BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Salah satu definisi awal komunikasi oleh Janowitz (1960) menyatakan bahwa komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dimana kelompokkelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbol kepada audience yang tersebar luas dan bersifat heterogen. Definisi oleh Janowitz ini berupaya untuk menyamakan kata “Komunikasi Massa” dengan pengiriman pesan yang hanya menekankan pada aspek pengiriman saja, definisi ini tidak memasukan aspek respons dan interaksi.10 Definisi sederhana mengenai komunikasi massa seringkali mengikuti pengamatan Laswell (1948), bahwa studi komunikasi massa adalah suatu upaya untuk menjawab pertanyaan : who say what, to whom, through what channel, and with what effect ?11 Yang menjadi penghubung antara komunikator dan komunikan dari penjabaran soal komunikasi massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau pernyataan yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, heterogen, anonim, tidak berbaur, perhatiannya terpusat pada isi pesan
10 11
Morissan. Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Ghalia Indonesia. 2005 Hal 10 Ibid. Hal 10
10
11
yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.12
2.1.2. Proses dan Karakteristik Komunikasi Massa Proses komunikasi adalah pengoperan dan penerimaan dari lambanglambang yang mengandung arti, proses komunikasi melalui media ini dioperasikan melalui saluran-saluran yang dikenal sebagai pers, radio, televisi, telepon dan lain-lain.13 Denis MCQuail menjelaskan proses komunikasi massa yang sekaligus menjelaskan ciri atau karakteristik komunikasi massa sebagai berikut.14
Ciri utama yang paling jelas dimiliki media massa adalah institusi dirancang untuk dapat menjangkau masyarakat luas. Potensial audien dipandang sebagai kumpulan orang dalam jumlah besar yang dimiliki sifat tidak saling mengenal satu sama lain. Begitu pula hubungan antara pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) adalah tidak saling mengenal.
Pengirim, dalam hal ini adalah organisasi media massa atau komunikator profesional, seperti wartawan, penyiar, produser, artis dan sebagainya yang bekerja untuk organisasi media massa yang bersangkutan. Pengirim dapat pula terdiri atas suara-suara di masyarakat yang diberikan kesempatan untuk
12
JB Wahyudi. Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan Surat Kabar, Majalah, Radio Dan Televisi. Alumni. Bandung. 1991. Hal 90 13 Phil Astrid Susanto. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. 1990. Hal12 14 Morissan, M.A, dkk. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2010 Hal 9
12
menggunakan saluran media massa, baik dengan cara membayar ataupun gratis, seperti pemasang iklan, politisi, pendakwah, pejabat dan sebagainya.
Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu pihak dan tidak ditujukan kepada orang-orang tertentu saja dan terdapat jarak sosial dan jarak fisik yang memisahkan kedudukan pengirim dan penerima pesan.
Pengirim pesan biasanya memiliki lebih banyak otoritas, keahlian dan juga gengsi dibandingkan penerima pesan.
Hubungan antara pengirim dan penerima pesan tidak saja bersifat asimetris, namun juga kalkulatif dan manipulatif. Pada dasarnya, hubungan antara pengirim dan penerima pesan adalah bersifat non–moral, yang didasarkan atas jasa yang dijanjikan atau diminta melalui kontrak tidak tertulis, namun tidak ada keharusan untuk memenuhinya.
Pesan komunikasi massa memiliki ciri dirancang dengan cara yang sudah distandarkan (produksi massa) dan kemudian diproduksi dalam jumlah banyak.
Audience media massa terdiri atas kumpulan besar orang yang terletak tersebar dan bersifat pasif karena tidak memiliki kesempatan untuk memberikan respon atau berpartisipasi dalam proses komunikasi dengan cara yang alami.
Audience media massa pada umumnya menyadari bahwa mereka memiliki hubungan atau pengetahuan yang terbatas dengan audien lainnya.
Audience yang bersifat massa itu terbentuk untuk sementara waktu karena adanya hubun gan yang bersifat serentak dengan pengirim (sumber)
13
sedangkan eksistensi audien itu sendiri tidak pernah ada kecuali dalam catatan industri media.
2.2. Televisi Sebagai Komunikasi Massa Istilah televisi terdiri dari kata ‘tele’ yang berarti jauh dan ‘visi’ yang berarti penglihatan.
