25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1
Komunikasi Sebagai Ilmu Komunikasi merupakan satu dari disiplin-disiplin yang paling tua
tetapi yang paling baru. Orang Yunani kuno melihat teori dan praktek komunikasi
sebagai
sesuatu
yang kritis.
Popularitas
komunikasi
merupakan suatu berkah (a mixed blessing).Teori-teori resistant untuk berubah bahkan dalam berhadapan dengan temuan-temuan yang kontradiktif. Komunikasi merupakan sebuah aktifitas, sebuah ilmu sosial, sebuah seni liberal dan sebuah profesi.1 Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksud adalah sama makna. Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi terjadi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapan, jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti makna dari bahan yang dipercakapan.
1
http://www.zimbio.com/Translate_c/articles/GLRchr5uAi1/Komunikasi+Sebagai+Ilmu+Pengetah uan
25
26
Oleh sebab itu di Amerika Serikat muncul Communication sciene atau kadang-kadang dinamakan juga commnicology – ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial. Kebutuhan orang-orang Amerika akan sciene of communication tampak sudah sejak tahun 1940-an. pada waktu seorang sarjana bernama Carl I. Hovland menampilkan definisinya mengenai
ilmu
komunikasi.
Hovland
mendefinisikan
science
of
communication sebagai: “a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”. (Effendy, 2009: 4) Tahun 1967 Keith Brooks menerbitkan buku The Communicative Arts and Science of Speech yang mengetengahkan pembahasan communicology secara luas. Dari pendapat Brooks communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan Communicology
para juga
cendekiawan merupakan
berbagai program
disiplin yang
luas
akademik. mencakup
kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik setiap disiplin akademik. Menurut Joseph A. Devito communicology adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan di antara manusia. Istilah komunikasi digunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda yaitu proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan studi mengenai proses komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh Devito sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan
27
menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik. Department of Communication university of Hawaii dalam penerbitan yang dikeluarkan secara khusus menyatakan komunikasi sebagai ilmu sosial. Dan ditegaskan bahwa bidang studi ilmu sosial mencakup tiga kriteria yaitu bidang studi didasarkan atas teori, analisis kuantitatif atau empiris dan mempunyai tradisi yang diakui. Dalam penerbitannya department of communication university of Hawaii juga memberikan contoh-contoh untuk membuktikan komunikasi sebagai ilmu sosial. 2.1.2 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi (communication) dalam bukunya Deddy Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata: common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam bentuk pikirannya/atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing dan terisolir dari lingkungan di
28
sekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Adapun pendapat para ahli tentang pengertian Komunikasi sebagai berikut. a. Bernard Barelson & Garry A. Steiner Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbolsimbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dan sebagainya b. Theodore M. Newcomb Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima. c. Everett M. Rogers Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. d. Gerald R. Miller komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari
untuk
mempengaruhi perilaku penerima e. Raymond Ross Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
29
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. f. Harold Lasswell menjelaskan bahwa “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
Komunikator (komunikator,source,sender) Pesan (message) Media (channel) Komunikan (komunikan,receiver) Efek (effect)
Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna/pesan dari seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain.
30
2.1.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi, terdiri atas dua tahap. meliputi proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. (Effendy dalam Mondry, 2008: 3). 1.
Proses komunikasi secara primer, merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, kial (gesture), gambar, warna, dan sebagainya. Syaratnya secara langsung
dapat
“menterjemahkan”
pikiran
atau
perasan
komunikator kepada komunikan. Bahasa merupakan sarana yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena hanya dengan bahasa (lisan atau tulisan) kita mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, baik yang berbentuk ide, informasi atau opini bisa dalam bentuk konkret ataupun abstrak. Hal itu bukan hanya suatu hal atau peristiwa yang sedang terjadi sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan datang. Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau memainkan jemari, mengedipkan mata atau menggerakan anggota tubuh lainya hanya dapat mengkomunikasikan hal–hal tertentu saja (sangat terbatas). Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan
31
alat, seperti bedug, kentongan, sirine, dan lain–lain, juga warna yang memiliki makna tertentu. Kedua lambang (isyarat dan warna) tersebut sangat terbatas kemampuanya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain. 2.
Proses komunikasi sekunder, merupakan proses penyampain pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau dalam jumlah yang banyak. Sarana yang sering dikemukakan untuk komunikasi sekunder sebagai media kedua tersebut, antara lain surat, telepon, faksimili, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain–lain. Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi, kini kita
mengenal unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsurunsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut: a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
32
d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. e. Decoding:
Pengawasandian,
yaitu
proses
dimana
komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. f. Receiver:
Komunikan
yang
menerima
pesan
dari
komunikator. g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan. h. Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila
tersampaikan
atau
disampaikan
kepada
komunikator. i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
33
2.1.4 Fungsi Komunikasi Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan. 1. Fungsi Komunikasi Sosial komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada. 2. Fungsi Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal. 3. Fungsi Komunikasi Ritual Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik. 4. Fungsi Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi
34
2.1.5 Tujuan Komunikasi R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for effective Communication, menayatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: a. To secure understanding, b. To establish acceptance, c. To motivate action. Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mnegerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (To motivate action) Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan
komunikasi
menjadi
dua
kategori
besar.
Pertama,
kita
berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. (Mulyana, 2007:4)
35
Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007:5) 2.1.6 Jenis Komunikasi Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari: 1. Komunikasi verbal Komunikasi verbal ialah simbol atau pesan yang menggunakan satu kata atau lebih dengan menggunakan usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan dalam menggunakan bahasa yang dapat di mengerti karena bahasa merupakan sebagai suatu sistem kode verbal Menurut Larry L. Barker, bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi. a. Penamaan
atau
penjulukan
merujuk
pada
usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
36
b. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. c. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.2 2. Komunikasi non verbal Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol. Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”. Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui 2
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
37
pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language). a. Bentuk Komunikasi Non Verbal Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu: a. Komunikasi visual b. Komunikasi sentuhan c. Komunikasi gerakan tubuh d. Komunikasi lingkungan e. Komunikasi penciuman f. Komunikasi penampilan g. Komunikasi citrasa 2.1.7 Bentuk Komunikasi Di bawah ini dijelaskan Bentuk-bentuk komunikasi yang meliputi: 1. Komunikasi Persona (Personal Communication) a) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Karena sebelum dengan komunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri.
38
b) Komunikasi Antarpersona (antrapersonal communication) Komunikasi Antarpersonal adalah komunikasi anatar dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pertnyaan menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Bentuk komunikasi antarpersonal ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang saja. 2. Komunikasi Kelompok (group communication) Kelompok adalah kumpulan manusia dalam lapisan masyarakat yang mempunyai ciri atau atribut yang sama dan merupakan satu kesatuan yang saling
berinteraksi.
Michael
Burgoon
(dalam
Wiryanto,
2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. a. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan
klasifikasi
kelompok
dengan
melihat
proses
pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok
39
tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.(Rakhmat, 2008:147-148) b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua
tujuan: a. melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompokdisebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.(Rahkmat, 2008:149)
40
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu: 1. ukuran kelompok. 2. jaringan komunikasi. 3. kohesi kelompok. 4. kepemimpinan
2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi Menurut R. Wayne Pace dalam buku komunikasi organisasi yang dikutif oleh Deddy Mulyana adalah: Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unti-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Dalam buku komunikasi organisasi yang dikutif oleg R. Wayne Pace, Komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi.” (Farace, Monge, & Russel, 1977, hlm. 4) Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya, Communication in Organization, menyebut paduan suatu sistem. Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Effendy, 2004:114)
41
Menurut GoldHaber yang dikutip oleh Marhaeni Fajar menyebutkan bawah Komunikasi organisasi adalah arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantungan satu sama lain. (GoldHaber dalam Fajar, 2009;122) Penggunaan sistem untuk meghampiri pengertian organisasi itu dapat dinilai tepat sebab pengertian sistem adalah totalitas himpunan bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu eksatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Hubungan
organisasi dengan komunikasi menurut William. V. Hanney
yang dikutip oleh Onong. U. E adalah: “Organisasi terdiri dari sejumlah orang yang melibatkan keadaan saling tergantung; ketergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi”. (Effendy, 2004 : 116). Pentingnya komunikasi dalam organisasi dikemukakan oleh Keith Davis yang dikutip oleh Santoso Sastropoetro, sebagai berikut :
“Suatu organisasi tidak akan eksis tanpa adanya komunikasi. Tidak akan memungkinkan terjadinya koordinasi yang diharapkan, kerjasama baik antara pimpinan dengan karyawan, maupun antara karyawan dengan karyawan tidak mungkin tercipta sebab mereka tidak mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya satu sama lain”. (Sastropoetro, 1982 : 339).
