BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 8 Surakarta yang terletak di Jalan, Jl. Sumbing 6 No.49, Jebres, Surakarta.Pada kelas XI Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016.SMAN 8 adalah salah satu sekolah menengah atas yang menerapkan kurikulum 2013. Dipilihnya SMAN 8 Surakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan sebagai berikut: a. SMAN 8 Surakarta merupakan salah satu SMA yang menerapkan kurikulum 2013. Pelaksanaan kurikulum berpusat pada siswa. Adanya penerapan model pembelajaran konvensional berdampak pada prestasi belajar siswa yang rendah. Dari pratindakan diperoleh permasalahan
yaitu
siswa
merasa
bosan
dengan
model
pembelajaran konvensional, sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa rendah karena nilai yang diperoleh masih dibawah KKM. b. Memiliki karakteristik yang cocok untuk penelitian karena terdiri dari siswa yang heterogen. Selain itu, nilai mata pelajaran PPKn di sekolah tersebut masih rendah khususnya kelas XI. 2. WaktuPenelitian Penelitian ini dilaksankan selama 6 bulan yaitu bulan Juli tahun 2015sampai bulan Desembertahun 2015. Adapun rincian waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
33
34
No. Kegiatan 1.
2015 Juli
Agustus September Oktober November Desember
Penyusunan Proposal
2.
Ijin penelitian
3.
Uji coba instrumen
4.
Pengumpulan data
5.
Analisis data
6.
Penyusunan laporan
B. Rancangan/ Desain Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta pada tahun ajaran 2015/2016.Penelitian ini dirancang sebagai penelitianquasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian eksperimen adalah “Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrol”. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent control group design dengan bentuk pretest-posttest control group. Dikatakan quasi exsperimendesign karenadesain ini perupakan pengembangan dari true exsperimental design. Desain ini memiliki kelompok control tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2010:114)
35
Dalampretest-posttest groupterdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara cluster. Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Dalam desain ini, kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok lain tidak.Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperiman dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Desain penelitian nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai berikut : O1 O3
X
O2 O4
Keterangan : O1: Hasil pretest kelompok yang diberi perlakuan O3 : Hasil pretest kelompok yang tidak diberi perlakuan X : Simbol perlakuan O2 : Hasil observasi kelompok yang diberi perlakuan O4 : Hasil observasi kelompok yang tidak diberi perlakuan Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3) C. Populasi dan Sampel 1. PopulasiPenelitian Sugiyono (2010: 117) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Tujuan dari adanya populasi ini adalah agar peneliti dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.Adapun populasi yang diambil pada
36
penelitian ini adalah kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IIS 3, XI IPS 4, XI IPA 1, XIIPA 2, dan XI IPA 3.
2. SampelPenelitian “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki populasi tersebut” Sugiyono (2010: 118). Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai contoh, dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya serta dapat digeneralisasi atau dengan kata lain sampel representatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol, dan XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen. Kelas sampel yang digunakan setiap kelasnya terdiri dari 30 peserta didik.Data ini terlampir dalam lampiran 1. D. Teknik Pengambilan Sampel Setiap kegiatan penelitian harus menggunakan sampel yang mencerminkan kondisi riil dari populasi yang ada, dan dilakukan melalui serangkaian aturan tertentu atau yang disebut dengan sampling. Menurut Sugiyono (2009: 118), “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”.Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar- benar dapat mewakili (representatif) dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Sugiyono (2010: 119-125) menyatakan bahwa, “Pada dasarnya teknik sampling
dapat
dibagi
menjadi
dua
yaitu
Probability
Sampling
dan
Nonprobability Sampling”. Adapun penjelasan dari teknik sampling tersebut adalah sebagai berikut: 1. Probability sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
37
a. Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi yang dianggap homogen. b. Proportionate Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling (Area Sampling) yaitu cara pengambilan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. 2. Nonprobability sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi: a. Sampling Sistematis yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. b. Sampling Kuota, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. c. Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara keetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. e. Sampling Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. f. Snowball Sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling, hal ini dikarenakan sampel yang ada banyak yaitu kelas XI yang terdiri dari tiga kelas IPA dan empat kelas IPS. Secara keseluruhan semua kelas memiliki karakteristik sendiri sendiri
38
dan memiliki prestasi belajar yang berbeda.Berdasarkan pengambilan sampel secara acak diperoleh kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 1 sebagai kelas kontrol.