Televisi merupakan media audio visual karena informasi
yang diberikan dapat dipandnag dengan mata dan dapat didengar oleh telinga. Media audio visual selain dapat memberikan informasi, media ini juga dapat menggantikan berbagai informasi yang belum jelas dan bisa mendetail, karena ada suara dan gambar. Jika dibandingkan dengan media lainnya, televisi tampak memiliki sifat istimewa karena selain menggunakan gabungan dari media dengar dan gambar, televisi juga menciptakan suasana tertentu pada pemirsanya.15 Televisi secara harafiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini berarti meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat
15
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 1984. Hal 22
14
dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. 16 Menurut Skornis dalam bukunya ”Television and Society: An Incuest and Agenda” (1965), dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis, bisa informatif, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Selanjutnya disebutkan pula bahwa definisi televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio visual (gambar dan suara) gerak.17
2.3. Strategi Kreatif Program Televisi Strategi program televisi diperlukan agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang optimal. Program siaran televisi juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku, dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audience di rumah atau dimana saja. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audience dapat terusmenerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran, maka dari itu sebuah media penyiaran harus mempunyai strategi khusus agar dapat menarik audience. salah satu strategi agar audience tidak pindah saluran adalah dengan
16
Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2005, hal. 2 17 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal. 8
15
menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab jika mengikuti saluran itu. Menurut Head-Sterling (1982), stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audience masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audience yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audience keluar (outflow), diantaranya:18 1.
Head to Head Stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan yang programnya sama dan sejenis untuk pindah ke stasiun televisi sendiri yang disiarkan berbarengan. Jika program itu tidak cukup kuat bersaing, maka sebaiknya dicarikan jam tayang yang lain. Jenis program yang sering bersaing secara head to head ini biasanya adalah program berita.
2.
Program Tandingan Strategi penayangan program tandingan (counterprogramming) adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
18
Morrisan. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana. 2008. Hal 307
16
3.
Blocking Program Strategi ini dilakukan, dengan mempertahankan audien agar tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu.
4.
Pendahuluan Kuat Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siara.
5.
Strategi buaian Strategi untuk membangun audien pada acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan ditengah-tengah di antara dua program unggulan.
6.
Penghalang (Stunting) Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara tepat.
7.
Strategi lainnya Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan programprogram yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Strategi adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan,
akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 19
19
Onong Effendy. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit alumni. 1981 hal 84
17
Kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. 20 Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi bentuk pada suatu maksud, niat ide sedemikian rupa dengan cara dan alat (sedemikian rupa) sehingga bentuk tersebut tidak kekurangan atau kelebihan dan bisa berbicara sendiri. Bentuk ide atau kreativitas harus jelas, hal ini berarti bahwa kreativitas berhubungan dengan suatu yang dijadikan faktor kenyataan dan menjadi kemungkinan yang bermakna. Kreativitas memiliki beberapa pengertian berbeda, dan secara sederhana pemirsa mendefinisikan kreativitas sebagai sesuatu yang berbeda, unuk lain dari pada yang lain atau sesuatu yang belum pernah ada. Kreativitas juga dapat didefinisikan sebagai cara menghubungkan beberapa elemen menjadi sesuatu yang menarik perhatian.21 Strategi kreatif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu program acara televisi. Strategi kreatif bagi orang-orang kreatif sering dianggap hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk pasar dan khalayak sasaran kedalam suatu posisi tertentu di dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk
20
Agus S. Madjadikara. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan: Bimbingan Praktis Penulisan Naskah Iklan (Copywritung). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2004 hal 55 21 Ibid hal 80
18
merumuskan tujuan iklan (dalam hal ini; tujuan program acara)22 pengerjaan strategi kreatif mencakup pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide yang dapat mengemukakan strategi dasar dalam membentuk komunikasi yang efektif. Proses dan teknis pembuatan suatu program acara dikenal dengan istilah strategi kreatif. Proses kreatif penciptaan program siaran televisi dengan mengeksploitasi kecanggihan
teknologi
media
komunikasi
secara
proporsional,
akan
memungkinkan lahirnya karya-karya kreatif dan inovatif, yang dengan sendirinya mendorong potensi profesionalitas dan kreativitas. Suatu program siaran televisi yang kreatif harus menghasilkan dampak abadi secara relatif terhadap pemirsa. Hal ini, berarti meninggalkan di belakang kerumunan program siaran televisi sejenis lainnya, mengaktifkan perhatian serta memberi sesuatu kepada pemirsa agar mengingat tentang isian program siaran televisi tersebut. Dengan kata lain, program siaran televisi harus membuat suatu kesan. Berdasarkan pada perspektif tersebut tentang kreativitas, ini berarti mengembangkan program siaran televisi yang empatis, yakni yang melibatkan diri dan mudah diingat, serta yang mengesankan simple.23 Dalam pengerjaan strategi kreatif ini dilksanakan oleh orang-orang kreatif. Di dalam diri orang kreatif biasanya tersimpan sifat-sifat yang mendukung sebuah
22
Rhenald Kasali. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cetakan ke-4, Jakarta:PT. Pustaka Utama Grafiti, 1992 hal 81. 23 Terrence A. Shimp. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu, Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. 2003 hal 512
19
karya yang kreatif. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh orang-orang kreatif adalah:24 1.
