8
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT
A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif adalah memilih dan mengembangkan metode mengajar. Pemilihan metode ini berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran. Metode kerja kelompok merupakan bagian dari sekian banyak metode mengajar, yang diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan interaksi
siswa dalam
belajar, serta meningkatkan kompetensi siswa. Moedjiono ( 1992 : 61 ) mengemukakan bahwa metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas – tugas belajar secara bersama – sama . Robert L. Cilstrap dalam Roestiyah NK ( 1998 : 15 ) menyatakan bahwa kerja kelompok merupakan suatu kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menjadikan siswa saling berinteraksi antara teman – temannya dengan jalan membuat suatu kelompok – kelompok kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas. Selanjutnya Roestiyah NK (1998:17) menyebutkan beberapa keuntungan dan kelemahan metode kerja kelompok. Keuntungannya ialah :
No:105/5/PGSD/8/Jan/2013
1) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
2) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah. 3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar. 5) Para siswa aktif tergabung dalam pelajaran dan mereka lebih aktif berparsitipasi dalam diskusi. 6) Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama. Sedangkan kelemahannya adalah : 1) Kerja kelompok sering hanya melibatkan siswa yang mampu, sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang. 2) Strategi ini kadang – kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda – beda dan gaya mengajar yang berbeda – beda pula. 3) Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung pada kemampuan siswa memimpin kelompok. Roestiyah N.K. ( 1998 : 18 ) mengemukakan ada 3 bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan, yaitu : (1) kerja kalompok jangka pendek, (2) kerja kelompok jangka panjang, dan (3) kerja kelompok campuran. Kerja kelompok berjangka panjang adalah pekerjaan yang memakan waktu yang cukup panjang dan lama misalnya 2 hari, satu minggu, satu bulan atau lebih bahkan lebih tergantung pada luas dan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan siswa. Apabila No:105/5/PGSD/8/Jan/2013 kelompok siswa yang satu sudah menyelesaikan tugasnya, maka kelompok siswa ini membantu kelompok yang lain berdasarkan dengan minat siswa tersebut.
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
Moedjiono (1992 : 64), mengajukan sejumlah rambu – rambu yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dan menerapkan metode kerja kelompok, yaitu : 1) Pesan terpenting dari metode kerja kelompok adalah pemecahan masalah melalui proses kelompok. 2) Penyeragaman kemampuan kelompok diusahakan semaksimal mungkin. Hal ini dapat dilaksanakan dan pengelompokkan secara acak atau pun mengelompokkan secara diatur. 3) Sasaran penelitian dalam kerja kelompok adalah aspek produk kelompok serta peningkatan kemampuan kelompok dalam menangani tugas – tugas kelompok. 4) Terdapat tiga ciri penting kegiatan kerja kelompok, yakni : -
Adanya pembagian tugas
-
Adanya kerjasama
-
Pemberian perhatian seimbang terhadap produktivitas dan kekompakkan kelompok. Agar kerja kelompok dapat lebih berhasil, maka perlu adanya langkah-
langkah yang kongkret dalam pelaksanaannya, diantaranya: 1) Menjelaskan tugas kepada siswa 2) Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu 3) Membagi kelas menjadi beberapa kelompok 4) Setiap kelompok menunjuk seorang yang akan membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut. 5) Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung, bila perlu memberi saran / pertanyaan . 6) Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja kelompok.
No:105/5/PGSD/8/Jan/2013
Keenam langkah di atas perlu diterapkan oleh peneliti agar siswa dalam melakukan kerja kelompok yang dilakukan pada saat penelitian dapat
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
menghasilkan tujuan yang diharapkan yaitu siswa dapat memecahkan masalah dengan baik. Selanjutnya Hernawan (2007:104) mengemukakan tentang petunjuk pelaksanaan bekerja dalam kelompok untuk mecapai hasil yang baik, yaitu : 1) Perlu adanya motif yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota. 2) Pemecahan masalah dapat dipandang, sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah dibagi – bagi untuk dikerjakan masing – masing individu, hal ini tergantung pada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan. 3) Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk belajar. 4) Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok. Dengan mengacu pada pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa teknik penggunaan metode kerja kelompok pada pembelajaran hitung campuran bilangan bulat, yaitu : 1). Perhatian siswa lebih terpusat pada hal-hal yang dianggap penting sehingga hal-hal yang penting tersebut dapat diamati sepenuhnya. Perhatian siswa lebih mudah di pusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain. 2). Mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibanding dengan belajar sendiri, karena siswa telah memperoleh gambaran dan pengalaman yang jelas dari hasil diskusi. 3). Siswa turut aktif berbicara dalam mengeluarkan pendapatnya, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari teman-temannya dan gurunya. 4). Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat dijawab pada waktu melaksanakan proses kerja kelompok. No:105/5/PGSD/8/Jan/2013
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
B. Pemahaman Peserta Didik Untuk dapat lebih memahami tentang pengertian pemahaman, penulis akan paparkan beberapa pendapat antara lain: Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata“Paham” yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Sedangkan pemahaman siswa adalah proses, perbuatan, cara memahami sesuatu. Dan
belajar
adalah
upaya
memperoleh
pemahaman,
hakekat
belajar
itu
sendiri adalah usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian .Berkaitan dengan hal ini J.Murshell (2002 : 56) mengatakan: “Isi pelajaran yang bermakna
bagi
pemahaman, Definisi
anak
dapat
wawasan
di
atas,
dicapai
(insight)
tidak bersifat
bila
pengajaran
bukan
operasional,
hafalan sebab
mengutamakan dan
latihan.
tidak memperlihatkan
perbuatan psikologis yang diambil seseorang jika ia memahami. Maka arti pemahaman yang bersifat operasional adalah: a. Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan Pemahaman
disini
mengandung
arti
dari
definisi
yang
pertama,
yakni pemahaman diartikan mempunyai ide tentang persoalan. Sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai persoalan itu dikumpulkan. b. Pemahaman diartikan sebagai suatu alat menggunakan fakta Pemahaman
ini
lebih
dekat
pada
definisi
yang
kedua,
yakni
pemahaman tumbuh dari pengalaman, disamping berbuat, seseorang juga menyimpan hal-hal yang baik dari perbuatannya itu. Melalui pengalaman terjadilah pengembangan lingkungan seseorang hingga ia dapat berbuat secara intelegen melalui peramalan kejadian. Dalam pengertian disini kita dapat mengatakan seseorang memahami suatu obyek, proses, ide, fakta jika
ia
dapat
melihat
bagaimana
menggunakan
fakta
diartikan
dalam
No:105/5/PGSD/8/Jan/2013
berbagai tujuan. c.Pemahaman
tersebut
sebagai
melihat
penggunaan
sesuatu
secara
produktif
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
Dalam
hal
ini
pemahaman
diartikan
bilamana
seseorang
tersebut
dapat mengimplikasikan dengan suatu prinsip yang nanti akan diingat dan dapat digunakannya pada situasi yang lain. Pencapaian belajar
mengajar.
belajar
mengajar
(pemahaman)
pemahaman
siswa
Sebagaimana
dapat
kegiatan-kegiatan
berupaya
untuk
dalam
mencapai
siswa
dilihat
yang
mengetahui tujuan
pada
waktu
lainnya,
tingkat
yang
proses kegiatan
keberhasilan
diterapkan
maka
evaluasi hasil belajar memiliki saran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam
tujuan
yang
diklasifikasikan
menjadi
tiga
macam
yaitu
ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah berhubungan
kognitif dengan
berkenaan ingatan
dengan
atau
hasil
pengenalan
belajar terhadap
intelektual
yang
pengetahuan
dan
informasi serta pengembangan keterampilan intelektual, menurut taksonomi (penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkat, yaitu: a. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif berupa pengenalan
dan
pengingat
kembali
terhadap
pengetahuan
tentang
fakta, istilah dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari. b. Pemahaman,
merupakan
tingkat
berikutnya
berupa
kemampuan
memantau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya. c.
Penggunaan
atau
penerapan,
merupakan
kemampuan
menggunakan
generalisasi atau abstraksi yang sesuai dengan situasi yang kongkret dan situasi baru. d. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke dalam struktur yang baru. No:105/5/PGSD/8/Jan/2013 e. Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru. f. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan interaksi. Sedangkan
ranah
keterampilan gerakan
psikomotorik
dan
kemampuan
keterampilan
Pemahaman
adalah
kompleks, hasil
berkenaan
dengan
perseprual, gerakan
belajar,
hasil
keharmonisan
ekspresif
misalnya
dan
belajar
(ketepatan), interpretatif.29
anak
didik
dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori: a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya: dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. b. Tingkat
kedua
bagian-bagian
adalah
pemahaman
terdahulu
dengan
penafsiran, yang
yakni
diketahui
menghubungkan berikutnya
atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian. c. Tingkat
ketiga
(tingkat
tertinggi)
adalah
pemahaman
ekstrapolasi
tertulis dapat membuat ramalan konsekuensi atau dapat memperluas. Pemahaman (understanding) pada pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua. Menurut Skemp (1976) dalam Wahyudi (2001). Pemahaman yang pertama disebut pemahaman instruksional (instructional understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak tahu mengapa hal itu bisa dan dapat terjadi. Lebih lanjut, siswa pada tahapan ini juga belum atau tidak bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Selanjutnya, pemahaman yang kedua disebut pemahaman relasional (relational understanding). Pada tahapan tingkatan ini, menurut Skemp, siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu hal, tetapi dia juga
No:105/5/PGSD/8/Jan/2013
tahu bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut, dia dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada situasi lain.
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
C. Pembelajaran Matematika Matematika sebagai ilmu dasar mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu matematika perlu diberikan pada semua tingkat pendidikan, apakah inti pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Matematika yang diberikan pada tingkat dasar, lanjutan dan menengah disebut matematika sekolah. Menurut Departemen pendidikan nasional (dalam Nuryani, 2006: 6) bahwa : Secara umum tujuan matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki: (1) Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang digunakan dalam pemecahan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata; (2) Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi; (3)
Kemampuan
menggunakan
matematika
sebagai
cara
bernalar
yang
dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah. Salah satu tujuan umum pendidikan matematika persekolahan adalah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap serta keterampilan di dalam
menerapkan
matematika
sehingga
kemampuan
nalar
siswa
perlu
dikembangkan. Penataan nalar itu dapat ditingkatkan bila seseorang memahami sesuatn topik materi. “...Materi matematika dan penalaran matematika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena matematika dipahami melalui penalaran, sedangkan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar matematika”. (Andriyani, 2003:24). Berdasarkan hal tersebut, maka pemahaman matematika merupakan kemampuan yang sangat penting dalam belajar matematika. No:105/5/PGSD/8/Jan/2013 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan utama mata pelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 adalah agar siswa dapat mengenal konsep matematika dan menggunakan penalarannya dalam memecahkan masalah, dapat mengkomunikasikannya dengan menggunakan berbagai macam media, sehingga siswa memiliki sikap menghargai dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Mata
pelajaran
matematika
berdasarkan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar
dimaksudkan
untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Guru sebagai pengembang kurikulum dapat mengembangkan kurikulum ini sesuai dengan tingkat perkembangan nalar siswa, kemampuan daya serap siswa, suasana pembelajaran yang kondusif, serta sarana dan prasarana yang tersedia dalam pengembangan materi pembelajaran. No:105/5/PGSD/8/Jan/2013 Dalam kurikulum tahun 2006, guru diharapkan agar dapat mandiri,mau dan mampu menentukan sendiri pendekatan, metode dan alat evaluasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi. Peran guru sebagai perencana dan pelaksana kegiatan belajar mengajar sangat penting dan keterlibatan secara aktif Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17
kedua belah pihak yaitu guru dan siswa akan mewarnai kegiatan belajar mengajar yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran matematika untuk SD/MI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah : 1. Tujuan Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 2. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspekaspek sebagai berikut : 1) Bilangan 2) Geometri dan pengukuran
No:105/5/PGSD/8/Jan/2013
3) Pengolahan data
Marlina Anggraeni,2013
Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Anak Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu