BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel. Menurut Hasan (2002, hlm. 58), Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini sebagaimana yang dimaksud pada devinisi di atas adalah siswa putera kelas VIII SMPN 1 Susukan. Menurut Hasan (2002, hlm. 58), Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Dalam suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Populasi putera kelas VIII SMPN 1 Susukan sebanyak 102 orang dari delapan kelas. Kemudian untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (1993) sebagai berikut:
Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : nilai kritis sebesar 10%
Dalam penelitian ini populasi siswa putera kelas VIII SMPN 1 Susukan sebanyak 102 siswa dan nilai kritis dalam pengambilan sampel ini sebesar 10% atau 0,1. Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Pada penelitian ini, untuk pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
atau
judgmental sampling
Penarikan sampel secara
purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti. Dengan ketentuan, 1. Anak yang dijadikan sampel bukan atlit, 2. Untuk anak yang diteliti tidak boleh ada tambahan latihan di luar. 3. Membagi secara rata antara anak yang kemampuan motorik tinggi dengan yang tinggi dan begitu juga sebaliknya. Arikunto (2010, hlm. 46) menjelaskan mengenai sampel, menurutnya: „apabilan subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil 10-15 persen atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari : kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan biaya.‟ Merujuk pada pernyataan tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak kurang dari 10 persen dari total populasi penelitian. Di bawah ini terdapat tabel pengambilan sampel dari tiap kelas.
Tabel 3.1 Penghitungan Pembagian Kelas Menggunakan rumus Slovin No
Kelas
Jumlah Siswa
Presentase
Hasil
1
VIII A
14
14/102x40
10
2
VIII B
12
12/102x40
9
3
VIII C
14
14/102x40
10
4
VIII D
13
13/102x40
9
5
VIII E
13
13102x40
9
6
VIII F
12
12/102x40
9
7
VIII G
12
12/102x40
9
8
VIII H
12
12/102x40
9
Jumlah
102
74
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
B. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen anava faktorial 2 x 2. Metode ini dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa sifat penelitian mengenai adanya pengaruh yang signifikan terhadap hubungan gaya mengajar dan kemampuan motorik terhadap hasil pembelajaran lay up shoot dalam permainan bolabasket. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) mengemukakan bahwa metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah PretestPostest Control Group Desain. Dengan menggunakan desain penelitian ini kelompok diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal. Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol atau pembanding tidak diberi perlakuan sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai tes akhir. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 112), desain penelitian Pretest-Postest Control Group Desain dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pretest-Postest Control Group Desain Kelompok
Pre tes
Perlakuan Post tes
Eksperimen
E1
X
E2
Kontrol
K1
-
K2
Keterangan: E1: Pre tes yang dilaksanakan pada kelas eksperimen K : Pre tes yang dilaksanakan pada kelas kontrol X : Perlakuan atau treetment berupa gaya mengajar pada pembelajaran lay up shoot E2: Post tes yang dilaksanakan pada kelas kontrol K2: Post tes yang dilaksanakan pada kelas eksperimen
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
C. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (1998, hlm 99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menambahkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 60) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa variabel diantaranya untuk variabel bebas adalah gaya mengajar, dan untuk kemampuan motorik adalah variabel intervening. Dalam hal ini Tuckman (Sugiyono 2012, hlm. 63) menyatakan “An intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenemenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela atau antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen, kemudian yang terakhir variabel terikat adalah hasil pembelajaran lay up shoot pada permainan bolabasket.
D. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 148) instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Berdasarkan hasil analisis dan sintesis teoritis variable yang diditeliti pada penelitian ini maka instrument yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Barrow Motor Ability Tes untuk keberhasilan kemampuan motorik yang terdiri test standing broad jump, soft ball trow, zig zag run, wall pass, medicine ball put test dan 60 yard dash yang mempunyai Validitasnya 0,87 dan
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
reliabilitasnya
0,93
yang
dikutip
penulis
dari
(http://yudha-
ganyonk.blogspot.com). Dan tes keterampilan lay up shoot. untuk instrumen tes keterampilan lay up shoot penulis mengambil rujukan dari buku Basketball – Steps to Success Hall Wissel (1994, hlm. 92). Prosedur pelaksanaanya adalah seorang pemain melakukan lay up shoot dengan kesempatan sebanyak lima kali. “Success Goal = 5 consecuetive one dribble layups made with each hand” perolehan skor adalah berapa banyak bola yang masuk kedalam keranjang.
E. Rancangan dan Analisis Data Analisis data penelitian ini diproses dengan menggunakan software program SPSS V.21 for windows dengan taraf signifikan p ≤ 0,05 langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (p ≥ 0,05) untuk mengetahui rata-rata data sample berdistribusi normal atau tidak normal hasil uji normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya yaitu analisis parametrik bila data berdistribusi normal atau analisis non-parametrik bila data tidak berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas antara kelompok dengan menggunakan uji Levene-Test pada p-value ≥ 0,05 untuk mengetahui data tersebut kelompok homogen atau tidak. Hasil uji ini untuk menentukan apakah analisis data menggunakan statisti parametrik atau non-parametrik. 3. Uji F Anova Factorial 2 arah Untuk menjawab analisis hipotesis yang diajukan, digunakan uji analisis statistik uji- F Anova Factorial 2x2 (2 arah) dengan (p ≤ 0,05).
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Susukan khususnya siswa putra kelas VIII. Lamanya penelitian kurang dari 8 minggu atau 16 kali pertemuan dengan frekuensi latihan 3 kali dalam 1 seminggu. Adapun hari yang dipilih untuk melaksanakan latihan yaitu pada hari Senin, Kamis dan Sabtu pada pukul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB. Kegiatan penelitian meliputi tes pendahuluan (barrow motor ability), pemberian perlakuan, dan tes akhir. Hal ini sesuai dengan pendapat Juliantine, dkk (2007, hlm. 35) mengatakan bahwa “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari / minggu, sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”. Oleh sebab itu peneliti ini dilakukan selama 16 kali pertemuan. Tes
pendahuluan
dilakukan
untuk
mengumpulkan
data
tentang
kemampuan motorik dari setiap siswanya. Data ini dipakai sebagai dasar untuk membagi sampel menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah.
G. Langkah-langkah Penelitian Berdasarkan desain penelitian di atas, maka penulis menentukan langkahlangkah penelitian sebagai berikiut: 1. Menentukan populasi dan sampel 2. Melakukan pretes tes keterampilan lay up shoot 3. Melakukan tes barrow ability untuk membagi antara kemampuan motorik siswa yang tinggi atau rendah 4. Membagi 2 kelompok siswa kemampuan motorik tinggi dan rendah untuk mendapatkan
perlakuan gaya mengajar resiprokal dan
gaya mengajar
divergen 5. Melakukan posttest tes keterampilan lay up shoot 6. Melakukan analisis data 7. Kesimpulan
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
Bagan. 3.3 Langkah-langkah Pelaksaan Penelitian Populasi
Sampel
Pretest
Tes Kemampuan Motorik Kemampuan Motorik Rendah
Gaya Mengajar Resiprokal
Gaya Mengajar Divergen
Kemampuan Motorik Tinggi
Gaya Mengajar Resiprokal
Gaya Mengajar Divergen
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
Hasil Pembelajaran Lay Up Shoot
Reza Maulana, 2014 Perbandingan Gaya Mengajar Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Keterampilan Lay Up Shoot Pada Permainan Bolabasket (Penelitian Eksperimen di SMPN 1 Susukan Kab. Cirebon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu