BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah yang sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi yang merupakan akar dari katakata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama.1 Menurut Harold D. Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah menjawab pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? ( Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?) seperti yang disampaikannya dalam papernya yang dimuat dalam buku ” The Cmmunications of Ideas” suntingan Lyman Bryson.2
Menurut Carl Hovland yang tertera di buku Effendy yang berjudul ”Humas suatu Studi Komunikologis”,menyatakan bahwa : “Komunikasi merupakan
suatu proses dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan perangsang (biasanya lambang-lambang) bahasa atau verbal yang merupakam stimulasi yang bertujuan merubah tingkah laku orang lain (komunikan)”.3 Komunikasi bisa diartikan dengan mempelajari aspek-aspek psikologi manusia, antropologi, sosiologi dan etiologi dan secara ringkas dapat dinyatakan sebuah sebab dan akibat yang lahir dari suatu komunitas yang ada kesamaan dari latar belakang dan social budaya bertumbuh dan berkembang dan bertukar
1
Deddy Mulyana, ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung, 2004,hal. 41 H.P Rosmawaty . Mengenal Ilmu Komunikasi,Bandung,2010,hal. 11 3 Onong Uchjana,Effendy,Humas Suatu Studi Komunikologis,Remaja osdakarya,Bandung,1991,hal.10 2
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
pengalaman dari hari ke hari makin mendalam dan berkembang dan berulangulang. Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya. Didasari atau tidak, sendirian ataupun ditengah keramaian
lingkungan
social,
bahkan
dalam
keadaan
diam
sekalipun.
Dimungkinkan terjadi komunikasi bila orang mempersepsikan makna diam orang lain akan berpengaruj pada sikap dan perilakunya. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia, sejak lahir manusia akan terlibat dalam tindakantindakan komunikasi. Tindakan ini pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia dengan tujuan tertentu. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia karena manusia tidak mungkin dapat berinteraksi tanpa berkomunikasi. Proses komunikasi pada hakikatnya dapat disimpulkan sebagai proses informasi atau pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media.
2.1.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi menurut R. Wayne Pace,Brenet D. Peterson dan M. Dallas Burnet dalam Onong Uchjana Effendi, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan umum, yaitu : A. To secure understanding B. To establish acceptance C. To motivate action4 Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Jika komunikan telah mengerti pesan yang dimaksudkan maka penerimaannya itu harus dibina (to establish acceptance) pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action).
4
Onong Uchjana Effendi.2007. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hal. 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Dalam bukunya yang bertajuk ”Dimensi – Dimensi Komunikasi” Onong Uchjana Effendi mengungkapkan beberapa tujuan kominikasi adalah sebagai berikut :
1. Perubahan sosial dan partisipasi sosial ( Social chage & social Participation) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat yang tujuan akhinya agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya agar masyarakat ingin ikut serta dalam pilihan suara saat pemilu atau ikut serta dalam berprilaku sehat,dan sebagainya. 2. Perubahan sikap (attitude change) Kegiatan memberikan informasi kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat berubah sikapnya. Misalnya memberikan informasi tentang hidup sehat dengan tujuan agar masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat. 3. Perubahan pendapat (opinion change) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat yang tujuan akhirnya agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerintah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai pula dengan penyampaian informasi yang lengkap agar pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut. 4. Perubahan prilaku (behavior change) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mampu merubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi tentang hidup sehat yang tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan akan mengikuti perilaku hidup sehat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Organisasi Melayu S.P Hasibuan mengatakan “Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompokyang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja”5 Selain itu menurut Koontz & O’Donnel, organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang structural,baik secara vertical,maupun secara horizontal diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang meningkat / menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu – individu berusaha,dikoordinasi.6 Adapun aspek – aspek dalam organisasi diantaranya adalah : 1.
Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai
2.
Adanya sistem kerjasama yang terstruktur dari sekelompok orang
3.
Adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karyawan.
4.
Adanya penetapan dan penggelompokan pekerjaan yang terintegrasi
5.
Adanya keterkaitan formal dan tata tertib yang harus ditaati
6.
Adanya pendelegasian wewenang dan koorginasi tugas – tugas
7.
Adanya unsure –unsur dan alat – alat organisasi
5
Hasibuan, Malayu S.P .2010. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal. 25 6 Malayu S.P Opcit. Hal. 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
8.
Adanya penempatan orang – orang yang akan melakukan pekerjaan7
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sekelompok orang yang terorganisir dan memiliki satu tujuan yang sama, didalamnya terdapat structural dan pengaturan kerja untuk keberlangsungan organisasi. Elemen organisasi diantaranya terdiri dari : nilai dan visi, misi, aturan, profesionalisme, insentif, sumber daya dan rencana kerja.
2.2.2 Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat terjadi kapanpun,setidaknya satu orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Karena focus kita adalah komunikasi antara anggota-anggota organisasi,analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahannya atas banyaknya transaksi yang terjadi simultan. Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.8 Komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Komunikasi organisasi sering pula diartikan sebagai pelaku pengorganisasian (organizing behavior) yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Komunikasi organisasi adalah pertunjukan atau penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merapakan bagian dari suatu oragnisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit tertentu dalam hubungan – hubungan hierarchies antara yang satu dengan yang lainnya dalam suatu lingkungan.9
7
Hasibuan, Malayu S.P .2010. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara .hal 26 8 Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,Bumi Aksara ,Jakarta 2007 9
R. Wayne Pace dan Done F. Faules. Komunikasi Organisasi.Jakarta :Remaja Rosda Karya. 2002 hal : 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya komunikasi dalam organisasi adalah suatu kegiatan yang menghubungkan individu yang satu dengan yang lainnya dalam suatu struktur hierrki organisasi tertentu ,baik vertical,horizontal,untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam organisasi ,kegiatan komunikasi tersebt dapat dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi,yaitu :10
2.2.2.1 Saluran Komunikasi a.
Komunikasi dari atas kebawah :
Secara sederhana,trasformasi dari pimpinan ke bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah (top-down/downward communication). Aliran komunikasi dari atasan ke bawahan tersebut umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang seseorang terhadap suatu organisasi. b. Komunikasi dari bawah ke atas ; Dalam
struktur
organisasi,komunikasi
keatas
(bottom-up/upward
communication) berarti alur informasi berasal dari bawah menuju ke atas. Komunikasi ini pada umumnya terkait dengan partisipasi karyawan dalam memberikan aspirasi serta masukan-masukan kepada perusahaan. c. Komunikasi Horizontal : Komunikasi horizontal atau sering disebut dengan istilah komunikasi leteral adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,mempengaruhi,dan member informasi kepada bagian atau dapartemen yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi organisasi (organizational Communication) terjadi dalam suatu organisasi,bersifat formal dan informal dan berlangsung pada jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss menguraikan ada tiga model komunikasi yang terkait dengan komunikasi kelompok ini,yaitu : 10
Djoko Purwanto(1999) Komunikasi Bisnis,Jakarta : Erlangga halm : 26-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
1.