E. Pengumpulan Data Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 60), “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang dapat diteliti sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya. 1. VariabelPenelitian Suharsimi Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa,“Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.Berkaitan dengan variabel penelitian, Suharsimi Arikunto (2010: 162) menyatakan bahwa, “Ada
variabel
yang
mempengaruhi
dan
variabel
akibat.Variabel
yang
mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependen variabel (Y)”. Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Penjabarannya adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas (independent) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Student Facilitator And Exsplaining (SFAE). Definisi operasional model pembelajaran SFAE adalah model pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan potensi akademik.Model SFAE menggunakan peta konsep dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami dan mempelajari materi pelajaran. Adapun definisi operasional tersebut memiliki indicator sebagai berikut; 1) menyampaikan
39
kompetensi yang akan dicapai, 2) penyajian garis – garis besar materi pembelajaran, 3) penyajian materi pembelajaran menggunakan peta konsep, 4) megemukakan gagasan dengan teman, 5) joyfull learning. b. Variabel Terikat (dependent) Variabel terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 8 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.Pada kompetensi dasar “menganalisis perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, maka definisi operasional dapat dijabarkan menjadi indicator pembelajaran sebagai berikut: 1. Menjelaskan makna dan prinsip demokrasi 2. Menjelaskan periodisasi demokrasi di Indonesia 3. Menganalisis penerapan demokrasi di Indonesia
2. Penyusunan Instrumen Metode pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah: a. Angket Instrument angket digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti. Angket yang digunakan berupa angket langsung dengan check list. Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan harapan dapat memberikan respon terhadap pertanyaan.Angket diberikan kepada seluruh subyek penelitian setelah eksperimen dilakukan. Untuk kisi – kisi uji coba angket model pembelajaran SFAE terdapat dalam lampiran 3. Dan untuk lembar uji coba angket model pembelajaran SFAE terdapat pada lampiran 4.Setelah lembar uji coba angket dibagikan oleh peneliti dan dijawab oleh responden, maka dihitung tingkat validitas dan reliabilitasnya dengan maksud mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpulan data. b. Tes
40
Pengertian tes menurut Drs. Amir Dien Indrakusuma dalam Suharsimi Arikunto (2009:32) menyatakan, “Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keteranganketerangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat”.Pada penelitian ini akan menggunakan tes tertulis berupa tes objektif. Tes objektif terdiri dari empat macam bentuk, yakni bentuk soal, jawaban singkat, bentuk soal benar salah, bentuk soal menjodohkan, dan bentuk soal pilihan ganda.Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk tes pilihan ganda. Menurut Sudjana (2012: 48) “Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem, option, kunci, dan distractor”. Test yang dimaksud adalah tes terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pada kompetensi dasar menganalisis perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Digunakan tes obyektif karena kompetensi dasar yang ingin diukur dalam penelitian ini adalah kompetensi tentang pemahaman.sehingga menurut peneliti, tes objektif tipe pilihan ganda dapat menggali informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.Pemberian skor tiap butir soal yaitu skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah.Hal ini dikarenakan dalam soal tes dengan tipe pilihan ganda menghasilkan jawaban yang berupa salah benar. Sebelum tes(pre test dan post test) digunakan sebagai alat ukur, maka soal tes tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Adapun untuk kisi-kisi uji coba tespre test prestasi belajar siswa terdapat pada lampiran 9. Dan untuk kisi kisi soal post test terdapat pada lampiran 13. Sedangkan untuk lembar uji coba tes pre test dan post test prestasi belajar siswa terdapat pada lampiran 10 dan 14. Setelah lembar uji coba tes dibagikan oleh peneliti dan dijawab oleh responden, maka dihitung tingkat validitas dan reliabilitasnya dengan maksud mengetahui apakah tes tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai instrumen pengumpulan data.