Dorongan untuk mencari tahu
2.
Orang-orang kreatif sebaiknya dapat menciptakan sesuatu hal yang membuka mata khalayak.
3.
Orang kreatif sebaiknya bersikap terbuka terhadap lingkungan dan peduli pada apa yang terjadi dalam masyarakat.
4.
Selalu mempunyai keinginan untuk bertanya dan menjawab, serta mencari solusi atau alternatif dalam suatu masalah. Hal-hal yang harus diperhatikan orang-orang kreatif dalam menyusun
strategi kreatif diantaranya adalah:25 1.
Harus memiliki kebenaran dalam konsep, bukan sekedar hanya untuk merebut perhatian khalayak.
2.
Harus memiliki tujuan jangka panjang, yakni mampu menciptakan hubungan yang stabil dan kuat serta bertahan lama.
3.
Memiliki keunikan tersendiri dan menarik perhatian pemirsa sehingga akan menjadi kenangan dan akan lebih menarik perhatian sehingga pemirsa akan memberikan loyalitas. Dalam menyiarkan suatu program acara disesuaikan dengan visi, misi dan
tujuan dari perusahaan atau organisasi yang memproduksi program acara, sehingga dalam hal ini diperhitungkan berdasarkan seqmen dan membidik target audiens yang dituju oleh perusahaan atau organisasi tersebut. 24 25
Frank Jefkins. Periklanan. Jakarta: Erlangga. 1995 hal 98 Ibid 130
20
Seperti diketahui saat ini banyak sekali stasiun televisi bermunculan baik di tingkat lokal maupun nasional dan persaingan pun menjadi lebih ketat dalam meraih jumlah pemirsa sebanyak mungkin dan disatu sisi pemirsa pun dapat bebas memilih mana program acara yang diinginkan lewat apa yang disajikan oleh tiap stasiun televisi sehingga yang menjadi kunci keberhasilan untuk menarik pemirsanya tentu adalah kualitas program acara tersebut. Jenis program acara boleh saja sama akan tetapi yang paling bermutu dan berkualitaslah yang akan dipilih oleh pemirsa. Disamping itu jenis program yang ditampilkan oleh setiap stasiun televisi tentu akan mempertimbangkan mutu dan kualitasnya supaya kelangsungan dari stasiun televisi dapat bertahan di tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu program acara memiliki mutu dan kualitas tertentu yang mempunyai klasifikasi tersendiri berdasarkan program acaranya. Klasifikasi program acara televisi antara lain:26 1)
Informasi : berita public affair, interview, sport.
2)
Periklanan: iklan komersial maupun iklan pelayanan masyarakat.
3)
Pendidikan: formal maupun non-formal
4)
Hiburan ringan: musik pop, komedi, drama, kuis.
5)
Kesenian, kesastraan dan ilmu pengetahuan.
6)
Siaran minoritas etnik: pendidikan bahasa, acara kesenian kebudayaan.
7)
Siaran untuk khalayak khusus: acara untuk anak-anak, acara wanita, acara agama.
26
Ishad SK. Dunia Penyiaran: Prospek dan Tantangannya. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. 1999 hal 43
21
Dalam meraih jumlah khalayak pemirsa salah satunya dipengaruhi oleh penempatan program acara televisi, dari penempatan program yang benar maka akan berpengaruh terhadap perolehan pendaptan iklan berdasarkan jam tertentu dimana pemirsa banyak meluangkan waktunya untuk duduk betah berlama-lama di depan pesawat televisi. Semakin banyak audiens menonton satu program acara televisi maka pemasang iklan akan berlomba-lomba untuk beriklan sebelum dan sesudah program itu ditayangkan. Di samping itu khalayak umum memiliki sifat yang sangat heterogen maka akan sulit bagi media penyiaran untuk melayani semuanya, sehingga pengelola program penyiaran harus memilih satu atau beberapa khalayak saja yang memiliki karakter atau respon yang sama dari seluruh populasi penduduk Indonesia.
2.4. Strategi Kreatif Program Hiburan Industri pertelevisian merupakan sebuah industri yang kreatif, karena setiap hari berkarya dan setiap hari memunculkan ide baru dan segar. Hal tersebut tampak pada jenis sajian televisi yang dewasa ini semakin beragam, seperti berita, talkshow, feature, sinetron, kartun, drama komedi, reality show, variety show (hiburan) dan lain sebagainya, yang membuat televisi tidak pernah sepi penonton.27 Untuk membuat berbagai macam program hiburan yang mencapai ratusan jam acara setiap bulan, stasiun televisi menempatkan para penulis skenario, konseptor ide, pengembang program dan bagian riset acara televisi dalam sebuah
27
Morrisan. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Kencana 2008
22
tim yang disebut tim kreatif. Tim ini adalah otak dari segala ide acara televisi. Mereka bekerja keras memeras ide dan mencoba menyajikannya menjadi kertas naskah yang siap diproduksi.28 Di sinilah beda kedudukan penulis naskah di rumah produksi dengan penulis naskah di stasiun televisi. Seorang penulis naskah stasiun televisi wajib mengetahui bagaimana cara kerja tim kreatif si televisi. Mereka setiap saat dihadapkan pada kenyataan ritme kerja, kedisiplinan, sistematika kerja dan pola produksi stasiun televisi yang sangat padat. Hampir tidak ada waktu luang untuk bersantai-santai. Bahkan tim kreatif juga harus mampu membaca pasar. Mengetahui masalah rating acara adalah sebuah kewajiban. Berjaga setiap saat dengan ide yang segar dan mau menerima masukan adalah modal utama dalam sistem kerja tim kreatif di televisi. Walaupun terlihat sangat ketat dalam bekerja, tim kreatif diberi kebebasan seluas-luasnya untuk mengembangkan ide. Biasanya mereka juga diberi waktu yang cukup untuk melakukan riset dan pengumpulan data manakala harus membuat sebuah program acara yang cukup kompleks. Pengertian strategi kreatif dapat memiliki arti yang berbeda-beda, karena strategi kreatif dapat dinilai dari sudut pandang siapa yang melihatnya. Seorang pengiklan biasanya akan berfikir bahwa strategi kreatif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan. Sedangkan bagi orang-orang kreatif sendiri sering dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk, pasar, dan
28
Sony Set. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional. C.V ANDI OFFSET 2008. Hal 9.
23
konsumen sasaran kedalam suatu posisi tertentu didalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan iklan. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.29 Di industri penyiaran, strategi digunakan dalam berkompetisi dengan stasiun penyiaran lain dalam rangka memperebutkan audien. Satu stasiun penyiaran selalu merencanakan programnya secara strategis, yaitu merancang acara sebaik mungkin, sehingga tetap menarik pemirsanya.30 Namun demikian, karena industri penyiaran merupakan industri kreatif, sehingga strategi yang digunakannya pun harus strategi kreatif. Menurut Fred Wibowo “kunci sukses dari setiap program televisi sebagian berkat perencanaan dan sikap kreatif menjadi faktor yang paling penting dalam memproduksi program televisi”.31 Kata ‘program’ berasal dari bahasa inggris programmer atau program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang 29
Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung : PT. Alumni,1986), hal 97 Ibid, hal 135 31 Fred Wibowo, teknik Produksi Program Televisi, hal 21.
30
24
dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya dan segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya dengan demikian program memiliki pengertian sangat luas.32 Stasiun televisi setiap hari nya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangakan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.33 Program Hiburan : Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah : a.
Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz Show, Ketangkasan, dan Reality Show.
b.
Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga
32
Morissan. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Penerbit Ramadina Prakarsa. 2005. Hal. 266-168. 33 Morissan. Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Penerbit Prenada Media Group Kencana. 2008 hal 219
25
berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. c.
Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor).
d.
Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron.
2.5.
Strategi MC (Host) Secara harfiyah, Master Of Ceremony (MC) artinya pemandu acara,
pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara. Webster’s New Ideal Dictionary mengartikan MC sebagai “orang yang bertindak selaku tuan rumah pada suatu kegiatan resmi atau suatu acara pertunjukan” (MC is a person who acts as host at a formal event or a program of entertainment).34 Strategi dapat diartikan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Dengan demikian beberapa ciri strategi yang utama adalah: (a) Goal directed actions, yaitu aktivitas 34
Asep Syamsul M. Romli. Kiat Memandu Acara: panduan praktis Menjadi MC dan Moderator. Marja. 2005 Hal 19
26
yang
menunjukan
“apa”
yang
diinginkan
organisasi dan
“bagaimana”
mengimplementasikannya, (b) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan. 35 Senada dengan Webster’s New Ideal Dictionary, kamus Merriam Webster’s Collegiate Dictionary, 10th edition, mengartikan MC sebagai (a) a person who determines the forms to be observred on a public accasion; (b) a person who acts as host at a formal event; (c) a person who acts as host for a program of entertainment (as on television). MC terdiri dari dua kata ‘Master’ artinya ‘tuan rumah’, ‘pemilik’, ‘nahkoda’, atau ‘orang yang menguasai atau ahli’ dan ‘Ceremony’artinya ‘upacara’, ‘acara’, ‘perayaan’, atau ‘acara resmi’. Dengan demikian MC merupakan orang yang paling berkompeten di dalam mengendalikan dan menyukseskan sebuah acara, perayaan, atau peristiwa yang diacarakan. Karena peran dan tugasnya mengumumkan susunan acara, memperkenalkan orang yang akan tampil, dan sebagainya. Maka MC pun disebut juga “announcer”(penyiar). Menurut Patricia Nelson dari Toastmaster International,36 MC adalah “Konduktor” sebuah acara, event, atau pertemuan. Tanggung jawab utama MC adalah bertindak sebagai “tuan rumah yang ramah” (genial host). MC bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu. Sedangkan Lionel Kenermand mendefinisikan MC sebagai orang yang mengumumkan berbagai arena suatu pertunjukan, pertemuan resmi, rangkaian 35
Mudrajad Kuncoro. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2005 hal 12 36 Asep Syamsul M. Romli. Kiat Memandu Acara: panduan praktis Menjadi MC dan Moderator. Marja. 2005 Hal 22
27
pembicaraan makan malam, dan sebagainya. (MC is a person who announces the various stages of an entertainment, formal gathering, series of speaker at dinner, etc). Idealnya, MC adalah orang yang memiliki sikap tenang, percaya diri, tidak mudah panik, dan yang dapat menarik perhatian hadirin. Ia harus “cool, calm, and confident”. Selain memiliki rasa humor (humoris), mahir berbicara, munguasai teknik vokal yang baik, dan dapat mengatasi hadirin. Ia juga harus tampil sebagai ‘penghibur’ (entertainment). Seorang MC dituntut mampu berpikir dan bereaksi cepat untuk menangani keadaan darurat, misalnya mikrofon tidak berfungsi atau gangguan teknis lain, terjadi kegaduhan, pembicara utama tidak datang, atau narasumbernya tiba-tiba sakit dan harus pulang. Selengkapnya seorang MC idealnya harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut :37 1.
Performance Seorang MC idealnya memiliki performance (penampilan) yang baik dan good looking. Ia harus enak dipandang dan enak didengar suaranya karena akan menjadi pusat perhatian audience.
2.
Sikap MC harus bersikap sebagai penghubung yang mampu menjembatani antara keinginan audience dan kepentingan penyelenggara atu panitia. Dewasa dan bertanggung jawab, tidak menimpakan kesalahan kepada orang lain, tidak juga membuka aib orang di depan audience dan memotivasi hadirin agar
37
Ibid, hal 26
28
tetap bersemangat. Ajakan tepukan tangan, bahkan teriakan dan pekikan, bisa membantu memeriahkan dan mengundang spirit acara. 3.
Suara Ia harus memiliki suara yang enak didengar, alamiah (tidak dibuat-buat) atau wajar. Simpatik, senyum, ramah, jelas, dan lengkap akan menarik perhatian dan memikat hadirin.
4.
