BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang, termasuk ilmu pendidikan. IPTEK tidak terlepas dari peran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menopang perkembangan IPTEK tersebut. Lembaga pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan SDM. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila bidang pendidikan mendapat perhatian, penanganan dan prioritas yang baik dari pemerintah, masyarakat maupun para pengelola pendidikan. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, perlu terus berupaya mengejar ketinggalannya di bidang IPTEK. Langkah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan lembaga untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas sehingga mampu menghadapai berbagai macam permasalahan pembangunan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, di dalamnya
terjadi proses belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar terdapat tiga komponen yaitu pengajar (guru), bahan ajar (materi), dan yang diajar (siswa). Dalam posisi itu , peran guru sangat penting karena ia berfungsi sebagai komunikator yaitu menyampaikan pesan (materi) kepada siswa untuk diadopsi sebagai bekal dalam kehidupannya. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien, dan tepat pada tujuan yang diharapkan. Salah satu strategi itu ialah guru harus menguasai teknik1
2
teknik penyajian materi, atau biasanya disebut metode pembelajaran. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu metode ceramah, ekspositori, demonstrasi, drill, latihan, tanya jawab, penemuan, pemecahan masalah, inkuiri, laboratorium, kegiatan lapangan, permainan dan resitasi (penugasan). Pemilihan metode pembelajaran perlu memperhatikan beberapa hal, seperti materi yang disampaikan, tujuan, waktu yang tersedia, siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Teknik pendekatan pembelajaran merupakan faktor penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Kurang tepatnya seorang guru dalam memilih suatu teknik pendekatan
pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar, yang akhirnya akan bermuara pada ketidakoptimalan prestasi belajar siswa. Hal itu karena teknik pendekatan pembelajaran merupakan cara yang tepat dan telah direncanakan dengan baik oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus dapat memilih dan menggunakan teknik pendekatan yang tepat untuk menyampaikan materi kepada siswa. Belajar IPA pada dasarnya merupakan belajar konsep, sedangkan konsep-konsep dasar IPA merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Pembelajaran IPA harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum ke hal-hal yang lebih khusus. Selain itu pembelajaran IPA harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep. Suatu konsep harus diajarkan lebih dulu jika konsep itu akan diperlukan pada pembelajaran konsep berikutnya.
3
Standar Kompetensi mata pelajaran Sains di SD/MI adalah: 1.
Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,bertanya, bekerjasama, dan peka terhadap makhluk hidup dan lingkungan.
2.
Mampu menerjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.
3.
Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana dalam lingkup pengalamannya.
4.
Mampu memanfaatkan sains dan merancang/membuat produk teknologi sederhana dengan menerapkan prinsip sains dan mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan sekolah serta memiliki saran/usul untuk mengatasi dampak negatif teknologi di sekitar rumah dan sekolah. Untuk meningkatkan pemahaman konsep itu diperlukan latihan
memecahkan persoalan yang berkaitan dengan konsep itu. Ini berarti guru dituntut untuk memberikan latihan dan tugas serta siswa harus bersedia untuk mengerjakan tugas dan latihan tersebut. Dengan demikian belajar IPA tidak hanya mendengarkan guru menerangkan di depan kelas saja namun kegiatan belajar IPA mencakup kegiatan di rumah, di perpustakaan, di laboratorium, dan kegiatan lain yang memberikan dukungan pada pemahaman konsep. Pada jenjang pendidikan SD, materi yang diajarkan pada kelas IV adalah Organ Tubuh Manusia, Bagian Tumbuhan dan Fungsinya, Hewan dan Makanannya, Daur Hidup Hewan, Hubungan Mahluk Hidup dan Lingkungannya, Benda dan Sifatnya, Gaya, Benda Energi dan Kegunaannya, Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Lainnya, Pengaruh Perubahan Fisik terhadap
4
Daratan, Sumber Daya Alam dan Masyarakat, Pada subpokok bahasan Tumbuhan dan Bagiannya, keaktifan siswa sangat diperlukan karena banyak menuntut siswa untuk dapat mengonstruksikan dan memahami materi secara mendalam. Materi ini bukan materi hafalan sehingga jika siswa belum memahami konsepnya maka siswa akan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah salah satu teknik pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktifkan belajar siswa, karena pendekatan pembelajaran Kontekstual bersentuhan langsung dengan kehidupan nyata sehari – hari yang ada dalam lingkungan tempat tinggal siswa. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan dan tidak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Dalam proses belajar mengajar, faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa misalnya kemampuan awal yang dimiliki siswa. Kemampuan awal tiap-tiap siswa tentunya berbeda antara siswa satu dengan yang lain. Perbedaan kemampuan siswa akan menimbulkan adanya perbedaan penerimaan materi pelajaran dan perbedaan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi, penulis menemukan kondisi guru belum bisa memilih metode pembelajaran yang bervariasi, penggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang kurang memadai, sehingga diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut pada materi Tumbuhan dan Bagiannya adalah 57,01. Nilai itu adalah kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 64. Berdasarkan
5
hal tersebut di atas terdapat permasalahan dalam pencapaian hasil belajar siswa pada materi Tumbuhan dan Bagiannya. Berangkat dari hal tersebut penulis menyusun skripsi ini dengan Judul, ”Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Mengenai Tumbuhan dan Bagiananya Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut. “ B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diungkap dalam penelitian ini yaitu : Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat dalam pembelajaran IPA materi Tumbuhan dan Bagiannya melalui pendekatan kontekstual? Agar penelitian ini menjadi terarah, maka rumusan masalah diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada subpokok bahasan Tumbuhan dan Bagiannya melalui pendekatan pembelajaran kontekstual di kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut?
2.
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada subpokok bahasan Tumbuhan dan Bagiannya melalui pendekatan pembelajaran kontekstual di kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut?
3.
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada
subpokok bahasan
Tumbuhan dan Bagiannya melalui pendekatan pembelajaran kontekstual di kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut : a. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPA pada subpokok bahasan Tumbuhan
dan
Bagiannya
melalui
pendekatan
pembelajaran
kontekstual di kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut. b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA pada subpokok bahasan Tumbuhan
dan
Bagiannya
melalui
pendekatan
pembelajaran
kontekstual di kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut. c. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA subpokok bahasan Tumbuhan dan Bagiannya melalui pendekatan pembelajaran kontekstual di kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa 1) Dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam mengembangkan pengetahuan kemampuan dan meningkatkan prestasi belajar siswa b. Bagi Guru 1) Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalisme guru. 2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada
guru,
orang
tua
agar
dapat
mengembangkan program pembelajaran.
meningkatkan
dan
7
3) Memberikan informasi kepada guru atau calon guru IPA dalam menentukan teknik pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat
dijadikan
alternatif
lain
selain
teknik
pendekatan
konvensional yang dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa. c.
Bagi Peneliti Sebagai bahan pertimbangan dan masukan atau referensi untuk meneliti pada mata pelajaran lain atau permasalahan lain yang prosedur penelitiannya hampir sama.
d. Bagi Pengajar IPA Menambah
referensi
bagi
pengembangan
pengajaran
dan
pengembangan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam D. Hipotesis Tindakan Kelas Hipotesis
tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kontekstual pada pembelajaran IPA subpokok bahasan Tumbuhan dan Bagiannya dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Limbangan Timur I Kabupaten Garut. E. Definisi Operasional 1.
Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2002:1).
8
2. Pembelajaran Secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. 3. Pemahaman siswa kelas IV SDN Limbangan Timur I Ditunjukkan dengan hasil belajar pada materi Tumbuhan dan bagiannya F. Metode Penelitian Kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas (Clasroom action research) atau disingkat PTK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Alur penelitain yang dilakukan pada PTK disesuaikan dengan model yang dikemukan oleh Kemmis dan Mc. Tanggar, 1982 dalam Kasihani Kasbollah, 1997/1998. Dalam pelaksanaan penelitian dibuat dalam beberapa siklus untuk mempermudah langkah penelitian, mulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi pustaka, observasi awal, merencanakan tindakan dengan menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan kesatu, kemudian merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi maka diperbaiki pada siklus berikutnya. Sedangkan dalam proses
pembelajarannya
kontekstual.
penulis
menerapkan
pendekatan
pembelajaran