑿𝒀 − (∑ 𝑿) (∑ 𝒀) √(𝒏 ∑ 𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐 ) (𝒏 ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)𝟐 )
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦
= indeks konsistensi internal untuk butir ke- i
n
= banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen)
X
= skor untuk butir ke-i
Y
= skor total (dari subjek uji coba)
Instrumen angket dikatakan mempunyai konsistensi internal yang baik jika 𝑟𝑥𝑦 ≥ 0,30 dengan pengertian semakin mendekati 1,00 maka semakin baik konsistensinya (Budiyono, 2003:65). Setelah dihitung menggunakan bantuan aplikasi SPSS 19 dapat disajikan data sebagai berikut: Tabel 3.6. Tabulasi Data Uji Validitas Angket Nasionalisme No. Item Soal r hitung Kesimpulan 1 item_01 0,648 Valid 2 item_02 0,317 Valid 3 item_03 0,422 Valid 4 item_04 0,681 Valid 5 item_05 0,310 Valid 6 item_06 0,687 Valid 7 item_07 0,444 Valid 8 item_08 0,700 Valid 9 item_09 0,457 Valid 10 item_10 0,541 Valid 11 item_11 0,524 Valid 12 item_12 0,465 Valid 13 item_13 0,581 Valid 14 item_14 -0,230 Tidak Valid 15 item_15 0,176 Tidak Valid
63
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 item_21 item_22 item_23 item_24 item_25 item_26 item_27 item_28 item_29 item_30
0,071 -0,516 0,489 0,657 0,523 0,818 0,483 0,522 0,485 0,413 0,545 0,512 -0,018 0,475 0,511
Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
b) Reliabilitas Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi instrumen dalam mengukur objek yang akan diukur dengan hasil yang cermat meskipun dilakukan pengukuran ulang di waktu yang berbeda (Purwanto, 2013:154). Hasil pengukuran dapat dikatakan dipercaya apabila dalam pengukuran yang dilakukan berkali-kali terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama atau tidak menunjukan perubahan yang berarti. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket dapat menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu sebagai berikut: 𝒓𝟏𝟏 = (
∑ 𝑺𝟐𝒊 𝒏 ) (𝟏 − 𝟐 ) 𝒏−𝟏 𝑺𝒊
Keterangan: 𝑟11
= indeks reliabilitas instrumen
n
= cacah butir instrumen
𝑠𝑖2 =
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 𝑁 (𝑁−1)
= varians skor setiap item
𝑠𝑖2 =
𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 𝑁 (𝑁−1)
= varians skor total
64
(∑ 𝑋)2
= kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap item
∑ 𝑋2
= jumlah kuadrat skor yang diperoleh siswa untuk setiap item
(∑ 𝑌)2
= kuadrat jumlah skor total yang diperoleh siswa
∑ 𝑌2
= jumlah skor total yang diperoleh siswa
N
= jumlah butir instrumen. Keputusann angket dapat dikatakan reliabel jika besar indeks reliabilitasnya
𝑟11 ≥ 0,70 (Budiyono, 2003: 70-72). Adapun dari keduapuluh lima item angket nasionalisme yang telah dinyatakan valid di atas, diperoleh skor rata-rata koefisiensi reliabilitas sebesar 0,898, yang artinya angket nasionalisme dinyatakan reliabel. c. Uji Efektifitas Tujuan uji keefektifan modul adalah untuk mengetahui apakah modul yang dikembangkan mampu meningkatkan prestasi dan nasionalisme siswa. Untuk mengetahui keefektifitasan modul perlu dianalisis menggunakan uji eksperimen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil rata-rata nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kemudian membandingkan skor nilai kelompok ekperimen sebelum diberi perlakuan dengan sesudahnya dengan tujuan melihat perbedaan yang timbul pada subjek penelitian terkait dengan penerapan modul yang telah dikembangkan. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus ujit yaitu: 𝒕=
̅𝟏 − 𝑿 ̅ 𝟐 ) − 𝒅𝟎 (𝑿 𝟏 𝟏 √ + 𝒏𝟏 𝒏𝟐
𝒔𝒑
~ 𝒕 (𝒏𝟏 + 𝒏𝟐 − 𝟐)
(Budiyono, 2014:151)
Keterangan: 𝑋̅1
: Rerata sampel 1
𝑋̅2
: Rerata sampel 2
𝑛1
: Jumlah sampel 1
𝑛2
: Jumlah sampel 2
65
1) Hipotesis Ho = tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme. Hɑ = terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi dan nasionalisme. 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Pembagian keputusan : Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ) ≤ 0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho ditolak. Jika peluang kekeliruan (sig/ɑ)>0,05 berarti signifikan, artinya hipotesis Ho diterima. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis melalui uji normalitas. Guna mengetahui normalitas kedua variansi dilakukan uji beda menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hɑ = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika taraf signifikan uji ≤ 0,05 Ho ditolak, maka sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah diperoleh hasil normalitas kedua varians, maka uji persyaratan selanjutnya adalah homogenitas. Homogenitas dicari dengan uji barrlett, dengan keputusan uji sebagai berikut:
66
1) Hipotesis Ho = Tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Hɑ = Terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol 2) Taraf signifikan ɑ = 0,05 3) Keputusan uji Jika taraf signifikan uji > 0,05 Ho diterima, maka tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Jika taraf signifikan uji < 0,05 Ho ditolak, maka terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.