BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung yang bertempat di Jl. Kopo Sayati No. 337 Margahayu Bandung 40228. Pemilihan lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung berdasarkan pertimbangan karena peneliti melihat fenomena yang berhubungan dengan interaksi sosial terhadap kemandirian peserta didik yaitu terdapat perbedaan antara kemandirian peserta didik yang sering berinteraksi dengan semua temanteman kelasnya dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan temanteman di kelasnya yaitu beberapa peserta didik populer dapat lebih percaya diri saat tampil di depan kelas dan percaya diri saat berdiskusi didalam kelompok, dapat lebih bertanggung jawab atas semua pilihannya dan tidak selalu mengandalkan orang tua saat memiliki masalah dibandingkan dengan peserta didik yang sedikit berinteraksi dengan teman-teman di kelasnya. Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya (Sudjana, 2002: 6). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pemilihan populasi terhadap Kelas VIII berdasarkan pertimbangan sebagai berikut. 1. Peserta didik Kelas VIII SMP berada pada rentang usia 13-14 tahun, dalam lingkup psikologi perkembangan individu pada masa ini individu memasuki masa remaja awal. Pada masa remaja awal terdapat penyesuaian-penyesuaian baru yang terjadi pada peserta didik ketika telah melalui masa akhir anakanak. 2. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum pada masa ini tingkat konformitas dengan teman sebaya sangat tinggi dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan.
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Peserta didik Kelas VIII SMP secara umum sedang mengembangkan jati diri dan melalui proses pencarian identitas diri. Sehubungan dengan itu pula rasa tanggung jawab dan kemandirian mengalami proses perkembangan. 4. Belum ada yang meneliti mengenai kontribusi interaksi sosial teman sebaya terhadap kemandirian di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian sensus. Jumlah populasi dan sampel penelitian ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Jumlah Anggota Populasi dan Sampel Penelitian Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E Total
Anggota Populasi 35 35 35 36 36 177
B. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan
data penelitian berupa angka-angka dan
analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, 2011: 7). Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur pencapaian interaksi sosial teman sebaya siswa dan kemandirian peserta didik. Data dari hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses
melalui
pengolahan
statistik
selanjutnya
dideskripsikan
untuk
mendapatkan gambaran interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian siswa
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 melalui metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 2007: 64). Melalui metode ini diharapkan diperoleh gambaran interaksi sosial teman sebaya siswa dan kemandirian peserta didik. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik korelasi yaitu ukuran statistik yang menunjukkan arah dan besarnya hubungan antara dua variabel (Subino, 1982: 65). Teknik ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi interaksi sosial teman sebaya siswa terhadap kemandirian peserta didik. Serta menyatakan besarkecilnya derajat hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan kemandirian peserta didik. Gambar 3.1 Desain Penelitian Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Tahap I: Persiapan
Tahap II: Pengumpulan Data
Tahap IV: Penyelesaian
Tahap III: Pengolahan Data
Tahap I adalah tahap persiapan, meliputi: (a) penyusunan proposal skripsi; (b) penyusunan skripsi; dan (c) pembuatan surat izin penelitian yang bertujuan untuk memenuhi kelengkapan administrasi penelitian sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Tahap II adalah tahap pengumpulan data, meliputi: (a) penyusunan dan pengembangan instrumen berupa angket interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian kepada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung; (b) judgment instrumen oleh para ahli sebelum instrumen disebar ke
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lapangan; (c) penyebaran angket ke lapangan. Tahap III adalah tahap pengolahan data, meliputi: (a) verifikasi data; (b) penyekoran data; (c) pengelompokkan data dan (d) analisis data. Tahap IV adalah tahap penyelesaian, meliputi penyusunan hasil-hasil pengolahan data dan menyelesaikan penulisan skripsi.