BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui
media
massa
pada
sejumlah
besar
orang.5 Dari definisi tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa syarat terjadinya komunikasi massa adalah pesan yang ingin disampaikan harus disebarkan atau dimuat melalui media massa. Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan ditribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 2003: 188). Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas
5
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Simbiosa Rekatama Media. Bandung, 2009. Hal. 3
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
secara
terus
menerus
dalam
jangka
waktu
yang
tetap,
misalnya
harian, munggunan, dwimunggunan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.6 Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi: “Komunikasi Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189). Menyimak berbagai definisi komunikasi massa
yang
dikemukakan
para
ahli
komunikasi,
tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisidefinisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengetian komunikasi massa dapat diketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya. 7 2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa
Salah satu kelebihan dari komunikasi massa adalah pesan yang terdapat pada suatu media massa dapat diakses kapan pun. Pesan dan informasi 6
Ibid. Hal. 3
7
Ibid. Hal. 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
diterima secara serentak oleh khalayak yang tersebar dari berbagai daerah atau geografis. Khalayak seolah diberikan kebebasan dalam memilih informasi apa yang dibutuhkan. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersonal. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: 8 1.
Komunikator terlembagakan
2.
Pesan bersifat umum
3.
Komunikannya anonim dan heterogen
4.
Media massa menimbulkan keserempakan
5.
Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
6.
Komunikasi massa bersifat satu arah
7.
Stimulasi alat indera terbatas
8.
Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect) Karena komunikasi massa bersifat satu arah dan pesan didistribusikan
secara serentak dalam jangka waktu yang sama, khalayak diharapkan 8
Ibid. hal. 6-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
mengkonsumsi informasi secara bersamaan dan memiliki reaksi yang sama pula. Meskipun terdapat pula khalayak yang memiliki reaksi yang berbeda tetapi pesan yang keluar dari peralatan komunikasi dan media massa dipusatkan terhadap sebuah peristiwa atau perhatian yang sama. Menurut Onong Uchjana Effendy, ciri-ciri komunikasi masa adalah:9 1. Komunikasi Massa berlangsung satu arah (one way communication). Ini berarti tidak terjadi arus balik dari komunikan. 2. Komunikator pada komunikasi massa terdiri dari lembaga, yaitu suatu instansi dan organisator. 3. Pesan
komunikasi
massa
bersifat
umum
karena
pesan
yang
disampaikan atau disebarkan melalui media massa bersifat umum (public), ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perorangan atau kepada kelompok orang tertentu. 4. Media komunikasi
massa
menimbulkan
kesempatan,
karena
kemampuannya dapat menimbulkan kesempatan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. 5. Komunikasi massa bersifat heterogen, dimana keberadaan khalayak terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2002, hal. 22 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, agama, ideologi, keinginan cita-cita dan sebagainya. 2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat Sejak pertama kali media massa muncul, kehidupan masyarakat
selalu dipengaruhi oleh komunikasi massa. Masyarakat era modern tidak dapat jauh dari komunikasi massa dan hampir setiap saat selalu mendapatkan pesan dan informasi dari media massa. Jika dulu masyarakat gemar membaca koran dan majalah, maka saat ini masyarakat menjadi semakin mudah dalam mendapatkan informasi. Kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung komunikasi massa seperti, televisi, radio, gadget, handphone, yang semakin canggih. Bahkan kehadiran internet semakin memanjakan masyarakat dengan cara memberikan kebebasan dan keleluasaan dalam mencari informasi. Sementara itu, Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum yaitu:10
1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai
10
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Simbiosa Rekatama Media. Bandung, 2009. Hal. 18-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi
2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan oleh media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, dan artikel.
3. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Jika khalayak sudah terpengaruh oleh informasi atau pesan-pesan yang dimuat oleh media massa, maka tanpa sadar khalayak akan melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media. Menurut DeVito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia (1996), ada tiga masalah pokok
yang harus diperhatikan dalam memahami
fungsi- fungsi media massa. Pertama, setiap kali kita menghidupkan pesawat televisi, radio siaran maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
alasan tertentu yang unik. Kedua, komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap pemirsa secara individual. Program televisi yang sama dapat menghibur satu orang, mendidik yang lain, memengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Ketiga, fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Produk rekaman tertentu bisa dirasakan sebagai penghibur pada satu saat, tetapi pada saat yang lain rekaman tersebut dirasakan sebagai olah sosialisasi atau alat Pemersatu.11 Sedangkan Djalaludin Rakhmat membagi fungsi komunikasi massa dan dapat dijelaskan sebagai berikut:12 1. Fungsi Menyiarkan Informasi (to inform) Menyiarkan informasi merupakan fungsi yang pertama dan yang utama. Khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan sebagainya. 2. Fungsi mendidik (to educate) Fungsi ini sebagai sarana pendidikan bagi khalayak sehingga bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk pendapat-pendapat membangun dari pada dewan juri analis.
11 12
Ibid hal. 19 Djalaludin Rakhmat,Teori Komunikasi Massa. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, Hal. 56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
3. Fungsi menghibur (to entertaint) Hal-hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita yang berbobot yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan berita yang berat.
4. Fungsi memengaruhi (to persuasive) Fungsi ini menyebabkan sebuah acara memegang peranan dalam keidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak.
2.1.4
Elemen Komunikasi Massa
Elemen-elemen komunikasi massa adalah terdiri dari: 13 1. Komunikator Komunikator yang dimaksud disini adalah gabungan individu dalam sebuah lembaga media massa. 2. Isi (Pesan) Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa, setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di seluruh dunia kepada para audiens.
13
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 96-134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
3. Komunikan (Audience) Audiens yang dimaksud untuk komunikasi massa sangat beragam. Menurut Hilbert, audiens dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai lima karakteristik sebagai berikut: a. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagai pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. b. Audience cenderung besar. Besar disini maksudnya adalah tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. c. Audience cenderung heterogen. d. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. e. Audience secara fisik dipisahkan oleh komunikator.
4. Feedback Di dalam komunikasi massa umpan balik tidak terjadi secara langsung. 5. Noise a.
Gangguan Saluran
b.
Gangguan Semantik ( gangguan bahasa)
6. Gatekeeper Jhon R. Bitter 1996 mengistilahkan gatekeeper sebagai “individuindividu atau sekelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah komunikasi massa.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
7. Pengatur Pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. 8. Filter Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan.
2.2
Film Sebagai Media Massa 2.2.1
Pengertian Film
Secara tidak langsung, film digunakan sebagai tolak ukur atau indikator budaya dari negara yang membuatnya. Film yang berasal dari barat akan berbeda dengan film yang berasal dari timur. Hal ini bisa dilihat dari setiap adegan yang terdapat di dalam film. Selain adegan, penampilan para pemeran juga akan tentu berbeda karena tiap negara memiliki nilai, etika, dan norma yang berbeda pula. Film merupakan sarana hiburan yang saat ini keberadaannya dinikmati oleh berbagai kalangan dan usia. Keberadaan film sangat didukung oleh media massa dan film juga merupakan bagian dari The Big Five of Mass Media (lima besar media massa). Film juga digunakan sebagai sarana penyampaian pesan oleh pembuatnya.
Pembuat
film
berharap
film
yang
dibuatnya
dapat
menyampaikan tujuannya agar masyarakat dapat menerima pesan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
tersirat dan tersurat di dalam film tersebut. Sebagian besar orang percaya bahwa penyampaian suatu pesan akan berhasil jika menggunakan sarana yang bersifat menghibur untuk menyampaikannya. Karena dengan hiburan, masyarakat
dapat menikmati
dan merasakan kenyamanan
sehingga
masyarakat akan dengan mudah menangkap suatu pesan karena tidak terdapat unsur paksaan melainkan atas kemauan sendiri. Menurut UU Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasar atas kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.14 Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya.15 Menurut Onong Uchjana, film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa
14
Diakses dari h t t p : / / d i l i h a t y a . c o m / 2 9 5 9 / p e n g e r t i a n - f i l m - m e n u r u t - p a r a a h l i - a d a l a h pada tanggal 10 April 2017 pukul 20.00 WIB 15 Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 8 tahun 1992, tentang perfilman BAB 1 pasal 1 ayat 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
dengan permainan kamera, teknik editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona.16 Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop dan film televisi setiap minggunya. Film Hollywood diproduksi di Amerika. Film yang dibuat di sini membanjiri pasar global dan memengaruhi sikap, perilaku, dan harapan orang-orang dibelahan dunia. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton film ke bioskop ini menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920an sampai 1950-an. Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan
keuntungan,
kadang-kadang menjadi mesin uang yang
seringkali demi uang, keluar dari kaidah artistik film itu sendiri (Dominick. 2000:306). 17
16
Van Zoest dan Panuti Sudjiman. Serba-Serbi Semiotika. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992. hal. 109
17
Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Simbiosa Rekatama Media. Bandung, 2009. Hal. 143
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.2.2
Fungsi Film Seperti yang telah diketahui bahwa film merupakan suatu budaya
popular yang sudah digemari sejak dulu ketika pertama kali muncul hingga saat ini. Dibalik pembuatan film terdapat pesan dari pembuat film yang ingin disampaikan kepada khalayak agar mengerti maksud dan tujuan dari pembuatan film tersebut. Oleh karena itu film merupakan salah satu media massa yang memiliki fungsi dari berbagai aspek. Film memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi persuasif. 18 Selain itu, sebagai media komunikasi, film memiliki lima fungsi diantaranya: a.
Hiburan
b.
Pendidikan
c.
Penerangan
d.
Memengaruhi
e.
Sosialisasi19
18
Ibid hal. 145 Alexander Rumondor & Henny. Manajemen Media Massa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, cetakan ke-4, hal 3.27 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2.3
Genre Film 2.3.1
Definisi Genre Film
Genre film merupakan aliran film yang membedakan adegan, narasi atau dialog, tempo, dan konsep cerita dari film. Dengan adanya genre, film menjadi lebih mudah dibedakan. Oleh karena itu, film juga dapat diklarifikasikan terhadap usia masyarakat yang akan menyaksikannya. Genre juga membuat film memiliki ciri masing-masing yang membedakan satu sama lain. Setiap masyarakat bisa menikmati film sesuai dengan selera masing-masing sehingga munculah komunitas-komunitas penggemar dari masing-masing genre film. Tiap genre film memiliki nilai jual yang berbeda satu sama lain. Dan menimbulkan
efek
yang
berbeda
pula
terhadap
masyarakat yang menyaksikannya. Fungsi utama genre adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film. Genre juga membantu kita memilah film-film tersebut sesuai dengan spesifikasinya. Dalam industri film sendiri sering menggunakannya sebagai strategi marketing. Selain untuk klasifikasi, genre juga dapat berfungsi sebagai antisipasi penonton terhadap film yang akan ditonton.20 Jumlah genre film secara menyeluruh berjumlah lebih dari tiga ratus genre. Bahkan Daniel Lopez dalam bukunya Film by Garare 20
Himawan Pretista. Memahami Film, Homerian Pustaka, Yogyakarta, 2008, Cet Ke-1, hal. 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
(1993)
yang dikutip oleh Ida Rochani Adi mencatat sebanyak 775
kategori atau genre.21 Masing-masing genre tersebut memiliki karakteristik serta pola dasar yang berbeda-beda. 2.3.2
Jenis-Jenis Genre Film Di dalam film biasanya dikenal istilah genre atau biasa disebut jenis
dan bentuk sebuah film berdasarkan keseluruhan cerita. Walaupun sebenarnya hal ini bukan dimaksudkan untuk mengkategorikan film, ini digunakan untuk mempermudah penonton menentukan film apa yang akan ditonton. Genre film terdiri dari beberapa macam, diantaranya: 22 1.
Action-Laga Pada genre ini biasanya untuk film yang bercerita mengenai perjuangan
seorang tokoh untuk bertahan hidup. Biasanya dibumbui adegan pertarungan. Jika sang sutradara jeli mengolah film bergenre action, maka penonton akan seolah-olah mampu merasakan ketegangan yang dialami si tokoh di dalam film. 2.
Comedy-Humor
21
Ida Rochani Adi. Mitos di balik Film Laga Amerika, Gajah Mada University Press. Yogyakarta
22
Panca Javandalasta. 5 Hari Mahir Bikin Film. Mumtaz Media. Surabaya, 2011. hal. 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Jenis film komedi adalah jenis film yang ceritanya mengandalkan kelucuan-kelucuan baik dari segi cerita maupun dari segi penokohan. 3.
Roman-Drama Film bergenre roman biasanya banyak disukai penonton karena dianggap
sebagai gambaran nyata sebuah kehidupan. Sehingga akhirnya penonton dapat ikut merasakan adegan dalam film dikarenakan kesamaan pengalaman hidup antara si tokoh dalam film dan penonton. 4.
Mistery-Horror Genre misteri biasa mengetengahkan cerita yang terkadang berada di luar
akal umat manusia. Walaupun begitu genre ini banyak disukai karena pada dasarnya setiap manusia dibekali rasa penasaran akan apa yang berada pada dunia lain diluar dunia manusia. Selain
itu,
film
juga
memiliki
beberapa
jenis
yang
biasa
diproduksi untuk berbagai keperluan, diantaranya:23 1. Film Dokumenter (Documentary Films) Grierson berpendapat bahwa dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas. Meskipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan hingga saat ini. Film dokumenter 23
Ibid. hal. 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai
tujuan.
Film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. 2. Film Cerita Pendek (Short Films) Film cerita pendek adalah sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi kurang dari 60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada,
dan
Amerika
Serikat,
film
pendek
dijadikan
sebagai
laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi para pembuat film (film maker) untuk memproduksi film panjang. Namun ada juga film pendek yang sengaja dibuat untuk dipasok ke rumah-rumah produksi (production house) atau saluran televisi. 3. Film Panjang (Feature Length Films) Film panjang adalah film cerita fiksi yang berdurasi lebih dari 60 menit umumnya berkisaran 90-100 menit. Film yang diputar dibisokop umumnya termasuk dalam kelompok film panjang. Bahkan film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit. 2.4
Pesan Sosial 2.4.1. Pengertian Pesan Sosial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Istilah sosial (social) pada ilmu sosial menunjuk pada obyeknya, yaitu masyarakat. Sedangkan sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilihan umum.24 Jadi bisa disimpulkan bahwa pesan sosial itu adalah pesan yang disampaikan kepada khalayak dan dapat diterima oleh khalayak untuk kehidupan sehari-seharinya. Etika secara sosial merupakan hal yang menyangkut hubungan manusia, baik secara langsung maupun bentuk kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun kewajiban/tanggung jawab sebagai anggota umat manusia terhadap lingkungan hidup. Obyek sosial adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat. Adapun unsur masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah manusia. Dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang mutlak ataupun menentukan jumlah manusia. Secara teoritis, angka minimumnya adalah dua orang manusia yang hidup bersama. 2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia tidaklah
sama
dengan
kumpulan
benda
mati.
Oleh
karenanya
berkumpulnya manusia, akan memunculkan manusia-manusia baru.
24
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Sehingga timbullah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. 3. Mereka sadar bahwa mereka suatu kesatuan. 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem hidup bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena itu setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain.25 2.4.2
Kategori Pesan Sosial Adapun yang dapat dijadikan dalam kategori pesan sosial adalah sebagai
berikut: 1.
Keharmonisan Keharmonisan secara etimologi berasal dari “harmoni” yang bermakna
keselarasan yang terdapat dalam diri seseorang dan dari keberadaan individu sebagai bagian dari masyarakat. Ciri masyarakat harmonis dapat diuraikan sebagai berikut: (a) Menunjukkan persamaan atas hak masing-masing individu, akan tetapi pada sisi lain sampai pada batas tertentu, menghilangkan atau mengurangi hak-hak sebagai individu. Ini berarti bahwa untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, individu harus merelakan sebagian kepentingannya,
25
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, 1987, hal. 51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
(b) Adanya tanggung jawab bersama dari peran dan fungsi masingmasing anggota sesuai dengan kemampuannya untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan. (c) Adanya keterbukaan
untuk menerima keberadaan anggota
masyarakat lainnya, baik kekurangan maupun kelebihan. Dalam kehidupannya harus ditandai sikap yang saling menghormati, menghargai, memahami, mengerti dan mengasihi. (d) Adanya keadilan yang dimaknai upaya memberikan kepada semua yang berhak atas haknya, baik pemilik hak itu sebagai individu atau kelompok, tanpa melebihi atau mengurangi. (e) Mencerminkan kebebasan yang menunjukkan bahwa kehidupan harus bebas dari tekanan, intimidasi, kediktatora, manipulasi, dan segala bentuk penjajahan.26 Keharmonisan dapat tercipta jika dilandasi oleh rasa kasih sayang, seperti yang dijelaskan bahwa manusia dalam menjalin hubungan antara yang satu dengan yang lain, terwujud jika saling mengerti dan menghormati. Dengan kata lain manusia hanya berhasil mewujudkan kehidupan bersama secara harmonis dalam suasana yang saling mengasihi dan menyayangi. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keharmonisan adalah yang terdapat pada diri seseorang sebagai individu maupun keberadaan individu yang selaras dengan orang lain sebagai bagian dari anggota masyarakat. 26
Agus Sabardi, Manajemen Pengantar, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001, hal. 40-41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2.
Kehormatan Kehormatan merupakan ukuran bagi seorang atau kelompok untuk
menduduki lapisan tertinggi dalam masyarakat. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapatkan tempat yang teratas, mereka biasanya adalah golongan yang pernah berjasa besar bagi kehidupan masyarakat. Dalam kehiduupan sosial, seseorang yang sangat dihormati akan memperoleh kedudukan didalam masyarakat. Kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam artian pergaulannya, prestasinya, hak-hak serta kewajibannnya.27 Sedangkan menurut Nawawi lebih menekankan bahwa kehormatan merupakan hak asasi berupa harkat dan kehormatan individu sebagai pribadi tidak ada jika manusia tidak hidup bermasyarakat. Hak asasi itu justru duperlukan karena manusia hidup bersama yang saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu dengan yang lain. Nawawi menjelaskan bahwa kehormatan mutlak dimiliki oleh individu didalam masyarakat terkait dengan keberadaan dan eksistensi serta partisipasinya yang harus dihormati, dihargai dan diakui. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehormatan adalah ukuran bagi seseorang atau kelompok untuk menduduki lapisan dalam masyarakat berkat jasanya dan merupakan harkat individu sebagai anggota masyarakat.
27
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, 1987, hal. 216-216
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Persahabatan
3.
Manusia merindukan persahabatan agar ia memperoleh individu-individu yang mendukungnya, meringankan kesulitan-kesulitannya serta untuk berbagi suka dan duka. Para sahabat seharusnya saling mengekspresikan ungkapan kasih sayang dan persaudaraan agar hubungan persahabatan mereka semakin kokoh. Jika kecenderungan seperti itu memudar, maka hubungan persahabatan akan melemah. Menurut Mahdi, persahabatan lebih menekankan pada fungsi hubungan antara individu tersebut dan persahabatan akan melemah jika fungsinya ikut memudar. Sedangkan menurut Gandhi (1988), persahabatan memiliki makna yang lebih dalam antar individu untuk saling memberi kebaikan dan mengingatkan dalam kesalahan. Persahabatan yang sejati ialah saling mengenal jiwa, sesuatu yang jarang terdapat di dunia ini. Dan hanya antar watak-watak yang sama dapat menjalin persahabatan dan bertahan lama. Dalam persahabatan orang saling memberi sambutan. Jadi persahabatan adalah hubungan antara satu individu dengan individu lainnya yang merupakan sel-sel pembentukan suatu masyarakat dalam menyatukan berbagai kepentingan, rasa bersatu dan solidaritas untuk mengikat satu dengan yang lain. 2.5
Semiotika 2.5.1
Pengertian Semiotika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Semiotika adalah suatu ilmu metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.28 Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) sialan hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda (littlejohn, 1996:64). Konsep dasar ini mengikat bersama seperti seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan symbol, bahasa, wacana, dan bentukbentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun. Secara umum, studi tentang tanda merujuk kepada semiotika.29 2.5.2
Semiotika Charles Sanders Peirce
Memahami semiotika tentu tidak melepaskan pengaruh dari Charles Sanders Peirce. Peirce meletakkan dasar-dasar bagi kajian semiotika. Peirce dikenal sebagai pemikir argumentatif dan filsuf Amerika yang paling orisinil dan multidimensisosial. Peirce terkenal karena teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Peirce, sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), seringkali mengulang-ngulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Perumusan yang terlalu sederhana ini menyalahi kenyataan tentang adanya 28 29
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 15 Ibid, hal. 15-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
suatu fungsi tanda: tanda A menunjukkan suatu fakta (atau objek B), kepada penafsirnya entitas yang sendirian, tetapi memiliki ketiga aspek tersebut, peirce mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah kekeduaan, dan Peirce memang berusaha untuk menemukan struktur terner dimana pun mereka bisa terjadi. Keketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas, selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan penangkapan [hipetis] membentuk tiga jenis penafsir yang penting). Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan (dan berarti harus memiliki penafsir).30 Menurut Perice analisis semiotika berupaya menemukan makna tanda yang bersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Sistem tanda sifatnya amat kontekstual yang bergantung pada penggunaan tanda tersebut. pemikiran penggunaan tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial dimana penggunaan tanda tersebut berada.
30
http://achmad-r-r-fib09.web.unair.ac.id/artikel_detail-60865-Umum-teori%20Peirce.html , diunduh tanggal 12 April 2017, Pukul 17.00 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Semiotika berangkat dari tiga elemen utama yaitu: Objek
Representamen
Interpretan
Gambar 2.5 : Teori Simbol Charles Sanders Peirce 1.
Representamen Adalah bentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk pada hal lain di luar tanda tersebut yang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas.
2.
Objek Objek Merupaka konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
3.
Interpretant
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda. Sinsign adalah ekstensi actual benda atau peristiwa yang ada pada tanda. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda. Berdasarkan objeknya Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan Symbol (symbol). Icon (ikon) adalah tanda yang mengandung kemiripan „rupa‟ sehingga tanda itu mudah dikenali oelh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan antara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Index (indeks) adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal, atau hubungan sebab akibat atau yang mengacu pada kenyataan. Symbol (symbol) merupakan jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah symbol-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
simbol
yang
hubungannya
berdasarkan
konvensi
masyarakat.31
31
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(perjanjian)