14
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan
usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Laba yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat dicapai dengan penjualan barang atau jasa. Semakin besar volume penjualan barang dan jasa, maka laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan semakin besar. Lingkungan luar perusahaan ternyata juga turut berperan serta dalam proses pencapaian tujuan tersebut misalnya persaingan ekonomi. Persaingan ekonomi terus menerus meningkat tanpa memperdulikan apakah para pelaku bisnis siap atau tidak. Kondisi persaingan yang semakin tajam inilah yang membuat banyak perusahaan tidak dapat menjual barang atau jasa dengan mudah. Dengan melihat kondisi ini, para pelaku bisnis sangat didesak untuk mencari upaya atau strategi dalam memenangkan persaingan dan mencari posisi yang menguntungkan. Satusatunya cara adalah dengan meningkatkan volume penjualan barang atau jasa. Dalam upaya meningkatkan volume penjualan barang atau jasa, suatu perusahaan sering menerapkan kebijakan penjualan kredit, disamping juga kebijakan penjualan tunai atau cash. Kebijakan penjualan kredit yang diterapkan oleh perusahaan ternyata menghasilkan piutang bagi perusahaan. Masalah piutang
Universitas Sumatera Utara
15
yang dihasilkan dari penjualan kredit tersebut juga ternyata tidak bisa diabaikan begitu saja karena resiko yang mungkin dihadapi oleh perusahaan yang berkaitan dengan piutang lebih besar dibandingkan jika perusahaan menjual barang atau jasa secara tunai. Hal ini disebabkan karena piutang yang dihasilkan dari penjualan secara kredit melibatkan pihak debitur yang berada di luar perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu berhati-hati dalam mengelola piutang dan masalah piutang ini perlu mendapat analisis yang cukup dalam. Piutang merupakan salah satu elemen dalam modal kerja. Dengan kondisi tersebut, maka keadaannya akan selalu berputar. Dalam arti piutang akan tertagih pada suatu waktu tertentu dan kemudian akan muncul lagi akibat penjualan kredit dan begitu seterusnya. Piutang akan tetap muncul selama perusahaan tetap melakukan kegiatan operasinya. Tingkat perputaran piutang untuk setiap perusahaan juga dipengaruhi oleh periode perputaran piutang. Periode perputaran piutang ini tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang ditetapkan oleh perusahaan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayaran kredit, maka akan semakin lama pula terikatnya elemen dari modal kerja tersebut dalam piutang dan hal ini berarti bahwa semakin rendah tingkat perputaran piutang dalam satu periode, begitu juga sebaliknya. Semakin cepat periode penagihan piutang berarti semakin tinggi tingkat perputaran piutang dan semakin tinggi pula tingkat laba yang akan mampu dihasilkan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
16
PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi pupuk. Perusahaan ini menerapkan penjualan kredit untuk meningkatkan volume penjualannya disamping juga menerapkan kebijakan penjualan tunai. Dari data laporan keuangan yang diperoleh oleh penulis, yakni neraca dan laba rugi selama tiga tahun berturut-turut (2005-2007), maka persentase penjualan kredit dapat dilihat pada tabel berikut ini (dalam satuan Rupiah) : Tabel 1.1 Persentase Penjualan Kredit Piutang Dagang
Penjualan Kredit
Total Penjualan
Tahun
Penjualan Kredit
2005
9.740.032.797
41.100.578.642
58.190.202.558
71 %
2006
7.683.301.479
24.050.835.615
38.532.528.834
49%
2007
9.478.151.361
25.184.556.888
57.940.388.465
47%
Sumber : PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan
Dari data diatas, dapat terlihat persentase penjualan kredit terhadap total penjualan mengalami penurunan dengan persentase yang besar dari tahun 2005 ke tahun 2006. Namun pada tahun 2007 mengalami peningkatan dengan persentase yang kecil. Sebaliknya, bahwa jumlah piutang yang berada di neraca terlihat mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Jumlah piutang yang berfluktuasi dan cenderung meningkat ini menjadi masalah bagi perusahaan. Masalah ini disebabkan karena banyaknya pelanggan yang terlambat di dalam pembayaran piutang. Hal ini akan mengakibatkan tingkat perputaran piutang menjadi semakin kecil. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat dilihat dari rasio profitabilitasnya yakni membandingkan laba bersih sebelum pajak (Earning
Universitas Sumatera Utara
17
Before Interest and Tax) dengan Total Asset dan termasuk di dalamnya jumlah piutang. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.
B.
Batasan Masalah Peneliti memberikan batasan masalah agar penelitian ini fokus pada topik
yang dipilih. Penelitian ini dibatasi pada beberapa hal yaitu : 1.
Piutang yang dimasukkan dalam menghitung rasio tingkat perputaran piutang adalah dengan menggunakan jumlah piutang dagang dalam neraca perusahaan.
2.
Rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Alasan pemilihan rasio ini adalah karena peneliti hanya ingin melihat pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas dari tingkat pengembalian aktiva.
C.
Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah tingkat perputaran
piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan ?.
Universitas Sumatera Utara
18
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul
“
Pengaruh
Tingkat
Perputaran
Piutang
Terhadap
Profitabilitas Pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan”.
D.
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk menguji dan
membuktikan pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.
E.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :
1.
Bagi penulis, sebagai bahan masukan mengenai pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.
2.
Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi.
3.
Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara