BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Rumus Perhitungan Selisih
Pengertian selisih terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di
sana selisih sebagai kata benda didefinisikan sebagai beda, kelainan, terpaut.
Selisih dapat dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Blessme (2007) dalam sebuah artikel online yang berjudul Penentuan Biaya Standar. Rumus tersebut adalah: Selisih Anggaran = Anggaran – Realisasi 2.2
Efektivitas Menurut Syahrul dan Muhammad Afdinizar (2003;326) pengertian
efektivitas adalah “tingkat dimana kinerja sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan.” Sedangkan Musa Abdul Jabbar (2012) mengemukakan bahwa efektivitas selalu dihubungkan dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan, jadi suatu perusahaan dapat dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. (Mardiasmo:2009) Sementara Danfar (2009) dalam salah satu artikelnya yang berjudul Definisi/Pengertian Efektivitas mendefinisikan efektifitas sebagai suatu ukuran
18
19
yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih
dahulu.
Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian tersebut efektivitas adalah
suatu ukuran pencapaian seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang dicapai oleh manajemen. Di mana target sudah ditetapkan terlebih dahulu. telah
Untuk mencari tingkat efektivitas dapat dilakukan dengan rumus di bawah
ini: Eektivitas =
X 100%
Dengan ketentuan: 1. Tidak efektif jika hasil perhitungan efektivitasnya <95% atau >100% 2. Efektif jika hasil perhitungan efektivitasnya ≥95% atau ≤100% (Mardiasmo, 2009:134) 2.3
Gambaran Umum Anggaran Pada sub-bab ini dibahas mengenai pengertian, unsur, tujuan dan manfaat,
fungsi dan jenis anggaran. 2.3.1
Pengertian Anggaran Pengertian anggaran telah dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya
adalah
M.
Munandar
dalam
bukunya
Budgeting,
Perencanaan
Kerja,
Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja mengungkapkan bahwa yang dimaksudkan dengan Business Budget atau Budget (Anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
20
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. (2001:3)
M. Nafarin (2008:11) mengemukakan bahwa anggaran adalah suatu
rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program
yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga
dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. (Rudianto, 2009:3) Sementara William K. Carter (2009:13) mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan yang terkuiantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Dari pengertian-pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam suatu satuan moneter yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis yang berlaku untuk jangka waktu satu periode di masa yang akan datang.
21
2.3.2
Unsur-unsur Anggaran Menurut M. Munandar (2001:3), suatu anggaran mempunyai empat unsur,
yaitu:
1. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Budget juga
merupakan suatu rencana, karena budget merupakan penentuan
terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. Hanya saja budget merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter. Dengan demikian jelas bahwa budget hanyalah merupakan salah satu saja bagian dari rencana-rencana perusahaan, sebab masih ada rencana perusahaan yang tidak termasuk dalam budget, karena tidak mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus seperti budget. Rencana-rencana semacam itu misalnya rencana tentang penggunaan lembaga-lembaga saluran distribusi yang akan datang, rencana tentang model, dan sebagainya. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana untuk menghadapi waktu yang akan datang antara lain ialah: a. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal tentang apa yang akan dilakukannya nanti.
22
b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan,
alternatif manakah yang akan dipilihnya nanti. c. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai pedoman kerja di
waktu yang akan datang.
sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal,
d. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian
kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. e. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan (realisasi) dari rencana tersebut di waktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan
yang
berhubungan
dengan
masalah-masalah
personalia (personnel). 3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah unit “Rupiah”.
23
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa
budget berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam budget adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang
apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang
akan datang. 2.3.3
Tujuan dan Manfaat Anggaran Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan manfaatnya. Tujuan dan
manfaat anggaran yang dikemukakan oleh M. Nafarin (2008:19) dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usaulan yang berkaitan dengan keuangan. Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain: a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
24
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
karyawan. c. Dapat memotivasi karyawan.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi para manajer. Anggaran
disamping
mempunyai
banyak
manfaat,
namun
juga
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggaran mengandung unsur ketidakpastian. b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensi) dan akurat. c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan
mereka
menggerutu
dan
menentang,
sehingga
anggaran tidak akan efektif. 2.3.4
Fungsi Anggaran M. Nafarin (2008:28), dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan
menyebutkan bahwa ada tiga fungsi anggaran, yaitu:
25
1. Fungsi Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memerhatikan kaitan anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Contoh: antara
anggaran beban barang yang dijual dengan anggaran barang yang
dijual, apakah peningkatan anggaran beban distribusi diikuti dengan
peningkatan anggaran beban yang dijual (anggaran penjualan). Aspek
lain
yang
penting
dari
perencanaan
dengan
menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. Semua belanja membutuhkan dana (uang) dan dana adalah sumber daya yang langka. Sudah menjadi kebiasaan bahwa sering kali kebutuhan dana melebihi dana yang tersedia. Oleh karena itu, para penyusun anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan belanja dana yang ada dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada seefisien mungkin. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau tidak menyimpang dari anggaran. Membeli kendaraan tidak akan disetujui bila tidak ada anggarannya atau membeli bahan lebih mahal dari anggaran juga tidak
26
akan disetujui sebab semua itu akan mengganggu keuangan
perusahaan bila disetujui. Anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara
selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi, anggaran penting untuk
menyelaraskan setiap kegiatan divisi.
3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan).
2.3.5
Jenis Anggaran Dalam bukunya, M. Nafarin (2008:31) mengelompokkan anggaran
menjadi beberapa segi, yaitu: 1. Segi Dasar Penyusunan a. Anggaran Variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran Tetap (fixed cost) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
27
2. Segi Cara Penyusunan
disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang
a. Anggaran Periodik (periodic budget) adalah anggaran yang
dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah
dibuat. 3. Segi Jangka Waktu a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis. b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga anggaran strategis. 4. Segi Bidang a. Anggaran Operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Kedua anggaran ini bila dipadukan akan menjadi anggaran induk (master budget).
28
5. Kemampuan Menyusun
a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.
Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran
operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun
secara lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Segi Fungsi a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
2.4
Biaya Perjalanan Dinas Pada sub-bab ini akan dibahas pengertian biaya dan pengertian biaya
perjalanan dinas.
29
2.4.1
Pengertian Biaya “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.” (Mulyadi, 2009:8) Sedangkan William K. Carter (2009:30) dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Biaya mengemukakan bahwa akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk
menjamin perolehan manfaat. Armanto Witjaksono (2006:6) menyatakan bahwa: 1) Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2) Sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai suatu moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini atau masa yang akan datang. Dari pengertian-pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan berupa sumber daya yang harus dikeluarkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik yang dapat dibebankan pada saat ini atau pun saat yang akan datang. 2.4.2
Pengertian Biaya Perjalanan Dinas Menurut Dr. Ignatius Wursanto dalam bukunya yang berjudul Kompetensi
Sekretaris Profesional (2006:209), perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh seorang karyawan atau pegawai suatu lembaga atau perusahaan yang berkaitan dengan tugas pekerjaan kedinasan. Sementara menurut definisi yang dikemukakan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy pada Tata Kerja Organisasi Perjalanan Dinas Nomor B-
30
423/I20100/2008-S8, perjalanan dinas adalah suatu kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas Perusahaan di luar tempat kedudukan pekerja, untuk
keperluan:
a. Mengikuti pelatihan.
b. Datasering. c. Kunjungan dinas. d. Tugas-tugas lain.
Biaya perjalanan dinas dalam TKO tersebut didefinisikan sebagai seluruh biaya atau pengeluaran yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan dinas tersebut. 2.5
Metode Peramalan “Ramalan (Forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu
kejadian yang mungkin terjadi di masa mendatang dengan cara mengkaji data yang ada.” (M. Nafarin,2008:96) Selanjutnya, M. Munandar (2001:54) mengemukakan, menurut sifatnya, metode untuk melakukan penaksiran (peramalan) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Metode Kualitatif (non-statistical method atau opinion method), ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang. Cara penafsiran semacam ini memiliki kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang sering kali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat subjektif, daripada yang bersifat objektif. Dengan demikian ketepatan (akurasi) hasil taksirannya dapat diragukan.