Model Komunikasi Linear (satu arah / one-way view of
communication). Dalam model ini komunikator memberikan stimulus dan komunikan akan melakukan respon atau tanggapan yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. 2.
Model Komunikasi Interaksional. Dalam model ini diperkenalkan
gagasan tentang umpan balik (feedback). Berbeda dari model sebelumnya dalam model ini penerima (receiver) melakukan seleksi,interpretasi dan memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan komunikator (sender). Komunikasi model ini partisipan memiliki peran ganda sebagai proses dua arah (two-way) ataukah cylical process.dimana setiap partisipan memiliki peran ganda,dalam arti pada suatu saat bertindak sebagai sender,namun pada waktu yang lain berlaku sebagai receive,penerima pesan. 3.
Selanjutnya model komunikasi Transaksional. Dalam pandangan
tradisional ,komunikasi hanya dapat dipahami dalam
konteks hubungan
(relationship) diantara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua prilalu ini adalah prilaku komunikatif dan tidak ada satu pun yang tidak dapat dikomuniksikan.
2.2.2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi Ada 3 (tiga) tujuan utama dari komuniasi organisasi, yaitu : a.
Sebagai tindakan koordinasi ; komunikasi dalam organsasi
bertujuan untuk mengkoordinaikan sebagai atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau sub bagian yang melaksasnakan visi dan misi organisasi. b.
Membagi informasi (information sharing) ; salah satu tujuan
komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh oparatur organisasi dengan tujuan organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
c.
Komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi ;
manusia dalam organisasi mempunyai keinginan bahkan kebutuhan untuk menyatakan kegembiraan atas pekerjaan dan prestasi yang mereka telah lakukan.
2.2.2.3 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Menurut Bungin (2009:278-279) yang mengutip pendapat Sedjaja (2004:4-8), ada empat fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu :
2.2.2.3.1 Fungsi Informatif Komunikasi digunakan sebagai upaya untuk menyampaikan informasi sebanyak mungkin kepda semua anggota organisasi, agar semua anggota tahu dan dapat melaksanakan pekerjaannya masing – masing dan sebagi fungsi informasi untuk membuat suatu kebijakan dan putusan organisai. 2.2.2.3.2 Fungsi Regulatif Pesan – pesan regulative lebih berfungsi sebagai upaya untuk mengatu dan mengendalikan semua anggota organisasi , mulai dari level pimpinan samapai level bawahan serta sebagi upaya berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Olek karena itu, pesan – pesan regulative sangat berkaitan dengan peraturan – peraturan yang telah ditetapkan dan diberlakukan dalam organisasi. 2.2.2.3.3 Fungsi Persuasif Dalam mengatur, mengendalikan dan mengoprasionalkan organisasi bukan hanya dibutuhkan jabatan dan kekuasaan atau wewenang. Juga dibutuhkan kemampuan dalam mempersuasif , sehingga setiap anggota organisasi tidak hanya menjadi seorang pekerja rutinitas biasa tetapi juga akan menjadi anggota organisasi yang memiliki “sentiment keanggotaan” dan “loyalitas” yang tinggi. Teknik komunikasi persuasive ini bukan hanya digunakan oleh para pimpinan organisasi tetapi juga digunakan oleh semua anggota organisasi tentunya dengan latar belakang kepentingan masing-masing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2.2.2.3.4 Fungsi Integratif Fungsi ini mengupayakan adanya jalinan komunikasi formal maupun informal diantara anggota – anggota organisasi, lewat berbagai kegiatan komunikasi, seperti kegiatan darmawisata\yang dimiliki oleh semua anggota organisasi, pertandingan olahraga bersama antar anggota organisasi, menyediakan bulletin atau newsletter organisasi sebagi media komunikasi dan informasi yang resmi,dsb yang memungkinkan setiap anggota organisasi dapat berkomunikasi baik secara formal maupun informal. 11
2.2.2.4
Hambatan – Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi tidak selamanya berjalan dengan mulus dan
lancar seperti yang kita harapkan. Seringkali dijumpai dalam suatu organisasi terjadi salah pengertian antara satu anggota dengan anggota lainnya atau antara atasan dengan bawahannya mengenai pesan yang mereka sampaikan dalam bentuk komunikasi. Robbins meringkaskan beberapa hambatan komunikasi secara umum, yaitu : 2.2.2.4.1
Penyaringan (Filtering)
Hambatan ini merupakan komunikasi yang dimanipulasikan oleh si pengirim sehingga nampak lebih bersifat menyenangkan si penerima. Contoh : Banyak manajer yang melaporkan keadaan yang tidak sebenarnya atau menutup – nutupi kebenaran hanya karena ingin atasannya senang.Dalam prakteknya hal ini sering disebut dengan komunikasi yang bersifat ABS ( Asal Bapak Senang). Komunikasi semacam ini dapat berakibat buruk bagi organisasi, karena jika informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan, maka keputusan yang kelak akan dihasilkan berkualitas rendah dan salah. 2.2.2.4.2
Persepsi Selektif
Hambatan in merupakan keadaan dimana penerima pesan di dalam proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latar belakang 11
Rosmawati H.P,Mengenal Ilmu Komunikasi, Widya Padjajaran,Bandung,2010. Hal .101-102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
pengalaman , dan ciri-ciri pribadi lainnya. Jadi, boleh tidak sama dengan apa yang dilihat dan didengar orang lain.Contohnya : Seorang wanita yang keluar dari gedung bioskop dengan mata merah karena menangis, mungkin diinterpretasikan oleh seseorang karena menonton film yang sedih, sementara orang lain menafsirkan telah terjadi percekcokan antara wanita dan pasangannya. Jadi dalam hal
cara
menafsirkan
pesan-pesan
tadi,
maka
pengalaman,
pendidikan,pengetahuan dan budaya kan ikut menentukan. Oleh karenanya persepsi yang demikian ini dapat menjadi penghambat bagi komunikasi yang efektif. 2.2.2.4.3
Perasaan
Hambatan ini merupakan bagaimana perasaan penerima saat dia menerima pesan komunikasi yang mempengaruhi cara dia menginterpretasikan pesan. Pesan yang sama yang diterima oleh seseorang disaat sedang marah akan berbeda penafsirannya jika ia menerima pesan itu dalam keadaan normal. 2.2.2.4.4
Bahasa
Kata-kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. Kadang – kadang arti dari sebuah kata tidak berada pada kata itu sendiri tetapi pada kita. Umur, pendidikan, lingkungan kerja dan budaya adalah hal – hal yang secara nyata dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang atau definisi yang dilekatkan pada suatu kata. Contohnya, istilah by-pass oleh pengendara mobil dihubungkan dengan jalan yang ditempuh, sementara di kalangan kedokteran by-pass berhubungan dengan suatu operasi jantung misalnya, dan di dalam mekanisme atau prosedur manajemen diartikan sebagai adanya pejabat yang dilewati atau dikesampingkan.12
12
Masmuh Abdullah, Komuikasi Organisasi dalam perspektif teori dan praktek, UMM Press,2010. Malang. Hal. 80-82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Reksohadiprodjo dan Handoko, dalam salah satu bukunya yang berjudul : “Organisasi Perusahaan” , mengklasifikasikan hambatan – hambatann komunikasi ke dalam empat kategori diantaranya sebagai berikut : a.
