BAB III METODE PENELITIAN
Untuk mengungkapkan rialitas sosial yang ada, maka seseorang harus menggunakan berbagai jenis metodelogi penelitian, dengan melalui sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang di arahkan pada latar dan individual secara holistic yang disebut denga kualitatif Metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang bersifat deskriftif. Penelitian deskriptif dalam melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih muda untuk difahami dan disimpulkan.41 Menurut Lexsy J. Moleong dengan mengutip pendapatnya Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yanga dapat diamati.42 Menurut Dedy Mulyana metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur
yang digunakan untuk mendekati problem dan untuk mencari
jawaban.43 Sementara. menurut Wardi Bahtiar metodologi merupakan seperangkat pengalaman tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, 41
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.6. Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2002), h.3 43 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kuaiuatif (Bandung: Rosdakarya, 2004), hal. 3 42
43
44
dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarya.44 Metodologi penelitian berfungsi sebagai pedoman filosofis dalam melakukan proses penelitian yang akan dilakukan sebagai acuan dasar. Metodologi penelitian ini akan menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan program penelitian yang telah direncanakan dan melakukan anallsis data yang ada sehingga dapat menarik sebuah kesimpulan. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur yang dipergunakan dalam upaya untuk mendapatkan data ataupun informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Penentuan pentahapan dan teknik yang digunakan haruslah dapat mencerminkan relevansi dengan fenomena penelitian yang telah diuraikan dalam konteks penelitian. Pendekatan yang dingunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan analisis semiotik dari Charles S.anders Peirce. Analisis semiotic merupakan varian dari analisis wacana. Analisis wacana sendiri merupakan salah satu alternatif dari analisis teks selain analisis isi kuantitatif.45 Analisis wacana lebih memperhitungkan pemaknaan teks dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.46 Disamping itu, pendekatan kualitatif sendiri dianggap sesuai untuk memberikan gambaran yang menyeluruh (holistic) mengenai realitas yang dikonstruksikan ke dalam suatu wacana 44
Wardi Bahtiar, Metodologi penelifian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), hal. 1 Eryanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Cetakan Keempat, (PT. Lkis Pelangi Aksara ; Yogyakarta, 2005) Hal. 335 46 Ibid, Hal. 337 45
45
media cetak. Realitas yang dikostruksikan ini diasumsikan bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dan kebenarannya bersifat relative.47 Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti, jadi semua akan tergantung dari penafsiran (interpretasi) si peneliti. Setiap teks dalam analisis wacana pada dasarnya bisa dimaknai secara berbeda, dapat ditafsirkan secara beraneka ragam. Analisis wacana berpretensi memfokuskan pada pesan yang tersembunyi (latent), karena banyak sekali teks komunikasi yang disampaikan secara implisit. Makna suatu pesan dengan demikian tidak dapat hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata dalam sebuah teks, melainkan harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Pretensi analisis wacana adalah pada muatan, nuansa, dan makna yang laten dalam suatu teks, maka di dalam analisis wacana unsur yang terpenting adalah penafsiran (interpretasi). Tanda dan elemen yang terdapat dalam suatu teks dapat ditafsirkan secara mendalam oleh peneliti. Disamping itu, analisis wacana menyelidiki ”bagaimana ia dikatakan” (how), dan tidak berpetensi melakukan generalisasi.48 Karena itulah, analisis wacana hanya bisa dilakukan dengan metode penelitiaan kualitatif, dan dalam penelitian ini analisis wacana yang dipilih adalah Semiotika Charles Sanders Peirce. Judistira K. Garna menyebutkan bahwa:49
47
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan Ketiga, (PT. Remaja Rosdakarya; Bandung, 2003) Hal. 147 48 Eriyanto, Op.Cit, Hal. 337-340. 49 Garna, Judistira K. Metode Penelitian Kualitatif.: Primaco Akademika; Bandung, 1999) Hal. 32
46
“Pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan peneliti yang berupaya memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi, atau karena gejala-gejala tersebut tidak dimungkinkan untuk diukur secara tepat”. Sedangkan menurut Mulyana menyatakan:50 “Metode penelitian kualitatif tidak perlu mengandalkan bukti berdasarkan logika metematis, prinsip angka, atau metode statistik. Pembicaraan yang sebenarnya, isyarat, dan tindakan sosial lainnya adalah bahan mental untuk analisis kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif.” Adapun cara atau metode yang akan dilakukan adalah pengamatan secara mendalam terhadap symbol-simbol yang ada di dalam rubric humaniora jum’at yang ada di Koran kompas dengan model analisis wacana pada media cetak (analisis semiotik Charles Sanders Peirce). Melalui metode semiotika, tanda dan makna yang terkandung dalam sebuah berita akan dapat dipelajari dan dianalisis. Dalam penerapannya, metode semiotik menuntut adanya pengamatan secara menyeluruh dari semua isi teks berita, termasuk cara penyajiannya, dan istilah-istilah yang digunakannya, dalam arti seorang peneliti diharuskan untuk memperhatikan koherensi makna antar bagian dalam suatu teks dan koherensi teks dengan konteksnya. 51 Disamping itu, semiotik melihat teks media sebagai sebuah struktur keseluruhan. Ia mencari makna yang laten atau konotatif. Semiotik jarang bersifat kuantitatif dan bahkan kerap menolak pendekatan kuantitatif.
50
Mulyana, Op.Cit. Hal. 150 Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Cetakan Kedua, (PTRemaja Rosdakarya ; Bandung, 2004) Hal. 148 51
47
Semiotik juga menekankan pada signifikasi yang muncul dari ”pertemuan” antara pembaca (reader) dengan tanda-tanda (signs) di dalam teks.52 Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari 3 (tiga) struktur, yaitu:53 1. Struktur Makro, merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks, bersifat tematik (tema/topik yang dikedepankan dalam suatu teks) dan sintaksis (bagaimana kalimat atau bentuk, susunan yang dipilih). 2. Superstruktur,
merupakan
kerangka
suatu
teks,
seperti
bagian
pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik (bagaimana bagian dan urutan teks dikemaskan dalam suatu teks secara utuh), dan stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks). 3. Struktur Mikro, merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan). Adapun analisis penelitian ini akan difokuskan pada struktur makro, yaitu tema beberapa kalimat, kata, atau gambar, yang mengarah kepada tema umum dari berita tersebut. Berita memiliki sejumlah makna pesan yang disampaikan melalui sejumlah tanda dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, bagaimana data diinterpretasi dan bagaimana pesan dalam sebuah berita dalam media cetak dikupas sangat bergantung pada landasan teori yang dipergunakan dalam suatu penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, berita yang terpilih 52
. Ibid. Hal. 145-146. Eriyanto, Op.Cit. Hal. 225-229
53
48
sebagai objek penelitian dalam penelitian ini akan dianalisis melalui analisis wacana semiotika. Melalui analisis wacana semiotika, kita tidak saja hanya mengetahui bagaimana isi pesan yang hendak disampaikan melainkan juga bagaimana pesan dibuat, simbol-simbol apa yang digunakan untuk mewakili pesan-pesan melalui media cetak yang disusun pada saat disampaikan kepada khalayak. Tanda yang digunakan dalam teks berita kemudian akan diinterptretsikan sesuai dengan konteks yang ada sehingga makna beriata yang disajikan tersebut akan dapat dipahami baik pada tataran pertama (denotatif) maupun pada tataran kedua (konotatif). Namun hasil yang akan diperoleh akan bersifat relatif dan tidak digeneralisasikan. B. Jenis dan Sumber Data Dalam usaha untuk mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian kali ini. Peneliti memperolehnya melalui dua cara, yaitu
1. Observasi Dalam Penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan secara detail dan mendalam terhadap obyek kajian yang diteliti, yaitu pesan dakwah dalam rubric humaniora dalm Koran kompas. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah merupakan sebuah teknik untuk mencari dan mendapatkan data mengenai hal-hal yang tertulis 54.
54
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 149.
49
Peneliti juga berusaha mendokumentasikan segala hal yang di perlukan dalam proses penelitian. mulai dari mencari melihat langsung ataupun menulis dalam bentuk data. Selain itu, peneliti juga mencari informasi yang terkait dengan masalah-masalah penelitian kali ini, baik dari, buku dan internet sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Dan untuk memudahkan penganalisaan, pada langkah berikutnya peneliti mentransfer data yang masih berupa koran kedalam bentuk file atau kedalam bentuk sebuah teks tertulis Berdasarkan sumbernya, data di bedakan atas dua data primer dan data sekunder. a. Data perimer Data primer adalah data yang di peroleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini berupa dokumentasi yang berasal dari harian kompas. Dalam analisis semiotic sumber datanya berupa dokumentasi, seperti berita tentang pondok pesantren dalam rubric humniora dalam Koran kompas. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini juga dapat di peroleh dari penelitian terdahulu, seperti buku-buku refensi, dan internet, ataupun situs-situs lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.
50
C. Tahapan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melewati beberapa tahapan yang meliputi : a. Mencari topik yang menarik; dimana dalam periode ini peneliti mengamati dan membaca Koran kompas serta melakukan berbagai analisa awal tentang pesan-pesan yang terkandung dalam berita tersebut. b. Membuat beberapa pertanyaan terkait dengan topik dan persoalanpersoalan yang telah di analisa dari isi berita tersebut. Seperti (mengapa, bagaimana dan apa). c. Menentukan alasan dari penelitian ini sekaligus membuat rumusan penelitian dengan mempertimbangankan topik dan tujuan penelitian. d. Menentukan Metode Pengolahan data; dalam periode ini peneliti menentukan metode pengolahan data dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotic Charles Sanders. Peirce. e. Klasifikasi Data; pada tahap ini, peneliti sudah melakukan identitas teks berita dan gambar Kemudian memberikan alasan kenapa hal tersebut diklasifikasikan. f. Analisis data; pada tahapan ini dilakukan dengan memeriksa data baik kelangkapaan, pesan yang terkandung, simbol yang dipakai serta interpretasi yang ada serta relevansinya dengan tema persoalan. Kemudian diproses berdasarkan prosedur-prosedur analisis data yang pada akhirnya menghasilkan
temuan-temuan.
Dan
dari
temuan
inilah
mengkonfirmasikannya dengan beberapa teori yang relevan.
peneliti
51
g. Kesimpulan; tahapan ini adalah merupakan tahapan terakhir dari komplitnya penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti dengan sendirinya menyimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. D. Unit Analisis Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian.55 Unit analisis ini memudahkan peneliti untuk lebih fokus dalam penelitian karena teks berita telah dikelompokkan dengan kategori tertentu. Penelitian ini unit analisisnya yakni berupa ”berita tentang pondok pesantren yang di kemas dalam rubrik humaniora di harian kompas pada bulan November tanggal 07 tahun 2008”. Sedangkan obyek yang akan di analisa adalah berupa teks yang ada dalam rubrik humaniora pada koran kompas, yang berhasil di dokumentasikan, dukumentasinya berupa kelepengan koran, sehingga nantinya peneliti dapat menganalisis makna dari teks yang terkandung dalam rubrik humaniora sebagai pesan dakwah yang berdasarkan pengamatan peneliti dengan mengunakan model analisis semiotiknya Charles Sanders Peirce. E. Tehnik Pengumpulan Data Dari sedemikian tahapan-tahapan penelitian untuk memperoleh data, peneliti selanjutnya mengumpulkan data, tidak semua bentuk dapat menggunakan seluruh tehnik yang ada, semua harus di sesuaikan dengan situasi yang menjadi objek penelitian. 55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian su&u Pendekatan Praklek (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal. 121
52
Pengumpulan data merupakan langkah dalam suatu aktivitas, sebab kegiatan ini sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian. Karena kevaliditas nilai sebuah penelitian sangat di tentukan akan adanya data. apabila data yang di peroleh itu benar, maka akan sangat berarti sekali bagi penelitian. Namun jika sebaliknya, apabila data tersebut tidak benar maka akan melahirkan suatu laporan yang berujung kepada kesalahan. Karena itu untuk memperoleh sebuah laporan data yang tepat, maka perlu adanya suatu tehnik yang tepat pula. Pengumpulan data di lakukan dengan metode dokumentasi. Pengumpulan data dengan dokumentasi ini lantas di interpretsikan dengan menentukan data yang akan dianalisis berupa teks suatu berita. Lalu diinterpretasikan dengan mengunakan semiotic sebagai pisau analisis. Pengumpulan data di lakukan dengan tahap mendokumentasikan data dari hasil kelepengan sebuah Koran kompas yang berupa tulisan berita yang dikemas dalam rubrik humaniora yang sekiranya patut dan memadai untuk diteliti. Dan selanjutnya peneliti akan menggali lebih dalam makna yang ada, baik makna dengan mengunakan penanda dan petanda baik konotatif maupun denotative. F. Tehnik Analisis Data. Seperti halnya dengan tehnik pengumpulan data, analisis data juga merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian. Karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
53
Tujuan analisis dalam penelitian kali ini adalah untuk menyempitkan dan membatasi temuan-temuan hingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti.56 Dalam analisis data ini, peneliti merujuk pada metode analisis yang intergaratif dan lebih secara konseptual untuk menemukan, mengedentifikasi, mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami makna, signifikansi dan relevansinya. Karena dalam penelitian kali ini yang menjadikan fokus utamanya adalah media massa khususnya media cetak yang merupakan hasil konstruksi dari wartawan yang di ungkapkan lewata bahasa tulisan. Dari setiap rangkaian teks hasil tulisan wartawan tersebut selalu mempunyai arti dan mau diarahkan kemana teks tersebut, maka untuk menganalisis makna dari yang di tampilkan wartawan di media cetak maka penulis menggunakan desen oprasional analisis semiotic dengan mengunakan model analisisnya Charles Sanders Peirce. Model analisis semiotika yang peneliti pakai adalah modelnya Charles Sanders Peirce. Dimana, menurut Charles Semiotika berangkat dari tiga elemen utama yang disebutnya sebagai teori segitiga makna atau triagle meaning Yaitu meliputi: 57 a. Tanda; adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca
idera
manusia
dan
merupakan
sesuatu
yang
merujuk
(merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek.
56
Mazuki, Metodelogi Rizet, (Yogyakarta: PT Prasetya Widya Pratama), hal 64 57 Aplikasi Riset Komunikasi : Media
54
b. Acuan Tanda (Objek); adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. c. Pengguna Tanda (Interpretan); konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya kesuatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Yang dikupas teori segitiga, makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan pada waktu berkomunikasi. Hubungan antara tanda, objek dan interpretan digambarkan oleh Charles seperti : Sign
Interpretan
Objek
Maka, berdasarkan semiotikanya Charles Sanders Peirce dia membagi tanda-tanda ke dalam sepuluh jenis yang akan menjadi perangkat analisis dalam penelitian ini. Yaitu :58 1. Qualisign, Yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan orang yang marah atau ada sesuatu yang diinginkan. 2. Iconic Sinsifn, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan, contoh foto, diagram peta dll
58
45-47
Mansur Petada, Semantik Leksikal, edisi kedua (Rineka Cipta : Jakarta, 2001) hal
55
3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung menarik perhatian karena kehadirannya langsung, yang secara langsung menarik perhatian orang karena kehadirannya disebabkan sesuatu. 4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. 5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Seperti rambu lalu lintas. 6. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu pada objek tertentu. Misalnya kata ganti penunjuk. 7. Dicent Indexical Lagisign, Yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Seperti Lampu merah dimobil ambulanc. 8. Rhematic Simbol atau Simbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. 9. Dicent Simbol atau Proposition (proposisi) adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. 10. Argument, Yakni Tanda yang merupakan iferens seseorang terhadp sesuatu berdasarkan alasan tertentu.59
59
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006, h. 42-43