BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur
di
Bursa
Efek
Jakarta.
Metode
pengambilan
sampel
menggunakan cara purposive sampling. Periode penelitian mulai tahun 2003 hingga 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Financial Leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap Rentabilitas (Earning Per Share). Pancawati, dkk melakukan penelitian dengan judul ” Analisis variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta” ( Perbandingan sebelum dan sesudah krisis) selama periode 1997-2000. Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan adalah Net Sales, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Book Value Growth. Hasil uji serempak (Uji F) menunjukkan bahwa semua variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap EPS sebelum krisis moneter dan pada masa krisis moneter. Sedangkan uji secara parsial (uji-t) menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan pada masa krisis moneter adalah Debt to Equtiy Ratio, Net Profit Margin, dan Book Value Growth; variabel yang berpengaruh signifikan sebelum krisis moneter adalah Net Sales, Current Ratio, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, Net Profit Margin, dan Book Value Growth terhadap EPS. Selanjutnya berdasarkan uji perbedaan nilai EPS dan variabel yang mempengaruhinya secara
Universitas Sumatera Utara
simultan pada dua periode yang berbeda, menunjukkan tidak terdapat perbedaaan pengaruh yang signifikan.
B. Analisis Rasio Keuangan Analisis keuangan yang dilakukan terhadap
kesehatan keuangan
perusahaan bertujuan untuk mengetahui kondisis keuangan dan kinerja perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan laopran keuangan adalah rasio keuangan, yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya (Van Horne & Wachowicz, 2005 : 133). Syahyunan (2004: 81), analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular unutk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan diperlukan angka- angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya.
C. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keunggulan dan keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2007:298299), adalah analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. 1. Keunggulan analisis rasio,yaitu a. Rasio merupakan angka- angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
Universitas Sumatera Utara
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model- model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score) e. Menstandarisir size perusahaan f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series , lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. 2. Keterbatasan Analisis Rasio Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang sapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. a. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan, yang menjadi keterbatasan teknik ini seperti: 1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran atau judgement yang dapat dinilai bias/ subjektif. 2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. 3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. 4) Metode penelitian yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
b. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. c. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron d. Teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama jika dua perusahaan dibandingkan. Oleh karenanya, jika dilakukan perbandingan bias menimbulkan kesalahan.
D. Jenis – Jenis Rasio Keuangan Menurut Syahyunan (2004: 83), rasio keuangan dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu: 1) Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Acid Ratio, dan Net Working Capital. 2) Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini terbagi menjadi Inventory Turnover, Average Collection Period, , Total Assets Turnover, dan Fixed Asset Turnover. 3) Rasio leverage , menunjukkan kapasitas perusahaan unutk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini terbagi menjadi Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long-term Debt to Capitalization Ratio, Times Interst Earned, Cash Flow Interest Coverage dan Cash Return on Sales. 4) Rasio profitabilitas, rasio ini digunakan untuk megetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, dan Operating Ratio. 5) Rasio Saham biasa, rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan, yaitu Earning per Share, Dividend Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price to Book Value. . E. Rasio Leverage Keuangan 1. Pengertian Leverage Menurut Weston dan Brimingham (2000: 154), leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Warsono (2003 : 240 ), leverage adalah setiap penggunaan asset atau dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap. Tujuan perusahaan menggunakan leverage adalah untuk meningkatkan hasil pengembalian (return) bagi para pemegang saham biasa. 2. Bentuk leverage perusahaan ada 3, yaitu: a. Operating Leverage yaitu merujuk pada kepekaan earning before interest tax (EBIT) terhadap penjualan. b. Financial Leverage yaitu merujuk pada cara perusahaan dalam mendanai kegiatan operasionalnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Total Leverage, yaitu merujuk pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana dengan biaya tetap, biaya tetap operasi maupun biaya keuntungan. 3. Rasio Leverage Syamsuddin (2007:54-58) menjelaskan bahwa rasio leverage keuangan menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio leverage keuangan yang perlu diperhitungkan oleh investor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan adalah 1) Debt to Total Asset Ratio (DTA) adalah rasio yang mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang mengandung risiko maka semakin besar persentasinya, makin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan. Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor dan kreditor. Sebuah perusahaan harus membuat para investor senang dengan menghasilkan laba yang tinggi sehingga EPS meningkat. 2) Longterm Debt to Equity Ratio, menggambarkan perbandingan hutang jangka panjang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan ( pemegang saham) untuk memenuhi kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang didapat. Hutang membawa risiko, karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban tambahan dana membayar bunga beserta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.
Universitas Sumatera Utara
3)Times Interest Earned Ratio (TIER) Rasio ini disebut juga rasio penutupan, mengukur kemampuan pemenuhan kewajiaban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban bunga pinjaman. 4)Fixed Charge Coverage Rasio ini mirip dengan rasio TIER, namun rasio ini lebih lengkap karena dalam rasio ini diperhitungkan kewajiban perusahaan melakukan leasing aktiva dan memperoleh utang jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli. 5)Debt Service Coverage Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman.
F. Rasio Likuiditas Syamsuddin (2007:41) menjelaskan bahwa likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Menurut Syamsuddin (2007: 42-47 ), rasio likuiditas terdiri dari 1. Net Working Capital Net Working Capital merupakan selisih antara current asset (aktiva lancar) dengan current liabilities (kewajiban lancar).
Universitas Sumatera Utara
2. Current Ratio Rasio yang menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. 3. Acid Test Ratio (Quick Ratio) Rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibankewajiban atau hutang lancar dengan aktiva lancar yang likuid.
G. Earning Per Share 1.Pengertian Earning Per Share Perubahan modal pinjaman akan menyebabkan perubahan pada Earning Per Share perusahaan. Pengertian EPS adalah suatu ukuran untuk melihat tingkat kesejahteraan para pemegang saham atau menggambarkan tingkat balas jasa bagi pemegang saham. Menurut Brealy dan Myres ( 2000: 77), yang dimaksud dengan EPS adalah “ All the earnings are paid out as dividend, the expectd return is also equal to the Earning Per Share dividend by the share price. Sedangkan arti EPS menurut Van Horne dan Wachowicz (1998 :3) adalah: “Earning after Tax (EAT)divided by the number Aof common shares outstanding. EPS means different things for different firm’s they mean more than for others.” Brigham et.al (1999 : 836) menyatakan bahwa EPS adalah : “ Where earning available to common stockholders are divided by the average nmber of shares actually outstanding during the period.” Berdasarkan definisi di EPS atas, maka dapat disimpulkan bahwa EPS menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatannya
Universitas Sumatera Utara
kepada pemegang saham biasa. Para investor atau para pemegang saham menyukai perusahaan yang memiliki EPS yang tinggi untuk menanamkan modalnya, karena aakan berpengaruh pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham, berarti semakin besar keberhaasilan perusahaan tersebut. Naik atau turunnya harga saham suatu perusahaan di Bursa Efek menunjukkan naik turunnya nilai perusahaan tersebut di mata investor.
H. Hubungan Rasio Leverage dan Rasio Likuiditas dengan EPS Keputusan perusahaan tentang pendanaan akan mempengaruhi leverage dan likuiditas perusahaan. Rasio leverage keuangan menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi. Rasio leverage keuangan juga menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiiban baik jangka pendek maupun jangka panjang (Harahap,2007:303; Sartono,2001:114,121; Brigham & Weston,2001:613). Perusahaan yang memiliki Debt to Total Asset Ratio dan Longterm Debt to Equity Ratio yang tinggi berarti perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi dengan beban tetap yang tinggi, sehingga akan mengurangi beban pajak dan menyebabkan keuntungan bagi perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi laba bersih pemegang saham biasa termasuk dividen, dilain pihak menningkatkan risiko karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan.(Harahap, 2007: 303). Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia Dengan demikian semakin tinggi current ratio akan dapat menurunkan EPS perusahaan (Djarwanto, 2001: 130). Perusahaan
yang
mengunakan
leverage
mengharapkan
dapat
meningkatkan EPS, karena semakin tinggi atau rendah leverage dan likuiditas perusahaan akan mempengaruhi naik turunnya EPS yang akan diterima oleh pemegang saham biasa sehingga tujuan akhir perusahaan yaitu meningkatkan kesejahteraan/ kemakmuran para pemegang saham dapat tercapai (Brigham & Weston, 2001:613).
Universitas Sumatera Utara