31
Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif,
antara lain: a. Pendapat pimpinan Bagian Keuangan.
b. Pendapat para pekerja Bagian Keuangan.
c. Pendapat para pekarya Bagian Keuangan
d. Pendapat ahli yang memahami (konsultan) 2. Metode Kuantitatif (statistical method), ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan dengan menggunakan berbagai model statistika. Dengan menggunakan cara penaksiran kuantitatif
semacam
ini
diharapkan
dapat
sejauh
mungkin
menghilangkan unsur-unsur subjektif seseorang, sehingga hasil taksirannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Menurut M. Nafarin (2008:98), ramalan yang dibuat secara kuantitatif dapat menggunakan analisis lini produk, metode distribusi probabilitas, analisis tren, dan analisis regresi. Yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah analisis tren. Masih menurut M. Nafarin (2008:100), dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan, Tren merupakan gerakan lamban berjangka panjang yang cenderung menuju ke satu arah (menaik atau menurun) dalam suatu data runtut waktu. Analisis tren merupakan salah satu metode statistik yang mudah digunakan dalam meramalkan penjualan. Analisis tren terdiri atas tren garis lurus atau linear (yang terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen) dan tren bukan garis lurus (tren parabola kuadrat dan tren eksponensial (logaritma)).
32
Analisis tren merupakan analisis runtut waktu atau data berkala sebagai variabel bebas (X).
1. Analisis Tren Garis Lurus
“Tren garis lurus (linear) adalah suatu tren yang diramalkan naik atau turun secara garis lurus. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan. Analisis tren garis lurus terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen.” (M. Nafarin, 2008:100)
a. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square) Ramalan jualan menggunakan metode kuadrat terkecil dapat dihitung dengan rumus: Y=a+bX
a=
∑Y n
b=
∑X Y ∑X²
Dengan syarat ∑X=0 Keterangan: Y
= variabel terikat
X
= variabel bebas
a
= nilai konstan
b
= koefisien arah regresi
n
= banyaknya data
(M. Nafarin, 2008:101)
33
Ellen C, M. Faud, Sugiarto dan Edy Sukarno (2001:30)
mengungkapkan bahwa metode least square dibagi menjadi dua untuk aturan pembagian nilai skor, yaitu: 1. Untuk data yang berjumlah genap, maka pemberian skor pada
X-nya adalah ….,-5,-3,-1,1,3,5,…..
2. Untuk data yang berjumlah ganjil, maka pemberian skor X-nya
adalah ……,-2,-1,0,1,2,…… b. Metode Momen Ramalan jualan metode momen dapat dihitung dengan rumus: Y
= a + bX
∑Y
= n a + b ∑X
∑XY = a ∑X + b ∑X² Keterangan: Y
= variabel terikat
X
= variabel bebas
a
= nilai konstan
b
= koefisien arah regresi
n
= banyaknya data
(M. Nafarin, 2008: 102)
34
2. Analisis Tren Bukan Garis Lurus
a. Tren Parabola Kuadrat Tren garis lengkung disebut juga dengan tren parabola.
Tren parabola terdiri atas tren parabola kuadrat dan tren parabola
kubik. Tren parabola adalah nilai variabel terikat naik atau turun
bukan garis lurus (tidak linear) atau terjadi parabola (melengkung).
Persamaan tren parabola adalah:
Y = a + bx + c(X)² Dimana: ∑Y
= n a + c ∑X²
∑X²Y = a ∑ X² + c ∑ Dengan syarat, ∑X=0 (M. Nafarin, 2008:104) b. Tren Eksponensial M. Nafarin (2008:105) mendefinisikan tren eksponensial atau tren logaritma atau tren pertumbuhan sebagai tren yang nilai variabel bebasnya naik secara berlipat ganda (bukan garis lurus). 2.6
Standar Kesalahan Peramalan Dalam analisis tren ada dua metode yang dapat digunakan untuk
peramalan, yaitu metode tren garis l urus dan metode bukan tren garis lurus. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan Standar Kesalahan Peramalan (SKP). Nilai SKP yang terkecil
35
menunjukkan bahwa ramalan yang disusun tersebut mendekati kesesuaian. Adapun rumus SKP adalah sebagai berikut.
SKP =
Keterangan:
X Y n
= realisasi
= peramalan = jumlah data yang dianalisis
-2
= 2
derajat kebebasan hilang karena dua parameter populasi sedang
diramalkan dengan nilai sampel data (a dan b) (M. Nafarin, 2008:109) Perhitungan nilai SKP ini diperlukan karena meskipun metode kuantitatif menggunakan perhitungan untuk melakukan peramalan, tetapi metode kuantitatif juga masih mengandung ketidakpastian. Jadi SKP diperlukan untuk menghitung seberapa besar penyimpangan yang dihasilkan oleh suatu metode kuantitatif.