BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.1 “Guru sebagai Agen Pembelajaran”. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28, dikemukakan bahwa : “ pendidik harus memilki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmanai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari, sedangakan kurikulum 2013 diarahkan kepada proses pengembangan, 1
Amri, Sofan, pengembangan & model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013,Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2013, h. 1 2 Mulyasa, E. 2007. Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.h035
1
2
pembudayaan dan pemberdayaan siswa untuk belajar sepanjang hayat yang dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. Peranan fisika yang penting dalam kehidupan sehari-hari mengharuskan guru untuk mempersiapkaan siswa dalam proses pembentukan dan pengembangan kemampuan dalam bidang sains, khususnya dalam menyesuaikan diri dengan perubahan memasuki dunia teknologi dan mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang aktif. Siswa
sebagai
pembelajar
yang
aktif,
diharapkan
mampu
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengembangan ilmu dan teknologi pada siswa yang di identifikasi melalui hasil belajar siswa. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Berdasarkan observasi di sekolah SMAN 4 Palangka Raya dalam proses belajar mengajar guru tidak pernah menerapkan model pembelajaran berpikir induktif dan guided discovery. saat ini siswa kela XI menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik, untuk hasil belajar kognitif siswa penelitian diambil dari soal pilihan ganda yang didalamnya banyak terdapat soal hitungan dan penggunaan rumus. Model pembelajaran berpikir induktif ditujukan untuk membangun mental kognitif, untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Hilda Taba menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan menggunakan
3
strategi khusus. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi.3 Pembelajaran Guided Discovery dapat membantu siswa untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dan membangun konsep secara unik karena mereka telah menemukan sendiri. “Discovery” terjadi apabila siswa terlibat dalam menggunakan proses mental untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Pengetahuan yang baru akan tersimpan pada memori jangka panjang (long term memory) apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkontruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Serta siswa akan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapatkan pada situasi yang baru. Hasil wawancara di SMAN 4 Palangka Raya, sebanyak 57,1% siswa menyatakan bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan di depan kelas. Hal ini dikarenakan bahwa guru lebih sering memberikan materi bersifat menonton dan jarang melakukan percobaan atau praktikum saat proses belajar berlangsung. Selain itu siswa juga mengatakan bahwa materi Rotasi benda tegar sulit untuk dipahami karena bersifat abstrak dan menyulitkan dalam melakukan percobaan.
Oleh karena itu, untuk memahami konsep-konsep
abstrak, secara umum dibutuhkan kemampuan penalaran yang tinggi. Kemampuan penalaran siswa yang tinggi dapat dilatih dengan meningkatkan daya visualisasi siswa. Melalui berbagai tampilan teks, suara,
3
Indrawati, Model-model Pembelajaran IPA, Jakarta : Depdiknas, 2000, h.15.
4
gambar, video, animasi, simulasi, dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Fasilitas multimedia dapat membuat belajar menjadi lebih menarik, visual dan interaktif. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.4 Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, maka peneliti akan melakukan
penelitian
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
yang
berjudul
BERPIKIR GUIDED
“PENERAPAN
INDUKTIF
DISCOVERY
DAN
TERHADAP
MODEL MODEL HASIL
BELAJAR SISWA MATERI ROTASI BENDA TEGAR”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berfikir induktif pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI-5 semester II SMAN-4 Palangka Raya? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran guided Discovery pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI-2 semester II SMAN-4 Palangka Raya? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dan 4
2002, h. 2
Nana Sudjana dan Ahmad Rivay,media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo,
5
model pembelajaran guided discovery pada materi pokok rotasi benda tegar kelas XI SMAN 4 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015?
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah dalam ruang lingkup sebagai berikut: 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMAN 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Bahan kajian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Rotasi Benda Tegar. 3. Model pemebelajaran yang digunakan dalam pembealajaran adalah Pembelajaran Berpikir Induktif dan Pembelajaran Guided Discovery. 4. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif. 5. Peneliti adalah pengajar.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalah
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan.5hipotesis penelitian ini yaitu : Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara hasil belajar siswa melalui model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran Guided discovery ( Ha : µ1 =µ2)
5
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI,Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.71
6
Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan anatara hasil belajar siswa melalui model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran Guided discovery ( Ha : µ1 ≠ µ2)
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berfikir induktif pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI IPA-1 semester II SMA 4 Palangkaraya. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI-2 semester II SMA 4 Palangkaraya. 3. Perbedaan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran guided discovery pada materi pokok rotasi benda tegar kelas XI SMAN 4 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian Manfaat dari peniltian ini, adalah : 1. Bagi peneliti, dapat memperkaya wawasan tetang penggunaan Model Pembelajaran Berpikir Induktif dan Model Pembelajaran Guided Discovery. Penelitipun diharapkan dapat memahami permasalahan yang
7
dihadapi oleh siswa dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran di sekolah. 2. Bagi guru, dapat menambah informasi kepada seluruh guru, terutama guru mata pelajaran fisika sekaligus dapat menjadi sebuah alternatif strategi yang digunakan guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dikelas dan keaktifan siswa serta manjadi solusi dalam upaya mengatasi masalah-masalah pembelajaran. 3. Bagi siswa, dapat mengembangkan wawasan siswa untuk lebih aktif dan berprestasi dikelas. 4. Bagi sekolah, diharapkan dapat meningkatkan prestasi yang baik dari hasil belajar siswa yang telah mempelajari model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran fisika, menumbuhkan motivasi guru mengembangkan proses pembelajaran dikelas, terciptanya suasana belajar yang konduktif dan inovatif disekolah serta tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif disekolah.
G. Definisi Operasional Untuk menghindari pemahaman yang meluas, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah terhadap judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah : 1. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang
8
diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.6 2. Hasil belajar merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam menerima semua pembelajaran yang diberikan. Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir, maupun keterampilan motorik. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.7 3. Model Berpikir induktif Model pembelajaran berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi.8 Model pembelajaran berpikir induktif termasuk model pembelajaran yang termasuk
kedalam
model
pemprosesan
informasi,
dimana
siswa
memberikan respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbalnon verbal.9
6
Tim redaksi, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011. H, 400 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h.3 8 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran,,, h. 75 9 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 158.
9
4. Model pembelajaran Guided Discovery adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang sturuktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang di pelajarai, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar (pembelajaran sebanarnya terjadi melalui penemuan pribadi).
H. Sistematika penulisan Sistematika penulisan skripsi menggunakan penelitian kuantitatif, dengan sistematika sebagai berikut :10 Bab I
: Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang, rumusan masalah, hipotesis penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.
Bab II
: Kajian Pustaka, terdiri dari deskripsi teoritik, model pembelajaran yaitu
model
pembelajaran
berpikir
induktif
dan
model
pembelajaran guided discovery, dan pada materi Rotasi benda tegar Bab III
: Metode Penelitian, terdiri dari jenis dan metode penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, teknik analisis data dan hasil uji coba. Bab IV
: Hasil Penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi data awal penelitian dan hasil penelitian sedangkan
10
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Palangka Raya, Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 54
10
Pembahasan hasil penelitian terdiri dari pembahasan hasil penelitian. Bab V
: Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka : Berisi literatur-literatur yang digunakan dalam penulisan skripsi