BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis 1. Pemahaman Materi Shalat Fardu Pemahaman atau Comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran1, perlu diingat bahwa pemahaman tidak sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memangfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami, selanjutnya pemahamn dalam proses belajar-mengajar, sisiwa di tuntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan , mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.2 “Partowisastro mengemukakan empat macam pengertian pemahaman, yakni sebagai berikut: (1) pemahaman berarti melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama; (2) pemahaman berarti mampu menerangkan atau dapat melukiskan tentang aspek-aspek, tingkatan, sudut pandangan-pandangan yang berbeda; (3) pemahaman berarti memperkembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting; dan (4) berkemampuan membuat ramalan yang beralasan mengenai tingkah lakunya.”3 Seperti halnya Anas Sujiono. “menjelaskan bahwa Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rincitentang hal itu dengan penggunaan
1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm.42 2 Daryono, Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2008, hlm.106 3 Partowisastro, Koestoer. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan. (Jilid I). Jakarta: Erlangga 1983.hlm.22-24
kata-kata sendiri dan pemahaman itu lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.”4 Pada akhirnya pemahaman sangat dibutuhkan dalam setiap prosese pembelajaran, pemahaman setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan, artinya pengetahuan merupakan jenjang berpikir paling dasar, sedangkan pemahaman mencakup pengetahuan. Disamping itu siswa selalu dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pemahamannya, maksudnya ialah ketika siswa dapat mengetahui suatu materi belajar baik itu materi shalat fardlu maka mereka dituntut untuk bisa menjelaskan apa yang mereka ketahui. Setudi Pendidikan agama Islam di sekolah pada dasarnya adalah bertujuan untuk menjadiaknn siswa dan siswi untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta memilki akhlakul karimah yang baik dan budi pekerti yang luhur sebagaiman yang telah dinyatakan oleh Ramayulis bahwa Pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan “untuk meningkatakan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi”.5 Didalam Standar kompetensi Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Pertama kelas VII tentang materi Ibadah Shalat Fardhu dijelaskan “siswa mampu memahami tata cara shalat sedangkan dalam kompetensi dasarnya disebutkan sisiwa mampu mempraktekkan ibadah shalat fardhu. 4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2011,hlm.50 5 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005). Hlm. 22
Seperti dijelaskan diatas bahwa secara oprasional tujuan pendidikan islam akan
tertergambar dari penghayatan, pemahaman dan pengamalan
ajaran islam, termasuk didalamnya kemampauan melaksanakan shalat khususnya anak-anak islam, seperti yang dinyatakan oleh Zakiah Drajat: “Untuk tingkatan yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan ketrampilanlah yang ditonjolkan. Misalnya ia dapat berbuat, tranpil melakuakn, lancar mengucapkan, mengerti, memahami, meyakini, dan menghayati. Dalam pendidikan hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah seperti bacaan dan kayfiat shalat, akhlak dan tingkah laku. Pada masa permulaan yang penting ialah anak didik mampu dan terampil berbuat, baik perbuatan lidah (ucapan) ataupun perbuatan anggota badan lainnya.kemapuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik merupakan sebagaian kemampuan dan keterampilan insan kamil dalam ukuran anak yang menuju kepada bentuk insani kamil yang lebihn senpurna (meningkat). Anak harus sudah terampil melakuakn ibadah sekurang-kurangnya iibadah wajib, meskipun ia belum memahami dan menghayati ibadah itu.6 Intinya adalah di dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat banyak materi pelajaran yang terkandung didilamnya diantaranya adalah tentang shalat fardhu dimana siswa dituntut untuk mengerti, memahami dan mengetahuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan shalat ditambah siswa mampu mempraktekkannya. Namun permasalahnnnya adalah siswa dapat memahami dan mengetahui teori yang berhubungan dengan shalat akan tetapi siswa masih kurang mampu dalam meng ekpresikan ataupun mengamalkan shalat tersebut dengan baik dan benar. Kita sadar bahwa ketika anak manusia itu lahir dalam keadaan fitrah oleh karnannya kita orang tua atau pun guru di sekolah didiklah anak-anak kita sebab keadaan kelak akan tergantung pada kita saat ini. Seperti halnnya 6
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta, Bumi Aksara, 2012, hlm.33
kita melatih dalam arti bagaimana memberikan pemahaman anak-anak untuk mengerjakan shalat fardlu ada-beberapa ayat Al-qur’an yang memerintahkan orang tua agar menyuruh atau mengerjakan anak-anaknya melaksanakan shalat diantaranya. ﻲ أَﻗِﻢِ اﻟﺼ َﱠﻼة “ ﯾَﺎ ﺑُﻨَ ﱠhai anakku, dirikanlah shalat”(QS. Luqman:17)7 Dapat kita ketahui bahwa shalat fardlu adalah sebagai komunikasi antara hamba dengan sang penciptanya. Di samping itu shalat merupakan bukti dari keimanan tersebut dalam bentuk penghambaan manusia terhadapnya, juga merupakan wahana hubungan kejiwaan antara manusia dengan Allah sebagai Tuhannya.”8 Atupun merupakan hubungan batin antara Tuhan (Allah) dengan hambanya.9 “Shalat adalah peristiwa di mana seorang hamba tengah berkomunikasi langsung dengan khaliknya, maka tentu saja khusu’ menjadi sesuatu yang tidak boleh diabaikan.”10 Selanjutnya Shalat bukan sekedar ritual yang biasa dilakukan setiap fardlu akan tetapi shalat itu mengandung makna dari setiap aktifitasnya, seperti disebutkan Dr. H. Jamaluddin Ancok dan suroso,11 ”ada beberapa aspek terapi yang terdapat dalam ibadah sahalat antara lain: aspek olahraga, aspek meditasi, dan aspek pembinaan social kemasyarakatan. Disamping itu, shalat juga mengandung aaspek relaksasi otot, dan aspek relaksasi kesadaran indra.” Seperti diatas shalat tidak hannya sebagai ritual saja andaikan shalat benar-benar dilakukan 7
Al- Qura’an Surat Al-Luqman Ayat 17 Asyumardi Azra. Abudin Nata, Kajian Tematik Al-Qur’an Tentang Fiqih Ibadah, Bandung Angkasa, 2008, hlm.147 9 Poedjawiyatna, Etika Filsafat Tihkah Laku,Jakarta, PT Rineka Cipta, 2003, hlm.116 10 Asep Muhyiddin, Asep Salahuddin, Salat Bukan Sekedar Ritual, Bandung, PT Remaja Rosdakaraya, 2006, hlm. 17 11 Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, Jakarta, Amzah, 2007, hlm. 104 8
dengan benar. Shalat bisa mengendalikan emosi seseorang dari tekanan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan seseorang bisa menjadi bodoh, baik kebodohan emosi dan intlektual, dan pada akhirnya juga menyebabkan menurunnya kesehatan jasmani, sebagaimana disebutkan oleh, Ary Ginanjar Agustian. ”salah satu fungsi shalat lima waktu adalah untuk relaksi, yang sangat terpenting untuk menjaga kondisis emosi seseorang dari tekanan, yang biasa mengakibatkan kebodohan emosi dan intlektual, dan menurunnya kesehatan jasmani.” 12 Bagi seorang muslim yang shalat dengan benar mampu mengenal kembali dirinya dan akan menimbulkan kesadaran bahwa shalat adalah tuntunan suara hati13, oleh karnanya shalat bukanlah untuk tuhannya saja namun shalat juga untuk kepentingan manusia itu sendiri dan pada hasilnya shalat membangun karakter. “shalat adalah metode relaksi untuk menjaga kesadaran diri agar tetap memiliki cara berpikir yang jernih. Shalat adalah suatu langkah untuk membangun kekuatan afirmasi. Shalat adalah sebuah metode yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual secara terus-menerus. Shalat adalah teknik pembentukan pengalaman yang membangun suatu paradigma positif (New Paradigma Shift). Dan shalat adalah suatu cara untuk terus mengasah dan mempertajam ESQ yang diperoleh dari rukun Iman.”14 Ibadah shalat digolongkan ibadah mahdzoh15 oleh karnanya shalat adalah hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya16 (Allah SWT).
12
Ary Ginanjar agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan emosi dan Spiritual, Emotional Spritual Quotient, The ESQ 165 1 Ihsan 6 Rukun iman dan 5 rukun Islam, Jakarta, ArgaPublishing,2008, hlm.283 13 Ibid , hlm. 283 14 Ibid, hlm.307 15 H. E. Hassan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Konteporer,Jakarta, PT Raja Grafindo, 2008, hlm.43
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: Definisi shalat banyak berbagai kalangan mendefinisikan diantaranya menurut bahasa sepakat Shalat itu adalah Do’a seperti kebanyakan para ulama berpendapat bahwa kata itu bermakna do’a. Pernyataan dengan makna yang sama juga terungkap dalam surat Al-Taubat ayat ke 10317 Al-Ahzab ayat ke 56,
Al-Baqarah
107,
Kata
shalat
juga
dapat
berarti
memberi
berkah,18sedangkan menurut Abas Mansur Tamam, shalat itu maknanya adalah, Keharusan, Do’a, Memberkahi, Mengagungkan dan membakar.19 Sedangkan menurut Yunasril Ali.shalat adalah jamak dari Shalawat berarti tahmat, permohonan ampun, do’a dan tasbih.20 sedangkan menurut istilah banyak kalangan mendefinisikan akan tetapi maksudnya sama. Shalat adalah ibadah yang berisikan perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.21 Ataupun shalat yaitu menyenbah Allah Ta’ala dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang diawal dengan takbiratul ihram dan diakhiri salam, dan wajib melakukannya pada waktu-waktu yang telah ditentukan.22
16
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr, Rahasia Keagungan Shalat, Jakarta, Darus Sunnah, 2013, hlm.175 17 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta, Kencana, 2010, hlm. 20 18 Iibid, hlm.20 19 Abbas Mansur Tammam, Seolah Melihat Allah Dalam Shalat, Solo, PT Aqwam Media Profetika, 2008, hlm.15-21 20 Yunasril Ali, Agar Shalat Jadi Penolongmu, Penyejuk Hatimu, Jakarta, Zaman, 2009, hlm.73 21 Sulaiman Al-Faifi, Mukhtasar Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, judul asli, Al-Wajiz Fi Fiqh AsSunnah,PT Aqwam Media Profetika, Solo. Jilid 1, 2010, hlm.83 22 S. A. Zainal Abidin, Kunci Ibadah, Semarang, PT. Karta Toha Putra, 2001, hlm.47
Sejalan dengan definisi di atas maka shalat sebagaimana diajarkan Rasulullah, adalah. Serangkaian perbuatan dan ucapan yang di sampingkan merefleksikan sikap tunduk seorang hamba terhadap tuhannya, juga merupakan wahana hubungan kejiwaan serta penyampaian do’a-do’a seorang mukmin terhadap Allah sebagai Tuhannya.23 Menurut Muhammad Daud Ali shalat adalah do’a yang dihadapkan dengan sepenuh hati kehadirat ilahi.24 Sedangkan menurut H.E. Hassan Saleh, shalat merupakan suatu bentuk ibadah mahdhah yang terdiri dari gerak Hai’ah dan ucapan Qailiyah yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam25 Dengan demikian kemampuan siswa untuk melaksanakan shalat fadhu dikalangan ummat islam dan khususnya anak-anak sangatlah penting agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Sebab dalam islam shalat memiliki kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh kedudukan ibadah apa pun. Shalat adalah tiang agama dan agama hannya bisa berdiri tegak dengannya.26 Pengertian shalat secara istilah menurut M. Maskuri Abdurrahman adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam,27 ditambah dengan di lakukan
seraya merendahkan diri, tunduk dan rasa mahabbah yang paling tinggi di hadapan Allah. 23
Asyumardi Azra. Abudin Nata,Op Cit, hlm.150 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2011, hlm.253 25 H. E. Hassan Saleh, Op Cit, hlm.53 26 Sulaiman Al-Faifi, Op Ci, hlm 83 27 M. Maskuri Abdurrahman, Mokh. Syaiful Bakhri, Kumpas Tuntas Shala, Tata Cara dan Hikmahnyat, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm. 55 24
Menurut Sayyid Sabiq shalat adalah Ibadah yang terdiri atas perkataan, perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam.28 Mengenai dalil tentang shalat Allah SWT berfirman: 29seperti disebutkan pada bab I
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS.Thaha(20):14) Dalam hal hukumnnya para ulama ada yang berbeda pendapat seperti ulama Abu Hanifah, Malik dan Syafi’I menyatakan bahwa orang yang meninggalkan sahalat tidak kafir, tapi fasik dan dia disuruh bertobat. Jika mereka tidak mau bertaubat ia harus dibunuh karena penolakannya untuk bertaubat, namun berbeda dengan ulama Syaukani mengatakan pendapat yang benar adalah pendapat yang menyatakan bahwa dia adalah orang kafir yang harus dibunuh.30 Disamping itu bagi mereka yang meninggalkan shalat karena bermalas-malasan itu merupakan dosa besar. Bahkan di sisi Allah dosanya lebih besar daripada membunuh orang, merampok, berzina, mencuri dan minum khamar.31
28
Ibid. hlm.191 Al-Qur’an Surah Thaaha Ayat 4 30 Sulaiman Al-Faifi,Op Cit, hlm. 84 31 Muhammad Anis sumaji, 125 masalah Shalat,solo, tiga serangkai, 2008, hlm. 21 29
Perintah shalat yang diterima oleh Rasulullah yang kemudian diajarkan oleh hambanya mengandung banyak hikmah32 diantaranya adalah shalat yang dilakukan dengan gerakan sempurna dapat mengobati berbagai macam penyakit dan kerusakan pada tubuh.33 Rukun shalat a. Niat Niat termasuk rukun shalat karena merupakan salah satu kewajiban dalam shalat, sebagaimana takbir dan yang lainnya, untuk diketahui, dalam ibadah fardhu itu hanya ada tiga syarat dalam niat: 1) Sengaja mengerjakan fardhu, seperti “saya niat shalat 2) Menentukan ibadah fardlu seperti dzuhur,asar, isya, dan yang lainnya. 3) Niat shalat fardhu Contih lafaz niat shalat fardhu Niat shalat shubuh
/ (ﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ اْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ اَدَا ًء) َﻣﺄْﻣُﻮْ ﻣًﺎ ْ ﺢ َر ْﻛ َﻌﺘَ ْﯿ ِﻦ ُﻣ ِ ﺻﻠﱢﻲْ ﻓَﺮْ ضَ اﻟﺼﱡ ْﺒ َ ُا َﷲُ اَ ْﻛﺒَ ُﺮ,)إِﻣَﺎﻣًﺎ( ِ ِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ Aku niat melakukan shalat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala.
32
Abdillah F. Hasan. Menyikap Tabir Makrufat Shalat Rasululah, Jakarta, Grafindo Khazanah Ilmu, 2008, hlm.107-138 33 Ibid, hlm.119
Niat shalat dzuhur
/ (ﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ اْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ اَدَا ًء ) َﻣﺄْﻣُﻮْ ﻣًﺎ ْ ت ُﻣ ٍ ﻈ ْﮭ ِﺮاَرْ ﺑَ َﻊ ر َﻛﻌَﺎ ﺻﻠﱢﻰْ ﻓَﺮْ ضَ اﻟ ﱡ َ ُا َﷲُ اَ ْﻛﺒَ ُﺮ,)إِﻣَﺎﻣًﺎ( ِ ِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ Aku niat melakukan shalat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala. Niat Shalat Ashar
/ (ﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ اْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ اَدَا ًء ) َﻣﺄْﻣُﻮْ ﻣًﺎ ْ ت ُﻣ ٍ ﺻﻠﱢﻰْ ﻓَﺮْ ضَ اْﻟﻌَﺼْ ِﺮاَرْ ﺑَ َﻊ ر َﻛﻌَﺎ َ ُا َﷲُ اَ ْﻛﺒَ ُﺮ,)إِﻣَﺎﻣًﺎ( ِ ِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ Aku niat melakukan shalat fardu ashar 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala. Niat Shalat Maghri
/ (ﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ اْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ اَدَا ًء ) َﻣﺄْﻣُﻮْ ﻣًﺎ ْ ت ُﻣ ٍ ب ﺛ ََﻼثَ ر َﻛﻌَﺎ ِ ﺻﻠﱢﻰْ ﻓَﺮْ ضَ اْﻟ َﻤ ْﻐ ِﺮ َ ُا َﷲُ اَ ْﻛﺒَ ُﺮ,)إِﻣَﺎﻣًﺎ( ِ ِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ Aku niat melakukan shalat fardlu magrib 3 rekaat sambil menghaap qiblat saat ini, karena Allah ta’ala Niat Shalat Isya
/ (ﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ اْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ اَدَا ًء ) َﻣﺄْﻣُﻮْ ﻣًﺎ ْ ت ُﻣ ٍ ﺻﻠﱢﻰْ ﻓَﺮْ ضَ اْﻟ ِﻌﺸَﺎ ِءاَرْ ﺑَ َﻊ ر َﻛﻌَﺎ َ ُا َﷲُ اَ ْﻛﺒَ ُﺮ,)إِﻣَﺎ ًﻣﺎ( ِ ِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ Aku niat melakukan shalat fardu isya 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala. b. Berdiri bagi yang kuasa
Orang yang tidak kuasa berdiri, boleh shalat sambil duduk, kalau tidak kuasa dudk boleh berbaring, kalau tidak kuasa berbaring boleh melentang, kalau tidak kuasa juga demikian, shalatlah sekuasanya, sekalipun dengan isyarat. c. Takbiratul ikhram Maksudnya adalah mengangkat kedua tangan dan mengucapkan: Allahu Akbar, kemudoan berdiri bersedekap. Yaitu meletakkan kedua tangan diatas dada atau pusar, tangan kanan menutup pergelanagan tangan kiri. Kemudian membaca do’a Iftitah
ب ِ ق وَا ْﻟ َﻤ ْﻐ ِﺮ ِ ﺸ ِﺮ ْ ي َﻛﻤَﺎ ﺑﺎ َ َﻋﺪْتَ ﺑَﯿْﻦَ ا ْﻟ َﻤ َ َ اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ ﺑﺎ َ ِﻋ ْﺪ ﺑَ ْﯿﻨِﻰ َوﺑَﯿْﻦَ ﺧَ ﻄَﺎﯾﺎ ﺲ ِ َاَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ ﻧَﻘﱢﻨِﻰ ﻣِﻦَ ا ْﻟﺨَ ﻄَﺎﯾﺎ َ ﻛَﻤﺎ َ ﯾُﻨَﻘﱠﻰ اﻟﺜﱠﻮْ بُ ْاﻷَ ْﺑﯿَﺾُ ﻣِﻦَ اﻟ ﱠﺪﻧ ﺞ وَا ْﻟﺒَ َﺮ ِد ِ ي ﺑﺎِﻟْﻤﺎ َ ِء وَاﻟﺜﱠ ْﻠ َ َ ﺴ ْﻞ ﺧَ ﻄَﺎﯾﺎ ِ اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ ا ْﻏ d. Membaca surat Al-fatihah Lafaz surat Al-fatiha
ِﷲِ اﻟﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮﺣِﯿﻢِ اﻟْﺤَ ْﻤ ُﺪ ِ ﱠ ِ رَ بﱢ ا ْﻟﻌَﺎﻟَ ِﻤﯿﻦَ اﻟﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮﺣِﯿﻢ ﺑِﺴْﻢِ ﱠ ﺴﺘَﻘِﯿ َﻢ ْ ﺼﺮَاطَ ا ْﻟ ُﻤ ﺴﺘَﻌِﯿﻦُ ا ْھ ِﺪﻧَﺎ اﻟ ﱢ ْ َﻣَﺎﻟِ ِﻚ ﯾَﻮْ مِ اﻟﺪﱢﯾﻦِ إِﯾﱠﺎكَ ﻧَ ْﻌﺒُ ُﺪ َوإِﯾﱠﺎ َك ﻧ َب َﻋﻠَ ْﯿ ِﮭ ْﻢ َوﻻ اﻟﻀﱠﺎﻟﱢﯿﻦ ِ ﺻﺮَاطَ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ أَ ْﻧ َﻌﻤْﺖَ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮭ ْﻢ َﻏ ْﯿ ِﺮ ا ْﻟ َﻤ ْﻐﻀُﻮ ِ e. Ruku serta tuma’ninnah (diam sebentar)
ﺳﺒْﺤَ ﺎﻧَ َﻚ اﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ َرﺑﱠﻨﺎَ َوﺑِﺤَ ْﻤ ِﺪ َك اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ ا ْﻏﻔِﺮْ ﻟِﻰ ُ f. I’tidal serta tuma’ninnah
Artinya berdiri tegak lurus kembali seperti posisi ketika membaca Al-fatiha, sambil mengucapkan kemudian membaca
َرﺑﱠﻨَﺎ َوﻟَﻚَ اْﻟﺤَ ْﻤ ُﺪ ﺣَ ْﻤﺪًا َﻛﺜِ ْﯿﺮًا طَﯿﱢﺒًﺎ ُﻣﺒَﺎ َرﻛًﺎ ﻓِ ْﯿ ِﮫ g. Sujud dua kali serta tuma’ninnah (diam sebentar). Sekurang-kurangnya sujud meletakkan dahi ketempat sujud, sebagian ulama mengatakan sujud itu wajib dilakukan dengan tujuh anggota, dahi, dua telapak tangan, dua lutut, dan kedua ujung jari kaki. Sujud hendaknya dengan posisi menungkit, berarti pinggul lebih tinggi dari kepala, sambil mengucapkan, Dan membaca. ﻏﻔِﺮْ ﻟِﻰ ْ ا
ﺳﺒْﺤَ ﺎﻧَ َﻚ اﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ َرﺑﱠﻨﺎ َ َوﺑِﺤَ ْﻤ ِﺪ َك اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ ُ
h. Duduk diantara dua sujud serta tuma’ninnah (diam sebentar) yaitu kembali setelah sujud yang pertama untuk duduk dengan tenang sambil menguca.
Kemudian membaca:
اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ ا ْﻏﻔِﺮْ ﻟِﻰ وَارْ ﺣَ ْﻤﻨِﻰ وَاﺟْ ﺒُﺮْ ﻧِﻰ وَا ْھ ِﺪﻧِﻰ وَارْ ُز ْﻗﻨِﻰ i. Duduk akhir Untuk duduk tyasahud akhir telapak kaki kiri dimasukkan kebawah kaki kanan. Telapak kaki kanan ditegakkan dan pantat deletakkan dilantai dengan baik. j. Membaca tyasahud akhir
ﺴﻼَ ُم َﻋﻠَﯿْﻚَ أَ ﱡﯾﮭﺎ َ اﻟﻨﱠﺒِﻲﱡ اَﻟ ﱠ. ُﺼﻠَ َﻮاتُ وَ اﻟﻄﱠﯿﱢﺒﺎ َت اَﻟﺘﱠ ِﺤﯿﱠﺎتُ ِ ّ ِ وَاﻟ ﱠ
َﺴﻼَ ُم َﻋﻠَﯿْﻨﺎ َ َو َﻋﻠَﻰ ﻋِﺒﺎ َ ِدﷲِ اﻟﺼﱠﺎﻟِ ِﺤﯿْﻦ اَﻟ ﱠ.ُ َو َرﺣْ َﻤﺔُ ﷲِ َوﺑَﺮَﻛﺎَﺗُﮫ. ﺷ َﮭ ُﺪ أَنﱠ ﻣُﺤَ ﱠﻤﺪًا َﻋ ْﺒ ُﺪهُ َورَ ﺳُﻮْ ﻟُﮫ ْ َﺷ َﮭ ُﺪ اَنْ ﻻَاِﻟَﮫَ اِﻻﱠ ﷲِ َوأ ْ َأ k. Membaca salawat atas Nabi Muhammad Saw.
ﺻ ﻠﱠﯿْﺖَ َﻋﻠَ ﻰ إِ ْﺑ ﺮَا ِھ ْﯿ َﻢ َ ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣُﺤَ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَ ﻰ ا ِل ﻣُﺤَ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤ ﺎ َ اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ وَا ِل إِ ْﺑ ﺮَا ِھ ْﯿ َﻢ َوﺑَ ﺎرِكْ َﻋﻠَ ﻰ ﻣُﺤَ ﱠﻤ ٍﺪ وَا ِل ﻣُﺤَ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤ ﺎ ﺑَﺎ َر ْﻛ ﺖَ َﻋﻠَ ﻰ ْ اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ إِﻧﱢ ﻰ أَﻋُﻮْ ُذﺑِ َﻚ ِﻣ ﻦ.ٌ إِﻧﱠ َﻚ ﺣَ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ﺪ.َإِ ْﺑ ﺮَا ِھ ْﯿ َﻢ وَا ِل إِ ْﺑ ﺮَا ِھ ْﯿﻢ ,ِ َو ِﻣ ﻦْ ﻓِ ْﺘﻨَ ِﺔ ا ْﻟﻤَﺤْ ﯿ ﺎ َ وَا ْﻟ َﻤ َﻤ ﺎت,ِب ا ْﻟﻘَ ْﺒ ﺮ ِ َو ِﻣ ﻦْ َﻋ ﺬَا,َب ﺟَ َﮭ ﻨﱠﻢ ِ َﻋ َﺬا ﺢ اﻟﺪﱠﺟﱠ ﺎ ِل ِ ﺴ ْﯿ ِ ﺷ ﱢﺮ ﻓِ ْﺘﻨَ ِﺔ ا ْﻟ َﻤ َ ْ َوﻣِﻦ. l. salam yaitu gerak yang pertama menoleh (kekanan) dan gerakan salam kedua menoleh (kekiri) dan mengucapkan
ُﷲ َوﺑَ َﺮﻛَﺎﺗُﮫ ِ اﻟﺴ َﱠﻼ ُم َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ َو َرﺣْ َﻤﺔُ ﱠ m. Menertibkan rukun Artinya meletakkan tiap-tiap rukun pada tempatnya masingmasing menurut susunan yang telah disebutkan diatas. 2. Mempraktekkan Shalat Fardhu Aspek ibadah shalat merupakan ibadah yang bersifat rutinitas dan perlu pengalaman secara kontiniu, selain itu shalat menempati kedudukan yang sangat tinggi dibandingkan dengan ibadah lain.disamping itu shalat yang benar memiliki keutamaan yang sangat besar diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Merupakan salah satu perwujudan berzikir (mengingat) yang paling besar dan utama di sisi Allah dari pada menjalankan ibadahibadah lainnya. 2. mencegah dan melarang perbuatan yang telah diharamkan Allah. 3. Mendapatkan ampunan yang besar dari Allah. 4. Mendapatkan kemudahan dari Allah dalam mengadapi berbagai masalah dan kesulitan dalam menjalani kehidupan di dunia. 5. Mendapatkan kemudahan, perlindungan dan pertolongan (keselamatan) dari azab Allah. 6. Memberikan ketenangan dan ketentraman hati (jiwa). 7. Menyegarkan hati (jiwa) dan tubuh manusia serta bdapat mencegah masuknya penyakit atau terjadi gangguan pada tubuhnya(Qs. Al-Ma’arij 19-22). 8. Menjadi pelindung para pemimpin kaum mukminin.34 Syarat-syarat Wajib Shalat Syarat wajib shalat adalah segala hal yang harus ada dan terjadi, sejak sebelum suatu kewajiban dilaksanakan, adapun syarat wajib shalat adalah35: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Beragama Islam Sudah balig. Aqil (berakal) Sudah sampai dakwah islam kepadanya. Suci dari hadas, haid dan nifas. Mampu melihat dan mendengar. Dalam keadaan terjaga dan sadar
Syarat Sah Shalat Syarat sahnya shalat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan melaksanakan shalat adalah sebagai berikut.36 1. Suci dari hadats besar dan kecil 2. Bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis 3. Menutupi aurat, bagi laki-laki antara pusat dan lutut dan bagi wanita seluruh badabya kecuali muka dan dua telapak tanagan. 4. Sudah masuk waktu shalat. 5. Mengetahui tata cara shalat. Maksudnya, mengerti dan bisa membedakan mana rukun dan mana sunnah shalat.. 34
Hendrik, sehat dengan shalat, solo. tiga serangkai, 2008 hlm.236-237 Muhammad Sholikhin, Panduan Shalat Lengkap dan Praktis, Erlangga, 2012, hlm.45 36 Moh. Rifa’I Fiqih Islam Lengkap Semarang PT. KaryaToha Putra, , hlm. 84 35
6. Menghadap kiblat Apabila seseorang hendak melakukan shalat harus memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam hukum islam agar shalatnya sah apabila salah satu diantara syarat-syarat diatas tidak terpenuhi maka shalatnya tidak sah. B. Konsep Operasional Konsep operasional ini merupakan konsep yang digunakan untuk memberikan penjelasan terhadap konsep teoritis, hal ini kiranya perlu agar tidak terjadi kesalah pahaman pada penelitian. Sehubungan dengan judul dan permasalahan yang diteliti, maka pengaruh pemahaman Pendidika Agama Islam (variabel X) variabel ini dipenuhi dengan indikator- indikator sebagai berikut. 1. Siswa dapat memahami makna bacaan niat shalat fardlu secara baik dan benar 2. Siswa dapat memahami makna lafal bacaan-bacan shalat fardlu secara baik dan benar. 3. Siswa dapat menyebutkan rukun-rukun shalat Qauliyah secara baik dan benar 4. Siswa dapat menyebutkan bacaan rukun-rukun qauliyah secara baik dan benar. 5. Siswa dapat menyebutkan sunnah-sunnah qauliyah dalam shalat secara baik dan benar
6. Siswa dapat menyebutkan bacaan sunnah-sunnah filiyah dalam shalat secara baik dan benar Selanjutnya variabel dipengaruhi (variabel Y) adalah Ibadah Shalat, yang menjadi indikator-indikator sebagai berikut. 1. Siswa dapat membaca niat shalat dengan benar. 2. Siswa berdiri dengan baik dan benar. 3. Siswa mampu mempraktekkan takbiratul ikhram secara benar. 4. Siswa dapat membaca surat al-fatihah dengan benar 5. Siswa mampu mempraktekkan ruku secara benar. 6. Siswa mampu membacakan bacaan ruku secara benar. 7. Siswa mampu mempraktekkan iktidal secara benar. 8. Siswa mampu membacakan bacaan iktidal secara benar. 9. Siswa mampu mempraktekkan sujud secara benar. 10. Siswa mampu membacakan bacaan sujud secara benar. 11. Siswa mampu mempraktekkan duduk diantara dua sujud secara benar. 12. Siswa mampu membacakan bacaan duduk diantara dua sujud secara benar.
13. Siswa mamapu mempraktekkan duduk tyasahud awal dengan benar. 14. Siswa mampu membacakan bacaan tyasahud awal secara benar. 15. Siswa mampu mempraktekkan duduk tyasahud akhir dengan benar. 16. Siswa mempu membacakan bacaan tyasahud akhir secara benar. 17. Siswa mampu mempraktekkan salam dengan benar. 18. Siswa mampu mengucapkan salam dengan benar.
C. Penelitian yang relevan Penelitian tentang Pengaruh Pemahaman Materi shalat Fardhu terhadap Kemampuan Melaksanakannya Oleh siswa SMP Muhammadiyah 2 Pekanbaru
sudah
ada
penelitian
lain
tentang
Hubungan Antara
Pemahaman Guru Tentang KTSP dengan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SMAS YPPM Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rohul dan Pengaruh Pemahaman Pelaksanaan Shalat Jamaah Di Mesjid As-Syakirin (Studi Kasus Penduduk Taman Kamariah)