42
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauan yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dlam menapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Dengan adanya komunikasi yang efektif didalam organisasi akan timbul jalinan pengertian antara pihak manajemen dengan para publiknya, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dipahami, dimengerti, dan kemudian dilaksanakan tanpa adanya keterpaksaan. Teori Jaringan pendapat Weick dan Taylor. Bahwa pola pola komunikasi akan berkembangan seiring waktu dalam sebuah organisasi. Salah satu cara untuk melihat susunan organisasi adalah dengan menguji pola-pola interaksi ini untuk melihat siapa yang berkomunikasi dengan siapa. Karena tidak ada seorang pun yang berkomunikasi sama dengan semua anggota organisasi. Sehingga dapat melihat kelompok-kelompok hubungan komunikasi yang saling terhubung untuk membentuk keseluruhan jaringan. Jaringan (networks) merupakan susunan sosial yang diciptakan oleh komunikasi antar Individu dan Kelompok.(Littlejhon, 2009:370-371) Suatu Jaringan, dalam sosiologi lazim dikonsepsikan sebagai suatu tipe hubungan antar aktor dengan ditandai oleh bentuk interaksi timbal balik yang simetris. Setiap hubungan antara aktor yang terjalin dalam masyarakat adalah suatu bentuk Jaringan if (the building block of network), karena itu dasar
43
hubungan sosial yang berbeda akan melahirkan Jaringan yang berbeda pula (Usman 1991). Di samping itu, menurut Rogers dan Kincaid (1981) dalam menjalin hubungan sosial tersebut, setiap aktor membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehingga konfigurasi masuknya atau keluarnya seorang aktor dalam jalinan hubungan sosial akan mempengaruhi struktur interaksi yang diciptakan. Berbeda dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan komunikasi pada masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi. Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik. Kelima struktur tersebut adalah: 1) Struktur Lingkaran 2) Struktur Roda 3) Struktur Y 4) Struktur Rantai 5) Sruktur Semua Saluran. Struktur Lingkaran. Strukutur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya. Struktur Roda. Struktur roda memilki pemimpin yang jelas. Yaitu yang posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan
44
menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Struktur Y. Struktur Y relative kurang tersentralisasi di banding dengan strukrur roda , tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas . tetapi semua anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat menngirimkan dan menerima
pesan
dari
dua
orang
lainnya.
Ketiga
anggota
lainnya
komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya. Struktur Rantai. Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain. Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur lingkaran, dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota siap berkomunikasi dengan setiap anggota yang lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum. (Devito, 1997:344-354)
45
2.3 Tinjauan Tentang Pola Komunikasi Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai bentuk (Struktur) yang tetap.(Djamarah, 2009:1) Komunikasi menurut Everett M. Rogers dalam Deddy Mulyana yaitu Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.(Mulyana, 2001:62) Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.(Djamarah, 2004:1). Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi. Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi.
46
2.4 Tinjauan Tentang Solidaritas Secara
etimologi
arti
solidaritas
adalah
kesetiakawanan
atau
kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun (ketetapan dalam hubungan) atau takaful (saling menyempurnakan/melindungi). Pendapat lain mengemukakan bahwa Solidaritas adalah kombinasi atau persetujuan dari seluruh elemen atau individu sebagai sebuah kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa solidaritas diambil dari kata Solider yang berarti mempunyai atau memperliatkan perasaan bersatu. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa Solidaritas adalah: rasa kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama. Wacana solidaritas bersifat kemanusiaan dan mengandung nilai adiluhung (mulia/tinggi), tidaklah aneh kalau solidaritas ini merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Memang mudah mengucapkan kata solidaritas tetapi kenyataannya dalam kehidupan manusia sangat jauh sekali.3
3
http://pamungkas7783.blogspot.com/2010/12/tugas-censor-2010.html
47
2.5 Tinjauan Tentang Paguyuban Sapedah Baheula (PSB) Paguyuban (Gemeinschaft) adalah kelompok sosial yang anggotanya memiliki ikatan batin yang kuat, akrab dan alamiah. Ferdinand Tonnies melihat tiga bentuk gemeinschaft. (Soekanto, 1982: 116) 1. Paguyuban dalam ikatan darah (Gameinschaft by blood) 2. Paguyuban berdasarkan ikatan pikiran (Gameischaft by mind) 3. Paguyuban berdasarkan ikatan tempat (Gameinschaft by place) Paguyuban Sapedah Baheula atau PSB adalah sebuah wadah untuk melestarikan sepeda onthel dalam menjalin kebersamaan satu sama lain yang tercipta karena kecintaannya kepada sepeda tua atau onthel, PSB menjalin hubungan yang baik sesama pencinta sepeda onthel di Kota Bandung maupun luar Bandung dengan mengharapkan pencinta sepeda onthel ini tetap langgeng. PSB berharap masyarakat yang memiliki sepeda antik ini, bisa melestarikan keberadaan sepeda onthel tersebut dengan bergabung bersama ”Paguyuban Sapedah Baheula” (PSB). Paguyuban Sapedah Baheula (PSB) yang berdiri pada tanggal 31 Januari 2005 dan berdomisili di Kota Bandung, Jawa Barat. Sejak tanggal 8 Februari 2009, telah dibentuk kepengurusan baru periode 2009-2012 dengan ketua terpilih Yahya Johari, SE. (Kang Aboy) dan Wakil Ketua Ali Sugianta
48
Ricky H. Wijaya, ketua sebelumnya, sekarang menjabat Ketua Dewan Penasehat PSB. Paguyuban Sapedah Baheula mempunyai jadwal rutin kumpul di depan Museum Geologi Bandung setiap hari Minggu jam 08.00 - selesai.4 Menurut Yahya Johari (Aboy) selaku ketua PSB, Komunitas PSB di kota Bandung sudah memiliki 534 anggota. Ini membuktikan bahwa pecinta sepeda onthel masih kian berkembang, belum lagi yang berada di luar Kota Bandung
4
http://www.facebook.com/?ref=home#!/group.php?gid=116854674779&v=info