BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi
2.1.1.
Pengertian Komunikasi Kata “Komunikasi’ berasal dari bahasa Latin, Communis, yang
berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya Communis adalah Communico, yang artinya berbagi.1 Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, communicate, berarti untuk: 1. Bertukar pikiran, perasaan, dan informasi; 2. Membuat tahu; 3. Membuat sama; 4. Mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.2 1
Dani Vardiansyah.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: PT. Remaja.2004.Hal 3
2
Daryanto.Ilmu Komunikasi 1.Bandung: Satu Nusa.2010.Hal 3- 4
7
Adapun
dalam
kata
benda
(noun)
menurut
Stuart,
communication, berarti: a. Pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; b. Proses pertukaran diantara individu-individu melalui sistem-sistem simbol yang sama; c. Seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan; dan d. Ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi.
2.1.2.
Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah tindakan atau perilaku mengirim
pesan, ide, dan pendapat dari seseorang ke orang lainnya. Menulis dan berbicara kepada masing-masing orang hanyalah dua cara proses berkomunikasi. Berkomunikasi juga dapat dilakukan pada saat memberi isyarat, menggerakkan tubuh, atau memutar bola mata.3 Proses komunikasi juga terbagi menjadi dua tahap, yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder. a. Proses komunikasi secara primer
3
Shirley Biagi.Media atau Impact Pengantar Media Massa.Jakarta: Salemba Humanika.2010.Hal 8-9
8
Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaab komunikator kepada komunikan. b. Proses komunikasi secara sekunder Proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau saran sebagao media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dengan melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.4
2.1.3.
Fungsi Komunikasi Harold D. Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi
antara lain;
4
Onong Uchjana Effendy.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2007. Hal 11&16.
9
1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya; 2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada, serta 3. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. Selain itu, ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi
yang
baik,
hubungan
antarmanusia
dapat
dipelihara
kelangsungannya. Sebab, melalui komunikasi dengan sesama manusia dapat memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan (customers), dan juga memelihara hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat. Fungsi komunikasi yang dapat dilihat dari aspek kesehatan, contoh ternyata kalangan dokter jiwa (psikiater) menilai bahwa orang yang kurang berkomunikasi dengan masyarakat mudeh terkena gangguan kejiwaan (depresi, kurang percaya diri) dan kanker sehingga memiliki kecendrungan cepat mati dibanding dengan orang yang senang berkomunikasi. Oleh karena itu, Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa jika engkau ingin berusia panjang, lakukanlah “silahturahmi’, dengan kata lain “berkomunikasilah”.5 2.2
Komunikasi Bermedia
5
Hafied Cangara.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2008.Hal 59-60.
10
Komunikasi bermedia merupakan suatu proses komunikasi interpersonal yang menggunakan suatu media baik itu media cetak, media elektronik atau media lainnya sebagai suatu sarana dalam penyampaian suatu pesan atau infromasi. Adapun unsur-unsur dalam proses komunikasi media diantaranya : 1. Sender (komunikator) Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. 2. Encoding (penyandian) Penyandian yaitu proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. 3. Message (pesan) Pesan
yang
merupakan
seperangkat
lambang
bermakna
yang
disampaikan oleh komunikator. 4. Media Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan seperti media elektronik, cetak, internet, dll. 5. Decoding (pengkodean) Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator. 6. Receiver (komunikan)
11
Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Respone (tanggapan) Tanggapan yaitu sebuah reaksi yang terjadi pada komunikan setelah diterpa pesan. 8. Feedback (umpan balik) Umpan balik yaitu tanggapan komunikan apabila tersampaikan atas disampaikan kepada komunikator. 9. Noise (gangguan) Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
2.3
Pengertian Komunikasi Visual Komunikasi yang digunakan dalam komunikasi visual mempunyai fungsi
sebagai mata yaitu alat penglihatan. Komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan.6 6
Adi Kusrianto.Pengantar Desain Komunikasi Visul.Yogyakarta: C.V Andi Offset.2009.Hal 10 12
2.3.1.
Kaitan Komunikasi Visual dengan Pemasaran Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan seperti
pembujukan, promosi, publikasi. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda dalam melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa, hiburan, sejarah, dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan atau kesenian.7 Menurut Jim Aitchison dalam bukunya Clueless In Advertising, pemasaran merupakan bagian dari Marketing Communication di mana suatu perusahaan yang ingin memasarkan produknya memerlukan adanya jasa dalam bidang Advertising untuk mempromosikan produknya. Advertising
sendiri
menggunakan
komunikasi
visual
untuk
mempromosikan produk yang ingin dipasarkan. Maka dalam hal ini kaitan antara komunikasi visual dengan pemsaran mempunyai peran yang sangat penting. Terutama untuk
7
Rhenald Kasali.Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.2001.Hal 51
13
menunjang dalam publikasi buku ini yang pada dasarnya lebih mengutamakan kedalam pengenalan lebih dekat tokoh-tokoh pandawa.
2.3.2
Unsur-Unsur Desain Untuk mewujudkan suatu tampilan, ada beberapa unsur yang
diperlukan : 1. Garis Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan. a. Garis Secara Orientasi
14
Tabel 2.1 Garis Secara Orientasi
b. Kombinasi Garis Horisontal dan Vertikal 1. Memberi kesan: formal, kokoh, tegas
2.2 Gambar Kombinasi Garis Horisontal dan Vertikal c . Kombinasi Garis Diagonal 1. Memberi kesan: Konflik, perang, benci, larangan
2.3 Gambar Kombinasi Garis Diagonal
15
d. Kombinasi Garis Kurva 1. Spiral, memberi kesan: Kelahiran atau generasi penerus, hipnotis. 2. Setengah lingkaran, memberi kesan: kekokohan. 3. Gelombang, memberi kesan: mengalir, lembut, gemulai
2.4 Gambar Kombinasi Garis Kurva e.
Pengulangan 1. Pengulangan akan menimbulkan irama. Sehingga kesannya bias riang, tenang, malas, stabil. 2. Zig-zag memberi kesan bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.
2.5 Gambar Pengulangan
16
f.
Pancaran 1. Memberi kesan: Adanya jarak, kejauhan focus, meledak, spontanitas, memusat, keluasan, tanpa batas, dll8
2.6 Gambar Pancaran 2. Bidang Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri atau beraturan dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang non-geometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dana dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih.
3. Ruang 8
Hendi Hendratman St.Tips n Trix Computer Graphics Design.Informatika Bandung.2008.hal 15.
17
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti. 4. Warna Warna adalah faktor yang sangat penting dalam komunikasi visual. Warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, suasana bagi yang melihatnya. Menurut Aristoteles warna dan cahaya adalah suatu hal yang memiliki nama berbeda akan tetapi berasal dari fenomena visual yang sama. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat pada suatu benda. Jadi kesimpulan dari pengenalan warna adalah bahwa warna sesungguhnya berasal dari cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka tidak warna yang dapat dikenali oleh mata. Berikut ini adalah klasifikasi warna berdasarkan: 1. Warna Primer : Warna cahaya, warna asli Merupakan
warna
dasar
yang
tidak
merupakan
campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan 18
kuning. Warna primer menurut teori warnapigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah: a. Merah (seperti darah) b. Biru (seperti langit atau laut) c. Kuning (seperti kuning telur)
2.7 Gambar Warna Primary Kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier. Akan tetapi secara teknis, merah – kuning – biru, sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga
19
warna pigmen primer adalah magenta, kuning dan cyan. (Oleh karena itu apabila menyebut ”merah, kuning, biru” sebagai warna pigmen primer, maka ”merah” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan ”magenta” sedangkan ”biru” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan ”cyan”). Biru dan hijau adalah warna sekunder dalam pigmen, tetapi merupakan warna primer dalam cahaya, bersama dengan merah. 2. Warna Sekunder : Campuran aktif dari tiga warna primer Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
2.8 Gambar Warna Secondary
20
3. Warna Tertier : Campuran antar warna sekunder Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
2.9 Gambar Warna Tertier 4. Warna Additive : Berasal dari penjumlahan spectrum cahaya Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
21
2.10 Gambar Warna Additive 5. Warna Substractive : Berasal dari penjumlahan pigmen warna. Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan. Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
2.11 Gambar Warna Substractive
22
Tabel 2.2 Tabel Warna dan Kesan Psikologis
5. Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstru semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan perabaan. Misalnya, bila dilihat tampak kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus.
23
Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.
6. Huruf / Tipografi Tipografi adalah suatu bentuk representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan suatu visual yang pokok dan efektif. Tipografi juga merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu,
sehingga
dapat
menolong
pembaca
untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Perkembangan
tipografi
saat
ini
sudah
mengalami
perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawing) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
24
Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi : 1. Roman Dengan ciri memiliki sirip / kaki / serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Times New Roman ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 2. Miscaellaneous Merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif, mewah, bebas, anggun, tradisional dan ornamental. Old English Text MT ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 3. Sans Serif
25
Dengan ciri tanpa sirip / serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, sederhana, kontemporer dan efisien. Arial ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 4. Script Merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi, anggun, tradisional, informal dan akrab. Brush Script ABCDEFGHIJKLMMOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
26
2.3.3.
Prinsip-Prinsip Desain 1. Keselarasan (Harmoni) Harmoni atau keselarasan merupakan panduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian (harmony). 2. Kontras (Contras) Kontras merupakan perpaduan unsur-unsur yang berbeda tajam.
Tanggapan
halus,
licin,
dengan
alat
raba
menimbulkan sensasi yang kontras. Pertentangan adalah dinamik dari eksistensi menarik perhatian. 3. Repetisi Repetisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Repetisi atau pengulangan merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang dan waktu, maka sifat paduannya bersifat satu matra yang dapat diukur dengan interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik yang beruntun sama. 4. Gradasi
27
Gradasi merupakan satu sistem paduan dari laras menuju ke kontras, dengan meningkatkan masa dari unsur yang dihadirkan. Gradasi merupakan paduan interval kecil ke interval besar, yang dilakukan dengan penambahan atau pengurangan secara laras dan bertahap.
2.3.4.
Azas Desain 1. Kesatuan Prinsip kesatuan dalam desain grafis adalah prinsip bagaimana mengatur
dan mengorganisasi seluruh elemen
dalam suatu tampilan grafis dan membangun ikatan atau hubungan diantaranya. Beberapa prinsi dalam membuat kesatuan: - Hubungan, yaitu mengulang suatu elemen, misalnya warna, arah, nilai, bentuk atau membangun suatu gaya, atau membangun hubungan di antara elemen yang ada. - Grid, yaitu membagi sub bagian format ke dalam bagian horizontal atau vertical secara tetap, kolom, margin, dan ruang yang membentuk kerangka untuk mengorganisasi ruang, huruf, dan gambar dalam suatu desain.
28
- Kesejajaran, yaitu hubungan visual yang dibuat antara elemen-elemen, bentuk, dan objek yang mempunyai garis poros yang sama. Aliran, yaitu menggunakan prinsip ritme bergerak dari elemen satu ke elemen lain. (M. Suyanto, 2004:57-68).
2. Keseimbangan Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Dalam desain keterkaitan
cenderung yang kita rasakan adalah
bersama,
kelihatan
bersatu,
dan
perasaan
harmonis.
2.4
Media Massa 2.4.1.
Pengertian Media Massa Media massa dalam garis besarnya meliputi kelompok: media
massa cetak yakni surat kabar, majalah, buletin, buku, dan kelompok media massa elektronik yang meliputi media audio (suara) seperti radio dan media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. Media massa adalah salah satu komponen dari komunikasi massa selain
29
komponen : pesan-pesan, dan khalayak.9 Komunikasi massa mencakup isi pesan
(pengolahan,
pengiriman,
penerimaan,
teknologi,
khlayak
(audience), dan pengaruh (effect). Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dsb.10
2.5
Buku Buku adalah jendela dunia. Ungkapan ini sangatlah tepat. Ibarat jendela
buku, melalui buku dapat melihat dunia luar seluas-luasnya dan sepuas-puasnya. Melalui buku, dapat menemukan penemuan-penemuan baru dalam banyak bidang. Seperti dalam bidang sains, teknologi, kebudayaan, kesenian, perkembangan pemikiran, agama, kepercayaan, dan lain sebagainya.11 Menurut Dr. Edward Coffey bahwa dengan membaca dapat bisa menghindarkan seseorang dari kerusakan jaringan otak. Alasannya, membaca akan menggerakan pikiran (layaknya tubuh kita berolahraga), dan mengarahkan 9
Henny S.W.Alexander Rumondor.Manajemen Media Massa.Jakarta: Universitas Terbuka.2004.Hal 1. 10
Rosawaty H.P.Mengenal Ilmu Komunikasi.Bandung: Padjajaran.2010.Hal 123.
11
Basuko.Asyik Menulis Di Media Massa.Jakarta: Littera Publishing dan Bina Bangsa School.2009.Hal 117.
30
otak untuk berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu lain ketika dan setelah membaca buku. Jadi, buku pada dasarnya membuat otak manusia tidak stagnan dan terus bekerja.
2.5.1.
Pengertian Buku Gorys Keraf dalam bukunya Komposisi merumuskan, resensi
adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak (1989:274). Menurut Jann Schill, bahwa resensi (buku, drama, film) memang dimaksudkan untuk memberi informasi kepada pembaca apakah sebuah karya menarik atau tidak untuk dinikmati. Schill juga menegaskan, pada umumnya resensi memuat hal-hal pokok dari karya yang diresensi disertau pandangan peresensinya (1996:87). Dari kedua pendapat pengertian tentang resensi di atas dapat disimpulkan, bahwa resensi buku (Book Review) pada dasarnya merupakan deskripsi dan evaluasi atas sebuah karya buku. Karena sebuah karya resensi paling sedikit harus memuat dua unsur : 1. Deskripsi atau informasi
31
2. Evaluasi yaitu paparan yang menyangkut kelebihan (Positif) dan kekurangan (Negatif) sebuah karya.12 Meresensi buku adalah kegiatan dengan memberikan penilaian terhadap sebuah buku, menginformasikan data buku dengan tujuan menginformasikan pada masyarakat melalui media massa. Karena tujuannya memberikan informasi pada masyarakat, maka meresensi buku tidak sekedar meringkas buku, tetapi juga memberikan informasi lain agar masyarakat tertarik untuk membaca buku itu.13
2.5.2.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Meskipun buku bersifat subjektif, tetapi penting. Karena
meresensi buku pada dasarnya memberikan keterangan atau penjelasan pada pembaca sebuah media, apakah buku tersebut layak dibaca atau dibeli atau tidak. A. Kekurangan yang Berhubungan dengan Salah Cetak Tidak jarang sebuah buku dikarenakan pembuatannya tergesa-gesa banyak salah cetak. Namun, banyaknya salah cetak tentu akan mengganggu pembaca. 12
Ibid. 119
13
Nurudin.Kiat Meresensi Buku di Media Cetak.Jakarta: Murai Kencana.2009.Hal
5.
32
B. Kesalahan yang Berhubungan dengan Penerjemahan Proses penerjemahan buku memang tidak sekedar mentransfer kata bahasa yang satu ke dalam bahasa lain. Penerjemah harus benar-benar tahu subtansi isi atau maksud yang dikemukakan penulis buku itu. C. Kekurangan yang Berhubungan dengan Bahasan Bisa saja penulis hanya memusatkan perhatiannya pada akan satu hal. Akan tetapi ini memang yang diinginkan penulis. Namun, bisa saja itu berbeda di mata peresensi buku. D. Kekurangan yang Berhubungan dengan Data Apabila penulis buku tidak terbiasa dengan data dan terbiasa dengan opini. Seorang penulis buku yang sering mengadakan penelitian, kemungkinan besar akan menampilkan banyak data daripada mereka yang jarang mengadakan penelitian.
2.5.3.
Keuntungan Meresensi Buku A.
Meningkatkan Budaya Baca Peningkatkan dalam budaya baca mempunyai banyak manfaat. Peresensi buku akan dapat lebih meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuannya. Dengan membaca buku dapat mempunyai peluang untuk terus mengasah
33
kepekaan intelektual serta mempunyai analisis yang lebih tajam dan mempunyai pandangan yang lebih luas. B.
Mendapatkan Penghasilan Meresensi mempunyai
buku
(seperti
keuntungan
halnya
menulis
secara
material,
artikel) yakni
mendapatkan penghasilan. Menulis resensi tidak hanya mendatangkan penghasilan, secara tidak langsung akan melatih kita untuk hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.
2.5.4.
Jenis Buku a.
Cerpen;
b.
Novel;
c.
Sejarah;
d.
Biografi;
e.
Otobiografi;
f.
Memoar;
g.
Antropologi;
h.
Biologi; dll.
34
2.6
Wayang
2.6.1. Pengertian Wayang Wayang adalah sebuah kata bahasa Indonesia (Jawa) asli yang berarti “bayang” atau bayang-bayang yang berasal dari akar kata “yang” dengan mendapat awalan “wa” menjadi kata “Wayang”. Kata-kata dalam bahasa Jawa yang mempunyai akar kata “yang” dengan berbagai variasi vokalnya antara lain adalah “layang”, “dhoyong”, “puyeng”, “reyong”, “yang berarti : selalu bergerak, tidak tetap, samar-samar dan sayup-sayup. Kata ”Wayang”, “hamayang” pada waktu dulu berarti mempertunjukkan “bayangan” lambat laun menjadi pertunjukkan bayang-bayang atau wayang karena yang dilihat adalah bayangan dalam kelir (tabir).14 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, wayang berarti sesuatu yang dimainkan seorang dalang. Sesuatu ini berupa gambar pahatan dari kulit binatang yang melambangkan watak-watak manusia. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Sunda disebutkan bahwa wayang adalah boneka berbentuk manusia yang dibuat dari kulit atau kayu, dan lebih ditegaskan lagi pengertian wayang sama dengan sandiwara boneka. Disamping itu ada yang mengartikan bayangan angan-angan, yang mengambarkan perilaku nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam angan-angan. Misalnya, 14
Sri Mulyono.Simbolis dan Mistikisme Dalam Wayang: Sebuah Tinjauan Dalam Wayang.Jakarta: PT. Gunung Agung.1979.Hal 51.
35
orang baik, digambarkan badannya kurus, mukanya tajam, dan seterusnya, sedangkan orang jahat mulutnya lebar, dan seterusnya. Selanjutnya arti kata wayang menurut pigeaud sebagai berikut ; Boneka yang dipertunjukkan / wayang itu sendiri. Pertunjukkan yang dihidangkan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung pelajaran (wejangan), yaitu wayang purwa atau wayang kulit yang diiringi dengan teratur oleh gamelan (instrument slendro).15 Ismunandar K. Menjelaskan bahwa kata wayang berasal dari bahasa Jawa karma-ngoko (halus-kasar) yang artinya : 1. Perwajahan yang terdiri dari barang yang terkena cahaya. 2. Tiruan orang-orangan yang dibuat dari belulang, kertas dan kayu untuk membentuk sebuah cerita. 3. Cerita yang terdiri dari tiruan orang-orangan yang dihiasi dan dipakai sebagai alat pertunjukkan. 4. Orang yang bertindak hanya sebagai alat (segala gerak-gerik diatur oleh orang lain). 5. Daging yang terdapat dileher (misalnya leher sapi). 6. Nama wuku yang ke-27.16
15
Effendy Z.H.Unsur Islam dalam Pewayangan.Bandung: PT. Alma’arif.1997.Hal 21. 16
Ismunandar K.R.M.Wayang Asal-Usul dan Jenisnya.Semarang: Dahara Prize. 1985.Hal 9.
36
2.6.2.
Sejarah Wayang Pada mulanya, nenek moyang kita percaya bahwa roh leluhur
yang sudah mati merupakan pelindung dalam kehidupan. Mereka beranggapan bahwa roh-roh itu masih tinggal di gunung-gunung, pohonpohon besar, dan sebagainya. Lebih kurang 1500 SM, nenek moyang melakukan upacara yang ada hubungannya dengan kepercayaan penyembahan roh nenek moyang yang telah mati, yang kemudian lebih dikenal sebagai pertunjukan bayangan roh nenek moyang. Di Indonesia, orang mengabadikan perwujudan orang yang telah mati dengan berbagai bentuk patung-patung. Kepercayaan ini pula yang mempengaruhi cara pembuatan bayang-bayang. Orang-orang kemudian meniru bayang-bayang yang dilihat setiap hari. Penggambaran roh semacam ini, pada mulanya mungkin hanya kebetulan. Akan tetapi, dengan anggapan bahwa roh-roh mempunyai kekuatan dan sebagai pelindung, maka bentuk gambar bayang-bayang itu harus tidak berbentuk manusia. Gambar bayang-bayang itu kemudian disebut wayang. Namun, wujud dari wayang pada waktu itu belumlah jelas. Sedang beberapa waktu berikutnya, wayang berkembang sesuai dengan peradaban manusia.17 Dalam budayawayangkulit.blogspot.com menjelaskan bahwa terdapat dua pendapat yang berbeda mengenai asal-usul wayang. Pertama, 17
Drs. Sunarto.Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta.Jakarta: Balai Pustaka.1989. Hlm 16.
37
pendapat yang menyatakan bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para peneliti Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini adalah Hazue, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt. Alasan mereka cukup kuat, yaitu bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Punakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan berasal dari bahasa lain. Kedua, ada dugaan wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Penganut keyakinan ini antara lain Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagain besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India. Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pewayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa dan sama sekali tidak diimpor dari negara lain. Budaya wayang diperkirakan sudah lahir
di Indonesia
setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Erlangga, Raja Kahuripan (976-1012), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur sedang makmurnya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para
38
pujangga Indonesia sejak abad X, antara lain dalam naskah sastra Kitab Ramayan Kakawin berbahasa Jawa Kuno dan ditulis pada masa pemerintahan Raja Dyah Balitung (989-910). Naskah ini merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga India, Walmiki. Wayang sebagai suatu pergelaran dan tontonan sudah mulai sejak zaman pemerintahan Raja Erlangga. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa prasasti pada masa itu yang sudah menyebutkan kata-kata mawayang dan aringgit yang berarti pertunjukan wayang. Dengan demikian, wayang merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang paling tua. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, juga telah ada petunjuk adanya pertunjukan wayang, yaitu pada Prasasti Balitung tahun 907 Masehi yang mewartakan bahwa pada saat itu telah dikenal adanya pertunjukan wayang.
2.6.3.
Perkembangan Wayang di Indonesia Wayang bukan hanya pergelaran yang bersifat menghibur, tetapi
juga sarat akan nilai-nilai falsafah hidup. Di dalam cerita wayang setiap tokoh-tokoh merupakan refleksi atau representasi dari sikap, watak, dan karakter manusia secara umum. Ada yang baik dan jahat, ada kebatilan dan keburukan, ada belas kasihan, kasih sayang, cinta, benci, hasut, serakah, dan lain-lain. Sebelum Islam masuk ke tanah Nusantara khususnya di Jawa, wayang telah menemukan bentuknya. Bentuk wayang pada awalnya
39
menyerupai relief yang dapat dilihat
di candi-candi seperti candi
Prambanan maupun candi Borobudur. Pergelaran wayang sangat digemari masyarakat. Setiap pementasannya selalu dipadati penonton. Karena antusiame masyarakat terhadap pergelaran wayang tersebut, maka para wali melihat bahwa wayang bisa menjadi media penyebaran Islam yang sangat efisien dan efektif.
2.6.4.
Jenis-Jenis Wayang di Indonesia Wayang tidak hanya wayang kulit atau wayang golek. Wayang
yang merupakan seni tradisional Indonesia, yang berkembang di Pulau Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit dibalik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada disisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil dilayar. Selain wayang kullit atau golek, masih banyak wayang yang dikenal popular dalam masyarakat. Beberapa jenis-jenis tersebut adalah : 40
a. Wayang Purwa Purwa berarti terdahulu atau yang pertama, oleh karen itu lakon wayang purwa menggambarkan kisah tentang kitab Mahabarata dengan inti cerita perang “Barata Yuda” yaitu perang saudara keturunan Batara antara keluarga Pandawa dan Astina yang memperebutkan kerajaan Amartapura yang akhirnya dimenangkan oleh keluarga Pandawa. Cerita wayang Purwa ini pada awalnya berwujud lukisan yang dibuat pada daun lontar oleh Prabu Jayabaya raja Kediri. Kemudian di masa kerajaan Majapahit sampai Demak terjadi perubahan bentuk dan wayang baik teknik maupun bahan baku pembuatan wayang seperti apa yang kita lihat sampai sekarang. Yaitu melalui proses pahatan, lukisan dengan bentuk pandang samping terbuat dari kulit hewan. b. Wayang Kartun Wayang kartun adalah alat peraga atau alat pembelajaran yang digunakan seseorang dalam menyampaikan materi dongeng atau cerita yang digerakkan dengan tangan dan berbentuk gambar kartun. Menurut Levied an Lentz, kelebihan media wayang kartun sebagai media
pembelajaran
adalah
mengarahkan
seseorang
untuk
berkomunikasi, mengunggah emosi dan sikap seseorang, mempelancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi dan
41
membantu memahami teks seseorang yang lemah dalam mengerti sesuatu (Ngadino, 2009).
2.6.5.
Fungsi Wayang
A. Fungsi Wayang Sebagai Komunikasi Media
tradisional
adalah
media
komunikasi
yang
menggunakan seni pertunjukan tradisional, yang lahir dan berkembang di tengah masyarakat pedesaan (Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2011;2). Wayang merupakan salah satu kesenian, kebudayaan sekaligus pertunjukan tradisional yang lahir dan berkembang ditengah-tengah masyarakat pedesaan daerah Jawa, oleh karena itu dapat dikatakan wayang merupakan salah satu jenis media tradisional. Seni pertunjukan wayang sebagai media tradisional tidak hanya terdiri dari satu jenis wayang, wayang yang termasuk dalam media tradisional memiliki bermacam-macam jenis, antara lain Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Purwa. Wayang sebagai seni pertunjukan telah disebutkan berfungsi sebagai salah satu media tradisional yang meliputi media komunikasi atau penyampaian informasi, dan media
42
pengajaran yang tetap mempertahankan sifat klasiknya namun mengundang nilai-nilai universal.
B. Fungsi Religius Pada awalnya wayang diciptakan oleh manusia adalah sebagai alat pemenuhan kebutuhan religiusnya. Manusia zaman dahhulu, mementaskan wayang untuk memuja dan mempertemukan mereka dengan roh-roh nenek moyang. Kepercayaan yang seperti demikian disebut Animisme. Lalu untuk zaman sekarang, wayang masih dikaitkan dengan nilainilai religious. Masih sering kali sebelum pementasan wayang ada sesajen tertentu yang harus dibuat.
C. Fungsi Pendidikan Wayang digunakan juga oleh masyarakat sebagai media pendidikan. Dengan wayang transformasi nilai-nilai luhur budaya dapat berlangsung secara efektif. Banyak nilai-nilai kebaikan yang bisa diambil dari cerita atau lakon yang ada dalam wayang. Transformasi ini bersumber dari dalang yang biasanya adalah orang penting di masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat baik itu kalangan atas atau bawah. Pada masa Sunan Kalijaga pun wayang dijadikan media pendidikan dan dakwah. Melaluinya, ajaran-ajaran Islam
43
disisipkan agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat Jawa waktu itu. D. Fungsi Penerangan dan Kritik Sosial. Dalam
pertunjukan
wayang,
masyarakat
dapat
menginformasikan tentang peristiwa apa yang penting untuk diketahui oleh para dalang. Misalnya dengan mementaskan lakon-lakon tertentu yang sesuai dengan keadaan masyarakat pada waktu itu. Lalu juga bisa dijadikan sarana kritik sosial. Masyarakat bisa mengkritik kebijakan pemimpin mereka tanpa resiko kemarahan pemimpin melalui wayang. Dengan lakon-lakon tertentu pula atau fragmen wayang dalang bisa bebas mengkritik kebijakan pemimpin. E. Fungsi Hiburan. Wayang disini diartikan murni merupakan hiburan bagi masyarakat. Tidak ditujukan untuk maksud-maksud religi tertentu. Tapi hanya untuk menghibur masyarakat yang gemar akan seni pertunjukan ini. Seperti pada acara khitanan, resepsi pernikahan, acara besar desa, yang dipentaskan untuk menghibur khalayak ramai.
2.7
Analisis Tokoh Pandawa Dalam Wayang Dalam penceritaan wayang, terkenal kisah yang menceritakan lima orang
yang sangat kuat. Mereka disebut dengan sebutan Pandawa. Masing-masing tokoh
44
memiliki watak yang membuat kisah mereka sangat diminati. Lima tokoh tersebut akan dijabarkan sesuai dengan urutan yang paling tua sampai yang muda.
1. Yudhistira Yudhistira merupakan Pandawa yang tertua, merupakan Raja Indraprasta dan Hastinapura. Nama lain yang disandangnya dimasa mudanya adalah Puntadewa. Yudhistira, memililki sifat yang serupa dengan Batara Darma (Dewa Kebenaran dan Keadilan, yang merupakan ayah Yudhistira yang sebenarnya) yaitu adil dan jujur. Puntadewa dianggap tokoh yag baik, berwatak putih suci, berbudi halus, sabar, berbelas kasih, setia, tidak mau mengecewakan orang lain, dan tulus ikhlas memberikan kepunyaannya kepada orang lain yang membutuhkan, bahkan istrinya sekalipun jika diminta, akan diberikan. Karena perilaku yang teramat baik itulah, Puntadewa disebut sebagai manusia sempurna berdarah putih, atau manusia Anjatasatru, artinya manusia yang tidak mempunyai musuh. Dalam pewayangan, di dunia ini hanya terdapat 3 mahkluk berdarah putih, yaitu Resi Subali, Begawan Bagaspati dan Yudhistira. Diantara ketiganya, Yudhistira dikatakan yang paling sempurna karena ia lahir sebagai manusia, sedangkan Resi Subali berwujud kera dan Begawan Bagaspati berwujud raksasa. Sesudah menjadi raja, Yudhistira tidak berpakaian serba keemasan dan hanya berpakaian sederhana. Sebagai raja Yudhistira selalu bertindak adil dan mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pewayangan diceritakan sebagai
45
penghargaan para dewa atas kejujuran dan keadilannya, Yudhistira dianggap “tidak pantas menapak tanah”. Kalau berjalan sesungguhnya telapak kakinya terangkat sedikit, tidak menyentuh demikian pula apabila berkendaraan, roda kereta Yudhistira mengambang diatas tanah. Menurut cerita Yudhistira tidak pernah berbohong kecuali sekali, yaitu terhadap Bagawan Druna mengenai kematian Awastama. Sebetulnya Yudhistira tidak berbohong karena Yudhistira berkata kepada Druna bahwa “Gajah Tama mati” gajah dalam bahasa Sansekerta (hasta) bunyinya mirip “aswa”. Gajah bernama Tama itu sendiri sengaja dibunuh oleh Pandawa agar Yudhistira bisa mengatakan hal itu kepada Druna sehingga Druna kehilangan semangat hidup dan Kurawa bisa dikalahkan dalam perang Bharatayuda. Tetapi Yudhistira juga memiliki kelemahan, yaitu suka berjudi (bermain dadu). Karena kelemahannya ini Yudhistira terjebak perangkap Kurawa untuk bermain dadu dan mengakibatkan Pandawa kehilangan harta benda, termasuk Drupadi dan harus menderita selama 13 tahun dalam pembuangan. Yudhistira mempunyai pusaka kerajaan berwujud payung bernama Kyai Tunggulnaga dan sebuah tombak bernama Kyai Karawelang. Diatas kepala Yudhistira (sumping) memakai sepotong kertas putih. Oleh Ki Dalang diterangkan Jimat Kalimasada. Jika kertas itu dibuka ada tuilsan syahadat. Ini merupakan salah satu bentuk pengaruh Islam dalam dbentuk Wayang kulit.
46
Keluarga Pandawa dihubungkan dengan lima kewajiban Islam, yaitu syahadat, puasa, zakat, dan haji. Yudhistira sebagai perlambang Syahadat, berikut berurutan sesuai tingkat kelahiran Pandawa.18
2. Bima Bima adalah Putri Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar, dan menakutkan bagi musuh, meskipun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa urutan kedua dari lima bersaudara. Saudara seayahnya adalah wanara yang sering dipanggil dengan nama Anoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa Bima mati sempurna (moksa) bersama keempat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuda. Orang Jawa mengenal Bima sebagai gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, jujur, dan menganggap semua orang sama derajatnya. Bima disebut juga Bimasena, yang berarti luarbiasa, atau Werkodara, berarti perut serigala, karena kekuatan jasmani yang dimiliki dan porsi makan Bima banyak sekalil. Badannya besar dan gagah perkasa sebagai tiang pokok keluarga Pandawa. Bima memiliki Aji Pancanaka. Ajinya selalu digenggam kuat, sebagai senjata perang. Ini berarti jika shalat itu dikerjakan dengan baik, ia mempunyai kekuatan yang tangguh.19 18
Purwadi.Tasawuf Jawa II.Yogyakarta : Narasi.2003.Hal 24.
19
Effendi Zakarsi.Nilai Islam dalam Pewayangan.Jakarta:Departemen Agama.1997.Hal 91.
47
3. Arjuna Arjuna adalah putra Prabu Pandu Dewantara, raja di Astina, dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita. Arjuna adalah pandawa ketiga yang dikenal sebagai titisan Wisnu, sama halnya dengan Kresna. Kesaktian Dewa Wisnu sebagian jatuh kepada Arjuna dan sebagian lagi pada Kresna.20 Arjuna sewaktu muda bernama Permadi yang berarti tampan karena Arjuna memang terkenal oleh ketampanannya dan kesaktiannya. Kata Arjuna berarti putih, air jernih tak membekas. Dari berbagai buku dapat dirangkumkan nama lain yang disandang Arjuna antara lain : 1. Kumbawali, yang berarti sebagai tempat rasa 2. Janaka, karena memiliki banyak istri 3. Jahnawi, berarti gesit trengias (cepat dan tangkas) 4. Parta, yang berarti berbudi sentosa (pahlawan perang) 5. Parantapa, seorang pertapa 6. Margana, yang berarti bias terbang 7. Panduputra, putra pandu 8. Ciptaning Mintaraga, berarti pendeta suci. Arjuna dikatakan berjiwa teguh dan senang bertapa (berpuasa), karena itu wajahnya rupawan. Maknanya, apabila dikaitkan dengan rukun Islam ketiga (akibat pengaruh agama Islam) adalah isyarat bahwa dengan suka berpuasa maka jiwanya akan menjadi kuat dalam menghadapi cobaan dan wajahnya
20
Hardjowiyogo.Sejarah Wayang Purw.Jakarta: Balai Pustaka.1982.Hal 188.
48
akan berseri-seri.21 Arjuna berparas rupawan hampir dikatakan cantik, berbudi luhur serta sederhana. ‘Kecantikan’ Arjuna dalam bentuk bagian badan yang serba halus bentuknya sederhana tetapi indah. Karena ketampanannya ini diceritakan Pandawa sebagai lelanang ing Jagad yang berarti lelaki paling jantan didunia. Arjuna memiliki keistimewaan yaitu pandai membawa diri dalam menghadapi wanita. Karena itulah Arjuna memiliki banyak istri. Kelemahan Arjuna adalah masih memiliki sifat sombong. Arjuna pernah menolak mengadu kepandaian dengan Karna, karena pada waktu itu merasa kedudukannya lebih tinggi. Setelah mengetahui bahwa sebenarnya Karna adalah anak tertua dari Dewi Kunti ibunya, tetapi lain ayah, Arjuna kemudian dapat tulus menghargai Karna.
4. Nakula Nakula merupakan Pandawa keempat, putra Pandu yang diperoleh dari Dewi Madrim. Nakula dilahirkan kembar bersama Sadewa. Ayah dewanya adalah Dewa Aswin (Dewa Tabib) yang diceritakan juga adalah dewa kembar. Nama lain Nakula adalah Pingten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) dan Tripala. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata pedang. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mempunyai Aji Pranajawati pemberian Ditya Sapujagat, Senapati Negara Mretani. Nakula juga mempunyai cucu berisi, Banyu Panguripan / Air Kehidupan pemberian Batara Indra. Nakula 21
Effendy Zarkasi.Loc cit.
49
mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawowajar, wilayah Negara Amarta, Nakula mempunyai dua orang istri yaitu Dewi Sayati dan Dewi Senggranawati. Setelah selesai perang Bhatarayudha, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu salya kakak ibunya, Dewi Madrim,. Dibandingkan dengan ketiga kakaknya, Nakula dan sadewa, kurang berperan dalam lakon-lakon wayang di Indonesia. Pada umumnya Nakula dan Sadewa muncul dipagelaran sebagai pendamping Yudhistira. Apabila dihubungkan dengan rukun Islam keempat (pengaruh Islam), Nakula diibaratkan orang yang senang mengeluarkan zakat karena giat bekerja. 5. Sadewa Sadewa merupakan Pandawa terakhir, kembaran Nakula, Putra Pandu dengan Dewi Madrim. Sewaktu kecil di panggil Tangsen (buah dari tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan di pakai obat). Nama lain yang disandangnya adalah Raden Darmagranti. Sadewa sangat mahir dalam ilmu kasdian (Jawa) / seorang mistikus. Mahir menunggang kuda dan mahir menggunakan senjata panah dan lembing. Selain sangat sakti, sadewa juga memilki Aji Purnamajanti pemberian Ditya Sapulebu, Senapati negara Mretani yang berkhasiat dapat mengerti dan mengingat dengan jelas pada semua peristiwa. Sadewa memiliki watak jujur, setia, taat, belas kasihan, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal de kesatrian Bawenatalun atau Bumiretawu, wilayah Negara Amarta. Sadewa menikah dengan Dewi 50
Srengginiwati,
adik
Dewi
Srengginawati
(Istri
Nakula),
putri
Resi
Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu. Dari perkawinan tersebut Ia memperoleh seorang putra bernama Bambang Widapaksa/Sidapaksa. Setelah selesai perang Bhatarayudha, Sadewa menjadi patih Negara Astina mendampingi Prabu Yudhistira. Apabila dihubungkan dengan rukun Islam yang ke lima, menggambarkan orang yang mampu melakukan ibadah haji, terpenuhi sandang pangan dan dermawan.
51