64
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi kuantitatif, dimana pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui angka, dengan pengukuran variabel-variabel yang akan diteliti dan data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode statistik. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel, seberapa erat hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Arinkunto, 2006:270). B. Identifikasi Variabel Penelitian F.N. Kerlinger (dalam Arinkunto, 2006:116) menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Variabel adalah sebuah fenomena yang bervariasi dalam
bentuk kualitas, kuantitas, mutu, standart, dan sebagainya (Bungin, 2006;59). Menurut Bungin (2006;59) variabel sebagai objek penelitian yaitu, independent variabel (variabel bebas), dependent variabel (variabel terikat). Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel terikat, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung. Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu resiliensi. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu Work Engagement.
65
C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memasukkan unit-unit analisis ke dalam kategori-kategori tertentu dari tiap-tiap variabel (Prasetyo&Jannah, 2012:90). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah: a.
Work engagement Work engagement diartikan sebagai positivitas pemenuhan tugas mengajar
dari pusat pikiran pada anak berkebutuhan khusus, dan memiliki dimensi vigor, dedication dan absorption. Vigor adalah level energy yang tinggi, adanya kemauan untuk investasi tenaga, tidak mudah lelah dan tekun dalam menghadapi kesulitan saat mengajar anak berkebutuhan khusus. Dedication adalah keterlibatan yang kuat ditandai oleh antusiasme, rasa bangga, dan inspirasi. Absorption adalah keadaan terjun total (total immersion) pada guru yang dikarakteristikkan oleh cepatnya waktu berlalu dan sulitnya memisahkan diri dari pekerjaannya. b.
Resiliensi Resiliensi merupakan suatu kemampuan dalam berdaptasi yang dilakukan
oleh guru di SLB terhadap situasi sulit selama mengajar anak berkebutuhan khusus, bersifat dinamis sehingga dapat berkembang sepanjang waktu dalam siklus kehidupan seorang guru dengan disertai sejumlah faktor pembentuk yang membantu mengurangi resiko guru dalam menghadapi tekanan hidup meliputi: (1) Kompetensi pribadi, standar yang tinggi, dan keuletan. (2) Kepercayaan dalam naluri seseorang, toleransi terhadap pengaruh negatif.
(3) Penerimaan positif
66
terhadap perubahan dan hubungan yang baik dengan orang lain. (4) Kontrol. (5) Pengaruh spiritual. D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130), yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu Guru dari SLB Putra Jaya Malang yang keseluruhannya berjumlah 24 orang. Dikarenakan sifat populasi yang heterogen yaitu relatif memiliki sifat-sifat individual yang berbeda antar satu dengan lainnya dalam memberikan respon terkait variabel yang diteliti oleh peneliti yang bisa saja dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan hingga pengalaman kerja. Selain itu jumlah subjek penelitian yang sedikit, maka peneliti menggunakan penelitian populasi atau sampel total, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian (Bungin, 2006:101). Penelitian populasi dilakukan karena peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Penelitian jenis ini hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut: 1.
Skala Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan skala sebagai metode yang
dipilih untuk mengumpulkan data. Skala adalah berupa sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Skala memang
67
mempunyai banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data, di antaranya responden bebas mengemukakan pendapat, (Arikunto, 2006: 151&225). Dalam penelitian ini skala yang dipakai adalah skala tertutup, di mana skala tertutup menurut Arikunto (2006) adalah skala yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa, sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai, (Arikunto, 2006:152). Bentuk skala yang digunakan adalah skala pengukuran Likert. Kemudian penelitian ini menggunakan 2 skala dari 2 variabel, yaitu variabel work engagement (variabel terikat) dan variabel resiliensi (variabel bebas). Untuk skala pengukuran Work Engagement menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang disusun oleh Wilmar Schaufeli dan Arnold Bakker (2002) sebanyak 17 aitem. Instrumen ini merupakan instrumen laporan diri yang paling sering digunakan untuk mengukur engagement dan telah divalidasi di banyak negara di seluruh dunia. Dalam mengisi skala ini responden diminta untuk memilih salah satu dalam tujuh alternative pilihan jawaban yang telah disusun berdasarkan format skala Likert, semua item-item dalam alat ukur ini favorable. Sementara skala pengukuran resiliensi menggunakan alat ukur The ConnorDavidson Resilience Scale (CD-RISC) sebanyak 25 aitem. Menurut Connor dan Davidson (2003, hal. 6) resiliensi merupakan aspek yang dapat di ukur dan dipengaruhi oleh status kesehatan (individu dengan penyakit mental memiliki tingkat resiliensi lebih rendah dari pada populasi umum). CD-RISC memiliki potensi kegunaan baik dalam praktek klinis dan penelitian. Dalam mengisi skala
68
ini responden diminta untuk memilih salah satu dalam empat alternative pilihan jawaban yang telah disusun berdasarkan format skala Likert, semua item-item dalam alat ukur ini favorable. Tabel 3.1 Blueprint Skala Resiliensi Aspek Favorable
Variabel
Kompetensi pribadi, standar 6, 12, 13, 17, 24
Jumlah 4
yang tinggi, dan keuletan Kepercayaan dalam naluri 8, 15, 18, 20, 21, 25 seseorang Resiliensi
dan
6
toleransi
terhadap efek yang negatif Penerimaan positif terhadap 1, 2, 9, 10, 13, 14 perubahan
dan
6
hubungan
yang baik dengan orang lain Kontrol
4, 11, 19, 22, 23
5
Pengaruh spiritual
3, 5, 7, 16
4
Total
25
Variabel Work engagement Total
Tabel 3.2 Blueprint Skala Work engagement Aspek Favorable
Jumlah
Vigor
1, 4, 8, 12, 15, 17
6
Dedication
2, 5, 7, 10, 13
5
Absorption
3, 6, 9, 11, 14, 16
6 17
69
b.
Dokumentasi Arikunto (2006) Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2006 hal. 231). Tujuan menggunakan dokumentasi adalah: 1)
Untuk melengkapi data-data yang belum bisa diungkapkan waktu melakukan penelitian dengan teknik pengambilan data sebelumnya
2)
Sebagai bukti, bahwa objek yang diteliti benar-benar ada
Dalam penelitian ini, tujuan melakukan dokumentasi adalah untuk mendapatkan data-data kelembagaan SLB tersebut termasuk data guru. F. Validitas dan Reliabilitas 1.
Validitas Validitas berkaitan dengan kesesuaian antara suatu konsep dengan alat
yang digunakan mengukurnya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006:168).
70
Dalam hal ini, rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment yaitu:
=
. (∑ { ∑
) − (∑ ∑ )
− (∑ ) } { ∑
− (∑ ) }
Keterangan: r = Korelasi product moment
X = Varibel bebas
N = Banyaknya sampel
Y = Variabel terikat
Koefisien validitas dapat dianggap memuaskan apabila berada diantara xy r = 0,30 (> 0,30) sampai 0,5(<0,5) sehingga item-item tersebut dianggap sahih, sebaliknya jika didapatkan koefisien validitas kurang dari 0,30 (< 0,30) maka item-item tersebut dianggap tidak memuaskan atau dianggap tidak valid dan dianggap gugur. (Azwar, 2006: 158). Untuk skala resiliensi (CD-RISC) dalam uji validitas memiliki koefisien validitas dengan nilai minimum 0,30 dan nilai maksimum 0,70. Selain itu pengembangnya menemukan bahwa skor CD-RISC mempunyai korelasi positif yang signifikan (0.83) terhadap skala Hardines Kobasa dimana merupakan konstruk yang berhubungan. CD-RISC juga mempunyai korelasi yang positif (0.36) terhadap social support scale. Selain itu juga mempunyai korelasi yang tinggi terhadap variabel psikologis seperti derajat stress, dan kerentanan terhadap stres (Connor&Davidson, 2003, hal. 79-80).
71
Kemudian untuk skala work engagement (UWES) dalam uji validitas memiliki koefisien validitas dengan nilai minimum 0,34 dan nilai maksimum 0,62. 2.
Reliabilitas Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu instrument. Informasi
yang diungkap dalam suatu instrument ini tidak berubah-ubah, atau disebut dengan konsisten. Artinya bila suatu pengamatan dilakukan dengan instrumen yang sama lebih dari satu kali, maka hasil pengamatan itu akan sama. Bila tidak sama, dikatakan instrumen tersebut tidak reliabel (Prasetyo&Jannah, 2012:90). Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan teknik alpha Cronbach melalui scale reliability dan perlakuan terhadap butir gugur menggunakan SPSS for Windows versi 15. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r xx ) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliablitasnya (Azwar, 2004: 83). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
=
−1
1−
∑
Keterangan:
= Koefisien alpha cronbach
K = Banyakya belahan
ax = Varian skor ay = Varian skor total
72
Untuk skala resiliensi (CD-RISC) reliabilitasnya telah diuji. Pengujian dengan menggunakan sampel komunitas menunjukan konsistensi internal dengan koofisien alfa 0.89. Reliabilitas dengan test-retest telah diuji dengan hasil yang menunjukkan koofisien korelasi alfa sebesar 0.87 (Connor&Davidson, 2003, hal. 79-80). Kemudian untuk skala work engagement (UWES) reliabilitasnya sudah diuji dan menghasilkan nilai koefisien alfa 0,91. Reliabilitas dengan test-retest telah diuji dengan hasil yang menunjukkan koofisien korelasi alfa sebesar 0.96 (Scaufelli&Bakker, 2004, hal. 15). G. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, analisis deskriptif yang bertujuan mengetahui gambaran variabel yang akan diukur, dan kedua, analisis inferensial yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada analisis statistik deskriptif, teknik yang dilakukan adalah dengan membuat klasifikasi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kemudian pada analisis inferensial menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis awal yang dilakukan adalah untuk menentukan kategorisasi dengan mengetahui mean hipotetik dan deviasi standart hipotetik. Adapun mean hipotetik dan deviasi standart hipotetik didapat dengan menggunakan rumus: Rumus untuk mencari mean hipotetik μ = (imax + imin) Σk
73
Keterangan: μ
: mean hipotetik
Σk
: jumlah aitem
imax
: skor maksimal aitem
imin
: skor minimal aitem
Rumus untuk mencari deviasi standart hipotetik σ = (Xmax -Xmin) Keterangan: σ
: deviasi standar hipotetik
Xmax : skor maksimal subjek Xmin : skor minimal subjek
Untuk mengetahui tingkat resiliensi ataupun work engagement subyek maka dibuat klasifikasi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tabel 3. 3 Standar pembagian klasifikasi Kategori
Kriteria
Tinggi
M + 1SD ≥ X
Sedang
M – 1SD ≤ X < M + 1SD
Rendah
X < M - 1SD
Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang positif antara resiliensi dengan work engagement maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear sederhana. Mulai dari melakukan uji anova untuk melihat
74
nilai Fhitung dan nilai signifikan. Kemudian mencari nilai koefisien korelasi antara variabel resiliensi dengan variabel work engagement, serta melihat sumbangan efektif dari variabel resiliensi terhadap variabel work engagement. Selanjutnya melukukan perhitungan untuk memperoleh garis persamaan regresi.