BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perubahan teknologi yang sangat pesat mendorong perusahaan untuk ikut mengembangkan kemampuan produksinya, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha. Hal ini disebabkan karena banyaknya perusahaan yang mengandalkan otomatisasi teknologi, terutama di perkembangan industri manufaktur. Banyaknya
industri
yang
menggunakan
kemajuan
teknologi
untuk
meningkatkan efektifitas & efisiensi kinerja produksinya, sangat dirasakan terutama oleh industri manufaktur kimia yang memanfaatkan teknologi dalam membuat kimia sintetik untuk memperoleh hasil yang sama bahkan cenderung lebih baik tanpa menggunakan bahan – bahan dasar mentah dari hasil bumi yang semakin lama semakin mahal karena semakin menipisnya persediaan material bumi. Dengan ditemukannya teknologi pembuat bahan dasar kimia sintetik ini, dapat mengakibatkan tergeser penjualan kimia – kimia yang bahan dasarnya dari material alam. Hal ini menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat sebab setiap perusahaan berlomba – lomba untuk merebut posisi sebagai pemenang dalam persaingan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan adalah efisiensi dan efektifitas kinerja perusahaan dalam berproduksi sehingga mempengaruhi harga produk yang ditawarkan kepada konsumen.
xiii Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
Sejalan dengan meningkatnya persaingan menjadikan informasi biaya yang akurat semakin penting, manajer-manajer menginginkan biaya-biaya dihubungkan pada aktivitas-aktivitas dengan suatu dasar yang sederhana. Agar kebijaksanaan penetapan harga jual ini sesuai dengan tujuan atau sasaran perusahaan, manajemen memerlukan informasi yang akurat tentang biaya produksi yang menjadi dasar dalam penetapan harga. Perhitungan biaya produksi yang selama ini menggunakan metode akuntansi biaya konvensional dapat menimbulkan distorsi biaya produksi, yang dikarenakan metode tersebut hanya mempergunakan satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian sumber daya, sementara setiap sumber daya yang berbeda dapat saja dikonsumsi berdasarkan basis yang berbeda pula. Untuk mengatasi keterbatasan pada metode akuntansi biaya konvensional maka dikembangkan sistem biaya yang didasarkan pada aktivitas yang disebut Sistem Activity Based Costing (selanjutnya disebut ABC), yang didasari oleh asumsi bahwa aktivitas mengkonsumsi biaya dan produk mengkonsumsi aktivitas. Sistem ABC merupakan suatu metode atau alat yang dapat membantu manajemen dalam memperoleh informasi biaya yang akurat tersebut. Keakuratan dalam sistem ABC terjadi karena pembebanan biaya didasarkan pada aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya dalam proses pembuatan suatu jenis produk. Dengan demikian sistem ini menyediakan informasi yang lebih terperinci mengenai penyebab timbulnya suatu biaya, dibandingkan dengan sistem akuntansi biaya konvensional. Metode sistem akuntansi biaya konvensional membagi biaya total yang timbul dari suatu pusat pertanggungjawaban, dengan unit dalam pusat tersebut untuk
xiv Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
menghasilkan biaya per unit. Sistem akuntansi biaya konvensional mengabaikan biaya lainnya seperti biaya pemeliharan fasilitas mesin atau peralatan produksi dan aktifitas – aktifitas pendukung manufaktur lainnya sehingga hal ini dapat menyebabkan beberapa hal berikut ini, yaitu:
Informasi yang diperoleh perusahaan menjadi biasa dalam menghitung biaya suatu produk yang sudah diproduksi.
Tidak dapat mengalokasikan biaya overhead pabrik sesuai dengan tingkat kompleksitas masing – masing jenis produk, hal ini menyebabkan kurang akuratnya keputusan yang akan diambil karena kurang akuratnya informasi yang diperoleh produsen.
Sebaliknya, sistem ABC memulai dengan detail aktivitas-aktivitas yang memproduksi sebuah produk atau jasa dan menghitung biaya produk dalam dua tahap, yaitu :
Tahap pertama menelusuri biaya pada setiap aktivitas.
Tahap kedua mencerminkan biaya yang ditimbulkan oleh aktivitasaktivitas pada pembuatan suatu produk.
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi contoh numerikal yang sederhana untuk mengartikulasi fundamental dari sistem ABC pada perusahaan yang akan menjadi objek penelitian pada makalah ini. Objek studi kasus ini merupakan perusahaan manufaktur kelas menengah keatas dalam industri chemicals drilling fluids, yaitu PT. MI – Production Chemicals Indonesia (selanjutnya disingkat PT.MIPCI). PT. MIPCI bergerak di bidang industri pemasok kimia untuk pengeboran minyak pantai maupun lepas pantai yang berskala besar dan sudah
xv Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
menggunakan peralatan teknologi maju dalam kegiatan produksinya dan dalam kegiatan produksinya bersifat job order production (berdasarkan pesanan). Dimana pelanggannya sebagian besar adalah perusahaan – perusahaan berskala besar yang bergerak di pengeboran minyak, seperti Chevron Indonesia, Total Indonesie, Petrochina, Citic (KUFPEC), Medco Energy, Kodeco Energy, Expans, dan perusahaan lokal lainnya. Dalam menentukan biaya produksinya, perusahaan membebankan biaya produksi tidak langsungnya secara rata pada seluruh unit produk yang dihasilkan. Biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya subkontrak merupakan biaya-biaya produksi utama, sedangkan biaya-biaya yang lain dianggap imateriil dan dibebankan secara rata pada seluruh produk. Sampai saat ini, manajemen merasa bahwa mereka telah membebankan biaya pada seluruh produk. Tanpa memperhatikan sistem biaya yang digunakan, perusahaan telah memperoleh keuntungan, sebagai akibat harga jual yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan oleh organisasi dalam membuat produk-produknya oleh karena itu PT.MIPCI sangat memerlukan perhitungan biaya produksi dan penetapan harga pokok yang akurat. Bagi perusahaan yang menggunakan beberapa teknologi sebagai penunjang proses produksinya dalam melakukan diversifikasi produk, maka pembebanan biaya overhead pabrik harus dilakukan dengan akurat agar tidak menyebabkan distorsi dan tidak tercapainya cost effective yang pada akhirnya akan membahayakan posisi
xvi Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
perusahaan sendiri. Adapun hal – hal yang perlu dipertimbangkan secara matang adalah: Setelah banyak berdirinya pesaing – pesaing baru yang menjual produk dengan komposisi yang sama tapi dengan harga yang lebih murah, mengakibatkan perusahaan harus mengalami penipisan margin penjualannya agar dapat memenangkan persaingan (cost leader). Karena dengan sistem akutansi biaya dan manajemen akuntansi biaya konvensional yang sekarang dijalankan dikhawatirkan tidak bisa menghadapi tantangan perubahan lingkungan pemanufakturan yang sedemikian cepatnya karena manajemen mengambil keputusan yang salah yang diakibatkan dari perhitungan harga pokok yang salah sehingga sistem akuntansi biaya konvensional ini tidak relevan lagi untuk diterapkan dalam era globalisasi. Dalam kesempatan ini, akan dipaparkan beberapa penjelasan mengenai gambaran sistem biaya berdasarkan aktivitas yang dapat menghasilkan biaya produksi yang lebih akurat serta bagaimana sistem ABC dapat diterapkan secara baik pada sebuah industri manufaktur dan dituangkan dalam bentuk penulisan karya akhir dengan judul: “USULAN PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. M-I PRODUCTION CHEMICALS INDONESIA (Chemicals Drilling Manufacture)”.
xvii Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Dengan meningkatnya persaingan menjadikan informasi biaya yang akurat semakin penting. Sistem akuntansi biaya konvensional tidak mampu memberikan keakuratan karena hanya berdasarkan output atau unit yang dihasilkan. Dengan keterbatasan ini maka perusahaan harus mendasarkan manajemen yang berbasiskan aktivitas. Dengan sistem ABC yang terdapat pada akutansi biaya modern yang di dasari prinsip bahwa biaya-biaya yang terjadi diperusahaan berhubungan sebab akibat dengan aktifitas yang dilakukan. Oleh karena itu, kini manajemen merasa perlu meninjau ulang perhitungan biaya produksi seakurat mungkin di waktu yang akan datang sehingga memperoleh informasi yang kemudian dipakai sebagai dasar perhitungan harga pokok produksinya kepada masing – masing produk. Sehingga perusahaan dapat memperoleh perhitungan margin yang sesungguhnya Namun setelah melihat kelemahan – kelemahan yang dimiliki oleh sistem akuntansi biaya konvensional, maka penulis akan mencoba menggunakan pendekatan Sistem ABC. Sistem ABC membantu memberikan informasi kepada manajemen yang lebih baik daripada kebijakan – kebijakan dalam perhitungan biaya produksinya yang sekarang ini sarat dengan kelemahan – kelemahan yang diakibatkan dari penerapan sistem akuntansi biaya konvensional. Informasi yang lebih baik yang dihasilkan oleh sistem ABC, menyajikan informasi harga pokok produksi dengan cara mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan dalam kegiatan produksinya. Hal ini memberikan manajemen suatu alat yang lebih baik untuk membuat keputusan -
xviii Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
keputusan berkenaan dengan penentuan harga, menerima atau menolak pesanan dan pengendalian biaya produksi. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh implementasi sistem ABC dalam pembebanan biaya tidak langsung terhadap penentuan harga pokok produksinya yang akhirnya akan mempengaruhi laba dan kemampuan perusahaan untuk bersaing. Selain itu, penulis ingin melihat apakah sistem ABC dapat diterapkan pada perusahaan ini dan memberikan manfaat bagi perusahaan. Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya penulis merumuskan masalahnya adalah sejauh mana sistem ABC dapat meningkatkan akurasinya dalam penentuan harga pokok produksi di PT.MIPCI dengan melakukan perbandingan sistem analisa biaya yang digunakan selama ini (sistem akuntansi biaya konvensional) dengan sistem ABC, agar di masa yang akan datang dapat terciptanya keputusan yang maksimal yang dapat di ambil manajemen perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan
1.2.2 Pembatasan Masalah Dalam melakukan pembahasan masalah, penulis akan membatasi ruang lingkup hanya kepada perhitungan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC pada PT.MIPCI. Pembahasan dilakukan berdasarkan data perusahaan selama tahun 2007.
xix Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk: menghitung harga pokok produksi pada PT.MIPCI dengan melakukan perbandingan antara sistem akuntansi biaya Konvensional (Actual) dan ABC (Proforma) dan mengetahui pengaruh jika dilakukan penarapan sistem akuntansi biaya ABC dari masing – masing produk yang dihasilkan perusahaan.
1.4 Metode Penelitian Dalam
memperoleh
data
dan
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
menyelesaikan penulisan karya akhir ini, digunakan metode sebagai berikut ini: ¾ Metodologi: Studi Kasus - Metode pengolahan data: dalam menentukan harga pokok produksi yang menggunakan ABC dengan cara menganalisa kondisi perusahaan, menghitung pembebanan biaya overhead pabrik. ¾ Metode Pengumpulan Data: Riset Lapangan (Field Research), sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer dikumpulkan dengan cara : Observasi ke lapangan mengenai aktivitas – aktivitas yang ada di dalam perusahaan, Interview (Wawancara) secara langsung pada PT.MIPCI untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penyusunan karya akhir ini. Penelitian lapangan ini dilakukan melalui dua cara, yaitu: a. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan langsung secara lisan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
xx Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penulisan, dengan mengambil data biaya produksi dan kegiatan produksi. 2. Data sekunder dikumpulkan dengan cara dokumentasi data – data keuangan yang dimiliki perusahaan serta data lainnya yang diutuhkan dalam melakukan perhitungan biaya dengan metode akuntansi biaya konvensional & ABC, Riset Pustaka (Library Research), Metode ini digunakan dalam mengumpulkan data sekunder yang mendukung data primer yang sudah ada terutama dalam landasan teori yang merupakan dasar dari karya akhir ini. Melakukan penelitian kepustakaan (studi literature), dimana didapatkan dari text book, jurnal maupun sumber – sumber lainnya.
1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan karya akhir ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab yang sebagian tercantum dalam daftar ini untuk lebih jelasnya maka akan dikemukakan pokok bahasan masing – masing bab berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
xxi Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008
Bab ini berisi landasan teori yang mendasari dan mendukung penulisan karya akhir ini, yaitu uraian tentang tinjauan pustaka yang memuat teori-teori tentang sistem ABC dalam menentukan harga pokok BAB III
: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta data lain yang berhubungan dengan sistem ABC dalam penentuan harga pokok pada PT.MIPCI.
BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pembahasan dan analisis data yang merupakan usaha untuk mencapai tujuan penelitian. Analisis data akan disesuaikan dengan landasan teori yang terdapat pada tinjauan pustaka.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang merupakan hasil akhir dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
xxii Usulan penerapan..., Tommy Widjaja, FE UI, 2008