BAB III METODE PENELITIAN
Pembahasan pada bab ini adalah fokus kepada metode yang digunakan untuk observasi data serta teknik pengelolaan dalam Penciptaan buku tentang hunian keraton Majapahit dengan teknik augmented reality guna melestarikan sejarah budaya lokal. 3.1 Perancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penciptaan buku ini adalah metode kualitatif. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (1999:3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Menurut Marshal dalam Sarwono (2006:193) metode kualitatif sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam penelitian. Pendekatan kualitatif ini, diharapkan data yang didapat sesuai, terperinci, dan menunjang kelanjutan penciptaan buku tentang bangunan rumah Majapahit ini. Penelitian kualitatif yang dimaksud ini dilakukan dengan pendekatan wawancara, observasi, dan kepustakaan. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono dalam Pawito (2007:96) data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya berupa informasi kategori subtansif yang sulit 49
50
dinumerasikan. Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkanmenjadi tiga jenis, antara lain : a. Data yang diperoleh dari interview (wawancara) b. Data yang diperoleh dari observasi c. Data yang berupa dokumen, teks, atau karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk narasi). Pada penelitain rumah hunian Majapahit ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan data berupa dokumen. a. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan
dalam
penelitian
kualitatif
adalah
wawancara
mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Noor 2011: 138-139). Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang memahami tentang rumah hunian majapahit yaitu salah satu dosen arsitektur dari Institut Teknologi Sepuluh November bernama Tjahja Tribinuka.
51
b. Observasi Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadiankejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan guna mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum dimana peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Pada tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terusmenerus terjadi. Jika hal itu sudah ditemukan maka peneliti akan dapat menemukan tema tema yang akan diteliti. Salah satu peran pokok dalam melakukan observasi ialah menemukan interaksi yang komplek dengan latar belakang sosial yang alami (Sarwono dan Lubis 2007:100-101). Observasi ini dilakukan dengan mengamati museum trowulan, yang merupakan pusat dari peninggalan peninggalan kerajaan Majapahit. c. Kajian Dokumen Kajian dokumen merupakan sarana bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dangan membaca surat-surat, pengumuman, iktisiar rapat, pernyataan tertulis atas kebijakan tertentu serta bahan-bahan tulisan lain. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan tanpa menggangu obyek atau suasana penelitian. Dengan mempelajari dokumen tersebut maka penelitian dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek penelitian.
52
Penggunaan dokumen semacam ini berhubungan erat dengan apa yang disebut analisis isi. Cara menganalisis isi dokumen ialah dengan memeriksa dokumen atas bentuk bentuk komunikasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan secara sistematis dan obyektif (Sarwono dan Lubis 2007:102). Dokemen yang digunakan oleh peneliti berupa foto, gambar, dan studi pustaka yang berkaitan dengan bangunan rumah zaman Majapahit. 3.3 Data dan Sumber Data Menurut Sarwono dan Lubis (2007:98-99) data dalam penelitian kualitatif bersifat deskritif, bukan angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian ataupun peristiwa yang kemudian akan dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Jika dilihat jenisnya maka kita dapat membedakan data kualitatif sebagai data premier dan data sekunder. 1. Data Premier Berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara informan yang dijadikan sempel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. 2. Data Sekunder Berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data ini ialah a. Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, sepanduk b. Data bentuk gambar: Foto, animasi, billboard c. Kombinasi teks, gambar, dan suara: film, video, iklan di televisi, dll.
53
3.4 Teknik Analisis Data Menurut Patton dalam Moleong (1999:103) analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia akan membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (1999:103) analisis data didefinisikan analisis data sebagai proses yang memerinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema hipotesis itu.