BAB II ANALISIS STRUKTURAL

16

BAB II ANALISIS STRUKTURAL

Children literature menurut Hunt dalam An Introduction to Children’s Literature (1994) adalah sastra yang sederhana, yang ditulis oleh orang dewasa dan ditujukan kepada anak-anak. Sastra anak juga dinilai Hunt sebagai fenomena yang demokratif terkait dengan 2 alasan, yang pertama karena membuat para pembaca merasa bahwa aspirasi mereka disuarakan, dan yang kedua karena para pembaca seolah-olah turut terlibat di dalamnya (1994: 1, 18). Sastra anak dapat dikenali dengan melihat kehadiran unsur fantasi, mimpi, dan ambisi yang sulit terjangkau. Pemenuhan keinginan atau harapan serta sebuah pelarian sesaat juga merupakan unsur yang terdapat dalam sebuah karya sastra anak (1994: 166). Fungsi-fungsi penting juga ditemukan dalam sastra anak. Hunt membagi menjadi dua fungsi, fungsi yang pertama adalah pendidikan, dan yang kedua psikologis. Pendidikan terkait dengan kombinasi gambar dan cerita dalam sebuah buku anak, sehingga mempermudah anak-anak untuk lebih cepat mengerti dan membayangkan

sebuah

cerita

serta

memperluas

horison

sastra

serta

merevitalisasi keseluruhan pengalaman membaca. Secara psikologis, sastra anak menawarkan kenikmatan kepada para pembaca dan mengandung nilai-nilai positif (1994: 118). Bagi Tomlinson dalam Essentials of Children Literature (2002), daya tarik dalam sastra anak dinikmati karena dapat menjadi pemandu atau penuntun dalam personal fulfillment (2002: 3). Dalam bab ini, buku Het Zwanen Meer (maar dan anders) dan Het Boek van Beer akan dianalisis melalui aspek-aspek pencerita, penokohan dan gaya penulisan. Pertama-tama buku Het Zwanen Meer (maar dan anders) disingkat dengan HZM (mda) dianalisis, kemudian diikuti dengan buku kedua, Het Boek van Beer disingkat dengan HBvB. Boven dalam Literaire Mechaniek (2003) mengatakan bahwa pencerita adalah bagian dari teks. Pencerita berfungsi untuk membawakan cerita yang disusun oleh pengarang. Boven membagi jenis pencerita menjadi 3 jenis yaitu,

Kekhasan cerita..., Nancy Sio Wulan Gultom, FIB UI, 2009

Universitas Indonesia

17

pencerita auctorial, pencerita akuan, dan pencerita diaan (2003: 186, 189-203). Pencerita auctorial, adalah pencerita yang serba tahu. Pencerita serba tahu diartikan sebagai pencerita yang mengetahui pikiran dan perasaan setiap tokoh dalam cerita. Pencerita jenis ini tidak hadir dalam cerita. Sebaliknya, pencerita akuan biasanya hadir dalam cerita dengan menggunakan bentuk "aku", "saya" atau sinonimnya. Pencerita jenis ini tidak mengetahui perasaan atau pemikiran setiap tokoh secara mendalam dan menyeluruh. Pencerita diaan adalah pencerita yang berada di luar cerita dan mengacu kepada tokoh-tokoh di dalam cerita dengan nama si tokoh, "dia", atau sinonimnya (2003: 186, 189203). Bal dalam De Theorie van Vertellen en Verhalen (1990) mengatakan bahwa tokoh dalam cerita seperti manusia kertas yang tidak memiliki daging dan darah. Meskipun demikian, setiap tokoh dalam sebuah cerita memiliki ciri-ciri atau bertindak seperti manusia (1990: 93). Boven membagi jenis tokoh menjadi hoofdfiguur atau tokoh utama dan bijfiguur atau tokoh bawahan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama adalah besarnya intensitas hubungan dengan tokoh-tokoh lain serta intensitas keterlibatan dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. Sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan berarti dalam cerita, namun kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang tokoh utama. Gambaran tentang tokoh dapat ditampilkan melalui berbagai cara. Cara yang pertama yaitu secara langsung, melalui pemaparan keadaan lahiriah dan batiniah yaitu tindakan, pikiran serta tuturan tokoh. Cara yang kedua yaitu tidak langsung melalui berbagai sumber. Sumber tersebut diperoleh dari pencerita, tokoh yang bersangkutan atau dari tokoh-tokoh lain yang bercerita (1990: 304, 307). Ghesquiere dalam Het Verschijnsel van Jeugdliteratuur (1993) mengatakan bahwa gaya penulisan dapat dihadirkan melalui penggunaan bahasa dan pilihan kata. Dapat pula diungkapkan dengan simbol-simbol dan kata-kata abstrak. Pilihan kata yang digunakan dapat dikemas dalam permainan kata dan bunyi, misalnya melalui pengulangan kata secara utuh maupun pada akhir kata yang menimbulkan bunyi serupa (1993: 96). Tomlinson menambahkan bahwa gaya mengacu pada penggunaan pilihan kata yang panjang atau pendek, kata



18

yang sering muncul, kata berima atau kata monoton serta kata-kata yang menggambarkan emosi (2001: 27). Humor menurut Ghesquiere merupakan unsur yang paling banyak mendapat perhatian dari pembaca muda. Pembaca muda sangat mengapresiasi sebuah buku yang memiliki unsur humor di dalamnya (1993: 151, 156). Ilustrasi juga merupakan unsur yang penting karena berperan dalam menentukan menarik atau tidaknya sebuah buku. Ilustrasi dapat merefleksikan tulisan dan memvisualisasikan karakter tokoh. Ilustrasi membantu pembaca agar dapat lebih mengerti pesan yang ingin disampaikan. Namun, antara ilustrasi dan teks tetap harus saling mengisi untuk membangun satu kesatuan cerita yang utuh (1993: 47,49). Tomlinson menambahkan bahwa kombinasi antara warna dan bentuk juga mempengaruhi nilai sebuah ilustrasi. Pemakaian warna terang atau warna gelap berfungsi untuk menggambarkan suasana cerita yang ingin dibangun (2001: 29-30).

2.1 Het Zwanen Meer (maar dan anders) Het Zwanen Meer (maar dan anders) adalah sebuah buku tentang Samantha Eloise, biasa dipanggil Sam, anak kembar ketiga yang berusia 14 tahun. Kedua saudara kembarnya bernama Berenice Aurora (Beer), dan Jean Philip Eduard (Pip). Mereka tinggal bersama ayahnya Walter van Zwanenburgh, yang bekerja sebagai penulis buku. Ibu mereka meninggal dunia saat mereka dilahirkan.

2.1.1 Pencerita dalam Het Zwanen Meer (maar dan anders) Dalam HZM (mda), cerita dituturkan oleh Sam yang juga merupakan tokoh dalam cerita.

Ik heet dus Sam, (...). Toen ik uit mijn moeders buik kwam, woog ik niet meer dan een pak suiker. Kun je je dat voorstellen? Ik was zo klein dat iedereen dacht dat ik het niet zou halen. (hlm. 11)



19

Kalimat di atas sangat jelas memperlihatkan Sam sebagai pencerita akuan.

‘Pap!’ Ik trek een oordop eruit. ‘Ja schat?’ Mijn vader kijkt niet op. Het is een beetje eng, het lijkt alsof de computer hem betoverd heeft. Hij zit maar naar het beeldscherm te staren en hij groeit langzamerhand helemaal krom. Ik haat die computer. ‘Ik heb je post meegebracht.’ Ik leg het stapeltje brieven op zijn bureau. (hlm. 19-20)

Potongan kalimat di atas adalah percakapan pendek yang terjadi antara Sam dengan ayahnya. Percakapan tersebut memperlihatkan keberadaan pencerita akuan. Hal ini dilihat dari penggunaan kata ik yang mengacu kepada pencerita yaitu Sam. Kemudian, Sam sebagai pencerita akuan adalah pencerita yang tidak dapat mengetahui perasaan atau pemikiran setiap tokoh lain secara mendalam dan menyeluruh. Hal ini terlihat pada saat Sam melihat ayahnya yang duduk diam karena mengalami kebuntuan ide untuk menulis.

Misschien is het dus ook wel een beetje onze schuld dat hij een writer’s block heeft. Dat en de dood van onze moeder. Maar daar denk ik liever niet aan. (hlm. 13) Beers favoriete vrijetijds besteding ziet er volgens mij zo uit : eerst gaat ze naar de boekenwinkel en daar koopt ze zoveel boeken als ze dragen kan. Dan koopt ze ergens een flinke hoeveelheid snoep. (hlm. 23)

Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa Sam sebagai pencerita, tidak mengetahui secara pasti yang dipikirkan ayahnya saat mengalami kebuntuan ide. Kemudian pada kutipan kedua, memperlihatkan Sam yang tidak mengetahui secara pasti pikiran dan perasaan Beer ketika dia sering menghabiskan waktunya bepergian ke toko buku dan toko makanan. Sam hanya dapat melihat sebatas yang dilakukan sang ayah dan Beer. Sam tidak mampu menjangkau pikiran dan perasaan mereka.



20

2.1.2 Penokohan dalam Het Zwanen Meer (maar dan anders) Tokoh utama dalam HZM (mda) adalah Samantha Eloise atau Sam. Tokoh bawahan adalah Beer, Pip, ayah dan Isabel. Analisis tokoh-tokoh yang kurang berperan ditinggalkan.

Samantha Eloise Samantha Eloise yang dipanggil Sam, adalah seorang anak perempuan berumur 14 tahun. Dia adalah anak termuda dari kembar tiga. Sam menyukai musik hiphop dan musik r&b (hlm. 15). Musik jenis ini cenderung berirama cepat dan modern sesuai dengan kepribadian Sam yang cekatan dan energik (hlm. 11). Selain itu, Sam juga suka menonton opera sabun di televisi (hlm. 37). Apabila Sam sedang marah atau kesal, dia mengatasinya dengan berbelanja pakaian (hlm. 9). Sam senang sekali pergi ke kota untuk membeli pakaian model terbaru. Kebiasaannya ini sekaligus memperlihatkan sosok Sam yang mempunyai hobi berbelanja dan menyukai penampilan modis. Selain itu, Sam juga berbelanja untuk kebutuhan keluarganya sehari-hari seperti makanan dan pakaian untuk saudara kembarnya (hlm. 18, hlm. 24).

PP betekent pinpas. Wij hebben er alle drie een, want wij doen alle boodschappen zelf. Nou ja, wij...ik meestal. (...). Van kleren kopen krijg ik een kick. Als ik me rot voel, ga ik altijd de stad in, ik stap wat fijne winkeltjes binnen. Kleren kopen is voor mij echt tovermiddel. Natuurlijk koop ik het nieuwste van het nieuwste en het hipste van het hipste. Sam zul je nooit in de mode van vorige maand zien lopen. (hlm. 11)

Di kamar, Sam memiliki boneka maneqin bernama Annabel. Biasanya Sam mendandani Annabel dengan baju yang akan dikenakannya ke sekolah. Kebiasaan ini bagi Sam merupakan penyaluran hobinya yang suka memperhatikan penampilan. Dengan bantuan boneka maneqin, Sam dapat mengkombinasikan pakaiannya dengan mudah.



21

Ik zocht mijn kleren altijd een dag van tevoren uit, zodat ik ’s morgens niet na hoefde te denken wat ik aan zou trekken. Die kleren deed ik Annabel dan aan om te kijken of het een leuke combi was. (hlm. 36)

Pada umumnya, anak-anak seusia Sam banyak menghabiskan waktu untuk bermain, namun Sam berbeda. Kesehariannya diisi dengan mengurus rumah dan keluarga (hlm. 66). Sam berusaha menolong Pip untuk mengatasi masalahnya (hlm. 40-41). Sam tidak menyukai suasana rumah yang berantakan dan seringkali kesal kepada kedua saudara kembarnya dan ayahnya apabila mereka tidak menjaga kerapihan dan kebersihan. Kamar Sam adalah kamar yang paling bersih dan rapi (hlm. 31). Sikap Sam tersebut memperlihatkan bahwa dia adalah seorang anak yang bertanggung jawab. Rasa tanggung jawab itu membuatnya suka memanfaatkan waktu bagi keluarganya.

Wat een middag. Beer had de vuilniszakken met beschimmelde rommel uit de koelkast naast het zwembad gezet. En had ze niet dicht gemaakt! Wat een sufferd! (hlm. 37)

Selain itu, Sam juga mempunyai kebiasan untuk mengingatkan sang ayah dan kedua saudaranya apabila mereka sedang melakukan sesuatu yang tidak benar. Misalnya seperti sesuatu yang tidak boleh dilakukan sebelum tidur. Hal ini menunjukkan bahwa Sam adalah anak yang sangat memperhatikan keluarganya. Sikap Sam yang memperlihatkan perhatiannya itu sekaligus menunjukkan sisi ekstrovert dalam dirinya. Sam merasa heran dengan sikapnya, di balik usia belianya, dia dapat bertindak seperti orang dewasa (hlm. 125).

‘Jullie moeten geen cola drinken, midden in de nacht. Daar kun je niet van slapen.’ Van ‘s nachtseten word je dik, (...). Soms schrik ik van mijn eigen strenge stem. Dan klink ik alsof ik niet een meisje van veertien ben, maar een ouwe zeurderige tang. (hlm. 47-48)

Sam yang masih berumur 14 tahun membutuhkan sosok dewasa untuk membantunya mengatasi masalah. Ditambah lagi, dia mempunyai banyak



22

pertanyaan perihal Pip, dan ayahnya. Sam merasa ada bagian yang hilang dalam hidupnya, yaitu sosok seorang ibu. Oleh karena itu, dia seringkali mengajak Annabel berbicara seolah-olah Annabel adalah ibunya. Sam ingin sekali membantu

permasalahan

Pip

dan

ayahnya,

serta

menyelesaikan

permasalahannya sendiri. Dengan bersikap seperti ini, Sam seolah-olah dapat menjadi ibu bagi kedua saudaranya.

Vroeger pratte ik altijd tegen haar. Dan deed ik net alsof ze mijn moeder was en vertelde ik haar wat ik die dag meegemaakt had. Nu doe ik dat niet meer. Daar ben ik te groot voor. Maar ik verlang soms best naar een moeder om raad aan te vragen. Over Pip bijvoorbeeld. En over papa. En over ongesteld worden en wanneer dat gebeurt, en hoe, en of je dan maandverband of tampons moet kopen. Er zijn zo veel soorten! Ik probeer alles wat ik moet weten uit tijdschriften te halen, maar het gekke is dat de simpelste dingen er vaak niet in staan. (hlm. 47)

Keseharian Sam yang dihabiskan untuk mengurus rumah, membuat dirinya berpikir tentang profesi yang akan digelutinya di masa depan. Profesi yang terlintas di pikirannya pun tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang sering dilakukannya, yaitu bekerja sebagai pembersih atau bekerja di bidang interior (hlm. 44). Sam

mengakui

kecerewetannya,

dirinya

anggota

kakelkip,

keluarga

lain

anak enggan

yang

cerewet.

Karena

menanggapinya.

Sam

menemukan cara agar tetap dapat berkomunikasi dengan keluarganya sehingga pembagian tugas di rumah menjadi lancar. Komunikasi itu terjalin dengan cara non verbal. Sam menuliskan tugas-tugas rumah di sebuah notes kecil berwarna kuning. Hal ini memperlihatkan sifat Sam yang praktis. Sam mengingatkan anggota keluarga lainnya untuk melakukan semua tugas rumah yang sudah diaturnya. Sam yang lebih terbuka dan ekstrovert, mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan anggota keluarganya.

‘Ik ben de enige kakelkip in onze familie. Dat is wel saai, want niemand kletst terug. We praten voornamelijk met elkaar via de gele Post-it briefjes die we overal op plakken. We wonen wel samen in een huis, maar iedereen woont eigenlijk in zijn eigen wereldje. (hlm. 13)



23

Sam terbiasa mengurus sang ayah di rumah. Terkadang orang-orang menanyakan kepada Sam perihal keluarganya. Tetapi Sam tidak menceritakan keadaan yang sebenarnya kepada orang lain. Sam juga sering berpikir bahwa setiap orang yang mendekatinya, semata-mata karena dia adalah anak dari seorang penulis terkenal (hlm. 26). Di balik sikapnya yang terbuka kepada keluarga, ada kecenderungan menutup diri dan tidak mudah percaya kepada orang lain.

‘En zorgt jullie vader dan helemaal alleen voor jullie?’ Het antwoordt daarop is : ‘Nee, wij zorgen voor hem.’ Maar dat zeggen we niet. We zeggen altijd: ‘Ja, hoor, hij zorgt voor ons.’ (hlm. 8)

Sebagai anak kembar ketiga, Sam pada awalnya digambarkan memiliki keengganan untuk mengutarakan masalah seputar peran sang ayah dalam keluarga, pada awalnya dia hanya memendam dalam hati (hlm. 43). Sam sempat berbohong perihal au pair saat ayahnya mengalami kecelakaan (hlm. 72). Kecelakaan yang dialami sang ayah juga membuat Sam merasa takut kehilangan.

Ja ja, denk ik. Waarom stink je dan zo? En waarom moeten wij alles alleen doen? Maar ik zeg het niet. Ik hou van mijn vader en ik wil hem niet van streek maken. (hlm. 49)

Sam memiliki rasa enggan kepada ayahnya, tetapi sebaliknya dia terus melampiaskan kekesalannya kepada Beer dan Pip (hlm. 18). Sam sering mengutarakan kekesalannya kepada Beer dan Pip, sehingga cenderung memperlihatkan sikapnya yang pemarah.

‘Maar we moeten ook eten! Ik ben de enige hier in huis die iets doet. Jullie zijn allemaal luilakken. Wat zou er gebeuren als jullie mij niet hadden? Dan zouden jullie verhongeren en omkomen in de troep!’ (hlm. 24)



24

Lambat laun, rasa enggan Sam hilang karena kesal melihat anggota keluarga yang lain tidak memiliki inisiatif untuk membantu mengurus rumah. Pada akhirnya Sam juga mengutarakan kekesalannya kepada sang ayah.

‘Ik ben gewoon hartstikke moe van alles. Ik heb er echt genoeg van! Ja, dat wel, maar wat denk je van de afwas, de was, de boodschappen.. wie stofzuigt er, wie ruimt er de rotzooi op? Nou? Wie?’ (hlm. 56)

Sam merasa lebih baik dan lega setelah mengutarakan isi hatinya kepada keluarganya.

Ik voel me een stuk beter (...). We hebben er in ieder geval over gepraat en iedereen doet zijn best. Ik hoef niet meer alles alleen te doen. Toen ik vanmorgen beneden kwam, hadden Pip en Beer de afwas al gedaan. Een wereldwonder, (...). Alles wordt anders. (hlm. 62)

Samantha Eloise atau Sam adalah tokoh utama dalam Het Zwanen Meer (maar dan anders) karena mengalami perkembangan karakter serta memiliki intensitas yang besar dalam keseluruhan cerita. Sam pada akhirnya juga dapat menyelesaikan masalahnya dengan tokoh-tokoh lain yang ada di sekitarnya.

Berenice Aurora (Beer) Berenice Aurora adalah saudara kembar Sam, yang biasa dipanggil Beer. Dua hal yang paling disenanginya adalah makanan (hlm. 9) dan buku. Beer mengisi waktu luangnya dengan pergi ke toko buku dan toko makanan untuk membeli kudapan. Beer gebruikt de hare voor boeken en voor snoep natuurlijk. Beers favoriete vrijetijds besteding ziet er volgens mij zo uit : eerst naar de boekwinkel en daar koopt ze zoveel boeken als ze dragen kan. Dan koopt ze ergens een flinke hoeveelheid snoep. (hlm. 23)



25

Beer gemar makan, sehingga memiliki bentuk tubuh agak gemuk. Dia kesulitan dalam memilih pakaian (hlm. 9). Masalah dengan bentuk tubuh menimbulkan rasa kurang percaya diri dan rasa malu pada Beer, sehingga dia tidak suka pergi ke toko pakaian. Beer diam-diam sering meminjam pakaian Sam.

Ze heeft een hekel aan kleren kopen. Ze schaamt zich omdat ze zo dik is, dus “leent” ze ze van mij. Ze denkt dat ik het niet merk, omdat ik er zoveel heb. (hlm. 42)

Kegemarannya membaca membuat Beer menghabiskan waktu berjamjam di kamar (hlm. 9). Selain membaca, Beer juga memiliki keingintahuan yang besar, dia mengikuti berbagai kegiatan di luar jam sekolahnya seperti kursus bahasa Spanyol (hlm. 38). Hal ini menunjukkan bahwa Beer adalah anak yang rajin dan berpikiran maju karena memiliki keingintahuan yang besar dalam berbagai bidang (hlm. 24). Prestasi di sekolahnya pun membanggakan dan mungkin di masa depan, Beer akan menjadi seorang peneliti atau profesor (hlm.44). Kecenderungan Beer yang berlama-lama menghabiskan waktu di kamar, memperlihatkan karakter seorang anak yang penyendiri dan introvert. Beer merasa kesepian karena tidak mempunyai teman. Karakter penyendiri juga terlihat jelas dari lagu yang digemarinya, yaitu musik berirama lembut atau slow (hlm. 15). Apabila Beer sedang kesal atau marah, dia mengatasinya dengan cara berlama-lama mandi dan makan sebanyak-banyaknya (hlm. 104, 114).

Jean Philip Eduard (Pip) Jean Philip Eduard yang biasa dipanggil dengan Pip, adalah satu-satunya laki-laki dari kembar tiga. Dia berwajah tampan dengan mata berwarna biru, rambut keriting panjang serta tubuh yang semampai (hlm. 26-27).



26

Pip memiliki kesulitan belajar, tetapi dia mahir menggambar dan memasak (hlm. 10). Pip dapat saja menjadi seorang koki ternama atau seniman terkenal (hlm. 44). Kemahiran Pip dalam menggambar, terlihat melalui muurschildering (= lukisan dinding) yang ada di dalam kamarnya.

Het is geen klein bosje, hoor, het beslaat de hele muur, van de grond tot het plafond, en die muur is minstens zeven meter lang. Het is een muurschildering. Er staat altijd ergens een ladder tegen de muur, voor de hoge stukken. (hlm. 16)

Pip seorang penyayang binatang. Dia tidak pernah sekalipun menyakiti binatang (hlm. 41). Selain itu, Pip sangat perasa dan mudah menangis (hlm. 51). Pip pernah memiliki keinginan untuk mengikuti les balet, namun dia tidak berani mengatakannya (hlm. 62). Pip memiliki sifat-sifat yang biasanya dimiliki anak perempuan.

Walter van Zwanenburgh Walter adalah ayah dari Sam, Beer dan Pip. Dia berprofesi sebagai penulis buku. Sehari-harinya dia bekerja di rumah untuk mencari ide-ide baru.

Onze vader is niet zoals andere vaders. De meeste vaders gaan ‘s ochtends om acht uur de deur uit naar hun werk, en dan komen ze ’s avonds om zes uur moe maar tevreden (of moe en chagrijnig) terug. Onze vader is is altijd thuis en hij zit de hele dag op zijn werkkamer. (hlm. 11)

Walter mengalami sakit kepala yang terus-menerus, dan diketahui bahwa dirinya memiliki tumor di kepala. Hal ini yang menghambat dirinya dalam menulis (hlm. 102-103). Walter tidak terlalu suka berkomunikasi dengan orang lain, dia merasa canggung apabila berhadapan dengan orang. Walter juga tidak menyukai orang yang banyak bicara. Walter merasa bahwa orang-orang bersikap baik



27

terhadapnya karena profesinya sebagai penulis terkenal. Walter sepertinya adalah seorang yang sulit bergaul dengan orang lain.

Mijn vader houdt niet zo van mensen. Hij wordt zenuwachtig van ze. De meeste mensen praten te veel en zeggen niks, vindt hij. En luisteren kunnen ze al helemaal niet. Hij is allergisch voor kakelkippen en lawaaipapegaaien (zo noemt hij mensen die te veel kletsen). Daarnaast heeft hij gemerkt dat de mensen vooral aardig tegen hem doen omdat hij zo beroemd en rijk is. (hlm. 60)

Isabel Isabel adalah wanita yang bekerja sebagai supir truk sampah (hlm. 133). Sebelum kembali ke Belanda, Isabel tinggal di Amerika untuk mewujudkan mimpinya sebagai seorang penyair, karena dia senang membuat puisi (hlm. 133). Pada suatu hari saat mengendarai truk, dia menabrak Walter van Zwanenburgh sampai ayah tiga kembar ini harus dibawa ke rumah sakit. Isabel merasa dirinya bertanggung jawab atas peristiwa tersebut (hlm. 87). Setelah kejadian itu dia beberapa kali datang berkunjung untuk membantu mengurus rumah sampai Walter sehat kembali. Isabel adalah wanita yang baik karena membantu Beer dan Pip mengatasi masalah (hlm. 129). Ik heb maar een beetje opgeruimd, dat is tenslotte mijn beroep als vuilnisvrouw (...). Het aanrecht is schoon en de vloer ook. Wat aardig van je,‘ zegt Beer. (hlm. 94-95)

Beer, Pip, Ayah dan Isabel merupakan tokoh-tokoh bawahan yang ada dalam Het Zwanen Meer (maar dan anders) karena tidak memiliki perubahan yang berarti pada masing-masing karakter. Namun setiap kehadiran tokoh-tokoh bawahan menunjang tokoh utama yaitu Sam.



28

2.1.3 Stilistika dalam HZM (maar dan anders) Dalam HZM (mda), terlihat pengulangan kalimat dan permainan kata. Sam sebagai pencerita senang memberikan julukan kepada orang-orang di sekitarnya. Julukan ini menggambarkan karakter orang yang dikaitkan dengan binatang tertentu.

Ze is een soort olifant. (hlm. 25). Voor Didi hadden we Katrien Duck. Ze heette eigenlijk Karina, (...). Ze herhaalde alles wat ze zei wel tien keer en het ging alleen maar over de soaps waar ze de hele dag naar keek. (hlm. 32)

Pada kutipan pertama, kata olifant (= gajah) menjadi julukan Beer. Gajah diasosiasikan sebagai sesuatu yang gemuk dan besar. Pada kutipan kedua julukan duck (= bebek) diberikan kepada Karina, salah seorang pengasuh mereka. Julukan ini diberikan karena Karina terus menerus mengulang perkataannya seperti seekor bebek yang setiap kali mengeluarkan suara yang sama. Sam juga memberikan julukan kepada dua pengasuh yang lain, Didi dan Ludmilla. Didi yang suka mengkonsumsi minuman keras, dijulukinya drankneus (= pemabuk). Ludmilla disapa Sam dengan Bloedmilla karena wanita Rusia ini bertubuh besar, berotot, dan menakutkan.

Ze deed helemaal niks, ze zat alleen maar champagne te drinken voor de tv. Dat hadden we eerst niet door, want ze schonk het over in tonicflessen. (hlm. 31) Maar alleen als ze niet in de buurt was, want we waren bang voor haar. Ze had figuur van een kleerkast, grotere spierballen dan Arnold Schwarzenegger. (hlm. 33)

Kebiasaan memberi julukan tidak hanya dilakukan Sam terhadap keluarga dan mantan pengasuhnya, tetapi juga teman di sekolahnya.

Een meisje met neprood haar, sproeten en enorme bungeloorbellen stormt op me af. Helemaal uit die bungeloorbellen, geen gezicht. (...) ‘Hoe is het?’ vraagt Bungeloorbel en ze neemt me van top tot teen op. (hlm. 26)



29

Het is haar moeder, de megakakker. (hlm. 28)

Julukan bungeloorbellen (= si anting-anting besar) diberikan kepada Elise karena gadis itu mengenakan anting-anting yang besar dan mencolok. Bahkan ibu Elise juga mendapat julukan megakakker (= si luar biasa sombong) karena wanita itu tinggi hati. Pemakaian julukan yang dilontarkan Sam berhubungan pula dengan karakternya yang ekstrovert dan penuh perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Sam dengan spontan melontarkan julukan kepada orang di sekitarnya sesuai dengan penampilan orang yang dimaksud. Mencolok untuk mencermati penggunaan kata makian dalam HZM (mda). Bila sedang kesal, Sam sering mengumpat.

Zet die stomme muziek af, oelewapper! (hlm. 43) Wat een lafaard. (hlm. 79)

Kata Oelewapper (= orang yang tidak berguna) dan kata lafaard (= pengecut) dilontarkan Sam saat sedang bertengkar dengan Beer. Beer yang tidak berani berbohong kepada polisi terkait dengan kecelakaan ayahnya, dianggap Sam pengecut. Beer juga hanya mementingkan kegiatan yang disukainya, dilihat Sam sebagai anak yang tidak berguna. Umpatan-umpatan yang dilontarkan Sam juga terkait dengan karakternya yang ekstrovert. Sam meluapkan emosinya melalui umpatan. HZM (mda) memuat banyak pengulangan, baik pada tataran kalimat maupun kata. Pengulangan kalimat terlihat dalam sebuah dialog yang seolaholah terjadi antara Sam dengan orang lain, meskipun percakapan itu adalah sebuah monolog. Kata blablabla dan geblabla yang digunakan dalam monolog dapat dikaitkan dengan karakter Sam yang cerewet.

Hoe oud ben jij? Veertien. En je zus? Ook veertien. Haha, je houdt ons voor de gek! Ze is toch ouder dan jij? Nee hoor, het is waar. Een tweeling, wat leuk! En hoe oud is je broer?



30

Ook veertien. Een drieling? Maar hij lijkt helemaal niet op jullie! Wat enig! Dat komt niet vaak hoor! Is het nou leuk om een drieling te zijn? Doen jullie alles samen? Hebben jullie wel eens ruzie? Lijken jullie wat karakter betreft veel op elkaar? Blablabla, hlm.7. Geen moeder! Nog meer geblabla. (hlm. 8)

Permainan kata juga telihat melalui pengulangan-pengulangan yang berfungsi sebagai penekanan dalam kalimat. Pengulangan kata yang ditemukan antara lain adalah kata nieuwste, hipste, moe dan dood. Kata nieuwste dan hipste pada satu kalimat merupakan bentuk pengulangan kata. Hal ini terlihat pada kutipan-kutipan berikut ini.

Natuurlijk koop ik het nieuwste van het nieuwste en het hipste van het hipste. (hlm. 11) Ik ben moe. Moe van dat ik alsmaar overal voor moet zorgen. Moe van alle verantwoordelijkheid. En vooral moe van alles te begrijpen. (hlm. 43) Hij is er niet! Hij is dood. Hij is dood, hij is dood en het is mijn schuld, ik heb het gedaan, en nu is hij dood! Het is mijn schuld! (hlm. 121)

Selain pengulangan kata seperti kutipan di atas, terdapat pula pengulangan pada bagian akhir kata. Saat diucapkan, pengulangan ini akan memberikan kesamaan bunyi. Contoh ini terlihat dalam kata zijn-gewoon-gezin, koekjes-snoepjes, bloedstollend-spinnen-vleermuizen-konijnen-vampiertanden yang terdapat dalam kutipan kalimat berikut.

Wij zijn gewoon gezin. (hlm. 7) Dan kreeg je uit medelijden altijd koekjes en snoepjes en zo. (hlm. 8) Er zijn bloedstollend grote spinnen, vleermuizen en rafelige konijnen met vampiertanden. (hlm. 16)



31

Unsur humor juga ditemukan dalam HZM (mda). Humor dihadirkan dalam bentuk permainan kata yang disukai anak-anak dan humor yang terkait dengan situasi tertentu.

‘Hoe is het nu met je?’ vraagt ze aan mij. ’Is dat je broer?’ Ze steekt haar hand naar Pip uit. ‘Hallo, ik ben Isabel.’ ‘Isa..Isabel?’ Zegt Pip verbaasd. Niet begrijpend en met waterige ogen kijkt hij me aan. ’Je zei toch Annabel?’ (hlm. 75) ‘Beer, doe nou niet dom,’ zeg ik. Annabel, onze au pair. Lijd je soms aan geheugenverlies?’ (hlm. 79)

Kutipan di atas merupakan contoh bentuk humor dalam HZM (mda). Kutipan tersebut merupakan percakapan antara Sam  Pip dan Sam  Beer. Dalam percakapan tersebut ditemukan guyonan dengan menukar nama yang mirip, Annabel versus Isabel. Humor yang terkait dengan situasi, terlihat saat Sam kesal dengan katak yang menggigitnya di kamar mandi. Karena kesal, Sam menyuruh Beer mencium katak itu. Hal ini juga terkait dengan Sam dan kedua saudaranya yang senang menggubah dan mengkombinasikan berbagai dongeng menjadi satu dongeng baru.

Hij beet in mijn billen, de viezerik. (hlm. 55) Kus hem, misschien is het prins, gil ik terug. (hlm. 89) ‘Maar dan anders’ was een spelletje dat we vroeger vaak deden, als we niet konden slapen. We vertelden samen een sprookje, ieder om de beurt een paar regels. We haalden alles door elkaar en maakten het zo gek mogelijk Roodkapje ging bijvoorbeeldop bezoek bij Grietje. Ze gingen samen in het bos spelen. (...). Sprookjes, maar dan anders. (hlm. 106107)

Humor situasi lainnya juga terlihat saat Beer mendengar suara yang mencurigakan pada malam hari. Dia menduga kehadiran seorang pencuri di rumah. Mereka mencoba mencari sumber suara. Ternyata itu suara katak, humor di sini terkait kembali dengan keberadaan katak. Sam dan Pip langsung menertawakan Beer yang mengira suara katak itu adalah suara pencuri.



32

‘Er zijn inbrekers in huis!’ sist ze. ‘Inbrekers?’piept Pip met hoge stem.(...) ‘Sjjjt!’ fluistert Beer. ‘Niet zo hard! Dadelijk komen ze hierheen.(...) Doodse stilte. ‘Kwaaaak!’ klinkt het opeens heel hard vanaf de gang. Ik proest uit. ‘Beer, ik denk dat ik weet wat je gehoord hebt!’ ‘Haha, het is een kikkertje. Jij hebt gewoon een dolgedraaide fantasie!’ (hlm. 107-108)

Humor yang ditawarkan dalam HZM (mda) ini seringkali merupakan humor spontan yang dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang dialami para tokohnya. Selain itu, terdapat pula humor lain berupa istilah-istilah jenaka. Dalam cerita HZM (mda) terdapat istilah-istilah seperti erwtensup (= sup kacang merah) (hlm. 37), hersenpudding (= puding otak) (hlm. 77) dan ijzerenpoot (= kaki besi) (hlm. 81). Erwtensup mengacu pada kolam di rumah Sam yang sangat kotor, hersenpudding dan ijzerenpoot adalah istilah yang ditujukan kepada sang ayah, yang baru mengalami kecelakaan. Buku HZM (mda) bersampul warna hijau. Warna hijau memberikan suasana yang hidup dan bersemangat sesuai dengan karakter Sam yang energik. Pada bagian sampul depan, terdapat gambar post it (= notes kuning kecil). Pada bagian daftar isi, sub judulnya diterakan dalam post it. Hal ini terlihat dalam ilustrasi berikut.



33

Penggunaan post it yang ada dalam daftar isi berfungsi untuk meneruskan pesan yang ingin disampaikan. Pada halaman-halaman berikutnya, catatan-catatan kecil itu ditemukan kembali. Ilustrasi post it juga berfungsi untuk merefleksikan ungkapan dari tokoh utama yaitu Sam dan menggambarkan karakternya ke dalam sebuah gambar yang terdiri dari notes sebagai hoofdstuk (= judul bab) maupun notes sebagai pernyataan biasa. Post it dipakai Sam karena dirinya sulit berkomunikasi dengan keluarga dan jarang bertemu di rumah. Sang ayah mengurung diri di kamar untuk menulis buku baru, Beer mengurung diri di kamar untuk membaca, Pip mengurung diri di kamar untuk menggambar lukisan dinding. Gambaran karakter Sam terlihat dalam beberapa notes berikut.



34

n

Ketiga ilustrasi menggambarkan beberapa kegiatan. Ilustrasi post it pertama (hlm. 10) ditujukan kepada Pip, isinya permintaan Sam agar Pip memasak macaroni bagi seluruh keluarga. Post it kedua (hlm. 11) ditujukan kepada sang ayah untuk mengingatkan kegiatan yang harus dilakukannya. Post it ketiga (hlm. 25) ditujukan kepada Beer, isinya adalah permohonan Sam agar



35

Beer membersihkan lemari es. Notes-notes ini memperlihatkan cara Sam yang praktis untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Selanjutnya terdapat pula beberapa post it bergambar binatang, antara lain gajah, buaya, bebek dan juga ikan hiu. Hal ini terlihat pada keempat ilustrasi di bawah ini.

Post it pertama (hlm. 22) dengan gambar gajah ditujukan kepada Beer, Beer diibaratkan seekor gajah karena bentuk tubuhnya. Post it kedua (hlm. 45)



36

adalah gambar buaya yang sedang berendam di dalam bath-up, digambarkan Sam sebagai hewan yang terbiasa mandi dalam waktu lama. Sam seolah-olah mengibaratkan ayahnya memiliki kebiasaan yang sama seperti buaya itu, sehingga dalam post it Sam menuliskan himbauan pada sang ayah untuk makan terlebih dahulu sebelum pergi mandi. Post it yang ketiga (hlm. 32) dengan gambar bebek merupakan pemberitahuan pemecatan untuk Karina, salah seorang pengasuh mereka. Post it yang terakhir (hlm. 26) menggambarkan situasi ketika Sam berbelanja dan bertemu dengan ibu Elise yang digambarkannya seperti seekor ikan hiu yang buas. Ilustrasi-ilustrasi di atas mencerminkan karakter buku HZM (mda) dengan Sam sebagai tokoh utama dan pencerita. Karakter Sam semakin diperjelas dengan kehadiran notes-notes kuning atau post it, yang masih merupakan bagian dari karakternya sekaligus cerita dalam HZM (mda).

2.2 Het Boek van Beer Het Boek van Beer adalah sebuah buku tentang Berenice Aurora, biasa dipanggil Beer, anak kembar berusia 14 tahun. Kedua saudara kembarnya bernama Samantha Eloise (Sam), dan Jean Philip Eduard (Pip). Mereka tinggal bersama ayahnya Walter van Zwanenburgh, yang bekerja sebagai penulis buku. Ibu mereka meninggal dunia saat mereka dilahirkan.

2.2.1 Pencerita dalam Het Boek van Beer Dalam HBvB, penceritanya adalah Beer yang juga merupakan tokoh dalam cerita.

‘Beer! Het is al bijna acht uur! Heb je het eerste uur vrij? Ik ga nu naar school, hoor, en Pip is al weg!’ Sams gezicht verschijnt in de deuropening en is meteen weer verdwenen. Ik schiet overeind. Stik! Ik heb vannacht minstens tot vier uur liggen lezen. Vandaar. Dit is de eerste keer in mijn leven dat ik me verslapen heb. (hlm. 52)



37

Kalimat di atas adalah percakapan pendek yang terjadi antara Beer dengan Sam. Kalimat ini memperlihatkan kehadiran pencerita akuan, yaitu Beer. Beer sebagai pencerita akuan yang juga tokoh dalam cerita, tidak dapat mengetahui perasaan atau pemikiran tokoh lain.

Pips bed staat vandaag op de scheidslijn van het Boze Bos en het Blije Bos. Hij verzet zijn bed regelmatig. Als hij een slecht humeur heeft of zich rot voelt, staat het voor het Boze Bos, als hij zich goed voelt, staat het voor het Blije Bos. (hlm. 78)

Dari kutipan kalimat di atas terlihat bahwa Beer sebagai pencerita tidak mengetahui secara pasti yang dipikirkan dan dirasakan oleh Pip saat dia menggeser tempat tidurnya. Beer tidak mampu menjangkau pikiran dan perasaan yang dialami Pip saat itu.

2.2.2 Penokohan dalam Het Boek van Beer Tokoh utama dalam HBvB adalah Berenice Aurora atau Beer. Tokoh bawahan dalam HBvB adalah Sam, Pip, ayah, paman Rachna, Isabel dan Nemo. Analisis tokoh-tokoh yang kurang berperan dalam HBvB ditinggalkan.

Berenice Aurora Berenice Aurora yang selanjutnya disebut sebagai Beer adalah seorang anak perempuan yang berumur 14 tahun. Seperti dalam buku HZM (mda), dalam HBvB diceritakan bahwa dua hal yang paling disenangi Beer adalah makanan, terutama kudapan, dan buku. Kesukaan Beer terhadap makanan membuat tubuhnya menjadi agak gemuk. Beer juga gemar melihat majalah mode milik Sam. Secara tidak langsung dia membandingkan dirinya dengan model-model wanita bertubuh ramping dan berwajah cantik. Beer merasa bahwa dirinya tidak akan pernah mempunyai penampilan seperti model-model tersebut (hlm. 50). Beer juga membandingkan dirinya dengan Sam. Dia melihat Sam bak seorang bintang film. Sedangkan dirinya seperti seekor gajah yang gemuk (hlm.



38

10). Beer merasa dirinya tidak cantik, wajahnya juga dipenuhi dengan jerawat (hlm. 89). Oleh karena itu, Beer menjadi tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya, bahkan cenderung rendah diri. Masalah bau badan juga membuat Beer merasa tidak percaya diri, terutama saat dirinya stres (hlm. 33) Makanan juga mempengaruhi emosi Beer. Dia dapat lebih berkonsentrasi apabila sudah mengudap (hlm. 30). Bagi Beer, kudapan dapat mengurangi rasa gugup (hlm. 73). Selain itu, permen juga digunakan Beer untuk mengambil keputusan (hlm. 12). Pada awalnya, Beer hanya menganggap sebagai permainan. Namun lama-kelamaan, Beer percaya bahwa permen-permen itu memiliki jawaban yang tepat saat dia sedang bingung (hlm. 49). Hal ini memperlihatkan bahwa Beer seringkali mencari penyelesaian masalah melalui makanan. Beer seringkali singgah ke toko favoritnya, tempat dia membeli manisan. Beer menganggap toko itu sebagai rumah keduanya. Beer tidak memiliki keberanian untuk mencoba pergi ke tempat yang baru karena setiap kali dia hanya pergi ke toko langganannya saja. Beer menjalin hubungan baik dengan pemilik toko langganannya, sehingga dia dipercaya paman Rachna untuk menggantikan menjaga toko, (hlm.54-55). Beer juga merasa dirinya dapat menjadi penjual kudapan yang hebat (hlm. 55). Beer berbohong dengan tidak menceritakan perihal dirinya yang menjaga toko milik Paman Rachna kepada keluarganya (hlm. 66).

Op een dag toen ik weer eens alleen thuis was, had ik een nieuwe vooraad snoep gekocht, bij mijn snoep winkeltje. Dat snoepwinkeltje is heel special. Het is een soort tweede huis voor me. Ik kom er al sinds ik een jaar of acht ben, elke dag, behalve op zondag en als ik ziek ben. (hlm. 12)

Beer gemar membaca dan anak yang pintar. Buku favoritnya pun masih berhubungan dengan makanan (hlm. 91). Buku tidak dapat dipisahkan dari dirinya. Beer sudah membaca semua buku di perpustakaan sekolahnya dan tidak bisa memejamkan mata sebelum membaca (hlm. 50). Karena banyak membaca, Beer senang berimajinasi, buku menawarkan dunia baru baginya sekaligus memberikan hiburan.



39

‘Ik lees sneller dan dat er boeken uitkomen.’ ‘En de bibliotheek?’ ‘Alles Uit.’ (hlm. 41) ‘Boeken geven me een veilig gevoel. Ik kan wegduiken in een andere wereld, wanneer en hoe lang ik zelf wil. Ik kan vluchten uit mijn eigen saaie leventje. Hoewel mijn leven behoorlijk spannend is, de laatste tijd.’ (hlm. 92)

Dalam HBvB, Beer juga diceritakan jatuh cinta pada seorang temannya bernama Nemo. Nemo membantu Beer untuk mengatasi masalah yang disebabkan Sven dan Jimmy. Kedua anak laki-laki itu berusaha mencuri permen dan uang di toko milik Paman Rachna. Perasaan Beer terhadap Nemo diperlihatkan melalui ilustrasi permen-permen yang dikonsumsinya, seperti yang tertera berikut ini.



40

Ilustrasi permen yang pertama (hlm. 52) bertuliskan kata prins (= pangeran). Permen ini dianggap Beer yang merasa bahwa dirinya tidak akan pernah memiliki seorang pangeran. Ilustrasi permen kedua (hlm. 127) bertuliskan kata bel mij (= telepon saya). Ilustrasi permen ketiga (hlm. 127) bertuliskan kata schat (= sayang). Kedua permen ini diambil oleh Beer sesaat sebelum menelepon Mo dan mempertanyakan perasaan Mo kepadanya. Seperti Sam, Beer juga kehilangan sosok ibu. Dia seringkali bertanyatanya dan mencari tahu tentang ibunya. Hal ini dilakukannya karena sang ayah tidak mau menceritakan sedikitpun tentang sang ibu, (hlm. 21). Akhirnya Beer berhasil menemukan foto sang ibu di loteng rumahnya. Namun dia tidak memberitahukannya kepada siapapun. Saat Beer memandangi foto ibunya, dia sedih dan berharap ibunya ada di sisinya.

Het is zo verschrikkelijk oneerljik! Onze moeder die onze moeder nooit is geworden. Die ons nooit heeft geknuffeld, die wij nooit hebben kunnen zien en aanraken. Die nooit liedjes voor ons heeft gezongen en ons nooit in bed gestopt heeft. Die nooit thuis op ons zit te wachten als wij uit school komen, die nooit trots naar ons gekeken heeft en om ons lachte. Die we nooit om raad kunnen vragen. Die ons nooit gezien heeft. En wij haar niet. Ik wil haar terug! Ik wil haar kennen, ik wil haar stem horen, ik wil met haar praten. Ik wil haar zo veel vragen! (hlm. 85)



41

Kerinduan Beer terhadap sang Ibu dan pertemanannya dengan Nemo mempengaruhi Beer untuk mengubah penampilan fisik serta menjadi anak yang pemberani. Hal ini terlihat pada saat Beer dengan Nemo berusaha melawan anak-anak nakal yang ingin merampok uang hasil penjualan di toko milik Paman Rachna (hlm. 118-120).

Ik ga stoppen met snoepen. Er zijn genoeg redenen. Ik wil geen dikke Beer meer zijn, maar een Zwaan. Als ik mijn moeder vind...als ik haar vind, wil ik dat ze me herkent. Dan wil ik niet verpakt zitten in een laag vet. Ik wil dat ze trots op me is. Ik wil zelf naar de winkel gaan en kleren uitkiezen, en niet maat XXXXL meer hoeven, maar maatje smaal of medium. (hlm. 112)

Beer marah kepada ayahnya yang selalu berusaha untuk tidak menceritakan tentang sang ibu (hlm. 115, 121). Kemarahan yang diluapkan Beer membuat hati ayahnya melunak dan akhirnya menceritakan perihal sang ibu (hlm. 153). Berenice Aurora atau Beer adalah tokoh utama dalam Het Boek van Beer karena mengalami perkembangan karakter serta memiliki intensitas yang besar dalam keseluruhan cerita. Beer pada akhirnya juga dapat menyelesaikan masalahnya dengan tokoh-tokoh lain yang ada di sekitarnya.

Samantha Eloise (Sam) Samantha Eloise yang selanjutnya disebut sebagai Sam, adalah seorang anak perempuan berumur 14 tahun. Dia adalah anak kembar ketiga. Meskipun Sam anak yang paling muda, namun dia selalu mengurus keluarga dengan sifat cekatan yang dimilikinya. Sam seolah-olah hadir sebagai sosok ibu yang mengurus keluarganya di rumah (hlm. 75). Sam juga merawat Beer saat Beer sakit gigi (hlm. 75). Namun Sam tetap meminta nasehat kepada Beer perihal masalah remaja seperti masalah menstruasi (hlm. 22). Sam juga memiliki rasa ingin tahu yang besar, terkadang berubah menjadi sikap ingin ikut campur, sehingga dianggap mengganggu privasi anggota keluarga lainnya. Misalnya secara diam-diam, Sam pernah menyelinap



42

ke kamar Beer untuk melihat buku harian berisi koleksi bungkus permen yang dikumpulkan Beer (hlm. 22). Sam juga kurang dapat menjaga rahasia dengan baik (hlm. 29).

Jean Philip Eduard (Pip) Jean Philip Eduard yang biasa dipanggil Pip adalah satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga. Dia senang sekali menggambar. Dalam kamar Pip terdapat gambar hutan yang besar di dinding. Ada dua gambar hutan di kamarnya, yang pertama adalah het Boze Bos (= hutan marah) dan hutan yang kedua adalah het Blije Bos (= hutan bahagia). Apabila Pip sedang kesal, dia menggeser tempat tidurnya ke arah het Boze Bos. Bila sedang gembira, tempat tidurnya digeser ke arah het Blije Bos. Letak tempat tidur Pip menggambarkan suasana hatinya secara implisit. Gambar hutan ini juga seolah-olah merupakan seluruh curahan perasaan Pip.

Pips bed staat vandaag op de scheidslijn van het Boze Bos en het Blije Bos. Hij verzet zijn bed regelmatig. Als hij een slecht humeur heeft of zich rot voelt, staat het voor het Boze Bos, als hij zich goed voelt, staat het voor het Blije Bos. (hlm. 78) Pips bos is eigenlijk een groot stripverhaal, waarin zijn leven beschreven staat. Alles wat hij denkt en voelt, zit op de een of andere manier in zijn bos verwerkt. Zijn angsten, zijn fantasieen en zijn dromen. Hij is echt heel goed. (hlm. 79)

Walter van Zwanenburgh Walter adalah ayah dari Sam, Beer dan Pip. Dia berprofesi sebagai penulis buku yang sangat sukses dan terkenal.

Onze vader is schrijver van beroep. Of beter gezegd, hij was het heel beroemd. Zijn boeken zijn in wel twintig talen vertaald en daar krijgt hij nog steeds veel geld voor. (hlm. 8)



43

Sebelum menjadi penulis, Walter sempat mempelajari berbagai bidang, bahkan dia pernah bekerja di sebuah kapal pesiar sebagai seorang pianis. Walter mempunyai jiwa petualang dan memiliki banyak pengalaman. Uhm.. eens kijken. Ik heb eerst gestudeerd... twee jaar rechten, dat vond ik maar saai, toen een jaar economie, dat was nog saaier, en toen ben ik ermee gestopt. Toen ben ik gaan varen. ‘Gaan varen?’ vraag ik verbaasd. Goh, dat ik nooit van hem verwacht. ‘Op zee? Als wat? Als kapitein? Of als visser? ‘Nee, als pianist, op een cruisechip.’ (hlm. 20)

Walter semakin dekat dengan ketiga anaknya dengan memperhatikan dan menanyakan keadaan serta masalah yang dialami Sam, Beer dan Pip (hlm. 83). Walter juga memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Isabel (hlm. 81).

Paman Rachna Paman Rachna adalah pemilik toko permen langganan Beer. Dia berasal dari India, berusia sekitar 80 tahun-an dan berpostur gemuk. Paman Rachna ramah, suka memuji, dan dapat bergaul dengan anak-anak (hlm. 30-31). Paman Rachna mengidap penyakit gula dan dioperasi di rumah sakit, suster dan teman sekamarnya membuatnya kerasan (hlm. 90).

Isabel Isabel adalah seorang wanita yang bekerja sebagai supir truk sampah (hlm. 9). Dia mulai dekat dengan keluarga Beer karena sering membantu mengurus rumah sejak ayah Beer mengalami kecelakaan (hlm. 9). Beer merasa bahwa Isabel adalah orang yang baik. Beer juga ingin seperti Isabel, yaitu menjadi

orang

yang

melakukan

sesuatu

yang

diinginkannya

tanpa

memperdulikan pendapat orang lain.



44

Isabel is een heel apart iemand. Ze doet precies wat ze zelf wil en trekt zich van niemand een barst aan. Ik wou dat ik zo was. Ik doe altijd alsof dingen me niet kunnen schelen, maar dat is helemaal niet zo. (hlm. 41)

Isabel memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Walter (hlm. 81) dan merupakan orang yang istimewa bagi Pip (hlm. 40).

Nemo Nemo adalah teman dekat Beer yang biasa dipanggil Mo. Mo menyukai Beer, begitu pula sebaliknya. Mo adalah seorang anak yang lucu tetapi dia gagap. Awalnya, Mo adalah anak yang nakal, tetapi dia berubah dan membantu Beer (hlm. 58, 109). Sam, Pip, Ayah, Paman Rachna, Isabel dan Nemo merupakan tokohtokoh bawahan yang ada dalam Het Boek van Beer karena tidak memiliki perubahan yang berarti pada masing-masing karakter. Namun setiap kehadiran tokoh-tokoh bawahan menunjang tokoh utama yaitu Beer.

2.2.3 Stilistika dalam Het Boek van Beer Dalam buku HBvB terlihat pengulangan kata, pengungkapan ekspresi diri dan onomatope. Pengulangan kata ini berfungsi untuk memberikan penekanan sebuah situasi. Ik heb honger. Ik heb altijd honger. En ik ben al te dik. Veel te dik en lelijk ook. (hlm. 7) De bovenste plank bijvoorbeeld, van links naar rechts : gomballen klein, gomballen groot, hoestbonbons scherp, hoestbonbons zoet, maagpeppermunt, peppermuntkussentjes, kauwpeppermunt... en ga zo maar door. (hlm. 13)

Dalam kutipan tersebut terlihat pengulangan kata, seperti kata honger dan dik. Kata honger (= lapar) dan dik (= gemuk) ini dapat diasosiasikan dengan bentuk tubuh serta kebiasaan Beer yang selalu merasa lapar. Kemudian kata dik dan lelijk (= jelek) memiliki kesamaan bunyi pada akhir kata dan dapat



45

diasosiasikan dengan penampilan Beer. Selain pengulangan kata gomballen (= permen karet) dan peppermunt (= permen mentol) juga ditemukan antonim seperti links (= kiri)  rechts (= kanan) lalu klein (= kecil)  groot (= besar). Antonim merupakan salah satu bentuk perbandingan dan terkait dengan diri Beer yang suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Kemudian dilanjutkan kembali dengan pengulangan kata yaitu gomballen dan peppermunt. Pemakaian kedua kata ini berkaitan dengan Beer yang suka makan sehingga pilihan katanya juga berhubungan dengan permen-permen kesukaannya. Selain pengulangan kata secara utuh, adapula pengulangan yang hanya terletak pada bagian akhir kata. Saat diucapkan, pengulangan ini akan memberikan kesamaan bunyi. Contoh ini terlihat dalam kata aan eten te denken, aan de boeken, aan het lezen ben, sneller en handiger-verkeerd-interesseert, yang terdapat dalam kutipan kalimat berikut.

Ik zit meestal of aan eten te denken of aan de boeken die ik aan het lezen ben. Sam is in alles veel sneller en handiger. Ik doe altijd alles verkeerd. Maar dat kan ook komen omdat me niet interesseert. (hlm. 9)

Dalam buku HZM (mda), Beer sebagai tokoh utama sering menggunakan kata Bah. Dalam bahasa Belanda, kata ini cenderung mempunyai kesan negatif, dan sering dilontarkan orang saat kesal. Hal ini berkaitan dengan sifat Beer yang introvert sehingga kekesalannya pun hanya diungkapkan dalam hati dengan kata Bah, yang terdengar lebih halus dibandingkan dengan kata makian.

Bah, ik heb helemaal niks meer om te lezen. (hlm. 23) Het zweet breekt me uit, hoewel ik ril van de kou. Ik ruik mezelf. Bah. (hlm. 51) Bah, wat ben ik een gulzigaard. Ik walg van mezelf. (hlm. 70) Op mijn voorhoofd zit een kolonie pukkels. Bah. Spelklap. (hlm. 89)



46

Meskipun Beer introvert, terkadang dia mengungkapkan rasa senangnya dalam hati secara eksplisit dan ditunjukkan dengan tawa. Dalam kalimatkalimatnya, Beer menggunakan kata Haha.

Het idee alleen al! Zie je mij al in een badpak? Of een bikini? Haha. Het hele strand zou gillend leeglopen. (hlm. 12) Ik glimlach en denk aan de haartjes. Gaaf. Pret. Nu de prins nog. Haha. (hlm. 55) Haha, lezen wordt dus. Ik blaas nog een bel en gooi de kauwgum in de vuilnisbak onder de toonbank. Dan eet ik het hartje op. (hlm. 57)

Dalam buku HBvB juga ditemukan interjeksi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan Beer. Misalnya pada saat kedinginan, digunakan istilah Brrr. Mmm dilontarkan saat Beer menikmati makanan. Auuuuuu diteriakkan

saat

Beer

kesakitan.

Floep..floep..floep

digunakan

untuk

menggambarkan kelahiran bayi kembar tiga.

Lig je ‘s nachts in bed en dan grijnzen je tanden je toe, vanuit een glaasje water op je nachtkasje. Brrrr. (hlm. 32) Mmm...heerlijk. (hlm. 57) ‘Au, auuuuu!’ kerm ik. ‘Auuuuuuuu!’ (hlm. 74) Gewoon, alle drie, floep, floep, floep! (hlm. 104)

Dalam HBvB juga terlihat unsur humor. Humor yang dihadirkan seringkali bersifat mengejek atau mengolok-olok. Humor yang bersifat mengejek seringkali dikaitkan dengan penampilan fisik seseorang. Misalnya dalam kutipan kalimat di bawah ini.

Sam bijt op haar nagels. Ze zijn om en om lichtpaars en groen vandaag. Ze is ook vergeten haar make-up eraf te halen. Dan gebeurt wel vaker en dan ziet ze er ’s ochtends uit als het monster van Frankenstein. (hlm. 77)



47

Kutipan di atas mengandung humor yang bersikap mengejek.

Beer

melihat penampilan Sam dan membandingkannya seperti monster Frankenstein. Humor yang bersifat mengejek juga tersirat dalam pemikiran Beer yang membayangkan betapa anehnya kalau dia mengenakan baju renang.

Ze probeerde mij ook de hele tijd mee te krijgen. Naar het strand bijvoorbeeld, want daar wonen we dichtbij. Het idee alleen al! Zie je mij al in een badpak? Of in een bikini? Haha. Het hele strand zou gillend leeglopen. (hlm. 12)

Humor bersifat mengolok-olok dikaitkan dengan kegemaran makan Beer. Pada saat membeli permen, Beer sudah merasakan sensasi kenikmatan makan permen, sehingga mulutnya penuh dengan air.

‘Uhm..een half pond hartjes, enne..twee ons muntdrop, enne...een half pond pindarotsjes..’ Terwijl ik het zeg, loopt het water me in de mond. (hlm. 31)

Buku HBvB bersampul depan warna merah muda dengan gambar permen bentuk hati. Warna merah muda memberikan suasana yang berkaitan dengan cinta, seperti yang dialami oleh Beer dalam cerita. Pada bagian daftar isi, ditemukan subjudul yang dituliskan di atas permen bentuk hati.



48

Ilustrasi permen yang ada dalam daftar isi berfungsi untuk meneruskan pesan yang ingin disampaikan. Pada halaman-halaman berikutnya, permenpermen yang lucu itu ditemukan lagi. Ilustrasi permen juga berfungsi untuk merefleksikan ungkapan dari tokoh utama yaitu Beer dan menggambarkan karakternya ke dalam sebuah gambar. Gambaran karakter Beer terlihat dalam beberapa ilustrasi permen berikut.



49

Ilustrasi pertama (hlm. 11) adalah gambar permen bertuliskan kata leuk (= enak). Permen ‘leuk’ ini merupakan permen dipilih Beer secara acak saat dirinya sedang lapar dan memberi jawaban untuk langkah berikutnya. Ilustrasi permen kedua (hlm. 17) bertuliskan kata adios (= sampai jumpa). Setelah melihat kata adios, Beer memutuskan untuk tidak makan lagi. Ilustrasi ketiga (hlm. 28-29) adalah gambar permen bertuliskan kata kusje (= kecupan). Permen



50

ini dipilih Beer dan selanjutnya dia mengikuti seperti yang tertulis pada permen itu, dia mencium pipi Sam. Ilustrasi-ilustrasi di atas mencerminkan karakter buku HBvB dengan Beer sebagai tokoh utama dan pencerita. Karakter Beer semakin diperjelas dengan pilihan permen merah muda berbentuk hati.



51

BAB III HUBUNGAN GAYA PENCERITAAN DAN KARAKTER TOKOH PENCERITA

Dalam bab ini, gaya yang digunakan pencerita untuk menuturkan cerita dalam HZM (mda) dan HBvB akan dianalisis terkait dengan karakter tokoh yang juga merupakan pencerita dalam masing-masing buku. Analisis ini akan dilakukan melalui diksi dan ilustrasi yang digunakan oleh pencerita. Fokalisasi juga digunakan untuk melihat penyampaian pencerita dengan lebih detil. Boven dalam Literaire Mechaniek (2003), menggarisbawahi banyak cara atau gaya yang dapat digunakan pencerita untuk menyampaikan sebuah cerita. Boven

menyebutnya

sebagai

stijldifferentiatie

(=

diferensiasi

gaya).

Stijldifferentiatie digunakan pencerita untuk menyampaikan pemikirannya. Masing-masing tokoh diceritakan sesuai dengan konteks dan situasi yang berlaku dalam cerita, misalnya terkait keadaan sosial dan lingkungan dari tokoh yang bersangkutan (2003: 234-235). Bal dalam De Theorie van Vertellen en Verhalen (1990) mengatakan bahwa fokalisasi adalah pandangan atau penilaian suatu obyek yang digunakan untuk mempresentasikan elemen-elemen penting, yang masih terkait dengan gaya pencerita. Misalnya seorang tokoh yang baru melihat obyek tertentu, kemudian mencoba mendeskripsikannya menurut pandangan atau pendapat pribadinya. Dengan kata lain, fokalisasi adalah hubungan antara

visi atau

pandangan dengan pendapat subyek yang melakukan fokalisasi, yaitu fokalisator. Fokalisator menyampaikan pandangan atau pendapat pribadinya setelah melihat suatu obyek tertentu. Fokalisasi yang dilakukan, dipengaruhi oleh pendapat atau pemikiran pengamatnya (1990: 114).



52

3.1 Het Zwanen Meer Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya pencerita sekaligus tokoh utama dalam HZM (mda) adalah Sam. Analisis akan dilakukan melalui diksi, ilustrasi serta fokalisasi yang digunakan oleh pencerita.

3.1.1 Diksi dan Ilustrasi Pada bab sebelumnya telah dipaparkan karakter tokoh utama, Sam yang cerewet, energik, dan supel. Karakter itu oleh pencerita dihadirkan melalui pemilihan kata seperti kata blablabla, yang terlihat pada kalimat berikut.

Lijken jullie wat karakter betreft veel op elkaar? Blablabla. (...). Geen moeder! Nog meer geblabla. (hlm. 7-8)

Pemilihan kata blablabla adalah salah satu cara yang digunakan pencerita untuk mempersingkat kalimat. Kata blablabla juga terdengar cepat untuk diutarakan, sesuai dengan karakter tokoh Sam yang energik dan supel. Tokoh Sam yang memiliki karakter ekstrovert dan pemarah dihadirkan pencerita melalui tangisan dan teriakan.

Opeens moet ik huilen. Ik loop terug naar mijn eigen kamer en doe de deur ook op slot. (hlm. 43) ‘En nou heb ik er compleet genoeg van!’ schreeuw ik. (hlm. 51) ‘Hij is net toch ook niet wakker geworden?’ zeg ik kwaad. (hlm. 56)

Apabila

amarah

tokoh

Sam

sedang

memuncak,

pencerita

menggambarkannya dengan menggunakan kalimat-kalimat yang panjang. Katakata yang dilontarkan cenderung keras, kasar dan menyindir. Hal ini terkait dengan karakter tokoh Sam yang ekstrovert, dan meledak-ledak.



53

En...en ik..ik kan het gewoon niet meer. Ik ben de hele tijd hartstikke moe. Ik moet van alles denken en jij zit maar op je kamer en..en.. je doet helemaal niks! Je laat ons gewoon stikken!’ (hlm. 59) ‘Je zou actrice moeten worden in plaats van schrijfster,’ schreeuw ik met overslaande stem. ‘Je kunt fantastisch toneelspelen! (...) ‘Ga weg! Hoor je me?’ (hlm. 130) Nee, dat hoeft niet, ik snap het helemaal. Je wilde gewoon misbruik van ons maken. Je wist dat mijn vader een beroemde schrijver was. Je hebt hem vast en zeker gewoon nodig. Om zijn geld, om zijn beroemdheid, omdat hij je kan helpen, weet ik veel! Je gaat nu weg, en je laat je nooit meer in onze buurt zien. (hlm. 131)

Kutipan yang pertama disampaikan untuk menggambarkan situasi ketika pencerita melalui tokoh Sam marah kepada ayahnya. Dalam kutipan kedua dan ketiga, pencerita melalui tokoh Sam marah kepada Isabel. Kalimat yang digunakan pencerita untuk menggambarkan kekesalan tokoh Sam, lebih panjang. Tokoh Sam yang ekstrovert dan mudah melampiaskan amarahnya, juga terlihat dalam ilustrasi post it. Ilustrasi post it ini terdiri dari 2 jenis yaitu notes sebagai hoofdstuk (= judul bab) dan notes sebagai pernyataan biasa.

Post it di atas berisi kata ontploffing (= ledakan) (hlm. 50) dan gambar tokoh Sam yang marah kepada tokoh Beer.



54

Pencerita juga menggambarkan perhatian tokoh Sam terhadap keluarga, salah satunya kepada sang ayah, terlihat melalui post it di bawah ini.

Post it di atas (hlm. 84) mengungkapkan harapan tokoh Sam atas kesembuhan ayahnya. Perhatian ditunjukkan melalui rangkaian kata indah untuk sang ayah dan tokoh Sam mengambil alih tugas ayahnya untuk mengeluarkan tempat sampah. Karakter tokoh Sam yang bertanggung jawab terhadap urusan keluarga dan rumahnya, diperlihatkan pencerita melalui tokoh Sam dalam mengatur dirinya. Pencerita melalui tokoh Sam menuliskan jadwal kegiatan dalam post it berikut ini.



55

Post it pertama (hlm. 30) berisi jadwal kegiatan tokoh Sam secara rinci. Pencerita melalui tokoh Sam memperlihatkan kegiatan yang akan dilakukannya.



56

Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya antara lain menghubungi teknisi untuk memperbaiki mesin cuci, mengambil cucian, menyetrika pakaian, membeli sepatu bot berwarna merah dan kaos kaki untuk sang ayah, dan memoles kuku. Jadwal kegiatan yang tertera dalam post it ini memperlihatkan tokoh Sam yang dapat menyusun dan mengatur jadwal kegiatan sehari-hari dengan baik serta bertanggung jawab. Pencerita melalui tokoh Sam, memperlihatkan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa, namun masih tetap melakukan hal-hal yang disenangi anak-anak perempuan pada umumnya, seperti membeli sepatu idaman dan memoles kuku. Post it kedua (hlm. 11) berisi jadwal kegiatan seperti mandi, menyikat gigi, mengganti kaos kaki, mencukur, dan sarapan pagi, yang dibuat tokoh Sam untuk mengingatkan sang ayah. Post it ketiga (hlm. 25) berisi pesan tokoh Sam kepada tokoh Beer untuk membersihkan lemari es, sebelum pergi berbelanja. Kedua ilustrasi post it ini mempunyai persamaan yaitu melalui pencerita yang memperlihatkan tokoh Sam dalam mengatur dan mengorganisir sesuatu dengan baik. Karakter tokoh Sam yang senang mengurus rumah dan keluarga, seringkali kesal atas ketidakpedulian anggota keluarga lainnya, dihadirkan pencerita misalnya melalui post it berikut ini.



57

Post it tersebut (hlm. 9) berisi kekesalan tokoh Sam terhadap tokoh Beer, yang suka menghabiskan makanan. Akibatnya, anggota keluarga lain tidak mendapat makanan karena ulah tokoh Beer. Pencerita juga memperlihatkan kebaikan tokoh Sam melalui tokoh Beer dan tokoh Pip dengan menuliskan pujian dalam post it di bawah ini (hlm. 88, 85).

3.1.2 Fokalisasi Analisis dibagi menjadi 2 bagian yaitu fokalisasi oleh tokoh Sam sebagai pencerita sekaligus tokoh utama terhadap dirinya sendiri. Kemudian fokalisasi oleh tokoh Sam terhadap tokoh-tokoh lain dan keadaan sekitarnya . Pencerita melalui tokoh Sam memfokalisasikan dirinya sebagai sosok yang paling energik dan cekatan. Pencerita melalui tokoh Sam juga mengatakan bahwa berbelanja pakaian membuat dirinya merasa lebih tenang (hlm. 11). Apabila dibandingkan dengan anak-anak sebayanya, tokoh Sam menganggap dirinya lebih dewasa (hlm. 125).



58

Ik ben eigenlijk de enige kakelkip in onze familie. Dat is wel saai want niemand kletst terug. We praten voornamelijk met elkaar via de gele Post-it-briefjes die we overal op plakken. We wonen wel samen in een huis, maar iedereen woont eigenlijk in zijn eigen wereldje. (hlm. 13)

Karakter tokoh Sam yang sangat memperhatikan keluarga dan sekitarnya, dituturkan pencerita dengan cara yang mendetil. Hal ini terlihat saat tokoh Sam melakukan fokalisasi terhadap tokoh-tokoh di sekitarnya melalui deskripsi rinci tokoh dalam cerita, penggambaran ruang dan pemakaian julukan. Fokalisasi terhadap tokoh-tokoh di sekitarnya antara lain terjadi pada saat tokoh Sam memfokalisasikan tokoh Beer, tokoh Pip dan tokoh ayah, yang terlihat dalam kutipan kalimat di bawah ini.

Ze zit altijd met haar neus in in een boek en dan hoort ze niks. Of ze doet net alsof. Dat is tamelijk irritant. Maar onder die nogal ondoordringbare buitenkant is ze heel lief, alleen laat ze dat niet zien. (hlm. 9) Hij is niet dom, hoor, hij is gewoon anders. Hij kan niet zo goed leren, maar andere dingen kan hij wel heel goed. (hlm. 10) Volgens mij heeft mijn vader een writer’s block omdat hij bijna nooit zijn werkkamer uit komt, Hij maakt helemaal niks mee. En als je niks meemaakt, waarover moet je dan schrijven? Over je verleden mischien. Maar dat is juist iets waar hij niet aan wil denken. (hlm. 12)

Kutipan kalimat pertama adalah fokalisasi tokoh Sam terhadap tokoh Beer. Pencerita melalui tokoh Sam melihat keseharian tokoh Beer yang acuh sehingga tokoh Sam merasa kesal. Namun di balik sikap tokoh Beer, tokoh Sam melihat bahwa sebenarnya tokoh Beer baik hati. Hal ini memperjelas pandangan tokoh Sam mengenai karakter tokoh Beer. Kutipan kalimat kedua adalah fokalisasi tokoh Sam terhadap tokoh Pip. Pencerita melalui tokoh Sam memandang tokoh Pip sebagai pribadi yang unik. Meskipun tokoh Pip memiliki kesulitan dalam belajar tetapi dia memiliki kelebihan yang lain. Hal ini memperjelas pandangan tokoh Sam mengenai karakter tokoh Pip.



59

Kutipan kalimat ketiga adalah fokalisasi tokoh Sam terhadap tokoh ayah Pencerita melalui tokoh Sam melihat sang ayah yang selalu berdiam diri di kamar. Tokoh Sam menyimpulkan bahwa sang ayah mengalami writter’s block (= buntu ide) untuk menulis buku baru. Hal ini memperjelas pandangan tokoh Sam mengenai sang ayah. Julukan dipakai tokoh Sam untuk mendeskripsikan tokoh lain. Tokoh Sam sering menggunakan gaya metafora yang menyamakan tokoh lain dengan binatang, seperti gajah, buaya, bebek dan ikan hiu.



60

Post it pertama (hlm. 22) memperlihatkan gambar gajah yaitu julukan yang diberikan tokoh Sam kepada tokoh Beer. Pencerita melalui tokoh Sam menggunakan metafora gajah karena tokoh Sam memandang tokoh Beer yang bertubuh gemuk, mirip seekor gajah yang besar. Selain itu, gajah dalam post it juga digambarkan sedang membaca buku dan mengudap. Hal ini memperjelas pandangan tokoh Sam mengenai karakter tokoh Beer. Post it kedua (hlm. 45) memperlihatkan gambar buaya yaitu julukan yang diberikan tokoh Sam kepada sang ayah. Pada post it itu terdapat gambar buaya yang sedang berendam di dalam bath-up. Pencerita melalui tokoh Sam menggambarkan buaya sebagai hewan yang terbiasa mandi dalam waktu lama. Pencerita melalui tokoh Sam seolah-olah mengibaratkan ayahnya memiliki kebiasaan yang sama seperti buaya itu, sehingga dalam post it tokoh Sam menuliskan himbauan pada sang ayah untuk makan terlebih dahulu sebelum pergi mandi. Post it ketiga (hlm. 32) memperlihatkan gambar bebek yaitu julukan yang ditujukan kepada Katrien, salah seorang pengasuh tokoh Sam. Pencerita melalui tokoh Sam memandang Katrien sebagai sosok yang menyerupai bebek. Kemudian dalam post it ini, Katrien digambarkan dengan keadaan menangis karena dipecat dan seolah-olah kembali ke tempat asalnya yaitu duckstad (=kota bebek). Post it keempat (hlm. 26) memperlihatkan gambar Ibu Elise yang tinggi hati dengan kepala menyerupai ikan hiu buas. Penampilan Ibu Elise yang mengenakan setelan abu-abu, kalung mutiara, sepatu hak tinggi, kulit kecoklatan, serta mengalami operasi wajah yang gagal, diutarakan dan diperjelas tokoh Sam dalam kutipan kalimat di bawah ini.

Het is haar moeder, de megakakker. Grijs pakje, parelketting, hoge hakken, bruingebakken onder de zonnebank, gifroze lippenstif en mislukt gefacelift. En geblondeerd. Zó afgezaagd. (hlm. 28)

Post it dan kutipan kalimat di atas menjadi pandangan keseluruhan tokoh Sam terhadap sosok Ibu Elise yang tinggi hati, yang dituturkan kembali oleh



61

pencerita. Penampilan yang digambarkan juga menyimpulkan ketidaksukaan tokoh Sam tehadap Ibu Elise. Karakter tokoh Sam yang gila belanja, dihadirkan pencerita melalui pandangan tokoh lain yaitu Beer, sebagai afgryselijk koopmonster (= monster belanja yang menyeramkan) (hlm. 10).

Pencerita melalui tokoh Sam seringkali mendekripsikan ruangan di rumah dengan detil, memperlihatkan karakter tokoh Sam yang memperhatikan keadaan sekitar. Hal ini terlihat dalam kutipan-kutipan berikut.

Hij heeft een grote hoge zolderkamer, met balken, waaraan van alles hangt. Hij maakt vliegdingen die niet kunnen vliegen, van papier en karton, en van wat hij op straat en in vuilnisbakken vindt. (hlm. 15) Beers kamer is een puinhoop. Langs een wand staat een enorme boekenkast. Die is propvol. Er slingeren vuile kleren rond en overal waar je kijkt, liggen stapels boeken. Tussen die stapels door is een pad van de deur naar haar bureau, en een pad naar haar bed. (hlm. 23)



62

Pada kutipan pertama, hij mengacu pada tokoh Pip. Pencerita melalui tokoh Sam melakukan fokalisasi mengenai deskripsi kamar Pip dengan detil. Kutipan ini memperlihatkan bahwa tokoh Pip senang membuat benda-benda dari kertas, karton maupun benda-benda yang ditemukannya di jalan dan di tempat sampah. Tokoh Sam yang melihat ini memperjelas sosok tokoh Pip yang kreatif dan akan menjadi seorang seniman pada masa mendatang (hlm. 44). Kutipan kedua memperlihatkan gaya pencerita saat tokoh Sam memfokalisasikan kamar Beer. Tokoh Sam menggambarkan kamar Beer yang sangat berantakan karena banyak buku berserakan. Hal ini berkaitan dengan tokoh Sam yang menganggap tokoh Beer malas dan tidak perduli dengan sekitarnya. Dalam buku HZM (mda) pencerita memperlihatkan dengan jelas karakter tokoh Sam yang perhatian, modis, cerewet, energik, supel, bertanggung jawab mengurus rumah dan keluarga, pemarah dan ekstrovert melalui diksi dan ilustrasi-ilustrasi post it. Selain itu, tokoh lain seperti tokoh Beer dan tokoh Pip juga turut menggambarkan karakter tokoh Sam melalui mata pencerita. Fokalisasi yang dilakukan oleh tokoh Sam dihadirkan pencerita, baik dalam memandang dirinya sendiri yaitu tokoh Sam maupun subjek dan objek di sekitarnya. Hal ini berfungsi untuk membangun kesatuan yang utuh dalam membentuk keterkaitan antara gaya pencerita dengan karakter tokoh, Sam. Julukan-julukan yang dipakai pencerita melalui tokoh Sam merupakan gaya pencerita yang memperlihatkan keseksamaannya dalam memandang situasi sekitar sesuai dengan situasi yang berlaku dalam cerita. Keseksamaan ini menghasilkan suatu pandangan atau fokalisasi yang masih terkait dengan gaya pencerita dan sudah dipengaruhi oleh pendapat atau pemikiran pengamatnya.

3.2 Het Boek van Beer Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya pencerita yang sekaligus tokoh utama dalam HBvB adalah Beer. Analisis akan dilakukan melalui diksi dan ilustrasi yang digunakan oleh pencerita serta fokalisasi.



63

3.2.1 Diksi dan Ilustrasi Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai karakter tokoh utama, Beer yang sangat menyukai makanan terutama kudapan. Hal ini dihadirkan pencerita sebagai tokoh yang mulutnya tidak pernah kosong.

‘Zeg pap, zou het geen idee zijn om op kookles te gaan?’ vraag ik met volle mond. (hlm. 15) ‘Pip doet vreemd, he?’ zeg ik met volle mond. (hlm. 28)

Pencerita juga menghadirkan tokoh Beer yang seringkali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

‘Het is een taboe,’ zeg ik met een zucht en ik steek het laatste hapje banaan in mijn mond. (hlm. 39) Ik haal mijn schouders op en steek het laaste pindarotsje in mijn mond. (hlm. 42) Ik stop het snoepje in mijn mond. (hlm. 49) Ik grijns en stop nog een rumboon in mijn mond. (hlm. 64)

Selanjutnya, karakter tokoh Beer yang suka makan, dihadirkan pencerita dengan menggambarkan tubuh Beer yang besar.

Ik moet maar aan Sam vragen of ze een paar nieuwe broeken voor me koopt. Maat xxxxxxxl. (hlm. 55) Ik wil zelf naar de winkel gaan en kleren uikiezen, en niet maat xxxxl meer hoeven, maar maatje smaal of medium. (hlm. 112)

Tokoh Beer yang suka makan, tidak hanya dihadirkan melalui keadaan fisik, tetapi juga melalui perkataan dan pikirannya yang masih berhubungan dengan makanan. Saat menyantap makanan, pencerita menuturkan tokoh Beer



64

sering melontarkan kata mmm... , heerlijk (= lezat), dan lekker (= enak) untuk menggambarkan kenikmatan yang dirasakan tokoh itu.

Heerlijk vind ik dat. (hlm. 13) Vandaag krijg ik marsepeinen aardappeltjes bij de thee. Heerlijk vind ik die. (hlm. 34) Mmm... het ruikt al lekker. (hlm. 38) Ik ga er eens goed voor zitten, want dit is de heerlijkste dag van mijn leven. (hlm. 57)

Selain itu, pencerita seringkali menghadirkan pemikiran tokoh Beer yang berkaitan dengan kudapan, seperti permen-permen. Hal ini terlihat dalam kutipan-kutipan berikut.

Ouderwetse soorten snoep, zoals toverballen, perendrups, hete bliksem en stroopsoldaatjes, maar ook alle nieuwe soorten snoepjes, zoals schuimbekballen, rattengif en flash pops. En er zijn tientallen soorten lolly’s, chocola, drop, spekjes, kauwgum, schuimpjes, zuurstokken, noem maar op..(...) De bovenste plank bijvoorbeeld, van links naar rechts : gomballen klein, gomballen groot, hoestbonbons scherp, hoestbonbons zoet, maagpepermunt, pepermuntkussentjes, kauw peppermunt..en ga zo maar door. (hlm. 13)

Kutipan di atas merupakan pencerita melalui tokoh Beer menyebut satupersatu permen-permen yang ada di toko langganannya dengan teratur dan berurutan. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh Beer sangat hafal jenis-jenis permen dan menguasai letak permen-permen yang diinginkannya. Selain makanan, pencerita melalui tokoh Beer juga digambarkan menyukai buku. Tokoh Beer yang suka buku dihadirkan oleh pencerita melalui kutipan-kutipan berikut.

Ik zit met gekruiste benen op mijn bed en vis het bovenste boek van de stapel die op de grond ligt. (hlm. 23)



65

‘Je praat soms als een wandelend boek.’ (hlm. 29) ‘Zeg dat dan meteen, boekenwurm.’ (hlm. 96)

Pada kutipan pertama terdapat penggambaran pencerita mengenai kegiatan tokoh Beer saat berada di dalam kamar. Kutipan kedua berisi tuturan pencerita mengenai julukan yang diberikan tokoh Sam kepada tokoh Beer. Tokoh Beer dijuluki wandelend boek (= buku berjalan). Pada kutipan ketiga tokoh Beer juga mendapat julukan boekenwurm (= kutu buku) dari tokoh Pip. Hobi tokoh Beer membaca buku, juga diperkuat oleh pencerita melalui tuturannya yang menggunakan diksi yang bervariasi seperti mededeelzamer (= cepat terbuka) dan oppurtunisme (= pengguna kesempatan) dalam kalimat yang diucapkannya.

‘Hij heeft het me verteld gisteren,tijdens de afwas. Hij is de laatste tijd veel mededeelzamer dan vroeger, vind je niet?’ (hlm. 29) ‘O Sam! Dat is oppurtunisme!’ ‘Opper-wat?’ ‘Eigenbelang,’ zeg ik. (hlm. 96)

Tokoh Beer juga memiliki karakter yang senang menyendiri di kamar atau

introvert

dan

menggambarkannya

tidak

ingin

privasinya

diganggu.

Pencerita

melalui keadaan pintu kamar tokoh Beer yang selalu

terkunci.

Ik wil niet meer dat iedereen zomaar mijn kamer binnenstormt, ook al ben ik dan een derde van een drieling. Ik heb ok recht op mijn privacy.Daarom doe ik mijn deur alttijd op slot als ik naar school ga. (hlm. 22) Ik doe de deur van het slot en probeer Sam tegen te houden. (hlm. 74)



66

Tokoh Beer yang jatuh cinta pada seorang temannya juga digambarkan pencerita melalui kutipan-kutipan kalimat di bawah ini.

Ik ben benieuwd of Mo ze leuk vindt. (hlm. 126) Ik bloos en friemel aan een knoop van mijn nieuwe bloes. (hlm. 131)

Ilustrasi-ilustrasi permen dalam HBvB juga memperlihatkan karakter tokoh Beer yang dihadirkan oleh pencerita. Dalam ilustrasi-ilustrasi tersebut, banyak tertera kata-kata yang berkaitan dengan perasaan, karakter serta penampilan fisik tokoh Beer. Hal ini terlihat dalam beberapa ilustrasi permen berikut ini.



67

Pada ilustrasi permen yang pertama terdapat kata big (= besar) (hlm. 58), berkaitan dengan penampilan tokoh Beer yang agak gemuk. Ilustrasi permen kedua tertera kata snoep (= kudapan) (hlm. 12) berkaitan dengan tokoh Beer yang suka makan. Pada ilustrasi permen ketiga terdapat kata boek (= buku) (hlm. 66) yang berkaitan dengan tokoh Beer yang senang membaca buku. Pada ilustrasi permen keempat terdapat kata Mo (= teman Beer) (hlm. 84) yang berkaitan dengan tokoh Beer yang jatuh cinta kepada tokoh lain yaitu Mo. Keempat ilustrasi ini mempunyai persamaan yaitu memperjelas karakter serta sosok tokoh Beer melalui permen-permen yang sering dikudapnya.

3.2.2 Fokalisasi Analisis dibagi menjadi 2 bagian yaitu fokalisasi oleh tokoh Beer sebagai pencerita sekaligus tokoh utama terhadap dirinya sendiri. Kemudian fokalisasi fokalisasi oleh tokoh Beer terhadap tokoh-tokoh lain dan keadaan sekitarnya Pencerita melalui tokoh Beer memfokalisasikan dirinya sebagai sosok yang suka makan. Hal ini sudah diperlihatkan pada diksi atau pilihan kata yang digunakan tokoh Beer. Tokoh Beer memfokalisasikan diri sebagai anak yang suka makan dan

tidak cantik karena bentuk tubuhnya yang gemuk.

Pada

awalnya pencerita melalui tokoh Beer mengatakan bahwa dia tidak perduli. Kutipan di bawah ini memperlihatkan fokalisasi tokoh Beer terhadap dirinya.

Ik heb honger. Ik heb altijd honger. En ik ben al te dik. Veel te dik en lelijk ook. Maar dat kan me niet schelen. (hlm. 7)

Melalui buku, tokoh Beer digambarkan sebagai tokoh yang memiliki pikiran dan keinginan untuk maju. Hal ini dihadirkan pencerita melalui pemikiran tokoh Beer yang memfokalisasikan sesuatu, misalnya perbedaan antara teman dan saudara.



68

Ik heb geen vrienden, behalve mijn broer en mijn zus. Maar kun je je broer en je zus je vrienden noemen? Ik denk het niet. Voor vrienden moet je je best doen, om ze te krijgen en ze te houden. Voor je broer en zus niet. Je kunt er zo veel ruzie mee maken als je wilt, ze lopen toch niet weg. (hlm. 7) Dat is het makkelijke van schrijver zijn : je schrijft een boek, hup : het boek verdient zijn geld voor jou. Je hoeft er niks meer voor te doen. Het moet natuurlijk wel een goed boek zijn dat iedereen wil lezen. Anders verdient je er geen cent mee. (hlm. 8)

Kutipan di atas memperlihatkan fokalisasi tokoh Beer mengenai perbedaan antara saudara dan teman. Pada usianya yang masih kanak-kanak, tokoh Beer digambarkan sudah dapat membedakan hal tersebut dengan baik. Selain itu, kutipan tersebut juga memperlihatkan fokalisasi yang dilakukan tokoh Beer terhadap dirinya sendiri sebagai seorang anak yang kesepian karena tidak mempunyai teman. Tokoh Beer yang tidak percaya diri mengalami kesulitan untuk bergaul dengan orang lain. Tokoh Beer mengalihkan rasa kesepiannya dengan membaca buku di dalam kamar. Keengganannya berbelanja pakaian karena rasa tidak percaya diri, diperlihatkan oleh pencerita dengan menuturkan kegemaran tokoh Beer meminjam baju tokoh Sam. Kesenangan mengudap, dihadirkan pencerita melalui tokoh Beer yang sering pergi ke toko permen langganannya. Tokoh Beer juga memfokalisasikan dirinya sebagai seorang anak yang suka membaca buku. Buku sangat menarik baginya karena dapat memberikan imajinasi bebas untuk mengalihkan dirinya dari kehidupan yang membosankan.

Ik kijk bijna nooit tv, ik lees liever. (hlm. 8) Boeken geven me een veilig gevoel. Ik kan wegduiken in een andere wereld,wanneer en hoe lang ik zelf wil. Ik kan vluchten uit mijn eigen saaie leventje. (hlm. 92)

Selanjutnya, tokoh Beer yang suka membaca dan memiliki wawasan luas, banyak memberikan perhatian kepada Pip, saudaranya yang mengalami



69

kesulitan belajar.

Beer berada dua tingkat lebih tinggi dari Pip, berusaha

menolong dan memperhatikan Pip. Pencerita melalui tokoh Beer ingin memperjelas bahwa tokoh Beer adalah anak yang pintar, dan ingin membantu Pip yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Pip is in groep acht blijven zitten. Ik zit in de tweede van het gym. Sam zit in twee havo, en Pip zit nu in de brugklas van het vmbo, maar ik ben bang dat zelfs dat nog te moeilijk voor hem is. Ik vraag vaak of ik hem kan helpen, maar dat wil hij niet meer. Ik maak me best zorgen over hem. Hij was altijd al anders dan de anderen, maar hij doet de laatste tijd echt vreemd. (hlm. 7)

Pencerita melalui tokoh Beer juga melakukan fokalisasi terhadap tokoh lain, salah satunya adalah tokoh Sam. Tokoh Beer memfokalisasikan atau memandang tokoh Sam sebagai sosok yang lebih baik darinya, karena tokoh Beer menyebut tokoh Sam bak seorang bintang film (hlm. 10). Pencerita melalui tokoh Beer ingin memperjelas karakter tokoh Beer yang sering membandingbandingkan dirinya dengan orang lain karena rasa tidak percaya diri. Dalam buku HBvB pencerita memperlihatkan dengan jelas karakter tokoh Beer suka makanan dan buku, introvert, berpikiran maju, tidak percaya diri dan bertubuh gemuk, melalui melalui diksi dan ilustrasi-ilustrasi permen. Selain itu, tokoh lain seperti tokoh Sam dan tokoh Pip juga turut menggambarkan karakter tokoh Beer melalui mata pencerita. Fokalisasi yang dilakukan oleh tokoh Beer juga dihadirkan pencerita dalam memandang subjek dan objek sekitarnya. Hal ini berfungsi untuk membangun satu kesatuan yang utuh dalam membentuk keterkaitan antara gaya pencerita dengan karakter tokoh, Beer. Pandangan atau fokalisasi yang masih terkait dengan gaya pencerita dilakukan terhadap tokoh Beer sendiri dan tokoh lain, sudah dipengaruhi oleh pendapat atau pemikiran pengamatnya.



BAB II ANALISIS STRUKTURAL

Recommend Documents