BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab, dalam pembangunan bangsa baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kepribadian sebagai sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap serta dapat mandiri dan bertanggung jawab menjadi seorang individu yang baik. Peningkatan sumber daya manusia berdampak pada tercapainya masyarakat yang sejahtera. Pernyataan tersebut sesuai dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 (2006:11), yaitu sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional direalisasikan dari misi pemerintah yang menyelenggarakan pendidikan melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang dilaksanakan
1
2
secara terstruktur dan berjenjang mulai dari pendidikan dasar, menengah sampai dengan perguruan tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (BPP) merupakan lembaga pendidikan formal menengah yang memiliki tujuan seperti yang tercantum dalam kurikulum SMK BPP (2009:1), yaitu sebagai berikut: Tujuan SMK BPP menghasilkan lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan seni, agar kompeten dalam: 1. Keahlian dan keterampilan dalam Program Keahlian Tata Busana, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. 2. Memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan sikap profesional dalam program keahlian tata busana. 3. Ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan. Sejalan dari tujuan di atas, maka Sekolah Menengah Kejuruan Balai Perguruan Putri (BPP) membekali peserta didik dengan 3 kelompok program kompetensi, yaitu program adaptif, normatif dan produktif. Standar kompetensi membuat hiasan busana merupakan salah satu standar kompetensi produktif yang wajib ditempuh oleh peserta didik. Materi pembelajaran membuat hiasan pada Busana diajarkan secara teori dan praktek di kelas X sampai dengan kelas XII. Tujuan standar kompetensi Membuat Hiasan pada Busana yang tercantum dalam Silabus Program Keahlian Tata Busana SMK Balai Perguruan Putri (2009:33) yaitu setelah mengikuti proses pembelajaran membuat hiasan pada Busana diharapkan peserta didik memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai alat dan bahan pembuatan hiasan busana, pembuatan desain hiasan busana, teknik
3
pembuatan hiasan, pola peletakan dan pola hiasan, dapat mengidentifikasi hiasan busana, membuat hiasan pada busana. Proses kegiatan belajar membuat hiasan busana bila diikuti dengan baik dan sungguh-sungguh oleh para peserta didik akan memberikan dampak yang positif dapat dilihat dari perubahan tingkah laku peserta didik mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nana Sudjana (2001:2) yaitu “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Sejalan dengan pendapat di atas hasil belajar yang ditempuh pada standar kompetensi Membuat Hiasan pada Busana dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif yang berkaitan dengan kemampuan penguasaan pengetahuan tentang memahami konsep desain hiasan busana, pembuatan desain hiasan busana, pengetahuan alat dan bahan membuat hiasan busana, macammacam tusuk hias dasar, pengetahuan karakteristik dari sulaman bayangan, fantasi, inkrustasi, aplikasi, sulaman pita dan lekapan benang yang akan diterapkan pada busana muslimah. Aspek afektif yang meliputi perubahan sikap dalam menerima kemampuan,
menanggapi,
ketekunan,
ketelitian,
kecermatan,
kehati-hatian,
kesungguhan dan ketekunan dalam membuat hiasan busana busana muslimah. Aspek psikomotor yang meliputi penguasaan keterampilan dalam membuat motif hias busana, keterampilan membuat macam-macam tusuk hias dasar, terampil membuat sulaman bayangan, inkrustasi, aplikasi, sulaman pita dan lekapan benang yang akan diterapkan pada busana muslimah. Hasil belajar tersebut dapat memberikan nilai
4
positif berupa perubahan tingkah laku menyeluruh yang dapat dilihat melalui hasil belajar yang dimilikinya, serta dituntut dapat mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dan menerapkan hiasan pada busana khususnya pada pembuatan hiasan busana wanita hal ini sejalan dengan hasil penelitian Asri K. (2010:103) “Hasil belajar Membuat Hiasan Busana memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan pembuatan hiasan busana sehingga. Busana wanita merupakan salah satu standar kompetensi kejuruan tata busana. Standar kompetensi ini mempelajari tentang mengelompokan macam-macam busana wanita, memotong bahan, menjahit busana wanita, menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan, menghitung harga jual dan melakukan pengepresan. Produk busana wanita tersebut perlu mendapat sentuhan keindahan melalui pembuatan hiasan yang diterapkan pada bagian-bagian busana tertentu sesuai dengan kebutuhan dan jenis busana wanita. Permasalahan di atas sangat erat kaitannya dengan ilmu yang penulis tekuni, karena sebagai calon pendidik atau guru dalam bidang tata busana penulis ingin mengetahui bagaimana peserta didik dapat menerapkan hasil belajar membuat hiasan busana. Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk mengungkapkan hal-hal yang mempengaruhi penerapan hasil belajar membuat hiasan busana, agar dapat dilihat sejauh manakah peserta didik tersebut dapat menerapkan materi yang diajarkan oleh guru. Penerapan hasil belajar membuat hiasan busana ditunjukan dari penguasaan materi dan keterampilan dalam membuat hiasan busana yang akan diterapkan pada pembuatan hiasan busana muslimah.
5
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Membuat hiasan busana merupakan salah satu standar kompetensi kejuruan tata busana yang dapat membekali peserta didiknya terampil dan kreatif dalam membuat hiasan busana yang dapat diterapkan pada busana. Ruang lingkup materi membuat hiasan busana pada kelas X-XII ini mencakup meteri teori dan materi praktek. Materi teori antara lain: persiapan tempat dan alat kerja sesuai dengan K3 (keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja), dasar-dasar desain hiasan busana mengidentifikasi hiasan busana, macam-macam tusuk hias dasar dan macam-macam teknik menghias busana seperti sulaman lekapan benang, sulaman aplikasi, sulaman pita, sulaman fantasi, sulaman inkrustasi, sulaman bayangan, sulaman tusuk silang, sulaman richelieu, smok jepang, smok inggris, sulaman burci, sulaman inggris, sulaman matelase, sulaman janina. Dikarenakan keluasan materi pelajaran membuat hiasan busana maka dalam pembahasan dalam skripsi ini akan dibatasi pada materi membuat hiasan busana pada kelas X yang mempelajari alat dan bahan membuat hiasan busana, konsep desain hiasan busana, dasar-dasar desain hiasan busana, macam-macam tusuk hias dasar dan macam-macam teknik menghias busana seperti sulaman lekapan benang, sulaman aplikasi, sulaman pita, sulaman fantasi, sulaman inkrustasi, sulaman bayangan. Pembuatan hiasan busana wanita merupakan salah satu materi praktek pada tugas standar kompetensi Membuat Busana Wanita dengan kompetensi dasar menyelesaikan
busana
wanita
dengan
jahitan
tangan.
Kompetensi
dasar
menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan bertujuan agar peserta diklat
6
mampu mengembangkan kreativitas dalam menerapkan berbagai hiasan dan terampil dalam memilih dan menghias kain yang dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pada umumnya hiasan busana wanita menggunakan tusuk hias dasar yang lebih bervariasi dan sulaman dengan motif beraneka ragam sesuai dengan kesempatan penggunaannya, dikarenakan busana wanita memiliki berbagai macam jenisnya maka penulis akan batasi pada pembuatan hiasan busana pada pembuatan hiasan busana muslimah. Hasil belajar membuat hiasan busana yang meliputi penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan membuat hiasan pada busana dapat diterapkan pada pembuatan hiasan busana wanita muslimah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka identifikasi masalah perlu ditentukan terlebih dahulu untuk memudahkan dan mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Peserta didik dapat menerapkan hasil belajar membuat hiasan busana yang menjadi bekal untuk pembuatan hiasan busana wanita. hasil belajar membuat hiasan busana ditinjau dari beberapa aspek yaitu: a. Penerapan hasil belajar membuat hiasan busana pada Aspek kognitif yang berkaitan dengan kemampuan penguasaan pengetahuan tentang memahami konsep desain hiasan busana, memahami pembuatan desain hiasan busana, pengetahuan pengetahuan alat dan bahan membuat hiasan busana, macam-macam tusuk hias dasar, pengetahuan karakteristik dari sulaman bayangan, fantasi, inkrustasi,
7
aplikasi, sulaman pita dan lekapan benang yang akan diterapkan pada busana muslimah. b. Penerapan hasil belajar membuat hiasan busana pada pembuatan hiasan busana wanita dari aspek afektif yang meliputi perubahan sikap dalam menerima kemampuan, menanggapi, ketekunan, ketelitian, kecermatan, kehati-hatian, kesungguhan dan ketekunan dalam membuat hiasan busana muslimah. c. Penerapan hasil belajar membuat hiasan pada pembuatan hiasan busana wanita dari aspek psikomotor yang meliputi penguasaan keterampilan dalam membuat motif hias busana, keterampilan membuat macam-macam tusuk hias dasar, terampil membuat sulaman bayangan, inkrustasi, aplikasi sulaman pita dan lekapan benang yang akan diterapkan pada busana muslimah. Penelitian ini penulis merumuskan masalah penelitian agar terdapat kejelasan dan tujuan masalah yang akan dicapai. Menurut Sugiyono (2010:56) menyatakan bahwa: “Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penerapan hasil belajar membuat hiasan busana pada pembuatan hiasan busana wanita?”. C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah dan usaha yang tepat guna mencapai tujuan dalam penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
8
1. Memperoleh data tentang hasil belajar “membuat hiasan busana” pada pembuatan hiasan busana wanita ditinjau dari: a Aspek kognitif yang berkaitan dengan kemampuan penguasaan pengetahuan tentang memahami konsep desain hiasan busana, memahami pembuatan desain hiasan busana, pengetahuan pengetahuan alat dan bahan membuat hiasan busana, macam-macam tusuk hias dasar, pengetahuan karakteristik dari sulaman bayangan, fantasi, inkrustasi, aplikasi, sulaman pita dan lekapan benang yang akan diterapkan pada busana muslimah. b. Aspek afektif yang meliputi perubahan sikap dalam menerima kemampuan, menanggapi, ketekunan, ketelitian, kecermatan, kehati-hatian, kesungguhan dan ketekunan dalam membuat hiasan busana muslimah. c. Aspek psikomotor yang meliputi penguasaan keterampilan dalam membuat motif hias busana, keterampilan membuat macam-macam tusuk hias dasar, terampil membuat sulaman bayangan, inkrustasi, aplikasi, sulaman pita dan lekapan benang yang akan diterapkan pada busana muslimah. 2. Memperoleh data tentang bagaimana penerapan hasil belajar “membuat hiasan busana” pada pembuatan hiasan busana wanita. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada pembuatan hiasan busana yang akan diterapkan pada pembuatan hiasan busana wanita.
9
2.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang diberikan rekomendasi dalam upaya merespon kebutuhan belajar bagi peserta didik dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar, pengembangan materi pembelajaran dan proses pembelajaran “Membuat hiasan busana” sehingga dapat diterapkan pada pembuatan hiasan busana wanita.
E. Struktur Organisasi Struktur organisasi ini terdiri dari lima bab yaitu: Bab I pendahuluan, berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II kajian pustaka, berisi tentang gambaran standar kompetensi membuata hiasan busana, tujuan standar kompetensi membuata hiasan busana, materi pembelajaran membuat hiasan busana, penerapan hasil belajar membuat hiasan busana, penerapan pembuatan hiasan busana dengan menggunakan sulaman untuk busana muslimah. Bab III metodologi penelitian, berisi tentang lokasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan dan saran.