BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang sebesar-
besarnya. Untuk memperoleh laba tersebut, tentunya setiap perusahaan juga mempunyai sesuatu produk untuk dijual kepada konsumen. Laba tercipta umumnya dari selisih harga suatu produk dengan biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan, semakin kecil biaya akan mengakibatkan laba yang didapatkan semakin besar karena selisih yang terbentuk akan semakin besar pula. Dengan mengupayakan untuk beroperasi secara efektif dan efisien, maka perusahaan dapat memperoleh kesempatan untuk meningkatkan laba. Agar perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efisien, maka setiap perusahaan memerlukan manajemen operasi. Manajemen operasi mengelola proses transformasi input menjadi output, secara efektif dan efisien yang mana output tersebut harus mempunyai nilai yang lebih besar daripada input. Proses transformasi tersebut melibatkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan, biaya tersebut dibutuhkan antara lain untuk dialokasikan pada sumber daya manusianya, bahan bakunya, mesin-mesinnya, dan lain-lain. Menurut Jay Heizer and Barry Render (2001), Manajemen operasi penting untuk dipelajari karena empat alasan: 1. Manajemen operasi adalah satu dari tiga fungsi utama setiap organisasi dan secara utuh berhubungan dengan semua fungsi bisnis lainnya. 2. Manajemen operasi mempelajari bagaimana barang dan jasa diproduksi.
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I Pendahuluan
3. Manajemen operasi dipelajari untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. 4. Manajemen operasi merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi.
Dalam melakukan kegiatan operasinya, perusahaan tentu harus mempunyai cukup persediaan guna memenuhi kebutuhan konsumen yang bervariasi tepat pada waktunya. Persediaan tersebut terdiri dari bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, serta bahan pelengkap. Menurut Russel dan Taylor (2006), pengertian persediaan adalah: “Inventory is a stock of items kept by an organization to meet internal or external customer demand.” Artinya, inventory adalah persediaan yang berupa barang-barang yang disimpan oleh suatu organisasi sebagai langkah untuk memenuhi permintaan pelanggan internal ataupun eksternal.
Penelitian menunjukan bahwa nilai persediaan dalam banyak perusahaan mencapai 50 persen dari seluruh modal yang diinvestasikan (Heizer, 2002 dan Monk, 2001). Karena nilainya sangat besar, beralasan sekali kalau persediaan harus dikendalikan secara cermat.
Menurut Dr. Sobarsa Kosasih, ME (2009) alasan- alasan mengapa persediaan harus dikendalikan adalah
Universitas Kristen Maranatha
2
BAB I Pendahuluan
1. Untuk mempertahankan proses produksi. Bila pengiriman barang dari supplier sering tidak tepat waktu, perusahaan harus mempersiapkan persediaan cadangan. 2. Untuk
mengantisipasi permintaan konsumen
(consumer demand) yang
berfluktuasi. Biasanya permintaan barang bersifat musiman, misalnya pada saat musim panen atau hari-hari besar keragaman permintaan barang meningkat, untuk itu persediaan harus diperhitungkan jauh-jauh hari. 3. Untuk memanfaatkan potongan harga karena pembelian dalam jumlah besar. Dalam waktu-waktu tertentu supplier sering menawarkan potongan harga kalau bersedia membeli dalam jumlah tertentu. 4. Untuk menjaga kemungkinan terjadinya kenaikan harga. Dalam kondisi ketidakstabilan, seringkali harga berfluktuasi. Tetapi seringkali lebih banyak kenaikan harga barang daripada penurunan harganya. Persediaan bahan dalam jumlah banyak sangat diperlukan untuk mengantisipasi kondisi seperti itu.
Persediaan harus ditentukan secara teliti, karena persediaan mempunyai pengaruh terhadap keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam menentukan persediaan maka akan mengurangi
keuntungan
perusahaan. Persediaan bahan baku yang berlebihan akibat kesalahan dalam pemesanan akan menimbulkan biaya-biaya seperti biaya penyimpanan, biaya perawatan, biaya gudang, dan biaya penyusutan kualitas akibat penyimpanan yang terlalu lama. Sedangkan persediaan bahan baku yang terlalu sedikit akan beresiko kekurangan dan akan menimbulkan kemacetan dalam proses produksi, sehingga konsumen akan merasa kecewa karena barang yang dipesan tidak datang tepat pada waktunya. Apabila hal itu sampai terjadi, perusahaan dapat kehilangan konsumen.
Universitas Kristen Maranatha
3
BAB I Pendahuluan
Oleh sebab itu, persediaan bahan baku harus dikendalikan secara efektif dan efisien. Pengendalian persediaan bertujuan agar perusahaan dapat mengadakan persediaan yang memenuhi permintaan konsumen pada tingkat biaya yang minimal.
Menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs (2004), pengertian pengendalian persediaan adalah : ”An inventory system is the set of policies controls that monitors level of inventory and determines what level should be maintained, when stock should be replenished, and how large orders should be.” Artinya, pengendalian persediaan adalah kebijakan pengendalian yang mengawasi tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dipertahankan, kapan pemesanan harus dilakukan, dan berapa banyak jumlah yang dipesan.
PT. Bintang Agung ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garmen. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pencelupan celana jeans agar warnanya berubah dan mempunyai corak sesuai dengan keinginan buyer, dengan menggunakan obat-obatan seperti obat celup dan sebagainya. Dalam hal ini, PT. Bintang Agung selalu mengikuti perubahan trend yang terjadi di masyarakat dalam menghasilkan produknya.
Dalam perusahaan PT. Bintang Agung ini belum ada metode tertentu yang digunakan untuk memesan bahan baku yang diperlukan. Perusahaan melakukan pemesanan bahan baku hanya berdasarkan data permintaan masa lalu yang sudah ada. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu jumlah yang diperlukan sekarang sama dengan permintaan yang terjadi masa lalu. Ada juga bahan baku obat yang telah
Universitas Kristen Maranatha
4
BAB I Pendahuluan
tertimbun selama 13 tahun lamanya dikarenakan kelebihan dalam pemesanan. Untuk obat-obatan tertentu seperti “Bio” tidak dapat disimpan dalam waktu yang sangat lama karena kandungan Bio adalah makhluk hidup seperti plankton sehingga memerlukan perawatan yang khusus. Apabila obat-obatan seperti itu tidak diatur secara benar jumlah pemesanannya maka akan menimbulkan biaya keusangan atau kerusakan obat yang tinggi. Oleh sebab itu, persediaan bahan baku harus benar-benar dikendalikan meliputi jumlah bahan baku yang harus tersedia, ketersediaan safety stock, serta waktu pemesanan di perusahaan untuk mengangtisipasi kekurangan bahan baku.
Terdapat dua sistem pengendalian persediaan yang dapat diterapkan pada perusahaan, antara lain Fixed Order Quantity dan Fixed Order Interval. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui pengaruh penerapan metode Fixed Order Interval atau disebut juga dengan Economic Order Interval (EOI). Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian berjudul “ Pengendalian Persediaan Bahan Baku Obat-Obatan Pada PT. Bintang Agung Untuk Menekan Biaya Persediaan Dengan Menggunakan Metode EOI ”.
1.2.
Identifikasi Masalah Untuk melihat permasalahan yang terjadi di PT. Bintang Agung, di bawah ini
disajikan tabel total pemakaian obat celup dan total pemesanan obat celup yang ada pada tahun 2008. Berikut ini akan dilampirkan tabel yang berisi tentang jumlah pemesanan selama bulan Februari tahun 2008.
Universitas Kristen Maranatha
5
BAB I Pendahuluan
6
Tabel 1.1 Kebutuhan Obat pada PT. Bintang Agung Februari Tahun 2008 TGL
JUMLAH (kg)
6-Feb-08
120
32,305.00
3,876,600.00
ACCOSOFT IS.222
12-Feb-08
120
32,305.00
3,876,600.00
ACCOSOFT IS.222
22-Feb-08
120
32,305.00
3,876,600.00
ACCOSOFT IS.222
29-Feb-08
120
32,305.00
3,876,600.00
NAMA OBAT ACCOSOFT IS.222
HARGA
ACCOSOFT IS.222 Total
TOTAL
15,506,400.00 5-Feb-08
150
10,153.00
1,522,950.00
ASAM CUKA 98%
12-Feb-08
150
10,153.00
1,522,950.00
ASAM CUKA 98%
15-Feb-08
150
10,153.00
1,522,950.00
ASAM CUKA 98%
20-Feb-08
150
10,153.00
1,522,950.00
ASAM CUKA 98%
25-Feb-08
300
10,153.00
3,045,900.00
ASAM CUKA 98%
29-Feb-08
150
10,153.00
1,522,950.00
DENAZIM LBG AB
8-Feb-08
100
44,304.00
DENAZIM LBG AB
15-Feb-08
50
44,304.00
ASAM CUKA 98%
ASAM CUKA 98% Total
10,660,650.00
DENAZIM LBG AB Total
4,430,400.00 2,215,200.00 6,645,600.00
DRIM. YELLOW CL2RP
20-Feb-08
100
83,439.20
DRIM. YELLOW CL2RP Total
8,343,920.00 8,343,920.00
LIQ COUSTIK SODA
1-Feb-08
667
1,900.00
1,267,300.00
LIQ COUSTIK SODA
11-Feb-08
667
1,900.00
1,267,300.00
LIQ COUSTIK SODA
15-Feb-08
667
1,900.00
1,267,300.00
LIQ COUSTIK SODA
22-Feb-08
667
1,900.00
1,267,300.00
LIQ COUSTIK SODA
28-Feb-08
667
1,900.00
1,267,300.00
LIQ COUSTIK SODA Total
6,336,500.00
Tabel 1.1 Kebutuhan Obat pada PT. Bintang Agung Februari Tahun 2008 (lanjutan) NAMA OBAT SILICONE A 33 SILICONE A 33
TGL
JUMLAH (kg)
6-Feb-08
200
16,614.00
3,322,800.00
26-Feb-08
200
18,460.00
3,692,000.00
HARGA
SILICONE A 33 Total SOD. HYPOCHLORITE
TOTAL
7,014,800.00 12-Feb-08
480
1,100.00
528,000.00
Universitas Kristen Maranatha
BAB I Pendahuluan
7
SOD. HYPOCHLORITE
14-Feb-08
1000
1,100.00
1,100,000.00
SOD. HYPOCHLORITE
19-Feb-08
1000
1,100.00
1,100,000.00
SOD. HYPOCHLORITE
22-Feb-08
980
1,100.00
1,078,000.00
SOD. HYPOCHLORITE
28-Feb-08
1000
1,200.00
1,200,000.00
SOD. HYPOCHLORITE
29-Feb-08
1000
1,200.00
1,200,000.00
SOD. SULPHATE
14-Feb-08
5000
1,650.00
8,250,000.00
SOD. SULPHATE
20-Feb-08
5000
1,650.00
8,250,000.00
SOD. SULPHATE
28-Feb-08
5000
1,650.00
8,250,000.00
SOD. HYPOCHLORITE Total
6,206,000.00
SOD. SULPHATE Total
24,750,000.00
SODA ASH
1-Feb-08
500
4,338.10
SODA ASH
15-Feb-08
350
4,338.10
1,518,335.00
SODA ASH
20-Feb-08
1000
4,615.00
4,615,000.00
19-Feb-08
100
SODA ASH Total SULPHUR BLACK B 521 200%
2,169,050.00
8,302,385.00
SULPHUR BLACK B 521 200% Total Grand Total
14,306.50
1,430,650.00 1,430,650.00 87,443,705.00
Sumber : PT. Bintang Agung Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa adanya pembelian beberapa kali dalam satu bulan yang sama untuk jenis obat yang sama. Hal ini berarti bahwa persediaan yang dipesan kurang dari jumlah kebutuhan, padahal setiap kali pesan menimbulkan biaya pesan dan biaya kirim.
Dari tabel di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang akan dibahas, yaitu: 1. Bagaimana kebijakan pengendalian persediaan bahan baku obat-obatan celup yang dilakukan oleh PT. Bintang Agung? 2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku obat-obatan celup yang dapat diterapkan pada PT. Bintang Agung?
Universitas Kristen Maranatha
BAB I Pendahuluan
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pengendalian persediaan obat-obatan celup terhadap efisiensi biaya persediaan?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memberikan suatu gambaran mengenai kebijakan pengendalian persediaan yang selama ini telah dilakukan oleh PT. Bintang Agung. 2. Untuk menjelaskan pengendalian persediaan apa yang dapat diterapkan pada PT. Bintang Agung. 3. Untuk menentukan bagaimana dampak pengendalian persediaan obat-obatan terhadap efisiensi biaya perusahaan.
1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan agar dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan yang dipelajari selama perkuliahan di Universitas Kristen Maranatha dan dapat berguna dalam memperoleh gambaran langsung mengenai bagaimana penerapan pengendalian persediaan di perusahaan, sehingga penulis dapat membandingkan antara teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan penerapannya. 2. Bagi Perusahaan
Universitas Kristen Maranatha
8
BAB I Pendahuluan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal menentukan jumlah persediaan bahan baku, sehingga perusahaan dapat menghemat biayabiaya persediaan. 3. Pihak-Pihak lain Peneliti berharap agar penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan informasi bagi pihak lain mengenai pengendalian persediaan, dan juga agar dapat membantu peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut.
Universitas Kristen Maranatha
9