BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan tentang deskripsi obyek dan subyek penelitian. Obyek penelitian ini adalah Harian Kedaulatan Rakyat termasuk di dalamnya rubrik Sportmania. Dalam bab ini peneliti juga akan menjelaskan tentang Idham Samawi dan juga Persiba (Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul). Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber baik yang tertulis, online ataupun hasil wawancara dengan awak redaksi Harian Kedaulatan Rakyat. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pustaka buku “Seteguh Hati Sekokoh Nurani” yang diterbitkan pada tahun 2005 untuk memperingati 60 tahun KR. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit PT BP Kedaulatan Rakyat. Studi pustaka ini digunakan sebagai kroscek atas data yang diperoleh dari berbagai sumber lain yang telah disebutkan di atas. II.1 Sejarah dan Redaksional Harian Kedaulatan Rakyat Dalam arsip Ensiklopedia milik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dijelaskan bahwa asal mula suratkabar Kedaulatan Rakyat tidak bisa dijauhkan dari perjuangan bangsa Indonesia dalam menggelorakan semangat kemerdekaan dan mempertahankannya dari penjajah. Awal mula Kedaulatan Rakyat adalah sebuah suratkabar yang bernama Sedya Tama. Sedya Tama merupakan satusatunya koran yang terbit sore hari pada sekitar tahun 1930-an di Yogyakarta. Koran tersebut diterbitkan oleh penerbit Mardi Moelja yang terletak di Jalan Malioboro. Pada masa kependudukan Jepang, Sedya Tama sempat ditutup dan diubah menjadi kantor berita Jepang yang bernama Sinar Matahari. Tetapi kemudian Sinar Matahari tidak berlangsung lama, hanya tiga tahun. Kemudian 24
setelah Jepang mengalami kekalahan dalam perang saat kota Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh sekutu, kekuatannya melemah. Sinar Matahari kemudian diterbitkan lagi oleh para mantan karyawan Sedya Tama. Misinya tidak lagi menjadi alat propaganda Jepang, malahan Sinar Matahari digunakan sebagai penyampai informasi penting untuk pejuang dan mengobarkan semangat perjuangan (Tim Ensiklopedi Pers Indonesia, 2012) Pada saat itu Sinar Matahari menyuarakan berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Pada saat itu Jepang masih ada di Yogyakarta
sehingga
Komite
Nasional
Indonesia
kemudian
melakukan
penyegelan terhadap Sinar Matahari. Tujuan penyegelan tersebut tidak lain untuk mencegah Jepang memanipulasi keadaan saat itu. Namun tidak ama setelah itu, tepatnya pada 27 September 1945, para wartawan yang sebelumnya bekerja untuk Sinar Matahari yang terdiri dari Samawi, Soemantoro dan Brahmono kemudian menyepakati dan kemudian menerbitkan koran dengan nama Kedaulatan Rakyat. Mr. Soedarisman yang pertama kali memberi nama suratkabar Kedaulatan rakyat. Kedaulatan Rakyat resmi terbit pada 27 September 1945, 40 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan menerbitkan 2.000 eksemplar. Kedaulatan Rakyat menggunakan kantor bekas Sinar Matahari di Jalan Maioboro. Pada hari pertama terbit KR menerbitkan 2.000 eksemplar dan pada hari kedua sebanyak 3.000 eksemplar yang semuanya habis terjual. Susunan pengelolaan Kedaulatan rakyat waktu itu yaitu Brahmono sebagai pemimpin umum. Kemudian Soemantoro sebagai pemimpin redaksi dan Samawi sebagai wakil pemimpin
25
redaksi. Djoyosoeparmo dan Mardisisworo sebagai staf redaksi (Company Profile Kedaulatan Rakyat, 2014) Terbitnya Kedauatan Rakyat merupakan salah satu peristiwa bersejarah ketiga yang diputuskan oleh Panitia Hari Bersejarah DIY setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Pernyataan Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai Daerah Istimewa dari Republik Indonesia (Tim Ensiklopedi Pers Indonesia, 2012) Pada masa setelah kemerdekaan tersebut, Kedaulatan Rakyat berperan sebagai
media
yang
membantu
pemerintah
Indonesia
mempertahankan
kemerdekaan. Pada tahun 1947 Sri Paku Alam menginstruksikan KR untuk dibawa ke pasar-pasar dengan tujuan agar masyarakat dapat membaca dan mengetahui situasi yang sedang terjadi di republik. Sebagai media perjuangan KR tidak terlalu memperhatikan penampilan koran. Nama wartawan dan pengasuh KR pun disamarkan untuk menyelamatkan penulis dari inteligen penjajah. Seperti Soemantoro saat menjadi pemimpin redaksi sering menggunakan nama samara Semar atau Musafir. Samawi menggunakan nama Berabe dan Madikin Wonohito sering menggunakan nama Tjiptoning terutama untuk tulisannya di rubrik “Teropong Masyarakat”. Pada Desember 1948 saat Belanda menyerang Yogyakarta yang kala itu menjadi ibukota Negara, Kedaulatan Rakyat terpaksa tidak terbit. Wartawan dan karyawannya membantu gerilyawan. Letkol Soeharto yang saat itu memimpin pasukan wilayah DIY dan Jateng meminta Samawi untuk menyediakan mesin cetak kecil untuk mencetak selebaran dan pamphlet sebagai
26
penggugah semangat rakyat. Samawi menyanggupi permintaan tersebut (Tim Ensiklopedi Pers Indonesia, 2012) Lalu pada 2 Oktober 1965 proses percetakan Kedaulatan Rakyat sempat diancam oleh para pendukung Dewan Revolusi. Karyawan cetak diminta untuk menghentikan produksi, padahal sepertiga oplah koran yang berjumlah 8.000 eksemplar sudah tercetak dan diedarkan. Hari-hari berikutnya meskipun masih dibawah ancaman, KR tetap terbit. Samawi sempat mengganti nama Kedaulatan Rakyat menjadi Dwikora, namun nama tersebut hanya bertahan 59 hari. Apa yang dilakukan Kedaulatan Rakyat tidak berhenti. Pada era 1970-an KR harus menapaki masa persaingan teknologi dan juga gempuran dari media-media kembangan dari Ibukota. Pada 1984 KR sempat mengalami krisis saat perusahaan dipimpin oleh HM Idham Samawi dan Soemadi Martono Wonohito. Hal tersebut terjadi karena pemerintah melakukan kebijakan terkait keuangan yang menyebabkan semua penerbitan berhenti (Tim Ensiklopedi Pers Indonesia, 2012) Pada tahun 1985 pucuk pimpinan KR dipegang oleh Soemadi M Wonohito. Lulusan Fakultas Hukum UGM ini didaulat oleh para pemegang saham untuk menjadi pimpinan karena mereka menghendaki KR dikelola secara bisnis. Hal tersebut ternyata terbukti. Insting bisnis yang tajam inilah kemudian PT BP Kedaulatan Rakyat menjadi lebih maju. Satu keputusan tepat Soemadi adalah ketika memutuskan untuk meminjam uang pada Bank Niaga guna melunasi hutang pada perusahaan mesin cetak asal Jerman sejumlah 550 juta Rupiah. Kebijakan ini diambil dengan maksud mencegah perubahan nilai mata uang asing saat itu. 4 Oktober 1989 KR hampir saja berhenti terbit, karena sejumlah 27
wartawan hengkang ke media lain yang mendapatkan dana lebih besar dari Jakarta. Soemadi akhirnya harus turun tangan menangani masalah keredaksian. Dengan sisa personil yang ada, Soemadi mengambil kendali dari keredaksian hingga purna cetak. Akhirnya kala itu, pimpinan KR meminta bantuan pimpinan Jawa Pos Dahlan Iskan untuk memperbantukan dua wartawannya. Totalitas Soemadi inilah yang membuat KR bisa bertahan menghadapi permasalahan tersebut. Memasuki usia 68 tahun, Kedaulatan Rakyat terus berusaha berkarya untuk mencapai cita-citanya membangun masyarakat Indonesia. Banyak tenaga kerja yang sudah diserap KR hingga mampu mengangkat nasib mereka (Santoso, 2005: 239-243) II.1.1 Company Profile Harian Kedaulatan Rakyat Harian Kedaulatan Rakyat merupakan suratkabar lokal tertua di Indonesia. Kedaulatan Rakyat resmi berdiri dan terbit pada 27 September 1945, tepatnya pada hari Kamis Kliwon tepat 40 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Kedaulatan Rakyat selalu berusaha menyuarakan hati nurani rakyat pada setiap tindakannya yaitu migunani tumraping liyan (berguna bagi masyarakat) Harian Kedaulatan Rakyat didirikan oleh H Samawi dan Madikin Wonohito. Nama
Kedaulatan
Rakyat
sendiri
dicetuskan
oleh
Mr.
Soedarisman
Poerwokoesomo yang kala itu menjabat sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) Daerah Yogyakarta. Nama tersebut diperoleh dari istilah Volk Souvereiniteit yang merupakan slogan rakyat untuk lepas dari penjajahan Belanda ratusan tahun silam (Company Profile Kedaulatan Rakyat, 2014) 28
Berikut direksi-direksi yang ada dalam SKH Kedaulatan Rakyat berdasarkan referensi dari cetakan Harian Kedaulatan Rakyat tanggal 7 Januari 2014: Penasihat
: Drs. HM Idham Samawi
Direktur Utama
: dr. Gun Nugroho Samawi
Direktur Keuangan
: Imam Satriadi, SH
Direktur Pemasaran
: Fajar Kusumawardhani, SE
Direktur Produksi
: HM Wirmon Samawi, SE, MIB
Direktur Litbang
: Sugeng Wibowo, SH
Pemimpin Perusahaan
: Fajar Kusumawardhani SE
Pemimpin Redaksi/ Penanggungjawab
: Drs. Octo Lampito, M.Pd
Wakil Pemimpin Redaksi
: Drs. Ahmad Luthfie, MA Ronny Sugiantoro, Spd.SE.MM
Redaktur Pelaksana
: Mussahada Joko Budhiarto Drs. Hudono, SH
Manajer Sirkulasi
: Purwanto Hening Widodo, BSc
Manajer Iklan
: M Amien Syarif SPt
Manajer Litbang Dikat Redaksi
: Wismoko Poernomo
Manajer Produksi Redaksi
: Ngabdul Wakid
Redaktur: Drs Suhadi Sukarno S, Drs Sihono HT, Theo Sutiyono, H Soeparno S Adhy, Drs Widyo Suprayogi, Dra Esti Susilarti MPd, Yon Haryadi Hadi, Dra Hj Fadmi Sustiwi, Dra Prabandari, Isnawan, Benny Kusumawan, Primaswolo SudjonoSPt, Drs Swasto Dayanto, Hanik Atfiati, MN Hasan, Herry Sugito, Drs 29
Jawadi K Kastasari, Sutopo Sgh, M Arief Budiarto, Subchan Mustafa, Sulistyo Sotopo, Drs Hasto Sutadi, Ekom Boediantoro, Muhammad Fauzi SSos, Drs Mukti Haryadi, Retno Wulandari SSos, H Chaidir, M Sobirin, Linggar Sumukti, Agung Purwandono, Isdiyanto SIP (Pjs Ka Biro Semarang), H Impong Dewanto (Pjs Ka Biro Jakarta), Qomarul Hadi (Ka Biro Surakarta), Edhi Romadhon (Ka Biro Purwokerto), Drs M Thoha (Ka Biro Kedu Utara), Gunawan (Ka Biro Kedu Selatan), R Agussutata (Ka Sub Biro Kulonprogo), Sri Wastiti (Ka Sub Biro Klaten & Boyolali), Y Agus Waluyo (Ka Sub Biro Gunungkidul), Sukaryono BA (Pjs Waka Biro Semarang) Fotografer
: Yuwono, Effy Widjono Putro
Sekertaris Redaksi
: Dra Hj Supriyatin
Alamat Kantor Redaksi
: Jalan P Mangkubumi 40-42 Yogyakarta 55232 Fax (0274) 563125 Telp (0274) 565685
Alamat Homepage
: http:/www.kr.co.id
Alamat Email
:
[email protected]
II.1.2 Visi dan Misi Kedaulatan Rakyat Visi dan misi merupakan sebuah komponen penting dalam sebuah perusahaan. Visi dan misi menjadi salah satu acuan dan tujuan untuk mengembangkan perusahaan. Kedaulatan Rakyat pun demikian, adapaun visi dan misinya sebagai berikut : 1. Visi
30
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat, KR ingin menyebarkan informasi dengan cepat dan tepat sasaran. Oleh karena itu jurnalis KR siap untuk mencari informasi dan mengolahnya secara obyektif dan berimbang menjadi lembaranlembaran berita dari ‘Surat Kabar Kebanggan Rakyat’ keseluruh penjuru daerah. 2. Misi Menjadi media yang menyajikan informasi yang aktual dan terbaik bagi pembacanya. Untuk memenuhi selera para pembaca, KR menggunakan bahasa yang lugas dan gampang dicerna oleh pembacanya, karena KR menyadari bahwa pembacanya berasal dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula. II.1.3 Deskripsi Media Menurut sumber www.krjogja.com yang didalamnya memuat brosur online tentang Kedaulatan rakyat, penulis mendapatkan data seperti berikut ini (PT BP Kedaulatan Rakyat, 2014): Nama Media
: Harian Umum Kedaulatan Rakyat. Terbit 27 September 1945 dan merupakan suratkabar pertama di Era Republik Pelopor Pers Pancasila.
Haluan
: Independen
Motto
: Suara Hati Nurani Rakyat. Migunani Tumraping Liyan. Sekecil apapun perbuatan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain. Berguna bagi sesama membuat hidup lebih berarti. 31
Perintis
: H Samawi (1913-1884) dan Madikin Wonohito (19121984)
Penerbit
: PT. BP. Kedaulatan Rakyat
SIUPP
: No. 127/SK/MENPEM/A.7/1986 tanggal 4 Desember 1990 Anggota SPS. ISSN 0852-6486
Alamat Redaksi
: Jalan Pangeran Mangkubumi 40-42-44-46, Yogyakarta 55232
Alamat Email
:
[email protected]
Hari Terbit
: Senin- Minggu (Setiap hari)
Ukuran Halaman
: 58 cm x 38 cm
Jumlah Halaman
: 24 Halaman
II.1.4 Tiras Kedaulatan Rakyat Berdasarkan brosur yang ada dalam website resmi Kedaulatan Rakyat www.krjogja.com tiras SKH Kedaulatan Rakyat mencapai 124. 797 dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3 Tiras Kedaulatan Rakyat Wilayah
Jumlah
Kota Yogyakarta
49.229
Sleman
35.534
Bantul
14.752
Kulon Progo
5.670
Gunung Kidul
4.036
32
Purworejo-Gombong-Kebumen
2.346
Surakarta-Sragen-Karanganyar-Wonogiri-Sukoharjo
1.805
Magelang-Wonosobo-Temanggung- Parakan
3.876
Semarang-Kudus-Pati-Demak-Batang-Pekalongan
1.782
Purwokerto-Tegal-Pemalang-Cilacap-Majenang
1.973
Klaten-Boyolali-Salatiga
3.326
DKI Jakarta
148
Jawa Timur-Jawa Barat-Kalimantan-Sumatera-Bali
311 124.797
TOTAL
(Sumber : Company Profile, http://krjogja.com/images/SKH Kedaulatan Rakyat.html diakses pada 7 Januari 2014 pukul 14.34) II.1.5 Prestasi Kedaulatan Rakyat Berdasarkan sumber Company Profile yang diakses melalui www.krjogja.com, SKH Kedaulatan Rakyat juga memiliki sejumlah prestasi selama kurun waktu berproduksi selama 68 tahun ini, di antaranya: 1. Koran Harian Terbesar Peringkat 1 di Greataer Yogyakarta menurut survei Nielsen Media Research tahun 2011 2. Koran Harian Pembaca Terbanyak Peringkat 6 Nasional menurut survei Nielsen Media Research tahun 2011 3. Koran Paling Efektif Untuk Beriklan menurut survei Nielsen Media Research tahun 2011 4. Cakram Award 2006 sebagai Media Cetak Lokal Terbaik 5. Sepuluh Besar Koran Terbaik 2005 versi Dewan Pers 33
Kedaulatan Rakyat juga berusaha mengakomodasi para pembaca yang sudah memanfaatkan teknologi untuk mengakses informasi. Kedaulatan Rakyat kemudian pada tanggal 1 Juni 2009 meresmikan portal Kedaulatan Rakyat online dengan nama www.krjogja.com. Media ini pula yang menjadi awal usaha online milik PT BP Kedaulatan Rakyat (PT BP Kedaulatan Rakyat, 2014) II.1.6 Segmentasi Pembaca Berikut segmentasi pembaca SKH Kedaulatan Rakyat berdasarkan company profile yang didapatkan penulis dari brosur online yang ada di website resmi Kedaulatan Rakyat di www.krjogja.com yang penulis akses pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 15.41 WIB. a. Berdasarkan jenis kelamin pembaca, Kedaulatan Rakyat dibaca oleh 66% laki-laki dan 34% perempuan b. Berdasarkan
tingkat
pendidikan,
Kedaulatan
Rakyat
dibaca
oleh
berpendidikan SMA sebesar 50,11%, S1-S2 sebesar 13,89%, SMP sebesar 16,42% dan berpendidikan SD sebesar 7,37%. c. Berdasarkan usia, Kedaulatan Rakyat dibaca oleh umur 20-29 tahun sebesar 37,47%, 30-39 tahun sebesar 18,32%, 40-49 tahun sebesar 14,95%, 15-19 tahun sebesar 12,21% dan 10-14 tahun sebesar 6,95%. d. Berdasarkan pekerjaan, Kedaulatan Rakyat dibaca oleh pelajar dan mahasiswa sebesar 26,00%, kaum buruh sebesar 24,94%, pekerja kantoran sebesar 23,05%, pengusaha/ entrepreneur sebesar 24,10%, ibu rumah tangga sebesar 2,75% dan lain-lain sebesar 8,88%. II.1.7 Kebijakan Redaksional 34
Dari penelitian sebelumnya tentang SKH Kedaulatan Rakyat milik Emanuel Giras Pasopati (2011: 40) ditemukan prinsip idiil dan operasional yang menjadi landasan jurnalis Kedaulatan Rakyat dalam menjalankan tugas jurnalistiknya, yaitu: 1. Landasan Idiil a. Suara hati nurani rakyat. b. Berpihak pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) c. Konsisten menerapkan filosofi ‘Ngono yo ngono ning ojo ngono’. d. Independen tidak berpihak pada golongan atau partai politik tertentu e. Dalam menyikapi keadaan berpegang pada filosofi ‘Ngeli ning ora keli’. 2. Landasan Operasional a. Menekankan solusi daripada membuat masalah b. Arif dan bijak serta santun dalam pemberitaan c. Berorientasi pada pemberitaan yang bermanfaat bagi masyarakat d. Menganut keberimbangan dan tetap berpegang pada perundangundangan pers yang ada dan Kode Etik Wartawan Indonesia e. Kecepatan penelitian berita jangan sampai mengorbankan keakuratan II.2 Rubrik Sportmania Dalam mendapatkan data profil Rubrik Sportmania ini penulis melakukan riset terhadap website online resmi Kedaulatan Rakyat www.krjogja.com, melakukan pengamatan terhadap terbitan cetak dan juga melakukan tanya jawab baik secara langsung maupun melalui pesan singkat dengan salah satu wartawan Sportmania, 35
Noviantoro (bukan nama sebenarnya).
Dalam proses tersebut, peneliti
mendapatkan beberapa data yang disampaikan di bawah ini. Rubrik Sportmania merupakan rubrik olahraga di Kedaulatan Rakyat. Rubrik Sportmania sendiri menampilkan berita-berita olahraga baik dari mancanegara, nasional maupun lokal wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, pada perjalanannya saat ini lebih banyak berita lokal dari DIY yang dimuat pada rubrik ini. Rubrik ini awalnya adalah rubrik olahraga dan belum memiliki nama spesifik. Namun pada tahun 2007 masuknya redaktur baru Sumoktiasih kemudian membuat perubahan dengan mengganti nama rubrik olahraga Kedaulatan Rakyat menjadi Sportmania (Noviantoro, wartawan Sportmania berdasarkan wawancara tanggal 9 Januari 2014) Halaman Sportmania ini terdiri dari dua hingga tiga halaman. Pada terbitan hari Senin, Selasa, Jumat dan Sabtu rubrik ini terdiri dari tiga halaman. Kemudian pada hari Rabu, Kamis dan Minggu sebanyak dua halaman. Rubrik Sportmania biasanya berada di halaman 17, 18 atau 24 di Kedaulatan Rakyat. Namun letak halaman tersebut juga bisa berubah dan menyesuaikan ketentuan redaksi (Noviantoro, wartawan Sportmania berdasarkan wawancara tanggal 9 Januari 2014) Rubrik Sportmania memiliki seorang redaktur yaitu Sumoktiasih (bukan nama sebenarnya). Ada tiga wartawan di rubrik ini yaitu Noviantoro Purna, Riyantono dan Abraham Kotto (ketiganya bukan nama sebenarnya). Ada juga tambahan dua wartawan dari Jakarta dan beberapa wartawan dari Jawa Tengah. Halaman Rubrik Sportmania merupakan halaman yang berwarna. Judul Sportmania dikemas 36
dengan tulisan berwarna kombinasi biru dan merah dengan gambar bola sepak sebagai pengganti huruf O. Logo rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat seperti berikut: Gambar 1 Logo Rubrik Sportmania
(sumber: Kedaulatan Rakyat Online, krjogja.com/epaper diakses 9 Januari 2014 pukul 15.31 WIB) Dalam rubrik ini berita olahraga yang dimuat merupakan berita dari berbagai cabang olahraga. Seperti sepakbola, tenis, basket, bola voli dan lain sebagainya. Namun dalam rubrik ini tetap berita yang sedikit banyak mendominasi adalah berita tentang sepakbola karena di DIY sendiri ada tiga tim profesional dan masing-masing mendapatkan porsi. Juga banyaknya tim anggota dari tiga tim PSS, PSIM dan Persiba (Noviantoro, wartawan Sportmania berdasarkan wawancara tanggal 9 Januari 2014) II.3 Profil Drs HM Idham Samawi Drs HM Idham Samawi merupakan putera dari H Samawi yang merupakan salah satu pendiri Harian Kedaulatan Rakyat. Saat ini Drs HM Idham Samawi tercatat masih menjabat sebagai penasihat di Kedaulatan Rakyat. Sepak terjangnya di Kedaulatan Rakyat dimulai saat menggantikan kepemimpinan ayahnya H Samawi. Di bawah kepemimpinannya bersama Soemadi M Wonohito, Kedaulatan Rakyat sempat pula mengalami masa kritis. Pada tahun 1984 KR sempat mengalami penghentian penerbitan. Hal tersebut dikarenakan adanya 37
kebijakan pemerintah pusat di bidang keuangan. Tidak hanya itu, pada 4 Oktober 1989 ada eksodus besar-besaran dari redaktur di Kedaulatan Rakyat. Kala itu Idham Samawi yang menjabat sebagai Direktur Pemasaran gagal mencegah para redaktur untuk tidak meninggalkan KR (Santoso, 2005: 240-241) Pada
masa
kepemimpinannya
pula
Kedaulatan
Rakyat
mengalami
pembaharuan ke dalam teknologi komputerisasi agar mampu bersaing dengan media cetak yang lain. Pembaharuan tampilan koran menjadi lebih baru dan teknologi percetakan yang baru (Tim Ensiklopedi Pers Indonesia, 2012) Drs HM Idham Samawi memiliki seorang istri yang juga masih menjabat aktif sebagai Bupati Bantul, Hj Sri Surya Widhati. Dari pernikahannya tersebut, Idham Samawi memiliki tiga orang anak yaitu Intan Titisari, Mohamad Wirmon Samawi SE, MIB dan Adi Karang S.Psi. dari ketiga anaknya tersebut, saat ini Mohamad Wirmon Samawi yang berada dalam jajaran hierarki Kedaulatan Rakyat sebagai Direktur Produksi (Kedaulatan Rakyat, 2014: 18) Drs HM Idham Samawi juga merupakan salah satu politisi dari salah satu partai politik di Indonesia. Idham Samawi masih bernaung dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Idham merupakan Ketua DPD Partai PDI Perjuangan Yogyakarta. Pada pemilu tahun 2014 ini, Idham Samawi merupakan calon legislatif nomor urut satu dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam susunan partai, Idham Samawi juga merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keanggotaan, Rekrutmen dan Kaderisasi (Kampanye Online, 2014)
38
Idham Samawi juga merupakan mantan Bupati Bantul periode 1999-2004 dan 2005-2010. Menjabat selama dua periode, Idham Samawi menggantikan bupati sebelumnya yaitu Sri Roso Sudarmo. HM Idham Samawi merupakan satu-satunya Bupati yang memimpin Kabupaten Bantul selama dua periode sekaligus. Tidak heran apabila selama dua periode jabatannya, Idham Samawi membawa Kabupaten Bantul ke arah kemajuan pesat. Banyak prestasi yang diraih Kabupaten Bantul pada masa kepemimpinannya. Kemudian setelah tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai Bupati, Idham digantikan oleh istrinya yaitu Hj Sri Suryawidhati yang masih menjabat aktif hingga tahun 2015 mendatang (Pemerintah Kabupaten Bantul, 2014) II.4 Profil Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul atau sering disebut Persiba adalah sebuah tim sepakbola yang berdiri pada tanggal 21 September 1967. Tujuan awal pembentukan Persiba sesuai AD/ART adalah sebagai lanjutan gerakan sepakbola nasional yang diawali dengan berdirinya PSSI pada tahun 1930 di Yogyakarta. Dalam perjalanan di awal pembentukan, tim ini banyak mengalami kesulitan pendanaan yang saat itu masih mengandalkan dana terbatas dari iuran KORPRI (Paserbumi, 2010) Sebenarnya bila membicarakan klub Persiba, tidak bisa dipisahkan dari sosok Idham Samawi. Dalam situs resmi kelompok suporternya www.paserbumi.com pun dijelaskan bagaimana Idham Samawi menjadi angin segar bagi tim ini. Pada era kepemimpinan mantan Bupati Bantul ini, tim Persiba mendapatkan dukungan dana dari pemerintah Kabupaten Bantul yang saat itu dipimpinnya. Idham 39
memberikan dukungan penuh bagi persepakbolaan di Bantul. Sebenarnya bukan hanya Persiba saja yang digelontor dana, tim-tim lokal dibawah bendera Persiba juga mendapatkan dana pembinaan yang terbilang cukup banyak bagi sebuah tim lokal (Paserbumi, 2010) Sosok Idham Samawi juga dianggap paling berjasa karena pada era kepemimpinannya pula Persiba akhirnya memiliki stadion yang cukup megah dan berstandar internasional yaitu Stadion Sultan Agung. Hal ini juga merupakan prestasi tersendiri bagi Kabupaten Bantul yang sebelumnya tidak memiliki sarana olahraga yang mumpuni. Persiba tercatat hanya memiliki lapangan Dwi Windhu yang sangat tidak layak untuk menggelar sebuah pertandingan bertaraf nasional. Pernah pula Persiba meminjam stadion milik Akademi Angkatan Udara (AAU) di Berbah, Sleman sebagai homebase mereka saat kompetisi divisi I. Maka tidak heran apabila sosok Idham Samawi tertulis dalam perjalanan sejarah tim ini dan diumpamakan sebagai seorang pahlawan bagi para penggemar Persiba. Persiba mencapai puncak prestasi pada tahun 2011 di mana pada saat itu setelah melewati perjalanan panjang selama puluhan tahun, akhirnya Persiba berhasil menjadi juara Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2011. Persiba menjadi juara setelah mengalahkan Persiraja Banda Aceh di final yang diselenggarakan di kota Solo. Prestasi tersebut yang menjadi titik terbaik bagi persepakbolaan di Bantul (Paserbumi, 2010) Saat ini Persiba tengah berkompetisi di level tertinggi Indonesia dalam kompetisi ISL (Indonesia Super League) musim 2014. Tim Persiba lolos ke liga tertinggi Indonesia setelah melalui verifikasi dari Badan Liga Indonesia. Tim 40
Persiba kembali lagi ke kompetisi ISL setelah sebelumnya berada dalam kisruh dualisme kompetisi yang terjadi dua tahun belakangan di Indonesia. Sebelumnya Persiba memilih berkompetisi di Indonesia Premier League (IPL) yang dianggap sah oleh PSSI pada 2012-2013 sebelum kemudian berubah kembali dengan mengesahkan ISL sebagai kompetisi sah dibawah PSSI pada tahun 2014 (Paserbumi, 2010)
41