BAB II TINJAUAN PERNIKAHAN DAN UPACARA PERNIKAHAN II.1
Tinjauan Tentang Pernikahan
II.1.1 Pengertian Pernikahan Pernikahan adalah sebuah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dan membentuk sebuah keluarga. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 "Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" (Sumber: Wantjik, 1976). Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam hidup manusia. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup individual selama hidupnya yang disebut daur hidup, yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Sumber: Koentjaraningrat, 1977 : 89).
Ikatan pernikahan merupakan sesuatu yang dianggap sakral atau
suci sehingga terkadang pernikahan diartikan juga sebuah perayaaan cinta di mana dalam peristiwa tersebut terjadi pengukuhan hubungan antara dua insan baik secara agama maupun hukum. Menikah juga bukan hanya menyatukan dua pribadi saja, tetapi juga dua keluarga, sehingga dengan mengadakan pesta pernikahan dianggap sebagai ungkapan rasa syukur, kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri. Pada masa kini telah terjadi penurunan nilai-nilai pernikahan. Terbukti di beberapa negara seperti Belanda, ada hukum yang melegalkan pernikahan sejenis. Tidak hanya itu, tinggal bersama atau living together tengah menjadi trend di masyarakat luar sana. Di Indonesia lebih dikenal dengan istilah “kumpul kebo”. Fenomena masyarakat seperti ini yang dapat mempengaruhi nilai-nilai sakral dari pernikahan. Pernikahan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dijaga dan dipertahankan, hanya
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-1
sekedar pengesahan terhadap hukum bukan secara norma dan etika yang berlaku di masyarakat.
II.1.2 Adat dan Tata Cara Pernikahan Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kekayaan khasanah budaya nusantara, terdapat beragam suku dengan keragaman budaya pula. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, mobilitas penduduk juga semakin meningkat. Kini orang tidak perlu merasa kesulitan untuk bepergian bahkan untuk tujuan yang sangat jauh sekalipun. Mobilisasi penduduk yang cukup tinggi di Indonesia menyebabkan terjadinya pembauran dalam masyarakat, baik pembauran sosial, ekonomi, maupun budaya. Saat ini masyarakat yang menempati suatu daerah tertentu merupakan masyarakat yang majemuk, terdiri dari berbagai ras, suku bangsa dan agama. Untuk itulah maka sebagai masyarakat kita dituntut untuk dapat saling menghargai sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis. Memang pada era modern ini banyak yang mempertanyakan apakah penting untuk tetap menjaga tradisi dan adat istiadat atau mengikuti gaya hidup modern yang sedang berkembang saat ini. Di satu sisi adat istiadat budaya merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak boleh ditinggalkan dan senantiasa dijaga, di lain sisi modernisasi tidak dapat dielakan dari gaya hidup manusia saat ini. Kedua hal tersebut memang subyektif, tergantung pilihan masing-masing individu, walaupun salah satunya memang tidak dapat dihilangkan karena akan tetap berkembang seiring berkembangnya gaya hidup manusia. Perkembangan fenomena atau trend pernikahan yang berkembang khususnya di Indonesia banyak terbentuk melalui segi sosiokultural masyarakat maupun trend gaya pernikahan yang menular dari dunia luar, yaitu gaya pernikahan internasional.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-2
II.1.2.1 Pernikahan Tradisional / Classic Wedding dan Kegiatan yang Melingkupi Masyarakat
Indonesia
sebelum
tahun
1900an
biasanya
melangsungkan pernikahan dengan mengikuti tata cara tradisional, namun seiring perkembangan jaman maka pilihan menikah dengan tata cara tradisional mulai tergantikan dengan pernikahan secara modern, dimana pernikahan secara modern tidak menuntut adanya prosesi upacara yang terlalu rumit. Namun tidak berarti pernikahan secara tradisional mulai ditinggalkan. Terutama di Kota Yogyakarta, dimana pengaruh Kraton Kesultanan Yogyakarta masih mendominasi tradisi yang sarat akan makna.
