BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada tanggal 06 November 2011 merupakan serangkaian kata maupun kalimat yang dirangkai oleh penulis khotbah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh untuk disampaikan pada jamaah sholat Idul Adha. Menurut Henry Guntur Tarigan (dalam Sumarlam, 2009: 7) wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Teks khotbah Idul Adha juga terdiri dari berbagai satuan bahasa mulai dari kata, frase, kalimat, hingga wacana. Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah dan dialog, atau secara tertulis seperti, cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis yang dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk) bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya (dari segi makna) bersifat koheren, terpadu (Sumarlam, 2009:15) berdasarkan pendapat Sumarlam tersebut, maka wacana khotbah Idul Adha
yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada tanggal 06
November 2011 yang disampaikan oleh Nashruddin Baidan merupakan wacana berbentuk lisan karena disampaikan secara lisan, tetapi teks yang dibaca dikategorikan sebagai bentuk tulis.
1
2
Khotbah merupakan teks wacana yang disampaikan oleh mubaligh, dai, maupun orang yang berkhotbah dalam menyampaikan ajaran agama. Terkait dengan dengan wacana khotbah, ada beberapa macam diantaranya khotbah Idul Adha , idul fitri, dan khotbah jumat. Menurut (KBBI pusat bahasa edisi keempat, 2011: 694) khotbah diartikan sebagai pidato (terutama yang mengajarkan ajaran agama). Khotbah Idul Adha “Ibadah Qurban dan Pemberantasan Korupsi” yang disampaikan Oleh: Nashruddin Baidan di masjid Agung Surakarta pada tanggal 06 November 2011 menarik untuk diteliti. Hal ini dapat dilihat dari judul khotbah yang diangkat yakni tentang ibadah qurban dan pemberantasan korupsi. Korupsi mulai terdengar dalam telinga masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Berita di televisi, koran, dan internet sedang giat-giatnya memberitakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan. Satu kasus belum selesai, bermunculan kasus-kasus berikutnya. Khotbah merupakan sebuah teks karena di dalam khotbah tersebut terdapat serangkaian pernyataan bahasa, secara nyata berupa untaian kata-kata dan baris-baris kalimat yang disusun oleh penulis khotbah tersebut yakni Nashruddin baidan selaku guru besar ilmu tafsir dan tafsir IAIN Surakarta. Analisis tekstual merupakan analisis wacana yang bertumpu secara internal pada teks yang dikaji, yakni berupa khotbah Idul Adha tersebut. Analisis tekstual khotbah Idul Adha
“Ibadah Qurban dan Pemberantasan
Korupsi” meliputi aspek gramatikal dan leksikal. Analisis kontekstual merupakan analisis wacana yang bertumpu pada teks yang dikaji berdasarkan konteks eksternal yang melingkupinya, yakni konteks situasi dan konteks kultural. Pemahaman konteks situasi dan kultural dalam wacana khotbah Idul Adha “Ibadah Qurban dan Pemberantasan Korupsi” dilakukan dengan berbagai prinsip
3
penafsiran dan analogi. Menurut Sumarlam (2009: 47-48), dalam memahami konteks situasi dan budaya dalam wacana dapat dilakukan dengan berbagai prinsip penafsiran dan analogi yaitu, prinsip penafsiran personal, lokasional, temporal, dan analogi dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial, situasional, kultural, dan pengetahuan tentang dunia. Analisis wacana tekstual dan kontekstual dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan dunia pendidikan. Mata pelajaran di sekolah terdiri dari berbagai macam mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki materi berpidato. Materi berpidato tidak bisa terlepas dari wacana lisan maupun tulis. Wacana merupakan bagian utuh dari serangkaian kata, klausa, dan kalimat. Khotbah Idul Adha dalam penelitian ini terdapat meteri yang bisa dijadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran. Adapun materi yang terkait dengan penelitian ini yakni materi pidato, sehingga dengan adanya penelitian ini guru dan peserta didik dapat melakukan proses belajar mengajar dengan lebih baik yakni dengan memanfaatkan hasil penelitian tentang wacana khotbah Idul Adha
yang diangkat dalam penelitian ini.
Menariknya wacana ini diangkat ialah untuk menanamkan kepribadian yang baik pada diri peserta didik dan juga massyarakat Indonesia pada umumnya, mengingat bangsa ini banyak mengalami masalah secara silih berganti. B. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada wacana tekstual dan kontekstual khotbah Idul Adha “ ibadah qurban dan pemberantasan korupsi “oleh: Nashruddin Baidan di masjid Agung Surakarta pada tanggal 06 November 2011 karena terbatasnya kemampuan dan waktu yang dimiliki peneliti.
4
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua. 1. Bagaimanakah aspek gramatikal dan leksikal wacana tekstual khotbah Idul Adha “Ibadah Qurban dan Pemberantasan Korupsi “Oleh: Nashruddin Baidan di masjid Agung Surakarta 06 November 2011? 2. Bagaimanakah prinsip penafsiran personal, lokasional, temporal, dan analogi wacana kontekstual khotbah Idul Adha “Ibadah Qurban dan Pemberantasan Korupsi “Oleh: Nashruddin Baidan di masjid Agung Surakarta 06 November 2011? D. Tujuan Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. 1. Mendeskripsikan aspek gramatikal dan leksikal wacana tekstual khotbah Idul Adha “Ibadah Qurban dan Pemberantasan Korupsi “Oleh: Nashruddin Baidan di masjid Agung Surakarta 06 November 2011? 2. Mendeskripsikan prinsip penafsiran personal, lokasional, temporal, dan analogi wacana kontekstual khotbah Idul Adha “Ibadah Qurban dan Pemberantasan Korupsi “Oleh: Nashruddin Baidan di masjid Agung Surakarta 06 November 2011? E. Manfaat Segala sesuatu yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat bagi orang lain. Adapun manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua.
5
1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan keagamaan dan perbendaharaan tentang bidang ilmu kebahasaan khususnya tentang wacana tekstual dan kontekstual sesuai dengan judul yang diangkat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan sebagai bidang ilmu yang menggeluti masalah analisis wacana. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua. a. Mempermudah dalam memahami linguistik khususnya dalam hal analisis wacana tekstual dan kontekstual serta memahami ilmu agama Islam terkait dengan ibadah qurban. b. Memberikan sumbangan positif kepada pembaca dalam memahami bidang ilmu terkait dengan analisis wacana baik lisan maupun tulis.