BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. (Sule dan Kurniawan, 2008:194) Manajemen sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (perusahaan). (Nawawi, 2011:42)
2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia Pengertian SDM perlu dibedakan antara pengertiannya secara makro dan mikro. Secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga Negara suatu Negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja. Dalam arti mikro adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga dan lainlain. (Nawawi, 2008:37)
11
12
Ada tiga pengertian dari sumber daya manusia yaitu: a. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan). b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. c. Sumber Daya Manusia (SDM adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non financial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. (Nawawi, 2011:40) Peranan sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran serta yang penting bagi tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia di sini mencakup keseluruhan manusia yang ada di dalam organisasi, yaitu mereka yang secara keseluruhan terlibat dalam oprasionalisasi organisasi. (Sule dan Kurniawan, 2008:193)
2.3 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non-fisik/non-material. Setiap pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat di dalam Deskripsi Pekerjaan/Jabatan, perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu. (Nawawi, 2011:236)
13
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan sumber daya manusia sangat memegang peranan penting. Hal itu dikarenakan sumber daya manusia merupakan aset organisasi paling penting yang dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen. Sumber daya manusia memberi cetusan kreatif di setiap organisasi. Mereka membuat tujuan-tujuan, inovasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah mereka buat tersebut.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Untuk mendapatkan kinerja yang baik dari karyawan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja menurut Gibson dalam Irham (2010:10), yaitu : a. Faktor Individu Indikator: Kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial, dan demografi seseorang. b. Faktor Psikologi Indikator: Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja. c. Faktor Organisasi Indikator: Struktur organisasi, design pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan (reward system).
14
a. Faktor individu Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64) Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Di mana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan di mana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut, seperti di indonesia individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi. Individu selalu berada di dalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Di mana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri. Dalam faktor individu, terdapat 5 (lima) indikator yang menunjang kinerja karyawan yaitu:
15
a) Kemampuan dan Keterampilan Kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. (Robbin, 2007:57) b) Latar Belakang Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Baron dan Byrne, 2003:58) c) Pengalaman Kerja Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan. (Vardiansyah, 2008:3) Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk
16
kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional. Pengetahuan
yang
berdasarkan
pengalaman
juga
diketahui
sebagai
pengetahuan empirikal atau pengetahuan posteriori. Seorang dengan cukup banyak pengalaman di bidang tertentu dipanggil ahli. d) Tingkat Sosial Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. (Narwoko & Susanto, 2007:156) e) Demografi Seseorang Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi)
b. Faktor Psikologi Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi)
17
Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku. Dalam faktor psikologi, terdapat 6 (enam) indikator yang menunjang kinerja yaitu: a) Persepsi Persepsi merupakan proses di mana kita mengartikan lingkungan sekitar dengan menyusun dan menginterpretasikan impresi sensoris. Penelitian tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa setiap orang bisa melihat hal yang sama tetapi beda mempersepsikannya. (Robbins dan Coulter, 2010:54) Perspsi merupakan proses kognitif, di mana seorang individu memberikan arti kepada lingkungan. Individu-individu yang berbeda, “melihat” hal sama dengan caracara yang berbeda. (Winardi, 2009:203-204) b) Peran Peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan
18
bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_peran) c) Sikap Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. (Winardi, 2009:211) Sikap merupakan pernyataan evaluatif (disukai ataupun tidak disukai) terkait dengan objek, orang, atau kejadian. Hal ini mencerminkan apa yang dirasakan seseorang tentang sesuatu. (Robbins dan Coulter, 2010:37) Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, dan banyak menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan. d) Kepribadian Kepribadian seseorang merupakan kombinasi unik dari pola emosional, pikiran, dan perilaku yang mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi terhadap suatu situasi dan berinteraksi dengan orang lain. (Robbins dan Coulter, 2010:45) Kepribadian seseorang individu merupakan suatu kelompok ciri-ciri yang relatif stabil, tendensi-tendensi, dan tempramen-tempramen yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diwarisi, dan oleh faktor-faktor sosial, cultural dan lingkungan. (Winardi, 2009:219)
19
Kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor cultural dan sosial. Terlepas dari bagaimana kiranya kepribadian didefinisi, ada sejumlah prinsip tertentu yang pada umumnya diterima antara para ahli ilmu jiwa, yaitu: 1. Kepribadian merupakan suatu keseluruhan yang terorganisasi. Apabila tidak demikian halnya, maka sang individu tidak akan mempunyai arti. 2. Kepribadian terlihat terorganisasi dalam pola-pola, yang hingga tingkat tertentu dapat diobservasi dan dapat diukur. 3. Walaupun kepribadian memiliki suatu landasan biological, pengembangan spesifikasinya merupakan sebuah produk dari lingkungan-lingkungan sosial dan cultural. 4. Kepribadian memiliki aspek-aspek superficial, seperti misalnya sikap terhadap kemungkinan menjadi pemimpin tim, dan sebuah makna yang lebih mendalam seperti misalnya sentimen terhadap otoritas, atau etika kerja protestan. 5. Kepribadian mencangkup ciri-ciri umum, maupun ciri unik. Setiap orang berbeda dibandingkan dengan orang lain, dalam hal-hal tertentu, walaupun mereka serupa dengan orang-orang lain dalam hal-hal lain. e) Motivasi Kerja Kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang
20
melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar. (Nawawi, 2011:351) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan (moves), dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang member kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. (Siswanto, 2006:199) Kelompok kebutuhan yang belum dipuaskan
Reduksi dari ketegangan
Ketegangan
Tujuan telah tercapai (kebutuhan yang telah dipuaskan)
Dorongan-dorongan
Melakukan serangkaian kegiatan (perilaku mencari)
Gambar 2.1 Proses Berlangsungnya Motivasi Sumber : (Munandar, 2008:323) f) Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja mengacu pada sikap yang lazim ditunjukkan seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan kepuasan kerja yang tinggi memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya. Seseorang yang tidak puas memiliki sikap negatif. (Robbins dan Coulter, 2010:37-40) c. Faktor Organisasi Organisasi terdiri dari sejumlah anggota yang memberikan sumbangan mereka masing-masing kepada upaya mencapai tujuan organisasi melalui kedudukan dan peran mereka dalam organisasi. (Munandar, 2008:33)
21
Organisasi mempunyai batas yang secara relatif dapat teridentifikasi (relatively identifiable boundary). Batas ini dapat berubah makin meluas atau sebaliknya, makin menyempit. Fungsi dari batas organisasi adalah membedakan antara anggota organisasi dengan bukan anggota organisasi. Seseorang menjadi anggota organisasi melalui kontak sosial di mana anggota organisasi dan organisasinya saling memberi dan menerima. (Wirawan, 2008:2) Dalam faktor organisasi terdapat 4 (empat) indikator yang dapat menunjang kinerja karyawan: a) Struktur Organisasi Dalam proses pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. (Sule dan Kurniawan, 2008:152) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya struktur organisasi (Sule dan Kurniawan, 2008:159-161), yaitu: 1.
Strategi Organisasi Struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan, maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Berdasarkan pengertian ini, maka perubahan yang terjadi pada strategi organisasi, akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
22
2.
Skala Organisasi Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor, di antaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar, hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang di berbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dang dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit.
3.
Teknologi Faktor teknologi yang dimaksud adalah terkait dengan cara bagaimana sebuah produk dari sebuah orgnaisasi bisnis dihasilkan atau juga dengan cara bagaimana pekerjaan dilakukan. Di sisi lain faktor teknologi juga terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
4.
Lingkungan Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga menesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Begitupun sebaliknya, lingkungan organisasi yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
23
b) Desain Pekerjaan Desain pekerjaan adalah pembagian kerja atau job design. Jika pilihan cara pengorganisasian telah dilakukan apakah bersifat sentralisasi atau desentralisasi, bagian-bagian dalam organiasai telah ditetapkan apakah staf lini, maupun staf fungsional sebagaimana digambarkan oleh struktur organisasinya, maka langkah berikutnya adalah bagaimana pekerjaan menurut bagian-bagiannya tersebut didesain untuk dikerjakan oleh orang-orang tertentu yang telah ditetapkan. (Sule dan Kurniawan, 2008:187) c) Kepemimpinan Kepemimpinan
dapat
diartikan
sebagai
proses
memengaruhi
dan
mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. (Sule dan Kurniawan, 2008:255) Kepemimpinan adalah sebuah aktivitas “orang-orang”, berbeda dari pekerjaan administratif dengan kertas atau aktivitas penyelesaian masalah. (Daft, 2006:313) Kepemimpinan menyangkut perubahan yaitu seseorang yang memupuk perubahan. Dengan demikian pemimpin bukanlah selalu mereka yang memegang kepemimpinan formal. Karena konsep kepemimpinan dan pemimpin menggambarkan adanya adanya orang-orang lain yang terlibat, sebenarnya kepemimpinan adalah suatu proses kolektif atau proses kelompok. (Wirjana dan Susilo, 2006:18)
24
d) Sistem Penghargaan Karyawan pada dasarnya juga ingin dihargai sperti mereka menghargai atasannya, pada umumnya penghargaan yang diterima karyawan dalam bentuk kompensasi. Kompensasi bagi organisasi/perusahaan berarti penghargaan/ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. (Nawawi, 2011:315) Organisasi memberi penghargaan kepada karyawan untuk mencoba memotivasi kinerja mereka dan mendorong loyalitas dan retensi. Penghargaan organisasi memiliki sejumlah bentuk yang berbeda meliputi uang (gaji, bonus, gaji insentif), penghargaan, dan benefit. (Luthans, 2006:153)
2.5 Kinerja Guru Guru berhadapan dengan siswa adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru harus memiliki kinerja yang baik terutama pada saat proses belajar berlangsung. Guru diharapkan memiliki ilmu yang cukup sesuai bidangnya, pandai berkomunikasi mengasuh dan menjadi pengajar yang baik bagi siswanya untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. a. Kriteria Kinerja Guru Keberhasilan guru seseorang bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang ada telah mencapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Sebagaimana yang telah
25
disebutkan dalam pengertian kinerja bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru. b. Kemampuan Guru Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 yang berbunyi: Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a) Kompetensi Paedagogik Adalah mengenai bagaimana kemampuan guru dalam mengajar, dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kemampuan ini meliputi kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b) Kompetensi Kepribadian Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik. Kepribadian guru ini meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
26
Kemampuan kepribadian guru meliputi hal-hal berikut: 1. Mengembangkan kepribadian 2. Berinteraksi dan berkomunikasi 3. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan 4. Melaksanakan administrasi sekolah 5. Menaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran (Usman, 2003:16) c) Kompetensi Profesional Pekerjaan seorang guru adalah merupakan suatu profesi yang tidak biasa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah. Profesi guru ini memiliki prinsip yang dijelaskan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 sebagai berikut: 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai denga prestasi kerja.
27
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan sepanjang hayat. 8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. d) Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam menghadapi orang lain. Dalam peraturan pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta pendidikan, dan masyarakat sekitar.
2.6 Kinerja Dalam Pandangan Islam Menurut islam, kinerja dari setiap kegiatan tidak hanya didasarkan pada material tapi tak kalah penting adalah bahwa itu adalah cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Kinerja material hanya untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memfasilitasi ibadah kepada Allah SWT. Sebagai agama universal, yang konten ajaran tidak pernah lekang oleh waktu, atau lapuk oleh zaman, dengan basisnya Al Quran, Islam sudah mengajarkan kepada
28
umatnya bahwa kinerja harus dinilai. Ayat yang harus menjadi rujukan penilaian kinerja itu adalah surat at-Taubah ayat 105.
Artinya: “ dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah:105)
Keutamaan Ilmu Pengetahuan Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan bukti-bukti mengenai hal-hal keutamaan ilmu pengetahuan. Di antaranya ialah firman Allah `azza wa jalla :
29
Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orangorang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Al-Imran:18)
Perhatikanlah ayat di atas, bukankah untuk kesaksian itu dimulainya dengan dirinya sendiri, menomor duakan golongan malaikat, sedang nomor tiganya ialah orang-orang yang berilmu pengetahuan. Ini saja sudah cukup sebagai hal menunjukkan kemuliaan dan keutamaan mereka. Allah berfirman :
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
30
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Mujadalah:11)
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan Fajar Saputra (2008) judul “Studi Tentang Analisis Kinerja Guru Pada SLTPN 16 PKU” adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor motivasi, lingkungan kerja, beban kerja, dan stress kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Guru Pada SLTPN 16 Pekanbaru? Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor motivasi, lingkungan kerja, beban kerja, dan stress kerja besama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada SLTPN 16 Pekanbaru. Musarofah (2008) judul “KINERJA GURU di MTs Al-Wathoniyah I Cilungup Duren Sawit - Jakarta Timur” adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah Kinerja Guru di MTs Al-Wathoniyah I Cilungup Duren Sawit – Jakarta Timur? Dari hasil penelitian didapatkan Kinerja guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran serta disiplin tugas yang dilakukan MTs Al Wathoniyah I sudah Cukup Baik.
31
Irham S (2010) judul “Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Kinerja Guru Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yamatu Kec. Tualang Kab. Siak” adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pengaruh iklim sekolah terhadap Kinerja Guru SMK Yamatu? 2. Seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap Kinerja Guru SMK Yamatu? Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan kesimpulan: 1. Terdapat hubungan positif antara iklim sekolah dengan kinerja guru SMK Yamatu Kec. Tualang Kab. Siak. 2. Pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru sebesar 30%, sedangkan 70% disebabkan oleh faktor lain.
32
2.8 Kerangka Konsep Pemikiran Kinerja guru tidak jauh berbeda dengan kinerja karyawan pada umumnya. Faktor Individu, Psikologi dan Organisasi menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru. (Gibson, 1987) Kemungkinan secara parsial dari faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap kinerja guru, dan secara simultan seluruh faktor-faktor tersebut juga dapat berpengaruh terhadap kinerja guru. Selain itu juga dapat dilihat faktor yang paling mendominasi terhadap kinerja guru pada SMK Muhammadiyah 02 Pekanbaru. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya, penulis membuat konsep pemikiran yang menjelaskan tentang sistematika kerja penelitian ini, yaitu sebagaimana terlihat dari gambar berikut : Faktor Individu (X1)
H1 Faktor Psikologi (X2)
Kinerja (Y)
H2 Faktor Organisasi (X3)
H3
33
H4
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pemikiran “Analisis Pengaruh Faktor Individu, Psikologi, Dan Organisasi Terhadap Kinerja Guru Pada Smk Muhammadiyah 02 Pekanbaru”
2.9 Definisi Konsep Operasional Variabel Penelitian Tabel II.1 Definisi Konsep Operasional Variabel Penelitian Variabel Faktor Individu (X1)
Pengertian
Indikator
Individu dalam tingkah laku menurut
a. Kemampuan
pola pribadinya ada tiga kemungkinan:
b. Keterampilan
pertama menyimpang dari norma
c. Latar belakang
kolektif kehilangan individualitasnya,
Skala Ordinal
keluarga
kedua takluk terhadap kolektif, dan
d. Pengalaman kerja
ketiga mempengaruhi masyarakat.
e. Tingkat sosial
(Hartomo, 2004: 64)
f. Demografi seseorang (Gibson, 1987)
Faktor Psikologi (X2)
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu
a. Persepsi
pengetahuan dan ilmu terapan yang
b. Peran
mempelajari mengenai perilaku dan
c. Sikap
fungsi mental manusia secara ilmiah.
d. Kepribadian
(http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi)
e. Motivasi
Ordinal
f. Kepuasan kerja (Gibson, 1987) Faktor Organisasi (X3)
Organisasi terdiri dari sejumlah anggota
a. Struktur organisasi
yang memeberikan sumbangan mereka
b. Design pekerjaan
Ordinal
34
Variabel
Kinerja (Y)
Pengertian
Indikator
masing-masing kepada upaya mencapai
c. Kepemimpinan
tujuan organisasi melalui kedudukan dan
d. Sistem
peran mereka dalam organisasi.
penghargaan
(Munandar, 2008:33)
(Gibson, 1987)
Kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu
a. Loyalitas
pekerjaan, baik bersifat fisik/material
b. Semangat kerja
maupun non-fisik/non-material. Setiap
c. Kepemimpinan
pekerja dalam melaksanakan tugas-
d. Kerja sama
tugasnya sebagaimana terdapat di dalam
e. Prakarsa
Deskripsi Pekerjaan/Jabatan, perlu
f. Tanggung jawab
dinilai hasilnya setelah tenggang waktu
g. Pencapaian target
tertentu. (Nawawi, 2011:236)
Skala
Ordinal
(Gibson, 1987)
2.10 Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti ragu dan tesis yang berarti benar. Jadi, hipotesis adalah kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis merupakan hasil pemikiran rasional yang dilandasi oleh teori, dalil, hukum, dan sebagainya yang sudah ada sebelumnya. (Sanusi, 2011:44) Berdasarkan latar belakang permasalahan dan dihubungkan dengan teori-teori yang relevan, maka dapat ditarik suatu hipotesis “Diduga faktor individu, psikologi dan organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada SMK Muhammadiyah 02 Pekanbaru”.
2.11 Variabel Penelitian Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah:
35
Variabel Terikat (Dependen)
: Kinerja Guru (Y)
Variabel Bebas (Independen)
: Faktor Individu (X1) Faktor Psikologi (X2) Faktor Organisasi (X3)