Gambar 2.1 Pernikahan Tradisonal (sumber : http://images.google.co.id)
Pernikahan secara adat tradisional diyakini penuh dengan makna, simbol, dan doa dalam setiap upacaranya. Sehingga bagi sebagian masyarakat terutama yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi leluhur, pernikahan harus dilakukan seseai dengan adat pernikahan yang dimiliki. Adat dan tata cara pernikahan secara adat Yogyakarta merupakan serangkaian prosesi yang cukup panjang, namun adanya pengaruh perkembangan jaman maka prosesi tersebut kemudian mengalami pengurangan dan penyederhanaan menjadi 3 tahapan, yaitu :
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-3
1. Pra Mantu : •
Nontoni yaitu sebuah upacara untuk melihat calon yang akan dinikahi, agar mendapat gambaran atau lebih mengenal calon pengantin. Di masa lalu orang tua biasa menjodohkan anak-anak mereka sehingga terkadang pasangan yang akan menikah belum pernah saling bertemu sebelumnya. Kegiatan ini biasa dilakukan di kediaman calon mempelai wanita. Kedua keluarga duduk dan berbincang bersama untuk lebih mengenal satu sama lain, khususnya bagi pihak keluarga pria untuk lebih mengenal calon mempelai wanita.
•
Lamaran yaitu ketika pihak keluarga pria datang kerumah pihak wanita yang akan dinikahi dan meminang wanita tersebut melalui keluarga pihak wanita. Pada tahap ini telah terjadi peneguhan pembicaraan yang disaksikan oleh pihak ketiga, yaitu warga kerabat dan atau para sesepuh di lingkungan tempat tinggal, melalui acara asok tukon, paningset, dan srah-srahan.
•
Asok Tukon Secara harafiah asok berarti memberi, tukon berarti membeli. Namun, secara kultural, asok tukon berarti pemberian sejumlah uang dari pihak keluarga calon pengantin pria kepada keluarga calon pengantin wanita sebagai pengganti tanggungjawab orang tua yang telah mendidik dan membesarkan calon pengantin wanita (Bratasiswara, 2000:822).
•
Paningset Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat. WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-4
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri. Biasanya ditandai dengan tukar cincin.
Gambar 2.2 Prosesi Paningsetan (sumber : http//images.google.co.id)
•
Srah-srahan pihak pria menyerahkan hadiah kepada pihak wanita. Hadiah biasanya berupa perlengkapan yang kelak dapat digunakan setelah menikah.
Gambar 2.3 Prosesi Srah‐srahan (sumber : http://lovejournal.widjanarti.com)
2. Prosesi Mantu •
Majang Yaitu upacara untuk menghias tempat tidur calon pengantin.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-5
•
Chetik Gheni Yaitu menghidupkan atau membuat api yang akan digunakan
untuk
menanak
nasi
dengan
segala
pirantinya. Chetik Gheni dilakukan di dapur tempat memasak segala macam makanan untuk keperluan upacara pernikahan. •
Upacara Tarub Yaitu upacara pemasangan tarub (hiasan janur kuning dari daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau). Tarub biasa dipasang dirumah calon mempelai atau tempat dimana akan dilaksanakan rangkaian
prosesi
upacara
pernikahan
untuk
menandakan adanya hajatan mantu kepada masyarakat. Apabila acara pernikahan dilaksanakan di gedung atau tempat lainnya maka tarub juga dipasang pada tempat tersebut.
Gambar 2.4 Upacara Pemasangan Tarub (sumber : http://images.google.co.id)
•
Sengkeran Biasa disebut juga dengan pingitan. Sengkeran sebagai simbol bahwa calon pengantin perempuan tidak boleh bertemu dengan orang-orang luar apalagi mempelai pria sebelum akad nikah.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-6
•
Siraman Siraman berasal dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membersihkan diri agar menjadi suci dan murni. Kegiatan ini biasa diadakan dirumah calon mempelai wanita. Upacar siraman dapat dilakukan di dalam ruangan maupun diluar ruangan.
Gambar 2.5 Upacara Siraman (sumber:http://tjokrosuharto.com/catalog/adatkawin.php)
•
Ngerik Yaitu prosesi memotong rambut halus calon pengantin wanita sebagai pertanda kesiapan untuk meninggalkan masa remajanya menjadi seorang wanita dewasa untuk berkeluarga. Kegiatan ini biasa dilakukan di kamar tidur calon mempelai wanita.
Gambar 2.6 Upacara Ngerik (sumber:http:// tjokrosuharto.com/catalog/adatkawin.php)
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-7
•
Midodareni Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari surga yang sangat cantik dan wangi. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, di mana calon pengantin tidak boleh tidur.
•
Ijab Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara
ini
keluarga
pengantin
perempuan
menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan mas kawin bagi pengantin perempuan. Ijab kabul biasanya dilakukan di tempat ibadah, namun tidak menutup kemungkinan juga untuk dilakukan dirumah maupun tempat lain yang dipilih
sebagi
tempat
untuk
mengucapkan
janji
pernikahan. •
Panggih Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.
•
Pawiwahan Adalah pesta pernikahan yang dilaksanakan beberapa saat setelah upacara Panggih. Dengan demikian upacara pawiwahan ini hanya ada jika pemangku hajat
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-8
melakukan upacara Panggih. Setelah upacara Panggih selesai dilanjutkan dengan Pawiwahan. •
Pahargyan / resepsi Yaitu suatu syukuran atas terlaksananya seluruh prosesi pernikahan. Biasa diartikan juga sebagai perayaan atau resepsi pernikahan. Kegiatan ini dapat dilakukan di rumah mempelai maupun di tempat lain seperti di gedung atau hotel. Pada perkembangan saat ini pasangan pengantin cenderung memilih gedung atau hotel sebagai tempat melaksanakan resepsi agar dapat menampung kapasitas tamu yang lebih banyak dan lebih efektif.
3. Paska Mantu •
Boyongan Boyongan pengantin dilaksanakan pada hari kelima setelah pengantin tinggal di kediaman orang tua pengantin wanita. Acara boyongan pengantin disebut juga sepasaran (sepekenan) pengantin. (sumber : www.mantenparty.com )
Dalam perkembangan khasanah pernikahan tradisional seringkali terjadi perubahan dan pergeseran. Dengan tidak melupakan maknanya, saat ini kaidah pesta adat telah banyak dimodifikasi menjadi lebih sederhana, maraknya kompromi pernikahan campuran dua budaya (dua adat) yang tak terhindarkan, terutama di lingkungan yang majemuk. Akulturasi dua budaya menggeser aturan-aturan baku menuju batas toleransinya. Pergeseran ini akan terus terjadi di masa-masa mendatang. Batas limitasi pesta adat yang sederhana disertai dengan pengaruh multi etnis akan mewarnai penyelenggaraan pernikahan tradisional/classic wedding di kemudian hari.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-9
II.1.2.2 Pernikahan Modern / International Wedding dan Kegiatan yang Melingkupinya Berbeda dengan pernikahan secara tradisional, pernikahan modern tidak menuntut adanya prosesi yang panjang. Pernikahan modern hanya menekankan pada prosesi upacara Ijab kabul atau pemberkatan dan perayaan pernikahan (resepsi). Dalam resepsi pun tidak ada susunan atau tata cara yang baku. Prosesi pernikahan tradisional yang panjang dan rumit dihilangkan, sehingga prosesi pernikahan menjadi lebih sederhana dan santai namun tetap tidak kehilangan makna dan kesakralan pernikahan. Pakaian yang digunakan dalam pernikahan modern adalah pakaian bergaya Eropa yaitu pakaian internasional, untuk pria menggunakan jas sedangkan wanita menggunakan gaun.
Gambar 2.7 Pengantin Modern dengan Pakaian Bergaya Internasional (Sumber: Newbrides, edisi 5 / Agustus 2006)
Konsep pernikahan yang diambil sebagai konsep pernikahan modern biasanya mengangkat tema-tema pernikahan klasik barat atau bisa juga aplikasi dongeng-dongeng impian masa kecil, sehingga pesta pernikahan dapat diibaratkan sebagai pesta kerajaan yang mewah dan megah. Untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan dekorasi, lighting sampai musik yang mendukung tema pernikahan yang dipilih. Perkembangan modernisasi saat ini juga menyebabkan adanya pergeseran selera dalam pemilihan lokasi resepsi, tidak hanya sekedar
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-10
pesta konvensional yang diadakan di sebuah gedung atau taman saja, pesta pernikahan kini mulai mengambil lokasi-lokasi yang tidak lazim digunakan sebagai tempat melangsungkan upacara pernikahan seperti gerbong kereta api, akuarium Sea World, Roller Coaster, Raft (rakit), dan lain sebagainya.
Gambar 2.8 Pernikahan di dalam Akuarium Sea World (Sumber:The Wedding, edisi 4 / Juli 2008)
Gambar 2.9 Pesta Pernikahan di Gerbong Kereta Api (Sumber:The Wedding, edisi 4 / Juli 2008)
Menikah dengan cara-cara yang tidak biasa memang inspiratif dan berbeda, tetapi tidak semua orang menyukai hal-hal tersebut, terutama di Indonesia yang sebagian besar masih melakukan perayaan pernikahan dengan pesta yang konvensional karena perayaan seperti ini dianggap paling sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia pada umumnya. WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-11
Tidak ubahnya dengan pesta pernikahan tradisional. Pesta bergaya internasional juga mengalami pergeseran trend yang cukup signifikan. Kata kuncinya ada pada kesederhanaan. Pesta pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh sedikit tamu atau disebut juga dengan small party mulai digemari masyarakat Indonesia. Small party mulai mengimbangi grand party yang memiliki jumlah tamu lebih banyak. Fenomena pesta pernikahan dengan pengurangan jumlah tamu terus terjadi dari tahun ke tahun. Suksesnya pesta pernikahan bukan dinilai dari banyaknya tamu yang
hadir,
tetapi
bagaimana
pasangan pengantin bisa berbagi
kebahagiaan dengan orang-orang terdekat dalam suasana yang akrab dan nyaman. Bahkan para calon pengantin saat ini banyak yang menginginkan private party seperti di Bali atau di lokasi-lokasi privat di Jakarta. Kesan santai dan eksklusif yang didapatkan dari private party menjadi kelebihan tersendiri. Hal ini diperkuat dengan lahirnya lokasi-lokasi pernikahan, terutama di Jakarta dan Bali, yang menampung tamu dengan jumlah sangat terbatas namun memiliki tingkat eksklusifitas yang tinggi. Lokasilokasi seperti itu mampu menampung maksimal 400 orang tamu saja. Semakin eksklusif suasana yang diinginkan semakin intim dan semakin sempit ruang publik yang disediakan. Keintiman yang dijalin antara pengantin dan tamunya mempertinggi kesakralan pesta terbatas ini. Ruang publik kemudian berkurang, tamu yang datang adalah keluarga, kerabat, dan atau teman dekat saja.
II.2
Persiapan Pernikahan
II.2.1 Kegiatan Persiapan Pernikahan Pernikahan merupakan peristiwa suci, sakral, dan menjadi kenangan
seumur
hidup.
Pernikahan
juga
merupakan
lambang
kehormatan, kejayaan, prestasi bagi pengantin dan keluarga besar. Bagi masyarakat Yogyakarta kebahagiaan pasangan pengantin dipercaya merupakan doa dan restu dari seluruh leluhur, sanak saudara, kerabat dan
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-12
teman. Seperti yang sudah terangkum dalam upacara pernikahan adat yang telah diwariskan para leluhur. Banyak hal yang harus dipersiapkan ketika orang memutuskan untuk menikah, terutama bila acara pernikahan akan diadakan dengan pesta perayaan atau resepsi dengan tema tertentu. Baik kedua calon pengantin maupun kedua pihak keluarga harus mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan perayaan pernikahan. Biasanya persiapan dilakukan 6 sampai 12 bulan sebelum hari pernikahan. Adapun beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan yaitu : •
Mempersiapkan dilangsungkan
tempat di
dan
dekorsi
(apabila
acara
tidak
baik
tempat
untuk
ijab
rumah),
kabul/pemberkatan pernikahan maupun tempat untuk resepsi. •
Memilih dan memutuskan tema pernikahan, apakah tradisional ataupun modern.
•
Mempersiapkan busana dan tata rias calon pengantin maupun keluarga (apabila diperlukan)
•
Mempersiapkan undang dan memilih souvenir pernikahan
•
Menyusun acara
•
Dokumentasi, baik foto atau video
•
Memilih Cattering Selain kegiatan-kegiatan di atas, masih banyak hal lainnya yang
perlu direncanakan dan dipersiapkan dengan baik. Hal-hal tersebut tidak bisa dianggap sepele karena semuanya saling mendukung suksesnya acara. Bagi sebagian pasangan pengantin, merencanakan pra dan pasca pernikahan juga tidak kalah penting. Persiapan pra-pernikahan seperti mengunjungi pusat kesegaran tubuh/spa dan salon kecantikan sering dilakukan pasangan yang akan menikah demi mendapatkan tubuh dan wajah yang prima di hari istimewa. Sedangkan pasca-pernikahan yaitu calon pengantin merencanakan dan mempersiapkan bulan madu.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-13
II.2.2 Layanan dan Jasa di Bidang Persiapan Pernikahan II.2.2.1 Perkembangan Layanan dan Jasa Persiapan Pernikahan Pada masa kini, kepraktisan dan efisiensi waktu seakan menjadi tolak ukur tuntutan kehidupan, berbagai macam alat dan fasilitas baru dibuat untuk mencapai apa yang disebut praktis dan efisien. Begitu pula dalam kegiatan komersial memasarkan barang dan jasa. Tidak terkecuali di bidang perlengkapan dan persiapan upacara pernikahan. Dahulu, merencanakan dan mempersiapkan pernikahan merupakan tugas dari calon pengantin dibantu oleh pihak keluarga. Segala sesuatunya dipersiapkan sendiri. Terkadang kegiatan ini cukup menyita waktu dan tenaga calon pengantin. Untuk itu biasanya persiapan pernikahan sudah dilaksanakan jauh-jauh sebelum hari pernikahan. Namun kini semua berbeda, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu sehari-hari membuat calon pengantin terkadang tidak memiliki cukup waktu untuk mengelola semuanya sendiri. Keadaan seperti inilah yang mendorong munculnya penjual jasa perancang upacara pernikahan atau disebut juga Wedding Organizer. Perkembangan bisnis jasa pengelolaan perlengkapan pernikahan atau Wedding Organizer muncul karena adanya gaya hidup modern yang serba praktis dan efisien. Selain itu kebutuhan pasar yang meningkat dan permintaan dari para calon pengantin yang ingin tampil berbeda pada hari pernikahan tanpa perlu repot mengurus segala perlengkapan menjadikan bisnis di bidang ini cukup menjanjikan. Bisnis pernikahan terutama dalam bidang pemberi jasa pengelolaan pernikahan mulai muncul pada tahun 1991. Tahun 1995 mulai tumbuh para pebisnis yang bergerak di bidang dekorasi, cake, gaun dan jas pengantin. Bisnis ini kemudian berkembang dengan pesat dan semakin semarak (sumber: Triyanto Triwikromo, 2003).
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-14
II.2.2.2 Macam-macam Layanan dan Jasa Persiapan Pernikahan Tidak seperti dahulu ketika orang menyangka bahwa pernikahan hanya berhubungan dengan gedung resepsi, dekorasi, busana, tata rias dan cattering. Kebutuhan perlengkapan pernikahan kini semakin beragam dengan keunikan yang dikemas dalam sebuah perayaan yang indah. Pernikahan bukan hanya sebuah pesta atau perayaan syukur atas upacara pernikahan. Kini resepsi pernikahan dapat ditampilkan secara indah tentunya dengan tema-tema yang menarik. Ada kebanggaan tersendiri apabila pasangan pengantin dapat membuat sebuah resepsi pernikahan yang berkesan dan berbeda dari yang lain. Kebutuhan perlengkapan pernikahan pun hadir dengan beragam pilihan. Pernak-pernik pernikahan dan jasa yang ditawarkan mulai dari aneka undangan, bunga, souvenir, sewa mobil, peralatan perlengkapan pesta, penata rias dan spa, dokumentasi, rumah makan, Wedding Organizer (pengelola acara), hiburan, penginapan, dekorasi, lighting (pencahayaan), ruang-uang resepsi dengan perancang ruang dalam khusus, bahkan sampai jasa parkir. Bisnis ini tentu saja dapat mempermudah para calon pengantin untuk merencanakan pernikahan sesuai dengan budget dan tema yang mereka inginkan. Bisnis pernikahan ini akan terus dan berkembang di Yogyakarta dan melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Sesuai dengan visi Pemerintah Daerah yaitu terwujudnya Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama tahun 2010 berdasarkan keunggulan potensi wiasata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan, dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan lingkungan sekitar.
II.2.2.3 Media Promosi Layanan dan Jasa Persiapan Pernikahan Seiring dengan maraknya bisnis pernikahan, maka semakin marak pula promosi yang gencar dilakukan para pebisnis di bidang pernikahan. Salah satu alternatif media promosi yang banyak dipilih oleh vendorWEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-15
vendor pernikahan khususnya vendor pernikahan yang terbilang masih berskala kecil, yaitu mengiklankan produk dan jasanya melalui media internet. Ini sesuai dengan perkembangan jaman yang menuntut kepraktisan. Media promosi melalui internet dianggap sebagai pilihan yang tepat terutama bagi pengusaha bisnis pernikahan yang baru memulai usahanya,
iklan
melalui
internet
dapat
menghemat
biaya
dan
mempermudah konsumen untuk menemukan apa yang dicari dalam waktu yang relatif singkat. Calon pengantin hanya perlu browsing di internet untuk mencari kebutuhan perlengkapan pernikahan yang sesuai dengan keinginan. Biasanya para pengusaha ini menampilkan beberapa gambar yang dapat mewakili produk atau jasa yang mereka tawarkan kepada konsumen. Selain media internet ada juga pengusaha bisnis pernikahan yang membuka gerai/toko atau disebut juga vendor. Sebenarnya vendor merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang berarti penjaja atau penjual keliling. Namun istilah ini kemudian berkembang khususnya dalam dunia bisnis pernikahan menjadi gerai/toko atau pihak yang menawarkan produk atau jasa di bidang perlengkapan dan persiapan pernikahan. Biasanya antara vendor satu dengan vendor lainnya tidak saling berhubungan. Letaknya pun tidak berdekatan, tergantung si pemilik usaha meletakan gerai tersebut. Memilih dan menentukan pilihan bukan hal yang mudah, calon pengantin harus benar-benar selektif, untuk itu konsumen perlu mengunjungi beberapa vendor untuk sekedar membandingkan sehingga mendapatkan alternatif sebelum menentukan yang tepat. Namun kegiatan ini menjadi susah dilakukan bagi calon pengantin yang sibuk serta memiliki waktu yang terbatas, dikarenakan faktor lokasi vendor yang tidak menguntungkan. Di beberapa kota besar di Indonesia keberadaan sarana perancang upacara pernikahan sebagai wadah interaksi bersama diperlukan untuk mengakomodasi sarana dan kondisi yang berbeda, yang berada pada satu lokasi dengan suasana yang rileks, tempat ini sekaligus sebagai tempat berinteraksi konsumen terhadap penjual jasa pengelolaan WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-16
pernikahan. Sistem pemasaran One Stop Shopping merupakan ruang kegiatan komersial yang menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi tuntutan kepraktisan dan efisiansi waktu dan biaya.
II.2.2.4 Pameran Layanan dan Jasa Persiapan Pernikahan atau Wedding Expo Selain media promosi melalui internet, awal tahun 2000 para pebisnis pernikahan mulai menemukan media promosi yang baru, yaitu pameran wedding atau Wedding Expo. Dalam Wedding Expo ini para calon pengantin dapat berkonsultansi langsung mengenai kebutuhan pernikahan mereka kepada ahlinya, dengan melibatkan vendor-vendor ternama dalam dunia pernikahan mulai dari fotografi, spa dan salon kecantikan, dekorasi, cattering, flourist, souvenir, perancang busana hingga Wedding Organizer. Dengan demikian calon pengantin semakin memiliki banyak pilihan untuk hari bahagia mereka. Wedding Expo biasanya menyajikan juga serangkaian acara yang berhubungan dengan pernikahan seperti peragaan busana pengantin, demo make up, talk show seputar pernikahan hingga test food. Di Yogyakarta, Wedding Expo mulai digelar sejak tahun 2003, dan mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat. Pertengahan Juli 2008 di gelar sebuah pameran wedding atau Wedding Expo di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta. Pameran yang diikuti sekitar tiga puluhan vendor ternama dan terkemuka di Yogyakarta terbilang lebih sukses dari event sejenis yang pernah digelar tahun 2007. Antusiasme pengunjung pameran merupakan pertanda bahwa event seperti ini cukup diminati oleh masyarakat di Yogyakarta.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-17
Gambar 2.10 Wedding Expo di Ambarukmo Plaza Yogyakarta (Sumber: The Wedding, edisi 5 / September 2008)
II.3
Resepsi Pernikahan Resepsi pernikahan adalah suatu pesta yang diadakan setelah pelaksanaan upacara pernikahan secara agama dilangsungkan. Resepsi memegang peranan yang cukup penting, karena disinilah pihak keluarga pengantin pria dan wanita dapat membangun hubungan yang lebih erat. Resepsi pernikahan merupakan ajang interaksi sosial baik pengantin, keluarga, maupun para tamu.
II.3.1 Jenis-jenis kegiatan Resepsi Pernikahan Berdasarkan Tempat Pelaksanaan Pesta atau resepsi pernikahan secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis kegiatan, yaitu resepsi pernikahan yang dilaksanakan di dalam ruangan (indoor activity) dan resepsi pernikahan yang dilaksanakan di luar ruangan (outdoor activity), kedua hal tersebut tergantung dari tema atau konsep pernikahan yang diinginkan.
II.3.1.1 Resepsi Pernikahan Outdoor Pada awalnya resepsi pernikahan biasa dilakukan di dalam ruangan saja, tetapi seiring berkembangnya jaman dan masuknya budaya Barat, resepsi pernikahan outdoor mulai digemari masyarakat Indonesia. Resepsi WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-18
pernikahan yang dilaksanakan di luar ruangan atau alam terbuka memiliki keunikan tersendiri. Biasanya tema pernikahan yang mengambil lokasi di luar ruangan lebih berkesan santai, akrab, dan kekeluargaan, dimana mempelai dapat berbaur dengan para tamu, untuk saling berbincang dan menyampaikan ucapan terima kasih. Lokasi yang dapat dipilih pun beragam, biasanya tempat-tempat yang memiliki view yang menarik dan luasan yang cukup untuk menampung sejumlah tamu undangan, seperti taman hotel, kebun raya, atau kolam renang. Resepsi pernikahan outdoor biasanya merupakan resepsi pernikahan yang dilangsungkan secara modern, tetapi tidak menutup kemungkinan resepsi tradisional juga dapat dilakukan di luar ruangan.
Gambar 2.11 Resepsi Pernikahan Outdoor (Sumber:www.sungaitinggivilla.com)
Gambar 2.12 Resepsi Pernikahan di Taman (Sumber: The Wedding, edisi 5 / September 2008)
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-19
Bali merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia yang memiliki keindahan panorama alam yang menawan. Setiap tahunnya banyak wisatawan berdatangan baik dari dalam maupun luar negeri untuk sekedar berlibur. Sering kali para wisatawan tersebut jatuh hati pada keindahan Bali dan kemudian memutuskan untuk melangsungkan pernikahan dengan berlatar panorama Bali yang indah. Hal ini kemudian menjadi trend di kalangan masyarakat umum dan menjadikan Bali sebagai salah satu Wedding Destination. Ada beberapa lokasi yang dapat digunakan untuk melangsungkan pernikahan di Bali, salah satunya adalah Tirtha Ulu Watu Bali. Tempat ini sering kali disewa oleh turis mancanegara untuk melangsungkan pernikahan. Bahkan turis dari Indonesia sendiri juga sering menjadikan lokasi ini sebagai tempat untuk melangsungkan pernikahan. Adapun fasilitas penunjang yang ditawarkan terbagi menjadi dua yaitu Tirtha Ulu Watu dan Tirtha Luhur yang terdiri dari Pavilion, Lounge, Outdoor dining, Indoor dining, Chapel, Boutique, Gazebo, dan toko Souvenir.
Chapel
Toko Souvenir
Boutique
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-20
Butik
Outdoor Dining
Pavilion
Gambar 2.13 Tirtha Ulu Watu, Bali (Sumber:www.tirthauluwatu.com)
Gambar 2.14 Pernikahan di Tirtha Ulu Watu, Bali (Sumber:www.tirthauluwatu.com)
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-21
Selain itu adapula Nikko Bali Resort & Spa, tempat ini merupakan tempat untuk melangsungkan pernikahan dimana terdapat sebuah Wedding Chapel yang terletak di pinggir tebing yang menghadap langsung ke Samudra Hindia.
Gambar 2.15 Nikko Bali Resort and Spa (Sumber: the wedding, edisi 5 / September 2008)
Di Yogyakarta, ballroom hotel atau gedung serbaguna masih menjadi pilihan utama untuk menjadi lokasi resepsi pernikahan, pilihan lokasi untuk melangsungkan resepsi pernikahan outdoor masih sangat terbatas, biasanya di area taman dan tepi kolam renang hotel. Salah satu lokasi yang biasa digunakan untuk pesta pernikahan outdoor di Yogyakarta adalah Hotel Quality. Hotel bernuansa Jawa dengan kombinasi modern yang tampak pada bentuk atapnya ini memiliki beberapa fasilitas untuk mengadakan pesta, seminar maupun rapat. Untuk indoor terdapat Kalasan Ballroom yang memiliki kapasitas 500 orang, ada pula auditorium dan meeting/Banquet facilities dengan kapasitas 50 orang. Untuk pesta outdoor biasanya dilangsungkan di area gazebo dan tepi kolam renang. Adapun masalah yang dihadapi dari lokasi ini adalah terbatasnya daya tampung, sehingga resepsi pernikahan yang dapat dilakukan di tempat ini hanya berkisar 200 orang.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-22
Gambar 2.16 Quality Hotel Yogyakarta (Sumber: http://travel.yahoo.com/p‐hotel‐353693‐hotel_yogyakarta)
Gambar 2.17 Kolam Renang Quality Hotel Yogyakarta (Sumber: http:// travel.yahoo.com/p‐hotel‐353693‐hotel_yogyakarta)
Kurangnya fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan resepsi pernikahan outdoor di Yogyakarta menjadikan pasangan yang akan menikah dengan tema outdoor kesulitan untuk mencari lokasi yang tepat.
II.3.1.2 Resepsi Pernikahan Indoor Daerah Istimewa Yogyakarta dahulu sebelum tahun 1900 pelaksanaan pesta pernikahan pada umumnya dilaksanakan dengan tema pesta pernikahan bergaya tradisional yang mempunyai sederetan prosesi adat yang sarat dengan berbagai makna dan simbol yang harus dilakukan dan dilaksanakan di rumah atau indoor. Pesta pernikahan indoor berkesan lebih formal.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-23
II.3.1.2.1 Gedung Resepsi Pernikahan Gedung resepsi pernikahan adalah tempat atau gedung yang digunakan untuk mengadakan resepsi pernikahan, seperti ballroom hotel, rumah-rumah pesta yang bisa disewa untuk umum, dan gedung serbaguna. Pilihan gedung-gedung tersebut dapat disewa oleh calon pengantin sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang dibutuhkan. Di yogyakarta sendiri saat ini terdapat cukup banyak alternatif gedung yang bisa digunakan diantaranya adalah : -
Balai Shinta, Jl Laksda Adisucipto Gedung Mandala Bhakti Wanita Tama, Jl Laksda Adisucipto Graha Sabha Permana, Bulaksumur Jogja Expo Center Grand Pasific, Jl Magelang Graha Sarina Vidi, Jl Magelang Ballroom Hotel Hyatt, Jl Palagan Ballroom Hotel Quality Wisma Kagama, Bulaksumur
Namun gedung-gedung tersebut bukan merupakan gedung yang khusus didesain untuk resepsi pernikahan, sehingga fasilitas yang ditawarkan hanya sebatas tempat saja. Tidak terdapat fasilitas-fasilitas penunjang perlengkapan pernikahan lainnya. Dengan tidak adanya fungsi yang spesifik pada gedung atau hotel di Yogyakarta yang khusus dibuat untuk mengadakan resepsi pernikahan, maka dirasa kurang nyaman dan memadai selain itu banyak yang harus ditata ulang pada waktu mempersiapkan pesta pernikahan dengan menyesuaikan tema pesta yang akan digunakan. Penataan ulang dilakukan pada bagian interiornya, yaitu mencakup pada tata letak kursi tamu, kursi pelaminan, tempat makan dan hiasan interior gedung.
WEDDING CENTER DI YOGYAKARTA
II-24