BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. Problematika dan indikator yang selama ini mengahantui pendidikan Islam adalah dalam hal penerapan metode dalam proses pembelajaran. Jika metode-metode tradisional yang membosankan masih tetap diterapkan dalam pendidikan agama Islam maka indikasi yang adalah timbul rasa tidak simpati siswa terhadap guru agama, tidak tertarik dengan materi-materi pelajaran agama dan lama-kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau kondisinya sudah seperti itu, sangat sulit mengharapkanpeserta didik sadar dan mau mengamalkan ajaran-ajaran agama. Di antara matapelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah adalah mata pelajaran Qur’an Hadis yang memerlukan strategi pembelajaran yang efektif, karena mata pelajaran Qur’an Hadis sangat berpengaruh terhadap peserta didik, terutama dalam hal hafalan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari karena bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadis). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan suatu bangsa tersebut.
1
2
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al quran surah al-Mujadalah ayat 11 berbunyi;
Maksud ayat di atas adalah bahwa Allah akan mengangkat orang-orang mukmin yang melaksanakan segala perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dengan memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahala maupun keridlaanNya.1 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk 1 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al Ayat Al Tarbawiy), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 154.
3
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Suatu pengajaran yang baik adalah apabila proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil secara lebih tepat dan cermat serta optimal. Waktu pengajaran yang sudah ditentukan sesuai dengan bobot materi pelajaran maupun capaian tujuan instruksionalnya diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga dan dapat berhasil guna bagi peserta didik. Disini peranan metode sangat menentukan. Dengan penggunaan waktu pengajaran yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Dengan sedikit penjelasan dari guru diharapkan peserta didik cepat memahami suatu pelajaran. Karenanya, ketepatan metode dan penggunaan pengajaran berperaga perlu diperhatikan oleh para guru.3 Sebagaimana kita ketahui bahwa pengajaran adalah salah satu jalan untuk mencapai tujuan pendidikan, berhasil tidaknya pengajaran tergantung dari beberapa komponen. Misalnya guru, tujuan, materi, metode, lingkungan dan sebagainya dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain di dalam mencapai tujuan pendidikan. Komponen-komponen yang ada dalam pengajaran merupakan sebuah sistem, artinya komponen-komponen tersebut saling bekerja sama, saling melengkapi dalam rangka mencapai tujuan. Untuk itulah perlu adanya usaha untuk menserasikan komponen-komponen tersebut, sebab kalau tidak ada keserasian 2 Departemen pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 12. 3 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 28-29
4
satu komponen saja maka akan dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya dalam pengajaran telah diterapkan metode yang sesuai dengan materi tetapi media yang digunakan tidak memadai, maka hasilnya akan kurang memuaskan dan begitu juga sebaliknya. Masalah-masalah seperti ini masih banyak kita jumpai dalam dunia pendidikan saat ini, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan
dan
tuntutan
zaman.
Guru
sekurang-kurangnya
dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.4 Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang berpikir kritis, dinamis, analisis dan kreatif.Selain itu peserta didik diharapkan menjadi dewasa yang dapat hidup di masyarakat dinamis.Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi dalam pembelajaran agama Islam di MI Al-Qalam Banjarmasin yaitu dengan
4
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 2
5
menggunakan strategi yang disebut “PAIKEM”, yakni pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.5 Selama ini cara untuk menghafal atau pemberian pembuktian bahwa siswa dapat atau mampu melaporkan hasil kerjaannya amat kering di lapangan terutama dalam menghafal masih banyak menggunakan cara-cara lama yaitu kedepan untuk menyetor hafalan ataupun dalam pembelajarannya seperti ceramah, menghafal kedepan dan demonstrasi praktik-praktik yang tampak kering, tetapi di MI Al Qalam ini teramat beda karena saat pembelajaran Hadis dan menghafalnyapun dengan menggunakan media lagu /lirik lagu. Berdasarkan pengamatan penulis sementra pada Madrasah Ibtidaiyah AlQalam Kota Banjarmasin, Peneliti memilih sekolah ini untukdijadikangambaran, dikarenakan proses mengahapal hadis dalam mata pelajaran Al Quran Hadis
5
Loc. cit
6
melalui media lagu sangat menarik dan disenangi anak didiknya. Dengan media lagu ini anak didik tidak merasa terlalu terbebani dengan sifat menghafal yang biasanya seperti di suruh maju kedepan untuk membuktukan hafalannya. Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian secara mendalam terhadap masalah tersebut yang di beri judul” Peranan Media Audio dalam Menghafal Hadis pada Mata Pelajaran Al Quran Hadis Kelas VI Semester II Madrasah Ibtidaiyah Al Qalam Kota Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. DefinisiOprasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul di atas, maka peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada pada judul tersebu. 1. Kata “media” identik dengan alat untuk menghubungkan antara suatu pihak dengan pihak lainnya. Alat untuk menghubungkan ini umumnya dipahami sebagai benda yang berwujud. Padahal sesuatu yang abstrak sekalipun seperti lagu bisa dikatakan sebagai media penyampai pesan. Lagu dikatakan sebagai sesuatu yang abstrak karena pada kenyataanya lagu
tidak
dapat
divisualkan,
namun
bisa
didegar
dan
dirasakan.7Sebagai media perantara media lagu disni diartikan penulis, bahan penyampainan pesan atau materi dari guru kepada peserta didik, karena lagu itu bersifat abstak tidak dapat dilihat yang di maksud Fury Ayunindia, lagusebagai http://edukasi .kompasiana.com/2014/09/27. 7
media
penyampaianpesan,
7
penulis disini ialah proses menghafal hadis tentang amal saleh dengan menggunakan media lagu/lirik lagu H. Roma rama yang judul lagunya Menunggu. 2. Melalui program audio rekam, para siswa yang berada di berbagai wilayah dapat dapat di kondisikan terlebih dahulu oleh para gurunya.7 Yang dimaksud penulis dengan alat rekam ialah media lagu yang di gunakan disini hp untuk merekam sebagai media pembelajaran hadis dalam menghafalnya. 3. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan sehingga nantinya dapat diproduksikn(diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Peristiwa menghafal merupakan proses mental untuk mencamkan dan menyimpan kesankesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kea lam sadar.8Menghafal adalah suatu cara untuk teknik membaca, melafalkan tanpa melihat buku teks yang di gunkan guru dalam pembelajaran hadis tentang amal shaleh. Jadi, yang dimaksud dengan judul diatas adalah untuk mengetahui penggunaan media lagu yang di gunakan dalam menghafal hadis untuk mencapai tujuan pembelajran yang diinginkan pada siswa kelas VI Madrasah Al Qalam Kota Banjarmasin.
C. RumusanMasalah 7
YudiMunadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013),h. 78. SyifulBahriDjamarah, PsikologiBelajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2008),h.29.
8
8
Berdasarkanpadapemaparanpenulisdalamrumusanmasalah, makapenelitimerumuskanpermasalahandalampenelitianini, bagaimnaperan media lagudalammenghafalhadis MI Al Qalam Kota Banjarmasin? D. AlasanMemilihJudul Adapun yang melatarbelakangi peneliti untuk menulis judul ini adalah : 1. Al quran gadis merupakan mata pelajaran yang sangat membutuhkan media dalam penyampaiannya, karena selain anak mampu membaca Al quran hadis, anak juga di tuntut untuk bias menulis, mengartikan, menghapal, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengingat bahwa media ini merupakan alat bantu yang berfungsi sebagai alat dalam pencapaian tujuan pembelajaran, maka dengan adanya media lagu proses menghapal hadis dalam pelajaran al-quran hadist pada siswa kelas VI akan menyenangkan hingga mempermudah bagi guru dalam menjelaskan pelajaran sehingga mengurangi kepasifan siswa terhadap mata pelajaran. 3. Sesuai dengan penjajakan awal, media yang di pakai guru dalam menghapal hadis pada mata pelajaran al quran hadist di MI Al-Qalam. Denganmeneliti media ini menambah wawasan peneliti mengenai media pembelajaran khususnya hadis.
E. TujuanPenelitian
9
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanan peranan penggunaan media lagu dalam menghafal hadis MI Al Qalam Kota Banjarmasin.
F. SignifikansiPenelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut: 1.SegiTeoritis a. Sebagai bahan masukan bagi guru bahwa media yang di gunakan di sekolah MI Al Qalam merupakan media yang sangat baik untuk di kembangkan. b. Melalui penelitian ini, diharapkan agar siswa termotivasi untuk selalu menggunakan media ini agar dapat mempercepat proses menghafalnya. 2.SegiPraktis a. Sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah dan guru untuk lebih meningkatkan dan memanfaatkan media-media yang ada. b. Sebagai bahan kajian, bagi mahasiswa atau pihak lain yang ingin mengadakan penelitian lebih mendalam terhadap objek yang sama. c. Memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin.
10
G. SistematikaPenelitian Penelitianinipenelitisusundengansistematikapembahasansebagaiberikut: BAB I pendahuluan ,meliputi latar belakang, definisi oprasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II landasan teoritis, pengertian belajar dan pembelajaran, jenis dan criteria memilih media, peran media pembelajaran, langkah-langkah penggunaan media pembelajaran, media lagu dan mafaatnya, pegertian alat perekam, manfaat media pembelajaran, jenis media pembelajaran, jenis-jenis media audio (audio farmats) penulisan naskah audio sebagai media pembelajaran, pembelajaran Al quran hadis dan materi hadis amal saleh. BAB III metode penelitian, meliputi jenis dan pendekatan penelitian, metode(desain) penelitian, subjek dan objek penelitian, data dansumber data, teknik pengumpulan data teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur penelitian. BAB IV laporan hasil penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. BAB V merupakan bab terakhir, yaitu penutup yang memuat tentang kesimpulan dan saran-saran.