41
c. Dokumentasi Pada penelitian ini digunakan teknik dokumentasi dengan cara mengumpulkan data, mengambil catatan serta menelaah dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pelengkap.Teknik dokumentasi yang digunakan adalahberupa foto.
F. Validitas Instrumen Penelitian Penelitian ini akan menjaring data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dengan instrument berupa soal yang menghasilkan skor tentang prestasi belajar.Instrumen pembelajaran yang digunakan berupa soal objektif dan lembar observasi yang digunakan untuk mengukur terlaksanakanya sintak strategi pembelajaran. Dalam penilaian terhadap pengaruh model pembelajaran SFAE terhadap prestasi belajar siswa menggunakan tes pilihan ganda yang terlebih dahulu dibuat kisi kisi, kemudian dijabarkan dalam bentuk tes. Sebelum melakukan penelitian, instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji cobakan terlebih dahulu pada
sampel
yang
telah
dipilih.
Instrument
tes
diuji
validitas
dan
reliabilitasnya.Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211), “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel”. Jadi sebelum data dianalisis, instrumen dievaluasi terlebih dahulu dengan maksud agar instrumen yang digunakan memenuhi persyaratann valid dan reliabel. Untuk mengetahui layak tidaknya instrumen yag akan digunakan pada penelitian ini akan diuji sebagai berikut: 1. UjiValiditas Setelah instrumen diujicobakan kemudian dihitung validitasnya, dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir yang diujicobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebenarnya.Validitas adalah derajat ketepatan antara data
42
yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono 2010 : 363).Menurut Suharsimi Arikunto (2009:64) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Penelitian ini menggunakan validitas konstruk. Pengujian validitas konstruk degan menggunakan kisi kisi instrument. Untuk pengujian validitas pada penelitian ini yaitu validitas internal, dan apabila telah selesai selanjutnya menggunakan validitas eksternal yaitu dengan membandingkan kriteria yang ada pada instrument dengan kondisi di lapangan.Validitas dapat dicari dengan menghubungkan skor seluruh siswa dalam satu item (X) dengan skor keseluruhan yang diperoleh siswa (Y).Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah instrumen yang mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai tabel yang telah ditentukan, sedangkan instrumen yang tidak valid adalah instrumen yang nilai hitungnya lebih rendah daripada nilai pada tabel yang telah ditentukan. Adapun untuk mengetahui valid tidaknya butir soal peneliti menguji dengan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2009:72):
rXY =
∑ √{ ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
∑( ) }
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑X
: Skor masing-masing item
∑Y
: Skor total
∑XY
: Jumlah penelitian X dan Y
2 ∑X
: Jumlah
2 ∑Y
: Jumlah kuadrat dari Y
N
: Jumlah subjek
kuadrat dari X
43
Selanjutnyauntukmengukurtaraf validitas tiapbutir (item) soal dalam tes tersebut makahasilperhitungannyadikonsultasikandengantabel r product moment dalamtaraf signifikansi 5%. Bila rhitung> rtabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) Bila rhitung< rtabel,maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid) Berdasarkan pengujian instrumen yang telah dilakukan dengan sampel sebanyak 30 dan pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361. 1) Validitas angket model pembelajaran SFAE Hasil uji coba insrumen angket model pembelajaran SFAE dapat dilihat pada lampiran 2.Kemudian dari penghitungan validitas angket diketahui bahwa dari 20 soal tersebut ada 13 item valid sedangkan 7 item lainnya dinyatakan tidak valid.Item yang tidak valid adalah nomor 5, 8, 9, 10, 17, 19, 20.Sehingga dalam penelitian ini, item yang tidak valid dibuang atau tidak digunakan dalam penelitian. 2) Validitas tes Hasil uji coba instrumen tes untuk mengetahui valid, daya beda dan taraf kesukaran soal untuk menunjukan prestasi belajar siswa pada kompetensi
dasar
menganalisis
perkembangan
demokrasi
dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dilihat pada lampiran 7. Dari 40 butir soal tersebut ada 30 item valid sedangkan 10 item lainnya dinyatakan tidak valid.Item yang tidak valid adalah nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14.Sehingga dalam penelitian ini, item yang tidak valid dibuang.
Tabel 3.2 rangkuman hasil perhitungan validitas angket dan tes
44
Variabel
Jenis
Jumlah soal
Keputusan hasil perhitungan
instrumen Model
Valid
Tidak valid
Angket
20
13
7
Tes
40
30
10
pembelajaran SFAE Prestasi belajar
2. Taraf kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata “proporsi”. Rumus mencari P adalah:
Di mana: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2013: 222-223)
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar. b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang. c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2013: 225). Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria soal sukar, soal sedang, dan soal mudah dapat dilihat pada Tabel 3.3 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
45
Kriteria
Nomor soal
Jumlah butir soal
Sukar
14
1
Sedang
2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23,
36
24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 Mudah
1,4,5 Jumlah
3 40
3. Daya pembeda
Daya pembeda soal menurut Arikunto (2013: 226) adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar). Cara menentukan daya pembeda (nilai D) menurut Arikunto (2013: 227) dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (lebih dari 100 orang ke atas), yaitu sebagai berikut: a. Untuk kelompok kecil Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas, dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2 (dua). b. Untuk kelompok besar Mengingat biaya dan waktu untuk menganalisis, maka untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas [JA] dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah [JB]. Rumus untuk mencari indeks diskriminasi adalah:
46
Di mana: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2013: 228-229) Klasifikasi daya pembeda: Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda Interval D: 0,00 – 0,20 D: 0,21 – 0,40 D: 0,41 – 0,70 D: 0,71 – 1,00
Kriteria Jelek (poor) Cukup (satistifactory) Baik (good) Baik sekali (excellent)
(Arikunto, 2013: 232)
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal, jumlah butir soal dan nomor soal, dengan kriteria jelek, cukup, baik, dan baik sekali dapat dilihat pada tabel 3.4.Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Kriteria
Nomor Soal
Daya
Jumlah Butir Soal
Pembeda Jelek
1,2,3,5,6,7,9,10,13,22,28,30,31,33,35,40
16
Cukup
4,8,11,14,15,17,19,20,21,23,24,25,26,27,29,34,36,38
18
Baik
12,16,18,32,37,39
6
Baik sekali
-
-
Jumlah
40
47
4. Uji Reliabilitas Tes “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik.” (Suharsimi Arikunto 2009: 93). Menurut Sugiyono (2010 : 173), “instrumen yang reliabel adalah instrumen yangbila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Macam – macam reliabilitas menurut Arikunto (2010: 222-223) ada dua, yaitu: a. Reliabilitas Eksternal Reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda dengan ukuran dan kriteria yang berada diluar instrumen. Menurut Sugiyono (2010 : 183), teknik yang termasuk dalam reliabilitas eksternal ini adalah teknik test-retest, teknik ekuivalen dan teknik gabungan. b. Reliabilitas Internal Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan yang penghitungannya dilakukan berdasarkan data dari instrument yng digunakan. Teknik yang digunakan untukmencari reliabilitas internal meliputi teknik belah dua dengan rumus Spearman Brown, dengan rumus Flanagan, dengan rumus KR 20, dengan rumus KR 21, , dengan rumus Rulon, dengan rumus Hoyt, dan dengan rumus Alpha Croncach.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha, karena rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun rumus Alpha sebagai berikut:
48
r=[
][
∑
]
Keterangan: = reliabilitas instrumen = banyaknya butir soal ∑
= jumlah varians butir = varians total
Dengan rumus varians setiap item soal ( σ² =
∑
):
(∑ )
Keterangan: X = skor pada belah awal dikurangi skor pada belah akhir N = banyaknya peserta tes Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut : 0.800 – 1.000 =reliabilitas sangat tinggi 0.600 – 0.800 =reliabilitas tinggi 0.400 – 0.600 =reliabilitas cukup 0.200 – 0.400 =reliabilitas rendah 0.000 – 0.200 =reliabilitas sangat rendah (Suharsimi Arikunto, 2009: 76) Setelah data uji coba angket dihitung validitasnya, kemudian dihitung nilai reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha (lampiram 5). Berdasarkan hasil penghitungan nilai reliabilitas uji coba angket diperoleh nilai r11 = 0,798. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada tingkat signifikan 5% dengan N=30 dan diperoleh nilai kritis sebesar 0,361. Karena r11 > rtabel atau 0,798> 0,361 berarti item pertanyaan angket tersebut memiliki reliabilitas tinggi.Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6. Sedangkan
untuk
pengujian
reliabilitas
tes
pada
penelitian
ini
menggunakan teknik belah dua (split half) yang dianalisis menggunakan rumus Spearman Brown karena instrumen yang digunakan berupa butir-butir soal tes
49
yang berjumlah genap dengan penskoran 1 dan 0. Adapun rumus Spearman Brown sebagai berikut:
Keterangan :
r11
:Reliabilitas instrumen :rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrument. Setelah data uji coba tes dihitung validitasnya, kemudian dihitung nilai reliabilitasnya. Tabel perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 8.Berdasarkan hasil penghitungan nilai reliabelitas uji coba tes diperoleh nilai r11=0,773. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada tingkat signifikan 5% dengan N=30 dan diperoleh nilai kritis sebesar 0,361. Karena r11 > rtabel atau 0,773 > 0,361 berarti item pertanyaan tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas, dari 40 butir soal diperoleh 30 butir soal yang memenuhi persyaratan sebagai instrumen prestasi belajar kognitif. Nomor soal yang digunakan adalah 4, 8, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40. Dari 40 soal uji coba yang memenuhi persyaratan adalah 30 butir soal. Ke30 butir soal yang merupakan alat ukur kognitif siswa diubah menjadi nomor soal yang baru pada pre test dan post test. Transformasi nomor soal dari soal uji coba ke soal pre test dan post test dapat dilihat pada tabel 3.6
50
Tabel 3.5 Transformasi Nomor Soal Uji Coba Nomor awal (soal uji coba) 4 8 11 12 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nomor akhir Pre test Post test 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
6 3 9 2 11 13 14 1 17 16 22 27 29 23 19
Nomor awal (soal uji coba) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nomor akhir Pre test Post test 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
20 28 12 15 4 25 5 21 24 7 8 10 26 30 18
G. Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Ada dua teknik analisis data dalam suatu penelitian, yaitu teknik statistik dan non statistik. Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik Regresi Satu Prediktor karena peneliti akan mencari pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, dimana masing-masing variabel berupa data interval. Sebelum menerapkan analisis Regresi Satu Prediktor terdapat persyaratan dalam analisis regresi. Prasyarat dalam analisis Regresi Satu Prediktor yaitu uji independen dan uji linieritas.Setelah prasyarat tersebut terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik Regresi Satu Prediktor.
51
1. UjiPrasyaratAnalisis a.
Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan Uji Liliefors dengan cara menggunakan penafsir rata-rata ( ̅ ) dan Simpangan baku. Langkah-langkah sebagai berikut: 1) Hitung: ̅
rata-rata
= S = Simpangan baku √
(∑
) (
(∑ )
)
Zi = angka baku ̅ 2) Setiap angka baku dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang F(zi) = P (Z S Zi) 3) S(Zi) = 4) Hitung selisih F (Zi)-S (Zi) tentukan harga mutlaknya 5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F (Zi)-S (Zi) jadikan L hitung atau L hit 6) Kesimpulan : 1) Jika L
hit
≥ L
tabel
atau L
kritis,
hipotesis statistik ditolak, jadi tidak
normal 2) Jika L hit< L tabel, hipotesis statistik diterima, jadi normal (Hassan Suryono, 2014: 93-94)
b. UjiIndependen Menurut Hassan Suryono (2014: 98) uji ini dimaksudkan untuk “memberi informasi apakah kriterium benar-benar tergantung pada prediktor
52
atau tidak. Hasil pengujian meyakinkan jika Y dependen pada X, demikian sebaliknya. Langkah-langkah yang harus dikerjakan antara lain : 1) Menghitung a) JKT = ∑ b) Jkreg (a) =
∑(
) (∑
c) Jkreg (b/a) = b {∑
) ∑(
)
}
d) Jkres = JKT – Jkreg (a) – Jkreg (b/a) Catatan :b =
(∑
∑
)(∑
(∑
∑
)
)
2) Menghitung a) dFreg (a)
= banyak prediktor = 1
b) dFreg (b/a)
= banyak prediktor = 1
c) dFres
= N - (dFreg (a) + dFreg (b/a))
3) Menghitung ( )
a) RJKreg (a) =
( )
b) RJKreg (b/a) = c) RJKreg = d) RJKreg =
(
)
(
)
( ) (
)
4) F tabel (1- ) (1.N-2) a) Jika F hit≥ F tabel Ho ditolak. Berarti Y tidak independen atau dependen pada X. Jadi X dapat memprediksi Y. b) Jika F hit< F tabel Ho diterima. Berarti yang independen pada X. Jadi X tidak dapat memprediksi Y
53
c.
