BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Stroke adalah penyebab kecacatan dan kematian paling umum kedua
pada populasi dewasa di seluruh dunia. Diperkirakan5,7 juta orang meninggal pada tahun 2005 dan 87% dari kematian iniberada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.Tanpa intervensi, jumlah kematian globaldiproyeksikan akan meningkat menjadi 6,5 juta pada tahun 2015 dan 7,8 jutapada tahun 2030. Meskipun munculnya pengobatan yang dipilihpasien dengan stroke, pendekatan terbaik untuk mengurangibeban stroke tetap dengan pencegahan. Di Thailand, stroke adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita dan pria dari segala usiakelompok masing-masing. Pada tahun 1983, sebuah studi yang dilakukandi Bangkok Metropolitan menunjukkan bahwaprevalensistroke adalah 690/100.000 penduduk (usia di atas 20tahun). Studi lain pada tahun 1998, mengungkapkan prevalensistroke pada orang tua (berusia di atas 60 tahun) adalah1,12%. (Hanchaiphiboolkul dkk 2011) Petrea, dkk2009menemukan bahwa kejadian stroke meningkat pada setiap dekade kehidupan padaperempuan dan laki-laki. Di antara mereka yang berusia 45-84 tahun, kejadian stroke lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita (p <0,001). Pengaruh jenis kelamin terbalikpada kelompok tertua, dengan kejadian stroke lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada pria antara mereka yang berusia85-94. Wanita secara signifikan lebih tua pada stroke pertama kalinya dengan usia rata-rata 75 tahun pada wanita dibandingusia 71 tahun pada pria (p <0,001). Penjelasan biologis dan sosial bagi pengamatan ini 22 Universitas Sumatera Utara
memerlukan studi lebih lanjut. Perbedaan jenis kelamin pada stroke mulai diakui, pengaruh tertentu estrogen dantestosteron pada endotelium dan sistem vaskular, peran faktor resiko yang unik untukperempuan seperti penggunaan kontrasepsi oral, terapi penggantian hormon dan kehamilan,keterlambatan sistemik dalam pengenalan dan pengobatan yang tidak efisien dari faktor faktor resiko stroke yang konvensionalpada wanita semuanya telah dianggap sebagai penjelasan yang mungkin. (Petreadkk 2009) Di antara wanita kulit putih usia 45 sampai 54 tahun perkiraan kejadian stroke, termasuk iskemik dan perdarahan, berkisar 0,58-1,02 per 1.000 per tahun. (Lisabeth dkk 2012) Usia rata rata stroke dari data 28 Rumah Sakit di Indonesia adalah 58,8 tahun ± 13,3 tahun, dengan kisaran 18-95 tahun. Usia rata rata wanita lebih tua dari pada pria (60,4 ± 13,8 tahun versus 57,5 ± 2,7 tahun). Usia kurang dari 45 tahun sebanyak 12,9 % dan lebih dari 65 tahun sebanyak 35,8%. Dari data ini terlihat peningkatan kejadian stroke yang dengan bertambahnya usia. Menurut Framingham terlihat korelasi yang bermakna antara kejadian stroke dengan bertambahnya usia. Hal yang agak berbeda adalah kejadian pada wanita lebih banyak dari pria (53,8 % versus 46,2 %), studi di Indonesia, sedangkan studi Framingham, kejadian pada pria rata rata 2,5 kali lebih sering dari pada wanita. (Misbach, 2011) Rocca dkk 2012 meneliti bahwa terdapat peningkatan resiko21% dari semuakematiankarena mudapadamenopause(≤
strokepada
wanita
denganusia
44tahundibandingkan≥51tahun),
yang
lebih terlepas
darijenismenopause(alamiataupundiinduksi).(Rocca dkk 2012) Lisabeth dkk 2009 meneliti bahwa wanita yang mengalami menopause sebelum usia 42 tahun memiliki dua kali resiko mengalami stroke iskemik,
23 Universitas Sumatera Utara
sedangkan wanita dengan usia menopause 42 – 54 tahun dan usia menopause ≥ 55 tahun memiliki risiko yang lebih rendah. (Lisabeth dkk 2009) Stroke iskemik adalah relatif jarang di kalangan wanita premenopause, tetapi resiko meningkat dengan bertambahnya umur. Beberapa penelitian epidemiologi berbasis populasi telah melaporkan perkiraan kejadian stroke pada wanita setengah baya meningkat (termasuk rentang usia ketika sebagian besar perempuan dengan pengalaman menopause).Studi ini meneliti risiko strokepada
wanita
adalahterkait
dengankejadian
menopause,
sebagian
karenaperubahan hormonal danpercepatanfaktor risiko. (Lisabeth dkk 2012) Ovarium adalah organ dengan vaskularisasi yang banyak, dan selanjutnyakerusakan iskemik pada ovarium dapat menyebabkan menopause dini.Dalam
istilah
aterosklerosistelah
yang
lebih
umum,
dikenalsebagai
meskipun
konsekuensi
progresifitas
dari
darimenopause,
tapi
bagaimana aterosklerosis dapat menyebabkan menopause dini memerlukan penyelidikan lebih lanjut. (Kok dkk 2006) Menopause dini adalah prediktor signifikan dari stroke dan penyakit jantung koroner di masa mendatang pada penelitian pada populasi wanita multietnis di Amerika, tidak bergantung dari faktor risiko kardiovaskuler yang umum. Penelitian ini
menemukan bahwa wanita dengan menopause dini
memiliki risiko sekitar dua kali lipat meningkat untuk kejadian stroke dan penyakit jantung koroner. Penelitian ini menunjukkan bahwa menopause dini dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara menopause dini dan stroke, meskipun tidak konsisten. Studi kohort Jepang dan kohort Framingham telah menemukan risiko dua kali lipat peningkatan stroke pada wanita dengan menopause usia lebih
24 Universitas Sumatera Utara
muda dari 42 tahun dibandingkan dengan wanita tanpa menopause dini. (WellonsM dkk 2012) Penjelasan biologisyang paling umum untukperlindungan pada
wanita
terhadap
khususnyaestrogen.
Studi
stroke ini
adalahterkait
denganhormonsteroidseks,
menunjukkanbahwa
perempuandilindungi
olehestrogenendogen. (Reeves dkk 2008) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskanlah masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke. 1.3.2 Tujuan khusus: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke di RSUP. H. Adam Malik Medan. 2. Untuk mengetahui besar risiko paparan (Odss Ratio (OR)) kategori usia menopause dengan kejadian stroke di RSUP. H. Adam Malik Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke iskemikdi RSUP. H. Adam Malik Medan.
4. Untuk mengetahui besar risiko paparan (Odss Ratio (OR)) kategori usia menopause dengan kejadian stroke iskemik di RSUP. H. Adam Malik Medan.
25 Universitas Sumatera Utara
5. Untuk mengetahui hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian strokehemoragik di RSUP. H. Adam Malik Medan. 6. Untuk mengetahui besar risiko paparan (Odss Ratio (OR)) usia menopause dengan kejadian stroke hemoragik di RSUP H. Adam Malik Medan. 7. Untuk melihat gambaran karakteristik demografi pasien stroke yang sudah menopause di ruangan rawat inap dan rawat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan. 1.4
Hipotesis Ada hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.2 Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara keilmuan tentang hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke. 1.5.3 Manfaat Penelitian untuk Penelitian Dengan mengetahui hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian stroke. 1.5.4 Manfaat Penelitian untuk Masyarakat Dengan mengetahui hubungan antara kategori usia menopause dengan kejadian
stroke
maka
para
wanita
yang
belum
menopause
dapat
menghindarkan faktor faktor yang dapat mempercepat terjadinya menopause dan bagi wanita menopause dapat memaksimalkan gaya hidup sehat untuk mengurangi faktor faktor risiko terjadinya stroke
26 Universitas Sumatera Utara