BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar. Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Wiyono (Tasrif, 2008: 2) mengemukakan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Peserta didik merupakan manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Untuk dapat hidup harmonis di masyarakat harus memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia harus saling menghormati, saling menghargai serta sadar akan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Sebaliknya jika manusia sukar berinteraksi dengan masyarakat maka manusia itu akan menjadi manusia yang egois dan kurang berhasil dalam hidupnya karena bagaimanapun juga manusia membutuhkan orang lain untuk dapat berhasil dalam hidupnya. Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat harus dikenalkan dan diajarkan sejak dini. Hal tersebut merupakan salah satu alasan pentingnya IPS diajarkan di Sekolah Dasar, sesuai dengan tujuan pendidikan IPS di SD yaitu untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang menguasai pengetahuan( knowledges), 1
ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi/ masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik (Sapriya, 2009:12). Mengajar IPS tidaklah mudah. Mengajarkan IPS tidak hanya berupa hafalan materi akan tetapi meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan dan juga nilai. Oleh karena itu mengajarkan IPS harus dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat agar semua aspek yang menjadi tujuan IPS dapat tercapai. Strategi tersebut meliputi metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi ke siswa. Agar penyampaian materi tersebut lebih mudah diterima dan dipahami siswa diperlukan media pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar agar peserta didik mampu memahami konsep yang dipelajari. Oleh karena itu pemilihan media harus mempertimbangkan faktorfaktor antara lain faktor siswa, materi pelajaran dan tujuan yang hendak dicapai (Oemar Hamalik, 2010 : 204-206). Penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa merasa senang belajar, siswa tidak cepat bosan dan materi yang disampaikan guru pun akan lebih mudah dipahami siswa. Akan tetapi kalau melihat realita saat ini, masih banyak guru yang belum maksimal dalam menerapkan berbagai metode dan juga media pembelajaran dalam mengajarkan materi IPS. Mereka hanya menggunakan ceramah, buku paket dan buku latihan 2
soal-soal saja dalam pembelajaran. Keadaan tersebut tentu saja membuat siswa merasa jenuh dan tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalyono (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 167) mengatakan bahwa kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu motivasi merupakan faktor penting yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam pembelajaran agar pembelajaran berhasil. Di SD 2 Wojo Sewon Bantul khususnya kelas V, hasil belajar mata pelajaran IPS masih rendah yaitu di bawah KKM atau di bawah 70. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian I semester I Tahun pelajaran 2011/2012. Berikut tabel yang menunjukkan nilai ulangan harian I tersebut: Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian I IPS Kelas V No 1 2 3 4
Rentang Nilai
Banyak Siswa
0 - 34 35 - 69 70 71- 100 Hasil ulangan harian I IPS
Keterangan
3 Kurang dari KKM 11 Kurang dari KKM 1 KKM 6 Lebih dari KKM kelas V yang berjumlah 21 siswa adalah: 14
siswa memperoleh nilai di bawah KKM dan 7 siswa memperoleh nilai KKM dan di atas KKM. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran IPS di kelas V dianggap sulit, banyak hafalan, materinya terlalu banyak dan cara penyampaian materinya pun kurang menarik perhatian siswa. Guru terbiasa menyampaikan materi dengan bercerita berdasarkan buku teks saja. Dengan demikian dalam belajar IPS, siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat. Hal tersebut dapat dilihat ketika pembelajaran IPS berlangsung. Ada siswa yang mengeluh 3
kesulitan, ada yang berbicara dengan temannya, ada yang asyik bermain dengan mainannya, ada yang melamun bahkan ada yang mengantuk. Ketika disuruh mengerjakan soal siswa tidak antusias mengerjakan karena mereka tidak tertarik dan menganggap IPS sebagai mata pelajaran yang sulit. Akibatnya hasil belajar IPS siswa menjadi menurun karena semakin rendah motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, makin rendah pula hasil belajarnya. Berbeda ketika siswa mengikuti pembelajaran IPA. Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar IPA. Hal tersebut terlihat pada saat pembelajaran IPA, siswa antusias, aktif dan tertarik. Hasil belajarnya pun lebih baik dari hasil belajar IPS yaitu 70% siswa telah memperoleh nilai KKM 75. Melihat fenomena yang terjadi di kelas V SD 2 Wojo Sewon Bantul, peneliti mencoba untuk mengubah pembelajaran IPS agar lebih bisa memotivasi siswa untuk belajar. Menurut Ahmad Rohani (2004: 12) beberapa cara menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberi kesempatan
peserta
didik
untuk
menyalurkan
keinginan
belajarnya,
menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPS adalah dengan menggunakan media gambar karena penggunaan media gambar tidak diterapkan di SD 2 Wojo, padahal media gambar merupakan media yang mudah didapat, murah dan banyak disukai anak-anak. Dengan demikian, diharapkan motivasi siswa dalam belajar 4
IPS akan tumbuh bahkan meningkat sehingga hasil belajar IPS juga ikut meningkat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.
Perolehan nilai mata pelajaran IPS di SD 2 Wojo masih rendah ( belum memenuhi KKM) sehingga perlu ditingkatkan.
2.
Penyampaian materi pelajaran IPS di kelas V SD 2 Wojo dianggap kurang menarik sehingga minat terhadap mata pelajaran IPS pun rendah.
3.
Pembelajaran IPS di SD 2 Wojo masih terpaku pada buku teks saja sehingga pemahaman siswa tentang suatu konsep kurang.
4.
Motivasi siswa dalam pembelajaran IPS di SD 2 Wojo masih rendah jika dibandingkan dengan pembelajaran IPA sehingga perlu ditingkatkan.
5.
Penggunaan media pembelajaran (media gambar) dalam penyampaian IPS tidak diterapkan sehingga siswa kurang bisa memahami materi yang disampaikan guru.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat masalah yang kompleks, sehingga tidak semua masalah diteliti. Agar kajian lebih fokus dan mendalam, penelitian ini dibatasi pada poin 1, 4 dan 5 yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah. Perolehan nilai IPS yang rendah disebabkan karena motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS yang rendah. Sedangkan salah satu 5
cara untuk menumbuhkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan alat bantu atau media belajar misalnya dengan menggunakan media gambar yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah serta dapat menarik perhatian siswa. Sesuai dengan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Gambar di kelas V SD 2 Wojo Sewon Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/ 2012.” D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS dengan menggunakan media gambar di kelas V SD 2 Wojo Sewon Bantul? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS menggunakan media gambar di kelas V SD 2 Wojo Sewon Bantul sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun manfaat tersebut dapat ditinjau dari segi teoritis dan praktis. 1.
Manfaat Teoritis Menambah bukti bahwa motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD dapat ditingkatkan melalui penggunaan media gambar dalam pembelajaran. 6
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
1) Memotivasi siswa dalam belajar IPS sehingga hasil belajar IPS meningkat . 2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi IPS proklamasi kemerdekaan sehingga prestasi belajar siswa meningkat. b.
Bagi Guru
1) Memberikan arah dan pedoman bagi guru SD dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS yang efektif khususnya dengan menggunakan media gambar. 2) Mengembangkan potensi guru dalam menciptakan pembelajaran IPS yang menarik dengan menggunakan media gambar. 3) Memberikan konstribusi positif guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas V SD 2 Wojo Sewon Bantul. c.
Bagi Sekolah Sebagai bahan refleksi untuk senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya dan kemampuan anak didik dalam pembelajaran IPS menggunakan media gambar.
d.
Bagi Peneliti
1) Memberikan
masukan
yang
konstruktif
untuk
mengoreksi
diri
atas
kekurangterampilan peneliti dalam menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPS 2) Memberikan masukan kepada peneliti tentang kegiatan pembelajaran IPS yang berhasil guna dalam menggunakan media gambar. 7
G. Definisi Operasional Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Adanya motivasi siswa dalam belajar dapat diketahui dari indikator antara lain adanya minat dan perhatian, tekun dan ulet menghadapi tugas (tidak mudah putus asa), senang mengerjakan tugas, bekerja mandiri, mempertahankan pendapat, senang memecahkan masalah, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas. Indikatorindikator tersebut dapat diketahui melalui pengamatan pada saat pembelajaran dan pengisian angket siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar siswa khususnya tahap kognitif dapat dilihat dari perolehan nilai mata pelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Selain itu IPS juga mempelajari tentang sejarah. Dalam penelitian ini mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi sebagai berikut : Tabel 2 . Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Materi IPS Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan 8
Materi Pokok Proklamasi kemerdekaan
Media gambar merupakan media dua dimensi yang berupa reproduksi bentuk asli yang dibuat pada kertas dan sebagainya yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan, dalam hal ini dari guru ke siswa. Gambar dapat berupa lukisan, foto-foto, reklame, poster dan sebagainya. Dalam penelitian ini menyajikan gambar tokoh proklamasi kemerdekaan sebagai media pembelajaran.
9