Hambatan dalam diri pribadi : Persepsi selektif ; Perbedaan individual dalam
keterampilan dan berkomunikasi b.
Hambatan antarpribadi : Iklim atau suasana dalam kelompok ; Kepercayaan
penerima ; Kredibilitas sumber informasi; derajat kesamaan pengirim dan penerima, c.
Hambatan organisasional : Status ; Hirarki organisasi ; ukuran kelompok
dan ruang t u wilayah dalam organisasi. d.
Hambatan teknologi : Bahasa dan pengertian ; isyarat – isyarat non verval ;
efektivitas saluran. (Sukamto Reksohadi Projodjo, 1982: 186 – 189)13
2.3
Public Relations
2.3.2 Definisi Public Relations Public Relations merupakan suatu fungsi manajemen yang bertugas mengevaluasi sikap,mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seorang individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan – kepentingan public, dan perencanaan serta eksekusi sebuah program aksi untuk mendapatkan pemahaman dan kesabaran public. Selain definisi diatas, Dennis L. Wilcox mengatakan bahwa: “Strategies & tactics bahwa Public relations merupakans suatu fungsi manajemen khusus yang membantu mendirikan dan menjaga arah komunikasi timbale balik, pengertian, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dan publiknya.14 13
Masmuh Abdullah, opcit. Hal . 82 Denish Wilcoks. 2000.PR Strategies & Tactics (sixth Edition). New York : Longman. Hal.3
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Menurut (British) Institute of Public Relations, Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan satu organisasi dengan segenap khalayak.15. Sedangkan menurut Frank Jefkins, “Public Relation adalah bentuk komunikasi yang terencana baik itu kedalammaupun keluar antara satu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan – tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.16 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa public relations merupakan bagian terpenting dari sebuah perusahaan yang menjadi jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publiknya, baik public internal maupun eksternal demi mencapai tujuan perusahaan.
2.3.3 Fungsi Public Relations Seorang praktisi Public Relations dituntut untuk mampu mengerjakan banyak hal. Public Relations harus tahu benar tentang seluk beluk organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai kesempatan dan keperluan. Seorang praktisi public relations harus menjalankan fungsi-fungsinya baik keluar maupun kedalam perusahaan dengan baik dalam sebuah perusahaan secara mandiri atau independen. Fungsi Public Relations menurut Cutlip & Centre, dalam Rosady merumuskan fungsi public relations sebagai berikut : 1.
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(Fungsi melekat pada manajemen lembaga / Organisasi) 2.
Membina hubungan yang harmonis antara badan / organisasi denagn
publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
15
M. Linggar Anggoro. 2002. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi. Hal. 1-2 16 Frank Jefkins. 2004. Public Relations. Jakarta ; Erlangga. Hal. 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3.
Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini , persepsi
dan tanggapan masyarakat terhadap badan / organisasi yang diwakilinya atau dibaliknya. 4.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5.
Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan / organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi menciptanya citra positif bagi kedua belah pihak. 17
Salah satu fungsi public relations adalah memelihara hubungan dengan public internal perusahaan. Public utama internal sebuah perusahaan tentunya adalah para karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut yang mendukun keberlangsungan perusahaan perusahaan dan partisipasi dalam mencapai tujuan perusahaan tempatnya bekerja. Hubungan yang terjalin diantara para karyawan dalan sebuah perusahaan tidak sepenuhnya sama dengan hubungan industry. Internal relations dalam sebuah perusahaan menjadi tanggung jawab public relations. Target dari internal public relations menciptakan suasana didalam perusahaan, terutama suasan diantara para karyawan yang mempunyai hubungan dengan perkembangan perusahaan. Kegiatan public relations kedalam perusahaan ini menjadi sangat diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan antara para karyawan, komunikasi antar bawahan dan pimpinan atau antar atasan agar terciptanya suasana yang akrabdan tidak kaku, sampai akhirnya seluruh karyawan memiliki rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan dan dihadapkan muncul kegairahan kerja diantara para karyawan. Dalam usahanya untuk menciptakan suasana yang menyenangkan komunikasi yang bersifat two way communication penting sekali dan mutlak
17
Rosady Ruslan. 2000. Manajemen Public Relations dan Media Publikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
diadakan, yakni adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan dan antara bawahan dan pimpinan. Public relations sebagai jembatan dari keduanya sangatlah berperan aktif dalam pelaksanaannya secara struktural dibeberapa perusahaan tidak memiliki divisi humas atau divisi public relations, hal ini tidaklah menjadi soal selama perusahaan tersebut tetap menjadikan peran serta fungsi Public relations . Fungsi PR sebagaimana yang di ungkapkan oleh Rex F. Harlow dalam bukunya ”A Working Definition”, bahwa secara umum fungsi Humas / Public Relations dapat dibedakan menjadi dua kategori,18 yaitu: a. Sebagai Methode of Communications : PR / Humas adalah merupakan rangkaian atau sistem kegiatan ( order or system of action) melalui kegiatan komunikasi secara khas. Artinya sebagai methode komunikasi terdapat makna bahwa setiap pimpinan dari sebuah organisasi bagaimanapun kecilnya dapat melaksanakan fungsi-fungsi Public Relations. b. Sebagai State of Being : PR atau Humas adalah perwujudan suatu kegiatan komunikasi yang ”Dilembagakan” ke dalam bentuk biro,bagian,divisi atau seksi dalam suatu sistem manajemen kehumasan. Artinya terdapat orang yang memimpin atau pejabat Humas suatu kelembagaan tertentu. Employee Relations Manajement biasanya juga berfungsi sebagai bagian dari Internal PR bagi setiap kebutuhan pegai terhadap informasi,kebijakan dan peraturan perusahaan. Fungsi ini juga untuk menggali masukan dari pegawai mengenai berbagai aspek dalam organisasi. Pesan yang disampaikan adalah kebijakan perusahaan itu sendiri, khususnya dalam penelitian ini kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan – kebjiakan yang berkaitan dengan tujuan tercapainya iklim komunikasi organisasi yang baik di lingkungan perusahaan, seperti mekanisme pemberian penghargaan, 18
Rosady Ruslan (2002) Manajemen Humas dan Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,hal. 34-35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
kehangatan, konflik, dukungan dalam pengambilan keputusan, kepercayaan diri ,dan kredibilitas, keterbukaan dan keterusterangan, serta tujuan prestasi tinggi. Perangsang yang dipergunakan adalah beraneka ragam, disesuaikan dengan masung-masing pesan yang ingin disampaikan. Sebagai contoh, untuk mekanismen pemberian penghargaan dapat disampaikan baik secara lisan maupun pemberian materi tertentu. Pihak yang menjadi komunikan adalah para karyawan perusahaan yang berada dibawah level Junior Manager dengan tujuan untuk memotivasi karyawan agar bekerja lebih baik.
2.4
Iklim Komunikasi Organisasi Suatu organisasi, baik public maupun organisasi bisnis dibentuk dengan
focus utama untuk mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan memerlukan kerjasama dari semua anggota organisasi sesuai dengan tanggung jawab dan pembagian tugasnya. Proses kerja tersebut perlu didukung dengan adanya Iklim Komunikasi Organisasi yang kondusif serta juga dilengkapi dengan komitmen yang tinggi dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Kerjasama dan prilaku semua anggota meningkatkan efektifitas organisasi, perlu diarahkan dalam pencapaian tujuan dan bahkan dapat melebihi standart yang telah ada dalam organisasi. Secara umum iklim komunikasi didefinisikan oleh Tagiuri sebagai kualitas yang relative abadi dai lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota –anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai – nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan19 . Iklim komunikasi organisasi yang terjadi baik atau buruknya salah satunya dipengaruhi oleh keberlangsungan komunikasi dalam internal perusahan tersebut yang terkait dengan komunikasi kelompok pula didalamnya. Iklim secara umumnya berlaku sebagai faktor – faktor penengah antara unsur – unsure sistem kerja dengan ukuran –ukuran yang berbeda keefektifan organisasi seperti motivasi,produktivitas,kualitas, kepuasan, dan validitas. 19
Masmuh Abdullah,opcit. Hal. 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Selain definisi di atas iklim komunikasi didefinisikan sebagai persepsi karyawan terhadap kualitas dan hubungan yang terjadi dalam perusahaan tempatnya bekerja serta tingkat keterlibatannya dan pengaruhnya. Faktor terpenting dalam perkembanagn iklim komunikasi ialah interaksi. Melalui interaksi antara anggota – anggota organisasi, maka iklim komunikasi organisasi tersebut akan terbentuk.20 Iklim komunikasi organisasi menjadi komponen yang dianggap penting dalam mempengaruhi kemajuan dari perusahaan adalah karena hal ini mampu mempengaruhi sikap,prilaku,dan motivasi para karyawan dalam suatu organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka,rileks,ramah tamah dengan anggota yang lain.21 Iklim organisasi perusahaan yang baik akan membawa pengaruh yang baik bagi perusahaan sebaliknya komunikasi organisasi atau perusahaa yang buruk akan membawa dampak buruk bagi perusahaan. Moore mengatakan bahwa : “Kegagalan yang serius dalam komunikasi karyawan menetapkan kelambangan pegawai, ketidak efisienan, penurunan hasil kerja, penurunan semangat kerja, pemogokan yang merugikan, kepalitan serta masalah lainnya yang menimbulkan dampak yang merugikan pada penjualan, keuntungan dan citra pabrik”
Jack Gibb yang melakukan studi mengenai hubungan interpersonal dalam suatu kelompok memberikan dua macam iklim komunikasi yaitu Defensive dan Supportive. 1. Karakteristik iklim komunikasi secara Defensive
20
Deddy Mulyana.2004. Iklim Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya; hal. 147 21 Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,Bumi Aksara ,Jakarta 2007 hal. 85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
a. Evaluasi, yaitu melalui keputusan, menyalahkan, memuji, menanyakan standar nilai dan motif control yaitu berusaha untuk mengubah sikap atau tingkah laku yang lain. b. Strategi yaitu memanipulasi dan memainkan yang lain c. Netral yaitu mengekspresikan kesenjangan perhatian pada kesejahteraan yang lain. d. Superionitas yaitu mengkomunikasikan suatu sikap superioritas dalam posisi, kemampuan intelektual dan karakteristik. e. Kepastian yaitu menjadi dogmatis, membutuhkan yang benar dan menginginkan kemenangan. 2. Karakteristik Iklim komunikasi yang Supportive a. Deskriptif yaitu tidak mengklaim, menyampaikan perasaan, kejadian, persepsi dan proses tanpa usaha untuk mengubah penerima b. Spontanitas yaitu bebas dari kecurangan dan motif tersembunyi c. Kesamaan yaitu saling percaya dan menghargai adanya perencanaan yang partisipatif tanpa pengaruh kekuasaan dan status d. Empati yaitu menghargai pendengarnya, mengidentifikasi, berbagi, dan menerima masalah, perasaan dan nilai-nilainya e. Sementara waktu yaitu ingin bereksperimen dengan tingkah laku, sikap dan idenya. Pada proses interaksi antara individu dengan lingkungan kerjanya pada akhirnya dapat membentuk dan mengubah sikap.22 Adanya jalur-jalur komunikasi memungkinkan bagi setiap karyawan untuk saling berinteraksi dan mengenal antara satu dengan lainnya. Iklim dapat
22
Mangkunegara, Opcit, 168
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
mempengaruhi hal itu dengan membentuk harapan karyawan tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan.
2.4.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Iklim Komunikasi a. 1.
Mengenali Sasaran Komunikasi Faktor Kerangka Referensi, Pesan komunikasi yang akan
disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi (frame of reference). Kerengka referensi seseorang terebentuk dalam dirinya sebagai hasil dan paduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status social, ideology, cita-cita dan sebagainya. 2.
Faktor Situasi dan Kondisi. Yang dimaksudkan dengan situasi disini
ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan, sedangkan kondisi ialah “state of personality” komunikasn, yaitu keadaan fisik dan praktis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. b.
Pemilihan Media Komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan. c.
Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi atau teknik instruksi. Adapun tekniknya, pertama-tama komunikasi harus dimengerti apa isi pesannya. d.
Peranan Komunikator Dalam Komunikasi
Ada factor penting pada diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu : a.
Daya tarik sumber. Seorang komunikator akan berhasil dalam
komunikasi tak mampu mengubah sikap, opini danperilaku komunikasn melalui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
mekanisme daya tarik jika pihak komunikan meresa bahwa komunikator ikut serta dengannya. b/
Kredibilitas sumber; Faktor kedua yang bisa menyebabkan
komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan kepada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator.
2.4.2 Dimensi – Dimensi Iklim Komunikasi Redding (Goldheber,1986) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi tersebut : 1.“Supportiveness”,
atau
bawahan
mengamati
bahwa
hubungan
komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting. 2.Partisipasi membuat keputusan. 3.Kepercayaan,dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. 4.Keterbukaan dan keterusterangan. 5.Tujuan kinerja yang tinggi,pada tingkat mana kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
Gibb menegaskan bahwa tingkah laku pada komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan kepada iklim supportiveness. Diantara tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut : 1.Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejaian yang dapat diamati daripada evaluasi secara subjektif atau emosional. 2.Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
3.Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam berespon terhadap situasi yang terjadi. 4.”Empathi” , anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap anggota lainnya. 5.Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan. 6.”Profesionalism”,
anggota
organisasi
bersifat
fleksibel
dan
menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda-beda. Selanjutnya Dennis (1975) mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai hubungan internal organisasi ,yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi didalam organisasi. Dennis melakukan pengujian terhadap dimensi iklim komunikasi yang dikemukakan oleh Redding. Dennis hanya menemukan empat dari lima dimensi tersebut yaitu ; supportiveness, partisipasi pembuatan keputusan,keterbukaan dan keterusterangan, dan tujuan penampilan yang tinggi. Yang menjadi pokok persoalan utama dari iklim komunkasi adalah hal-hal berikut; 1.Persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi. a. Apakah anggota organisasi merasa puas dengan atasan., teman bekerja sama dan bawahan sebagai sumber informasi. b.Berapa pentingnya sumber-sumber itu. c. Apakah sumber-sumber tersebut dapat dipercaya. d.Apakah sumber-sumber terbuka terhadap komunikasi. 2.Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
a. Apakah jumbla informasi yang diterima cocok dan tepat dengan topiktopik yang penting dari sumber informasi. b. Apakah informasi itu berguna c. Apakah balikan sumber informasi dikirimkan kepada sumber yang tepat. 3. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri. a. Berapa banyak nya anggota yang terlibat dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi mereka. b.Apakah tujuan dan objektif dipahami. c. Apakah orang diberi sokongan dan dihargai. d.Apakah sistem terbuka terhadap input dari anggota lainnya.23 Dalam membangun iklim komunikasi yang baik peran PR dalam hal ini sangat diperlukan yakni untuk membantu menciptakan atmosfer yang bersahabat dalam lingkungan pekerjaan dengan cara menciptakan kelompok-kelompok kantong (kelompok kecil) yang bersifat informal. Kelompok ini terdiri dari masing-masing anggota dari beberapa kelompok atau tim kerja yang berada dalam lingkungan organisasi tersebut. Hal ini harus dilakukan oleh PR dengan tujuan untuk mempererat hubungan dari masing-masing anggota dari tiap kelompok yang bekerja dalam tubuh perusahaan yang sama. Iklim komunikasi jelas dipengaruhi oleh persepsi bagaimana baiknya aktivitas komunikasi dari suatu organisasi dalam memenuhi kebutuhan pribadi. Hal yang banyak memberikan kontribusinya dalam kepuasan komunikasi organisasi belumlah teridentifikasi secara jelas semuanya namun pekerjaan Wiio(1978),Down dan Hanzen dan Beckstrom (1980) menyarankan beberapa dimensi.Mereka menyusun suatu angket untuk mengukur 7 dari faktor kepuasan komunikasi organisasi karyawan dalam organisasi yang telah dipegang oleh 23
Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,Bumi Aksara ,Jakarta 2007 hal. 85-87
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
peneliti terdahulu. Kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi faktorfaktor berikut : 1.
Kepuasan dengan pekerjaan. Hal ini menyangkut terhadap yang
berkaitan dengan pembayaran,keuntungan,naik pangkat, pekerjaan itu sendiri. Dari hasil penelitian ternyata bahwa kepuasan dalam aspek pekerjaan memberikan sumbangan kepada kepuasan komunikasi organisasi. 2.
Kepuasan dengan ketepatan informasi. Faktor ini mencakup tentang
tingkat kepuasan dengan informasi,kebijaksanaan, teknik-teknik baru,perubahan administrative dan staf,rencana masa dating dan penampilan pribadi. Kelihatannya kepuasan dengan ketepatan informasi yang diterima penting bagi konsep kepuasan komunikasi organisasi. 3.
Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan
penyempurnaan. Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat dimana komunikasi seharusnya disempurnakan,pemberitahuan mengenai perubahan untuk
tujuan
penyempurnaan dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat perubahan. Kepuasam
dengan
bermacam-macam
perubahan
yang
dibuat,bagaimana
perubahan itu dibuat dan diinformasikan,kelihatannya mempunyai hubungan dengan kepuasan komunikasi organisasi. 4. ini
Kepuasan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi. Faktor
mencakup
melalui
organisasi,mencakup
mana
komunikasi
peralatan,bulletin,memo,materi
disebarluaskan tulisan.
dalam Kepuasan
komunikasi tampaknya berhubungan dengan pandangan orang mengenai berapa efisiennya media untuk menyebarkuaskan informasi dalam organisasi. 5.
Kepuasan dengan kualitas media. Yang berhubungan dengan faktor
ini berapa baiknya mutu tulisan,nilai informasi yang diterima,keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang dating. Hasil penelitian menyarankan bahwa penampilan,ketepatan,dan tersedianya informasi mempunyai pengaruh kepada kepuasan orang dengan komunikasi dalam organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
6.
Kepuasan dengan cara komunnikasi teman sekerja. Faktor ini
mencakup komunikasi horizontal,informal dan tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dan teman sekerja. Kepuasan dengan komunikasi berhubungan dengan hubungan yag memuaskan dengan teman sekerja. 7.
Kepuasan dari keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai
suatu ksatuan. Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi dan informasi dari organisasi. Kelihatan bahwa rasa puas dalam komunikasi
organisasi
dipengaruhi
oleh
aspek-aspek
organisasi
seperti
dipercaya,sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi.24
2.5 Motivasi 2.5.1 Definisi Motivasi Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Pimpinan/Leader dalam Organisasi adalah bagaimana Leader dapat menggerakkan para bawahan agar mau dan
bersedia
mengerahkan
kemampuan
terbaiknya
untuk
kepentingan
Organisasi.Secara taksonomi Motivasi berasal dari kata latin Movere (bergerak), untuk itu Leader
harus
selalu dapat memelihara semangat, kesadaran, dan
kesungguhan dari bawahannya untuk terus menunjukkan kinerja yang optimal. Selain itu motivasi dapat didefinisikan sebagai pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerjaa seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untu mencapai kepuasan. 25 Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap usaha sekelompok orang yang bekerja sama dalam ramgka mencapai yujuan tertentu. H. Nadari Nawawi memberikan pendapat tentang pentingnya motivasi yaitu motivasi dapat dilihat sebagai bagian yang fundamental dari kegiatan manajemen, sehingga sesuatu dapat ditujukan pada pengarahan, potensi dan daya manusia dengan jalan menimbulkan , menghidupkan dan menumbuhkan tingkat keinginan yang 24
25
Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,Bumi Aksara ,Jakarta 2007 hal.88-89 Hasibuan, Melayu S.P Op.Cit. Hal. 96
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
tinggi,kebersamaan dalam menjalankan tugas perorangan maupun kelompok dalam organisasi.26 Menurut H. Hadari Nawawi (2003:351), pengertian dari motivasi yakni : “Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”. Kita dapat mendefinisikan motivasi dari segi prilaku yang ditampilkan seseorang. Orang-orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak termotivasi. Namun,definisi ini bersifat relative dan hanya memberikan sedikit
penjelasan
pada
kita.
Motivasi
adalah
daya
pendorong
yang
mengakibatkan seorang anggota organisasi mau & rela untuk mengerahkan kemampuan, dlm bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga & waktunya untuk menyelanggarakan berbagai kegiatan yg menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dlm rangka pencapaian tujuan & berbagai sasaran organisasi yg telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1986 : 132) Berdasarkan
beberapa
pengertian
motivassi
diatas
maka
dapat
disimpulakan bahawa motivasi dapat muncul karena adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu yang ingin dipenuhi. Maka secara garis besar dapat dilihat bahwa jika motivasi dikaitkan dengan praktek kerja (motivasi kerja ) maka didapatkan kesimpulan bahwa motivasi kerja merupakan suatu perasaan rela/ikhlas hati yang muncul dalam diri seseorang (karyawan karena adanya dorongan keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu sehingga jika apa yang diharapkan daoat terpenuhi maka individu tersebut (karyawan) akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi. Seseorang yang termotivasi selain memiliki rasa mau dan rela hati mengerahkan kemampuannya, juga memiliki rasa ingin dan rela menyediakan waktunya untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi, yang hadir dan terlibat
26
Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Jetiga, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press: 2000,hal.49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
dalam aktivitas perusahaan. Bagaimana karyawan ini kemudian disebut dengan absensi. Absensi merupakan salah satu indikator naik / turunnya semangat dan kegairahan kerja. Sehingga dapat dikatakan apabila karyawan malas untuk setiap harinya datang untuk bekerja atau selalu datang terlambat sampai ke kantor, tidak bersemangat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, ,maka hal ini mengindikasikan bahwa semanagat dan kegairahan kerjanya telah menurun, atau dengan kata lain motivasi kerjanya rendah. Motivasi dapat memberikan suatu rangsangan yang menjadi salah satu tugas pimpinan agar karyawan yang dipimpinnya mau dan mampu bekerja sesuai dengan ketentuan dan pengarahan yang diberikan. Motivasi dapat dipandang sebagai integral dari pada manajemen personalia dalam rangka proses pembinaan. Ranupandojo dan Husnan memberikan pendapat bahwa pada garis besarnya motivasi yang diberikan ada dua yaitu : 1.
Motivasi Positif
Proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah yang berwujud tambahan uang, tambahan penghargaan dan lain sebagainya. 2.
Motivasi Negatif
Proses untuk mempengaruhi seseorang mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang kita gunakan adalah lewat kekuatan – kekuatan. Apabila seseorang tidak melakukan yang kita inginkan kita akan memberitahukan mereka bahwa mereka mungkin akan kehilangan sesuatu. Orang dibedakan tidak hanya dalam kemampuan untuk berbuat tetapi juga dalam kemauannya untuk berbuat dan memotivasinya. Motivasi orang tergantung pada kekuatan ”Motives” yang ada pada dirinya. Motiv sering didefinisikan sebagai kebutuhan, keinginan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dorongan, atau rangsangan dalam diri pribadi untuk mencapai suatu tujuan secara sadar (conscius) ataupun setengah sadar ( sub conscius).27
2.5.2 Teori Motivasi Awal Dekade 1950-an adalah periode puncak dalam pengembangan konsepkonsep motivasi. Tiga teori khusus diformulasikan selama periode ini yang walaupun saat ini sangat dikecam dan kevaliditasnya dipertanyakan.,mungkin masih merupakan penjelasan-penjelasan yang terkenal mengenai motivasi karyawan : teori hierarki kebutuhan,teori X dan teori Y,dan teori motivasi higienis. Sejak itulah dikembangkan penjelasan-penjelasan yang lebih valid tentang motivasi namun ada beberapa teori yang harus diketahui paling tidak untuk dua alasan : 1.
Teori-teori tersebut merupakan landasan dari teori-teori kontemporer yang
kini berkembang,dan 2.
Para manejer praktisi secara teratur menggunakan teori-teori ini dan
terminologi-terminologinya dan menjelaskan motivasi karyawan.
2.5.2.1 Teori Hierarki Kebutuhan Pendekatan terkenal yang telah diterima secara luas berkaitan dengan motivasi adalah teori hierarki kebutuhan Abraham Marslow. Marslow membuat hipotesis bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkatan kebutuhan,yaitu : 1.
Kebutuhan Fisik : Meliputi lapar,haus, tempat bernaung,seks, dan kebutuhan-
keutuhan tubuh lainnya. 2.
Kebutuhan rasa aman : Meliputi rasa aman dan perlindungan dari bahaya dan
emosi 3.
Kebutuhan sosial : Meliputi rasa kasih sayang,saling memiliki, penerimaan
dan persahabatan. 27
Ranupandoyo,Heidjrachman dan Suad Husnan,2002. Manajemen Personalia, Edisi 4. Yogyakarta:BPFE ; Hal.33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
4.
Kebutuhan penghargaan : Mengikuti faktor-faktor internal seperti harga diri
,otonomi, dan prestasi, serta faktor-faktor eksternal seperti status,pengakuan dan perhatian. 5.
Kebutuhan aktualisasi diri : Dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia
lakukan ; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Marslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan lebih tinggi dan lebih rendah. Kebutuhan fisik dan rasa aman digambarkan sebagai urutan yang lebih rendah; sosial, penghargaan,dan aktualisasi diri dikategorikan sebagai kebutuhankebutuhan yang lebih tinggi. Dua urutan tersebut dibedakan atas dasar pemikiran bahwa pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi terpuaskan secara internal,sedangkan kebutuhan tingkat rendah terutama terpuaskan secara eksternal (dengan hal-hal seperti upah, kontrak serikat kerja, dan jabatan). Pada kenyataannya kesimpulan yang bisa ditarik dari klasifikasi Marslow adalah bahwa ,dalam masa kecukupan ekonomi,hampir semua karyawan tetap akan menginginkan kebutuhan tingkat rendahnya benar-benar terpenuhi.
2.5.2.2 Teori X dan Teori Y Douglas McGregor
mengajukan dua pandangan yang berbeda mengenai
manusia : seseorang itu pada dasarnya bersifat negatif diberi nama Teori X, dan yang lainnya bersifat positif,dan diberi nama Teori Y. Setelah melihat cara pandang manager menghadapi karyawan,McGregor menyimpulkan bahwa pandangan
seorang
manajer
tentang
sifat
manusia
didasarkan
pada
pengelompokan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk prilaku terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam Teori X ,terdapat empat asumsi yang diyakini oleh manajer, yaitu : 1.
Karyawan tidak suka bekerja
dan bilamana mungkin ,akan berusaha
menghindarinya. 2.
Karena para karyawan tidak suka bekerja,mereka harus dipaksa,dikendalikan,
atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
3.
Para karyawan akan mengelakan tanggungjawab dan sedapat mungkin hanya
mengikuti perintah formal. 4.
Kebanyakan pekerja mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk
dipecat) di atas semua faktor dan hanya menunjukan sedikit ambisi. Dalam Teori Y , terdapat empat asumsi berlawanan yang diyakini oleh manajer,yakni : 1.
Para karyawan memandang pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan
bermain. 2.
Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan
dan pengendalian diri. 3.
Seorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menrima bahkan mencari
tanggung jawab. 4.
Kreativitas-yaitu ,kemampuan untuk membuat keputusan yang baik, -
didelegasikan kepada kayawan secara luas dan tidak harus berasal dari orang yang berada dalam manajemen.28
2.5.2.3 Teori Motivasi Higienis Teori motivasi Higienis (Motivation-Hygiene Theory)diajukan oleh ahli psikolog Frederick Herzberg.
Dengan keyakinan bahwa hubungan individu
dengan pekerjaan adalah sesuatu yang mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan akan sangat menentukan kesuksesan atau kegagalannya, Herzberg melakukan penelitian denga pertanyaan ” Apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya?” dia meminta karyawan untuk menjelasakan dengan rinci situasi kerja yang membuat mereka merasa luar biasa baik atau buruk. Jawaban-jawaban ini dibuat dengan table dan dikelompokan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap pekerjaan ,seperti yang dilaporkan dalam dua belas penelitian yg dilakukan oleh Herzberg.
28
Masmuh Abdullah, opcit. Hal. 171
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Dari jawaban-jawaban yang telah dikatagorikan,Herzberg menyimpulkan bahwa jawaban yang diberikan ketika orang merasa baik tentang pekerjaan mereka benar-benar berbeda dengan jawaban yang diberikan ketika mereka merasa buruk.faktor-faktor intrinsik seperti pencapaian,pengakuan,kerjaannya sendiri,tanggung jawab,dan peningkatan kerja terlihat berhubungan dengan kepuasan kerja.responden yang merassa puas denngan pekerjaaannya cendrug dengan menghubungkan faktor-faktor ini dengan diri mereka sendiri.Sebaliknya responden yang tidak puas cendrung untuk menyebutkan faktor-faktor dari luar seperti administrasi dan kebijkan perusahaaan,super visi,hubungan antar karyawan,dan kondisi kerja. Data menunjukan kata Herzberg bahwa lawan dari kepuasan bukanlah ketidakpuasan seperti yang secara tradisional di percaya.pengahapusan karakter yang tidak memuaskan dari suatu pekerjaan tertentu belum tentu membuat pekerjaan menjadi memuaskan. Herzberg mengemukakan bahwa penemuannya menunjukan exsistensi dari dual continuum:Lawan ”kepuasan” adalah ”tidak adanya kepuasan” dan lawan ”ketidakpuasan” adalah”tidak adanya ketidak puasan”. Menurut Harzberg,faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dengan yang memberikan ketidak puasan kerja. Oleh karena itu,manajer-manajer yang mencoba menghilangkan faktor-faktor yang dapat menciptakan ketidakpuasan kerja dapat memberikan kedamaian tetapi belum tentu memberikan motivasi. Mereka lebih akan menentramkan tenaga kerja mereka daripada memotivasi mereka. Hasilnya,karakteristik – karakteristik seperti administrasi dan kebijakan perusahaan,supervisi, hubungan antar karyawan, kondisi kerja dan gaji yang dicirikan oleh Harzberg sebagai faktor-faktor higienis (Hygiene Factors). Ketika faktor-faktor tersebut memadai orang tidak akan menjadi tidak puas ; maupun menjadi
puas.
Jika
tidak
ingin
memotivasi
orang
dalam
pekerjaan
mereka,Herzberg menyarankan untuk menekankan pada prestasi,pengakuan,kerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
itu sendiri, tanggung jawab,dan pertumbuhan. Hal tersebut
merupakan
29
karakteristik yang dianggap orang berharga secara intrinsik.
2.5.3 Dimensi – Dimensi Motivasi Motivasi mengandung 3 komponen penting yang saling berkaitan erat, yaitu : 1.
Kebutuhan;
Kebutuhan timbul dalam diri individu apabila si-individu merasa adanya kekurangan dalam dirinya (ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi si-individu harus dimiliki). 2.
Dorongan;
Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, dalam diri si-individu akan timbul DORONGAN berupa usaha pemenuhan kebutuhan secara terarah.Maka, DORONGAN biasanya berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang/individu, dan inilah INTI dari MOTIVASI 3.
Tujuan
Komponen ketiga dari motivasi adalah TUJUAN, merupakan sesuatu yang menghilangkan KEBUTUHAN dan mengurangi DORONGAN. Pencapaian TUJUAN bearati mengembangkan keseimbangan dalam diri seseorang/siindividu.
2.6 Motivasi Kerja Dalam buku The Human side of Organizations Stan Kossen mengatakan motivasi yang tinggi dalam diri seorang karyawan dapat diketahui melalui : 1.
Organisasi itu sendiri : Reputasi umum organisasi yang baik, dapat
mempengaruhi sikap para karyawan secara baik pula sehingga merekaa berusaha mempertahankan reputasu yang baik tersebut dimata publiknya. 2.
Kegiatan karyawan setelah bekerja : Hubungan karyawan dan keluarga
ternyata cukup menentukan karyawan dalam memotivasi pekerjaanya. Oleh 29
Robbins P Stehen, Prinsip – Prinsip Pelaku Organisasi,ERLANGGA : Hal :5560
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
karena itu kebanyakan organisasi merasa bahwa karyawan seharusnya mempunyai hak bagi kehidupan mereka pribadi pada saat mereka mempunyai masalah, sebaiknya perusahaan juga dapat memberikan penyuluhan ataupun bagi permasalahan yang dihadapi. 3.
Rekan Kerja : Rekan kerja yang kooperatif ternyata memberikan motivasi
yang lebih dalam diri karyawan, hal ini disebabkan karena sesame rekan kerja mereka dapat memberikan sumbangsuh bagi kemajuan perusahaan. Sebalikanya jika rekaan kerja yang memberikan pengaruh tidak baik, dapat membuat rekan kerja yang lain tertekaan serta tidak merasa nyaman. 4.
Pimpinan : Pimpinan juga cukuo menentukan suasana dan tanggung jawab
utaman untuk menetapkan iklim organisaasi dan memicu motivasi yang sehat. Hal inilah yang harus menjadi pemikiran pimpinan untuk mempuyai cara-cara tersendiri dalam memotivasi karyawannya.30 Alex S. Nitisemito mengungkapkan bagaimana melihat tinggi atau rendahnya motivasi seorang karyawan. Ia mengemukakan bahwa motivasi kerja sebagai semangat dan kegairahan kerja yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Ia menambahkan bahwa semangat dan kegairahan kerja seseorang dapat ditandai oleh tingkat absensi,produktivitas dalam menyelesaikan tugas dan kesetian individu terhadap organisasi (loyalitas), dimana :
1.
Loyalitas Merupakan suatu bentuk dari nilai – nilai terinternalisasi, dan diartikan
sebagai kesetiaan atau pengabdian yang diberikan karyawan kepada atasan dan perusahaan serta menjaga nama baik dan kerahasiaan. Beberapa individu termotivasi untuk melakukan sebuah pekerjaan karena mereka percaya bahwa aktivitas mereka akan memfasilitasu pencapaian tujuan organisasi. 30
Stan Kossen. 1986. The Human Side of Organization. Jakarta : Erlangga. Hal.228
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
2.
Absensi Merupakan tingkat kehadiran karyawan dalam perusahaan dan keterlibatan
dalam aktivitas perusahaan,dan merupakan salah satu indikasi turun naiknya semangat dan kegairahan kerja. Pada umumnya bila semangat dan kegairahan kerja turun maka karyawan akan malas untuk datang bekerja setiap hari. Selain mengakibatkan seseorang mau dan rela mengerahkan kemampuannya, motivasi kerja juga mengajibatkan seseorang mau dan rela menyediakan waktunya dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. 3.
Penyelesaian Tugas Merupakan bagian dari karakteristik pekerjaan yang dapat mempengaruhi
motivasi kerja seseorang. Menurunnya produktivitas karyawan dalam sebuah organisasi terjadi akibat kemalasan atau penundaan karyawan terhadap penyelesaian pekerjaannya. Dimana hal tersebut merupakan kewajiban karyawan untuk menyelesaikan semua tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik dan tepat waktu.Salah satu bentuk dari motivasi kerja adalah kemampuan, yaitu motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan berkualitas tinggi.31
2.7 Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan member mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif member penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka 31
Alex S. Nitisemo.1996. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE; Hal.97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Frantz (1988) dalam Paca dan Faules mengatakan bahwa “Iklim Komunikasi menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh secara fisik dalam bentuk mengangkat, berbicara datau berjalan, dan penggunaan pikiran mental dalam bentuk berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah32 Berdasarkan teori diatas, jelas bahwa iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi.
2.8 Hipotesis Dalam penulisan ini penulis mencoba membuat suatu kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya, maka penulis membuat hipotesisnya. Berdasarkan Iklim komunikasi organisasi yang merupakan sebagai variable independen dan motivasi kerja sebagai variable dependen,maka model kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Konsep Analisis X
32
Y
Variabel Independen
Variabel Dependen
Iklim Komunikasi Organisasi
Motivasi Kerja Karyawan
Pace and Faules,op.cit, hal.155
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Diduga bahwa iklim komunikasi mempunyai pengaruh yang positif atau negative terhadap disiplin kerja karyawan, dimana hipotesis ini digunakan symbol sebagai berikut : A.
Hipotesis Teoritis
Terdapat pengaruh antara Iklim Komunikasi Organisasi terhadap motivasi kerja karyawan PT. Angkasa Pura II
B.
Hipotesis Penelitian
Pengaruh antara iklim komunikasi organisasi dengan motivasi kerja karyawan PT. Angkasa Pura II Ho
: Tidak ada pengaruh antara iklim komunikasi
organisasi
terhadap motivasi kerja karyawan PT. Angkasa Pura II H1
: Ada pengaruh antara iklim komunikasi organisasi terhadap
motivasi kerja karyawan PT. Angkasa Pura II
http://digilib.mercubuana.ac.id/