UjiLinieritas Menurut Hassan Suryono (2014: 110) uji ini dimaksudkan untuk “Mengetahui apakah model persamaan linier persamaan yang kita peroleh cocok atau tidak”. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut : 1) Nilai X1 yang sama disusun beserta pasangannya. 2) Menghitung : ∑
a) JK (E) = [
]
b) JKTC = Jkres – Jk (E) 3) Menghitung : a) dFe = N- K atau dFres - dFTC K = banyaknya kelompok X b) dFTC = K- 2 4) Menghitung : ( )
a) RJKE =
( )
b) RJK (TC) = 5) F hitung =
(
(
)
(
)
)
( )
6) F tabel (1- ) (K-2, N-K) a) Jika F hitung≥ F tabel tolak Ho berarti tidak linier b) Jika F hitung< F tabel terima Ho berarti linier
2. PengujianHipotesis Metode Regresi digunakan untuk menguji pengaruh dari independent variable (variabel bebas) terhadap dependen variable(variabel bebas). Pada penelitian ini variabel bebas (X) terdiri dari satu yang berupa interval dan variabel terikat (Y) satu berwujud data interval dengan regresi satu prediktor. Regresi satu prediktor dapat dirumuskan sebagai berikut :
̂
54
Y a bX a Y bX
X Y X XY Y
b r2
i i 2 i
2
Keterangan : Ŷ = Y topi = ramalan Y a = nilai Ŷ, jika X = 0 b = koefisien regresi, mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu unit X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu r2= koefisien determinasi, yaitu prosentasi pengaruh X terhadap Y H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkahlangkah sebagai berikut : 1.a. Pendahuluan 1) Siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya. 2) Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa. 3) Guru menyampaikan materi apa yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. 4) Guru memberikan pree test kepada siswa sebelum memulai pembelajaran b.Kegiatan Inti 1) Guru menyajikan materi 2) Siswa bersama kelompoknya berdiskusi membuat bagan atau peta konsep tentang materi demokrasi.
55
3) Siswa secara sukarelawan maju ke depan kelas untuk menjelaskan bagan/peta konsep hasil diskusi dengan kelompoknya, sementara kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. 4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa. 5) Guru menjelaskan semua materi yang telah dibahas agar siswa lebih memahami materi. c.Penutup 1) Guru menutup proses pembelajaran dan memberikan post test kepada siswa 2. Pengumpulan Data Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi : 1) Mengumpulkan data di lokasi studi dengan mengujikan instrumen yang telah dikembangkan (diujicobakan) yaitu instrumentes dan angket 2) Melakukan perhitungan validitas dan reliabilitas butir soal 3) Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan 3. Analisis Data Tahap ini terbagi menjadi empat kegiatan meliputi : 1) Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian 2) Melakukan perhitungan pada data sesuai dengan jenis penelitian, yakni dengan menguji independen, linieritas, dan menguji hipotesis 3) Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang dianggap lebih ahli 4) Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian 4. Penyusunan Laporan Penelitian Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi : 1) Penyusunan laporan awal 2) Review laporan dengan melakukan pengecekan ulang laporan yang telah tersusun jika terdapat kekeliruan atau kesalahan untuk kemudian dilakukan perbaikan laporan penelitian. 3) Penyusunan laporan akhir.