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial teman sebaya dengan kemandirian. Kedua variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut. 1. Interaksi Sosial Teman Sebaya Dalam penelitian ini, interaksi sosial teman sebaya merujuk pada konsep interaksi sosial yang dikemukakan Osears, et al. (1991: 207) dan Setiadi dan Kolip (2011: 64). Osears, et al (1991: 207) mengemukakan bahwa “social interaction occurs when two or more people influence each other- verbally, physically, or emotionally”. Setiadi dan Kolip (2011: 64) mengungkapkan bahwa interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok dalam bentuk kerjasama, persaingan maupun pertikaian. Interaksi sosial adalah hubungan dinamis peserta didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 antara peserta didik dan peserta didik, antara peserta didik dan kelompok atau antara kelompok dan kelompok yang dapat saling mempengaruhi, merubah atau memperbaiki peserta didik yang lainnya atau sebaliknya secara verbal, fisik maupun secara emosional dalam bentuk inklusi, kontrol serta afeksi yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat sehingga terjalin interaksi sosial yang baik di lingkungan sekolah. Sub aspek interaksi sosial yang diungkap mengacu pada teori Schutz (Sarwono, 2010) yaitu teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) atau (Orientasi Dasar Dari Hubungan-hubungan Antar Pribadi). Pola hubungan antar individu dapat dijelaskan dalam kaitan dengan tiga kebutuhan
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dasar pada individu sehubungan dengan ketertarikan individu untuk masuk ke dalam sebuah kelompok yaitu sebagai berikut: a. Inklusi (keikutsertaan) Tahap inklusi yaitu tahap awal dimana peserta didik dapat memulai interaksi dan memiliki rasa untuk ikut saling memiliki dalam situasi kelompok. Hubungan yang mendasari adalah hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Aspek pada tahap ini meliputi: menjalin hubungan yang hangat dengan teman, bersikap terbuka dan menerima orang lain apa adanya, ikut terlibat dalam aktivitas kelompok, dapat berintegrasi dengan semua anggota kelompok. b. Kontrol Tahap kontrol yaitu aspek pembuatan keputusan dalam hubungan antar pribadi. Pada tahap ini kebutuhan yang mendasarinya adalah keinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam kaitannya dengan wewenang dan kekuasaan. Aspek pada tahap ini meliputi: memberi pengarahan kepada teman, menjadi pemimpin kelompok, mendapat pengarahan dari teman, mematuhi peraturan di dalam kelompok. c. Afeksi (keterlibatan emosional) Tahap afeksi adalah tahap mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain. Kebutuhan dasar pada tahap ini yaitu keinginan untuk disukai dan dicintai. Aspek pada tahap ini meliputi: kemampuan berempati, keinginan diperhatikan oleh teman, memberikan pujian atas kelebihan yang dimiliki teman.
2. Kemandirian Dalam penelitian ini, kemandirian merujuk pada konsep yang dicetuskan oleh Steinberg (1993: 289) mengungkapkan individu yang mandiri adalah individu yang mampu mengelola dirinya sendiri (self governing person). Kemandirian adalah kemampuan berperilaku peserta didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan peserta didik dalam mengelola diri meliputi emosi, perilaku dan nilai. Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemandirian emosi ditandai de-idealized, parent as people, non-dependency dan individuation, kemandirian perilaku ditandai kemampuan pengambilan keputusan, tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain dan perubahan rasa percaya diri, kemandirian nilai ditandai abstrack belief, principal belief dan independent belief. Sub aspek kemandirian yang diungkap adalah: a. Kemandirian emosi adalah aspek kemandirian yang berhubungan dengan perubahan kedekatan atau keterikatan hubungan emosional individu terutama orang tua. Kemandirian emosi ditandai dengan empat aspek, yaitu: 1) De-idealized, yaitu tidak menganggap orang tuanya sebagai sosok yang sempurna. 2) Parent as people, yaitu mampu melihat orang tuanya seperti orang lain pada umumnya. 3) Non-dependency, yaitu kemampuan untuk tidak bergantung kepada orang tua dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil 4) Individuation, yaitu remaja merasa sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda dengan orang tuanya dan remaja menjaga privasi b. Kemandirian perilaku adalah kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas dan menindaklanjutinya atau melaksanakannya tanpa terlalu bergantung kepada bimbingan orang lain. Kemandirian perilaku ditandai tiga aspek yaitu: 1) Kemampuan mengambil keputusan, yaitu dengan mampu menemukan akar masalah, sadar akan resiko yang akan diterima, dan merubah keputusan yang akan diambil berdasarkan informasi baru. 2) Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain, yaitu memiliki ketegasan diri dan tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas. 3) Perubahan dalam rasa percaya diri, yaitu remaja yakin terhadap potensi yang dimiliki. Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Kemandirian nilai adalah kemampuan untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, yang wajib dan yang hak, apa yang penting dan tidak penting. Kemandirian nilai ditandai dengan tiga aspek, yaitu: 1) Abstrack belief, yaitu remaja dapat memaknai seperangkat prinsip tentang benar- salah dan keyakinan terhadap nilai keagamaan. 2) Principal belief, yaitu remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggung jawabkan dalam bidang nilai. 3) Independent belief, yaitu keyakinan- keyakinan remaja menjadi semakin bertambah tinggi sesuai keyakinan pada nilai sendiri.
D. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpulan data penelitian ini berupa angket atau kuesioner yang terdiri dari angket interaksi sosial teman sebaya untuk mengungkap tingkat interaksi sosial teman sebaya dan angket kemandirian untuk mengungkap tingkat kemandirian peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang menggambarkan keadaan nyata yang dirasakan peserta didik mengenai interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian. Peserta didik diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda checklist (√). Setiap jawaban diberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pernyataan yang perlu dijawab oleh responden Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Riduwan, 2011: 38). Pilihan jawaban setiap item pernyataan memiliki gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif dengan alternatif jawaban pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Rentang Skala Likert Interaksi Sosial Teman Sebaya dan Kemandirian Pemberian Skor (+) (-) 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Alternatif Jawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Kurang Sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
E. Proses Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri atas dua macam angket yaitu interaksi sosial teman sebaya dan angket kemandirian. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Kisi-kisi
instrumen
pengungkap
data
variabel
interaksi
sosial
dikembangkan oleh peneliti dari teori Schutz yaitu teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation) atau (Orientasi Dasar Dari Hubunganhubungan Antar Pribadi) serta modifikasi pengembangan indikator beserta item pernyataan dari Sukaesih (2010). Adapun perubahan dan penambahan indikator yang dilakukan sebagai bentuk pengembangan yaitu pada aspek inklusi ditambah indikator yaitu dapat berintegrasi dengan semua anggota kelompok dan penambahan item pernyataan, pada aspek kontrol ditambah satu indikator yaitu mematuhi peraturan di dalam kelompok serta penambahan item pernyataan dan pada aspek afeksi, indikator memberi perhatian kepada orang lain menjadi bagian dari indikator kemampuan berempati dan penambahan satu indikator yaitu keinginan diperhatikan oleh
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teman serta penambahan item pernyataan. Perumusan kisi-kisi instrumen ditampilkan dalam tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya (Sebelum Uji Coba) No 1.
2.
3.
Aspek Inklusi
Kontrol
Afeksi
Nomor Item (+) (-) 1. Menjalin hubungan yang hangat dengan 1,2,3,6 4,5,7 teman 2. Bersikap terbuka dan menerima orang lain 8,11,13 9,10,12 apa adanya 3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok 14,18,20 15,16,17, 19 Indikator
⅀ 7 6 7
4. dapat berintegrasi dengan semua anggota 21,24,26,27 kelompok
22,23,25
7
1. Memberi pengarahan kepada teman
30,31,32,33
28,29,34
7
2. Menjadi pemimpin kelompok
37,39,40,41
35,36,38
7
3. Mendapat pengarahan dari teman
44,45
6
4. Mematuhi peraturan di dalam kelompok
49,50,51,53
42,43,46, 47 48,52,54
1. Kemampuan Berempati
56,57,59
54,55,58, 60 63,65
7
68,70,74
7
2. Keinginan diperhatikan oleh teman
61,62,64,66, 67 3. Memberikan pujian atas kelebihan yang 69,71,72,73 dimiliki teman Jumlah
b) Uji Kelayakan Instrumen Instrumen interaksi sosial yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan angket dari segi isi, konstruk, maupun bahasa dari setiap item pernyataan. Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli yaitu dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Penilaian oleh dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
7
75
bahwa item tersebut bisa digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau diperlukan revisi pada item tersebut. Instrumen ditimbang oleh tiga orang dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) yaitu Dr. Hj. Nani .M Sugandhi, M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., Hasil judgment angket interaksi sosial teman sebaya yaitu ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Hasil Judgment Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya Kesimpulan Memadai
Nomor Item 1,2,3,4,6,7,8,9,12,14,16,17,20,22,23,24,25,26,27,28, 31,32,33,34,36,37,39,43,45,46,47,48,50,52,53,54,56, 57,58,59,60,62,63,64,69,72
Jumlah 46
Revisi
5,10,11,13,15,18,19,21,29,30,35,38,40,41,42,44,51,55 ,61,65,66,67,68,70,71,73,75 49,74
27
Buang
2
c) Uji Keterbacaan Uji keterbacaan dilakukan kepada lima orang peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen interaksi sosial teman sebaya dapat dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan, pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh peserta didik kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
d) Uji Validitas Setelah uji keterbacaan item dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas alat pengumpul data dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 267). Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Versi 16.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berikut ditampilkan item-item pernyataan setelah validasi. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya Signifikansi Valid
Tidak Valid
No.Item 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21, 22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,36,37,39,40,4 1,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58 ,59,60,61,63,64,65,68,69,70,71,72,73 35,62,66,67
Jumlah 69
4
Berdasarkan tabel hasil uji validitas menunjukkan dari 73 item pernyataan dari angket interaksi sosial teman sebaya terdapat 69 item pernyataan yang valid dan 4 item pernyataan yang tidak valid (hasil pengujian validitas terlampir).
e) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan atau ketetapan alat ukur. Alat ukur dapat dianggap memiliki reliabilitas baik jika hasil pengukuran dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama berulang kali menunjukkan hasil atau skor yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.0. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2011: 257) sebagai berikut: 0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.900
69
Berdasarkan tabel didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha 0,900 yang berada pada tingkat kategori keterandalan sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan instrumen interaksi sosial teman sebaya dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumul data mengenai interaksi sosial teman sebaya. Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi instrumen interkasi sosial teman sebaya mengalami perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.7 berikut ini. Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya (Setelah Uji Coba)
No 1.
Aspek Inklusi
Indikator
Nomor Valid
1. Menjalin hubungan yang hangat dengan teman 2. Bersikap terbuka dan menerima orang lain apa adanya 3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok
1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11, 12,13 14,15,16,17, 18,19,20
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Item Baru 1,2,3,4,5,6 ,7 8,9,10, 11,12,13 14,15,16, 17,18,19, 20
⅀ 7 6 7
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial Teman Sebaya (Setelah Uji Coba)
No 1.
Aspek Inklusi
Indikator
Nomor Valid
3. Ikut terlibat dalam aktivitas kelompok
14,15,16,17, 18,19,20
4. dapat berintegrasi dengan semua 21,22,23,24, 25 ,26,27 anggota kelompok 2.
Kontrol
1. Memberi pengarahan kepada teman
28,29,30,31, 32,33,34
2. Menjadi pemimpin kelompok
36,37,38,39, 40,41 42,43,44,45, 46,47
3. Mendapat pengarahan dari teman
3.
Afeksi
4. Mematuhi peraturan di dalam kelompok
48,49,50,51, 52,53
1. Kemampuan Berempati
54,55,56,57, 58,59,60
2. Keinginan diperhatikan oleh teman
61,63,64,65
3. Memberikan pujian atas kelebihan yang 68,69,70,71, dimiliki teman 72,73 Jumlah
Nomor Item Baru 14,15,16, 17,18,19, 20 21,22,23, 24 ,25,26,27 28,29,30, 31,32,33 34 35,36,37, 38,39,40 41,42, 43,44,45, 46 47,48, 49,50,51, 52 53,54,55, 56,57,58, 59 60,61,62, 63 64,65,66, 67,68,69
a) Pengembangan Kisi-kisi Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket yang telah dikembangkan oleh Iklima (2012) baik secara konsep, konstruk maupun pengukurannya dengan merujuk pada konsep kemandirian yang dikemukakan Steinberg (1993). Perumusan kisi-kisi instrumen ditampilkan dalam tabel 3.8 berikut ini.
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
7
7
6 6
6
7
4 7 69
1. Instrumen Kemandirian
Kisi-kisi instrumen pengungkap data variabel kemandirian
⅀
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Sebelum Uji Coba) No. 1.
Aspek Kemandirian Emosi
Subaspek 1. De-idealized
2. Parent as people 3.Nondependency
4. Individuation
2.
Kemandirian Perilaku
1. Kemampuan mengambil keputusan
2. Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain
Indikator a. Remaja memandang orang tua bukan orang tua yang sempurna a. Remaja mampu melihat orang tua seperti orang lain pada umumnya a. Remaja mampu membuat keputusan untuk menyelesaikan masalahnya tanpa mengandalkan bantuan orang tua b. Remaja mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri a. Remaja merasa sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda dengan orang tuanya b. Remaja menjaga privasi a. Remaja mampu menemukan akar permasalahan b. Remaja sadar akan resiko yang diterima c. Remaja mempertimbangkan informasi baru dan masukan dari orang lain, media massa dalam mengambil keputusan a. Remaja memiliki ketegasan diri b. Remaja tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas
3,4
Nomor Item (+) (-) 1,2,5
⅀ 5
6,8,9
7
4
10,13
11,12
4
15
14
2
16,17
2
19,20
18,21,22
5
24
23,25,26,27 5
28,29,32
30,31
5
34,35,37
33,36
5
38,39,40,41,43 42
6
44
4
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45,46,47
Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Sebelum Uji Coba) No.
Aspek
Subaspek
2.
Kemandirian Perilaku
3.
Kemandirian Nilai
3. Perubahan dalam rasa percaya diri 1. Abstrack belief
2. Principal belief
3. Independent belief
Indikator a. Remaja yakin terhadap potensi yang dimiliki a. Remaja mampu membedakan yang benar dan yang salah b. Remaja memiliki keyakinan terhadap nilai keagamaan a. Remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang nilai a. Remaja bertindak sesuai dengan keyakinan dalam nilainya sendiri
Nomor Item (+) (-) 50,51 48,49
⅀ 4
52,53,54,55
4
56,57
58
3
59,62
60,61
4
64,66
63,65
Jumlah
b) Uji Validitas Setelah uji keterbacaan item dilakukan, langkah selanjutnya yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas alat pengumpul data dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011: 267). Pengujian validitas instrumren pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Versi 16.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berikut ditampilkan item-item pernyataan setelah validasi.
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kemandirian Signifikansi Valid
Tidak Valid
No.Item 3,5,8,9,10,11,12,13,14,15,17,20,23,24,25,26,27,29,30, 32,33,34,35,36,37,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,5 0,51,52,53,54,55,56,57,58, 59,60,61,63,63,64,65,66 1,2,4,6,7,16,18,19,21,22,28,31
Jumlah 54
12
Berdasarkan tabel hasil uji validitas menunjukkan dari 66 item pernyataan dari angket kemandirian terdapat 54 item pernyataan yang valid dan 12 item pernyataan yang tidak valid (hasil pengujian validitas terlampir).
c) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui keajegan atau ketetapan alat ukur. Alat ukur dapat dianggap memiliki reliabilitas baik jika hasil pengukuran dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama berulang kali menunjukkan hasil atau skor yang relatif sama. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.0. Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2011: 257) sebagai berikut: 0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
Hasil pengujian menggunakan SPSS for Windows Versi 16.0 adalah sebagai berikut.
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Tingkat reliabilitas instrumen Kemandirian Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.838
54
Berdasarkan tabel didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha 0,838 yang berada pada tingkat kategori keterandalan sangat tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan instrumen kemandirian dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai
alat pengumul data mengenai
kemandirian. Setelah melalui serangkaian uji coba sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan, maka dalam pengembangan kisi-kisi instrumen kemnadirian mengalami perubahan yang ditampilkan pada tabel 3.11 berikut ini. Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Setelah Uji Coba) No. 1.
Aspek Kemandirian Emosi
Subaspek
Indikator
Nomor Item Baru
3,5
1,2
2
3,4
2
5,6,7,8
4
1. De-idealized
a. Remaja memandang orang tua bukan orang tua yang sempurna
2. Parent as people
a. Remaja mampu melihat 8,9 orang tua seperti orang lain pada umumnya d. Remaja mampu 10,11,12,13 membuat keputusan untuk menyelesaikan masalahnya tanpa mengandalkan bantuan orang tua e. Remaja mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri a. Remaja merasa sebagai individu yang memiliki pemikiran dan perasaan yang berbeda
3.Nondependency
4. Individuation
⅀
Nomor Valid
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian (Setelah Uji Coba) No.
Subaspek
Indikator
1.
Kemandirian Emosi
4. Individuation
17 20
11 12
1 1
2.
Kemandirian Perilaku
1. Kemampuan mengambil keputusan
dengan orang tuanya b. Remaja menjaga privasi a. Remaja mampu menemukan akar permasalahan b. Remaja sadar akan resiko yang diterima f. Remaja mempertimbangkan informasi baru dan masukan dari orang lain, media massa dalam mengambil keputusan a. Remaja memiliki ketegasan diri b. Remaja tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas a. Remaja yakin terhadap potensi yang dimiliki
23,24,25,26,27
13,14,15,16,17
5
29, 30,32
18,19,20
3
33,34,35,36,37
21,22,23,24,25
5
38,39,40,41, 42,43 44, 45,46,47
26,27,28,29,30,31
6
32,33,34,35
4
48,49,50,51
36,37,38,39
4
c. Remaja mampu membedakan yang benar dan yang salah d. Remaja memiliki keyakinan terhadap nilai keagamaan b. Remaja bertindak sesuai dengan prinsip yang dapat dipertanggungjawabka n dalam bidang nilai b. Remaja bertindak sesuai dengan keyakinan dalam nilainya sendiri
52,53,54,55
40,41,42,43
4
56,57, 58
44,45,46
3
59, 60,61,62
47,48,49,50
4
63,64,65,66
51,52,53,54
4
2. Tidak rentan terhadap pengaruh pihak lain
3.
Kemandirian Nilai
3. Perubahan dalam rasa percaya diri 4. Abstrack belief
5. Principal belief
6. Independent belief
Nomor Valid
Jumlah
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Item Baru
⅀
Aspek
54
F. Pengolahan Data 1. Verifikasi Data Verifikasi data yaitu suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Adapun tahapan verifikasi data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan pengecekan jumlah angket yang sudah terkumpul. b. Memberikan nomor urut pada setiap angket untuk menghindari kesalahan pada saat melakukan rekapitulasi data. c. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan. d. Melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis
yang
dibutuhkan. 2. Pengelompokkan Data Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran instrumen interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian kemudian dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengelompokkan lima kategori tersebut dilakukan dengan mengkoversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas lulus ideal dengan cara menjumlahkan jawaban setiap peserta didik kemudian mencari rata-rata (μ) dan standar deviasi (σ) untuk memberikan makna diagnostik terhadap skor. Berdasarkan langkahlangkah tersebut, kemudian didapatkan rumusan kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 3.12 Konversi Skor Mentah Menjadi Matang dengan Batas Lulus Ideal Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Rentang Skor X > (μ + 1,5 σ) (μ + 0,5 σ) ≤ X < (μ + 1,5 σ) ( µ - 0,5 σ < x < ( µ + 0,5 σ ) (μ - 1,5 σ) ≤ X < (μ - 0,5 σ) X < (μ - 1,5 σ)
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
X = skor subjek μ = rata-rata baku σ = deviasi standar baku Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, maka dapat dilakukan penentuan kategorisasi interaksi sosial teman sebaya yang ditampilkan pada tabel 3.13 berikut ini. Tabel 3.13 Kategorisasi Interaksi Sosial Teman Sebaya No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval 310 242 – 309 173 – 241 104 – 172 103
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Adapun untuk penentuan kategorisasi kemandirian peserta didik berdasarkan konversi skor mentah menjadi matang dengan batas lulus ideal yaitu sebagai berikut. Tabel 3.14 Kategorisasi Kemandirian Peserta Didik No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval 243 190 – 242 136 – 189 82 – 135 81
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Hasil perhitungan diatas menunjukkan kategorisasi untuk menggambarkan interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian peserta didik secara umum. Adapun kategorisasi secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator dari interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian peserta didik, dihitung seperti rumus yang telah dikemukakan.
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15 Kualifikasi Interaksi Sosial Teman Sebaya Rentang Skor
Kategori
310
Sangat tinggi
242 – 309
Tinggi
173 – 241
Sedang
104 – 172
Rendah
Kualifikasi Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik mencapai interaksi sosial pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi kemampuan peserta didik untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain. Pada kategori tinggi berarti peserta didik mencapai tingkat interaksi sosial pada hampir setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi kemampuan peserta didik untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain hampir dalam setiap keadaan. Pada kategori sedang berarti peserta didik mencapai tingkat interaksi sosial yang sedang pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi kemampuan peserta didik untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik dapat saling memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain pada beberapa keadaan. Pada kategori rendah berarti peserta didik kurang mencapai tingkat interaksi sosial pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi peserta didik kurang mampu untuk dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik kurang memiliki dalam situasi kelompok, peserta didik kurang berkeinginan untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang, serta peserta didik kurang dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
103
Sangat Rendah
orang lain. Pada kategori sangat rendah berarti peserta didik mencapai tingkat interaksi sosial yang sangat rendah pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah yang meliputi peserta didik tidak dapat memulai interaksi dengan orang lain, peserta didik tidak memiliki kemampuan untuk saling memiliki dalam situasi kelompok, tidak adanya keinginan peserta didik untuk menjaga dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain, serta peserta didik tidak dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan orang lain.
Adapun kualifikasi kemandirian peserta didik berdasarkan rentang skor dan kategori yaitu sebagai berikut. Tabel 3.16 Kualifikasi Kemandirian Peserta Didik Rentang Skor
Kategori
243
Sangat tinggi
190 – 242
Tinggi
136 – 189
Sedang
82 – 135
Rendah
Kualifikasi Pada kategori sangat tinggi berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dalam kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai. Pada kategori tinggi berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian pada hampir setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dalam kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai hampir dalam setiap keadaan. Pada kategori sedang berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian yang sedang pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dalam kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai pada beberapa keadaan. Pada kategori rendah berarti peserta didik kurang mencapai tingkat kemandirian pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dengan kurangnya kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai.
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
Sangat Rendah
Pada kategori sangat rendah berarti peserta didik mencapai tingkat kemandirian yang sangat rendah pada setiap aspeknya, yang ditampilkan oleh peserta didik di sekolah dengan tidak adanya kemampuan terhadap pengelolaan diri meliputi emosi, perilaku dan nilai.
G. Uji Korelasi Penelitian ini merupakan penelitian sensus artinya penelitian yang menggunakan populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka perhitungan selanjutnya dapat langsung dilakukan analisis korelasi terhadap variabel interaksi sosial teman sebaya dan variabel kemandirian peserta didik. Data dalam penelitian ini merupakan data ordinal maka analisis korelasi terhadap variabel interaksi sosial teman sebaya dan kemandirian menggunakan rumus Spearman Rank Order Correlation (rho), Riduwan (2012: 135) mengemukakan yaitu sebagai berikut. ρ = 1Keterangan: ρ
= Nilai Korelasi Spearman Rank
∑d²
= Total kuadrat selisih antar ranking
n
= Jumlah sampel penelitian
Untuk menentukan nilai kontribusi antara interaksi sosial teman sebaya terhadap kemandirian peserta didik, dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD), menurut Sarwono (2007: 29) menggunakan rumus sebagai berikut. KD = r2 x 100%
Mega Devi Supriyani, 2014 Kontribusi Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Kemandirian Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu