BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran. 1.
Pengertian Pembelajaran Didalam dunia pendidikan pastilah terdapat yang namanya siswa dan guru
dimana keduanya saliang berkaitan, siswa dididik oleh guru dan guru mendidik siswa dalam proses tersebut siswa mendapatkan ilmu dari seorang guru dan guru memberikan ilmu kepada siswa, siwa belajar dan guru mengajar. Dikuatkan oleh beberapa para ahli, menurut Sutikno (2009 hlm. 32) “Pembelajaran adalah Pembelajaranterdiridari proses mengajardan belajar, dimana mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang saling berkaitan”. Selanjutnya Corey (Sagala, 2006, hlm. 61) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. “Perbelajaran adalah upaya maksimal dari seorang guru sebagai pengajar dan seorang siswa sebagai pembelajar dalam merancang atau mengelola segala sesuatu hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal”. Mulyanto (2014 hlm. 10). Jadi dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses mengajar dan belajar yang berkaitan didalam lingkungan seseorang secara sengaja ataupun tidak disengaja untuk upaya meningkatkan dan menghasilkan respon tertentu terhadap situasi tertentu. Pembelajaran dapat berlangsung dimanapun baik di dalam ataupun diluar lingkungan sekolah penyampaian ilmu dapat melalui lisan tulisan dan informasi lainya, bukan hanya sekolah tapi pembelajaran juga dapat berlangsung dimanapun kapanpun dan dengan sispapun. 2.
Pengertian Belajar Dalam suatu proses pembelajaran secara formal belajar dilakukan oleh
siswa dengan bantuan fasilitator seorang guru ataupun orang lain yang bersifat
9
10
baik dan membantu siswa untuk berkembang kea rah yang lebih baik, siswa dapat menyaring informasi dari apa yang dia dapatkan kemudian mengimplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari sehimgga apa yang dia lakukan dapat bermanfaat baik untuk dirinya ataupun orang lain. Belajar menurut Mulyanto (2014 hlm. 1), belajar secara formal dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru sebagaifasilitator dalam lingkungan yang sengaja diciptakan sedemikian rupa agar kondusif melalui kegiatan kompleks unuk menghasilkan kapabilitas atau kemampuan, keterampilan, penguatan sikap dan nilai yang semakin berkembang. Dalam proses belajar banyak aspek yang dapat ditingkatkan mulai ari kemampuan siswa mulai dari jasmani dan rohani, sikap dan nilai-nilai serta ketrampilan yang dimiliki. Menurut Piaget (Mulyanto, 2014 hlm. 1). Belajar adalah interaksi in divide yang dilakukan terus menerus dengan linkungan yang menyebabkan fungsi intelektual individu semakin berkembang. Sehingga dapat disimpulkan dalam pembelajaran terdapat suatu proses yang dinamakan belajar yang dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan sikap dan kepribadian dirinya sendiri. Menurut Gagne (Mulyanto, 2014 hlm. 4) : Belajar merupakan aktivitas kompleks untuk memperoleh kapabilitas atau kemampuan ketrampilan pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut melalui dua aktivitas kompleks yaitu stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melalui pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. 3.
Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui dan tentang aktivitas
fisik,dari paparan tersebut maka sudah jelas bahwa pendidikan jasmani ialah suatu kegiatan pengelolaan aktifitas fisik melalui pendidikan. Menurut Husdarta (2009 hlm. 133) Pendidikan jasmani menjadi salah satu media untuk membantu ketercapaian pendidikan secara keseluruhan.dari paparan tersebut maka pendidikan jamani dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan bahkan dapat menjadi suatu bagian yang terpenting untuk memperlengkap pendidikan.
11
4.
Tujuan Pendidikan Jasmani Dalam dunia pendidikan, pendidikan jasmani memiliki tujuan tersendiri
seperti yang di kemukakan oleh Bucher (Suherman, 2009 hlm. 7), yaitu : a. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness) b. Peerkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful). c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan mengiterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkungannya. d. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Dari tujuan diatas maka tujuan pendidian jasmani sangatlah sepesifik dan hampir mencakup segala aspek dari pribadi seorang siswa. 5.
Pengertian Bermain Dalam kegiatan belajar mengajar didalam suatu intansi didalamnya
terdapat berbagai kegiatan untuk memberikan informasi dan ilmu, salah satunya dapat dengan bermain. Menurut Husdarta (2009 hlm. 121) “ Berbagai macam respon secara sadar itu dinyatakan dalam bentuk kegiatan bermain sebagi fitrah manusia yang hakiki sebagi mahluk bermain, sebagai kegiatan yang tidak berprepensi apa-apa kecuali sebagai luapan ekspresi, pelampiasan, ketegangan, atau peniruan peran. Dengan kata lain, aktivitas bermain dalam nuansa keriangan itu memiliki tujuan yang melekat didalamnya”. Karya klasik Johan Huizinga Homo Ludens (Husdarta, 2009 hlm. 121) “ Dalam filsafat olahraga memaparkan karakteristik bermain sebagai aktivitas yang dilakukan secara bebas dan sukarela”. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara bebas dan sukarela dengan tujuan untuk mencari kesenangan.
B. Hakikat Bola Voli 1.
Pengertian Bola Voli Bola voli adalah permainan beregu yang menuntut adanya kerjasama dan
saling pengertian dari masing-masing anggota regu. Menurut Subroto dan Yudiana (2010 hlm. 25).
12
Menurut Setiadi (2011 hlm. 3) : Bola voli merupakan salah satu permainan beregu dengan bola sebagai alat permainannya.Cara memainkan permainan ini, yaitu dengan memantulmantulkan bola menggunakan lengan atau anggota badan lainya, bola dipukul dari petak ke petak lapangan yang lainya, setiap regu hanya diperbolehkan memainkan bola maksimal sebanyak tiga kali. Bola voli adalah salah satu cabang olahraga bola besar dalam satuan pendidikan sekolah dasar, secara umum permainan bola voli juga dapat diartikan sebagai cabang olah raga besar yang menggunakan net dengan 1 tim yang terdiri dari 6 pemain. Bola voli merupakan permainan bola besar yang dimainkan secara bergu dengan tujuan bermain menjatuhkan bola pada daerah lawan 2.
Fasilitas dan Alat Ada beberapa fasilitas dan alat yang digunakan dalam permaina bola voli
seperti, bola voli, lapangan, net, dan fasilitas lainya seperti seragam. a. Bola Bola adalah alat yang paling utama dalam permainan bola voli. Menurut Somantri dan Sujana (2009 hlm. 8) :
b.
Bola yang dipakai dalam permainan bola voli harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh FIVB. Bola standar yang digunakan dalam permainan bola voli adalah : 1) Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan Massa 260 hingga 280 gram. 2) Tekanan dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26 sampai 4.1 psi, 294.3 – 318.82 mbar atau hPa). Lapangan Lapangan dalam bola voli berbentuk persegi panjang dengan panjang 18 m
dan lebar 9 m. diperkuat oleh pendapat para ahli Somantri dan Sujana (2009 hlm. 5) “ Permainan bola voli dimainkan dalam sebuah lapangan persegi panjang, yang dimainkan oleh dua tim. Secara internasional, total ukuran lapangan bola voli panjang 18 m dan lebar 9 m. pada bagian tengah yang panjangnya dibatasi oleh net, sehingga ukuran lapangan untu tim satu adalah 9 m x 9 m.demikian pula untuk tim yang lainnya. Didalam bola voli dikenal istilah garis 3 m atau attack line yang berfungsi sebagai wilayah penyerangan.
13
c.
Net Didalam permainan bola voli terdapat net ataupun jarring yang membatasi
lapangan menjadi dua kubu. Pada umumnya net berbahan nilon dengan warna jarring berwarna hitam ataupun gelap dan bibir atas net harus berwarna putih. Netnet dipasang pada tiang-tiang yang berada dipinggir lapangan yang bisa terbuat dari besi dan bambu. Menurut Somantri dan Sujana (2009 hlm. 7) “ net yang dipasang dengan ketinggian 2.43 meter digunakan dalam pertandingan bola voli putra, sedangkan pada kelas putrid biasanya menggunakan net dengan ketinggian 2,24 meter”. d.
Peratan Pendukung Lainnya Dalam permainan bola voli terdapat alat pendukung yang tidak kalah penting
yaitu seragam berupa kaos, celana dan kaos kaki serta sepatu. Seiring berkembangnya jaman kini tersedia seragam dan sepatu yang khusus digunakan dalam pertandingan bola voli. 3.
Teknik Dasar Bola Voli
a.
Servis Pada umumnya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai
suatu permarmainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar satu regu berhasil meraih kemenangan. Yunus (1992 hlm. 69). Menurut Somantri dan Sujana (2009 hlm. 23) “ servis merupakan modal dasar bagi sebuah tim untuk dapat memperoleh nilai atau poin”. Dapat disimpulkan bahwasanya servis merupakan teknik yang bertujuan untuk membuka permainan dan sekaligus serangan awal terhadap lawan untuk menambah poin. b.
Passing Passing
merupakan sikap seseorang pada
saat
menerima bola.
Kemampuan seseorang untuk melakukan sangat diperlukan, karena dengan melakukan passing yang baik sebuah tim bisa menyerang lawan dengan baik, yang pada akhirnya dapat memenangkan pertandingan. Somantri dan Sujana (2009 hlm. 26).
14
Passing bawah adalah penerimaan bola dengan gaya menggali, bola diterima dan dikembalikan dengan cara dipantulkan menggunakan dua belah lengan. (Setiadi, 2011 hlm. 16) Dari paparan diatas passing merupakan modalitas utama dalam membangun serangan karena passing merupakan dasar teknik untuk bertahan serta membangun serangan. c.
Bendungan (Block) “Bendungan merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis
serangan lawan”. Yunus (1992 hlm. 119). Bendungan sangatlah penting dalam permainan bola voli karena merupakan pertahanan yang paling utama dalam menggagalkan serangan lawan. d.
Smash (Spike) Smash merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang pemain
untuk melakukan serangan terhadap lawan dengan tujuan agar permainan lawan segera mati atau berhenti. Smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Somantri dan Sujana (2009 hlm. 31). Smash merupakan serangan paling utama dalam permainan bola voli smash dapat menentukan tingkat kemenangan dari permainan bola voli, untuk mencapai kemenangan yang gemilang maka smasher harus memiliki modalitas teknik smash yang bagus dan memiliki jangkauan pukulan yang tinggi. e.
Passing Atas Passing atas atas adalah passing yang dilakukan oleh seseorang pemain
untuk mengoper atau mengumpan bola kepada temanya, passingatas sering juga disebut set-u.(Somantri dan Sujana (2009 hlm. 27). Passing atas merupakan salahsatu gerak dasar dari permainan bola voli, passing atas dapat bertujuan untuk mengumpan atau melambungkan bola baik kebada kawan dan lawan. Gerak dasar passing atas normal menurut Yunus (1992 hlm. 80) : a. Sikap Permulaan Ambil posisi sikap normal yaitu : kedua kaki berdiri selebar dada, berat badan menumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkn di bawah bola kedua tangan
15
diangkat lebih tinggi dari dahi dan jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola. b. Gerakan Pelaksanaan Tepat pada saat bola berada di atas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, dan yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegakkan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik. c. Gerakan Lanjutan Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan ke depan atas sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.
Gambar 2.1 Passing Atas Yunus (1992 hlm. 80)
16
Gambar 2.2 Melakukan servis atas atau umpan Anandita (2010, hlm. 27) Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa : a. b. c. d.
Sikap siap dengan posisi normal dengan lutut ditekuk pandangan ke arah bola dan badan condong ke depan. Sikap pengambilan bola yaitu lutut dinaikan dan tangan diangkat keatas menyambut bola. Pada saat penerimaan bola lutut dan sikut ditekuk dan posisi bola berada di atas kepala didepan dahi sesuai dengan pandangan mata. Pada gerakan lanjutan dorong bola ke depan atas dengan sikut dan lutut dinaikan disertai pelepasan bola dengan dibantu jari-jemari. Gerakan tersebut merupakan gerak dasar passing atas bola voli, dimana
dari sikap tersebut akan dijadikan tolak ukur penilaian siswa apakah siswa dapat menguasai ataukah belum menguasai gerak passing atas bola voli tersebut.
