BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 14 orang siswa yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Siswa yang berada dikelas ini mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang berbeda. Sebagian besar siswa yang ada dikelas ini berekonomi lemah. Tingkat kemampuan yang mereka miliki bervariasi, tetapi masih ada juga yang belum bisa memahami materi dalam kegiatan pembelajaran karena masih kurangnya motivasi yang ada pada diri siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya faktor lingkungan tempat tinggal mereka. SDN No. 39 Kecamatan Hulonthalangi adalah sekolah negeri yang berada di kelurahan siendeng kecamatan Hulonthalangi kota Gorontalo. Wilayah ini sebelum menjadi kecamatan Hulonthalangi dulunya adalah kecamatan kota selatan yang kemudian menjadi daerah pemekaran kecamatan Hulonthalangi. Sekolah ini telah beberapa kali mengalami pergantian kepala sekolah. Sekolah ini mempunyai jumlah peserta didik 116 siswa yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar dan memiliki 11 orang tenaga pendidik. Pada umumnya siswa yang bersekolah di SDN No. 39 Hulonthalangi adalah masyarakat yang ada di sekitar sekolah itu sendiri yang mempunyai kemampuan ekonomi dibawah rata-rata.
3.1.1
Keadaan Guru SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo Saat ini Guru yang mengajar di SDN No. 39 Hulonthalangi memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Jumlah keseluruhan tenaga pengajar yang berada di SDN No. 39 Hulonthalangi antara lain sebagai berikut. Tabel I. Keadaan Guru SDN No. 39 Hulonthalangi
NO
Nama Guru
L/P
Jabatan
Ket
1
Sumaryati Yakin,S.Pd
P
Kepsek
PNS
2
Hawa Hinta
P
Guru Kls III
PNS
3
Sulastri Mohamad
P
Guru Kls I
PNS
4
Wa Riti,S.Pd
P
Guru Mapel
PNS
5
Ismiyati Lahabu,S.Pd
P
Guru Kls IV
PNS
6
John Saleh
L
Guru Kls VI
PNS
7
Ratna J. Polamolo,S.Pd
P
Guru Kls V
PNS
8
Kusmaningsi Sumba,S.Pd
P
Guru Kls II
HONOR
9
Adrian Brahim,A.Ma
L
Guru Mapel
HONOR
10
Fatra Badoe,S.Pd.I
P
Guru Mapel
HONOR
11
Syamsia Arief,S.Pd
P
Guru Mapel
HONOR
3.1.2
Keadaan Siswa SDN No. 39 Hulonthalangi Keadaan siswa di SDN No. 39 Hulonthalangi pada umumnya mempunyai
tingkat pengetahuan yang berbeda-beda baik dari aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Dalam pembelajaran banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa akan materi yang diajarkan, keberhasilan siswa dalam
pembelajaran tergantung bagaimana siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru dan cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Adapun keadaan siswa di SDN No. 39 Hulonthalangi T.P 2012/2013 dapat dilihat dibawah ini. Tabel 2 Keadaan Siswa SDN No. 39 Hulonthalangi No
Kelas
1
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
I
14
10
24
2
II
13
9
23
3
III
11
8
19
4
IV
7
7
14
5
V
15
6
21
6
VI
8
7
15
Total
116
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Penetapan dan jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tentang Kemampuan Siswa Menentukan Ide Pokok Pada Wacana di Kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang dapat diperoleh (dalam Kun Maryati, 2007: 105). Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angkaangka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita
empirik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode diskriptif. 3.2.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuranpengukuran terhadap gejala tertentu. Dalam penelitian ini teori mulai diperlukan tapi bukan digunakan sebagai landasan untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap hal yang diamati. 3.3 Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan. 3.4 Data Sumber Data a. Data Primer Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan
data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang Kemampuan Siswa Menentukan Ide Pokok Pada Wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi yaitu dengan cara wawancara dengan siswa kls IV dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa hasil nilai ulangan harian siswa, nilai ulangan semester, tugas, pekerjaan rumah, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan siswa kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi Pudji Muljono (2007: 16) mengemukakan bahwa observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamatai. Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagaimana kemampuan siswa
dalam menentukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. b. Wawancara Menurut Atep Adya Barata (2007: 117) bahwa wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan wawancara).
alat
yang
Wawancara
dinamakan ini
interview
dilakukan
dalam
guide
(panduan
mendeskripsikan
kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada wacana. c. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam menetukan idé pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi 3.6 Pengecekan Keabsahan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan skunder, observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan pengambilan keputusan kepala sekolah dengan kesiapan sekolah dalam penerapan pembelajaran, sementara studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data skunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang kemampuan siswa menentukan ide pokok pada wacana
Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu tahap orientasi, tahap ekplorasi dan tahap member chek. Tahap orientasi, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan prasurvey ke lokasi yang akan diteliti, dalam penelitian ini, prasurvey dilakukan di SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo, melakukan dialog dengan perwakilan guru. Kemudian peneliti juga melakukan studi
dokumentasi serta
kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Tahap eksplorasi, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan unsur-unsur yang terkait, dengan pedoman wawancara yang telah disediakan peneliti, dan melakukan observasi tidak langsung tentang kondisi sekolah dan mengadakan pengamatan langsung tentang pengambilan keputusan di sekolah itu. Tahap member chek, setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi dokumentasi, dan responden telah mengisi data kuesioner, serta responden diberi kesempatan untuk menilai data informasi yang telah diberikan kepada peneliti, untuk melengkapi atau merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya. 3.7 Analisis Data Analisis data menurut Webster New World Dictionary (dalam Syafrizal Helmi Situmorang, 2010: 1) data adalah things known or assumed,
yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap. Data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu obyek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambang atau sifat. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Proses analisis data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung. Analisis data dilakukan melalui tiga alur, yakni : 1. Reduksi data, 2. Penyajian data, 3. Penarikan kesimpulan ataupun verifikasi. 1. Reduksi data Tahap mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah didapatkan akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
Tujuan dalam teknik ini digunakan agar mampu menyimpulkan segala bentuk permasalahan dan membatasi segala lingkup permasalahan dengan cara mendiskusikannya terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan. Untuk itu segala reduksi bertujuan untuk mendapatkan data yang spesifik dan jelas untuk memperkuat data peneliti. Tabel 3. Pedoman Analisis data NO
Aspek yang dinilai
skor
deskripsi
1 0 1 0
Mampu Tidak Mampu Mampu Tidak Mampu
Kemampuan menentukan ide pokok pada paragraph Kemampuan menentukan ide pokok pada wacana
1 2
Tabel 4. Interprestasi Data Hasil Belajar Siswa No
Kriteria
1
Mampu
2
Tidak Mampu
Rentan Nilai 70-100 0-69
Ket: Mampu
=
Tidak Mampu
Jumlah skor Jumlah bobot skor
=
X 100%
Jumlah skor Jumlah bobot skor
X 100%
2. Penyajian data Pada penelitian kualitatif ini penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Penelitian ini berupa deskripsi untuk menggambarkan jelas akar permasalahan pada penelitian ini sehingga akan memudahkan peneliti untuk membaca bagian data yang sulit dimengerti sedangkan eksplanasi bertujuan bagaimana menjelaskan kronologi penelitian yang telah didapatkan dan akhirnya digunakan menjadi data yang tepat untuk penelitian ini. Kesemuanya itu dinarasikan sedemikian rupa supaya mudah dilihat dan dimengerti/dipahami. 3. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan
ini
menjelaskan bagaimana
dari
awal
pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemukan dengan mulai melakukan pencatatan pola-pola sistematis penelitian, pencatatan-pencatatan data wawancara yang telah didapatkan dari beberapa informasi, konfigurasi-konfigurasi, menggunakan alur sebabakibat dan menarasikan dari literatur referensi buku. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir yang merupakan bagian akhir dari penelitian peneliti dalam menganalisis suatu masalah yang lebih spesifik dan tepat dengan teori-teori yang sesuai. 3.8 Tahap-Tahap Penelitian Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut : a. Tahap Penelitian Pendahuluan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 39 Hulonthalangi. Dalam penelitian ini peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan staf dewan guru untuk melakukan penelitian deskriptif terhadap kemampuan siswa dalam menetukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. b. Tahap Pengembangan Desain Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi. Data tersebut didapat melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara melihat kemampuan siswa menentukan ide pokok pada wacana di kelas IV SDN No. 39 Hulonthalangi Kota Gorontalo c. Tahap Penelitian Sebenarnya Dalam tahap ini peneliti menganalisi data yang diperoleh baik data yang diperoleh dari observasi, dokumen, dan wawancara mendalam dengan siswa kls IV SDN No. 39 Hulonthalangi. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti, selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks yang sedang diteliti. d. Tahap Penulisan Laporan
Tahap penulisan laporan melipti kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi penelitian dengan dosen pembimbing
untuk
mendapatkan
perbaikan
saran-saran
demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut oleh dosen pembimbing.