Kelompok 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Sejarah ESWL Bila Anda penderita batu ginjal, kini Anda tidak perlu khawatir lagi harus dioperasi untuk bisa mengangkat batu pada ginjal. Hal ini dikarenakan telah ditemukan metode terbaru dibidang medis untuk menghancurkan batu ginjal dengan gelombang kejut (Extra Corpored Shock Wave Lithotripsy atau disingkat ESWL). Dengan alat ini, sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring disuatu alat dan akan dikenakan gelombang kejut untuk memecahkan batunya. Bahkan pada ESWL generasi terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi, begitu lokasi ginjal sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan ESWL diruang operasi akan bergerak. Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Batu ginjal yang sudah pecah akan keluar bersama air seni. Biasanya pasien tidak perlu dirawat dan dapat langsung pulang. ESWL ditemukan di Jerman dan dikembangkan di Perancis. Pada tahun 1971, Haeusler dan Kiefer memulai uji coba secara in-vitro penghancuran batu ginjal menggunakan gelombang kejut. Tahun 1974, secara resmi pemerintah Jerman memulai proyek penelitian dan aplikasi ESWL. Kemudian pada tahun 1980, pasien pertama batu ginjal diterapi dengan ESWL di kota Munich menggunakan mesin Dornier Lithotripter HMI. Kemudian berbagai penelitian lanjutan dilakukan secara intensif dengan in-vivo maupun in-vitro. Barulah mulai tahun 1983, ESWL secara resmi diterapkan di Rumah Sakit di Jerman. Di Indonesia, sejarah ESWL dimulai tahun 1987 oleh Prof. Djoko Raharjo di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta. Sekarang, alat generasi terbaru Perancis ini sudah dimiliki beberapa Rumah Sakit besar di Indonesia seperti Rumah Sakit Advent Bandung dann Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
1 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Pembangkit (generator) gelombang kejut dalam ESWL ada tiga jenis yaitu elektrohidrolik, piezoelektrik, dan elektromagnetik. Masing-masing generator mempunyai cara kerja yang berbeda, tapi sama-sama menggunakan air atau gelatin sebagai medium untuk merambatkan gelombang kejut. Air dan gelatin mempunyai sifat akustik paling mendekati sifat akustik tubuh sehingga tidak akan menimbulkan rasa sakit pada saat gelombang kejut masuk tubuh. ESWL merupakan alat pemecah batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut antara 15-22 kilowatt. Meskipun hampir semua jenis dan ukuran batu ginjal dapat dipecahkan oleh ESWL, masih harus ditinjau efektivitas
dan
efisiensi
dari
alat
ini.
ESWL
hanya
sesuai
untuk
menghancurkan batu ginjal dengan ukuran kurang dari 3 cm serta terletak diginjal atau saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih (kecuali yang terhalang oleh tulang panggul). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jenis batu apakah bisa dipecahkan oleh ESWL atau tidak.
1.2.
Sejarah Lithotripter Ide penggunaan shock wave untuk menghancurkan batu ginjal ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Jerman tercatat sebagai Negara yang mempelopori pengembangan ESWL. Pada awalnya riset yang digulirkan hanya ingin mempelajari interaksi antara shock wave dengan biological tissue pada hewan. Riset ini dilakukan antara tahun 1968 sampai 1971 di Jerman, dilatarbelakangi oleh adanya insiden salah seorang pegawai perusahaan
Dornier (saat ini perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan pembuat mesin lithotripter) secara tidak sengaja tersengat shock wave pada saat eksperimen. Salah satu hasil dari riset ini adalah ditemukan bahwa shock wave mengakibatkan efek samping yang rendah pada otot, lemak, dan jaringan sel 2 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
tubuh, dan bone tissue (jaringan tulang) tidak emngalami kerusakan saat dilalui oleh shock wave. Hasil penelitian ini kemudian membawa lahirnyan ide penggunaan shock
wave untuk menghancurkan batu ginjal dari luar tubuh. Pada tahun 1971, Haeusler dan Kiefer telah memulai eksperimen in-vitro (dilakukan diluar tubuh) penghancuran batu ginjal dengan shock wave. Kemudian pada tahun 1974, pemerintah Jerman secara resmi memulai proyek penelitian dan aplikasi ESWL. Selanjutnya pada awal tahun 1980 pasien pertama batu ginjal diterapi dengan ESWL di kota Munich menggunakan mesin Dornier Lithotripter HMI. Sejak saat itu eksperimen lanjutan dilakukan secara intensif dengan in-vivo (dilakukan didalam tubuh) maupun in-vitro. Akhirnya mulai tahun 1983, ESWL secara resmi diterapkan di rumah sakit di Jerman.
3 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
BAB II TEORI DASAR
2.1.
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) Sesuai
dengan
namanya
Extracorporeal
berarti
diluar
tubuh,
sedangkan Lithotripsy berarti penghancuran batu. Secara harfiah ESWL memiliki arti penghancuran batu (ginjal) dengan menggunakan gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh. Dalam terapi ini, ribuan gelombang kejut ditembakkan kearah batu ginjal sampai hancur dengan ukuran serpihannya cukup kecil sehingga dapat dikeluarkan secara alamiah dengan urinasi. Saat
ini
di
Indonesia
masih
banyak
yang
belum
mengenal
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), sebagai salah satu terapi penyembuhan penyakit batu ginjal. ESWL sebenarnya sudah bukan merupakan barang asing dalam dunia kedokteran khususnya bagi para urologis. Sejak diperkenalkan penggunaannya di awal tahun 1980-an, ESWL semakin populer dan menjadi pilihan pertama dalam kasus umum penanganan penyakit batu ginjal. Ilustrasi sederhana teknik ESWL dapat dilihat pada gambar 1.
4 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Gambar 1 : penampang interior ginjal Keterangan : a. Sebelum penembakan b. Gelombang kejut yang difokuskan pada batu ginjal c. Tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dapat dibuang secara natural bersama air seni
Gelombang Kejut (Shock Wave) Gelombang kejut adalah gelombang dari sebuah aliran yang sangat cepat dikarenakan kenaikan tekanan, temperature, dan densitas secara mendadak pada waktu bersamaan. Seperti gelombang pada umumnya shock
wave juga membawa energi dan dapat menyebar melalui medium padat, cair, ataupun gas. Gambar 2.
5 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Gambar 2 : Grafik hubungan antara tekanan gelombang kejut dengan waktu Sumber : www.wikipedia.org Dari grafik terlihat gelombang kejut terjadi secara mendadak dan cepat dalam waktu yang sangat singkat lalu diikuti dengan pengembangan (tekanan berkurang) gelombang seiring bertambahnya waktu. Gelombang kejut terjadi diakibatkan karena kecepatan sumber bunyi lebih cepat daripada kecepatan bunyi itu sendiri. Suatu benda, misal pesawat terbang menembus udara dengan kecepatan beberapa ratus km/jam. Kecepatan cukup rendah ini memungkinkan molekul-molekul udara tetap stabil ketika harus menyibak memberi jalan pesawat terbang. Namun, ketika kecepatan pesawat menjadi sebanding dengan kecepatan molekul-molekul, molekul-molekul tersebut tidak sempat menghindar dan bertumpuk di tepi-tepi depan pesawat dan terdorong bersamanya. Gambar 3.
6 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Gambar 3 : Gambar gelombang subsonik Keterangan : a. Sumber bunyi diam b. Sumber bunyi bergerak c. Gelombang kejut dengan kecepatan supersonik
Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan “kejutan udara” atau gelombang kejut yang berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah “Sonic Boom”. Sonic Boom ini memiliki energi yang cukup besar yang mampu memecahkan gelas kaca dan jendela. Sonic Boom adalah istilah bagi gelombang kejut diudara yang dapat ditangkap telinga manusia. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kejutan yang disebabkan pesawat-pesawat supersonik.
7 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
2.2. Komponen ESWL
2.3. ESWL Apparatus 2.3.1. Konstruksi Pesawat Pesawat Lithotripsy terdiri dari beberapa bagian : 8 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
1. Dua buah pembangkit gelombang kejut dengan sistem Elektromagnetik (EMAS) 2. Meja pasien 3. Sistem Lokalisasi : -
2 buah tabung (tube)
-
Generator sinar-X
-
TV Sistem
4. Water treatment sistem
Pembangkit gelombang kejut a. Pembangkit gelombang kejut terdiri dari tabung dan komponen-komponen disebut “Shockwave Head” b. Dua buah shockwave head dimaksudkan untuk penembakan ginjal kanan dan kiri, bila perlu dapat dipertukarkan dengan jalan membalik posisi pasien. c. Prinsip pembangkit gelombang kejut adalah sistem elektromagnetik, gelombang kejut yang timbul akan merambat diair dan difokuskan lensa akustik yang mempunyai panjang focus 12,3 cm. Gambar Shockwave head :
9 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
10 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
2.3.2. Sistem Fokus Shockwave Sumber energi akustik dapat diperoleh dari sumber energi listrik dengan pelantara tranduser elektro-mekanik. Pada saat ini berbagai teknik dan teknologi dari pembangkitan eksitasi gelombang akustik pemfokusannya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Sistem Elektro Magnetik (EMAS) menggunakan Lensa Akustik 2. Sistem Piezoelektrik menggunakan Terfokus sendiri 3. Sistem Spark Gap menggunakan Reflektor Elipso Sistem diatas masing-masing memiliki cara kerja yang berbeda, namun ketiganya menggunakan air sebagai medium untuk merambatkan shockwave yang dihasilkan. Elektrohydraulic generator menggunakan spark gap untuk membuat “ledakan” didalam pasir.
11 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Air atau gelatin dalam Elektrohydraulic generator digunakan sebagai medium untuk merambatkan gelombang kejut yang dihasilkan. Air atau gelatin dipilih sebagai medium karena sifat akustiknya yang paling mendekati sifat akustik tubuh (darah dan jaringan sel tubuh). Ledakan
ini
kemudian
menghasilkan
shockwave.
Sedangkan
piezoelektrik generator, memanfaatkan piezoelektrik efek pada kristal. Sedangkan elektromagnetik generator menggunakan gaya elektromagnetik untuk mengakselerasi membran sel secara tiba-tiba dalam air untuk menghasilkan shockwave. Dari 3 jenis generator diatas, elektrohydraulic lithotripter merupakan lithotripter yang paling banyak digunakan saat ini. 2.3.2.1. Sistem Elektromagnetik (EMAS) a. Sebagai sumber untuk energi akustik dapat menggunakan prinsip induksi dari perubahan medan elektromagnetik (Elctro-magnetic Accustic Source) dan secara skematik. b. Sesuai dengan sifat gelombang nonlinear, akan terbentuk gelombang kejut dengan sendirinya pada jarak relatif jauh dari sumber, dan hal ini kurang praktis untuk aplikasi extracorporeal lithotripsy. Hal tersebut diatas dapat diatasi dengan memfokus gelombang kejut dengan menggunakan lensa akustik bikonkaf yang terbuat dari bahan polystryrene. Pada sekitar fokus lensa akustik dalam arah memanjang akan terjadi konsentrasi tekanan pemampatan berbentuk cerutu. 2.3.2.2 Sistem Piezoelektrik a. Sebagai dasar dari sistem ini menggunakan prinsip efek piezoelektrik sebagai tranducer, sumber akustik dapat dibangkitkan dengan jalan memberikan energi listrik ke bahan atau material yang mempunyai sifat piezoelektrik. b. Pemberian pulsa tegangan pada elemen-elemen piezo akan membangkitkan pulsa tekanan pemampatan yang kemudian membentuk gelombang kejut dalam perambatannya kearah titik fokus. 12 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
c.
Pada
titik
fokus
dengan
sendirinya
terjadi
pemfokusan
tekanan
pemampatan yang cukup besar dan mempunyai daerah konsentrasi (fokus) yang cukup kecil. d. Merupakan sifat alamiah dari gejala piezoelektrik, maka bentuk pulsa gelombang kejut yang dihasilkan akan mempunyai rise-time yang cukup lebar
dan
tekanan
negative
yang
relative
tinggi,
hal
ini
tidak
menguntungkan untuk ESWL. 2.3.2.3 Sistem Spark-Gap Sistem pembangkit gelombang kejut dengan cara ini adalah yang diterapkan pada peralatan ESWL pertama. Energi listrik dari capasitor secara cepat dialirkan antara kedua elektrode (Spark-gap) dalam air yang merupakan konduktor. Suhu air akan naik secara cepat mencapai ribuan celcius dan akan terebentuk uap dan kemudian plasma. Ekpansi yang mendadak dari gas akan menyebabkan terbentuknya pulsa tekanan pemampatan yang diikuti tekanan perenggangan dan terbentuklah gelombang kejut. 2.3.3. Patient Table ESWL Untuk memudahkan meletakkan batu ketitik isocenter, meja pasien dapat digerakkan dengan arah koordiant X, Y, Z setiap step pergerakannya 1 mm. Setiap arah gerakan longitudinal (X), transversal (Y) dan naik turun (Z) digerakkan oleh motor yang dikontrol dengan microprocessor. Agar tidak ada gerakan hentakan, maka eksitasi motor diatur sebagai fungsi dari tegangan ramp oleh microprocessor. Posisi X, Y dan Z terhadap posisi nol meja diperagakan secara digit pada control console dengan satuan milimeter. 2.3.4. Sistem Lokalisasi Sistem Sinar X a. Digunakan dua buah tabung sinar X dan generator sinar X yang dipergunakan adalah sistem multi pulsa (Polyphos Siemens ) kombinasi dua buah tabung sinar X dan dua buah tabung Image Intensifier membentuk biplane dan bersudut 38º. 13 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
b. Perpotongan kedua sumbu tabung sinar X tabung II dan kedua titik fokus shock wave head (kanan dan kiri) bertemu disatu titik yang disebut isocenter. Pada kedua monitor TV titik isocenter ini digambarkan sebagai garis silang. c. Target atau batu yang akan ditembak harus diletakkan pada titik isocenter ini melalui gambar dimonitor. Pengaturan ini dapat dilakukan secara manual atau automatik. Dokumentasi dapat dilakukan dengan film sinar X biasa karena unit ini dilengkapi dengan Bucky. Atau dokumentasi dapat juga dibuat dengan Multispot karena unit ini telah dilengkapi dengan teknik digital Radiography (DR).
BAB III CARA KERJA ESWL
Gambar Diagram skematik ESWL :
Penderita batu ginjal ditidurkan terlentang pada meja khusus dan pada pinggang ditempelkan alat yang menghantarkan gelombang kejut tersebut.
14 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Dengan pertolongan sinar rontgent atau USG gelombat kejut tadi difokuskan dengan cermin cekung khusus dan fokusnya dipaskan ke batu ginjal, kemudian generator dihidupkan dan batu akan pecah menjadi seperti pasir yang akan keluar bersama air kencing pada hari hari berikutnya. Pengobatan dengan ESWL tidak perlu bius dan tidak perlu mondok, sehingga penderita bisa pulang dan bekerja normal. Dengan demikian pasien tidak akan merasakan gelombang kejut pada saat masuk ke dalam tubuhnya.
Gambar Diagram skematik dari Lithotripter :
15 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Dari hasil observasi pada proses ESWL, ditemukan bahwa pada awalnya batu ginjal yang ditembak dengan shock wave pecah menjadi dua atau beberapa fragment besar. Selanjutnya dengan bertambahnya jumlah tembakan, fragment tersebut pecah kembali dan hancur. Umumnya diperlukan sekitar 1000 sampai 5000 tembakan sampai serpihan -serpihan batu ginjal tersebut cukup kecil untuk dapat dikeluarkan dengan proses urinasi. Proses hancurnya batu ginjal diprediksi merupakan hasil kombinasi dari efek langsung maupun tidak langsung dari shock wave. Untuk dapat menjelaskan proses hancurnya batu ginjal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui profil dari shock wave yang dihasilkan di titik fokus penembakan.Secara umum, shock wave ditandai dan diawali oleh high positive pressure (compressive wave) dengan durasi singkat sekitar satu mikrodetik, kemudian diikuti oleh negative pressure (tensile wave) dengan durasi sekitar tiga mikrodetik.
Gambar Shock wave profile, diukur pada titik focus penembakan :
16 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
High positive pressure di dalam batu ginjal akan mengalami refraksi dan refleksi, dan akhirnya membangkitkan tensile dan shear stress di dalam batu ginjal. Selanjutnya retak akan terjadi dan merambat hingga menyebabkan batu pecah menjadi dua atau beberapa fragment besar. Pada saat yang sama, tingginya compression stress dapat menyebabkan erosi pada permukaan batu ginjal. Proses di atas dikatakan sebagai efek langsung dari shock wave. Sedangkan negative pressure akan mengakibatkan munculnya cavitation bubbles pada fluida di sekitar batu ginjal dan ini dikatakan sebagai efek tidak langsung dari shock wave. Cavitation bubbles ini kemudian akan collapse menghujam permukaan batu ginjal dan menyebabkan erosi.
Gambar ilustrasi efek langsung dan tidak langsung dari shockwave pada batu ginjal :
17 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Mesin ESWL ada yang dengan Energi rendah dan yang dengan Energi tinggi. Mesin dengan Energi Rendah hanya menimbulkan sedikit ketidaknyamanan ,tetapi Anda mungkin perlu perawatan lebih lanjut sebelum batu pecah menjadi potonganpotongan yang cukup kecil sehingga dapat keluar dari tubuh. Sembilan dari setiap sepuluh pasien yang memiliki batu ginjal lebih kecil dari 10mm ,baik di ginjal atau di ureter , ESWL akan dapat membuang semua batu atau hanya meninggalkan serpihan fragmen kecil yang tidak menyebabkan keluhan yang berarti. ESWL tidak dapat menggantikan kebutuhan untuk perawatan pencegahan batu ginjal, seperti minum cukup cairan sehingga Anda tidak masuk dalam kondisi dehidrasi. ESWL tidak berhasil mengobati batu ginjal jenis cystine. Batu-batu ini tidak mudah hancur dengan gelombang kejut. ESWL bekerja melalui gelombang kejut yang dihantarkan melalui cairan tubuh ke batu. Gelombang ini akan memecah batu menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga diharapkan dapat keluar sendiri melalui air kemih. Gelombang yang dipakai berupa gelombang ultrasonic, elektrohidrolik atau sinar laser. Metode ini tidak memerlukan tindakan operasi, hanya cukup mendekatkan lithotripter pada permukaan tubuh sesuai dengan lokasi batu kemudian gelombang dihantarkan selama seitar 30-60 menit, tergantung pada ukuran dan tingkat kekerasan batu.
18 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
BAB IV PERSIAPAN ESWL •
Anda mungkin harus melalui serangkaian pemeriksaan laboratorium baik darah
maupun urin untuk melihat fungsi ginjal, jenis batu, dan kesiapan fisik Anda. Pemeriksaann yang paling penting adalah rontgen atau USG untuk menetukan lokasi batu dan kemungkinan jenisnya. •
ESWL dapat dilakukan kapan saja setelah semua pemeriksaan selesai dan
Anda memenuhi criteria. Anda mungkin harus meminum antibiotik untuk mencegah infeksi dan puasa minimal 4 jam sebelumnya. Anda dapat meinta sedasi bila anda cemas menunggu saat proses ESWL dilakukan dan yang paling penting adalah hidrasi yang baik untuk memperlancar keluarnya batu yaitu minimal 2 liter air perhari.
Prosedur Tindakan • Anda berbaring di atas bantal yang berisi air, dan ahli bedah menggunakan sinar-X atau tes USG untuk secara tepat menemukan lokasi batu . Tinggi energi gelombang suara memancar melalui tubuh Anda tanpa melukai sedikitpun dan menghancurkan batu menjadi potongan-potongan kecil. Potongan-potongan kecil ini dapat dengan mudah mengalir melalui saluran kemih dan keluar dari tubuh dengan lebih mudah dibanding dengan ukuran semula yang jauh lebih besar . • Proses ini hanya memakan waktu kurang lebih satu jam. • Anda mungkin akam mendapatkan obat penenang atau bius lokal. Bila diperlukan Dokter bedah Anda akan menggunakan stent, ketika ditemukan batu yang lebih besar dari 2,5 cm. Stent adalah suatu tabung, kecil pendek dari plastik fleksibel khusus yang dapat membuat saluran kencing terbuka. Dengan cara ini dapat membantu potongan batu yang sudah hancur kecil kecil untuk mengalir keluar tanpa halangan dalam saluran ureter.
19 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
SYARAT DILAKUKAN ESWL PADA PASIEN BATU GINJAL Kesuksesan dari ESWL sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak semua jenis batu dapat dihancurkan dengan metode ini, ukuran, lokasi batu, anatomi ginjal dan kondisi kesehatan pasien juga mempengaruhi. Kandidat yang baik untuk ESWL antara lain : Batu ginjal berukuran dari 5 mm hingga 20 mm. Batu yang berukuran lebih besar kadang memerlukan pemasangan stent (sejenis selang kecil) sebelum tindakan ESWL untuk memperlancar aliran air seni. • Fungsi ginjal masih baik. • Tidak ada sumbatan distal (di bagian bawah saluran) dari batu. • Tidak ada kelainan pembekuan darah. • Tidak sedang hamil. • Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat lebih rapuh dan mudah dipecah. • Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan medial. • Tidak adanya obstruksi ginjal • Kondisi kesehatan pasien memenuhi syarat (lihat kontra indikasi ESWL) •
KEUNTUNGAN ESWL • • •
• • • • •
dapat menghindari operasi terbuka. Lebih aman, efektif, dan biaya lebih murah. Bisa rawat jalan (batu kecil). Tidak invasif (kulit utuh) Rasa nyeri kalau ada hanya sedikit sekali, sering tak perlu anestesi Lamanya perawatan pendek atau tak perlu dirawat Pada residif dapat diulang lagi tanpa kesukaran Dapat digunakan pada semua usia
KONTRA INDIKASI ESWL 1. Kehamilan, Gelombang suara dan sinar-X dapat membahayakan janin pada kehamilan. 2. Koagulopati (gangguan pembekuan darah) 3. Hipertensi tak terkontrol 20 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
4. Obstruksi saluran kemih distal 5. Ginjal sudah tidak berfungsi
21 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
KOMPLIKASI ESWL 1. Steinstrasse atau pecahan batu yang tertahan di saluran kemih sehingga
menyumbat aliran kemih. Pecahan ini nantinya dapat keluar sendiri atau dibutuhkan tindakan operatif tambahan untuk mengeluarkannya. 2. Hematom (perdarahan) ringan perirenal 3. Hematuri (kencing berdarah) akibat pecahan batu yang melukai saluran kemih saat mau dikeluarkan dari tubuh. 4. Nyeri yang disebabkan oleh mengalirnya fragmen batu didalam saluran kemih. 5. Aliran Urine terblokir sebagai akibat dari fragmen batu yang terjebak di saluran kemih. Fragmen kemudian mungkin perlu diambil dengan sebuah ureteroscope. 6. Infeksi saluran kemih. 7. Pendarahan di sekitar bagian luar ginjal. ESWL merupakan prosedur yang aman dan dapat digunakan pada anak-anak dan pada individu dengan hanya satu ginjal yang bekerja. ESWL tidak dianjurkan digunakan jika Anda memakai alat pacu jantung kecuali dokter kardiologis telah menyatakan aman untuk melakukan tindakan ESWL. Litotripsi (ESWL) menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal menjadi potongan-potongan kecil yang dengan lebih mudah keluar melalui saluran kemih dan keluar dari tubuh. GEJALA BATU GINJAL 1. Pegal-pegal / nyeri pada pinggang yang dapat menjalar keperut bagian depan, lipat paha hingga kemaluan 2. Buang air kecil berdarah 3. Buang air kecil berpasir 4. Nyeri pada saat buang air kecil 5. Kadang-kadang disertai demam
22 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Generasi Terbaru Mesin ESWL generasi 2010 adalah Richard Wolf seri piezolith 3000 (R). Alat ini termasuk yang paling canggih dengan kelebihan : • • • • • •
Daya pecah batu yang lebih kuat Fokus dan akurasi lebih baik Reaksi nyeri yang lebih minimal Tindakan yang lebih cepat Double Locater (pelacak batu) Suara lebih halus, lebih nyaman
PASCA ESWL Pasien dapat langsung pulang, kecuali dianjurkan oleh dokter karena kondisi pasien yang memerlukan observasi ketat. Dapat beraktivitas normal setelah 24 jam pasca terapi.
23 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
24 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Gambar :
25 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Rumah Sakit yang Terdapat ESWL Seperti yang diketahui bersama, bahwa kehadiran ESWL di bidang kesehatan di Indonesia sangat banyak dibutuhkan. Sayangnya, saat ini di Indonesia tidak banyak rumah sakit yang menyediakan fasilitas ESWL ini sebagai alternative penyembuhan penyakit batu ginjal. Berikut beberapa rumah sakit yang menyediakan fasilitas alat ESWL bagi para pasiennya: - RS Mitra Kemayoran Jakarta - RS PGI Cikini Jakarta - RS Awal Bros Pekanbaru - RS Mitra Keluarga Surabaya - Rumah Sakit Khusus Bedah AN NUR - RS Cipto Mangunkusumo Jakarta - RS BaliMed - RS Patih Rapih Yogyakarta - RS Krakatau Medika Cilegon - RS Islam Sultan Agung Semarang Di beberapa rumah sakit alat ESWL di tempatkan pada klinik Urinologi. Biaya yang dikenakan untuk pengobatan menggunakan ESWL berkisar Rp 5.000.000,- s/d Rp 7.000.000,-
26 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Kelompok 3
Daftar Pustaka http://www.kamusilmiah.com/kedokteran/eswl-menghancurkan-batu-ginjal-dariluar-tubuh-1/ http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com-docman&task=doc http://yudhim.blogspot.com/ http://www.authorstream.com/ http://www.indonesiaindonesia.com http://www.mitrakeluarga.net/kemayoran/eswl.html http://formulasehat.com/teknologi/eswl-untuk-batu-ginjal
27 Alat Radiologi Khusus, ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)