C. Hakikat Modifikasi 1.
Pengertian Modifikasi Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang
menarik mencadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta
17
menampakan
bentuk
yang
lebih
bagus
dari
aslinya.
(all-about-
modif.blogspot.com. 2010). Menurut Suherman dan Bahagia, (2000 hlm. 1) : Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu DAP termasuk didalamnya body scalingatau ukuran tubuh siswa, harus dijadikan prinsip utama dalam modifikasi pembelajaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan carameruntutkan dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Dapat disimpulkan bahwa modifikasi adalah usaha merubah sesuatu dari bentuk
ataupun
kegunaan
dengan
tujuan
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan hasil yang maksimal. Tujuan modifikasi dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sesuai dengan apa yang diberikan. Dalam hal ini Husdarta (2011, hlm. 179) menyatakan mengenai tujuan memodifikasi dalam pelajaran pendidikan jasmani yaitu:
a.
Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
b.
Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
c.
Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
2.
Bola Modifikasi Dalam penelitian untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar passing atas
dalam bola voli dapat dilakukan menggunakan bola modifikasi, ada 3 jenis bola yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan siklus yang ada, diantaranya : a.
Siklus 1 menggunakan bola plastik. Dalam pembelajaran siklus 1 menggunakan bola plastik karena bola plastik
memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda dengan bola voli serupa karana dalam siklus 1 ini siswa dibiasakan menggunakan bola yang tidak jauh berbeda dengan bola aslinya agar proses penerapan gerak dasar dapat berjalan sesuai dengan sebenarnya dan sebagai proses pengenalan gerak dasar dan proses membiasakan melakukan gerak dasar passing atas.
18
Gambar 2.3 Bola Plastik (google.com/bolaplastik) b.
Siklus 2 menggunakan bola karet. Dalam siklus 2 pembelajaran gerak dasar passing atas menggunakan bola
karet, karena bola karet memiliki kegunaan, berat dan ukuran yang tidak jauh berbeda dengan aslinya, dalam tahap ini siswa dibiasakan melakukan gerak dasar dengan menggunakan bola yang tidak jauh berbeda dengan aslinya agar gerak dasar siswa meningkat 1 tingkat lebih tinggi dari siklus sebelumnya.
Gambar 2.4 Bola Karet (google/bolakaret/) c.
Siklus 3 menggunakan bola voli serupa. Dalam siklus 3 pembelajaran menggunakan bola voli serupa, setelah siswa
sudah membiasakan melakukan gerak dasar passing atas menggunakan bola
19
plastic dan bola karet, maka siswa sudah memiliki modalitas dan keberanian untuk melakukan passing atas, maka pada siklus tiga ini siswa menggunukan bola sebenarnya untuk memulai membiassakan diri menggunakan bola sebenarnya dan untuk meningkatkan gerak dasar dari siklus sebelum-sebelumnya.
Gambar 2.5 Bola Voli (google.com/bolavoli)
D. Kajian Relevan 1.
Sulaeman , Dede (2011) Meningkatkan pembelajaran gerak dasar passing atas bola voli melalui permainan bola raja di kelas v sdn margajaya kecamatan
tanjungsari kabupaten
sumedang. S1 thesis,
Universitas
Pendidikan Indonesia. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada yaitu dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Action Research. peneliti mencoba meningkatkan pembelajaran gerak dasar passing atas bola voli melalui permainan bola raja di kelas V SDN Margajaya Kecamatan Tanjungsari. Hasil penelitian pada tahap perencanaan siklus I mencapai 75,8% dan belum mencapai target yang ditentukan. Pada siklus II hasil yang dipeoleh adalah 89,8%, dan dilanjutkan pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100%. Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya. Siklus I diperoleh persentase sebesar 73%, pada siklus II persentase sebesar 85,3% atau naik 12,3% dari siklus I. kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan telah
20
mencapai target yang telah ditetapkan. Pada aktivitas siswa siklus I sampai siklus III pun mengalami peningkatan,pada siklus I sebesar 54% siswa kriteria baik, siklus II naik menjadi 71%, dan siklus III naik kembali menjadi 92%. Berdasarkan data hasil tes praktek passing atas bola voli yang telah dilaksanakan, diperoleh persentase hasil belajar siswa siklus I mencapai 12 siswa (50%) yang tuntas atau bertambah 4 siswa dari data awal yang berjumlah 8 siswa (33%). Pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 19 orang siswa (79,2%) bertambah 7 siswa dari siklus I. kemudian pada siklus III siswa yang tuntas berjumlah 23 orang siswa (95,8%) atau bertambah 4 siswa dari siklus II. Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan tes passing atas bola voli, dapat disimpulkan bahwa permainan bola raja dapat meningkatkan pembelajaran passing atas bola voli siswa kelas V SDN Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. 2.
Nurdin, Ari (2011) Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Dengan Menggunakan Teknik Lambung Pantul Bola Pada Dinding Dalam Permainan Bola Voli Di Kelas IV SDN 1 Sindangmekar Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk mengetahui tingkat pencapaiannya dipergunakan format observasi sebagai instumen penelitian. Hasil analisis data membuktikan bahwa melalui latihan menggunkan teknik lambung pantul bola pada dinding telah mampu meningkatkan persentase ketepatan sasaran passing atas bola voli yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebagai akumulasi dari semua keterampilan passing atas dalam bola voli ini pada tes awal kelulusan baru mencapai 23%, siklus I ada peningkatan menjadi 43%, siklus II 74% dan siklus III 87%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan teknik lambung pantul bola pada dinding melalui tiga kali tindakan dalam satu siklus telah mampu meningkatkan kemampuan gerak passing atas bola voli pada siswa kelas IV SDN 1 Sindangmekar melalui indikator tercapainya lebih dari 75% siswa menunjukan gerak passing atas bola voli yang sesuia dengan tujuan pembelajaran selama mengikuti kegiatan pembelajaran penjas.
21
3.
Somantri, Asep dengan judul penelitian ilmiahnya, “modifikasi alat dan media pembelajaran dalam permainan bola voli untuk meningkatkan gerak dominan pada siswa Sekolah Dasar Negri Cimanuk II Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung”. Dengan onjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negri Cimanuk II. Dari hasil observasi awal pembelajaran bola voli dilakukan dengan memberikan bola kemudian bermain sendiri tanpa bimbingan guru. Bola, Net, dan ukuran lapangan yang digunakan adalah ukuran standar. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam bermain bola voli. Data awal yang diperoleh sebelum dilaksanakannya tindakan adalah 40% lulus dari batas lulus, masuk pada siklus I pembelajaran dengan modifikasi peraturan permainan bola voli meningkat menjadi 60% pada siklus II pembelajaran dengan modifikasi peraturan permainan meningkat menjadi 90% pada siklus II pembelajaran dengan modifikasi peraturan permainan terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 30% dikarenakan besar persentase telah mencapai batas lulus, maka tindakan berhenti di siklus II. Jadi meningkatkan gerak dasar passing atas melalui permainan bola pantul akan meningkat dengan gerak dasar yang dominan.
E. Hipotesis Tindakan 1.
Dengan menggunakan media bola modifikasi maka kegiatan persiapan pembelajaran passing atas kelas V SD Negeri Sirap akan lebih baik setelah di evaluasi melalui IPKG I.
2.
Dengan menggunakan media bola modifikasi maka kegiatan pelaksanaan dan kinerja guru dalam pembelajaran passing atas kelas V SD Negeri Sirap akan meningkat setelah di evaluasi melalui IPKG II.
3.
Dengan menggunakan media bola modifikasi maka kegiatan nilai kerjasama, sportifitas dan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran passing atas kelas V SD Negeri Sirap akan menjadi lebih baik.
4.
Dengan
menggunakan
media
bola
modifikasi
maka
hasil
pembelajaran passing atas kelas V SD Negeri Sirap akan meningkat.
belajar