BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di sekolah dasar wilayah gugus 2 UPTD Pendidikan Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya yaitu SDN Cisayong 1, SDN Cisayong 2 dan SDN Cisayong 3. SDN Cisayong 1 dan SDN Cisayong 2 lokasi sekolahnya bersebelahan, yang beralamat di Kampung Cisayong, Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan SDN Cisayong 3 beralamat di Kampung Singkursari, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Pertimbangan atau alasan penetapan ketiga lokasi penelitian di atas yaitu, pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf yang menjadi masalah dalam penelitian ini banyak ditemukan di sekolah dasar-sekolah dasar di Kecamatan Cisayong, khususnya ketiga sekolah yang dijadikan lokasi penelitian. Lalu untuk pertimbangan memilih lokasi penelitian sebanyak tiga sekolah dasar yaitu, karena penulis menyesuaikan dengan metode penelitian yang digunakan, yang mengharuskan melakukan penelitian dalam satu wilayah gugus sekolah dasar. Pada pelaksanaannya lokasi penelitian di atas dibagi menjadi tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, implementasi desain didaktis awal, dan implementasi desain didaktis revisi. Tahap studi pendahuluan dilaksanakan di SDN Cisayong 3, tahap implementasi desain didaktis awal dilaksanakan di SDN Cisayong 2, dan tahap implementasi desain didaktis revisi di SDN Cisayong 1. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian sebagai sumber data untuk penilitian yang akan dilakukan, yaitu guru dan siswa-siswi kelas IV di gugus dua UPTD Pendidikan Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan guru dan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian dipertimbangkan akan menambah informasi mengenai hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.
26
27
Adapun teknik pengambilan sampel untuk sumber data penelitian menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124-125) “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu” sedangkan “Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.” Purposive sampling akan digunakan untuk memilih narasumber penelitian yaitu guru dan siswa kelas IV di wilayah gugus 2 UPTD Kecamatan Cisayong. Snowball sampling akan digunakan jika sumber data yang telah ditentukan pada purposive sampling belum mampu memberikan data yang lengkap “...maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.” (Sugiyono, 2013, hlm. 300).
B. Desain Penelitian Fokus pada penelitian yang dilakukan adalah penyusunan desain didaktis disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa di sekolah dasar dengan berdasar kepada hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Desain penelitian pada penelitian yang dilakukan berawal dari studi pendahuluan sebelum ke lapangan. Studi pendahuluan dilakukan bertujuan untuk melihat kondisi awal di lapangan terkait pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam menemukan pikiran pokok paragraf. Hasil studi pendahuluan dianalisis dan diidentifikasi, apakah terdapat hambatan belajar yang dialami siswa atau tidak. Jika ada, maka dianalisis kembali apa penyebab hambatan belajar yang dialami siswa tersebut. Setelah mendapat hasil analisis data dari studi pendahuluan, maka dirancang sebuah pembelajaran atau situasi didaktis yang diharapkan untuk meminimalkan hambatan belajar yang dialami siswa. Dibuat juga prediksi-prediksi dan antisipasi mengenai respons siswa yang akan muncul saat pembelajaran berlangsung. Desain pembelajaran telah dirancang, maka langkah yang ditempuh selanjutnya adalah pengimplementasian desain atau proses metapedadidaktik (pelaksanaan proses pembelajaran). Ketika metapedadidaktik berlangsung maka peneliti menggunakan semua antisipasi yang telah disusun.
28
Hasil dari studi pendahuluan dan implementasi dianalisis keterkaitannya. Apakah ada pengurangan hambatan belajar atau tidak. Jika desain didaktis yang telah disusun kurang efektif dalam meminimalkan hambatan belajar siswa, maka dibuat desain didaktis revisi mengacu kepada implementasi desain didaktis awal. Langkah terakhir yang ditempuh dalam penelitian ini adalah penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini dibuat sebuah rancangan (desain) penelitian agar lebih memudahkan penulis dalam melakukan semua tahapan penelitian, yang dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut ini.
STUDI PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DESAIN DIDAKTIS AWAL
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS SETELAH IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS AWAL
ANALISIS DATA
DESAIN DIDAKTIS REVISI
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
IMPLEMENTASI DESAIN DIDAKTIS REVISI
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Gambar 3.1. menjelaskan tentang alur penelitian yang telah dilakukan. Bagan alur penelitian ini dijadikan pedoman oleh penulis untuk lebih mudah dalam melaksanakan tahap-tahap penelitian, agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Didactical Design Research (DDR) melalui pendekatan kualitatif. DDR merupakan metode
29
penelitian yang mengungkap hambatan belajar (learning obstacle ) siswa dalam proses pembelajaran yang “…terdapat penekanan pada aspek didaktis dalam perancangan pembelajaran...” (Lidinillah, 2012, hlm. 16). DDR ini bertujuan untuk
mengantisipasi
dan/atau
meminimalkan
hambatan
belajar
dalam
pembelajaran. Pemilihan metode DDR untuk penelitian yang dilakukan sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan pada bab I. Masalah yang ditemukan oleh penulis di lapangan yaitu hambatan belajar yang dialami siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf akibat dari cara mengajar guru yang kurang tepat dalam memilih model pembelajaran dan tidak sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar itu. Oleh karena itu, metode DDR ini sangat tepat untuk digunakan dalam mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Hambatan belajar atau Learning Obstacle merupakan hambatan belajar yang dialami siswa. Hambatan belajar terdiri atas hambatan didaktis (hambatan akibat cara mengajar), hambatan ontogenis (hambatan dari kesiapan mental siswa) dan hambatan epistimologis (hambatan pada pengetahuan siswa yang terbatas pada konsep tertentu). 2. Hambatan didaktis merupakan hambatan yang berkaitan dengan cara mengajar. Hambatan didaktis terjadi karena kurang tepat dalam memilih model pembelajaran sehingga mengakibatkan hambatan belajar pada siswa. 3. Desain didaktis merupakan rancangan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang
memperhatikan
respons
siswa.
Desain
didaktis
dikembangkan
berdasarkan sintaks atau fase-fase pada model pembelajaran CIRC dengan mempertimbangkan hambatan belajar yang dialami siswa. Desain model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi dan/atau meminimalkan hambatan belajar siswa, khususnya pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf.
30
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian utama pada penelitian yang dilakukan adalah peneliti sendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 307) bahwa “dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana”. Oleh karena itu, dibuat juga instrumen tambahan yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan melengkapi data mengenai hambatan belajar yang muncul terkait pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV sekolah dasar. Instrumen tambahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Untuk penelitian tahap awal (sebelum ke lapangan) instrumen tambahan yang akan digunakan, di antaranya instrumen tes berupa Tes Kemampuan Responsden (TKR) untuk mengetahui hambatan belajar yang dialami siswa dan instrumen non-tes berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaanpertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Kemudian diajukan kepada sumber data penelitian untuk melengkapi data yang diinginkan terkait pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf yang menimbulkan hambatan belajar pada siswa. Ketika peneliti sudah berada di lapangan, maka instrumen tambahan untuk penelitian yaitu lembar observasi dan skala pengukuran sikap. Lembar observasi bertujuan untuk memberikan data terkait hal-hal yang dilakukan peneliti saat desain didaktis pembelajaran dilaksanakan, seperti lembar observasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
lembar
observasi
penggunaan
model
pembelajaran yang digunakan, dan lembar observasi kesesuian pembelajaran daengan karakteristik siswa. Sedangkan instrumen skala sikap respons siswa terhadap desain didaktis pembelajaran yang telah dilakukan, bertujuan untuk mengetahui apakah siswa menyukai pembelajarannya atau tidak? Data yang didapat dari skala sikap respons siswa ini, dapat menjadi bukti bahwa suatu pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi siswa. Adapun instrumen untuk teknik studi dokumentasi yaitu kamera dan alat perekam. Kamera berfungsi untuk
31
mengabadikan gambar dan alat perekam suara maupun video untuk menyimpan data hasil wawancara dan observasi.
F. Pengembangan Instrumen Pengembangan peneliti sebagai instrumen, menurut Sugiyono (2013, hlm. 305) yaitu “...seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.”. Validasi tersebut meliputi “...validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian...” (Sugiyono, 2013, hlm. 305). Peneliti sendiri yang akan melakukan validasi dengan cara mengevaluasi diri terkait pemahaman metode penelitian DDR melalui pendekatan kualitatif dan pemahaman teori pada bidang yang akan diteliti. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen tambahan berupa Tes Kemampuan Responsden (TKR) melalui judgement ahli.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dipilih dan digunakan untuk penelitian yaitu dengan menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, studi dokumentasi dan skala pengukuran sikap. Tes pada penelitian yang akan dilakukan disebut Tes Kemampuan Responden (TKR). TKR dilakukan sebanyak tiga tahap, yaitu TKR awal, TKR akhir I pada saat implementasi desain didaktis awal, dan TKR akhir II pada saat implementasi desain didaktis revisi. TKR awal bertujuan untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. Sedangkan TKR akhir I dan II yang dilakukan setelah implementasi desain didaktis bertujuan untuk mengetahui gambaran hambatan belajar setelah dilakukannya implementasi desain didaktis. Teknik observasi dipilih untuk melengkapi data, yaitu untuk menganalisis situasi pembelajaran yang dilakukan oleh sumber data penelitian agar terlihat hambatan belajar siswa. Jenis observasi yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu observasi partisipasi aktif. Pada observasi partisipasi aktif, peneliti terlibat dalam
32
melakukan sesuatu hal yang dilakukan oleh sumber data penelitian. Peneliti akan mengajar siswa kelas IV secara langsung, agar data yang diperoleh bersifat objektif, dan informasi yang diperoleh sesuai dengan hal-hal yang akan diteliti. Wawancara dipilih sebagai salah satu teknik pengumpulan data, agar mendapat data yang lebih mendalam tentang hal-hal berkaitan dengan penelitian dari sumber data penelitian. Ketika melakukan wawancara peneliti mengacu pada pedoman wawancara yang telah dibuat agar pertanyaan yang ditujukan kepada sumber data fokus. Pada saat wawancara peneliti dapat menggunakan alat bantu seperti, alat perekam suara (recorder) dan kamera untuk menyimpan data yang diperlukan. Menurut Irawan (dalam Firmansyah, 2012, hlm. 29), “studi dokumentasi merupakan
bagian
yang
mendukung
dalam
proses
mengungkap
dan
mendeskripsikan hasil penelitian.” Alat pada teknik studi dokumentasi yaitu tulisan, kamera sebagai penyimpan dokumen berupa gambar dan video. Skala pengukuran sikap yang akan digunakan yaitu skala Likert. Skala pengukuran sikap akan dijadikan teknik pengumpulan data. Skala sikap yang akan dibuat ditujukan kepada siswa sebagai sumber data. Diharapkan dengan adanya skala sikap respons siswa, peneliti akan mendapatkan data atau informasi mengenai sikap atau respons siswa tersebut terhadap desain didaktis pembelajaran yang telah dilakukan.
H. Teknik Analisis Data Langkah selanjutnya setelah data terkumpul yaitu mengolah atau menganalisis data. Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal, yaitu sebelum masuk ke lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2010, hlm. 89) yaitu “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Teknik analisis data yang dilakukan mengacu pada teori analisis data Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 337) yaitu “data reduction, data display dan conclusion drawing/verification”. Data reduction (reduksi data) yaitu
33
tahap analisis data dengan cara memilih data-data penting yang didapat dari lapangan. Data yang direduksi akan mempermudah peneliti dalam menganalisis data. Data display (penyajian data) yaitu tahapan setelah memilih data yang terpenting, biasanya penyajian data pada penelitian kualitatif berbentuk uraian deskripsi
dari
data
yang
telah
didapat.
Terakhir
yaitu
conclusion
drawing/verification (penarikan kesimpulan) untuk menyimpulkan data hasil penelitian. Pada pelaksanaan penelitian desain didaktis (Didactical Design Research), Suryadi dan Turmudi (2011, hlm. 12) mengemukakan bahwa ada tiga tahapan analisis,
yaitu
analisis
situasi
didaktis
sebelum
pembelajaran,
analisis
metapedadidaktik, dan analisis restrosfektif. Sehingga pada penelitian yang akan dilakukan pun ada tiga tahapan analisis data, di antaranya yaitu: 1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, yaitu analisis hasil TKR awal dan hasil wawancara untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf. 2. Analisis metapedadidaktis, yaitu analisis berbagai respons siswa, antisipasi didaktis pedagogis, dan situasi pembelajaran ketika desain didaktis model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf diimplementasikan. 3. Analisis retrosfektif, yaitu analisis hasil TKR awal, TKR akhir I, dan TKR akhir II untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada pembelajaran menemukan pikiran pokok paragraf yang diketahui sebelumnya, mengalami penurunan atau tidak.