Bicara Seorang MC wajib lancar dan mahir berbicara di depan publik. Kelancaran berbicara ini pula yang membuat para penyiar radio yang terbiasa dan lancar berbicara di depan mikrofon di studio untuk membawakan ragam acara, umumnya sukses pula sebagai MC. Prinsip berbicara bagi seorang MC dirumuskan dalam “B-C-A-E Formula”, yakni :
Brief – Ringkas, langsung ke inti (straight to the point), tidak berteletele.
Clear
–
Jelas,
langsung
dimengerti,
tidak
membingungkan,
pengucapan kata demi kata dilakukan dengan jelas. 5.
Bahasa Selain lancar berbicara, ia juga memiliki kemahiran berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa dan etika, dan memiliki perbendaharaan bahasa yang memadai ( varietas kata ), termasuk jokejoke,humor,atau ungkapan-ungkapan pribahasa yang bisa menambah bobot penampilannya dan menghidupkan suasana.
29
6.
Wawasan MC harus memiliki wawasan yang luas, khususnya berkatan dengantema acara,
sehingga
bisa
memberikan
pengantar
yang
memikat
dan
menimbulkan interest. Seorang MC di tuntut “ Berbicara dengan otak “ , bukan sekedar sosok “ pengahafal naskah “ atau “ penyambung lidah penulis naskah “. MC semacam itu biasanya akan gelagapan menghadapi situasi di luar rencana atau yang tidak tersurat di naskah.
2.6. Gaya Humoris Host Gaya adalah keseluruhan cara yang dilakukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, baik lisan maupun tulisan. Tidak ada kegiatan yang dilakukan tanpa menggunakan gaya tertentu. Perbedaannya terletak pada kualitasnya. Sehingga, secara garis besar dapat dibedakan atas tiga gaya :38 a) Kegiatan dengan intensitas rendah Contohnya : Berjalan yang dilakukan secara alamiah tanpa disadari. b) Kegiatan dengan intensitas sedang Contohnya : Berjalan yang dilakukan secara disadari. c) Kegiatan dengan intensitas tinggi Contohnya : Berjalan dengan tujuan ingin diperhatikan oleh orang lain. Sebagian besar acara televisi Indonesia di isi tayangan humor. Maraknya group lawak,komedian dan acara audisi pentas lawak Indonesia adalah bukti 38
Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
30
bahwa tayangan humor merajai sebagian besar acara televisi indonesia. Ada banyak sekali jenis tayangan humor, namu secara garis besar terbagi menjadi 2 yaitu 39 : 1.
Humor Pogram Non – drama : komedi sketsa , reality show komedi, stage comedy ( Lenong,Ludruk,ketoprak humor,pentas musik komedi), biasanya menggunakan panggung yang di buat dalam sebuah studio.
2.
Humor Program Drama : Situasi komedi, sinetron berbumbu komedi. Sebagian besar acara komedi di televisi lebih ,udah dibuat dengan
menggunakan pendekatan stage commedy. Cirinya adalah sebuah set atau panggung besar yang menjadi lokasi utama. Contoh stage comedy yang cukup terkenal adalah Srimulat, Bagito Show , Komedi Betawi,Ngelenong Yuk, Ektra Vaganza Trans TV dan beberapa stage komedi yang menggambungkan unsur musik seperti audisi pelawak indonesia TPI.40 Unsur komedi bahkan ditambahkan ke ragam tayangan yang semula tidak dimaksudkan untuk komedi. Jika kita melihat program Mama Mia Show Indosiar, kita bisa melihat perpaduan komedi yang dibawakan host dan juri komentator yang mewarnai acara kompetisi menyanyi tersebut. Bahkan hampir semua acara di televisi kini kerap dibumbui unsur komedi. Pada beberapa sinetron drama, unsur komedi kerap ditampilkan sebagai sebuah selingan ceritata. Rumus untuk menyisipkan unsur komedi dalam dalam sebuah drama dipengaruhi cara tutur dan budaya bangsa kita.
39
Sony Set. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional. C.V ANDI OFFSET 2008. Hal 109 40 Ibid
31
Menulis tayangan humor cukup sulit apabila tidak punya sense of humor dan sanggup membuat orang lain merupakan dasar cerita humor. Sebuah skenario akan lebih hidup bila dilengkapi dengan dialog dan adegan yang menggambarkan unsur humor. Alasannya sederhana karena sebuah tayangan harus dapat menghibur penonton. Hiburan pertama yang dinanti adalah tertawa sepuasnyabdi depan televisi. Dalam menulis skenario cerita humor terdapat beberapa jenis teknik penulisan, yaitu dengan menggunakan outine non-dialog, penulisan drama dengan unsur bumbu humor dan tayangan humor sitkom.41 Penulisan skenario humor outline non-dialog biasanya dilakukan untuk beberapa group komedi besar yang mempunyai tingkat improvisasi tinggi diatas panggung. Group seperti srimulat dan group lawak lain yang sudah mapan biasanyatidak menggunakan catatan dialog skenario seperti drama sinetron. Mereka hanya berpegang pada outline cerita dan mengembangkan dialog berdasarkan kemampuan melucu setiap personil. Kadang kala terjadi oper akting karena setiap dialog tidak ditakar waktunya. Sang pemain kadang kebablasan didalam mengucapkan introvisasinya.42 Televisi sebagai sarana hiburan yang murah meriah yang menjadi sebuah bentuk kebudayaan tersendiri yang menghipnotis seribu juta lebih penonton Indonesia yang setia menyerap berbagai macam informasi dan hiburan . berbagai jenis program televisi seperti olah raga berita, musik, variety show, reality show, dan bentuk entartainment lainnya di hadirkan untuk mememnuhi keinginan pemirsa. Salah satu bagian yang selalu di tunggu pemirsa adalah tayangan yang 41
Sony Set. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional. C.V ANDI OFFSET 2008. Hal 110 42 Ibid Hal 111
32
mengandung unsur humor.43 Di Amerika Serikat, tayangan dengan tema humor mendominasi jam-jam prime time. Tentu tidak salah untuk mengatakan bahwa salah satu
di ciptakannya televisi adalah untuk membuat orang bisa tertawa
secara masal dan tayangan humor yang menarik adalah sebuah unsur utama yang wajib dihadirkan setiap hari, setiap waktu.44 Sebenarnya tidak ada ukuran yang pas untuk menelusuri jenis – jenis humor yang beredar di masyarakat. Namun kita coba perhatikan trik-trik humor yang sering di peragakan di layar kaca. 45
Humor yang mengandalkan pelecehan secra fisik ini jenis humor yang banyak di bawakan pelawak Indonesia, bahkan juga seluruh pelawak di dunia. caranya dengan melecehkan dengan dialog atas fisik lawan main yang menurut ‘kaca mata keindahan ‘tidak proposional.humor ini biasanya di bawakan orang-orang dengan penampilan yang sengaja di buat untuk di tertawakan (gendut, pendek, buruk, dekil, jelek, kurus dsb) humor ini banyak beredar di masyarakat bawah, di tampilkan di berbagai macam tayangan televisi dengan dialog spontan yang cenderung melecehkan.
Humor seks. Humor jenis ini di kembangkan dalam bentuk dialog adapun menggunakan (maaf) tampilan seksi seorang wanita / aktor pemain sebagai ‘pemancing‘ terbentuknya sebuah adegan yang menjurus. Humor jenis ini serimng menggunakan objek wanita sebagai ‘sasaran tembaknya‘.
43
Ibid Hal 112 Ibid Hal 113 45 Ibid Hal 114 44
33
Humor pekerjaan. Humor ini berasal dari cerita kelas pekerja yang mempunyai masalah dalam hubungan atasan – bawahan, sebagai kontemplasi dan wacana terhadap suasana kerja yang sering menekan seorng yang langsung atau tidak langsung ‘merasa tertindas‘ akibat prilaku atasan atau teman sekerjanya.
Humor ideologis dan politis. Humor ini terbentuk dalam sebuah tatanan masyarakat yang telah mampu melakukan otokritik terhadap kinerja pemerintahannya. Humor ini biasanya mengenakan simbol-simbol sindiran terhadap hubungan rakyat dan pemimpinnya..
Humor anak-anak. Hal yang paling mengherankan adalah pembuatan humor untuk anak-anak.apabila anda membuat sebuah since humor untuk anakanak dibawah usia 10 tahun, anda dapat menampilkan adegan itu berkalikali dengan format dan cerita yang sama tanpa menimbulkan kebosanan terhadap mereka.cerita seperti doraemon, teletubbies. humornya selalu berulang dan mereka selalu tertawa coba anda hitung, sudah berapa episode sinetron “ Tuyul Dan Mbak Yul “ dibuat, itu adalah salah satu buktinya.
Humor slapstick. Humor ini menjungkir balikan kenyataan sehingga menjadi suatu yang absurd walau pada kenyataannya sangat di sukai. Humor ini biasanya di tampilkan dalam bentuk Parodi, Film Scary Movie MR. Bean dan banyak lagi sering mengandalkan daya slapstick untuk memancing tawa. banyak adegan yang sangat muskil di buat dan di set agar di pahami sebuah kenyataan, bahkan sering dipaksakan.
34
Humor situasi Comedy. ini adalah seni menciptakan Humor yang cukup sulit.situasilah yang berperan penting dalam menentukan sebuah adegan humor yang represintatif. Seluruh dialog di tata secara serius dan di ucapkan untuk menimbulkan kejutan humor. bukan sebuah wacana yang di buat-buat seolah lucu, tetapi suasanalah yang membangun sebuah kelucuan. Untuk menjadi pembawa acara MC, Host, Presenter, penyiar dan moderator
syarat utamanya adalah piawai dalam komunikasi lisan, yaitu tertatih dan terbiasa public speaking atau pandai bebicara didepan publik dan metode komunikasi tidak semata bergantung pada kata-kata yang diucapkan. Gerakan fisik seseorang dapat menggambarkan apa yang sedang ia pikirkan dan rasakan, siapa dirinya, dan dari lingkungan mana Ia berasal. Gerakan tubuh ini biasa disebut bahasa tubuh. Dalam konteks pembicara, penggunaan bahasa tubuh yang baik dan benar dapat mempermudah untuk memberikan pengertian terhadap apa yang hendak anda sampaikan. 46
2.6.1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
46
Askuri Baksin. Jurnalis Televisi Teori Dan Praktik. Simbiosa Rekatama Media hal 167
35
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar.47 Komunikasi verbal yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Simbol atau pesan verbal meliputi semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.48 Komunikasi verbal mencakup gaya manusia berbicara melalui gaya bicara dapat dilihat karakteristik dari seseorang tersebut dalam kehidupannya, sekaligus membuat dirinya berbeda dengan orang lainnya. Dari gaya seseorang berkomunikasi dapat menimbulkan pengaruh orang tersendiri. Kesan yang timbul bisa saja baik atau malah buruk. Tergantung bagaimana gaya bicara yang digunakan.49 Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digubakan dan di pahami suatu komunitas. Bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan diantara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan yang
47
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanis ius, 2003 Hal 22 48 Opcit. Deddy Mulyana. Hal 260 49 Mayudi. Pintar Berkomunikasi. Restu Agung. Jakarta. 2005. Hal 77
36
dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
2.6.2. Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal jauh lebih banyak dipakai dari pada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. 50 Komunikasi non verbal dapat berupa : (1)
Bahasa tubuh, yang berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerakgerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
(2)
Tanda (sign), dalam komunikasi non verbal tanda mengganti kata-kata, misalnya bendera, rambu lalu lintas, aba-aba dalam olah raga.
(3)
tindakan/perbuatan (action), ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan menutup pintu keras-keras pada waktu menutup pintu rumah. Semua itu mengandung makna tersendiri.
50
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanis ius, 2003 Hal 26
37
(4)
Objek, sebagai bentuk komunikasi non verbal juga tidak mengganti kata tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, dandan, perabot rumah, harta benda.51 Hal menarik dari komunikasi non verbal ialah studi Albert Mahrabaian
(1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang di ucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai halhal yang bersifat non verbal.
2.6.2.1 Klasifikasi Pesan Non Verbal Klasifikasi pesan non verbal menurut Jalaludin Rakhmat (2005) yaitu 52 : 1.
Pesan Kinesik, yaitu pesan non verbal yang mengunakan gerakan tubuh yang berarti terdiri dari tiga komponen utama: Pesan Fasial, Pesan Gestural, dan Pesan Postural.
2.
Pesan Paralinguistik, yaitu pesan non verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
3.
Proksemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial. Secara umum mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
4.
Pesan Artifaktual, pesan artifaktual ini diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap,
51
Julia T. Wood, Communication in our Lives, Usa: Wadsworth Cengage Learning, 2009 hal 131-132 52 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005
38
orang sering berprilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsi nya tentang tubuhnya atau (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian.