BAB II LANDASAN TEORI 2.1. GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) GPS (berasal dari kata NAVigation System with Timing And Ranging Global Positioning system, NAVSTARGPS) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia serta dapat digunakan dalam berbagai cuaca. Arsitektur GPS disetujui oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1973. Satelit pertama diluncurkan pada tahun 1978, dan secara resmi sistem GPS dinyatakan operasional untuk umum pada tahun 1994. 2.1.1 Segmen Utama Penyusun Sistem GPS Sistem GPS tediri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa (space segment) terutama terdiri dari satelit – satelit GPS, segmen sistem kontrol (kontrol segment) yang terdiri dari stasiun – stasiun pemonitor dan pengontrol satelit , dan segmen pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat–alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
Gambar 2.1. Segmen penyusun GPS [6] 2.1.1.1 Segmen Angkasa (Space Segment) Segmen angkasa terdiri dari satelit-satelit GPS serta roket – roket Delta, peluncur satelit dari Cape Canaveral di Florida, Amerika serikat. Satelit GPS bisa dianalogikan sebagai stasiun angkasa yang diperlengkapi dengan antena – antena untuk mengirim dan menerima sinyal – sinyal gelombang. Sinyal – sinyal tersebut di terima oleh receiver GPS di permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan , waktu serta parameter – parameter turunan lainnya. Konstelasi standar dari satelit GPS terdiri dari 24 buah satelit yang menempati 6 bidang orbit yang bentuknya sangat mendekati lingkaran, dengan eksentrisitas orbit umumnya lebih kecil dari 0.02 (lihat gambar 2.2.). Keenam orbit tersebut memiliki jarak spasi yang sama dan berinklinasi 55o
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
terhadap ekuator dengan masing-masing orbit ditempati oleh empat buah satelit dengan jarak antar satelit yang tidak sama. Satelit GPS bergerak dalam orbitnya dengan kecepatan kira – kira 3,87 km/detik dan mempunyai periode sekitar 12 jam. Setiap satelit tersebut secara kontinyu memancarkan sinyal – sinyal gelombang pada 2 frekuensi L-band yang dinamakan L1 dan L2. sinyal L1 berfrekuensi 1575,42 Mhz dan L2 berfrekuensi 1227,60 Mhz. Sinyal L1 membawa 2 buah kode biner yang dinamakan kode –P (precise or private code) dan kode -C/A (Clear Access or Coarse Acquisation), sedangkan sinyal L2 hanya membawa kode –C/A.
Gambar 2.2. Orbit satelit-satelit GPS [6] 2.1.1.2 Segmen Sistem Kontrol (Kontrol Segment) Segmen sistem kontrol berfungsi untuk mengontrol dan memantau operasional semua satelit GPS dan memastikan bahwa semua satelit berfungsi dengan baik. Segmen ini terdiri dari MCS (Master Kontrol Station), GAS (Ground Antenna Station), PCS (Prelaunch Compatibility Station) dan MS (Monitor Stations). Tugas utama dari segmen sistem kontrol GPS adalah : •
Menjaga agar seluruh satelit berada pada posisi orbit yang seharusnya (station keeping).
•
Mengamati seluruh satelit secara terus-menerus.
•
Memprediksi ephemeris satelit serta karakteristik dari jam satelit.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
•
Memantau panel matahari dari satelit, level daya dari batere, dan propellant level yang digunakan untuk manuver satelit.
•
Menentukan dan menjaga waktu sistem GPS.
2.1.1.3 Segmen Pengguna (Pengguna Segment) Segmen pengguna terdiri dari para pengguna GPS receiver dari sistem GPS. GPS receiver dibutuhkan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS yang digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, dan waktu. Komponen utama GPS receiver terdiri atas sebuah antena dengan Pre-Amplifier, pemroses sinyal, pemroses data (solusi navigasi), osilator presisi, unit pengontrolan receiver dan pemrosesan (pengguna and external communication), catu daya, memori serta perekam data. Komponen – komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Blok diagram GPS receiver [1] 2.1.2 Sinyal GPS Sinyal – sinyal yang dipancarkan oleh satelit GPS tujuan utamanya adalah untuk menginformasikan si pengamat sinyal tentang posisi satelit, jarak dari si pengamat serta informasi waktu. Sinyal GPS dapat dibagi menjadi tiga komponen, yaitu penginformasi jarak (kode) yang berupa kode-P(Y) dan kode-C/A, penginformasi posisi satelit (navigation message), dan gelombang pembawa (carrier wave) L1 dan L2. Gambar struktur frekuensi dan karakteristik dasar dari ketiga komponen sinyal GPS dapat dilihat pada gambar 2.4.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
Gambar 2.4. Struktur Frekuensi dan Karakteristik Dasar Sinyal GPS [1] 2.1.2.1 Penginformasi Jarak (Kode) Satelit GPS mengirimkan dua kode PRN (pseudo-random noise) yang digunakan
sebagai
penginformasi
jarak,
yaitu
kode
C/A
(Coarse
Acquisition/Clear Access) yang dimodulasikan pada gelombang pembawa L1 dan kode P(Y) (Private) yang dimodulasikan baik pada gelombang pembawa L1 maupun L2. Kedua kode tersebut disusun oleh rangkaian kombinasi bilanganbilangan biner (0 dan 1) seperti dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Contoh Struktur Kode pada Sinyal GPS [1]
Perlu diketahui bahwa setiap satelit GPS mempunyai struktur kode yang unik dan berbeda antara satu satelit dengan satelit lainnya. Hal ini yang memungkinkan GPS receiver dapat membedakan sinyal-sinyal yang datang dari satelit-satelit GPS yang berbeda.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
2.1.2.2 Penginformasi Posisi Satelit (Navigation Message) Pesan navigasi yang dikandung oleh sinyal GPS berisi informasi tentang koefisien koreksi jam satelit, UTC, almanak satelit, parameter koreksi ionosfer, status konstelasi satelit, dan informasi kesehatan satelit. Pesan navigasi tersebut ditentukan oleh segmen sistem kontrol dan dikirimkan ke pengguna menggunakan satelit GPS. Salah satu informasi yang terkandung dalam pesan navigasi GPS adalah ephemeris satelit yang disebut broadcast ephemeris. Broadcast ephemeris terdiri dari parameter waktu, parameter orbit satelit dan parameter perturbasi dari orbit satelit [1]. Parameter–parameter tersebut digunakan untuk menentukan koordinat dari satelit. Disamping broadcast ephemeris, pesan navigasi juga berisi almanak satelit yang memberikan informasi tentang orbit nominal satelit. Almanak satelit ini berguna bagi GPS receiver dalam proses akuisasi awal data satelit maupun bagi para pengguna dalam perencanaan waktu pengamatan yang optimal. 2.1.2.3 Gelombang Pembawa (Carrier Wave) Gelombang pembawa berfungsi untuk membawa data kode dan pesan navigasi yang ditumpangkan pada gelombang pembawa. Gelombang pembawa yang digunakan terdiri atas dua gelombang, yaitu gelombang L1 (1575.42 Mhz) membawa kode P(Y) dan kode C/A serta gelombang L2 (1227.60 Mhz) hanya membawa kode P(Y) saja. 2.1.3 Metode–Metode Penentuan Posisi GPS Penentuan posisi dengan GPS adalah penentuan posisi tiga dimensi yang dinyatakan dalam sistem koordinat kartesian (X,Y,Z) dalam datum WGS (World Geodetic System). Untuk keperluan tertentu, koordinat kartesian tersebut dapat dikonversi ke dalam koordinat geodetik (ϕ,λ,h). Titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (static positioning) maupun bergerak (kinematic positioning). Bergantung pada jenis pengaplikasiannya, metode penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas beberapa metode yaitu, absolute, differential, static, rapid static, pseudo-kinematic, dan stop-and-go.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
2.1.3.1 Metode Penentuan Posisi Absolut Penentuan posisi absolut merupakan metode penentuan posisi yang paling mendasar dan paling banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan tingkat ketelitian posisi yang tinggi tetapi tersedia secara instan (real time), seperti pada aplikasi navigasi benda bergerak (darat, laut, dan udara). Berkaitan dengan penentuan posisi secara absolut, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu : •
Metode ini dinamakan juga metode point positioning
•
Posisi ditentukan dalam sistem WGS-84 terhadap pusat massa bumi
•
Untuk penentuan posisi hanya memerlukan satu receiver GPS, dan tipe receiver yang umum digunakan untuk keperluan ini adalah tipe navigasi atau kadang dinamakan tipe genggam (hand held).
•
Ketelitian posisi yang diperoleh sangat tergantung pada tingkat ketelitian data serta geometri satelit.
•
Biasanya menggunakan data pseudorange.
Penentuan koordinat kartesian 3D dari suatu pengamat (Xp,Yp,Zp) dengan metode ini, pada dasarnya mengukur jarak (d) ke beberapa satelit yang sudah diketahui koordinatnya (Xi,Yi,Zi), seperti pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Contoh Penentuan Posisi Absolut 3D dengan Empat Satelit [1]
Untuk gambar 2.6 maka ada empat persamaan yang dapat disusun untuk pengamatan jarak keempat satelit GPS [1], yaitu :
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
ρ1 = √(x1-xu)2 + (y1-yu)2 + (z1-zu)2
+ Ctu ................................................... (2.1)
ρ2 = √(x2-xu)2 + (y2-yu)2 + (z2-zu)2
+ Ctu ................................................... (2.2)
ρ3 = √(x3-xu)2 + (y3-yu)2 + (z3-zu)2
+ Ctu ................................................... (2.3)
2
2
2
ρ4 = √(x4-xu) + (y4-yu) + (z4-zu)
+ Ctu ................................................... (2.4)
dimana : ρ = jarak pseudorange xi,yi,zi = koordinat satelit i xu,yu,zu = koordinat pengamat Ctu = koreksi kesalahan jam receiver Dimana c adalah kecepatan cahaya dan dt adalah kesalahan dan offset dari jam receiver. Persamaan pengamatan diatas, ada empat parameter yang harus ditentukan/estimasi yaitu, koordinat pengamat (Xp,Yp,Zp) serta kesalahan dan offset dari jam receiver GPS (dt). Meskipun jumlah satelit yang diamati lebih dari empat, tetapi jumlah parameter yang perlu ditentukan adalah tetap empat. Oleh sebab itu, untuk penentuan posisi 3D secara absolut pada suatu epok dengan menggunakan data pseudorange diperlukan minimal pengamatan jarak keempat buah satelit GPS. Ketelitian posisi yang diperoleh pada penentuan posisi secara absolut dengan pseudorange umumnya dikarakterisir sebagai fungsi dari geometri satelit dan ketelitian data pseudorange. Hal ini dapat diformulasikan dengan hubungan berikut :
Ketelitian parameter = DOP x ketelitian pseudorange......................................(2.5)
DOP merupakan bilangan yang digunakan untuk merefleksikan kekuatan geometri dari konstelasi satelit. Nilai DOP yang kecil menunjukkan geometri satelit yang kuat (baik),dan nilai DOP yang besar menunjukkan geometri satelit yang lemah (buruk). 2.1.3.2 Ketelitian Posisi GPS Tingkat ketelitian posisi yang didapat dengan pengamatan GPS secara umum akan tergantung pada empat faktor yaitu : metode penentuan posisi yang
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
digunakan, geometri dan distribusi dari satelit-satelit yang diamati, ketelitian data yang digunakan dan strategi/metode pengolahan data yang diterapkan. Masing – masing faktor tersebut memiliki beberapa parameter yang berpengaruh pada ketelitian posisi yang akan diperoleh dari GPS. 2.1.4 Format Data GPS Format data GPS ditentukan oleh asosiasi non profit yang terdiri dari produsen, distributor, dealer di bidang periperal elektronik angkatan laut yang dinamakan NMEA (National Marine Electronics Association). Asosiasi ini mendefinisikan suatu standar tentang electrical interface dan data protokol untuk komunikasi antar instrumen angkatan laut. Standar tersebut adalah NMEA0183. Seluruh GPS receiver mendukung protokol NMEA. NMEA 0183 menggunakan interface serial asinkron dengan parameter: •
Baudrate: 4800
•
Number of data bits: 8 (bit 7 is 0)
•
Stop bits: 1 ( or more )
•
Parity: none
•
Handshake: none
Informasi NMEA ditransmisikan dari sebuah ’talker’ device ke ‘listener’ device dalam bentuk ‘kalimat’ dengan panjang maksimum 80 karakter. Jika data lebih dari 80 karakter maka akan dipecah menjadi beberapa bagian dengan maksimum tetap 80 karakter. Tiap kalimat NMEA diawali dengan karakter ‘$’ dan diakhiri dengan [CR][LF]. Format kalimat ‘talker’ adalah sebagai berikut : $ttsss,d1,d2,....
Dua huruf pertama setelah ”$” adalah identitas talker. Tiga karakter selanjutnya adalah identitas kalimat, diikuti oleh beberapa field data yang dipisahkan dengan koma, kemudian diikuti oleh optional checksum. Contoh : $GPRMC,092736,V,0717.7320,S,11245.4943,E,0.0,0.0,080904,1.4,E,S*04 Pada contoh di atas, “GP” mengidentifikasikan bahwa talker device adalah GPS Receiver. “RMC” adalah identitas kalimat, dan diikuti dengan datanya, formatnya sebagai berikut:
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
Tabel 2.1. Format Data GPS [6]
2.2 VISUAL BASIC Visual basic merupakan bahasa pemrograman komputer tingkat tinggi (high level language) dimana instruksi – instruksinya sudah seperti bahasa manusia sehingga lebih mudah untuk dimengerti. Visual Basic bersifat eventdriven , dimana kode – kode program tidak akan berfungsi hingga terjadi “event” (tombol di tekan, menu dipilih, dsb.). Visual Basic di atur oleh event- processor. Ketika event terdeteksi, kode program yang berhubungan dengan event tersebut (event procedure) akan dieksekusi. Kemudian kontrol program dikembalikan kepada event processor.seperti diperlihatkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.7. Visual Basic Event-driven[13]
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
Beberapa kemampuan atau manfaat dari visual basic adalah : •
Dapat digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis windows dengan mudah dan cepat, dimana menghasilkan program akhir berekstensi . exe yang sifatnya executeable atau dapat langsung dijalankan
•
Dapat digunakan untuk membuat objek – objek pembantu program seperti kontrol activeX, file help, aplikasi internet dan sebagainya.
2.2.1 Struktur Aplikasi Visual Basic Struktur aplikasi Visual Basic dibentuk oleh : •
Forms - Jendela yang digunakan untuk membuat user interface
•
Kontrols – Fitur – fitur grafis yang diletakkan pada form untuk memudahkan interaksi pengguna(text boxes, labels, scroll bars, command buttons, dll.) (Forms dan Kontrols adalah objects)
•
Properties - Karakteristik dari suatu form atau kontrol. Seperti names, captions, size, color, position dan contents.
•
Methods – Prosedur Built-in yang dapat dilibatkan untuk memberikan aksi kepada objek tertentu.
•
Event Procedures – kode program yang berhubungan dengan beberapa object. Kode program tersebut dieksekusi ketika event yang ditentukan terjadi.
•
General Procedures – Kode program yang tidak berhubungan dengan objects. Kode ini harus dilibatkan oleh aplikasi.
•
Modules – Kumpulan dari general procedures, deklarasi variable, dan konstanta yang digunakan oleh aplikasi.
Gambar 2.8 memperlihatkan struktur dari pembuatan suatu aplikasi Visual Basic.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
Gambar 2.8. Struktur Aplikasi Visual Basic[13]
2.2.2 Tipe Data Visual Basic Tipe data Visual Basic terdiri dari Boolean, integer, long , single, double, currency, date, object, string dan variant seperti ditunjukkan oleh table 2.2.
Tabel 2.2. Tipe Data Visual Basic[13] No
Data type
Suffix
Example
1
Boolean
None
TRUE
2
Integer
%
14
3
Long (Integer)
&
4532838
!
3.23
Single 4
(Floating)
Double 5
(Floating)
#
3.234636363
6
Currency
@
$12.98
7
Date
None
12/30/1999
8
Object
None
n/a
9
String
$
“Visual Basic 6”
10
Variant
None
Any
2.2.3 Visual Basic Operators Visual basic memiliki 3 jenis operator yaitu, operator aritmatik, perbandingan dan logika.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
2.2.3.1 Operator Aritmatika Operator – operator aritmatik yang digunakan dalam Visual Basic dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3. Operator Aritmatik[13] No.
Operator
1
^
Exponentiation
2
*/
Multiplication and division
Operation
Integer division (truncates decimal 3
\
portion)
4
Mod
Modulus
5
+-
Addition and subtraction
2.2.3.2 Operator Perbandingan Operator – operator perbandingan yang digunakan dalam Visual Basic dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Operator Perbandingan[13] No.
Operator
1
>
Greater than
2
<
Less than
3
>=
Greater than or equal to
4
<=
Less than or equal to
5
=
Equal to
6
<>
Not equal to
Comparison
Nilai yang dihasilkan dari operasi perbandingan adalah Boolean (true atau false).
2.2.3.3 Operator Logika Terdapat tiga macam operator logika yang digunakan dalam Visual Basic yaitu, not, and dan or. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.5.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
Tabel 2.5. Operator Logika[13] No.
Operator
1
Not
Logical not
2
And
Logical and
3
Or
Logical or
Operator
Not
Operation
berfungsi
menegasikan
operand.
Operator
And
mengembalikan nilai true jika kondisi kedua operand adalah true, selain itu bernilai false. Operator OR mengembalikan nilai true jika salah satu operand berkondisi true, selain itu bernilai false. Operator logika bergantung pada kondisi operator aritmatika.
2.2.4 Fungsi – fungsi Visual Basic Visual Basic memiliki fungsi – fungsi built-in yang cukup banyak, seperti diperlihatkan oleh tabel 2.6. Tabel 2.6. Fungsi – Fungsi Visual Basic[13] No.
Function
Value Returned
1
Abs
Absolute value of a number
2
Asc
ASCII or ANSI code of a character
Character corresponding to a given ASCII or ANSI 3
Chr
code
4
Cos
Cosine of an angle
5
Format
Date or number converted to a text string
6
Instr
Locates a substring in another string
7
Left
Selected left side of a text string
8
Len
Number of characters in a text string
9
Mid
Selected portion of a text string
10
Now
Current time and date
11
Right
Selected right end of a text string
12
Rnd
Random number
13
Sin
Sine of an angle
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
14
Sqr
Square root of a number
15
Str
Number converted to a text string
16
Timer
Number of seconds elapsed since midnight
17
Trim
Removes leading and trailing spaces from string
18
Val
Numeric value of a given text string
2.2.4.1 Fungsi String Visual basic memiliki fungsi string yang sangat berguna ketika bekerja dengan variable bertipe string.
2.2.4.1.1 Instr Fungsi Instr berguna untuk mencari substring dalam suatu variable string. Fungsi ini terdiri dari 3 argumen yaitu , posisi awal string 1 (optional), String 1 (variable), string 2 (substring yang dicari). Nilai yang dikembalikan dari fungsi ini adalah lokasi karakter pertama substring (jika substring tidak ditemukan maka nilai yang dikembalikan adalah 0). Berikut ini adalah format fungsi Instr.[13]
InStr([start, ]string1, string2[, compare])
2.2.4.1.2 Left Fungsi left digunakan untuk mengambil karakter suatu variable string dimulai dari kiri. Fungsi ini terdiri dari dua argumen yaitu, string(variable), length (jumlah karakter yang akan diambil) Berikut ini adalah format fungsi Left. [13]
Left(string, length)
2.2.4.1.3 Right Fungsi right berguna untuk mengambil karakter suatu variable string dimulai dari kanan. Fungsi ini terdiri dari dua argumen yaitu, argumen
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
string(variable), length (jumlah karakter yang akan diambil) Berikut ini adalah format fungsi right. [13] Right(string, length)
2.2.4.1.4 Mid Fungsi Mid digunakan untuk mengambil karakter suatu variable string pada posisi yang diinginkan. Fungsi ini terdiri dari 3 argumen yaitu, string(variable), start (posisi awal untuk mengambil string), length (jumlah karakter yang akan diambil). Berikut ini adalah format fungsi Mid. [13]
Mid(string, start[, length])
2.2.4.1.5 Len Fungsi ini berguna untuk mengetahui jumlah karakter dari suatu string variable. Berikut ini adalah format fungsi Len. [13]
Len(string) [10]
2.2.5 Kontrol Mscomm Kontrol Mscomm digunakan untuk mentransmisikan dan menerima data melalui port serial. Kontrol ini memiliki 2 cara dalam menangani komunikasi yaitu : •
Komunikasi event driven adalah metode yang sangat baik untuk menangani interaksi serial port.[11] Ketika suatu event terjadi, seperti masuknya suatu karakter atau perubahan pada Carrier Detect (CD)atau Request To Send (RTS). Dengan menggunakan event Oncomm dari Mscomm, event yang terjadi tersebut dapat ditangani. Oncomm event juga dapat mendeteksi dan menangani komunikasi yang error.
•
Dengan memeriksa nilai dari properti CommEvent, event dan error yang muncul dari setiap fungsi kritis program dapat diberikan poll.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
[15]Hal ini lebih baik jika aplikasi yang dibuat small dan selfcontained. Setiap kontrol Mscomm mengacu pada satu port serial. Jika dalam aplikasi membutuhkan port serial lebih dari satu, maka harus ditambahkan kontrol mscomm. Sedangkan,
Alamat port dan interrupt dapat dirubah dari jendela
control panel. Kontrol Mscomm memiliki banyak properti yang penting, table 2.7 berikut ini menunjukkan properti yang sering digunakan. Tabel 2.7. Properti Kontrol Mscomm[8] No. 1
Properties CommPort
2
Settings
3 4 5
PortOpen Input Output
Description Sets and returns the communications port number. Sets and returns the baud rate, parity, data bits, and stop bits as a string. Sets and returns the state of a communications port. Also opens and closes a port. Returns and removes characters from the receive buffer. Writes a string of characters to the transmit buffer.
2.2.5.1 Oncomm Event Oncomm event dihasilkan Ketika nilai properti CommEvent berubah, mengindikasikan munculnya event komunikasi atau error. Berikut ini adalah sintaks dari oncomm event, [8] Private Sub object_OnComm () Object adalah suatu ekpresi yang mengevaluasi suatu obyek pada suatu list. 2.3 MAPINFO Mapinfo adalah salah satu perangkat lunak GIS. Mapinfo menyimpan data tabular (data numerik, statistik dan text) dan data geografis (vektor atau objek peta). Mapinfo telah dilengkapi dengan sebuah programming tool yang memungkinkan setiap penggunanya untuk melakukan customizing terhadap program aplikasi yang dikembangkannya. Dengan programming tool ini pula, kemampuan dan fungsionalitas mapinfo professional dapat lebih jauh ditingkatkan atau bahkan diperluas hingga lebih baik dari modul standarnya.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
2.4 CSD (CIRCUIT SWITCHED DATA) CSD merupakan bentuk dari transmisi data yang dikembangkan untuk sistem telepon seluler (handphone) berbasis TDMA (Time Division Multiple Access) seperti GSM. CSD menggunakan
single radio time slot untuk
mengirimkan 9600 bps (9.6 kbps) transmisi data pada jaringan GSM dan sub sistem switching (switching subsystem), yang dapat dihubungkan melalui suatu modem biasa seperti pada PSTN (Public Service Telephone Network). Sehingga dapat dilakukan panggilan langsung (direct calls) pada semua layanan dial up (dial up service). Sebelum menggunakan teknologi ini transmisi data dilakukan dengan menghubungkan modem dan saluran telepon yang hanya menghasilkan kecepatan transmisi data sebesar 2400 bps (2.4 kbps), karena dibatasi oleh kualitas sinyal audio. Dengan adanya transmisi digital pada sistem berbasis TDMA seperti GSM, CSD menyediakan akses langsung (direct access) pada sinyal digital dengan kecepatan yang lebih tinggi. Terdapat dua mode yang dapat digunakan dalam hubungan CSD yaitu : •
Transparent - Bit – bit rate-adapted yang berasal dari frame overthe-air (OTA) langsung dilewati ke PPP. Mode ini tidak akan mengirim ulang data yang rusak dan tidak memiliki mekanisme pendeteksi error diluar CRC pada lapisan 1.[11]
•
Non-Transparent - Mode ini menggunakan stack layer Radio Link Protocol (RLP) untuk mendukung mekanisme transport yang handal. RLP layer akan mengirim ulang data yang rusak dan menggunakan Frame Check Sequence (FCS) untuk mendeteksi error.[11]
2.5 GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz. GSM saat ini banyak digunakan di negara-negara di dunia.
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
2.5.1 Jaringan GSM Jaringan GSM dibagi menjadi 3 sistem yaitu, switching system(SS), Base station System(BSS), dan operation and support system(OSS). Gambar 2.9 memperlihatkan konfigurasi jaringan GSM.
Gambar 2.9. Jaringan GSM [12] 2.5.1.1 Switching System (SS) Switching System bertanggung jawab terhadap proses panggilan dan fungsi subscriber-related. Switching System terdiri dari Home location Register(HLR), Mobile Service Switching Center (MSC), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AUC), Equipment Identity Register (EIR).
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
2.5.1.2 Base Station System (BSS) Base Station System memiliki tanggung jawab terhadap semua fungsi radio-related, terdiri dari Base Station Controllers (BSC), dan Base Transceiver Stations (BTS).
2.5.1.3 Operation and Support System (OSS) Operation and Support System adalah kesatuan fungsional dimana operator jaringan dapat memonitor dan mengontrol sistem. Tujuan dari OSS adalah memberikan dukungan cost-effective pada pelanggan untuk sentralisasi, regional, local operational dan perawatan jaringan GSM.
2.5.2 Cakupan Area GSM Cakupan area GSM meliputi cells, location areas, MSC/VLR service areas dan public land mobile network (PLMN) areas. Seperti ditunjukkan oleh gambar 2.10.
Gambar 2.10. Cakupan Area GSM [12]
2.5.3 Spesifikasi GSM Spesifikasi GSM meliputi parameter – parameter di bawah ini :
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008
•
Frequency band antara 1,850 hingga 1990 MHz (mobile station hingga base station)
•
Duplex distance adalah jarak antara frekuensi uplink dan downlink nilainya sebesar 80 MHz
•
Channel separation sebesar 200 kHz
•
Transmission rate sebesar 270 kbps
•
Access method menggunakan konsep TDMA
Pemograman perangkat lunak..., Yulianto Setiawan, FT UI, 2008